Anda di halaman 1dari 7

KARAKTERISTIK DAN PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

TERHADAP VOLUME HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL


PERKEBUNAN DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

CHARACTERISTIC AND EFFECT OF PRODUCTION FACTORS ON VOLUME


OF PRODUCTION IN PLANTATION PROCESSING INDUSTRIES IN SELAYAR
ISLANDS DISTRICT

Diterima tanggal 02 Februari 2019, Disetujui tanggal 24 Maret 2019

Nur Laylah
Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
E-mail: nurlaylaharifin@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik industri, elastisitas
produksi dan pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap volume hasil produksi
pada industri pengolahan hasil perkebunan di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penggambaran karakteristik industri pengolahan hasil perkebunan dianalisis secara
deskriptif, sedangkan pengukuran elastisitas produksi, tingkat skala hasil dan pengaruh
faktor produksi terhadap volume hasil produksi menggunakan analisis kuantitatif
dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
ciri industri pengolahan hasil perkebunan merupakan industri kecil, sebagian besarnya
dikelola secara informal dengan menggunakan peralatan produksi yang relatif
sederhana dan jangkauan pemasarannya yang masih terbatas. Jumlah elastisitas
faktor-faktor produksi mencerminkan tingkat skala hasil yang meningkat kecuali pada
industri kopra tingkat skala hasilnya menurun. Rasio nilai produksi marginal dengan
harga masing-masing faktor produksi mengindikasikan bahwa penggunaan faktor-
faktor produksi belum berjalan secara efisien. Oleh karena itu, untuk mencapai
penggunaan faktor produksi yang efisien perlu dilakukan realokasi.

Kata kunci : Karakteristik, faktor-faktor produksi, industri, perkebunan,


elastisitas.
ABSTRACT
The research was aimed to describe the characteristics of industry, production
elasticity and the effect of production factors on the volume of production in the
plantation processing industries in Selayar Islands District. The description of the
characteristics of plantation processing industries was analyzed descriptively, while the
measurement of production elasticity, scale of yield and the effect of production factors
on the volume of production using quantitative analysis with the production function
Cobb-Douglas’s model. The results of the research indicated that the characteristics of
the plantation processing industry are small industries, most managed informally using
relatively simple production equipment and limited marketing coverage. The amount of
elasticity of the production factors reflects the increasing scale of yield except for the
copra industry, the yield scale decreases. The ratio of marginal production value to the
price of each production factor indicates that the use of production factors has not run
efficiently. Therefore, reallocation is necessary to achieve efficient use of production
factors.
Keywords: Characteristic, production factors, industry, plantation, elasticity

20
Nur Laylah. Karakteristik dan Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Volume
Hasil Produksi pada Industri Pengolahan Hasil Perkebunan di Kabupaten Kepulauan
Selayar

