PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 1
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Fisika merupakan kumpulan diiringi dengan rasa percaya, sikap
pengetahuan atau jalan berpikir dan cara objektif, jujur, dan terbuka serta mau
untuk penyelidikan. Dalam penerapan mendengarkan pendapat orang lain.
ilmu fisika harus memperhatikan hakikat Sikap-sikap itulah yang kemudian
fisika sebagai berikut. memaknai hakikat fisika sebagai
sikap atau “a way of thinking”.
(1) Fisika sebagai produk
(D) Merangkum semua cabang ilmu
(2) Fisika sebagai sikap
maksudnya ada keterkaitan antara
(3) Fisika sebagai proses
fisika dengan cabang ilmu lainnya
Jawaban: E seperti kimia (kimia fisika), biologi
2. (A) Hasil-hasil penemuan dari berbagai (biofisika), dan matematika (fisika
kegiatan penyelidikan yang kreatif matematika).
dari para ilmuwan dikumpulkan dan (E) Lihat penjelasan pada opsi A, B,
disusun secara sistematik menjadi dan C.
sebuah kumpulan pengetahuan Jawaban: A
yang kemudian disebut sebagai
3. (A) Rasa ingin tahu adalah suatu emosi
produk atau “a body of knowledge”.
yang berkaitan dengan perilaku
Pengelompokan hasil-hasil
ingin tahu seperti eksplorasi,
penemuan itu menurut bidang
investigasi, dan belajar.
kajian yang sejenis menghasilkan
ilmu pengetahuan yang kemudian (B) Berpikir kritis adalah seni
disebut sebagai fisika, kimia, dan menganalisis gagasan berdasarkan
biologi. Untuk fisika, kumpulan penalaran logis. Berpikir kritis
pengetahuan itu dapat berupa fakta, bukanlah berpikir lebih keras,
konsep, prinsip, hukum, rumus, teori melainkan berpikir lebih baik.
dan model. Seseorang yang mengasah
kemampuan berpikir kritisnya
(B) IPA sebagai proses atau juga disebut
biasanya memiliki tingkat
sebagai “a way of investigating”
keingintahuan intelektual
memberikan gambaran mengenai
(intellectual curiosity) yang tinggi.
bagaimana para ilmuwan
(C) Tekun adalah salah satu sifat dari
bekerja melakukan penemuan-
orang sukses. Orang yang sukses di
penemuan. Jadi, IPA sebagai proses
bidang apa pun memiliki sifat tekun.
memberikan gambaran mengenai
Sikap tekun membuat orang terjauh
pendekatan yang digunakan untuk
dari putus asa, setia terhadap
menyusun pengetahuan. Dalam
tanggung jawabnya, serta pekerjaan
IPA dikenal banyak metode yang
sulit menjadi mudah.
menunjukkan usaha manusia untuk
SUPER COACH
2
belum diketahui kebenarannya, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
tetapi memungkinkan untuk diuji model adalah untuk menjelaskan
dalam kenyataan empiris. dan memahami fakta.
(E) Sistematis adalah segala usaha (D) Teori disusun untuk menjelaskan
untuk merumuskan sesuatu sesuatu yang tersembunyi atau tidak
secara logis sehingga membentuk dapat langsung diamati, misalnya
suatu sistem yang utuh, terpadu, teori atom, teori kinetik gas, teori
menyeluruh, dan mampu relativitas.
menjelaskan rangkaian yang (E) Postulat adalah pernyataan
menyangkut obyeknya. matematika yang disepakati benar
Menyusun hipotesis bukanlah suatu tanpa perlu adanya pembuktian.
sikap, melainkan tahapan metode Sebagian orang mengatakan
ilmiah. postulat = aksioma sehingga mereka
Jawaban: D dapat dipertukarkan. Hal ini karena
di dalam suatu materi terkadang
4. Kegiatan pemikiran para ilmuwan fisika telah ditentukan pernyataan yang
dipandang sebagai kegiatan kreatif telah disepakati kebenarannya
karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan sehingga disebut aksioma.
dari suatu gejala alam dianalisis dalam
Jawaban: A
pikiran. Karenanya, pemikiran para
ilmuwan sangat berkaitan dengan hakikat 6. Tujuan mempelajari fisika adalah
fisika sebagai sikap. untuk memahami interaksi antarbenda
Jawaban: C dan gejala di alam serta menjelaskan
fenomena-fenomena alam yang terjadi.
5. (A) Produk fisika adalah hasil akumulasi Fisika berkaitan dengan perilaku dan
para perintis fisika terdahulu struktur benda, terutama benda mati.
dan umumnya telah tersusun Benda-benda tersebut meliputi benda
secara lengkap dan sistematis. yang sangat besar hingga benda yang
Contohnya kulkas, AC, dan sangat kecil. Kumpulan pengetahuan
mesin kalor menggunakan konsep dapat berupa fakta, konsep, prinsip,
termodinamika; pesawat terbang hukum, rumus, teori, dan model. Jadi,
dan kapal selam menggunakan kelima pernyataan pada soal benar
konsep fluida; dan sepeda adanya.
menggunakan konsep pesawat
Jawaban: E
sederhana.
(B) Rumus fisika adalah suatu konsep 7. Fisika tidak akan berkembang tanpa
atau pola dalam menyelesaikan adanya pengamatan yang dikemas dalam
perhitungan dalam pengukuran rangkaian kegiatan percobaan atau
dalam fisika seperti pengukuran eksperimen. Kegiatan ilmiah tersebut
panas, tekanan gas, suhu, gaya dilakukan untuk membuktikan kebenaran
angkat, dan daya listrik. suatu teori atau untuk menciptakan teori
baru.
(C) Fakta adalah keadaan atau
kenyataan yang sesungguhnya Jawaban: A
FISIKA SMA/MA X
dari segala peristiwa yang terjadi di 8. Fakta adalah keadaan atau kenyataan
alam. Fakta merupakan dasar bagi yang sesungguhnya dari segala peristiwa
konsep, prinsip, hukum, teori, dan yang terjadi di alam. Fakta merupakan
model. Sebaliknya kita juga dapat dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori,
menyatakan bahwa keberadaan dan model. Dapat pula dinyatakan
3
bahwa adanya konsep, prinsip, hukum, dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris,
teori, dan model hadir untuk menjelaskan maka itu bukanlah bentuk metode ilmiah.
dan memahami fakta. Jawaban: A
Konsep adalah abstraksi dari berbagai 13. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
kejadian, objek, fenomena, dan fakta. tersebut adalah suhu. Suhu termasuk
Konsep memiliki sifat-sifat dan atribut- data kuantitatif karena dinyatakan dalam
atribut tertentu. angka.
Prinsip fisika tidak mengatur kejadian Jawaban: B
alam atau fakta, melainkan kejadian alam
atau faktalah yang dijelaskan oleh prinsip 14. Variabel bebas merupakan variabel
dan atau hukum. yang dapat diubah secara bebas. Pada
penelitian tersebut, variabel bebasnya
Hukum dibentuk oleh fakta atau fakta-
adalah kalor sementara suhu dan wujud
fakta dan konsep atau konsep-konsep.
zat merupakan variabel terikat. Hal
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu ini karena suhu suhu dan wujud zat
yang tersembunyi atau tidak dapat dipengaruhi oleh kalor sebagai variabel
langsung diamati, misalnya teori atom, bebas.
teori kinetik gas, dan teori relativitas.
Jawaban: A
Jawaban: D
15. Dalam kegiatan pengukuran dalam fisika,
9. Urutan metode ilmiah, dapat diingat
kesesuaian alat-alat ukur yang digunakan
dengan mudah menggunakan jembatan
untuk memperoleh data pengukuran
keledai MaHeAK yang merupakan
harus diperhatikan. Alat ukur harus
singkatan dari Merumuskan masalah →
digunakan sesuai fungsinya. Misalnya,
Mengumpulkan datA → Hipotesis →
ketika Anda menggunakan multimeter,
Eksperimen → Analisis → Kesimpulan.
Anda harus menggunakan alat tersebut
Jadi, setelah merumuskan masalah untuk mengukur arus, tegangan atau
tahapan selanjutnya adalah hambatan listrik.
mengumpulkan data.
Jawaban: A
Jawaban: C
10. Ingat MaHEAK. Jadi, langkah 16. Semakin kecil simpangan baku
pertamanya adalah merumuskan (standar deviasi), berarti semakin
masalah. terkumpul distribusi skornya, demikian
juga sebaliknya. Jadi, semakin kecil
Jawaban: A
simpangan baku, maka semakin baik
11. Untuk membuktikan hipotesis, perlu prediksi rata-rata sampel terhadap rata-
melakukan eksperimen. Ingat MaHEAK, rata populasinya. Sehingga sekumpulan
langkah selanjutnya setelah Hipotesis skor sampel dan skor individual dapat
adalah Eksperimen. menggambarkan keseluruhan skor
Jawaban: A (skor populasi). Jika kita telah dapat
12. Setiap metode ilmiah selalu disandarkan menghitung simpangan baku, tugas
pada data empiris. Maksudnya, masalah selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil
yang hendak ditemukan jawabannya perhitungan tersebut.
SUPER COACH
4
Currie dan Marie Currie pada abad dan keterkaitan untuk melakukan operasi
ke-20 hingga abad ke-21. Semenjak itu, data. Dalam komputasi klasik, jumlah
penemuan-penemuan seperti physics data dihitung dengan bit sementara
finance, portal internet, dan pemecahan dalam komputer kuantum, hal ini
persamaan Helmholtz menyusul. dilakukan dengan qubit. Prinsip dasar
Jawaban: A komputer kuantum adalah bahwa sifat
kuantum dari partikel dapat digunakan
18. (A) Fisika kuantum adalah studi tentang untuk mewakili data dan struktur data.
perilaku materi dan energi pada Mekanika kuantum dapat digunakan
molekul, atom, nuklir, dan juga untuk melakukan operasi dengan data
tingkat mikroskopis bahkan lebih ini. Untuk mengembangkan komputer
kecil. “Quantum” berasal dari dengan sistem kuantum, diperlukan
bahasa Latin yang artinya “berapa suatu logika baru yang sesuai dengan
banyak.” prinsip kuantum.
(B) Fisika robotika adalah kegiatan Jawaban: C
robotika berhubungan dengan
pelajaran fisika yang menerapkan 21. Teori dalam fisika terus berkembang
rumus kecepatan, percepatan, gaya, seiring perkembangan percobaan yang
dan juga mencakup mekanika dilakukan para ilmuwan. Namun, tidak
elektornika dan pemrograman selamanya teori dirumuskan melalui
(mekatronika). kegiatan pengamatan. Kehebatan dalam
(C) Phynance (Physics Finance) adalah berimajinasi oleh para ilmuwan ternyata
istilah ekonofisika (econophysics) yang mampu menghadirkan teori baru yang
pertama kali diperkenalkan dalam dapat digunakan untuk menjelaskan
workshop di kota Budapest, Hungaria suatu pengamatan. Teori relativitas,
pada bulan Juli 1997. Sering kali teori elektromagnetik tentang cahaya,
ekonofisika juga disebut dengan dan hukum gravitasi universal Newton,
fisika keuangan (phynance=physics merupakan sederetan hasil imajinasi
finance). Bidang kajian fisika ini cerdas para ilmuwan.
adalah bidang kajian yang terbaru. Jawaban: E
(D) Komputer optik adalah adalah kaca 22. Teori Habibie, faktor Habibie, dan
dan tabung plastik yang mampu metode Habibie diambil dari nama
mentransmisikan cahaya yang Bacharuddin Jusuf Habibie (ahli pesawat
kemudian diubah menjadi suara terbang dunia, mantan Presiden Republik
atau informasi. Indonesia yang ketiga). Hambatan
(E) Bit coin adalah sistem kas transaksi keretakan pada pesawat terbang (crack
global yang terdesentralisasi. propagation) sampai pada tingkat atom
Jawaban: D adalah penemuan B.J. Habibie.
