Tata Nilai
Tata Nilai
Dalam mencapai derajat kesehatan optimal dibidang kesehatan pada saat ini
diupayakan melalui perbaikan mutu pelayanan di fasilitas Puskesmas merupakan fasilitas
tingkat pertama yang bertanggung jawab dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat melalui penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan.
A. Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan
mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih
dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien/pelanggan
selama ini telah sesuai dengan harapan pasien/pelanggan atau belum.
Manusia adalah faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Untuk menciptakan
manusia yang berkualitas diperlukan suatu derajat kesehatan manusia yang prima sehingga
dalam hal ini mutlak diperlukan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung pencapaian
pembangunan kesehatan pemerintah telah menyediakan beberapa sarana/fasilitas kesehatan
beserta tenaga kesehatannya. Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan
masyarakat adalah Puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan
di Indonesia maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu
pelayanan kesehatan Puskesmas sehingga dalam hal ini Puskesmas terlebih pada Puskesmas
yang dilengkapi dengan unit rawat inap dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan
dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan
kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan masyarakat, serta
berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka UU Kesehatan Nomor 23 tahun 1992
menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat
Puskesmas.
1. Profil Puskesmas
a. Gambaran umum Puskesmas
Sistem manajemen mutu dalam Manual Mutu ini disusun berdasarkan pendekatan
proses yang terdiri dari :
1) Proses yang terkait dengan tanggung jawab manajemen (termasuk persyaratan
pelanggan);
2) Proses yang terkait dengan tanggung jawab manajemen (termasuk persyaratan
pelanggan);
3) Proses realisasi produk; dan
4) Proses pengukuran, analisa dan tindak lanjut (termasuk kepuasan pelanggan)
b. Visi Puskesmas
Terwujudnya pelayanaan kesehatan berkualitas dan terjangkau menuju langsa lama
sehat dan mandiri”
c. Misi Puskesmas
1. Memberikan pelayanaan kesehataan yang bermutu,merata dan terjangkau
Seluruh lapisan masyarakat langsa lama.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat langsa lama dalam bidang kesehataan.
3. Mendorong kemandirian cara hidup sehat masyarakat langsa lama.
4. Melaksanakan pelayanaan kepada masyarakat degan 5 S
(senyum,salam,sapa,sopan,santun)
5. Meningkatkan kemitraan internet dan eksternal untuk mencapai tujuan bersama
6. Mengupayakan peningkatan kwalitas hidup masyarakat langsa lama
7. Meningkatkan mutu pelayanaan seluruh program puskesmas langsa lama
d. Struktur Puskesmas
Menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004,
struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten /
kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola
struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas;
2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan;
a) Data dan informasi
b) Perencanaan dan penilaian
c) Keuangan
d) Umum dan kepegawaian
3. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas: Upaya kesehatan masyarakat,
termasuk pembinaan terhadap UKBM, dan Upaya kesehatan perorangan; dan
4. Jaringan pelayanan puskesmas: Unit puskesmas pembantu, Unit puskesmas
keliling, dan Unit bidan di desa/komunitas.
a) Motto
L layani masyarakat dengan 5S
A Ajak masyarakat untuk selalu kepelayanaan masyarakat
M Motifasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
A Ayo bersama kita bisa...
b) Tata Nilai
Tata nilai terdiri dari :
1) Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik;
2) Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh
masyarakat dan rekan sekerja;
3) Inisiatif & Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan
ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan
kesehatan;
4) Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya; dan
5) Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung
jawabkan.
2. Kebijakan Mutu
Puskesmas sebagai organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan
masyarakat bertekad untuk memenuhi dan memuaskan masyarakat melalui
penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas, prosedural dan
profesional dengan berorientasi pada kepuasan konsumen.
Untuk tercapainya kebijakan mutu tersebut, seluruh jajaran di Puskesmas
bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya dengan :
a) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dengan melakukan peningkatan
terus menerus.
b) Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas.
c) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
d) Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan kemampuan
Puskesmas.
e) Mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku.
3. Proses pelayanan (Proses Bisnis)
Proses pelayanan dapat dilakukan dengan cara :
a. Mengubah paradigm masyarakat: Puskesmas pada dasarnya memiliki lebih
banyak tugas untuk melakukan preventif (pencegahan) daripada kuratif
(pengobatan). ini lah yang harus segera dibenahi. lakukan upaya upaya
promotif oleh tenaga puskesmas, jika masyarakat tidak mau menggunakan
puskesmas sebagai sarana peningkatan derajat kesehatan (petugas
puskesmaslah yang harusnya menjemput bola);
b. Sdm tenaga puskesmas ditingkatkan: Yang harus diperbaiki adalah
bagaimana melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik bagi
masyarakat karena para tenaga kesehatan yang berada di puskesmas adalah
abdi negara yang tugasnya mengabdikan diri kepada masyarakat juga.
paling tidak petugas harus belajar ramah, on time, dan belajar senyum;
c. Penyediaan obat dan dokter: Meskipun sebagian besar tugas puskesmas
adalah pencegahan, namun sebagian besar masyarakat masih menggunakan
puskesmas sebagai tempat berobat. bukan hanya karena biayanya yang
murah, namun juga karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan
pratama yang langsung menjangkau masyarakat. oleh karena itu, keberadaan
dokter dan obat yang bermutu sangat penting di puskesmas; dan
d. Petugas puskesmas harus terjun ke masyarakat: Petugas puskesmas harus
terjun, mengawasi, melihat dan memperbaiki kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. jadi petugas tidak hanya berada dalam kantor
puskesmasnya saja. ada baiknya jika petugas yang menjemput bola.