PENDAHULUAN tersebut berada dalam jumlah yang


Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai terbatas. Oleh karena itu
bagian integral dari wilayah pemanfaatannya perlu diatur sedemikian
pembangunan Propinsi Sulawesi Selatan rupa agar tujuan suatu unit usaha dapat
berupaya mengoptimalkan hasil-hasil diwujudkan secara efisien dan efektif.
pembangunannya melalui pendekatan Industri pengolahan hasil perkebunan
pembangunan pedesaan terpadu dengan yang meliputi industri emping melinjo,
titik berat pada sektor pertanian dan industri minyak kelapa dan industri kopra
industri. masih diusahakan dalam skala kecil,
Pembangunan sektor industri seringkali menemui hambatan-hambatan
diarahkan pada pemanfaatan komoditi dalam kemampuan manajemen.
sektor pertanian sebagai bahan baku Rendahnya kemampuan manajemen dan
utama, sehingga pengembangannya keterampilan dalam menerapkan
didasarkan atas keunggulan komparatif teknologi sangat besar peranannya dalam
masing-masing wilayah pedesaan yang pemanfaatan faktor-faktor produksi.
bersangkutan. Harapan yang ingin Oleh karena beberapa kendala seperti
dicapai atas kehadiran industri yang diuraikan di atas, penelitian ini perlu
pengolahan hasil pertanian di pedesaan, dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor
antara lain dapat menjadi salah satu produksi mana saja yang telah
sumber pertumbuhan industri yang dimanfaatkan secara efisien dan faktor
mampu memanfaatkan keterkaitan produksi mana saja yang belum, dimana
pertumbuhan antar sektor. Dalam hal ini faktor-faktor produksi tersebut jumlahnya
sektor pertanian tidak dapat dipacu tanpa terbatas ditambah kemampuan
adanya keterkaitan antara kegiatan manajemen yang rendah sehingga
produksi, pengolahan dan pemasaran. sangat berpengaruh dalam alokasi dan
Dari total luas tanaman perkebunan di pemanfaatan faktor-faktor produksi.
Kabupaten Kepulauan Selayar maka luas Selain itu dengan penelitian ini dapat
tanaman perkebunan yang terbesar pula diketahui apakah produksi yang
adalah perkebunan kelapa Dalam dengan dicapai oleh masing-masing industri telah
luas 18.341 hektar dengan produksi berada pada tingkat skala hasil yang
20.992 ton selain itu ada kelapa Hibrida optimum atau belum, dimana tingkat
dengan luas 264,5 hektar ,produksi skala hasil yang optimum berarti unit
179,48 ton . Hasil produksi perkebunan usaha tersebut telah mendapatkan
kelapa diolah menjadi kopra dan minyak keuntungan maksimum.
goreng. Tanaman perkebunan lain yang Untuk mengetahui apakah suatu unit
banyak memberikan pendapatan bagi usaha telah mendapatkan tingkat skala
masyarakat adalah tanaman melinjo hasil optimum atau keuntungan
dengan luas 21,42 hektar dan maksimum maka perlu diketahui atau
produksinya adalah 54,48 ton. Produksi dianalisis efisiensi penggunaan faktor-
melinjo dibuat menjadi emping melinjo. faktor produksi pada industri tersebut.
(Selayar Dalam Angka 2018) secara Tujuan penelitian ini adalah
ekonomi ketiga jenis usaha ini (emping mendeskripsikan karakteristik industri
melinjo, minyak kelapa dan kopra) paling pengolahan hasil perkebunan khususnya
banyak memberi pendapatan bagi industri pengolahan emping melinjo,
masyarakat. minyak kelapa dan kopra. Menjelaskan
Kendala yang dihadapi oleh unit usaha besarnya pengaruh masing-masing faktor
industri hasil perkebunan khususnya produksi terhadap volume hasil produksi
industri emping melinjo, industri minyak pada industri emping melinjo, minyak
kelapa dan industri kopra adalah faktor- kelapa dan kopra. Serta mengetahui
faktor produksi yang dimiliki yang besarnya tingkat skala hasil (return to
menggambarkan kemampuan suatu unit scale) dari masing-masing faktor produksi
usaha, dimana faktor-faktor produksi yang digunakan.

