Anda di halaman 1dari 10

Analisis Produktifitas Sentra I ndustri T epung

T apioka di W ilayah Kabupaten Kediri dengan


M odel M undel dan Craig-Harris

Lilia Pasca Riani


Universitas Nusantara PGRI Kediri
Email : bungalilia@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini merupakan studi kasus dengan obyek penelitian pada sentra industri kecil
pengolahan tepung tapioka yangberlokasi di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Tujuan penelitian
adalah membandingkan pengukuran produktifitas menggunakan model Mundel dan Model Craig-Harris.
Teknik analisa data terdiri dari empat tahapan, yaitu 1) mengklasifikasikan input, 2) mengukur produktivitas
menurut Model Mundel, 3) menukur produktivitas Model Craig-Harris, kemudian 4) membandingkan
kedua hasil perhitungan. Hasil yang diperoleh adalah bersifat saling melengkapi, pada model Mundel,
perhitungan berbasis indeks atau rasio antara produktivitas periode dasar dan periode yang berlaku,
sedangkan Model Craig-Harris mengukur produktivitas berbasis selisih antara periode dasar dan periode
yang berlaku. Adapun semua komponen input hasilnya sama antara perhitungan indeks produktivitas
menurut Model Mundel dan menurut Model Craig-Harris. Meskipun begitu terdapat beberapa perbedaan
angka hasil perhitungan, antara lain untuk input material sama sama diartikan menurun tetapi angkanya
berbeda, yaitu sebesar 34,9% pada Model Mundel, dan 34% pada Model Craig-Harris; input tenaga kerja
meningkat sebesar 25,6% pada Model Mundel dan 37% pada Model Craig-Harris; Input energy meningkat
sebesar 13,9% pada Model Mundel dan 71% pada Model Craig-Haris; Input Modal sama-sama mengalami
peningkatan sebesar 28% baik pada Model Mundel maupun Model Craig-Harris; sedangkat produktivitas
total mengalami penurunan sebesar 18,7% pada Model Mundel dan sebesar 19% pada Model Craig-
Harris.
Kata Kunci : Usaha Tepung Tapioka, Produktifitas, Model Mundel, Model Craig-Harris

Produk olahan pertanian dan bahan ketela pohon diolah menjadi bahan dasar
pangan merupakan komoditas unggulan dari pangan.
Kabupaten Kediri, karena kondisi lahan Singkong atau ubi kayu atau ketela pohon
pertanian dan perkebunan yang luas dan subur merupakan komoditi mayoritas perkebunan
di lereng gunung Kelud. Jika dibandingkan rakyat di Kabupaten Kediri, dapat diolah
dengan kota-kota lain di Propinsi Jawa Timur, menjadi berbagai produk makanan, tekstil, dan
pertumbuhan investasi di sektor industri farmasi. Industri pengolahan makanan ber-
berskala besar tergolong lambat. Pemerintah bahan dasar singkong memiliki aneka ragam
daerah beserta jajaran terkait lebih mem- jenis, mulai dari makanan tradisional seperti
prioritaskan pertumbuhan ekonomi di sektor getuk, timus, gemblong, dan keripik. Pada
pertanian dan industri pengolahan bahan dasar dasarnya pengolahan singkong dapat digolong-
pangan dari perkebunan rakyat. Hasil per- kan menjadi tiga, yaitu hasil fermentasi sing-
kebunan berupa singkong atau ubi kayu atau kong (t ape/peuyem), singkong yang