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan ISO 9001:2008 dan
standar akreditasi pukesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis. Dalam
penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan sasaran/pasien
dengan menerapkan manajemen risiko.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis.
D. Landasan hukum dan acuan
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015. Acuan yang
digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah: standar akreditasi puskesmas dan
persyaratan ISO 9001:2008
E. Istilah dan definisi
1. Pelanggan
Seorang individu ataupun kelompok yang membeli produk fisik ataupun jasa dengan
pertimbangan berbagai macam faktor seperti harga, kualitas, tempat, pelayanan dan
sebagainya berdasarkan keputusan mereka sendiri.
2. Kepuasan pelanggan
Evaluasi positif dari dimensi pelayanan kesehatan yang berbeda dilihat dari sudut
pandang pasien atau interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa
atau pelayanan.
3. Pasien
Orang sakit (penderita) yang memerlukan pelayanan medis (yang memerlukan sarana
kesehatan)
4. Koreksi
5. Perbaikan, pemeriksaan dan pembetulan
6. Tindakan korektif
Bertindak disiplin dan teliti
7. Tindakan preventif
Kegiatan pencegahan suatu masalah kesehatan (penyakit)
8. Pedoman mutu
9. Dokumen
Surat yang tertulis dan tercetak, rekaman suara, gambar, foto yang dapat
dijadian bukti keterangan dan arsip data keadaan perkembangan kesehatan
pasien
10. Rekaman
Mencetak dan memindahkan gambar dan tulisan kesuatu tempat
11. Efektivitas
12. Efisiensi
Mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat
13. Proses
Rangkaian tindakan dan pengolahan yang menghasilkan produk
B. Pengendalian dokumen:
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi: Dokumen level 1 : Kebijakan, dokumen level 2: pedoman/manual,
dokumen level 3: standar prosedur operasional, dan dokumen level 4: rekaman-
rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan
prosedur
C. Pengendalian rekam implementasi
C. Kebijakan mutu:
Puskesmas sebagai organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan
masyarakat bertekad untuk memenuhi dan memuaskan masyarakat melalui
penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas, prosedural dan
profesional dengan berorientasi pada kepuasan konsumen.
V. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM):
1. Perencanaan UKM,akses,dan pengukuran kinerja
Kepala Tata Usaha bersama dengan para Koordinator dibantu oleh
Pemegang Program bertanggung jawab melakukan perencanaan dan
pengendalian proses untuk memastikan dicapainya sasaran yang tertuang
di dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Planning of Action
(POA).
b.Informasi Pembelian
Pemeriksaaan terhadap barang maupun obat yang diterima dari
Dinas Kesehatan dilaksanakan pada saat penerimaan oleh
Bendahara Barang dan atau Pengelola Obat untuk memastikan
bahwa barang atau obat yang diterima sesuai dengan SBBK dan
LPLPO.
2. Audit Internal
Audit Internal dilakukan untuk memeriksa kegiatan yang mempengaruhi mutu dan
untuk menentukan ke-efektifan penerapan Sistem Manajemen Mutu. Audit internal
dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam setahun dan dilaksanakan oleh auditor yang
terlatih serta independen (auditor tidak boleh mengaudit unit kerjanya sendiri). Audit
tambahan di luar jadwal yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan jika indikasi
penyimpangan dari suatu proses atau prosedur.
Ketidaksesuaian yang ditentukan selama audit internal oleh auditor harus ditindaklanjuti
oleh auditee sesuai dengan tanggal penyelesaian yang telah disepakati. Hasil audit
internal dijadikan sebagai salah satu agenda dalam Rapat Tinjauan Manajemen.
Catatan tersebut harus menunjukkan personil yang berwenang untuk melepas produk
untuk disampaikan kepada Pelanggan.
c. Analisa Data
Kepala Puskesmas bersama staf bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan
penggunaan teknik statistik. Pengumpulan data analisa data dilakukan untuk meninjau
efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan sebagai salah satu alat untuk
peningkatan terus menerus dari Sistem Manajemen M
d. Peningkatan berkelanjutan
Puskesmas secara berkelanjutan meningkatkan Sistem Manajemen Mutu dengan
menggunakan kebijakan mutu, evaluasi sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan
perbaikan, tindakan pencegahan dan tinjauan manajemen.
e. Tindakan Korektif
Manajemen Puskesmas telah menetapkan prosedur tindakan perbaikan yang mengatur
bagaimana cara meninjau dan menentukan penyebab ketidak sesuaian termasuk keluhan
Pelanggan, evaluasi terhadap kebutuhan tindakan, penentuan dan pelaksanaan tindakan,
pencatatan hasil dan peninjauan tindakan yang dilakukan.
1. proses pembelian
1. Umun