Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2407-4551 Volume 1, Nomor 1, Juni 2015

INDUSTRI PERDESAAN INDUSTRI TEMPE

Putu Esa Purwita1


1
Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: esa.purwita@gmail.com

Abstrak
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Seririt dengan tujuan untuk
memahami sistem industri yang diterapkan industry tempe, dan
menganalisis faktor penentu lokasi industri dalam penempatan lokasi
industri perdesaan. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
penentu lokasi yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi industri
tempe adalah lahan yang tersedia, tempat pembuangan limbah, sejarah
sebelumnya dan arah datangnya sinar matahari. Industri perdesaan
cenderung memanfaatkan lahan yang ada dirumahnya jadi kebanyakan
dari tempat industri tempe menyesuaikan dengan sisa lahan yang ada
pada rumah pemiliki indusri. Arah datangnya sinar matahari juga
dipertimbangkan karena untuk membuat tempe maka diperlukan suhu
yang stabil.

Kata kunci: Industri Perdesaan, Industri Tempe, Lokasi Industri

Abstract
The study was conducted in Seririt Village with the aim of understanding
the industrial system applied by the tempe industry, and analyzing the
determinants of industrial locations in the placement of rural industrial
locations. The method used in this paper is a qualitative descriptive
method. The results showed that the location determinants considered in
determining the location of the tempe industry were available land, waste
disposal sites, previous history and the direction of sunlight. Rural
industries tend to utilize the existing land in their homes so that most of
the tempe industry sites adjust to the remaining land available in
industrial-owned houses. The direction of sunlight is also considered
because in order to make tempeh a stable temperature is needed.

Keywords: Rural Industry, Tempe Industry, Industrial Location

PENDAHULUAN 2013-2015 mengalami peningkatan


Perekonomian di Kabupaten dari tahun ke tahunnya. Hal ini
Buleleng dapat dikategorikan membuktikan bahwa perekomian
sebagai perekonomian yang stabil masyarakat di Kabupaten Buleleng
dan cenderung mengalami mengalami perkembangan sehingga
peningkatan dipandang dari segi standar hidup masyarakat juga
taraf hidup penduduknya. semakin tinggi dengan dibuktikan
Bersadarkan data Badan Pusat oleh data garis kemiskinan dari BPS
Statistik Kabupaten Buleleng garis Kabupaten Buleleng.
kemiskinan yang dijadikan patokan Ekonomi dapat berjalan
standar hidup masyarakat dari tahun dengan adanya tiga aktifitas utama