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 115


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong atau sahaan. Penelitian ini akan membahas pengu-
tepung tapioka (tepung kanji). kuran produktivitas kerja pada sentra industry
Di Kecamatan Tarokan terdapat 44 Home tepung tapioka di Kabupaten Kediri dengan
Industry yang mengolah hasil perkebunan membandingkan dua model, yaitu Model
rakyat ketela pohon menjadi tepung tapioka Mundel dan Model Craig-Harris.
(Kedirikab.go.id). Kecamatan Tarokan, tepat-
nya di Desa Bulusari merupakan salah satu dari Konsep Produktifitas
sentra industri krupuk “Kali” atau kerupuk Heizer dan Render (2009 : 18) menge-
“Upil” atau masyarakat sekitar menyebutnya mukakan bahwa “proses pembuatan barang dan
“Opak Kali”. Produk krupuk ini sudah dikenal jasa memerlukan transformasi sumber daya.
diberbagai kalangan, di sekitar Kabupaten Semakin efisien kita melakukan perubahan ini,
Kediri, bahkan area pemasarannya sudah kita menjadi semakin produktif dan nilai yang
sampai luar propinsi dan luar pulau jawa. ditambahkan pada barang dan jasa yang
Tepung tapioka merupakan bahan dasar dihasilkan menjadi lebih tinggi”.
pembuatan krupuk juga di produksi di wilayah Menurut Pribadiyono (2006) produk-
tersebut.Menurut Koordinator PPL (Petugas tifitas merupakan suatu istilah yang seringkali
Penyuluh Lapangan) seperti dikutip dalam si- disama artikan dengan kata produksi. Dalam
tus resmi pemerintah Kabupat en Kediri kenyataannya, antara produktifitas dan pro-
(kedirikab.go.id), menjelaskan bahwa pengu- duksi mempunyai arti yang berbeda. Karena
saha tepung tapioka di desa Bulusari ini mampu pada saat produksi tinggi belum tentu produk-
menghasilkan 5 – 8 ton tepung tapioka perhari. tifitasnya juga tinggi, bisa jadi produktifitasnya
Meskipun bahan baku singkong atau ketela semakin rendah. Tinggi rendahnya suatu
pohon mayoritas harus didatangkan dari produktifitas berkaitan dengan efisiensi dan
kecamatan lain, seperti kecamatan Kandat, penggunaan sumber-sumber daya (input) dalam
Kecamatan Badas, Kecapatan Puncu, dan menghasilkan suatu produk atau jasa. Dengan
Kecamatan Wates di lereng sekitar Gunung demikian dapat dikatakan bahwa produktifitas
Kelud. berkaitan dengan edisiensi penggunaan input
Proses produksi tepung tapioka di dalam memproduksi output (barang dan/atau
Kecamatan Tarokan mengalami berbagai jasa).
kendala, seperti harga bahan baku singkong Produktifitas (Heizer dan Render 2009 :
semakin mahal, upah kerja yang tidak 18) merupakan rasio perbandingan antara out-
sebanding dengan peningkatan harga jual put (hasil dari proses yakni barang, atau jasa,
membuat margin laba semakin tipis, dan atau keduanya) dibagi dengan input (pengor-
penggunaan teknologi tradisional dengan banan yang telah dilakukan yakni sumber-
mengandalkan sinar matahari, sehingga perlu sumber daya seperti tenaga kerja, modal,
efektifitas dan efisiensi yang tinggi agar usaha teknologi, energi, dan bahan baku). Dengan
ini tetap berlangsung. Salah satu cara untuk kata lain bahwa produktifitas memiliki dua
mengukur dan memprediksi tingkat efektifitas dimensi. Dimensi pertama adalah efektifitas
dan efisiensi kerja adalah menerapkan konsep yang mengarah kepada pencapaian target yang
produktifitas. berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
Terdapat banyak cara dalam mengukur Dimensi kedua adalah efisiensi yang berkaitan
produktivitas kerja yang masing-masing dengan upaya membandingkan input dengan
memiliki fungsi dan sudut pandang yang realisasi penggunaannya atau bagaimana
berbeda, disesuaikan dengan kondisi peru-

116 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2005).
Berikut adalah gambar keterkaitan antara
efisiensi, efektifitas, kualitas, dan produktifitas
:

