Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

UPTD PUSKESMAS LANGSA LAMA


KOTA LANGSA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam mencapai derajat kesehatan optimal dibidang kesehatan pada saat ini
diupayakan melalui perbaikan mutu pelayanan di fasilitas Puskesmas merupakan fasilitas
tingkat pertama yang bertanggung jawab dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat melalui penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan.

Upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan harus diselenggarakan


secara berkualitas adil dan merata, memuaskan seluruh masyarakat yang menjadi tanggung
jawabnya. Kualitas dan kinerja dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat akan
dicapai jika penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tersebut dikelola dengan baik
sesuai dengan standar dan pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan
peningkatan mutu dan kinerja yang menunjang berkesinambungan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat harus memperhatikan standar struktur,


standar proses penyelenggaraan dan standar hasil. Indikator kinerja upaya kesehatan
masyarakat perlu ditetapkan, distandarkan dan diukur secara periodik, dianalisis sebagai dasar
untuk melakukan upaya perbaikan mutu dan kinerja yang berkesinambungan.

Penyelenggaraan kesehatan salah satunya dengan mengoptimalkan fungsi Puskesmas.


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat yang menyatakan bahwa fungsi Puskesmas ada 2 yaitu :

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan


upaya kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni.
Upaya kesehatan Masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.

A. Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan
mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih
dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien/pelanggan
selama ini telah sesuai dengan harapan pasien/pelanggan atau belum.

Manusia adalah faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Untuk menciptakan
manusia yang berkualitas diperlukan suatu derajat kesehatan manusia yang prima sehingga
dalam hal ini mutlak diperlukan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung pencapaian
pembangunan kesehatan pemerintah telah menyediakan beberapa sarana/fasilitas kesehatan
beserta tenaga kesehatannya. Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan
masyarakat adalah Puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan
di Indonesia maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu
pelayanan kesehatan Puskesmas sehingga dalam hal ini Puskesmas terlebih pada Puskesmas
yang dilengkapi dengan unit rawat inap dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan
dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan
kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan masyarakat, serta
berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka UU Kesehatan Nomor 23 tahun 1992
menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat
Puskesmas.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tesebut diselenggarakan
dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.Pengelolaan
puskesmas biasanya berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

1. Profil Puskesmas
a. Gambaran umum Puskesmas
Sistem manajemen mutu dalam Manual Mutu ini disusun berdasarkan pendekatan
proses yang terdiri dari :
1) Proses yang terkait dengan tanggung jawab manajemen (termasuk persyaratan
pelanggan);
2) Proses yang terkait dengan tanggung jawab manajemen (termasuk persyaratan
pelanggan);
3) Proses realisasi produk; dan
4) Proses pengukuran, analisa dan tindak lanjut (termasuk kepuasan pelanggan)

Gambar 1.Sistem Manajemen Mutu (SMM) dengan pendekatan Model


Pendekatan Proses

b. Visi Puskesmas
Terwujudnya pelayanaan kesehatan berkualitas dan terjangkau menuju langsa lama
sehat dan mandiri”
c. Misi Puskesmas
1. Memberikan pelayanaan kesehataan yang bermutu,merata dan terjangkau
Seluruh lapisan masyarakat langsa lama.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat langsa lama dalam bidang kesehataan.
3. Mendorong kemandirian cara hidup sehat masyarakat langsa lama.
4. Melaksanakan pelayanaan kepada masyarakat degan 5 S
(senyum,salam,sapa,sopan,santun)
5. Meningkatkan kemitraan internet dan eksternal untuk mencapai tujuan bersama
6. Mengupayakan peningkatan kwalitas hidup masyarakat langsa lama
7. Meningkatkan mutu pelayanaan seluruh program puskesmas langsa lama
d. Struktur Puskesmas
Menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004,
struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten /
kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola
struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas;
2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan;
a) Data dan informasi
b) Perencanaan dan penilaian
c) Keuangan
d) Umum dan kepegawaian
3. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas: Upaya kesehatan masyarakat,
termasuk pembinaan terhadap UKBM, dan Upaya kesehatan perorangan; dan
4. Jaringan pelayanan puskesmas: Unit puskesmas pembantu, Unit puskesmas
keliling, dan Unit bidan di desa/komunitas.
a) Motto
L layani masyarakat dengan 5S
A Ajak masyarakat untuk selalu kepelayanaan masyarakat
M Motifasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
A Ayo bersama kita bisa...
b) Tata Nilai
Tata nilai terdiri dari :
1) Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik;
2) Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh
masyarakat dan rekan sekerja;
3) Inisiatif & Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan
ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan
kesehatan;
4) Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya; dan
5) Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung
jawabkan.