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 15


ISSN 2407-4551 Volume 1, Nomor 1, Juni 2015

dalam ekonomi yaitu produksi, kegiatan industri harus


distribusi dan konsumsi. Dalam memperhatikan atau memenuhi 6
dunia perekonomian tentu sudah (enam) unsur pokok, keenam unsur
tidak asing lagi dengan kata industri. pokok tersebut sebagai berikut
Industri yang dikenal ada tiga Bahan mentah atau bahan dasar
macam yaitu industri manufaktur, (Raw Material), tenaga kerja
industri jasa dan industri perdesaan. (Labour), Modal (Capital), kekuatan
Industri manufaktur adalah industri (Power), pasar (Market), transportasi
yang kegiatan utamanya adalah (Trasportation).
mengubah bahan baku, komponen Industri perdesaan
atau bagian lainnya menjadi barang merupakan pekerjaan diluar sektor
jadi yang memenuhi standar pertanian, sering disebut sebagai
spesifikasi, yang dapat dilakukan non-farm employment. Pada garis
secara mekanis dengan mesin besarnya, pekerjaan perdesaan di
ataupun secara manual. Industri jasa pisahkan menjadi dua yaitu farm dan
adalah industri yang melakukan non-farm. Namun dalam
aktivitas ekonomi dan menghasilkan penggunaanya sering dirancukan
produk yang memberikan nilai sebagai off-fram, sehingga industri
tambah bersifat tidak berwujud, dan perdesaan sering pula disebut
produk tersebut tidak menghasilkan sebagai pekerjaan off-farm.
kepemilikan akan sesuatu. Industri Farm dan non-farm
perdesaan adalah usaha mengolah mempunyai basis pemiahan pada
barang-barang dalam hal ini adalah jenis kegiatan ekonomi pertanian
keperluan hidup di daerah dan non-pertanian. Konsep on-farm
perdesaan, biasanya dilakukan dan off-fram, pada umumnya
dengan tangan, yang identik dengan merujuk pada lokasi kegiatan. On
sektor pertanian dan memanfaatkan fram, atau lebih lengkapnya on fram-
lahan pertanian sebagai kawasan land pada lahan pertanian atau
industri. pengertian secara umum berada
Sumodisastro (1985), daerah pedesaan. Off-fram land,
menjelaskan bahwa industri adalah atau lebih lengkapnya off-fram land
tiap usaha yang merupakan unit pada skala mikro merujuk lokasi di
produksi yang membuat barang dan luar daerah pertanian atau pada
atau yang mengerjakan sesuatu skala yang merujuk diluar daerah
barang atau bahan untuk perdesaan.
masyarakat di suatau tempat Kabupaten Buleleng sendiri
tertentu. Selain itu dikatakan juga memiliki sembilan kecamatan
bahwa perusahaan atau unit yang dengan jumlah penduduk yang
memproduksi suatau barang, berbeda-beda dengan berbagai
perusahaan yang memperbaiki macam pekerjaan yang digeluti oleh
sesuatu bahan atau barang masyarakat di masing-masing
termasuk juga bengkel reparasi yang kecamatan. Banyak masyarakat
tidak menghasilkan suatau barang lebih memilih menjalankan industri
jadi, tetapi hanya memberikan jasa, perdesaan karena dapat langsung
termasuk juga dalam klasifikasi menjadi pemiliki industri dan lebih
industri. Sedangakan menurut bersifat kekeluargaan karena
George T rener (1993), menjelaskan pekerjanya cenderung berasal dari
bahwa industri adalah seluruh keluarga atau kerabat dari pemiliki
aktivitas ekonomi manusia yang industri. Pada kecamatan-
menghasilkan barang. Dalam kecamatan yang letaknya cukup

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 16


ISSN 2407-4551 Volume 1, Nomor 1, Juni 2015

jauh dari pusat kota banyak tersebar berlokasi di Kelurahan Seririt.