Dari ketiga cara pengukuran produktifitas


diatas kesemuanya sangat bermanfaat untuk
mengetahui kondisi dari keefektivan dan
efisiensi sebuah perusahaan. Hasil perhitungan
yang menunjukkan angka yang tinggi
(mendekati 100%) bukan menjadi jaminan
perusahaan tersebut sudah berjalan baik. Salah
satu cara yang digunakan adalah dengan
Peningkatan Produktifitas membandingkan angka hasil perhitungan
tersebut dengan hasil di periode sebelumnya
Menurut Haizer dan Render (2009), atau membandingkan dengan perusahaan lain
peningkatan produktifitas dapat dilakukan yang sejenis. Apabila angka menunjukkan hal
dengan 4 cara, yaitu : yang lebih tinggi dari sebelumnya atau dari
1. Jumlah output yang dihasilkan sama, pesaingnya, maka produktifitas perusahaan
dengan input atau sumber daya yang tersebut tergolong tinggi/baik.
digunakan yang semakin menurun atau Model Pengukuran Produktifitas
berkurang menurut Marvin E. Mundel
2. Jumlah output yang dihasilkan meningkat, Model Mundel merupakan salah satu
dengan input atau sumber daya yang model yang popular untuk mengukur
digunakan sama. produktivitas industri pengolahan di sektor
3. Jumlah output yang dihasilkan dan input mikro, kecil, dan menengah. Model ini
at au penggunaan sumber daya yang diperknalkan oleh Marvin E. Mundel (1978)
digunakan sama sama meningkat, tetapi seperti dikutip oleh Masharyono, dkk (2011)
peningkatan output yang dihasilkan lebih mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks
besar dibandingkan dengan peningkatan produktivitas, yaitu
jumlah input yang digunakan
4. Jumpat output yang dihasilkan dan input
yang digunakan sama sama menurun, tetapi
penurunan inputyang digunakan besarnya
lebih besar dibandingkan dengan penu-
runan output yang dihasilkan.
Dimana : IP = Indeks Produktivitas
Pengukuran Produktifitas AOMP = Output Agregat untuk periode yang
Pengukuran produktifitas ada 3 cara, diukur
yakni produktifitas total, produktifitas faktor AOBP = Output agregat untuk periode dasar
tunggal, dan produktifitas multifaktor (Hatten, RIMP = Input-input untuk periode yang diukur
2011 : 464; dan Heizer & Render, 2009:21). RIBP = Input-input untuk periode dasar
Berikut adalah persamaannya:
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 117
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Model Pengukuran Produktivitas menurut METODE
Craig - Harris Desain Penelitian
Model pengukuran produktivitas ini Desain penelitian ini menggunakan me-
merujuk pada pengukuran produktivitas total tode studi kasus dengan analisis perbandingan
yang dapat menggambarkan tingkat efisiensi pengukuran produktifitas Model Mundel dan
dan pertumbuhan perusahaan secara Model Craig-Harris, yaitu mengambil suatu
keseluruhan dengan mengasumsikan bahwa masalah kemudian menganalisisnya sesuai
tujuan perusahaan berorientasi pada profit dengan teori yang ada.
maksimum (Setiadi, dkk, 2014). Menurut Craig
dan Harris (1973) seperti dikutip oleh Setiadi, Obyek dan Sampel Penelitian
dkk (2014), produktivitas total diformulasikan
sebagai berikut : Obyek penelitian dalam artikel ini adalah
Sentra Pengolahan Tepung Tapioka di Desa
Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten
Kediri. Penentuan sampel penelitian ini dila-
Dimana : Pt = Produktivitas Total kukan secara purposiveyaitu 4 Home Industry
Qt = Output Total pengolahan tepung tapioka milik Bapak
L = Labor Input (tenaga kerja) Slamet, Bapak Komari, Bapak Sobirin, dan
C = Capital Input (Modal) Bapak Parlan dengan pertimbangan bahwa ke
R = Raw Material input (bahan baku) empat pemilik tersebut memiliki hasil produksi
Q = Miscellaneus Input (Input lainnya) yang lebih banyak.

Sedangkan nilai produktivitas parsial Teknik Pengumpulan Data


diukur berdasarkan masing-masing input yang
Data yang digunakan adalah data primer
digunakan. berikut adalah perumusannya
dan data sekunder. Data primer diperoleh
1. Nilai produktifitas parsial untuk input bahan
dengan wawancara langsung dengan pemilik
baku :
Home Industry tepung tapioka Bapak Slamet,
Bapak Komari, Bapak Sobirin, dan Bapak
Parlan. sedangkan data sekunder diperoleh
2. Nilai produktivitas parsial untuk input tenaga melalui instansi pemerintah kabupaten Kediri,
kerja : Badan Pusat Statistik, dan Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Kediri.