19. Peran fisika dalam kehidupan adalah Jawaban: B
adanya teknologi pesawat jelajah 23. Prosedur tepat untuk menyalakan
angkasa. Keuntungannya adalah pembakar Bunsen adalah nyalakan korek
teknologi angkasa berkesinambungan. api → nyalakan gas → tutup lubang
FISIKA SMA/MA X
5
(3) Menyalakan alat pembakar 25. Berikut ini lambang yang ada pada
(4) Mengatur apinya bahan radioaktif.
(5) Pengawasan dan pembersihan
Lambang bahan radioaktif
Jawaban: D
ada pada zat yang
24. Asam klorida merupakan zat kimia yang sangat berbahaya bagi
bersifat korosif. Oleh sebab itu, jika kesehatan tubuh manusia
terkena kulit, hal pertama yang harus karena radiasinya yang
dilakukan adalah membasuh tangan dipancarkannya sangat
dengan air mengalir untuk beberapa saat aktif.
untuk mengurangi konsentrasi larutan. Jawaban: A
Kemudian, hubungi guru pembimbing
untuk penanganan lebih lanjut.
Jawaban: B
B. Esai
1. Informasinya dapat dicari di internet. 4. Urutan metode ilmiah yang benar adalah:
Sejumlah data para ilmuwan itu (1) Melakukan pengamatan secara
merupakan solusi dari nomor ini. kualitatif dan kuantitatif (g).
(2) Merumuskan suatu masalah atau
2. Ilmu pengetahuan yang tersisa di dalam
menanyakan suatu pernyataan
otak siswa memenuhi hukum peluruhan:
menggunakan ungkapan eksplisit
I(t) = IUASe–αt yang dapat dibuktikan oleh
IUAS = ilmu pengetahuan saat Ujian Akhir eksperimen (f).
Semester (3) Melakukan kajian literatur berkaitan
Ada dua kurva, yaitu α yang sangat kecil dengan masalah yang telah
dan α sangat besar. Usahakan grafik ilmu dirumuskan (e).
yang tersisa di dalam otak kita memiliki (4) Mengusulkan suatu hipotesis yang
α sangat kecil sehingga ilmu dalam otak mungkin (penjelasan sementara)
kita masih banyak tersisa meskipun untuk masalah (c).
telah melewati jangka waktu yang (5) Melakukan eksperimen untuk
lama. Supaya bisa demikian, kita harus menguji apakah usulan penjelasan
menerapkan sikap ilmiah rasa ingin tahu (hipotesis) adalah benar (a).
yang tinggal serta terbuka terhadap ilmu (6) Menganalisis data dan menarik
pengetahuan. kesimpulan (b).
(7) Mengumpulkan hasil eksperimen
3. Pandangan ilmiah seseorang didasari (d).
latar belakang pendidikan dan spesifikasi
bidang konsentrasinya. 5. STEP 1: Bertanya
Jika seorang petani rambutan melihat Mengapa pesan teks dan gambar serta
rambutan merah berarti sudah dapat video dapat dikirim via WhatsApp?
dipanen dan manis. Namun hal tersebut STEP 2: Membuat hipotesis
SUPER COACH
6
STEP 3: Observasi/eksperimen haruslah dilaksanakan sehingga adanya
Mencoba melakukan sejenis eksperimen kesesuaian antara hasil pemikiran
sederhana berdasarkan literatur fisika manusia dan fenomena yang terjadi di
tentang gelombang (gelombang mekanik, alam.
gelombang elektromagnetik).
8. (a) Gunakan bibit kedelai nomor satu
STEP 4: Analisis hasilnya di dunia dan di tanam di sejumlah
Ternyata sesuatu yang membawa pesan jenis tanah di Indonesia. Nanti,
teks, gambar dan video itu adalah jika ada tanah yang cocok untuk
gelombang elektromagnetik. kedelai bermutu tinggi, maka daerah
STEP 5: Kesimpulan itu yang menjadi “The Centre for
Berarti selama ini yang selalu disebut Production of Tempe and Tahu”.
kuota internet adalah kuota tersedianya (b) Bangun pusat riset di daerah
gelombang elektromagnetik berbentuk tersebut dan datangkan para ahli
pulsa. Singkatnya, saat ini manusia dapat pertanian dan para ahli gizi.
melakukan transaksi bisnis berbasis
(c) Pelajari kontur tanah di daerah yang
gelombang elektromagnetik (transaksi
menjadi produksi kedelai nasional
digital).
tersebut. Daerah tersebut seharusnya
Jika kesimpulan yang didapat berbeda memiliku tanah subur dan cocok
dengan hipotesis yang diajukan, kita untuk kedelai kelas satu dunia.
bisa kembali lagi ke STEP 1. Demikian (d) Transfer ilmu pengetahuan dan
siklusnya. teknologi tempe dan tahu ke
6. Analoginya, halangi mata kita dengan sejumlah daerah. Contohnya
kertas putih ketika melihat lampu yaitu pengetahuan mengenai cara
menyala. Amatilah apa yang terjadi mengolah tempe dan tahu dengan
jika menggunakan satu lembar kertas, mutu tinggi.
dua lembar kertas, tiga lembar kertas, (e) Jadikan tempe dan tahu sebagai
dan seterusnya. Semakin banyak aset nasional dan punya hak
lembaran kertas, maka lampu akan paten sehingga dapat diekspor ke
terlihat semakin gelap. Jika tidak ada mancanegara.
awan, maka cahaya matahari hanya
9. STEP 1: Bertanya
dihamburkan oleh molekul gas dan
Mengapa flash disk saya tidak berfungsi?
partikel di atmosfer, hasilnya langit
tampak biru. Jika ada awan, maka awan STEP 2: Membuat hipotesis
(kumpulan molekul atau partikel air) Adanya sesuatu yang menyebabkan flash
memantulkan, menghamburkan, dan disk tidak berfungsi. Dugaan awal adalah
meneruskan cahaya matahari ke Bumi virus komputer (program kecil yang
(tanah). Kita menerima cahaya matahari mengganggu data digital).
yang diteruskan ke Bumi. Semakin tebal STEP 3: Observasi/eksperimen
awan (ketika akan hujan) semakin sedikit Mencoba melakukan sejenis eksperimen
cahaya matahari yang dapat diteruskan sederhana untuk menghilangkan virus
ke Bumi. Oleh sebab itu, awan tampak komputer tersebut.
hitam ketika kita lihat dari bumi. STEP 4: Analisis hasilnya
FISIKA SMA/MA X
7
STEP 5: Kesimpulan 4. TV Sebagai Dapat
Tetap waspada terhadap virus komputer, media menyita
jika data digital Anda banyak terlebih lagi informasi waktu dan
data skripsi, thesis, atau disertasi apalagi digital yang memberikan
data keuangan perusahaan Anda harus bergerak dampak
dijaga jangan sampai diserang virus dengan buruk
paduan dari efek
tersebut.
warna. tayangan
10. Langkah-langkah metode ilmiah: yang tidak
bermutu.
(a) Menyusun rumusan masalah
5. Microwave Dapat Dapat
(b) Menyusun kerangka teori
memudahkan menghasil
(c) Merumuskan teori kita dalam kan emisi
(d) Melakukan eksperimen mengolah karbon
(e) Mengolah dan menganalisis data makanan. dioksida
yang
(f) Menarik kesimpulan
menyebab
(g) Memublikasikan hasil kan
pencemaran
11. Nama
No. Keuntungan Kerugian lingkungan.
Alat
12. Konsep dasar matematika yang kokoh
1. Flash disk Menyimpan Sering
data digital diserang harus dipahami dengan baik dan
mobile virus benar, sehingga tidak ada ruang untuk
dengan komputer miskonsepsi terhadap fisika berbasis
mudah. yang matematika (fismat).
menularkan
nya ke 13. Wingtip adalah lekukan pada ujung sayap
komputer pesawat. Salah satu tujuan penggunaan
lain. wingtip adalah mengurangi gaya hambat
2. Ponsel Dapat Menimbul oleh pusaran udara di ujung sayap.
digunakan kan efek Di ujung sayap (bidang batas antara
sebagai alat radiasi benda padat dengan fluida) terjadi
komunikasi yang dapat pusaran udara (vortices) yang alirannya
yang efisien berakibat
mendorong sayap ke arah bawah.
dan sebagai buruk bagi
Akibatnya, gaya angkat pada pesawat
sarana untuk kesehatan.
mencari sedikit terhambat. Pusaran udara di ujung
informasi. sayap dapat diperkecil dengan membuat
3. PC/laptop/ Memudahkan Mudah
lekukan di ujung sayap. Pengurangan
mengolah terserang gaya hambat tersebut berakibat efisiensi
netbook
data, angka virus penggunaan bahan bakar. Wingtip juga
dan kata komputer. memberi tambahan stabilitas vertikal
serta grafis, pada sayap. Umumnya stabilitas vertikal
animasi, dan hanya berasal dari bagian tegak di ekor
video. pesawat. Karena posisi wingtip pada
dua sayap hampir vertikal maka wingtip
SUPER COACH
8
14. Mula-mula, pesawat komersial memiliki sebab itu, desain jendela pesawat diubah
jendela berbentuk segiempat karena menjadi tidak lagi terdapat bagian yang
desain yang mudah. Namun, terjadi runcing. Sekarang jendela pesawat
banyak kecelakaan saat pesawat sedang berbentuk lingkaran atau oval. Dengan
terbang. Kecelakaan yang terkenal adalah desain seperti ini maka stress pada
yang terjadi pada pesawat de Havilland lubang jendela tersebar hampir merata
DH.106 Comet 1 dengan nomor sehingga tidak ada lokasi yang memiliki
penerbangan 781 milik British Overseas stress terlampau tinggi.
Airways Corporation. Pesawat tersebut
15. Jika kode sumber tersebut dieksekusi,
meledak di atas Laut Mediterania tanggal
maka akan tampil pesan berikut ini.