2. Kebijakan Mutu
Puskesmas sebagai organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan
masyarakat bertekad untuk memenuhi dan memuaskan masyarakat melalui
penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas, prosedural dan
profesional dengan berorientasi pada kepuasan konsumen.
Untuk tercapainya kebijakan mutu tersebut, seluruh jajaran di Puskesmas
bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya dengan :
a) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dengan melakukan peningkatan
terus menerus.
b) Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas.
c) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
d) Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan kemampuan
Puskesmas.
e) Mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku.
3. Proses pelayanan (Proses Bisnis)
Proses pelayanan dapat dilakukan dengan cara :
a. Mengubah paradigm masyarakat: Puskesmas pada dasarnya memiliki lebih
banyak tugas untuk melakukan preventif (pencegahan) daripada kuratif
(pengobatan). ini lah yang harus segera dibenahi. lakukan upaya upaya
promotif oleh tenaga puskesmas, jika masyarakat tidak mau menggunakan
puskesmas sebagai sarana peningkatan derajat kesehatan (petugas
puskesmaslah yang harusnya menjemput bola);
b. Sdm tenaga puskesmas ditingkatkan: Yang harus diperbaiki adalah
bagaimana melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik bagi
masyarakat karena para tenaga kesehatan yang berada di puskesmas adalah
abdi negara yang tugasnya mengabdikan diri kepada masyarakat juga.
paling tidak petugas harus belajar ramah, on time, dan belajar senyum;
c. Penyediaan obat dan dokter: Meskipun sebagian besar tugas puskesmas
adalah pencegahan, namun sebagian besar masyarakat masih menggunakan
puskesmas sebagai tempat berobat. bukan hanya karena biayanya yang
murah, namun juga karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan
pratama yang langsung menjangkau masyarakat. oleh karena itu, keberadaan
dokter dan obat yang bermutu sangat penting di puskesmas; dan
d. Petugas puskesmas harus terjun ke masyarakat: Petugas puskesmas harus
terjun, mengawasi, melihat dan memperbaiki kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. jadi petugas tidak hanya berada dalam kantor
puskesmasnya saja. ada baiknya jika petugas yang menjemput bola.
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan ISO 9001:2008 dan
standar akreditasi pukesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis. Dalam
penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan sasaran/pasien
dengan menerapkan manajemen risiko.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis.
D. Landasan hukum dan acuan
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015. Acuan yang
digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah: standar akreditasi puskesmas dan
persyaratan ISO 9001:2008
E. Istilah dan definisi
1. Pelanggan
Seorang individu ataupun kelompok yang membeli produk fisik ataupun jasa dengan
pertimbangan berbagai macam faktor seperti harga, kualitas, tempat, pelayanan dan
sebagainya berdasarkan keputusan mereka sendiri.
2. Kepuasan pelanggan
Evaluasi positif dari dimensi pelayanan kesehatan yang berbeda dilihat dari sudut
pandang pasien atau interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa
atau pelayanan.
3. Pasien
Orang sakit (penderita) yang memerlukan pelayanan medis (yang memerlukan sarana
kesehatan)
4. Koreksi
5. Perbaikan, pemeriksaan dan pembetulan
6. Tindakan korektif
Bertindak disiplin dan teliti
7. Tindakan preventif
Kegiatan pencegahan suatu masalah kesehatan (penyakit)
8. Pedoman mutu
9. Dokumen
Surat yang tertulis dan tercetak, rekaman suara, gambar, foto yang dapat
dijadian bukti keterangan dan arsip data keadaan perkembangan kesehatan
pasien
10. Rekaman
Mencetak dan memindahkan gambar dan tulisan kesuatu tempat
11. Efektivitas
12. Efisiensi
Mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat
13. Proses
Rangkaian tindakan dan pengolahan yang menghasilkan produk