Teknik Analisis Data


3. Nilai produktivitas parsial untuk input energi Tehnik yang digunakan dalam menga-
: nalisis data adalalah analisis deskriptif kuan-
titatif. Teknis analisis kuntitatif digunakan
untuk menghitung indeks produktifitas dan
4. Nilai produktivitas untuk input modal : nilai produktivitas yang selanjutnya akan
digunakan untuk menganalisis produktifitas
berdasarkan model Mundel dan Craig-Harris.
Berikut tahapannya :

118 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
1. Mengkasifikasikan komponen input b. Menghitung nilai produktivitas parsial
2. Mengukur produktivitas menurut Model setiap periode
Mundel dengan langkah-langkah sebagai c. Menent ukan peningkatan at au
berikut : penurunan nilai produktivitas
a. Menghitung indeks output 4. Melakukan analisa perbandingan kedua
b. Menghitung indeks input total model
c. Menghitung indeks input parsial
d. Menghitung indeks produktivitas HASIL & PEMBAHASAN
untuk masing-masing input Pemaparan Data Hasil Produksi Yang
e. Menent ukan peningkatan at au Dicapai Dan Sumber-Sumber Daya Yang
penurunan angka indeks produktifitas Dipakai
3. Mengukur produktivitas menurut Model Berikut adalah data Input – Output Pabrik
Craig-Harris dengan langkah-langkah pengolahan tepung tapioka di sentra UKM
sebagai berikut : pengolahan tepung tapioka di Kecamatan
a. Menghitung nilai produktivitas total Tarokan, Kabupaten Kediri dari tahun 2013 dan
setiap periode 2014.

Tabel 1. Data Rata-rata Ouput – Input ke empat UKM Pabrik Tepung Tapioka

Periode Tahun 2013 Periode Tahun 2014


Komponen
(Tahun Dasar) (Tahun Berlaku)
Analisa
Kuantitas Harga Jumlah (Rp) Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Output
Tepung
Tapioka (Kg 250.400 3.600 901.440.000 348.900 3.800 1.325.820.000
per tahun)
Input
Material
Singkong (Kg 695.000 440 305.800.000 812.000 850 690.200.000
Per tahun)
Tenaga Kerja 14 9.984.000 139.776.000 15 9.984.000 149.760.000
Energi
Listrik 9711 915 8.885.565 9910 915 9.067.650
Solar 2.660,5 7000 18.623.500 3111,5 8500 26.447.750
Total Energi 27.509.065 35.515.400
Modal
Karung Goni
5010 600 3.006.000 6990 800 5.592.000
(Pcs)
Benang Wol
16.000 1.700 27.200.000 17.000 1.700 28.900.000
(Meter)
Total Modal 30.006.000 34.492.000
Total Input 503.067.065 909.967.400

Sumber : Data primer, diolah 2015

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 119


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel diatas merupakan pemaparan data
mentah mengenai perhitungan total output yang
diperoleh dari kuantitas output dikalikan
dengan harga produk per Kg. Sedangkan total
input diperoleh dari penjumlahan masing-
masing komponen input, yaitu material, tenaga
kerja, energi, dan modal.
d. Menghitung indeks produktivitas untuk
1. Mengklasifikasikan komponen input
masing-masing input, dengan cara mem-
Berikut adalah paparan tabel komponen bagi indeks output dengan indeks masing-
input yang telah diklasifikasikan : masing input

Tabel 2. Klasifikasi Input

No. Komponen Input Priode 2013 (Dasar) Periode 2014 (Berlaku)


1 Material 305.800.000 690.200.000
2. Tenaga Kerja 139.776.000 149.760.000
3. Energi 27.509.065 35.515.400
4. Modal 30.006.000 34.492.000
Total Input 503.067.065 909.967.400
Sumber : Data Primer, diolah 2015

Dilihat dari tabel diatas terjadi pening-


katan total input sebesar 81% total input dari
tahun 2013 ke tahun 2014. Hal ini disebabkan
adanya peningkatan yang signifikan pada
komponen input material dan tenaga kerja.