10 Januari 1954. Semua penumpang
pesawat meninggal. Hasil penyelidikan
menunjukkan bahwa desain jendela yang
berbentuk segiempat sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan. Lubang jendela
pada badan pesawat yang berbentuk
segiempat menghasilkan konsentrasi
tekanan (stress) yang sangat besar pada
sudut lubang (karena runcing). Tekanan
dalam kabin yang lebih besar daripada Penyebabnya adalah faktor pengali,
tekanan udara luar mendorong dinding (fk) = 9461000000000000 terlalu tinggi
pesawat ke arah luar. Akibat dorongan sehingga tidak terdefinisi. Oleh karena itu
tersebut maka terjadi peningkatan stress coba Anda kurangi misalnya 1000, maka
pada lubang-lubang yang ada di badan program akan aktif. Namun tujuan kita
pesawat, termasuk lubang jendela membuat konversi dari tahun cahaya ke
atau retakan pada badan pesawat. meter tidak terpenuhi. Untuk hal tersebut,
Makin runcing lubang maka makin edit lagi kode sumber di atas untuk
besar konsentrasi stress di daerah itu. konversi km ke m, atau 1 newton ke dyne
Akibatnya, retakan dapat merambat atau 1 joule ke erg atau 1 joule ke kalori
dengan cepat dan badan pesawat dapat dan lainnya. Selamat berlatih.
pecah akibat kegagalan struktur. Oleh
FISIKA SMA/MA X
9
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 2
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. (A) kelvin adalah satuan suhu yang (D) tahun cahaya: satuan jarak untuk 1
termasuk besaran pokok. tahun cahaya (light year)
(B) candela adalah satuan intensitas = 9,461 × 1015 meter
cahaya yang termasuk besaran = 9,5 triliun km
pokok. (E) intensitas cahaya: besaran yang
(C) henry adalah satuan induktansi yang bersatuan candela
termasuk besaran turunan. Jawaban: D
(D) mol adalah satuan jumlah zat yang 5. (A) fluks magnetik memiliki satuan tesla
termasuk besaran pokok. (T)
(E) kilogram adalah satuan massa yang (B) intensitas medan listrik memiliki
termasuk besaran pokok. satuan N/C
Jawaban: C (C) intensitas cahaya memiliki satuan
2. (A) ampere adalah satuan arus listrik candela
yang termasuk besaran pokok. (D) muatan listrik memiliki satuan
(B) mol adalah satuan dari jumlah zat coulomb
yang termasuk besaran pokok. (E) induktansi memiliki satuan Henry
atau kg m2 s−2 A−2
(C) candela adalah satuan dari intensitas
cahaya yang termasuk besaran Jawaban: C
pokok. 6. (A) N adalah singkatan dari newton
(D) kelvin adalah satuan suhu yang yang merupakan satuan gaya
termasuk besaran pokok. (B) N/s satuan yang tidak teridentifikasi
(E) joule adalah satuan energi yang besarannya
termasuk besaran turunan. (C) N s adalah satuan impuls
Jawaban: E (D) N/kg adalah satuan percepatan
3. (A) densitas = massa : volume gravitasi
(B) momentum = massa × kecepatan (E) N m adalah satuan energi
(C) inersia = massa × jarak2 Jawaban: E
(D) momen gaya = gaya × jarak 7. kg m/s adalah satuan impuls dan juga
= massa × percepatan × jarak momentum
(E) momen dipol memiliki satuan Jawaban: A
debye. 1 debye = 3,33 × 10−30
8. (A) kapasitas termal satuannya adalah J/°C
C m sehingga besaran ini tidak
mengandung komponen massa. (B) suseptibilitas magnetik tidak
memiliki satuan
Jawaban: E
SUPER COACH
10
(E) momentum satuannya adalah kg (m/s) 15. 1 KWh = 1 kilowatt × 1 hour (jam)
Jawaban: B = 1.000 watt × 3.600 sekon
9. (A) coulomb/m: satuan muatan listrik = 3.600.000 watt sekon
per meter = 3,6 × 106 watt sekon
(B) henry: satuan induktansi diri Karena 1 watt sekon = 1 joule, maka
(C) V/m: satuan medan listrik atau 3,6 × 106 watt sekon = 3,6 × 106 joule.
intensitas listrik Jawaban: D
(D) watt: satuan daya listrik
16. Satuan SI energi adalah joule sementara
(E) joule: satuan energi listrik
sistem CGS erg.
Jawaban: C
Karena 1 joule = 107 erg berarti
10. MKS (Meter Kilogram Sekon) dan CGS
(Centimeter Gram Sekon). Jadi, meter perbandingannya adalah 1 7 = 10 −7.
10
adalah satuan besaran pokok dari sisterm Jawaban: A
MKS, sedangkan gram adalah satuan
besaran pokok dari sistem CGS. 17. Satuan untuk mengukur diameter inti
atom yaitu fermi. 1 fermi = 10–15 meter
Jawaban: D
(1 fm = 10–15 m).
11. (A) foot: satuan panjang (kaki =foot) Jawaban: B
dari sistem FPS
18. Rumus hukum Stokes adalah F = 6πη rv.
(B) sekon: satuan waktu dari sistem FPS
dan sistem MKS Sehingga η = F
6π rv
(C) kilogram: satuan massa dari sistem
kg m s −2 kg s −1
MKS Satuannya adalah =
m m s −1 m
(D) pound: satuan massa dari sistem FPS
sehingga dimensinya dapat dituliskan
(E) miligram: satuan massa (satuan
berawalan mili = 10–3) ML–1T–1.
Jawaban: B Jawaban: E
12. (A) ampere: satuan besaran pokok dari 19. Kalor laten atau kalor lebur ditentukan
kuat arus listrik dengan.
(B) kelvin: satuan besaran pokok dari
Q
suhu Q = m⋅ L → L =
m
(C) mol: satuan besaran pokok dari
kg ⋅ m2 ⋅ m
joule 2
jumlah zat sehingga satuannya = s = m2
(D) joule/s: satuan besaran turunan dari kg kg s
daya. Dimensi kalor laten: M0L2T–2
(E) joules: satuan tidak dikenal Jawaban: D
Jawaban: D 20. Konduktansi memiliki satuan siemens (S)
13. 1 angstrom = 10 m sementara 1 fermi
–10 dengan 1 S = 1 ohm–1
= 10–15 m. Jadi, 1 angstrom = 105 fermi. joule kg m s −2 m
ohm = =
FISIKA SMA/MA X
2
Jawaban: C sekon ampere s A2
1 = s 3 A 2 = kg −1 m −2 s 3 A 2
14. 1 newton = 105 dyne sehingga
ohm kg m 2
10 newton = 10 × 105 dyne = 106 dyne.
Jawaban: C
11
Jadi, dimensi konduktansi adalah 24. Dimensi induksi magnetik = MT–2I–1
M–1 L–2 T3 I2. dan dimensi fluks magnetik = ML2T–2I–1.
Jawaban: A Terlihat bahwa dimensi panjang yang
membedakan keduanya.
21. (A) Modulus bulk memiliki satuan sama
Jawaban: D
dengan satuan tekanan, yaitu
−2 25. Dimensi hambatan adalah M1 L2 T–3 I–2
N = kg m s = kg m −1 s 2
2 2 sehingga diketahui bahwa nilai
m m
a = 1, b = 2, c = – 3, d = – 2
sehingga dimensinya M1 L–1 T2.
sehingga,
(B) Konduktansi listrik memiliki satuan
siemens (S) atau 1/ohm sehingga 4a+5b+c – 2d = 4(1)+5(2)+(–3) – 2(–2)
dimensinya M–1 L–2 T3 I2 = 4 + 10 – 3 + 4 = 15
Jawaban: A
(C) Tegangan permukaan memiliki
satuan 26. F = ma → kg m/s2 sehingga dimensinya
m M L T–2
N =kg s 2 = kg m = kg Maka dari itu, a = 1, b = 1, c = – 2
m m m s2 s2 sehingga 2a – b – c = 2(1) – (1) – (–2) = 3
Jawaban: C
sehingga dimensinya M 1L0T–2
27. Dimensi momentum
(D) Frekuensi memiliki satuan Hz atau
p = mv → kg m/s sehingga dimensinya
1/s sehingga dimensinya T–1.
M1L1T –1
(E) Energi memiliki satuan joule a = 1, b = 1, c = –1
sehingga dimensinya M 1L2T–2 Dimensi energi
Jawaban: C
W = Fs = mas → kg m/s2 m = kg m2 s–2
22. Besaran yang memiliki satuan yang sama sehingga dimensinya M1L2T–2
juga memiliki dimensi yang sama. Gaya x =1, y=2, z = –2
dan berat memiliki satuan yang sama,
sehingga,
yaitu newton.
ax + by – cz = (1)(1) + (1)(2) – (–1)(–2)
Kecepatan → v → m/s = 1 + 2 – 2 = 1
Impuls → I = F∆t → kg (m/s2) s = kg m/s
Jawaban: B
Inersia → I = mr2 → kg m2
Momentum sudut → L = Iω = kg m2/s 28. Persamaan dinyatakan benar jika ruas
kanan dan ruas kiri memiliki dimensi
Momentum linier → p = mv → kg m/s
yang setara. Hal ini dapat diamati dari
Jawaban: B satuannya. Diketahui v adalah kecepatan
23. Konstanta Planck (h) sehingga satuannya m s−1, t adalah
= 6,6260755 × 10−34 J s waktu sehingga satuannya s, a adalah
percepatan sehingga satuannya m s−2,
Konstanta Boltzmann (k)
dan u adalah konstanta sehingga tidak
= 1,380658 × 10−23 J K−1 memiliki satuan.
Terlihat dimensi yang berbeda antara (A) v = ut + at
keduanya adalah waktu (satuan sekon)
SUPER COACH
m s−1 ≠ s + m s−2(s)
dan temperatur (K).
Jawaban: A m s−1 ≠ s + m s−1
12
Suku pertama pada ruas kanan 31. Selisih tebal = tebal 1 – tebal 2
satuannya berbeda dengan ruas kiri = 2,88 – 1,07 = 1,81 cm
sehingga persamaan tersebut salah.
Menurut aturan angka penting, hasil
(B) v + u = at
pengurangan harus memiliki satu
m s−1 = m s−2(s) angka taksiran saja (ditandai dengan
m s−1 = m s−1 garis bawah). Jadi, selisih tebal dapat
Ruas kanan dan kiri satuannya sama dituliskan 1,81 cm. Hati-hati, pada
sehingga persamaan tersebut benar. pilihan jawaban satuan yang digunakan
(C) v/u = a/t adalah mm sehingga kita perlu
mengonversinya terlebih dahulu, yaitu
m s−1 ≠ m s−2 s−1
1,81 cm = 18,1 mm.
m s−1 ≠ m s−3 Jawaban: E
(D) vt = u − a
32. Skala utama yang berdekatan dengan
m s−1(s) ≠ m s−2
angka 0 pada skala nonius adalah antara
m ≠ m s−2 0,2 cm dan 0,3 cm. Garis pada skala
(E) vt = at + u nonius yang tepat berimpit dengan garis
m s−1(s) ≠ m s−2(s) pada skala utama adalah garis ke-5.
Artinya,
m ≠ m s−1
Jawaban: B x = 0,2 cm + (5 × 0,01 cm)
= 0,25 cm.
29. Karena n1 dan n2 adalah nilai numerik,
maka keduanya tidak memiliki satuan. Karena ketidakpastian ∆x jangka sorong
Supaya kedua ruas memiliki dimensi adalah
yang setara, agar dihasilkan persamaan
∆x = 1 × 0,01 cm = 0,005 cm,
yang benar, kita dapat mengalikan 2
besaran dengan nilai numerik pada tiap maka, L = x ± ∆x
ruas, misalnya,
= (0,250 ± 0,005) cm
n1u1 = n2u2 Jawaban: D
n1 u2
= 33. Ketidakpastian pada jangka sorong:
n2 u1
L = (2,655 ± 0,005) cm
dituliskan 176 cm3. Jawaban: B
Jawaban: A
13
34. Ketidakpastian pada jangka sorong: sehingga ketelitiannya ½ × 0,1 = 0,05 g.
Massa air sekaligus wadahnya dapat
∆x = 1 × 0,01 cm = 0,005 cm dituliskan (271,10 ± 0,05) gram.