21
Agrokompleks, Volume 19, Nomor 2, Juni 2019 ISSN : 1412-811X

METODE PENELITIAN satu (∑ bi<1) yang berarti unit usaha


Sampel berada pada posisi menurun (decreasing
Penentuan sampel unit usaha industri RTS) atau pada posisi meningkat
dilakukan secara acak (random sampling) (increasing RTS) ∑ bi>1, maka unit usaha
terhadap 3 jenis usaha. Untuk tersebut belum mencapai efisiensi.
mendapatkan sampel yang dapat Jumlah elastisitas faktor-faktor
menggambarkan populasi maka dalam produksi sama dengan satu, artinya
penentuan sampel penelitian ini persentase kenaikan output sama dengan
digunakan rumus slovin sebagai berikut : persentase kenaikan input yang
digunakan. Fungsi produksi yang
n = N / (1 + N e2) mengalami (increasing return to scale)
menunjukkan persentase pertambahan
Analisis Data output yang lebih besar dari persentase
Pada teknik analisis data, untuk pertambahan input. Sebaliknya pada
menguji hipotesis pertama digunakan fungsi produksi (decreasing to scale)
model analisis fungsi produksi Cobb- atau, persentase pertambahan output
Douglas. Menurut Soekarwati (2002) lebih kecil dari persentase pertambahan
fungsi produksi Cobb-Douglas input yang digunakan.
mempunyai formula matematik sebagai
berikut HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Industri Pengolahan
Y = a X1b1 X2b2 X3b3 eu Melinjo dan Kelapa
Fungsi tersebut di atas adalah non Industri pengolahan perkebunan
linear, sehingga untuk pemecahannya yang diteliti adalah industri pengolahan
terlebih dahulu perlu diubah menjadi melinjo menjadi emping melinjo dan
persamaan linear dengan industri pengolahan kelapa menjadi kopra
mentransformasikannya ke dalam bentuk dan minyak kelapa. Ketiga jenis komoditi
logaritma natural (1n) sebagai berikut : ini (emping melinjo, kopra dan minyak
kelapa) memiliki jumlah unit usaha
Ln Y = 1n a + b11nX1 + b21nX2 + b31nX3 terbanyak di Kabupaten Kepulauan
+u Selayar. Kopra mempunyai jumlah unit
Untuk menguji hipotesis kedua, usaha sebanyak 1405 unit usaha, disusul
elastisitas faktor-faktor produksi emping melinjo 396 unit usaha dan
dijumlahkan, jika jumlah elastisitas faktor- minyak kelapa 299 unit usaha. Ketiga
faktor produksi (∑ bi=1) maka tingkat jenis industri ini paling banyak
skala hasil (return scale) mencapai tingkat memberikan sumber pendapatan bagi
skala hasil yang optimum atau mencapai rakyat. Gambaran karakteristik industri
constant return to scale yang berarti pengolahan melinjo dan kelapa disajikan
keuntungan maksimal telah tercapai. pada Tabel 1.
Apabila jumlahnya tidak sama dengan

Tabel 1.Karakteristik industri pengolahan emping melinjo, minyak kelapa dan kopra
No Karakteristik Emping melinjo Minyak Kelapa Kopra
Industri
1. Skala usaha Industri kecil Industri kecil Industri kecil
2. Skala Industri kecil Industri kecil sentra Industri kecil lokal Industri kecil lokal
3. Permodalan Modal sendiri, Modal sendiri Modal sendiri
Pinjaman
4. Teknologi Sederhana Sederhana Sederhana
5. Pemasaran Wilayah Kab. Selayar Wilayah Kab. Selayar Surabaya
6. Penggunaan Keluarga Keluarga Keluarga
Tenaga Kerja
Sumber : data primer (diolah)

22
Nur Laylah. Karakteristik dan Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Volume
Hasil Produksi pada Industri Pengolahan Hasil Perkebunan di Kabupaten Kepulauan
Selayar

Pengaruh Faktor Produksi Terhadap


Volume Hasil Produksi
Pengaruh faktor produksi terhadap
hasil produksi dapat diuraikan sebagai
berikut :
1). Industri Emping Melinjo
Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa besarnya faktor-faktor produksi
terhadap volume hasil produksi emping
melinjo diuraikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Daftar Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Volume Produksi Emping