2. Mengukur produktivitas menurut


Model Mundel
a. Menghitung indeks output, dengan cara
membagi output periode berlaku dengan
output periode dasar
e. Menentukan peningkatan atau penurunan
angka indeks produktifitas
b. Menghitung indeks input total, dengan cara
membagi input total periode berlaku
dengan input total periode dasar

c. Menghitung indeks input parsial, yaitu


membagi masing-masing input periode
berlaku dengan masing-masing input
periode dasar

120 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel 3. Hasil Pengukuran Produktivitas Model dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan
Mundel penambahan biaya yang harus dikeluarkan
untuk membeli karung goni dan benang wol.
No Indeks Input Produktivitas Peningkatan/Penurunan
1. Material 0,651 -34,9 %
Sedangkan indeks produktifitas total in-
2. Tenaga Kerja 1,256 + 25,6 % put menunjukkan angka 0,813 berarti terjadi
3. Energi 1,139 + 13,9 % penurunan produktifitas total input sebesar
4. Modal 1,280 + 28%
18,7%, berarti adanya penambahan output
5. Input Total 0,813 -18,7 %
berupa kuantitas dan harga jualtepung tapioka
Sumber : Data primer diolah, 2015 yang lebih kecil dibandingkan dengan penam-
bahan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
Dari tabel 3 diatas, dapat diketahui indeks untuk membeli input atau sumber-sumber daya
produktifitas material menunjukkan angka yang dibutuhkan.
0,651 berarti terjadi penurunan produktifitas
untuk input material sebesar 34,9%, hal ini 3. Mengukur Produktivitas menurut
disebabkan karena terjadi peningkatan input Craig-Harris
material yang lebih besar dibandingkan dengan a. Menghitung nilai produktivitas total setiap
peningkatan output tepung tapioka. periode
Indeks produktifitas tenaga kerja me-
nunjukkan angka 1,256 berarti terjadi pening-
katan sebesar 25,6%, hal ini tampak pada terjadi
peningkatan output tepung tapioka yang lebih
besar dibandingkan dengan peningkatan input
tenaga kerja, atau dengan menambah jumlah
tenaga kerja sebanyak 1 orang dapat mem-
berikan kontribusi yang besar sehingga tepung
tapioka yang dihasilkan lebih banyak.
Indeks produktifitas energy menunjukkan
angka 1,139 berarti terjadi peningkatan sebesar
13,9%. Hal ini berarti dengan konsumsi energi
yang meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014,
terjadi penambahan biaya solar dan biaya
listrik, tetapi penambahan biaya-biaya tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan
output tepung tapioka yang dihasilkan. b. Menghitung nilai produktivitas parsial
Indeks produktifitas modal menunjukkan setiap periode
angka 1,280 artinya terjadi peningkatan
produktifitas modal sebesar 28%. Hal ini dapat Berikut adalah perhitungan nilai
di telusuri dari terdapat penambahan jumlah produktivitas parsial untuk masing-masing in-
karung goni dan benang wol yang dibutuhkan, put yang digunakan, dengan rumus
dan hargasatuannya juga bertambah tetapi :
penambahan output tepung tapioka yang

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 121


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Produktivitas Tabel 5. Hasil pengukuran nilai produktivitas
Parsial model Craig-Harris
Nilai Produktivitas
No. Komponen Nominal Nilai
Parsial
Rupiah Produktivitas No. Komponen Selisih
Tahun Tahun
Parsial 2013 2014
Periode Tahun 2013 1. Material 2,948 1,921 - 1,027 (34%)
1. Material 305.800.000 2,948 2. Tenaga Kerja 6,449 8,853 + 2,404 (37%)