2
Skala utama yang berdekatan dengan Jawaban: C
angka 0 pada skala nonius adalah 4,2 cm 38. Berdasarkan pengukuran, arus yang
dan 4,3 cm. Garis pada skala nonius mengalir melalui hambatan 20 Ω adalah
yang tepat berimpit dengan garis pada
skala utama menujukkan angka 8. Ini I = 30 × 1 A = 3 A
50 5
berarti
x = 4,2 cm + 8 × 0,01 cm = 4,28 cm. sehingga
Hasil pengukuran yang dilaporkan adalah VR = I R = 3 × 20 = 12 volt
5
L = x ± ∆x maka
Jawaban: E
L = (4,280 ± 0,005) cm
Jawaban: A 36 Ω = 1,8 Ω
39. ∆R1 = 5% ×
100%
35. p = 7,5 + 0,01 × 22 = 7,72 mm
∆R2 = 5% × 75 Ω = 3,75 Ω
l = 3,5 + 0,01 × 6 = 3,56 mm 100%
14
ΔV = 1,5% V 200 V
= 1,5% × 523,67 44. V = 200 V ± 2% → ∆V = 2% ×
100%
= 7,8551 mm3 =4V
Nilai V adalah: 40 Ω
R = 40 Ω ± 1,5% → ∆R = 1,5% ×
V = (523,67±7,85) mm3 100%
= (524 ± 7,85) mm3 = 0,6 Ω
( 200 ) = 1.000 W
2
Jawaban: E V 2
P= =
R 40
42. L = 100 cm dengan s L = 0,04 cm
∆V ∆R
∆P = 2 + −1 P
T = 2 s dengan sT = 0,05 s V R
Dari: 4 0, 6
= 2 + −1 1.000
200 40
T = 2π L didapatkan → g = 4π 2 L
2
∆g s
2
s
2
45. T = (0,0825 ± 0,0025) s dan
= 1 × L + −2 × T m = (15,02 ± 0,05) kg
g L T
0,04
2
0,05
2 m 4π 2m
= 1 × + −2 × T = 2π ↔k= = 4π 2mT −2
100 2 k T2
= 0,05 × 100% = 5% Ketidakpastian relatif:
L R adalah konstanta
T = 2π → g = 4π 2 LT −2
g 2 2
∆Rx s s
2 2 = +1 l + −1 l
∆g sL s Rx l1 l2
× + −2
= 1 × T
g L T 2 2
0,08 0,08
2 2 = + −
0, 1 3 60,52 39,,49
= + −2
FISIKA SMA/MA X
×
5 100 = 2,4 × 10 −3
= 0,06 × 100% = 6% = 0, 24%
Jawaban: E Ketidakpastian 0,24% lebih dekat ke 0,1%
sehingga berhak atas 4 angka penting.
15
Kemudian cari nilai Rx. s
2 2 2
∆η ∆Q ∆L
= +4 × R + −1 × + −1 ×
l η R Q L
Rx = 1 R
l2 2 2 2
∆η 0, 02 0, 033 0, 05
= +4 × + −1 × + −1 ×
60, 52 14 6, 8 48, 10
=
39, 49
(10 ) η 0,1
∆η
= 0, 571
= 15,33 ohm η
16
50. Pengolahan data ini dapat diproses Langkah-langkah menggunakan titik
dengan mudah menggunakan Ms Excel sentroid yaitu:
2003/2007/2010/2013/2016. 1. Hitung titik sentroid (xo, yo) dengan
xo =
∑x
i
dan yo =
∑yi .
N N
2. Plot ke sumbu-X dan sumbu-Y.
3. Tarik garis lurus melalui titik sentroid
sehingga jumlah titik di atas garis
kira-kira sama dengan jumlah titik di
bawah garis. Hal ini dapat diketahui
Grafik yang dihasilkan juga memanfaatkan
dengan menggunakan mistar plastik
pelajaran TIK yang selama ini diajarkan
transparan.
di SMP-SMA yaitu sebagai berikut.
Jika Anda ingin memanfaatkan software Ms
Excel, maka hasil yang didapatkan hampir
sama dengan menggunakan mistar yang
Anda putar-putar dengan titik sentroid
sebagai titik sumbu putar. Grafik ini dibuat
dengan menggunakan Ms Excel, sehingga
titik-titik sentroid lebih akurat.
V (volt)
FISIKA SMA/MA X
I (ampere)
y − y1 5, 2 − 1, 2 4
Jadi, m = 2 = = = 4, 08 Ω
x 2 − x1 1, 28 − 0, 3 0, 98
Jawaban: E
17
53. ∆R sm 1, 25
= = = 0, 048 = 4, 8%
R m 26, 2
Sehingga Anda dapatkan:
ΔR = 0,048 × 4,08 = 0,19584 Ω
Jadi, R±ΔR = (4,08 ± 0,19) Ω
Jawaban: C
Ketidakpastian ∆m dan ∆n, yaitu dengan 54. R1 = 98 Ω R6 = 100 Ω
menggunakan kuadrat terkecil (least
square). R2 = 100 Ω R7 = 104 Ω
1 98 9.604
82, 823
= = 26, 2 2 100 10.000
3, 16
3 102 10.404
Mencari nilai n sebagai berikut. 4 98 9.604
n=
∑x ∑y − ∑x ∑ ( x y )
2
i i i i i
5 100 10.000
6 100 10.000
N ∑x − ( ∑x )
2
2
i i
7 104 10.816
3, 52 × 56, 74 − 3, 8 × 59, 687 8 104 10.816
n=
5 × 3, 52 − ( 3, 8 )
2
9 105 11.025
−27, 0858 10 97 9.409
= = −8, 57
3, 16
N = 10
Mencari nilai Δm sebagai berikut.
∑R i = 1.008 Ω
N
∆m = sm = sy = ∑R 2
= 101.678 Ω 2
( ∑x )
2 i
N ∑xi2 −
∑R
i
i 1.008
5 R= = = 100, 8
∆m = sm = sy = N 10
5 × 3, 52 − 3, 8 2
( ∑R )
2
=
5
= 1, 25 1 N ∑Ri2 − i
3, 16 ∆R = s R =
N N −1
Mencari nilai Δn sebagai berikut.
1 10 (101.678 ) − (1.008 )
2
∑x 2 =
∆n = sn = sy =
i
10 10 − 1
( ∑x )
2
N ∑xi2 − i 1 1.016.780 − 1.016.064
=
3, 52 10 9
∆n = sn = sy =
5 × 3, 52 − 3, 8 2 1 716
= = 0, 892 Ω
10 9
SUPER COACH
3, 52
= = 1, 05
3, 16
Ketidakpastian relatifnya:
Kemudian Anda dapat menghitung nilai
∆R = 0, 892 ×
100% = 0, 9%
ΔR dengan persamaan: R 100, 8
18
Ketidakpastian relatif 1% berhak atas 3
angka penting. T=
∑T i
=
199, 6
= 39,92 sekon
N 5
Jadi, R ± ∆R = (101,0 ± 0,9) Ω
( ∑T )
2
Jawaban: D 1 N ∑Ti 2 − i
∆T = sT =
N N −1
55.
1 5 (7.968, 10 ) − (199, 6 )
2
i Ti(s) Ti 2(s2) =
5 5 −1
1 40,0 1.600,00
1 0, 34
= = 0, 0583 sekon
2 40,1 1.608,01 5 4
3 39,8 1.584,04 Ketidakpastian relatifnya:
4 39,8 1.584,04 ∆T 0, 0583
= = 1, 46 × 10 −3 × 100% = 0, 1%
T 39, 92
5 39,9 1.592,01
Ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas 4
∑T = 199, 6
i ∑T i
2
= 7.968, 10 angka.
Jadi, T ± ∆T = (39,920 ± 0,058 ) sekon.
Jawaban: C
B. Esai
19
6. Untuk menghitung Host ID. Berarti Jumlah Host ID = 256 Host
25 = 32 – 25 = 7 256 host ini nantinya dikurangi 2, yaitu
27 = 128 untuk Network ID dan Broadcast
Berarti jumlah Host ID = 128 host Untuk menghitung Network ID (Host
128 host ini nantinya dikurangi 2, yaitu pertama)
untuk Network ID dan Broadcast
Network ID pada 10.10.10.10/24 =
Untuk menghitung Network ID (Host
10.10.10.0
pertama)
Network ID pada 192.168.100.80/25 Untuk menghitung Broadcast (Host
= 192.168.100.0 terakhir)
Untuk Menghitung Broadcast (Host Broadcast pada 10.10.10.10/24 =
terakhir) 10.10.10.255
Broadcast pada 192.168.100.80/25 IP Address yang bisa digunakan
= 192.168.100.127
10.10.10.1 – 10.10.10.254
IP Address yang dapat digunakan adalah
192.168.100.1 – 192.168.100.126 Untuk menghitung Subnet Mask
Untuk menghitung Subnet Mask Subnet Mask pada 10.10.10/24
Subnet Mask pada 192.168.100.80/25 = 256 – 256 = 0
= 256 – 128 = 128 Maka Subnet Mask-nya adalah =
Maka Subnet Mask-nya adalah 255.255.255.0
= 255.255.255.128
Perhatikan!
7. Untuk menghitung Host ID. Subnet Mask kelas IP Address terdiri atas:
22 = 32 – 22 = 10 Kelas A = 255.0.0.0
210 = 1024
Kelas B = 255.255.0.0
Berarti jumlah Host ID = 1024 Host
1024 host ini nantinya dikurangi 2, yaitu Kelas C = 255.255.255.0
untuk Network ID dan Broadcast Subnet Mask yang sering digunakan
Untuk menghitung Network ID (Host biasanya adalah /24 = 255.255.255.0
pertama)
9. Waktunya 3 menit (jarum pendek) dan
Network ID pada 20.20.0.22/22 =
47 detik (jarum panjang).
20.20.0.0
Untuk menghitung Broadcast (Host q q q q
terakhir) 10. F = 1 2 12 ↔ F = 1 2 r −2
4πε r 4πε
1024/256 = 4
q q
Broadcast pada 20.20.0.22/22 ↔ F−2 = 1 2
r 4πε
= 20.20.3.255
= tan θ (lihat grafik pada soal)
IP Address yang bisa digunakan
20.20.0.1 – 20.20.3.254 q1q2
tan θ =
Untuk menghitung Subnet Mask 4πε
Subnet Mask pada 20.20.0.22/22
tan θ =
∆F
=
(1.100 − 500 ) = 3 N.m 2
210 adalah kelas B maka 10 – 8 = 2 = 22 ∆r −2
( 400 − 200 )
= 4. 256 – 4 = 252
q1q2
Maka Subnet Mask-nya adalah ε =
SUPER COACH
4π tan θ
= 255.255.252.0
=
( 62, 8 ×10 ) (106, 2
−6
×10 ) −6
8. Untuk menghitung Host ID. 4 ( 3, 14 )( 3 )
/24 = 32 – 24 = 8
= 1,8 × 10 −10 C 2 N −1 m −2
28 = 256
20
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 3
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda 5. Komponen-komponen pada F1 dan F2
1. Gambar yang benar adalah gambar D Vektor Komponen x Komponen y
a
F1x = 10 N 0
F1
R
F2x = –16 cos 60° F2y = 16 sin 60°
F2
b
= –8 N =8 3 N
a+b = R
Resultan:
Jawaban: D
Rx = ∑Fx
2. C = F1x + F2x = 10 N – 8 N = 2 N
Ry = ∑Fy
D = F1y + F2y = 0 + 8 3 N = 8 3 N
B
Jawaban: B
6. Vektor a , 2 satuan ke kanan dan 4 satuan
A
ke atas.
didapat dari:
Vektor b , 4 satuan ke kanan dan 4 satuan
C
ke atas.
A+ B
D D Artinya total 6 satuan ke kanan dan 8
B + =
A+ B satuan ke atas.
A Tripel Pythagoras 6, 8, ?, maka angka
sehingga dapat dinyatakan terakhir adalah 10.
A+ B+ D = C Cara lain seperti berikut.
