Nur Laylah
Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
E-mail: nurlaylaharifin@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik industri, elastisitas
produksi dan pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap volume hasil produksi
pada industri pengolahan hasil perkebunan di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penggambaran karakteristik industri pengolahan hasil perkebunan dianalisis secara
deskriptif, sedangkan pengukuran elastisitas produksi, tingkat skala hasil dan pengaruh
faktor produksi terhadap volume hasil produksi menggunakan analisis kuantitatif
dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
ciri industri pengolahan hasil perkebunan merupakan industri kecil, sebagian besarnya
dikelola secara informal dengan menggunakan peralatan produksi yang relatif
sederhana dan jangkauan pemasarannya yang masih terbatas. Jumlah elastisitas
faktor-faktor produksi mencerminkan tingkat skala hasil yang meningkat kecuali pada
industri kopra tingkat skala hasilnya menurun. Rasio nilai produksi marginal dengan
harga masing-masing faktor produksi mengindikasikan bahwa penggunaan faktor-
faktor produksi belum berjalan secara efisien. Oleh karena itu, untuk mencapai
penggunaan faktor produksi yang efisien perlu dilakukan realokasi.
20
Nur Laylah. Karakteristik dan Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Volume
Hasil Produksi pada Industri Pengolahan Hasil Perkebunan di Kabupaten Kepulauan
Selayar
21
Agrokompleks, Volume 19, Nomor 2, Juni 2019 ISSN : 1412-811X
Tabel 1.Karakteristik industri pengolahan emping melinjo, minyak kelapa dan kopra
No Karakteristik Emping melinjo Minyak Kelapa Kopra
Industri
1. Skala usaha Industri kecil Industri kecil Industri kecil
2. Skala Industri kecil Industri kecil sentra Industri kecil lokal Industri kecil lokal
3. Permodalan Modal sendiri, Modal sendiri Modal sendiri
Pinjaman
4. Teknologi Sederhana Sederhana Sederhana
5. Pemasaran Wilayah Kab. Selayar Wilayah Kab. Selayar Surabaya
6. Penggunaan Keluarga Keluarga Keluarga
Tenaga Kerja
Sumber : data primer (diolah)
22
Nur Laylah. Karakteristik dan Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Volume
Hasil Produksi pada Industri Pengolahan Hasil Perkebunan di Kabupaten Kepulauan
Selayar
Makna dari hasil pengujian tersebut untuk menjaga agar proses produksi
di atas menunjukkan bahwa setiap tetap berlangsung.
penambahan atau pengurangan faktor Penambahan modal yang terjadi
produksi variabel X1 dan X2 akan tanpa diikuti dengan penambahan tenaga
mempengaruhi volume hasil produksi. kerja dan bahan baku, maka tidak akan
Sedangkan variabel X3 (modal), pada berpengaruh bagi peningkatan volume
posisi modal tersebut belum hasil produksi. Adanya variabel bebas
mempengaruhi secara nyata volume hasil atau faktor produksi yang tidak
produksi. Adanya variabel X3 (modal) berpengaruh menyebabkan model
yang tidak berpengaruh nyata terhadap tersebut tidak begitu tepat digunakan
volume hasil produksi mengindikasikan sebagai model penduga fungsi produksi.
bahwa dalam pelaksanaan proses Untuk itu dilakukan analisis regresi
produksi emping melinjo telah terjadi stepwise. Hasilnya menunjukkan bahwa
penggunaan modal secara berlebihan, variabel X3 (modal) perlu dikeluarkan dari
sementara volume produksi yang model tersebut, sehingga diperoleh hasil
dihasilkan tetap. Hal ini disebabkan harga fungsi produksi emping melinjo dengan
bahan baku yang tidak tetap yang kadang dua variabel bebas sebagai berikut :
murah, yaitu Rp. 4000/liter tetapi kadang
mencapai Rp. 7000/liter. Walaupun pada Ln Y = ln 0.137 + 0.893 ln X1 + 0.724 ln
saat harga bahan baku mahal, sebagian X2
produsen emping melinjo tetap membeli
23
Agrokompleks, Volume 19, Nomor 2, Juni 2019 ISSN : 1412-811X
24
Nur Laylah. Karakteristik dan Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Volume
Hasil Produksi pada Industri Pengolahan Hasil Perkebunan di Kabupaten Kepulauan
Selayar
Adanya variabel bebas yang tidak penggunaan faktor produksi tertentu agar
berpengaruh, menyebabkan model skala produksi yang optimum dapat
tersebut tidak tepat digunakan sebagai tercapai.