2. Tenaga Kerja 139.776.000 6,449 3. Energi 21,769 37,331 + 15,562 (71%)


4. Modal 30,042 38,438 + 8,396 (28%)
3. Energi 27.509.065 21,769
5. Total 1,791 1,457 -0,334 (19%)
4. Modal 30.006.000 30,042
Periode Tahun 2014 Sumber : data primer diolah, 2015
1. Material 690.200.000 1,921
Dari tabel 3 diatas, dapat diketahui selisih
2. Tenaga Kerja 149.760.000 8,853
nilai produktifitas material antara tahun 2013
3. Energi 35.515.400 37,331
– 2014 menunjukkan angka – 1,027 berarti
4. Modal 34.492.000 38,438
terjadi penurunan produktifitas untuk input
material sebesar 34%
Sumber : data primer diolah, 2015 Selisih nilai produktifitas tenaga kerja
antara tahun 2013 – 2014 menunjukkan angka
c. Menentukan peningkatan atau penurunan + 2,404 berarti terjadi peningkatan sebesar 37%
nilai produktivitas Selisih nilai produktifitas energy antara
Tahap selanjutnya dalam model Craig-Har- tahun 2013 – 2014 menunjukkan angka +
ris adalah menentukan level peningkatan 15,562 berarti terjadi peningkatan sebesar 71%.
atau penurunan nilai produktivitas menurut Selisih Nilai produktifitas modal antara
model Craig-Harris. tahun 2013 – 2014 menunjukkan angka + 8,396
artinya terjadi peningkatan produktifitas modal
sebesar 28%.
Sedangkan selisih nilai produktifitas to-
tal inputantara tahun 2013 – 2014 menunjukkan
angka – 0,344 berarti terjadi penurunan
produktifitas total input sebesar 19%.

122 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
4. Melakukan analisa perbandingan kedua
model
Tabel 6. Perbandingan Hasil Pengukuran Produktivitas Model Mundel dan Model Craig-Harris
Periode Tahun 2013-2014

Hasil Pengukuran Produktivitas


Model Mundel Model Craig-Harris
No. Komponen Keterangan
Indeks Nilai
Prosentase Prosentase
Produktivitas Produktivitas
1. Output 1,471 + 47,1% - -
0,651 - 34,9 % - 1,027
2. Input Material 34% Sama Menurun
Input Tenaga 1,256 + 25,6 % + 2,404
3. 37% Sama Meningkat
Kerja
1,139 + 13,9 % + 15,562
4. Input Energi 71% Sama Meningkat

1,280 + 28% + 8,396


5. Input Modal 28% Sama Meningkat
0,813 - 18,7 % - 0,334
6. Input Total 19% Sama Menurun

Sumber : data primer diolah, 2015

Dari tabel diatas, terlihat perbedaan Mundel dan 37% pada Model Craig-Harris;
angka hasil perhitungan produktivitas. Menurut Input energy meningkat sebesar 13,9% pada
Mundel, hasil perhitungan disebut dengan Model Mundel dan 71% pada Model Craig-
indeks produtivitas yang diperoleh dari indeks Haris; Input Modal sama-sama mengalami
output dibagi dengan indeks input baik untuk peningkatan sebesar 28% baik pada Model
periode dasar (tahun 2013) maupun periode Mundel maupun Model Craig-Harris; sedang-
yang berlaku (tahun 2014), sedangkan kat produktivitas total mengalami penurunan
perhitungan produktivitas menurut Craig-Har- sebesar 18,7% pada Model Mundel dan sebesar
ris disebut dengan nilai produktivitas, yang 19% pada Model Craig-Harris.
diperoleh dari selisih antara hasil perhitungan
produktivitas periode berlaku (tahun 2014) SIMPULAN DAN SARAN
dikurangi dengan hasil perhitungan produk- Simpulan
tivitas periode dasar (tahun 2013).
Pada kolom keterangan menunjukkan Dari perhitungan produktivitas menurut
bahwa semua komponen input hasilnya sama Model Mundel dan Model Craig-Harris,
antara perhitungan indeks produktivitas terdapat persamaan hasil, yaitu pada produk-
menurut Model Mundel dan menurut Model tivitas parsial terdapat penurunan untuk input
Craig-Harris. Meskipun begitu terdapat material. Penurunan produktivitas parsial pada
beberapa perbedaan angka hasil perhitungan, input material nampaknya memiliki dampak
antara lain untuk input material sama sama yang sangat besar, terbukti bahwa hasil pro-
diartikan menurun tetapi angkanya berbeda, duktivitas untuk input total juga mengalami
yaitu sebesar 34,9% pada Model Mundel, dan penurunan, meskipun perhitungan produk-
34% pada Model Craig-Harris; input tenaga tivitas parsial untuk input yang lain mengalami
kerja meningkat sebesar 25,6% pada Model peningkatan.