Jawaban: B a = 2i + 4 j dan b = 4i + 4 j , maka
3. Jika Anda telusuri arah panah, maka cara resultan R = a + b = 6i + 8 j sehingga
menunjukkan resultan R adalah: R = 6 2 + 8 2 = 10 satuan
(
)
b + c + d = a + R sehingga Jawaban: B
(
R = b+c+d −a ) 7. Komponen x dan y dari vektor
Jawaban: E
Komponen Komponen
4. Nilai pada sumbu-X adalah 3, maka Vektor
x y
dituliskan 3 i
A Ax = 5 N Ay = 0
Nilai pada sumbu-Y adalah 1, maka
B Bx = 2 N By = 6 N
dituliskan j Resultan Rx = 7 N Ry = 6 N
sehingga vektor: 3i + j .
FISIKA SMA/MA X
Jawaban: A
21
Resultan kedua vektor nyamuk: Besar resultan ketiga vektor:
= 72 + 62 Jawaban: D
= 49 + 36
12. Y
= 9,22 N ≈ 9 N
Jawaban: B
F2 = 3 N
8. F1 x = −7 N F1y = 7 3 N
F2 x = 10 N F2 y = 0N
+ + 60° X
Fx = 3 N Fy = 7 3 N
F1 = 3 N 60°
Jadi R = Fx i + Fy j = 3i + 7 3 j
Jawaban: C
9. F1 x = 6 N F1y = 6 3 N F3 = 6 N
F2 x = 0 N F2 y = 5N
F3 x = 6 N F3 y = −6 3 N
+ + Vektor Komponen x Komponen y
Fx = 12 N Fy = 5N
Tripel Pythagoras : 5, 12, maka sisi F1 F1x = –3 N 0
miringnya adalah 13. F2x = 3 cos 60° F2y = 3 sin 60°
Jawaban: D F2 3 = 3 3 NN
= 2 N 2
10. Pada soal, 2 vektor gaya 3 N membentuk
F3x = 6 cos 60° F3y = 6 sin 60°
sudut 120°, sehingga resultan kedua gaya F3
=3 N = –3 3 N
3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris
dengan gaya 6 N, namun berlawanan arah Besar resultan komponen x:
sehingga dengan mudah soal ini dapat Rx = ∑Fx
dijawab, yaitu resultan ketiga gaya adalah
= F1x + F2x + F3x
6 N – 3 N = 3 N.
Jawaban: C = –3 N + 3 N + 3 N = 3 N
2 2
11. Komponen-komponen pada vektor burung: Besar resultan komponen y:
Ry = ∑Fy
r1 → r1x = 3 N dan
r1y = – 3 N = F1y + F2y + F3y
r2 → r2x = –2 N dan =0+ 3 3N
N–3 3 N
2
r2y = 7 N
=–3 3N
2
r3 → r3x = –6 dan
R = Rx 2 + Ry 2
r3y = 8 N
( 32 ) + ( − 32 3 )
2 2
Rx = ∑rx =
= r1x + r2x + r3x
=3N
= 3 N – 2 N – 6 N = –5 N
SUPER COACH
Jawaban: D
Ry = ∑ry
= r1y + r2y + r3y
= –3 N + 7 N + 8 N = 12 N
22
13. T1 T2 Fy
16. F
T1 sin 30°
30° 60° Fx
θ
O A
T1 cos 30° T2 cos 60°
W = 100 N
Agar ketiga gaya memiliki resultan gaya Wy = 10 N
sama dengan nol, maka
Komponen gaya pada sumbu-X:
∑Fx = 0 ↔ T2 cos 60° – T1 cos 30° = 0
Fx = F cos θ
1T – 1 3T =0↔T = 3T
Komponen gaya pada sumbu-Y:
2 2 2 1 2 1
2 menentukan nilai r = 12 + 22 = 5
–8 m
x (m) hanya memiliki besar, tanpa arah). Usaha
–5 0 10
dilambangkan dengan W dari kata work.
–5
berhenti
Jawaban: D
23
W= F · r sehingga:
26 = (2i + 3j ) · (4i + aj ) 26 = 8 + 3a
Cara perkalian titik dua vektor dalam 3a = 26 − 8
bentuk i , j adalah yang i kalikan 18
dengan i , yang j kalikan dengan j , a=
3
=6
Jawaban: B
B. Esai
1. a. 3. a. A+ B
A
R = A+ B
45°
B B
b. A 50°
A
100° b. A+C
A
C
–20°
C
R = A+C
c.
D c. A−B
A
30°
50°
A
−B
R = A−B
2. Poligon:
a. d = a + b + c d. A−C
c −C
b R = A−C
20°
d
A
a 4. a. P = A+ B+C
b. d = a+b−c
C
−c
B
P
A
d b
b. Q = A−B+C
a
A
c. d = a−b+c
Q
−B
a
SUPER COACH
−b
C
d
c
24
c. R = A−B−C R = 4,8 cm (gunakan mistar)
R A θ = 37° (gunakan busur derajat)
B
R = 4,8 cm × 1 m = 4,8 m
−C 1 cm
7. a. Fx = ∑Fx = (20 cos 53°) + 30 = 42 N
5. a. P = A+ B+C
Fy = ∑Fy =(20 sin 53°) – 8 = 8 N
B FR = Fx 2 + Fy 2
+ B
A P
= 422 + 8 2 = 42, 76 N
A 20 sin 53°
20 N
C
b. Q = A−B+C 53°
30 N
A 20 cos 53°
C
−B
A−B Q 8N
Fy
tan θ = = 8 = 0,1905
Fx 42
c. R = A−B−C ⇒ θ = 10,78°
−C Vektor F berada pada kuadran I.
A
b. Fx = 18 N – (30 cos 53°) N = 0
R A−B Fy = 30 sin 53° N – 24 N = 0
−B
FR = 0
30 N
30 sin 53°
6. Tetapkan besar perpindahan 3 m sama
dengan panjang vektor 3 cm. Berarti
53° 18 N
skala panjang vektor perpindahan dilukis
30 cos 53°
dengan panjang vektor 1 cm. Jadi
panjang vektor B adalah
24 N
2 m × 1 cm = 2 cm.
1m c. Fx = (–7 – 7 cos 60° – 7 cos 60°) N
B = –14 N
A Fy = 7 sin 60° – 7 sin 60° = 0
30° 45°
FR = Fx 2 + 0 maka FR =Fx = –14 N
Dengan sumbu-X+ (arah mendatar ke
Vektor F memiliki arah sejajar sumbu-X
kanan) sebagai acuan. 7N
R = A+ B 7 sin 60°
FISIKA SMA/MA X
B 7N
60°
R 45° 7 cos 60° 60°
A
θ
30° 7 sin 60°
7N
25
d. Fx = –7 + 7 cos 60° + 7 cos 60° = 0 8. a. Langkah 1: tetapkan skala 1 cm
Fy = 7 sin 60° – 7 sin 60° = 0 setara dengan 1 m sehingga panjang
7 sin 60° vektor A = 4 cm dan panjang vektor
7N
B = 3 cm. Lukis vektor A dan B
dengan acuan sumbu-X positif.
7N 120° 15°
7 cos 60°
120° A B
45°
7 sin 60°
7N Langkah 2: Lukis vektor R = A + B
dengan metode segitiga. Lalu ukur
FR = 0
panjang vektor R dengan mistar
Pada keadaan ini semua vektor gaya
dan sudut R terhadap sumbu-X
berada pada kesetimbangan.
dengan busur derajat.
e. Fx = 80 cos 30° + 80 cos 30°
15°
= 80 3 N B
Fy = 80 sin 30° – 80 sin 30° A
+ 30 – 30 = 0 R = A+ B
45°
30 N α
80 sin 30° 80 N Panjang R = 6,20 cm, besar α = 19°.
60° Jadi, vektor R memiliki:
60° 80 cos 30° 1m
60° R = 6,20 cm× = 6,20 m
1 cm
80 sin 30°
80 N dan arahnya membentuk sudut 19°
30 N
terhadap sumbu-X positif.
b. Langkah 1: tetapkan skala 1 cm
Besar vektor F = Fx = 80 3
setara dengan 1 m sehingga panjang
N yang arahnya 0° atau searah
vektor
sumbu-X positif.
A = 4 cm dan panjang vektor
f. Fx = 24 – 18 = 6 N dan
B = 3 cm. Lukis vektor A dan B
Fy = 15 N – 9 N = 6 N dengan acuan sumbu-X positif.
15 N
15°
A B
24 N
18 N 45°
Langkah 2: Lukis vektor R = A − B
9N
dengan metode segitiga. Lalu ukur
Besar F adalah panjang vektor R dengan mistar
FR = Fx 2 + Fy 2 = 6 2
SUPER COACH
26
Fx = ∑Fx
−B 165°
= (100.000 – 96.000) N
15°
R = A−B α A = 4.000 N
b. Komponen-y:
45°
F1y = 23.000 N
Panjang R = 4 cm, besar α = 90°. F2y = –20.000 N
Jadi, vektor R memiliki: Fy = ∑Fy
1m = (23.000 – 20.000) N = 3.000 N
R = 4 cm× =4 m
1 cm
c. Resultan gaya total:
dan arahnya membentuk sudut 90°
F = Fx 2 + Fy 2
terhadap sumbu-X positif.
c. Langkah 1: tetapkan skala 1 cm = 4.000 2 + 3.000 2
setara dengan 1 m sehingga panjang = 5.000 N
vektor
10. Y
A = 4 cm dan panjang vektor B
= 3 cm. Lukis vektor A dan B B sin 37°
dengan acuan sumbu-X positif. B
–B cos 37° A 37° X
15°
A B B cos 37°
−B
45°
–B sin 37°
Langkah 2: Lukis vektor R = B − A
dengan metode segitiga. Lalu ukur Vektor Komponen x Komponen y
panjang vektor R dengan mistar A –12 m 0
dan sudut R terhadap sumbu-X B 18 cos 37°m 18 sin 37°m
dengan busur derajat.
−B –18 cos 37°m –18 sin 37°m
15°
B a. A+ B
R = B− A Rx = (–12 + 18 cos 37°) m = 2,4 m
α −A Ry = 18 sin 37°m = 10,8 m
45° Besar A + B = R
R = Rx 2 + Ry 2 = 5, 76 + 116, 64
Panjang R = 3,5 cm, besar α = 90°.
= 11, 06 m
Jadi, vektor R memiliki:
1m Arah A + B adalah:
R = 3,5 cm× = 3, 5 m
1 cm
Ry 10, 8
dan arahnya membentuk sudut 90° tan θ = = = 4,5
terhadap sumbu-X positif. Rx 2, 4
FISIKA SMA/MA X
maka θ = 77,47°
9. a. Komponen x:
Rx dan Ry bertanda (+) sehingga R
F1x = 100.000 N berada di kuadran I
F2x = –96.000 N
27
Ax = (53,0)(cos 20,0°)
b. A−B
= (53,0)(0,940) = 49,8 m
Rx = (–12 – 18 cos 37°) m = –26,4 m
Bx = B cos θB = (34,0) (cos 63,0°)
Ry = –18 sin 37°m = –10,8 m
= (34,0)(0,454) = 15,4 m
Besar A − B = R Y
Ay = 18,8 m By = 30,3 m
⇔ R = Rx 2 + Ry 2
Ry = Ay + By = 48,4 m
( −26, 4 ) + ( −10, 8 ) A+B= R
2 2
= m
B
,2
81
= 28, 52 m = B = 34 m
θ = 36,6° R R θB = 63°
Rx dan Ry bertanda (–) maka vektor
R berada pada kuadran III, maka A A = 53 m
θA = 20°
Ry −10, 8 X
tan θ = = = 0,409
Rx −26, 4 N
Ax = 49,8 m Bx = 15,4 m
W E
θ =22,25° atau 202,25° Rx = Ax + Bx = 65,2 m
S
Komponen y:
11. a. C + 2D
Ay = A sin θA
Rx = 3 cos 30° = 1, 5 3 m
= (53,0 m)(sin 20,0º)
Ry = 3 sin 30° + 6 = 7,5 m
Besar resultan =(53,0 m)(0,342) = 18,1 m
By = B sin θB
(1, 5 3 )
2
+ (7, 5 )
2
Rx =
= (34,0 m)(sin 63,0º)
15
= 13 = 27, 04 m =(34,0 m)(0,891) = 30,3 m
2
R 7, 5 Demikian
tan θ = y = =5 3
Rx 1, 5 3 3 Rx = Ax + Bx = 49,8 m + 15,4 m
⇒ θ = 70,89° (kuadran I) = 65,2 m
b. C − 2D dan Ry = Ay + By = 18,1 m + 30,3 m
Rx = 3 cos 30º = 1, 5 3 m. = 48,4 m.