indurtri perdesaan seperti industri Metode ini dilakukan agar
tempe-tahu, industri gula aren dan mempermudah dalam pengambilan
industri genting. Seperti halnya yang data, karena metode ini terjun
dilakukan masyarakat di Kelurahan langsung ke sampel yang dituju.
Seririt, Kecamatan Seririt yang
banyak ditemukan industri 2) Wawancara
perdesaan industri tempe. Metode ini dilakukan
Industri tempe yang ada di bersamaan dengan metode
Kelurahan Seririt, Kecamatan Seririt observasi yakni pada tanggal 12 Mei
cukup menarik. Industri perdesaan 2015. Metode ini dilakukan dengan
biasanya cenderung menggunakan cara menanyakan secara langsung
bahan baku yang berasal dari pada narasumber yang berkaitan
pertanian di desa tersebut namun dengan bagaimana sistem
industri tempe yang berada di industrinya, mulai dari input, proses,
Kelurahan Seririt justru mengimpor output hingga feedback yang didapat
bahan baku dari luar karena kualitas oleh industri tersebut dan faktor apa
bahan baku yang diimpor lebih baik. yang menjadi penentu lokasi industri
Adanya suatu keunikan dalam tersebut didirikan, termasuk
industri perdesaan maka menarik didalamnya luas industri tersebut.
untuk dikaji lebih lanjut mengenai Sama seperti metode observasi
bagaimana sistem dan faktor terdapat 3 sampel pada metode ini,
penentu lokasi industri dari industri ketiga sampel berlokasi di Kelurahan
perdesaan. Seririt.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode yang digunakan Tempe merupakan bahan
dalam makalah ini adalah metode makanan sehari-hari masyarakat
deskriptif kualitatif. Dimana metode Indonesia, disamping daging tempe
ini hanya membutuhkan data merupakan lauk yang biasanya
kualitatif saja tanpa data kuantitatif dikonsumsi masyarakat Indonesia.
(angka), karena metode ini Teknik pembuatan tempe
mendeskripsikan penjelasan memerlukan peralatan yang
mengenai sistem industri dan faktor mendukung bioteknologi secara
penentu lokasi dalam industri sederhana yaitu ragi tempe, oleh
pedesaan. Makalah ini juga sebab itu tempe merupakan makan
menggunakan 2 teknik metode, hasil industri perdesaan yang masih
antara lain. populer di konsumsi hingga saat ini.
Secara tradisional peralatan
1) Obervasi pembuatan tempe diperlukan mesin
Metode ini dilakukan pada pemecah biji kedelai dan tempat
tanggal 12 Mei 2015. Dimana setelah proses peragian. Pembuatan
sebelum melakukan metode ini, tempe diawali dari biji kedelai pada
sampel yang akan diobservasi dilist awalnyadipilh sesuai dengan mutu
terlebih dahulu pada hari (ukuran dan tingkat kerusaka),
sebelumnya. Setelah dilist kemudian perbusan kedelai, perendaman
mulailah menuju langsung ke menggunakan air dingin kedelai
sampel yang telah dilist tersebut. menuju proses pengembangan biji
Terdapat 3 sampel yang diobservasi, kedelai kurang lebih 12 jam,
yang mana semua sampelnya pemisahan kulit kedelai sisa

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 17


ISSN 2407-4551 Volume 1, Nomor 1, Juni 2015

rendaman, perebusan kembali untuk 2) Proses


menghilangkan bakteri pada kedelai, Pembuatan tempe
pendinginan kedelai pada wadah dilaksanakan pada dini hari, karena
datar (tampah), setelah dingin industri tempe membagi waktu
proses peragian, kemudian dengan pembuatan tahu pada siang
pembugkusan tempe sampai ragi harinya. Sehingga tempe
berubah menjadi jamur. pembuatannya diaksanakan pada
dini hari, karena pembuatannya
1. Sistem Industri Tempe memakan waktu yang panjang
1) Input daripada tahu. Mulai dari pencucian
Bahan baku yang digunakan kedelai, perebusan kedelai,
dalam pembuatan tempe yaitu penggilingan kedelai, pemisahan
kedelai impor dari Amerika Serikat, kedelai dari kulutnya, perebusan
dengan bahan pewarna agar tempe kembali untuk menghilangkan
menjadi warna kuning serta bakteri, pendinginan, peragian, dan
tambahan ragi untuk membantu pembukusan. Proses pengolahan
dalam proses fermentasi. Pemilihan tempe memerlukan waktu yang
kedelai impor walaupun dengan cukup lama, mulai dari kedelai
harga yang lebih mahal menjadi tempe. Proses yang paling
dibandingkan dengan kedelai lokal lama adalah peragian. Memakan
dikarenakan kualitas yang dihasilkan waktu kurang lebih 3 (tiga) hari, jadi
lebih baik dengan biji yang besar tempe yang hari ini dibuat, tiga hari
dan keuntunganya lebih kemudian akan dipasarkan begitu
dibandingkan dengan kedelai lokal. seterusnya.
Lahan yang dibutuhkan tidak terlalu
luas karena industri tersebut di 3) Output
lakukan di rumah pribadi. Energi Output atau luaran yang didapatkan
penunjang industri menggunakan dari industri tempe adalah tempe
energy panas api dan dalam tangku dan limbah kulit kedelai. Tempe
dan energy angin untuk proses yang dihasikan akan didistribusikan
pendinginan tempe. Akses setelah jamur tempe berkembang,
keterjangkauan lokasi industri cukup penjulan tempe biasanya langsung
mudah dijangkau karena berada ke pasar yaitu Pasar Seririt.
pada pemukiman warga, suhu yang Selanjutnya untuk limbah kedelai
hangat mempengaruhi proses hasil dari perendaman, warga sekitar
fermentasi tempe. Industri tempe ini pemilik peternakan babi akan
mempekerjakan tenaga kerja mengambil untuk pakan ternak.
sebanyak 3 orang yang merupakan
anggota dari keluarga yang memiliki 2. Faktor Penentu Lokasi Industri
skill dan pengetahuan dalam Setiap segala sesuatu, baik
produksi tempe karena diwariskan itu proyek, usaha dan kegiatan pasti
secara turun temurun dengan mempunyai pertimbangan tersendiri
bantuan teknologi yaitu mesin dalam menentukan sebuah lokasi
pemecah kedelai dengan kulitnya, yang akan dibangun. Begitu juga
pemasaran tempe di tujukan ke industri, yang mempunyai faktor
pasar Seririt dan Banyuatis, penentu lokasi dalam pendirian
dikarenakan tergolong usaha kecil industri tersebut. Ada beberapa
maka tidak ada kebijakan faktor yang mempengaruhi atau
pemerintah terhadap jalanya menjadi penentu lokasi dalam
industri. sebuah industri, seperti: geografi