Melinjo

Notasi Faktor produksi Koefisien T hitung Signifikan


variabel regresi
X1 Bahan baku 0.831 4.815 ***
X2 Tenaga kerja 0.738 4.095 ***
X3 Modal 0.071 0.391 O
Sumber : data primer (diolah)
Konstanta (a) = -0.505
Koefisien determinasi (R2) = 0.883
F hitung = 82.992
F tabel (0.01,3,33) = 4.46
T. tabel (0.01,33) = 2.75
(0.05,33) = 2.04
Keterangan *** = Nyata pada taraf kepercayaan 99%
O= tidak berbeda nyata

Makna dari hasil pengujian tersebut untuk menjaga agar proses produksi
di atas menunjukkan bahwa setiap tetap berlangsung.
penambahan atau pengurangan faktor Penambahan modal yang terjadi
produksi variabel X1 dan X2 akan tanpa diikuti dengan penambahan tenaga
mempengaruhi volume hasil produksi. kerja dan bahan baku, maka tidak akan
Sedangkan variabel X3 (modal), pada berpengaruh bagi peningkatan volume
posisi modal tersebut belum hasil produksi. Adanya variabel bebas
mempengaruhi secara nyata volume hasil atau faktor produksi yang tidak
produksi. Adanya variabel X3 (modal) berpengaruh menyebabkan model
yang tidak berpengaruh nyata terhadap tersebut tidak begitu tepat digunakan
volume hasil produksi mengindikasikan sebagai model penduga fungsi produksi.
bahwa dalam pelaksanaan proses Untuk itu dilakukan analisis regresi
produksi emping melinjo telah terjadi stepwise. Hasilnya menunjukkan bahwa
penggunaan modal secara berlebihan, variabel X3 (modal) perlu dikeluarkan dari
sementara volume produksi yang model tersebut, sehingga diperoleh hasil
dihasilkan tetap. Hal ini disebabkan harga fungsi produksi emping melinjo dengan
bahan baku yang tidak tetap yang kadang dua variabel bebas sebagai berikut :
murah, yaitu Rp. 4000/liter tetapi kadang
mencapai Rp. 7000/liter. Walaupun pada Ln Y = ln 0.137 + 0.893 ln X1 + 0.724 ln
saat harga bahan baku mahal, sebagian X2
produsen emping melinjo tetap membeli
23
Agrokompleks, Volume 19, Nomor 2, Juni 2019 ISSN : 1412-811X

Bentuk persamaan tersebut bila pada tahapan skala hasil yang


ditransfer ke dalam bentuk fungsi meningkat, karena itu untuk mencapai
produksi Cobb-Douglas menjadi : skala hasil yang optimal perlu
penambahan (realokasi) terhadap faktor-
Y = 1.1468 X10.893 X20.724 faktor produksi, terutama bahan baku dan
tenaga kerja.
Berdasarkan fungsi produksi tersebut 2). Industri Minyak Kelapa
di atas, selanjutnya dapat ditentukan Hasil perhitungan menunjukkan
tingkat skala hasil industri emping melinjo bahwa besarnya pengaruh faktor-faktor
sebagai berikut : 0.893 + 0.724 = 1.617. produksi terhadap volume hasil produksi
Angka ini menunjukkan bahwa tingkat minyak kelapa dapat dikemukakan
skala hasil yang dicapai masih berada sebagai berikut :

Tabel 3. Daftar Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Volume Produksi Minyak


Kelapa.
Notasi variabel Faktor Koefisien T hitung Signifikan
produksi regresi
X1 Bahan baku 1.020 21.478 ***
X2 Tenaga kerja -0.024 -0.458 O
X3 Modal 0.030 2.343 ***
Sumber : data primer (diolah)

Konstanta (a) = -1.969


Koefisien determinasi (R2) = 0.970
F hitung = 215.985
F tabel (0.01,3,20) = 4.94
T. tabel (0.01,20) = 2.84
T. tabel (0.05,20) = 2.09
Keterangan *** = Nyata pada taraf kepercayaan 99%
** = nyata pada taraf kepercayaan 95 %