Ry = 3 sin 30° – 6 = –4,5 m Besarnya resultan dengan menggunakan
Besar resultan teorema Pythagoras.
(1, 5 3 )
2
+ ( −4, 5 )
2
Rx = R = Rx 2 + Ry 2
13. R = a + b + c
dan θB = 63,0°.
R = ( 2 + 4 + 6 ) i + ( 3 + 5 + 7 ) j
Komponen x:
R = 12i + 15 j
Ax = A cos θ
R = 122 + 15 2 = 369 = 19,21 satuan
28
15 5 Perbandingan jumlah dan selisihnya
tan θ = = = 1, 25 → θ = 51, 34°
12 4 adalah 3 sehingga:
Grafiknya adalah seperti berikut F1 + F2 F 2 + F 2 + 2FF cos ϕ
= = 3
Y F1 − F2 F 2 + F 2 − 2FF cos ϕ
R Kuadratkan ruas kiri dan kanan
15
2F 2 + 2F 2 cos ϕ
=3
2F 2 − 2F 2 cos ϕ
51,34°
θ Kali silang:
X
12 2F 2 + 2F 2 cos ϕ = 6 F 2 − 6 F 2 cos ϕ
8 F 2 cos ϕ = 4 F 2
4F2
Komponen Komponen cos ϕ =
14. Vektor Sudut 8F 2
x y
1
100 m 0° 100 m 0 cos ϕ = ↔ ϕ = 60°
2
300 m 270° 0 –300 m
150 m 30° – 75 3 m –75 m 17. 6N
R = Rx 2 + Ry 2
3N
16. Jumlah dan selisih kedua vektor masing- A ⋅ B = (6,0) (2,5) cos 45°
masing adalah:
= 15 1 2 = 15 2 m
F1 + F2 = F 2 + F 2 + 2FF cos ϕ 2 2
F1 − F2 = F 2 + F 2 − 2FF cos ϕ
29
19. a. A · B adalah perkalian titik (dot) i j k
antara vektor A dan vektor B 4 3 −2
Untuk perkalian titik berlaku 7 2 5
A · B = AB cos θ
Untuk mempermudah perkalian,
sehingga tambahkan dua kolom di sebelah kanan
A · B = AB cos 37° susunan seperti berikut.
= (8)(10)(0,8) = 64 satuan i j k i j
b. A × B adalah perkalian silang 4 3 −2 4 3
(cross) vektor A dan vektor B 7 2 5 7 2
Untuk perkalian silang berlaku
Beri tanda plus dan minus, ikuti contoh
A × B = AB sin θ berikut.
Sehingga (–) (–) (–)
i j k i j
A × B = AB sin 37°
= (8)(10)(0,6) = 48 4 3 −2 4 3
satuan 7 2 5 7 2
(+) (+) (+)
20. Perkalian silang A × B
Kalikan menyilang ke bawah dengan
Cara Pertama:
memperhatikan tanda plus dan minus,
Misal: A = (Ax i + Ay j + Az k ) dan lanjutkan dengan menyilang ke atas,
B = (Bx i + By j + Bz k ) maka: A × B = (3)(5)i + (2)(7)j + (4)(2)k − (7)(3)k
−(2)(2)i − (5)(4))j
A × B = (Ay Bz − Az By) i
= 15i − 14 j + 8k − 21k + 4i − 20 j
+ (Az Bx − Ax Bz) j
+ (Ax By − Ay Bx) k = (15 + 4)i + (14 − 20)j + (8 − 21)k
A × B = 19i − 34 j − 13k
A = 4i + 3j − 2k
21. Rotasikan semua vektor sehingga satu
B = 7i + 2j − 5k
vektor berimpit dengan sumbu datar.
Ax = 4 Bx = 7
Ay = 3 By = 2
Az = −2 Bz = 5 C
maka
β
A × B = [(3)(5) − (−2)(2)]i + [(−2)(7) − (4)(5)]j
α
B
+ [(4)(2) − (3)(7)]k A
A × B = (15 + 4)i + (14 − 20)j + (8 − 21)k
A × B = 19i − 34 j − 13k
B sin α
C
Cara Kedua: B
α
SUPER COACH
β
A = 4i + 3j − 2k
B cos α A
B = 7i + 2j + 5k
Komponen vektor resultan:
Susun dua vektor di atas seperti bentuk Cx = A + B cos α
berikut. = 18 + 16 cos 45° = 18 + 8 2
30
dan Gaya FA lebih mudah ditentukan
Cy = A + B sin α dengan menggunakan persamaan (2).
400
= 18 + 16 sin 45° = 18 + 8 2 FA = = 683,81
cos θ
Panjang vektor resultan:
Arah FA terhadap sumbu-X adalah
C = C +C 2
x
2
y = (18 + 8 2) 2 90° – θ = 90° – 54,2° = 35,8°
= 18 2 + 16 b. Resultan gaya pada sumbu-X =
jumlah gaya pada sumbu-X
Sudut vektor resultan:
FRx = Fx → FRx = FAx + FBx
Cy 18 + 8 2
tan β = = =1 FRx = 750 sin 45° + 800 cos 30°
Cx 18 + 8 2
β = 45°
2 ( )
= 750 1 2 + 800 1 3
2 ( )
22. a. Resultan gaya pada sumbu-X = = 375 2 + 400 3
jumlah gaya pada sumbu-X = 530, 3 + 692, 8 = 1.223, 1 N
Y F FAy
Ay FA FA = 750 N
θ 45°
Y Y
FAx FAx
X II X FR
30° FBx FR = 1.250 N FBx 130,33 N θ
30°
X X
1.223,15 N
FBy FB = 800 N FBy FB = 800 N
( ) ()
= 1.250 – 400 3
= 750 1 2 − 800 1
400 3 2 2
FA = ...(1)
sin θ = 375 2 − 400
Resultan gaya pada sumbu-Y = = 530, 3 − 400
jumlah gaya pada sumbu-Y = 130, 3 N
FR = ∑Fy → FR = FAy – FBy
Besar resultan gaya FR adalah:
0 = FA cos θ – 800 sin 30°
FR = FR2x + FR2y
FA cos θ = 800 ( 12 ) = 400 = (1.223, 1) + (130, 3 )
2 2
31
A = 22 + 3 2 + 6 2 = 7 satuan ∆r = ∆x 2 + ∆y 2 + ∆z 2
2 ( )
= 160 1 3 = 80 3 km
33. r 1 = 8i − 2j dan r 2 = 2i + 6 j
30. rA = i + k 36. r (t) = (at2 + bt) i + (ct + d) j
rB = 5i + 4 j + 3k t = 1 ⇒ r (t1) = (a + b) i + (c + d) j
∆r = r 2 − r 1 = 4i + 4 j + 2k
32
Persamaan posisi:
t = 2 ⇒ r (t2) = (4a + 2b) i + (2c + d) j
x − x1 t − t1 x−2 t −0
∆r = r ( t 2 ) − r ( t1 ) =
x 2 − x1 t 2 − t1
⇒
10 − 2
=
40 − 0
= ( 4 a + 2b − a − b ) i + ( 2c + d − c − d ) j x−2 t
=
= ( 3a + b ) i + c j 8 40
1
x−2= t
5
∆ r = ( 3a + b ) + c 2
2
1
x = t+2
= 9a 2 + 6ab + b 2 + c 2 5
Kecepatan cecak:
37. r 1 = 4i + 3j ∆x 10 − 2 8 1
v= = = = = 0, 2 m/s
r 2 = 7i − j ∆t 40 − 0 40 5
Vektor perpindahan: 42. a. Vektor posisi
∆r = r 2 − r 1 = 3i − 4 j r 1 = ( −3i − 5 j ) m
Panjang vektor: r = ( −i + 8 j ) m
2
∆r = ∆x 2 + ∆y 2 = 3 2 + 4 2 = 5 satuan
b. Vektor perpindahan:
∆ r = (–1 + 3)i + (8 – (–5))j
38. ∆ x = −8 m v = ∆r
∆t
∆y = 6 m ∆y = 2i + 13j
∆
= x i + j
∆r = ∆xi + ∆y j ∆t ∆t Besar vektor perpindahan:
= −8i + 6 j = − 8 i + 6 j ∆r = 22 + 13 2 = 4 + 169
4 4
v = vx + vy 2
2 = 173 = 13, 15 m
= ( −2 ) + (1, 5 )
2 2
43. a. Vektor kecepatan rata-rata
= 6, 25 = 2, 5 m/s dinyatakan dalam vektor satuan
r = x i + y j
39. v = vx 2 + vy 2
= 1,4t i + (19 – 0,8)t2 j
a. ∆rP = ( 8i − 4i ) + ( 2 − ( −2 ) ) j
t1 = 0 s ⇒ r 1 = 0
= 4i + 4 j
∆r 4i + 4 j t2 = 2 s ⇒ r 2 = 1,4(2)i + 18,2(2)2j
v= = = 2i + 2j
∆t 2 = 2,8i + 72,8j
b. v = 22 + 22 = 2 2 m/s
∆r 2, 8i + 72, 8 j
40. xP = 1 xQ = 4 Δx = 4 – 1 =3 v= = = 1,4i + 36, 4 j m/s
∆t 2−0
yP = 4 yQ = 5 Δy = 5 – 4 =1 b. Komponen-komponen kecepatan
zP = 2 zQ = 7 Δz = 7 – 2 =5 rata-rata
vx = 1,4 m/s vy = 36,4 m/s
PQ = 3 2 + 12 + 5 2 = 35 satuan
c. Besar dan arah kecepatan rata-rata
FISIKA SMA/MA X
33
44. Y + (utara) 46. a. (
r = 40 ti + 30 t − 5 t 2 j )
vy j t = 0 → r1 = 0
t = 2 → r2 = 80i + 40 j
v
∆r = r2 − r1 = 80i + 40 j
53° ∆r = 80 2 + 40 2
X + (timur)
vx i = 6.400 + 1.600
Komponen kecepatan pada sumbu-X = 40 5 m
vx = v cos α = 720 cos 53°
θ = tan −1 ( 8040 ) = 26, 56°
= 720 4 = 576 km/jam
5 () b.