model penduga fungsi produksi. Untuk
itu, dilakukan analisis regresi stepwise. KESIMPULAN
Hasilnya menunjukkan bahwa variabel X2 Karakteristik industri pengolahan hasil
(tenaga kerja) dan X3 (modal) perlu perkebunan di Kabupaten Kepulauan
dikeluarkan dari model tersebut, sehingga Selayar sebagai berikut : industri
diperoleh hasil fungsi produksi kopra pengolahan hasil perkebunan yang
dengan satu variabel bebas sebagai memiliki unit usaha terbanyak dari 2244
berikut : unit usaha di Kabupaten Kepulauan
Selayar adalah kopra (62,61 %), minyak
Ln Y = ln -0.726+ 0.907 ln X1 kelapa (13,32 %) dan emping melinjo
(17,65 %). Semua industri tersebut
Bentuk persamaan tersebut bila tergolong industri kecil, dengan teknologi
ditransfer ke dalam bentuk fungsi yang sederhana. Sebagian besar
produksi Cobb-Douglas menjadi : diusahakan secara informal. Modal usaha
yang digunakan relatif terbatas dan lebih
Y = 0.4838 + ln X10.907 banyak berasal dari modal sendiri atau
pinjaman keluarga. Pemasaran hasil
Berdasarkan fungsi produksi tersebut produksi masih dalam jumlah dan
di atas, maka jumlah koefisien elastisitas jangkauan terbatas, hanya dalam wilayah
yang diperoleh adalah sebesar 0,907. Kabupaten Kepulauan Selayar, kecuali
Hasil ini menunjukkan skala hasil yang kopra pemasarannya di luar wilayah
menurun (decreasing return to scale). kabupaten yaitu umumnya ke kota
Artinya, apabila faktor produksi Surabaya.
bertambah 1 % maka pertambahan Analisis fungsi produksi industri
produksi hanya 0.907 %. Oleh karena itu pengolahan hasil perkebunan, diperoleh
perlu dilakukan pengurangan jumlah sebagai berikut :
25
Agrokompleks, Volume 19, Nomor 2, Juni 2019 ISSN : 1412-811X
DAFTAR PUSTAKA
a. Industri emping melinjo BPS Kabupaten Kepulauan Selayar,
Hasil analisis menunjukkan bahwa 2018. Kabupaten Kepulauan
faktor-faktor produksi secara simultan Selayar Dalam Angka. Selayar :
berpengaruh nyata terhadap hasil Biro Pusat Statistik Kabupaten
produksi, tapi secara parsial hanya Kepulauan Selayar.
bahan baku dan tenaga kerja yang Koutsoyiannis, A. 1982. Modern
berpengaruh. Microeconomics, second edition,
b. Industri minyak kelapa The Macmillan Press, LTD.
Hasil analisis menunjukkan bahwa London.
faktor-faktor produksi secara simultan Paly, M.B. 1992. Efisiensi dan
berpengaruh nyata terhadap volume Produktifitas Perusahaan Negara
hasil produksi, tapi secara parsial Perkebunan Pabrik Gula (PNP-
hanya bahan baku dan modal yang PG) di Sulawesi Selatan. Tesis
berpengaruh nyata terhadap volume tidak diterbitkan. Makassar.
hasil produksi. Sedangkan tenaga Program Pascasarjana Universitas
kerja tidak berpengaruh Hasanuddin.
c. Industri kopra Rahmawati, A. 2005. Pengaruh Faktor-
Hasil analisis fungsi produksi faktor Produksi Terhadap
menunjukkan bahwa ketiga variabel Peningkatan Produksi Rumput
bebas atau faktor-faktor produksi Laut Berbasis Agribisnis di
secara simultan berpengaruh nyata Kabupaten Jeneponto. Tesis tidak
terhadap volume hasil produksi, tapi diterbitkan. Makassar. Program
secara parsial hanya bahan baku Pascasarjana Universitas
yang berpengaruh nyata. Sedangkan Hasanuddin.
tenaga kerja dan modal tidak Soekartawi. 2002. Agribisnis Teori dan
berpengaruh nyata. Aplikasinya. Raja Grafindo
3. Elastisitas dari analisis fungsi produksi Persada, Jakarta.
industri pengolahan hasil perkebunan, Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
adalah sebagai berikut : Pertanian. Raja Grafindo Persada,
a. Industri emping melinjo Jakarta.
Elastisitas produksi emping
melinjo menunjukkan bahwa
fungsi produksi emping melinjo
masih berada pada tahapan
tingkat skala hasil yang meningkat
atau increasing return to scale.
b. Industri minyak kelapa
Elastisitas produksi industri
minyak kelapa menunjukkan
bahwa fungsi produksi minyak
kelapa masih berada pada tingkat
skala hasil yang Industri kopra
Elastisitas produksi industri kopra
menunjukkan bahwa fungsi
produksi kopra berada pada
tingkat skala hasil yang menurun
atau decreasing return to scale.
meningkat atau increasing return
to scale.
26