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 18


ISSN 2407-4551 Volume 1, Nomor 1, Juni 2015

fisik, lahan, modal, tenaga kerja, rumah pemilik menghadap selatan


manajemen, transportasi, dan memanfaatkan sisa tanah yang
pemasaran dan politik. Berkaitan ada di rumah tersebut. Agar lebih
dengan jenis industri, maka industri simpel dan tidak membeli tanah baru
yang diobservasi adalah jenis untuk pembangunan industrinya.
industri pedesaan yakni: industri Luas industrinya 5 x 10 m atau ± 1
tempe. are. Dinding sebelah timur ditutup
Industri tempe yang agar terhindar dari sinar matahari
diobservasi berlokasi di Kelurahan dan dinding sebelah barat dibuka
Seririt. Terdapat 3 jenis industri agar menjadi pintu keluar-masuk.
tempe yang diobservasi. Dimana 2
diantaranya berdekatan dan berada 2) Industri kedua
diantara permukiman, serta 1 Posisi industri berada di
industri tersendiri dan dekat atau sebelah timur rumah. Alasannya
berada dikawasan DAS. Ketiga karena lahan yang ada di depan
industri ini sudah didirikan sejak rumah tidak cukup untuk
lama dari pendahulu yang telah lama membangun industri dan tersisa
bermukim disana. Faktor penentu hanya di timur sehingga dibangunlah
lokasi industri dari ketiga industri, di sebelah timur rumah. Pada tahun
yakni lahan. Industri yang dibangun 1980-an posisi industri berada
ini berada di lahan rumah milik dibelakang rumah dan yang di
pribadi. Pemilik ketiga industri sebelah timur digunakan sebagai
berasal dari luar Bali, mereka tempat industri jamur dan tahu. Pada
berasal dari Madura. Tidak heran saat itu juga tenaga kerjanya masih
jika mereka berasal dari luar Bali, menggunakan keluarga, karena
karena lokasi industri yang alasan tenaga yang tidak mampu
diobservasi berada diperkampungan mengelola 3 industri, akhirnya
orang Madura sehingga banyak industri jamur digantikan dengan
yang menyebut perkampungan tempe dan sekarang menjadi satu
tersebut adalah Kampung Madura. antara industri tempe dan tahu. Luas
Meskipung ketiga industri ini industrinya 20 x 10 m atau ± 2 are.
pemiliknya adalah orang luar Bali, Pada tahun 1980, industri berada di
namun industri sudah ada sejak belakang rumah, dinding sebelah
lama didirikan oleh pendahulu timur dijadikan tempat pintu keluar-
mereka. masuk dan dinding sebelah barat
Faktor penentu lokasi industri ditutup karena berbatasan dengan
dari ketiga industri sama, yakni rumah warga. Pada saat ini dinding
lahan. Meskipun dibangun karena sebelah timur ditutup karena bekas
adanya lahan di rumah mereka, industri jamur agar terhindar dari
namun terdapat perbedaan diantara sinar matahari, sedangkan dinding
ketiga industri yakni posisi industri sebelah barat dijadikan pintu keluar-
yang dibangun disebelah mana masuk.
rumah mereka dan luas industri.
Berikut penjelasan perbedaan faktor 3) Industri ketiga
penentu lokasi industry dari 3 Posisi industrinya berada di
industri yang diobservasi: sebelah barat rumah. Alasannya
karena dekat dengan tempat
1) Industri pertama pembuangan limbah, yakni selokan
Posisi industri berada di dan tanah yang dibangun industri ini
depan rumah. Alasannya karena dibeli lebih dulu dari pada tanah