t = 1 → r1 = 40i + 25 j
Komponen kecepatan pada sumbu-Y
vy = v sin α = 720 sin 53° t = 3 → r2 = 120i + 45 j
∆r = r2 − r1
= 720 3 = 432 km/jam
5 () = (120 − 40 ) i + ( 45 − 25 ) j
Vektor kecepatan dalam vektor satuan:
= 80i + 20 j
v = vx i + vy j = 576 i + 432 j km/jam
∆r = 80 2 + 20 2
45. Vektor posisi A = 6.400 + 400 = 20 17 m
X −13
30° tan θ =
12
4
B θ = −47, 29° ( kuadran IV )
Kecepatan rata-rata: 2 1
∆r 3 3i − 9 j cm b. r = i + 4 − 2 j
t t
v= =
∆t 20 menit
v = 0, 26i − 0, 45 j
cm 9 (
2 i + 35 j − 2i + 3j
3 )
menit v=
2
v = 0, 26 + ( −0, 45 )
2 2
−2 4
= i+ j
3 9
cm
= 0, 2701 = 0, 52
SUPER COACH
menit 2 2
2 4
v = − +
3 9
52 2
= = 13 m/s
81 9
34
tan θ =
4 3
× =
12
=−
2 d. x ( t = 3 s ) = 18 ( 3 ) = 54 m
9 −2 −18 3
y ( t = 3 s ) = 4 ( 3 ) − 4, 9 ( 3 2 )
θ = 33, 7° ( kuadran II )
= −32, 1 m
v = dr = d ( 3t 2i + t 3 j ) = 6 ti + 3t 2 j
Koordinatnya ( 54, −32, 1) m
48. a.
dt dt
t =0 s→v=0 e. v ( t = 3 s ) = 18i − 25,4 j
t = 2 s → v = 12i + 12j f.
a = −9,8 j
t = 3 s → v = 18i + 27 j a = 9, 8 m/s 2
= ( 2t −1i + ( 4 − t −2 ) j )
dr d
b. v= 52. a = 6 ti
dt dt
−2 2
= −2t −2i + 2t −3 j = 2 i + 3 j v = v0 + ∫ adt = 3t 2i + j
t t
t =0 s→v=∞ r = r0 + ∫ vdt = t 3 i + t j
t = 1 s → v = −2i + 2j
53. a. a = 1, 2t 2i + 3, 5 t j
1 1
t = 2 s → v = − i + j 3, 5 2
2 4 v = v0 + ∫ adt = 0, 4 t 3 i + t j
2
2 2
t = 3 s → v = − i + j 3, 5 3
9 27 r = r0 + ∫ vdt = 0,1 1t 4 i + t j
6
( )
49. r = 3t 2 − 2t i − t 3 j
b. v (m/s)
21
dr
v= = ( 6 t − 2 ) i − 3t 2 j 18
dt 15
12
t = 2 s → v = 10i − 12j 9
6
v = 100 + 144 = 2 61 m/s 3
0 1 2 3 t (s)
−12
tan θ = → θ = −50, 19° ( kuadran IV )
10 t=3s
( ) (
50. a. r = 4 + 3t + t 2 i + 6 + 4 t + 0, 5 t 2 j ) c.
v = ( 0, 4 )( 27 ) i +
3, 5
2
( 9 ) j
dr
v= = ( 3 + 2t ) i + ( 4 + t ) j = 10, 8i + 15, 75 j
dt
b. Saat sudut θ = 45°
(10, 8 ) + (15, 75 )
2 2
v =
vx = vy → t = 1 s = 116, 64 + 248, 0625
r( t =1) = 8i + 10, 5 j = 364, 7025 = 19, 097 m/s
v( t =1) = 5i + 5 j 15, 75
θ = tan −1
10, 8
51. a. (
r = xi + y j = 18 ti + 4 t − 4, 9 t 2 j) = 55, 56°
dr
b. v= = 18i + ( 4 − 9, 8 t ) j
dt
dv
= −9,8 j
FISIKA SMA/MA X
c. a=
dt
35
PEMBAHASAN
PENILAIAN tengah SEMESTER
A. Pilihan Ganda
1. Model atom Rutherford menunjukkan
hakikat fisika sebagai produk. Produk
1 4. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa
hipotesis tidak benar, bukan berarti
penelitan yang dilakukan salah tetapi kita
fisika berupa model atom merupakan harus mengubah hipotesis tersebut agar
representasi atom yang dibuat sebagai dapat ditarik kesimpulan.
visualisasi untuk memudahkan Jawaban: C
pemahaman karene atom tidak dapat 5. Perumusan masalah yang dapat diajukan
dilihat dengan mata telanjang. untuk diteliti merupakan pertanyaan yang
Jawaban: A untuk memperoleh jawabannya perlu
2. Untuk melakukan proses ilmiah melakukan metode ilmiah. Pertanyaan
merumuskan masalahan, kita harus yang dapat diajukan untuk penelitian
mengembangkan sikap rasa ingin yaitu, “Mengapa sedotan dalam gelas
tahu. Hal ini karena sikap rasa ingin berisi air tanpa bengkok?” Pertanyaan
tahu dapat memotivasi kita supaya pada opsi yang lain tidak diperlukan
dapat menemukan jawaban dari suatu metode ilmiah karena jawabannya dapat
permasalahan. ditemukan melalui pengamatan langsung.
Jawaban: D Jawaban: B
3. Dalam melakukan kerja ilmiah dibutuhkan: 6. Hasil kombinasi antara disiplin ilmu
mekanika terapan, biologi, dan fisiologi
• Keterampilan proses untuk
adalah biomekanika. Dalam biomekanika,
melakukan kerja ilmiah
prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam
• Metode ilmiah sebagai langkah- penyusunan konsep, analisis, desain, dan
langkah yang harus ditempuh demi pengembangan peralatan serta sistem
memperoleh pengetahuan secara dalam biologi dan kedokteran.
sistematis berdasarkan bukti fisis.
Jawaban: C
• Sikap ilmiah sebagai sikap yang
seharusnya dimiliki seorang ilmuwan 7. Energi tidaklah kontinu, melainkan
dalam melakukan tugasnya. diskret berupa paket atau kuanta. Konsep
• Variabel terikat sebagai variabel tersebut merupakan dasar dari kajian
yang dipengaruhi oleh variabel ilmu mekanika kuantum. Konsep ini
bebas yang diteliti. bertentangan dengan mekanika klasik
yang menganggap energi bersifat kontinu.
Jadi, yang tidak termasuk syarat dari
kerja ilmiah adalah variabel pengganggu. Jawaban: B
Umpamanya, dalam analisis awal 8. Hukum Bernoulli yang dipelajari dalam
menunjukkan adanya hubungan antara fisika tentang fluida diterapkan dalam
variabel bebas dan variabel terikat, tetapi bidang penerbangan, yaitu untuk
SUPER COACH
36
9. Alat keselamatan kerja yang harus Waktu skalar
digunakan jika kita hendak belajar di Percepatan vektor
laboratorium yaitu sarung tangan (1), alas
Jawaban: B
kaki (3), dan jas laboratorium (4).
Jawaban: B 15. Muatan listrik diperoleh dari kuat arus listrik
dikalikan waktu, atau q = I × t dengan
10. Sebelum meninggalkan laboratorium q = muatan listrik (coulomb), I = kuat
sebaiknya pembakar Bunsen atau arus listrik (ampere), dan t = waktu (s).
pemanas lain harus dimatikan terlebih Dari persamaan tersebut diperoleh satuan
dahulu untuk mencegah terjadinya muatan listrik adalah ampere × sekon.
kebakaran. Hal ini karena api yang Jadi, dimensi dari muatan listrik adalah IT.
dinyalakan tanpa adanya pengawasan
Jawaban: A
berpotensi besar untuk menimbulkan
kebakaran. 16. Dimensi dapat digunakan untuk
Jawaban: C menganalisis satuan suatu besaran.
MLT– 2 kg m s−2 = kg m/s2 merupakan
11. Pada bahan yang digunakan Rudi
satuan dari besaran massa dikalikan
terdapat simbol yang menandakan
dengan percepatan. Massa dikalikan
bahwa bahan tersebut memiliki sifat
percepatan sama dengan besaran gaya,
mudah terbakar serta berbau tajam dan
menyengat. Oleh karena itu, sebaiknya F = ma.
Rudi menggunakan masker (1) supaya LT– 1 m s−1 = m/s merupakan satuan
bau menyengat tidak terhirup dan dari besaran kecepatan.
menyimpannya jauh dari jangkauan Jadi, MLT– 2 menyatakan dimensi gaya
api (3) untuk mencegah terjadinya sementara LT– 1 menyatakan dimensi
kebakaran. kecepatan.
Jawaban: B Jawaban: B
12. Yang paling benar adalah pernyataan E, 17. Keliling = 2πr = πD = (3,14)(8,50) =
yaitu besaran suhu (X4) memiliki satuan 26,69 cm.
kelvin (Y3) dalam SI, dan alat ukurnya
Hasil pengukuran panjang, yaitu 8,50 cm
adalah termometer (Z2)
memiliki 3 AP sehingga kelilingnya pun
Jawaban: E harus dituliskan dengan 3 AP. Jadi,
13. (A) watt: satuan daya keliling lingkaran adalah 26,7 cm.
(B) joule/sekon: satuan daya, setara Jawaban: B
dengan watt 18. p =12,51 m (4 AP) dan ℓ = 5,2 m (2 AP),
(C) ampere: satuan arus listrik maka
(D) newton: satuan gaya A=p×ℓ
(E) joule: satuan energi =12,51 m × 5,2 m = 65,052 m2
Dari pilihan di atas, yang termasuk Hasil perkalian harusnya memiliki angka
besaran pokok adalah arus listrik. penting yang paling sedikit, yaitu 2 AP.
Jawaban: C
Jadi, luasnya adalah 65 m2
FISIKA SMA/MA X
37
7 8
cm Karena ketidakpastian relatif ∆g = 3, 4%
g
0 5 10 berada dekat dengan 1%, maka berhak
atas 3 angka penting.
Skala utama = 6,8 cm
Skala nonius = 0,05 cm g = 4π 2 LT −2
= 4 ( 3,142 ) ( 90 )( 3 )
2 −2
Hasil pengukuran = 6,85 cm
Jawaban: E = 394,88656 cm s −2
20. Diameter = 8,5 mm + 16 (0,01 mm) ( 3 AP )
= 395 cm s −2
= 8,66 mm ∆g = 3, 4% × 395 cm s −2
∆x = ½ × 0,01 mm = 0,005 mm
= 13, 43 cm s −2
Jadi, diameter bola adalah
(8,660 ± 0,005) mm. ( 3 AP )
= 13, 4 cm s −2
38
ΣFy = F1, y − F3 29. F1 = 6i dan F2 = 2i + 6 j
= 4 cos 30° − 2 R = F + F = 6i + ( 2i + 6 j ) = 8i + 6 j
1 2
= 2−2 = 0
n θ = 6 = 3 → θ = 37°
arah: tan
2 2
8 4
ΣF = ΣFx + ΣFy
Jawaban: D
( −4 3)
2
= +0 30. Nilai pada sumbu-X adalah – 3,
=4 3 N maka dituliskan –3 i
Jawaban: C Nilai pada sumbu-Y adalah 1, maka
dituliskan j
27. F1x = 30 cos 53° = 30(0,6) = 18 N
F1y = 30 sin 53° = 30(0,8) = 24 N sehingga vektor dapat dituliskan −3i + j
∑Fx = F3 + F1x Jawaban: C
ΣF = Fx + Fy 2 2 ∑Fy = F2 + F3y = 14 + 6 = 20 N
Resultan ketiga gaya jika dinyatakan
= 122 + 9 2 = 15 N
dalam vektor satuan adalah 4i + 20 j
Jawaban: B
Jawaban: B
28. Perpindahan total adalah vektor garis
32. Fx = F cos 30° Fy = F sin 30°
berarah dari titik start O ke titik akhir R,
ditulis OR. 1 1
12 = 3 F = 8 3×
2 2
R
24
F = =8 3 N =4 3 N
3
9 km Jawaban: B
33. Pada soal, benda bergerak dari E menuju
F dan berakhir di G.