14. Sasaran mutu


Sesuatu yang menjadi tujuan kualitas
15. Perencanaan mutu
16. Kebijakan mutu
Aturan tertulis dan wajib ditaati untuk seluruh staf (karyawan) ditempat kerja
17. Sarana
Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan
tujuan dengan kata lain sarana lebih ditunjukkan untuk benda-benda dan
peralatan yang bergerak.
18. Prasarana
Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.
Adapun proses tersebut dapat berupa suatu usaha pembangunan ataupun proyek
I. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan umum :
Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem manajemen mutu
sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas dan standar ISO 9001:2008. Sistem ini
disusun untuk memastikan telah diterapkannyapersyaratan pengendalian terhadap
proses-proses penyelenggaraan pelayanankepada masyarakat baik penyelenggaraan
upaya puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses
pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayananan, kejelasan
penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri
mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi
terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanana, dan verifikasi terhadap
proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian dokumen:
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi: Dokumen level 1 : Kebijakan, dokumen level 2: pedoman/manual,
dokumen level 3: standar prosedur operasional, dan dokumen level 4: rekaman-
rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan
prosedur
C. Pengendalian rekam implementasi

II. Tanggung jawab manajemen:


A. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya,
penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas bertanggung
jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.

B. Fokus pada sasaran/pasien:


Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis,
pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.

C. Kebijakan mutu:
Puskesmas sebagai organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan
masyarakat bertekad untuk memenuhi dan memuaskan masyarakat melalui
penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas, prosedural dan
profesional dengan berorientasi pada kepuasan konsumen.

Untuk tercapainya kebijakan mutu tersebut, seluruh jajaran di Puskesmas


bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya dengan :
f) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dengan melakukan peningkatan
terus menerus.
g) Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas.
h) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
i) Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan kemampuan
Puskesmas.
j) Mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu.


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal
yang meliputi indicator-indikator pelayanan klinis, indicator penyelenggaraan
upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai
sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan
pasien berisi program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP;
2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien;
3. Penerapan manajemen resiko pada area prioritas;
4. Penilaian kontrak/ kerjasama pihak ketiga;
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien;
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium;
7. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium; dan
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien.

E. Tanggung jawab, wewenang

Manajemen Puskesmas Langsa lama menunjukkan komitmennya terhadap


penyusunan dan penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan :

1) Mengkomunikasikan pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan dan peraturan


yang berhubungan dengan pemenuhan persyaratan pelanggan;
2) Menetapkan kebijakan mutu;
3) Menetapkan sasaran mutu;
4) Melaksanakan tinjauan manajemen;
5) Menyediakan sumber daya yang memadai

F. Wakil manajemen mutu/Penanggung jawab manajemen mutu


Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggung
jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
1. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara;
2. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu dan
kinerja pelayanan; dan
3. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien
G. Komunikasi internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (mini lokakarya), pertemuan,
diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.

III. Tinjauan Manajemen:


A. Umum: Rapat tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun.
B. Masukan tinjauan manajemen meliputi:
1. Hasil audit
2. Umpan balik pelanggan
3. Kinerja proses
4. Pencapaian sasaran mutu
5. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7. Perubahan terhadap kebijakan mutu
8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/ sistem
pelayanan
C. Luaran tinjauan :
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas
sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber
daya yang perlu dilakukan.

IV. Manajemen Sumber Daya:


A. Penyediaan sumber daya
Kepala puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan pelayanan di puskesmas. Penyediaan sumber daya
meliputi: (baik untuk penyelenggaraan UKM maupun pelayanan klinis)
B. Manajemen sumber daya manusia
Penyediaan sumber daya manusia, proses rekruitmen, proses kredensial,
prosespelatihan dan peningkatan kometensi.
C. Infrastruktur
1. Puskesmas menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk, terdiri dari:
a. Gedung, ruang kerja dan peralatan penunjang (misal: mebel, computer)
b. Peralatan yang dipakai dalam proses Produk (misal: tensimeter, timbangan)
c. Sarana pedukung (misal: mobil ambulance, pesawat telefon)
2. Penetapan infrastruktur dituangkan dalam Daftar infrastruktur yang dibutuhkan
di setiap unit
3. Penyediaan infrastruktur sesuai dengan Prosedur Pembelian Barang
4. Pemeliharaan infrastruktur sesuai dengan Prosedur Pemeliharaan
D. Lingkungan kerja
1. Puskesmas menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai kesesuaian dengan persyaratan produk, antara lain:
a. Menetapkan bahwa lingkungan fisik didalam dan luar gedung Puskesmas
merupakan daerah bebas asap rokok, bersih, dan aman dari limbah infeksius
b. Mengelola lingkungan kerja dengan cara menerapkan prinsip 5R sesuai
Prosedur Kegiatan Tata Graha Dengan Prinsip 5R.

V. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM):
1. Perencanaan UKM,akses,dan pengukuran kinerja
Kepala Tata Usaha bersama dengan para Koordinator dibantu oleh
Pemegang Program bertanggung jawab melakukan perencanaan dan
pengendalian proses untuk memastikan dicapainya sasaran yang tertuang
di dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Planning of Action
(POA).

Untuk memastikan pencapaiannya, dilakukan pengendalian terhadap


semua faktor yang secara langsung mempengaruhi kegiatan pelayanan
kesehatan yaitu terhadap kondisi, peralatan dan lingkungan kerja yang
sesuai.
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran :
a. Penetapan persyaratan sasaran
Puskesmas melalui Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) menentukan :

a. Persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan, termasuk kegiatan


sesudahnya.
b. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
c. Persyaratan tambahan lain yang dipandang perlu oleh Puskesmas.

b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran


Puskesmas mempunyai kebijakan :

a. Melakukan evaluasi persyaratan produk yang telah ditetapkan


yang berhubungan dengan pelanggan sebelum dilakukan
persetujuan pelayanan.
b. Menetapkan persyaratan terhadap pelanggan yang tidak
konsisten memenuhi persyaratan yang pernah disepakati.
c. Menetapkan kewenangan untuk memutuskan terhadap calon
pelanggan yang tidak bisa memenuhi persyaratan yang
ditetapkan secara penuh.
d. Menetapkan persyaratan permintaan perubahan produk yang
diminta pelanggan.
e. Memelihara segala dokumen yang berkaitan dengan persyaratan
produk dan pelanggan serta permintaan perubahannya.
c. Komunikasi dengan sasaran
Manajemen Puskesmas selalu menjaga hubungan yang baik dengan
pelanggan dengan cara selalu berkomunikasi dengan pelanggan dan
menerima masukan dari pelanggan untuk peningkatan mutu produk
dan pelayanan serta selalu memberikan penanganan untuk keluhan
pelanggan.

3. Pembelian (jika ada)


a.Proses Pembelian
Kegiatan pembelian material/ ATK berdasarkan Pagu dari Dinas
Kesehatan dan pelaksanaannya dilakukan oleh Unit Tata Usaha
atas persetujuan Kepala Puskesmas, sedangkan kegiatan
pembelian atau pengadaan berupa Alat Kesehatan dan pengadaan
obat pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Aceh Besar.

b.Informasi Pembelian
Pemeriksaaan terhadap barang maupun obat yang diterima dari
Dinas Kesehatan dilaksanakan pada saat penerimaan oleh
Bendahara Barang dan atau Pengelola Obat untuk memastikan
bahwa barang atau obat yang diterima sesuai dengan SBBK dan
LPLPO.

Seleksi dan Evaluasi Suplier dilaksanakan oleh Unit terkait di


Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar.

Untuk barang yang harus diproses tanpa melalui pemeriksaan


terlebih dahulu, kegiatan harus melalui persetujuan Kepala
Puskesmas. Jika kegiatan telah dilaksanakan proses pencatatan
hasil pemeriksaan tetap dilakukan dan disimpan.

c.Verifikasi Produk Yang Dibeli


Puskesmas menetapkan barang yang diterima dapat diterima
sesuai dengan spesifikasi dengan melakukan verifikasi yang
dilakukan oleh Unit Tata Usaha bersama Pihak Terkait yang
mengajukan permintaan.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan Kewajiban
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen resiko dan keselamatan

5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:


g. Umum
Puskesmas merencanakan dan menerapkan pemantauan, analisa dan proses peningkatan
yang diperlukan :

a. Untuk menunjukan kesesuaian dengan persyaratan produk;


b. Untuk memastikan kesesuaian dari Sistem Manajemen Mutu;
c. Untuk meningkatkan secara berkesinambungan efektivitas Sistem Manajemen Mutu.
Kegiatan ini termasuk penentuan kebutuhan, jangkauan dan penggunaan metode yang
sesuai.

a. Pemantauan dan Pengukuran


1. Kepuasan Pelanggan
Manajemen Puskesmas membuat survey kepuasan Pelanggan untuk mengukur kepuasan
Pelanggan terhadap pelayanan maupun sistem yang ada di Puskesmas. Hasil survey ini
untuk dapat memahami dan memperhitungkan keinginan Pelanggan sehingga
manajemen dapat memberikan pelayanan kepada Pelanggan lebih baik dibandingkan
dengan waktu sebelumnya.

