Anda di halaman 1dari 20

BIOKIMIA EKSKRESI DAN SEKRESI PADA MANUSIA

Disusun oleh :

Rapitha Dewi Sopian (1516020)

AKADEMI KIMIA ANALISIS CARAKA NUSANTARA

DEPOK

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya

sehingga makalah yang berjudul “BIOKIMIA EKSKRESI DAN SEKRESI PADA MANUSIA”

telah diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas biokimia, dengan

harapan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Saya meyakini bahwa dalam pembuatan tugas makalah biokimia ini masih jauh dari

sempurna. Adanya saran ataupun kritik terhadap makalah ini mohon disampaikan sebagai bahan

perbaikan.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam

pembuatan makalah ini.

Depok,12 Januari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Perbedaan Ekskresi dan Sekresi .................................................................... 2


B. Alat (organ) Eksresi dan Sekresi Pada Manusia ........................................... 2
C. Proses Terjadinya Ekskresi dan Sekresi Pada Manusia ................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 16

A. Kesimpulan ................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada manusia terjadi proses pengeluaran zat-zat sisa dari tubuh, yakni ekskresi dan

sekresi. Eksresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah

tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan sekresi adalah proses pengeluaran zat yang

masih diperlukan tubuh oleh suatu kelenjar, misalnya hormone atau enzime.

Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil

metabolisme. Zat sisa metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan ,

misalnya karbon dioksida (CO2), air (H2O), ammonia (NH3), urea dan zat warna empedu.

Zat sisa tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena

bersifat racun (toksik) dan dapat menimbulkan penyakit.

B. Rumusan Masalah

1. Apa perbedan ekskresi dan sekresi?

2. Apa saja alat (organ) ekskresi dan sekresi pada manusia?

3. Bagaimana proses terjadinya ekskresi dan sekresi pada manusia?

C. Tujuan

Dibuatnya makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya ekskresi dan sekresi

pada manusia secara biokimia.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan ekskresi dan sekresi

1. Ekskresi

Adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas yang

sudah tidak bermanfaat bagi tubuh yang bisa menjadi racun (kimiawi).

 Paru-paru → CO2 + uap air (H2O)

 Hati → empedu

 Ginjal → urine

 Kulit → keringat

Proses ekskresi melibatkan pemakaian dari bahan yang berasal dari makhluk hidup,

dan ekskresi lebih mementingkan dalam proses menyeimbangkan konsentrasi air dan

garam dalam tubuh.

2. Sekresi

Adalah proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan di dalam tubuh.

Zat yang dihasilkan berbentuk lendir (enzim dan hormon oleh sel dan kelenjar).

Proses sekresi melibatkan pergerakan material dari suatu tempat ke tempat lain,

sementara tempat ke dua menjadi penting.

Dalam tubuh manusia terdapat dua tipe kelenjar, yaitu;

1) Kelenjar Eksokrin

2) Kelenjar Endokrin

B. Alat (organ) ekskresi dan sekresi pada manusia

o Alat (organ) ekskresi pada manusia:

2
1) Paru-paru

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia di sebelah kanan dan kiri yang

dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu;

a. Bagian kanan memiliki tiga glambir.

b. Bagian kiri memiliki dua glambir.

Fungsi paru-paru selain sebagai organ respirasi, juga sebagai organ ekskresi

karena berfungsi untuk mengeluarkan gas karbon dioksida (CO2) dan H2O dalam

bentuk uap air. Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen

dan karbon dioksida. Proses pembuangan diawali dengan berdifusinya karbon

dioksida dari sel-sel ke dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk

ke dalam alveolus. Dari alveolus, karbon dioksida akan dikeluarkan melalui udara

yang dihembuskan oleh hidung.

3
2) Hati

Hati termasuk dalam organ ekskresi karena menghasilkan cairan empedu yang

merupakan cairan hasil perompakan sel-sel darah merah yang sudah tua. Cairan

ini tersusun atas air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid (lesitin),

zat warna (pigmen) empedu (billirubin dan biliverdin) dan beberapa ion.

Fungsi hati sebagai ekskresi adalah:

a) Menghasilkan getah empedu.

b) Menghasilkan urea.

Sel-sel darah merah yang sudah tua akan diuraikan menjadi hemin (kristal), zat

besi, dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati, kemudian

dikirim ke sum-sum tulang merah untuk pembentukan anti bodi atau hemoglobin

baru, sedangkan hemin akan dirombak menjadi biliverdin yang merupakan zat

warna bagi empedu dan mengandung warna hijau dan biru. Sebagian bilirubin

terikat oleh albumin darah dan diekskresikan langsung melalui ginjal, sebagian

lagi diekskresikan oleh hati ke kantung empedu untuk dialirkan ke usus halus. Di

dalam usus, zat warna tersebut akan mengalami oksidasi menjadi urobilin

4
sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan, sebagian urobulin akan

masuk ke peredaran darah dan sisanya akan keluar bersama feses dan urin.