Apabila terjadi penambahan tenaga Bentuk persamaan tersebut bila


kerja tanpa dibarengi dengan ditransfer ke dalam bentuk fungsi
penambahan bahan baku dan modal produksi Cobb-Douglas menjadi :
kerja, maka tidak akan berpengaruh bagi
peningkatan volume hasil produksi. Y = 0.1357 X11.013 X30.029
Adanya variabel bebas yang tidak
berpengaruh, menyebabkan model Berdasarkan fungsi produksi tersebut
tersebut di atas tidak begitu tepat di atas, selanjutnya dapat ditentukan
digunakan sebagai model penduga fungsi tingkat skala hasil industri minyak kelapa
produksi. Untuk itu, dilakukan analisis sebagai berikut : 1.013 + 0.029= 1.042.
regresi stepwise. Hasilnya menunjukkan Angka ini menunjukkan bahwa tingkat
bahwa variabel X2 (tenaga kerja) perlu skala hasil yang dicapai masih berada
dikeluarkan dari model tersebut, sehingga pada tahapan skala hasil yang
diperoleh hasil fungsi produksi minyak meningkat, karena itu untuk mencapai
kelapa dengan dua variabel bebas skala hasil yang optimal perlu
sebagai berikut : penambahan (realokasi) terhadap faktor-
Ln Y = ln – 1.997 + 1.013 ln X1 + 0.029 ln faktor produksi, terutama bahan baku dan
X3 modal.

24
Nur Laylah. Karakteristik dan Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Volume
Hasil Produksi pada Industri Pengolahan Hasil Perkebunan di Kabupaten Kepulauan
Selayar

3). Industri Kopra


Pengaruh masing-masing faktor
produksi terhadap volume hasil produksi.
Tabel 4 berikut ini mendeskripsikan hasil
analisis tersebut.

Tabel 4. Daftar pengaruh faktor-faktor produksi terhadap volume produksi kopra


Notasi variabel Faktor Koefisien T hitung Signifika
produksi regresi n
X1 Bahan baku 0.754 6.292 ***
X2 Tenaga kerja -0.003 -0.042 O
X3 Modal 0.168 1.311 O
Sumber : data primer (diolah)
Konstanta (a) = -0.726
Koefisien determinasi (R2) = 0.981
F hitung = 681.758
F tabel (0.01,3,39) = 4.31
T. tabel (0.01,39) = 2.72
T. tabel (0.05,39) = 2.02
(0.10, 39) = 1.68
Keterangan *** = Nyata pada taraf kepercayaan 99%
O = tidak berbeda nyata dengan nol

Adanya variabel bebas yang tidak penggunaan faktor produksi tertentu agar
berpengaruh, menyebabkan model skala produksi yang optimum dapat
tersebut tidak tepat digunakan sebagai tercapai.
model penduga fungsi produksi. Untuk
itu, dilakukan analisis regresi stepwise. KESIMPULAN
Hasilnya menunjukkan bahwa variabel X2 Karakteristik industri pengolahan hasil
(tenaga kerja) dan X3 (modal) perlu perkebunan di Kabupaten Kepulauan
dikeluarkan dari model tersebut, sehingga Selayar sebagai berikut : industri
diperoleh hasil fungsi produksi kopra pengolahan hasil perkebunan yang
dengan satu variabel bebas sebagai memiliki unit usaha terbanyak dari 2244
berikut : unit usaha di Kabupaten Kepulauan
Selayar adalah kopra (62,61 %), minyak
Ln Y = ln -0.726+ 0.907 ln X1 kelapa (13,32 %) dan emping melinjo
(17,65 %). Semua industri tersebut
Bentuk persamaan tersebut bila tergolong industri kecil, dengan teknologi
ditransfer ke dalam bentuk fungsi yang sederhana. Sebagian besar
produksi Cobb-Douglas menjadi : diusahakan secara informal. Modal usaha
yang digunakan relatif terbatas dan lebih
Y = 0.4838 + ln X10.907 banyak berasal dari modal sendiri atau
pinjaman keluarga. Pemasaran hasil
Berdasarkan fungsi produksi tersebut produksi masih dalam jumlah dan
di atas, maka jumlah koefisien elastisitas jangkauan terbatas, hanya dalam wilayah
yang diperoleh adalah sebesar 0,907. Kabupaten Kepulauan Selayar, kecuali
Hasil ini menunjukkan skala hasil yang kopra pemasarannya di luar wilayah
menurun (decreasing return to scale). kabupaten yaitu umumnya ke kota
Artinya, apabila faktor produksi Surabaya.
bertambah 1 % maka pertambahan Analisis fungsi produksi industri
produksi hanya 0.907 %. Oleh karena itu pengolahan hasil perkebunan, diperoleh
perlu dilakukan pengurangan jumlah sebagai berikut :