Puskesmas melaksanakan survey kepuasan pelanggan minimal 1 kali dalam setahun


dengan menggunakan kuesioner kepuasan pelanggan.

2. Audit Internal
Audit Internal dilakukan untuk memeriksa kegiatan yang mempengaruhi mutu dan
untuk menentukan ke-efektifan penerapan Sistem Manajemen Mutu. Audit internal
dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam setahun dan dilaksanakan oleh auditor yang
terlatih serta independen (auditor tidak boleh mengaudit unit kerjanya sendiri). Audit
tambahan di luar jadwal yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan jika indikasi
penyimpangan dari suatu proses atau prosedur.

Ketidaksesuaian yang ditentukan selama audit internal oleh auditor harus ditindaklanjuti
oleh auditee sesuai dengan tanggal penyelesaian yang telah disepakati. Hasil audit
internal dijadikan sebagai salah satu agenda dalam Rapat Tinjauan Manajemen.

3. Pemantauan dan Pengukuran Proses


Puskesmas menerapkan metode yang tepat untuk memantau proses-proses Sistem
Manajemen Mutu. Metode–metode ini harus menunjukan kemampuan proses-proses
dalam mencapai hasil yang direncanakan. Jika hasil yang direncanakan tidak tercapai,
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang sesuai harus dilakukan.

4. Pemantauan dan Pengukuran hasil layanaan


Puskesmas memantau karakteristik produk untuk memverifikasi bahwa persyaratan
produk telah dipenuhi. Pemantauan tersebut harus dilaksanakan pada tahapan yang
sesuai dalam proses realisasi produk berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan.

Catatan tersebut harus menunjukkan personil yang berwenang untuk melepas produk
untuk disampaikan kepada Pelanggan.

b. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai


Puskesmas memastikan bahwa produk yang tidak memenuhi persyaratan, di-identifikasi
dan dikendalikan untuk mencegah penggunaan yang tidak diharapkan atau penyerahan.
Pengendalian, tanggung jawab dan wewenang yang berkaitan dengan produk yang tidak
sesuai ditetapkan di dalam sebuah prosedur terdokumentasi.

Puskesmas menangani produk yang tidak sesuai dengan cara:


1) Mengambil tindakan untuk mengurangi ketidaksesuaian yang ditemukan;
2) Pengesahan penggunaannya, pelepasan atau pengiriman dengan konsensi
oleh orang yang berwenang dan oleh Pelanggan jika mungkin;
3) Mengambil tindakan untuk mencegah penggunaan seperti semula;
4) Mengambil tindakan yang sesuai terhadap, atau pengaruh potensial dari
ketidaksesuaian ketika produk yang tidak sesuai tetdeteksi apabila telah
disampaikan atau digunakan.
Catatan dari sifat ketidaksesuaian dan setiap tindakan yang diambil, termasuk konsensi-
konsensi yang diperoleh dan dipelihara.

c. Analisa Data
Kepala Puskesmas bersama staf bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan
penggunaan teknik statistik. Pengumpulan data analisa data dilakukan untuk meninjau
efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan sebagai salah satu alat untuk
peningkatan terus menerus dari Sistem Manajemen M

d. Peningkatan berkelanjutan
Puskesmas secara berkelanjutan meningkatkan Sistem Manajemen Mutu dengan
menggunakan kebijakan mutu, evaluasi sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan
perbaikan, tindakan pencegahan dan tinjauan manajemen.

e. Tindakan Korektif
Manajemen Puskesmas telah menetapkan prosedur tindakan perbaikan yang mengatur
bagaimana cara meninjau dan menentukan penyebab ketidak sesuaian termasuk keluhan
Pelanggan, evaluasi terhadap kebutuhan tindakan, penentuan dan pelaksanaan tindakan,
pencatatan hasil dan peninjauan tindakan yang dilakukan.

Tindakan perbaikan dilakukan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan


dampaknya, sehingga dapat dicegah terulangnya kejadian yang sama.

Hasil tindakan perbaikan tidak menutup kemungkinan untuk mengubah atau


memperbaiki prosedur atau dokumen mutu yang ada.
f. Tindakan Preventif
Puskesmas telah menetapkan tindakan pencegahan untuk menghilangkan penyebab
potensial ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian
tersebut dengan selalu memperhitungkan akibat potensialnya.