3) Ginjal

Struktur ginjal terdiri dari; kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan

rongga ginjal (pelvis). Pada kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi

sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari badan malpighi dan saluran

panjang (tubula) yang bergelung. Badan malpighi tersusun oleh simpai bowman

(kapsul bowman) yang didalamnya terdapat glomerolus.

Ginjal adalah organ yang mendapat aliran darah sangat baik. Setiap hari mengalir

±1500 L darah melelui ginjal dan difiltrasi menjadi 150 L urin primer. Melalui

penyerapan balik air, volume urin primer sangat dikurangi, sehingga setiap

harinya hanya diekskresikan sejumlah ±0,5-2,0 L sebagai urin akhir.

5
Fungsi utama ginjal adalah;

a. Ekskresi air dan substansi yang larut dalam air.

b. Homeostatis, fungsi regulasi keseimbangan elektrolit dan asam pada

organisme.

c. Berperan pada pembentukan beberapa hormon; ekskresi dan homeostatis

berada dibawah kontrol hormon.

d. Mengambil alih fungsi metabolisme intermedier, terutama pada pemecahan

asam amino dan glukoneogenesis.

4) Kulit

Kulit merupakan organ terluar tubuh yang melapisi tubuh manusia. Berat kulit

diperkirakan sekitar 7% dari berat tubuh total. Pada pemukaan luar kulit terdapat

pori-pori (rongga) yang menjdi tempat keluarnya keringat. Bagi tubuh kulit

memiliki fungsi yang sangat penting walaupun lapisannya tipis. Kulit adalah

organ yang memiliki banyak fungsi seperti halnya sebagai pelindung tubuh,

6
indera peraba, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan letaknya yang berada di

bagian permukaan tubuh, maka kulit merupakan organ pertama yang terkena

pengaruh dari lingkungan.

Fungsi kulit selain sebagai pelindung tubuh dan indera peraba, juga sebagai organ

ekskresi karena kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna

lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan

ammonia, serta produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan

keasaman kulit pada pH 5-6.

o Alat (organ) sekresi pada manusia:

1) Kelenjar Eksokrin

Kelenjar yang memiliki saluran yang melepaskan berbagai senyawa cair dan semi

yang bukan hormon atau jenis sinyal kimia lainnya.

Misalnya: kelenjar keringat, kelenjar saliva, kelenjar susu.

Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,

seperti kulit, atau organ internal, seperti; lapisan traktus intestinal

2) Kelenjar Endokrin

Organ yang menghasilkan hormon yang tidak memiliki duktus atau saluran,

sehingga hormon tang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui

pembuluh darah.

Misalnya: kelenjar ovarium, kelenjar testis, kelenjar tyroid, kelenjar adrenal, dan

pankreas.

Sistem endrokin mempunyai lima fungsi umum:

7
a) Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang

berkembang.

b) Menstimulasi urutan perkembangan.

c) Mengkoordinasi sistem reproduktif.

d) Memelihara lingkungan internal optimal.

e) Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

C. Proses terjadinya ekskresi dan sekresi pada manusia

1. Eksresi

a) Pada Paru-Paru

Proses pembentukan CO2 + uap air (H2O)

Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan

karbon dioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap

karbonhidroksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-

paru. Di paru-paru karbonhidroksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari

paru-paru melalui hidung. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan

tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis

pekerjaan, kuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk kedalam darah melalui kapiler

darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat

oleh hemoglobin untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang

terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin

atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.

8
Pengangkutan CO2 sebagai hasil zat sisa metabolisme, diangkut oleh darah dapat

melalui tiga cara yaitu:

 Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat

dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).

 Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino

hemoglobin (23% dari seluruh CO2).

 Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui

proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).

b) Pada Hati

o Proses pembentukan empedu

Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagiannya lagi

adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam

kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi

dengan glisin atau taurin suatu derifat / turunan dari sistin, mempunyai peranan

sebagai pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar lemak menjadi

9
suspensi dari lemak dengan diameter ± 1 mm dan absorpsi dari lemak,

tergantung dari sistem pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu

bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles, kompleks yang larut dalam

air sehingga lemak lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek

hidrotrofik). Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas

permukaan yang lebar sehinga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting

dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam

empedu karena adanya garam-garam empedu dalam lesitin.

o Proses pembentukan urea

Urea merupakan asil akhir dari katabolisme protein. Sehari urea diekskresikan

sekitar 25 g, tergantung intake proteinnya. Ekskresi akan naik pada saat demam,

adanya penyakit kencing manis, aktivitas hormon adrenokortikoid yang

berlebihan. Dihepar, urea dibentuk dari siklus urea (ornitin dari CO2 dan NH3) dan

pembentukan urea menurun pada penyakit hepar dan asidosis.