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 19


ISSN 2407-4551 Volume 1, Nomor 1, Juni 2015

yang ada di depan rumh. Luas Buleleng.


industrinya 15 x 6 m atau ± 1 1⁄2 bulelengkab.bps.go.id
are. Dinding sebelah timur dijadikan Renner, George T: Durand Jr.,
pintu keluar-masuk dan dinding White, C Landon: Gibson,
sebelah barat ditutup karena Weldon B, 1957, World
berbatasan dengan rumah pemilik Economic Geography, An
industri kedua. Industri ini Intocuction Geonomics. New
berdekatan dengan industri kedua. York: Thomas Y. Crowell
Company.
SIMPULAN DAN SARAN Setyawan, A. 2015. 11 Faktor
Sistem ekonomi yang Penentuan Lokasi Industri.
diterapkan oleh industri tempe https://www.gurugeografi.id/20
sampel 1, sampel 2 dan sampel 3 17/01/11-faktor-penentuan-
memiliki sistem umum yaitu input lokasi-industri.html. Diakses
proses dan output yang sama-sama pada 15 Mei 2015
diterapkan oleh ketiga sampel, Sumodisastro, Harjantho. 1985.
hanya saja beberapa komponen Pembangunan Ekonomi
memiliki perbedaan seperti jumlah Indonesia dan Kapita Selekta,
tenaga kerja dan pasaran tempenya. Penerbit Gunung Agung,
Faktor penentu lokasi yang Jakarta.
dipertimbangkan dalam penentuan Wijayanti, H. 2015. Teori Lokasi
lokasi industri tempe pada sampel 1, Industri dan Faktornya.
sampel 2 dan sampel 3 adalah lahan https://portal-ilmu.com/teori-
yang tersedia, tempat pembuangan lokasi-industri/.
limbah, sejarah sebelumnya dan
arah datangnya sinar matahari.
Industri perdesaan cenderung
memanfaatkan lahan yang ada
dirumahnya jadi kebanyakan dari
tempat industri tempe menyesuaikan
dengan sisa lahan yang ada pada
rumah pemiliki indusri. Arah
datangnya sinar matahari juga
dipertimbangkan karena untuk
membuat tempe maka diperlukan
suhu yang stabil.
Dengan adanya industri
tempe ini dapat memberikan
dampak positif bagi masyarakat
untuk menambah pendapatan
masyarakat, yaitu dengan
perbaharui teknologi dalam
pembuatan tempe dengan teknologi
yang modern maka hasil yang
diproduksi akan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2015. Garis
Kemiskinan Kabupaten

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 20

Anda mungkin juga menyukai