Oleh:
Mifta Fishah
Pembimbing : Jahrizal dan Taryono
ABSTRACT
Lepat Bugi is one of the traditional foods are on the road cross Pekanbaru
Bangkinang precisely in the District Mine Kampar regency. The theory used in
this research is the theory of Michael Porter (five force model). The purpose of
this study was to determine, knowing the variables that influence the development
of the industry in the District Mine Lepat Bugi. Knowing how the condition scale
production (Return to Scale) industry in Sub Mine Lepat Bugi. Knowing the
efficiency of use of factors of industrial production for the Lepat Bugi in District
Mine. The results of this study indicate that the variable is the supplier of the most
influential variables, namely in terms of labor and raw materials. While the scale
of production results show increasing returns to scale, meaning that the
proportion of additional production will be greater than the proportion of the
addition of production inputs. whereas the efficiency of capital is equal to 0.691,
which means not efficient. as well as labor efficiency is 0.199 which shows yet
efficient.
1. Decreasing return to
scale,apabila (b1+b2) < 1
artinya proporsi tambahan
produksi lebih kecil dari pada Sumber : Jurnal Ilmu Administrasi
proporsi penambahan faktor dan Organisasi, 2009
produksi. Dalam five force model
2. Constant return to scale, digambarkan bahwa kita juga
apabila (b1+b2) =1 artinya bersaing dengan pesaing potensial
Jom FEKON Vol.2 No 2 Oktober 2015 4
kita, yaitu mereka yang akan masuk, ekuitas merk dan lain
para pemasok atau suplier, para sebagainya. (Arismunandar,
pembeli atau konsumen, dan 2013:32)
produsen produk-produk pengganti. 3. Pemasok (supplier) yaitu
penyedia input yang berupa
1. Persaingan industri bahan baku, tenaga kerja dan
(competitor), berarti intensitas jasa (seperti keahlian) kepada
kompetisi di antara para pesaing perusahaan yang dapat menjadi
yang sudah ada di pasar. Untuk sumber kekuatan di perusahaan.
mengatasi persaingan dalam Pemasok dapat menjadi
industri, perusahaan harus ancaman dalam suatu industri,
meningkatkan kualitas yang sebab pemasok dapat
lebih baik lagi, harga lebih menaikkan harga produk yang
terjangkau, melakukan inovasi- dijual atau mengurangi
inovasi baru terhadap kualitas produknya. jika harga
produknya supaya konsumen produk pemasok naik, maka
tidak mengalami kejenuhan biaya produksi yang
terhadap produk tersebut. ditanggung perusahaan juga
Konsumen merupakan objek naik, sehingga harus
persaingan dari perusahaan menaikkan harga jual produk.
sejenis yang bermain dipasar. Jika harga jual produk naik,
Perusahaan yang dapat memikat maka sesuai dengan hukum
hati konsumen akan permintaan, permintaan
memenangkan persaingan. konsumen terhadap produk
Untuk itu dapat memikat hati menurun. (Leosukmawijaya,
konsumen, berbagai cara 2010:22)
dilakukan, mulai dari 4. Pemebeli (costumer) yaitu
memnerikan fasilitas khusus, pemakai manfaat dari
pemberian kredit dengan syarat produksi yang dihasilkan atau
ringan, harga murah atau yang menjadi objek
diskon. (Arismunandar, persaingan. Pembeli akan
2013:30) selalu berusaha mendapatkan
2. Pendatang baru (new entry) produk dengan kualitas yang
yaitu perusahaan yang baik dan harga yang murah.
memasuki industri dengan (Leosukmawijaya, 2010:23)
membawa kapasitas baru dan 5. Produk pengganti (subtitute
ingin memperoleh pangsa pasar product) yaitu produk yang
yang baik dan keuntungan. mempunyai manfaat serupa
Kekuatan ini biasanya dengan produk utama, namun
dipengaruhi besar kecilnya memiliki kualitas produk yang
hambatan masuk kedalam bagus dan harga yang rendah.
industri. Hambatan masuk (Arismunandar, 2013:33)
kedalam industri antara lain
besarnya investasi yang
dibutuhkan, perizinan dalam METODE PENELITIAN
mebangun usaha, akses
terhadap bahan mentah, akses Penelitian ini dilakukan di
terhadap saluran distribusi, Kecamatan Tambang Danau
Offset.