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 123


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Adapun kedua model perhitungan Winarni, (2014). Analisis Pengukuran Pro-
produktivitas dalam penelitian ini bersifat duktivitas Dengan Menggunakan Model
saling melengkapi, pada model Mundel, Mundel dan APC [onlie] tersedia di
perhitungan berbasis indeks atau rasio antara :http://repository.akprind.ac.id/sites/files/
produktivitas periode dasar dan periode yang WINARNI%20%20IST%20AKPRIND.pdf
berlaku, sedangkan Model Craig-Harris [diakses tanggal 8 Februari 2015].
mengukur produktivitas berbasis selisih antara Muhaimin, Abdul Wahib, Prawiyanti, Ratna.
periode dasar dan periode yang berlaku. (2010). Strategi Pengembangan Agro-
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah industri Tapioka Pada Skala Usaha Kecil.
belum mencakup signifikansi pengaruh peru- Journal of Agricultural Socio-Econom-
bahan input terhadap perubahan output,
ics – AGRISE Volume X No. 3, Bulan
sehingga masih dapat diteliti pada penelitian
Agustus 2010. [online] tersedia di : http:/
selanjutnya.
/karyailmiah.fp.ub.ac.id/fp/index.php/
tag/abdul-wahib-muhaimin/ [diakses
Saran
tanggal 10 Februari 2015].
Saran bagi pemilik UKM pengolah Heizer, J., Render, B., (2009). Operations Man-
tepung tapioka yang diberikan adalah lebih agement, Buku 9, Jilid 1, Penerbit
efisien dalam menggunakan sumber-sumber Salemba Empat, Jakarta.
daya, terutama sumber daya yang terhitung Hatten, Timothy S., (2012). Small Business
menunjukkan produktifitas menurun seperti
Management : Entrepreneurship and Be-
material. Kontribusi sumberdaya ini sangat
yond, Fifth Edition, South-Western
besar sehingga menyebabkan produktifitas to-
Cengage Learning, Mason, USA.
tal mengalami penurunan. Lebih selektif dalam
www.kedirikab.go.id
memilih bahan baku sangat membantu efisiensi
terkait dengan kualitas bahan baku, harga bahan www.bi.go.id
baku, dan jumlah bahan baku yang dipakai. Pribadiyono, (2006). “Aplikasi Sist em
Pengukuran Produktifitas : Kaitannya
DAFTAR RUJUKAN dengan Pengupahan”, Jurnal Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM Bank In- Universitas Kristen Petra, Vol. 8, No. 2,
donesia (2009). Pola Pembiayaan Industri pp. 114-121.
Pengolahan Tepung Tapioka (online) Setiade, Ivan, Deoranto, Panji, Astuti, Retno.
tersedia di : http://www.bi.go.id/id/ (2014). “Analisis Produktivitas Sektor
umkm/kelayakan/pola-pembiayaan/ Kebun PT. Perkebunan Nusantara XII
industri/Document [diakses tanggal 8 (Persero) Wonosari Lawang Malang
Februari 2015]. Menggunakan Craig-Harris Productivity
Masharyono, et al (2010). Analisis Pengukuran Model”. [online] tersedia di : http://
Produktifitas Dengan Model American skripsitip.staff.ub.ac.idfiles201310/
Productivity Center (APC) dan Marvin Jurnal-Ivan-Setiadi.pdf [diakses tanggal
E. Mundel (Studi Kasus pada Bagian 10 Oktober 2015].
Pabrikasi PG. Madubaru Madukismo) Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia.
[online] tersedia di :https://www.acade- PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
mia . e d u / 8 0 5 3 1 5 5 / I N T 1 2 0 1 0 1 -
Jurnal_Inovasi_Industri_Vol_1_No._1_-
_3 [diakses tanggal 8 Februari 2015].

124 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen

Anda mungkin juga menyukai