Manajemen telah menetapkan prosedur tindakan pencegahan yang mengatur bagaimana


cara menentukan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya, evaluasi terhadap
kebutuhan tindakan untuk mencegah timbulnya ketidaksesuaian, penentuan dan
pelaksanaan tindakan, pencatatan hasil tindakan dan peninjauan tindakan yang
dilakukan.

B. Pelayanaan klinis (Upaya Kesehatan Perorangan)

a. Perencanaan kelayaanan klinis

b.Proses yang berhubungan dengan pelangan

c.Pembelian /pengadaan barang terkait dengan pelayanaan klinis :

1. proses pembelian

2.verifikasi barang yang dibeli

3.kontrak dengan pihak ketiga

d.Penyelenggaraan pelayanaan klinis :

1. Pengendalian proses pelayanan klinis

2.Validasi proses pelayaanaan

3. Indetifikasi dan ketelusuran

4.Hak dan kewajiban pasien

5.Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesimen,rekamedis,dsb)


6.manajemen resiko dan keselamatan pasien

e.Peningkatan Mutu Pelayanaan Klinis dan Keselamatan Pasien :

1. Umun

Puskesmas merencanakan dan menerapkan pemantauan, analisa dan proses peningkatan


yang diperlukan :
a. Untuk menunjukan kesesuaian dengan persyaratan produk;
b. Untuk memastikan kesesuaian dari Sistem Manajemen Mutu;
c. Untuk meningkatkan secara berkesinambungan efektivitas Sistem Manajemen Mutu.
Kegiatan ini termasuk penentuan kebutuhan, jangkauan dan penggunaan metode yang
sesuai.

2. Pemantauan dan Pengukuran :


a. Kepuasan Pelangan
b. Audit Internal
c. Pemantauan dan penggukuran proses kinerja
d. Pemantauan dan pengukuran hasil layanaan
3. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4. Analisis data
5. Peningkataan berkelanjutan
6.Tidakan korektif
7.Tindakan prefentif
VII.Penutup
LAMPIRAN
NO NAMA JABATAN URAIAN TUGAS

1 Kepala Puskesmas 1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi.


2. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan.
3. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
4. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di
puskesmas
5. Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan kegiatan
program dan pengelolaan keuangan.
6. Mengadakan koordinasi dengan Camat dan Lintas Sektoral dalam
upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
7. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam
rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
8. Menyususn perencanaan kegiatan Puskesmas dengan dibantu oleh staf
Puskesmas.
9. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas.
10. Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Kabupaten,
baik berupa laporan rutin maupun khusus.
11. Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan .
2 Unit Tata Usaha 1. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitTU
3. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas
berhalangan hadir
4. Menyelenggarakan rapat di tingkat puskesmas
3 Kepegawaian 1. Membuat laporan kepegawaian (Absensi, bezzeting, DUK, lap.triwulan,
tahunan ,dsb.)
2. Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan Langsung
3. Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
4. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
5. Mengusulkan tunjangan pegawai (Penyesuaian Fungsional, Baju, dan
lain-lain)
6. Merekap Absensi (Ijin, Cuti, Sakit)
7. Membuat Absensi Mahasiswa/ siswa yang praktek di Puskesmas
8. Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf
puskesmas
9. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas
dengan persetujuan kepala puskesmas

NO NAMA JABATAN URAIAN TUGAS

1 Kepala Puskesmas 1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi.


2. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan.
3. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
4. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di
puskesmas
5. Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan kegiatan
program dan pengelolaan keuangan.
6. Mengadakan koordinasi dengan Camat dan Lintas Sektoral dalam
upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
7. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam
rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
8. Menyususn perencanaan kegiatan Puskesmas dengan dibantu oleh staf
Puskesmas.
9. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas.
10. Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Kabupaten,
baik berupa laporan rutin maupun khusus.
11. Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan .
2 Unit Tata Usaha 1. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU
3. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas
berhalangan hadir
4. Menyelenggarakan rapat di tingkat puskesmas
3 Kepegawaian 1. Membuat laporan kepegawaian (Absensi, bezzeting, DUK, lap.triwulan,
tahunan ,dsb.)
2. Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan Langsung
3. Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
4. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
5. Mengusulkan tunjangan pegawai (Penyesuaian Fungsional, Baju, dan
lain-lain)
6. Merekap Absensi (Ijin, Cuti, Sakit)
7. Membuat Absensi Mahasiswa/ siswa yang praktek di Puskesmas
8. Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf
puskesmas
9. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan
persetujuan kepala puskesmas

Anda mungkin juga menyukai