10
c) Pada Ginjal

Proses pembentukan urine

Pertukaran
Filtrasi
ion hidrogen
plasma darah Reabsorbsi Sekresi oleh
dan
oleh oleh tubulus sel tubulus
pembentukan
glomeruli
amoniak

Urin dihasilkan oleh ginjal melalui proses:

Sifat-sifat urine normal:

 Volume urin 800-250 ml/hari.

 Berat jenis urin 1.003-1.030

 pH urin asam dengan rata-rata 6 (4,7-8).

 Warna urin kuning pucat sampai kuning.

11
Zat warna yang terkandung didalamnya adalah urokrom, urobilin, dan

hematoporifirin.

d) Pada Kulit

Proses pembentukan keringat

Bila suhu tubuh meningkat atau suhu udara dilingkungan tinggi,

pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak

darah yang mengalir ke daerah tersebut. Pangkal kelenjar keringat berhubungan

dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea

oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori

yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa

panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh normal.

Ketika suhu disekeliling panas maka kulit akan mengatur suhu tubuh dengan

banyak mengeluarkan keringat dan urin yang dihasilkan sedikit. Dan sebaliknya

ketika suhu dingin maka tubuh akan sedikit memproduksi keringat dan

pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urin).

12
2. Sekresi

a) Proses Menstruasi

Proses menstruasi yang dipengaruhi oleh berbagai macam hormon yang

disekresikan oleh kelenjar tubuh.

Siklus Menstruasi:

a. Siklus Endomentrium

Terdapat empat fase:

o Pada fase ini, endomentrium terlepas dri dinding uterus dengan disertai

pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum balase. Rata-rata

fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase

kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun pada

13
kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating

Hormene) meningkat.

o Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung

sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Permukaan

endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau

menjelang pendarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh

menjadi setebal ±3.5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang

berakhir saat ovulasi.

o Fase sekresi (luteal), berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga

hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase ini,

endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai

ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.

o Fase iskemi (premenstrual), implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi

terjadi sekitar 7-10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi implantasi,

korpus luteum yang yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut.

Seiring penyusutan yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga

suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis.

Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan pendarahan menstruasi

dimulai.

14
b) Proses Pembentukan Keringat

Pembentukan keringat dapat terjadi ekskresi dan sekresi.

Pada kulit manusia, setiap harinya mengeluarkan keringat kira-kira 225 ml.

Semua keringat yang dihasilkan berasal dari 2 juta kelenjar keringat yang tersebar

pada seluruh lapisan dermis. Proses pengeluaran keringat tersebut dipengaruhi

oleh hipotalamus. Hipotalamus merupakan sistem saraf pusat pengatur suhu tubuh

yang menghasilkan enzim bradikinin. Enzim ini mempengaruhi kerja kelenjar

keringat untuk mengeluarkan keringat. Selain dipengaruhi hipotalamus, kerja

kelenjar keringat juga dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan pembuluh

darah. Suhu pembuluh darah tinggi (karena suhu lingkungan tinggi) akan

memberikan rangsangan terhadap hipotalamus. Oleh rangsangan tersebut

hipotalamus segera mempengaruhi kelenjar keringat untuk menyerap air, garam,

urea, dan berbagai sisa zat metabolisme dari pembuluh kapiler darah.

Berbagai zat ini dikeluarkanmelalui saluran keringat dan pori-porikelenjar

keringat ke permukaan kulit dalam bentuk keringat. Keringat segera menguap dan

suhu tubuh turun sehingga normal kembali. Apabila keringat terlalu berlebihan,

15
kadar garam yang berada dalam darah bisa berkurang. Akibatnya, otot bisa

mengalami kekejangan atau mungkin bisa pula pingsan. Selain itu karena

pembuluh darah pada lapisan dermis mengembang, kulit wajah bisa menjadi

merah . keadaan ini dapat terjadi saat kita melakukan aktivitas fisik yang berat.

Namun, sebaliknya kulit kita dapat memucat bila pembuluh darah pada dermis

menyempit misalnya saja saat kita ketakutan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada manusia terjadi ekskresi dan

sekresi. Proses pengeluaran ekskresi melalui paru-paru, ginjal, hati, dan kulit sedangkan

sekresi melalui kelenjar (endrokin dan eksokrin) atau hormon.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9951027/Laporan_Anfisman_Sekresi_dan_Ekskresi

http://dokumen.tips/search/?q=Jurnal+Fiswan+Sistem+Ekresi+Dan+Sekresi

http://www.biologiedukasi.com/2015/01/sistem-ekskresi-pengertian-ekskresi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sekresi

http://www.gerbangilmu.com/2014/10/fungsi-hati-sebagai-alat-sekresi-dan.html

17

Anda mungkin juga menyukai