25
Agrokompleks, Volume 19, Nomor 2, Juni 2019 ISSN : 1412-811X

DAFTAR PUSTAKA
a. Industri emping melinjo BPS Kabupaten Kepulauan Selayar,
Hasil analisis menunjukkan bahwa 2018. Kabupaten Kepulauan
faktor-faktor produksi secara simultan Selayar Dalam Angka. Selayar :
berpengaruh nyata terhadap hasil Biro Pusat Statistik Kabupaten
produksi, tapi secara parsial hanya Kepulauan Selayar.
bahan baku dan tenaga kerja yang Koutsoyiannis, A. 1982. Modern
berpengaruh. Microeconomics, second edition,
b. Industri minyak kelapa The Macmillan Press, LTD.
Hasil analisis menunjukkan bahwa London.
faktor-faktor produksi secara simultan Paly, M.B. 1992. Efisiensi dan
berpengaruh nyata terhadap volume Produktifitas Perusahaan Negara
hasil produksi, tapi secara parsial Perkebunan Pabrik Gula (PNP-
hanya bahan baku dan modal yang PG) di Sulawesi Selatan. Tesis
berpengaruh nyata terhadap volume tidak diterbitkan. Makassar.
hasil produksi. Sedangkan tenaga Program Pascasarjana Universitas
kerja tidak berpengaruh Hasanuddin.
c. Industri kopra Rahmawati, A. 2005. Pengaruh Faktor-
Hasil analisis fungsi produksi faktor Produksi Terhadap
menunjukkan bahwa ketiga variabel Peningkatan Produksi Rumput
bebas atau faktor-faktor produksi Laut Berbasis Agribisnis di
secara simultan berpengaruh nyata Kabupaten Jeneponto. Tesis tidak
terhadap volume hasil produksi, tapi diterbitkan. Makassar. Program
secara parsial hanya bahan baku Pascasarjana Universitas
yang berpengaruh nyata. Sedangkan Hasanuddin.
tenaga kerja dan modal tidak Soekartawi. 2002. Agribisnis Teori dan
berpengaruh nyata. Aplikasinya. Raja Grafindo
3. Elastisitas dari analisis fungsi produksi Persada, Jakarta.
industri pengolahan hasil perkebunan, Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
adalah sebagai berikut : Pertanian. Raja Grafindo Persada,
a. Industri emping melinjo Jakarta.
Elastisitas produksi emping
melinjo menunjukkan bahwa
fungsi produksi emping melinjo
masih berada pada tahapan
tingkat skala hasil yang meningkat
atau increasing return to scale.
b. Industri minyak kelapa
Elastisitas produksi industri
minyak kelapa menunjukkan
bahwa fungsi produksi minyak
kelapa masih berada pada tingkat
skala hasil yang Industri kopra
Elastisitas produksi industri kopra
menunjukkan bahwa fungsi
produksi kopra berada pada
tingkat skala hasil yang menurun
atau decreasing return to scale.
meningkat atau increasing return
to scale.

26

Anda mungkin juga menyukai