O 12 km
G(9,7)
Pada gambar, tampak bahwa komponen
horizontal perpindahan total adalah 12
kotak = 12 km, sedangkan komponen
vertikal perpindahan total adalah 9 kotak
= 9 km. Panjang perpindahan total OR
bisa dihitung dengan dalil Pythagoras. E(1,1) F(9,1)
39
34. Nilai minimum dari resultan dua vektor
35. v = v0 + ∫ a dt
adalah
= 3i + 4 j + ∫ ( 0, 4i + 0, 3j ) dt
F1 – F2 = 8 – 6 = 2 N
= 3i + 4 j + 0, 4 ti + 0, 3t j
Nilai maksimum dari resultan dua vektor
adalah = ( 3 + 0, 4 t ) i + ( 4 + 0, 3t ) j
t = 10 s
F1 + F2 = 8 + 6 = 14 N
(
Jadi, 2 ≤ R ≤ 14 sehingga resultan tidak v = 3 + 4 ) i + ( 4 + 3 ) j = 7i + 7 j
mungkin bernilai 1 N. v = 7 2 + 7 2 = 7 satuan
Jawaban: A Jawaban: B
B. Esai
1. a. Zat mudah meledak (explosive) 3. Ukur tebal tujuh lembar foto tersebut.
Misalkan dapat 0,4 cm sehingga 1 lembar
Sifatnya: dapat meledak dengan
foto tebalnya.
adanya panas, percikan bunga api,
guncangan, atau gesekan. 0,4 : 7 = 0,06 cm = 0,6 mm.
Cara penanganan: hindari dari Kapasitas foto:
pukulan atau benturan, gesekan, Foto pertama = Type: JPEG Image dan
pemanasan, api, dan sumber nyala Size: 24,6 kB
lainnya. Foto kedua = Type: JPEG Image dan
b. Korosif (corrosive) Size: 1,74 MB = 1781,76 kB
Sifatnya: merusak jaringan hidup. Foto ketiga = Type: JPEG Image dan
Cara penanganan: hindari Size: 1,96 MB = 2007,04 kB
kontaminasi pernapasan serta Foto keempat = Type: JPEG Image dan
kontak dengan kulit dan mata. Size: 1,93 MB = 1976,32 kB
2. Foto kelima = Type: TIFF image dan
Size: 8,44 MB = 8642,56 kB
Foto keenam = Type: JPEG Image dan
Size: 15,4 kB
Foto ketujuh = Type: JPEG Image dan
Size: 1,44 MB = 1474,56 kB
Resolusi total = 15922,24 kB
15922, 24 kB
Resolusi rata-rata =
7
Tandai kulit kepala dengan menggambar = 2274,605714 kB
persegi yang berukuran 1 cm × 1 cm 4. FA = 2 kN
Jumlah rambut di kepala adalah luas kulit a. Perhatikan gambar (2), gunakan
kepala (cm2) × jumlah rambut per cm2 aturan kosinus.
FB2 = FA2 + FR2 – 2 FA FR cos θ
FB2 = 22 + 32 – 2(2)(3)cos 30°
40
Jadi, arah sudut gaya resultan FR
FB = 22 + 3 2 − 2 ( 2 ) ( 3 ) cos 30°
adalah φ yang diukur searah jarum
= 1,615 kN = 1.615 N jam dari sumbu-X positif.
Perhatikan gambar (2), gunakan φ = α – 30° = 45,86° – 30° = 15,86°
aturan sinus.
c. Untuk FB minimum, harus tegak
1 lurus dengan FR sehingga θ = 90°.
sin θ
= 2 Perhatikan gambar (1) dan gambar
2.000 1.615
1.000 (2) di bawah ini.
sin θ = FA = 2 kN
1.615
θ = sin −1 (
1.000
1.615 ) 30° FA = 2 kN
x FB
= 38, 26° θ FR 30°
FR
FB
b. FA = 2 kN (1) (2)
60° + 45° = 105° Anda dapat menerapkan
α 30° trigonometri sederhana, sehingga:
x
φ
45° FB = 2 sin 30° = 1 kN = 1.000 N
FR = 2 cos 30° = 1,73 kN = 1.730 N
FR
5. a. v = ( 4 + 2t 2 ) i + ( −10 − 4 t ) j
v ( t = 3 s ) = 22i + ( −22j )
FB = 3 kN
(1) r = r0 + ∫ vdt
2
FA = 2 kN = 4 t + t 3 i + −10 t − 2t 2 j
( )
3
105°
FB = 3 kN r ( t = 3 s ) = 30i − 48 j
α
b. Arah gerak:
FR
−48
tan θ =
(2) 30
θ = −58° atau 302° ( kuadran IV )
Perhatikan gambar (2), gunakan
aturan kosinus.
FR = 22 + 3 2 − 2 ( 2 ) ( 3 ) cos 105°
= 4, 013 kN
= 4.013 N
4.013
α = sin −1
2.880
4.013( )
= 45, 86°
41
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 4
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Jarak total yang ditempuh partikel Karena nilai negatif maka arahnya
adalah: ∆x = v1t1 + v2t 2 + v3 t3 berlawanan dengan arah gerak semula
yaitu timur.
Waktu total yang ditempuh partikel
Jawaban: A
adalah: ∆t = t1 + t 2 + t3
5. Kelajuan kereta 1 adalah v1 = 72 km/jam
Kecepatan rata-rata partikel adalah:
∆x v1t1 + v2t 2 + v3 t3 Kelajuan kereta 2 adalah v2 = 78 km/jam
v= =
∆t t1 + t 2 + t3 Waktu hingga perpapasan t = 14 menit
42
mobil A sampai bertemu dengan mobil 7. Kelajuan mobil: vm = 40 km/jam (dari P)
B adalah sama dengan waktu tempuh Kelajuan truk: vt = 60 km/jam (dari Q)
mobil B, dan jarak tempuh mobil A
Jarak lintasan PQ = 15 km
adalah x sedangkan jarak tempuh mobil
B adalah (30 – x) km. Selang waktu truk adalah tt = tm – 7
t A = tB Saat bertemu waktu tempuh mobil sama
dengan waktu tempuh truk,
s A sB
=
vA vB x adalah jarak yang telah ditempuh mobil
x 30 − x saat bertemu truk
=
60 40 Jarak mobil-truk mula-mula adalah:
40 x = 1.800 − 60 x
PQ = vm tm + vt tt
100 x = 1.800
15 = 40tm + 60tt
1.800
x= = 18 km
100 7
15 = 40tm + 60 tm −
60
Mobil A bertemu dengan mobil B pada 15 = 40tm + 60tm – 7
jarak 18 km dari Kota Siantar pada
22 = 100tm ⇒ tm = 0,22 jam = 13,2 menit
selang waktu
Jawaban: D
s x 18
tA = A = = = 0,3 jam
v A v A 60
( 80 − 0, 8 x ) = 40
1
80 − 0, 8 x = 40
0, 8 x = 40
x = 50
FISIKA SMA/MA X
Jawaban: D
43
9. Grafik menunjukkan bahwa bendi L1 = ½ × jumlah sisi sejajar × tinggi
mengalami gerak lurus berubah beraturan = ½ × (4 + 6) × 5 = 25
dengan percepatan: Pada detik ke-6 sampai detik ke-10,
∆v 20 terbentuk trapesium. Luas daerahnya
a= = =5
∆t 4 adalah:
L2 = ½ × jumlah sisi sejajar × tinggi
Jarak yang ditempuh bendi tersebut
= ½ × (4 + 2) × 5 = 15
selama 10 s adalah:
Jadi, jarak totalnya adalah
s = vot + 1 at2 s = L1 + L2 = 25 + 15= 40 m.
2
1 Jawaban: D
= 0 + (5)(102)
2
= 250 12. Anda harus menghitung jarak yang
ditempuh mobil setelah direm, yaitu jarak
Jadi, jarak yang ditempuh bendi tersebut
antara selang waktu 20 s–25 s.
adalah 250 m.
Jarak yang ditempuh selama waktu
Jawaban: D
20 s–25 s adalah luas segitiga CDB.
10. Pada detik ke-0 sampai detik ke-8, 1
lintasan dokar terhadap sumbu t L= × ( DC + BD )
2
membentuk bangun trapesium sehingga 1
= × ( 25 − 20 ) × 30
jarak yang ditempuh sama dengan luas 2
trapesium. = 75 m
Jadi, jarak yang ditempuh selama waktu
s1 = 1 × (jumlah sisi sejajar) × tinggi
2 20 s–25 s adalah 75 m.
= 1 × (4 + 8) × 4 Jawaban: D
2
= 24 13. Rumus gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) yang sesuai dengan data pada
Pada detik ke-8 sampai detik ke-10,
soal adalah
lintasan dokar membentuk bangun
segitiga sehingga jarak yang ditempuh vt2 = v02 + 2as
sama dengan luas segitiga. Data benda B adalah data yang paling
lengkap. Kita gunakan data benda B
s2 = 1 × alas × tinggi
2 untuk mendapatkan nilai percepatan (a)
= 1 ×2×4 dari ketiga benda tersebut.
2
=4 vt2 = v02 + 2as
Jadi, jarak yang ditempuh sampai detik 252 = 52 + 2(a)150
ke-10 adalah jumlah luas trapesium dan 625 = 25 + 300a
luas segitiga.
300a = 600
s = 24 + 4 = 28
a = 2 m/s2
Jadi, jarak yang ditempuh dokar tersebut
Kita gunakan nilai percepatan a = 2
adalah 28 m.
untuk mendapat nilai P dan Q. Pertama,
Jawaban: D kita manfaatkan data pada benda A
SUPER COACH
11. Untuk grafik v-t, jarak merupakan untuk mendapatkan nilai P.
luas daerah yang dibatasi oleh grafik vt2 = v02 + 2as
dengan sumbu t. Pada detik ke-0 sampai P2 = 102 + 2(2)200
detik ke-6, terbentuk trapesium. Luas
P2 = 900
daerahnya adalah:
44
P = 30 Grafiknya digambarkan sebagai
Kita gunakan data benda C untuk garis miring ke atas.
mendapatkan nilai Q. c. Gerak Lurus Berubah Beraturan
vt = v0 + 2as
2 2 (GLBB) Diperlambat
352 = 52 + 2(2)Q Kemudian taksi mengalami
perlambatan a = –2 m/s2. Taksi
1.225 = 25 + 4Q
tersebut diperlambat sampai
4Q = 1.200 berhenti, berarti v2 = 0.
Q = 300 v2 = v1 − at
Jadi, nilai P = 30 m/s dan Q = 300 m. 0 = 20 −2t
Jawaban: C
2t = 20
14. Perlambatan terjadi pada grafik CD, t =10 s
terjadi selama 2 detik dari kecepatan
Selama 10 detik ketiga (dari detik
v = 5 m/s sampai berhenti (v = 0). Besar
ke-15 sampai detik ke-25), taksi
perlambatannya adalah:
mengalami GLBB diperlambat
v = v0 − at sampai akhirnya berhenti. Grafiknya
0 = 5 − a(2) digambarkan sebagai garis miring ke
2a = 5 bawah.
a = 2,5
Jadi, grafik v-t yang menunjukkan
Jadi, besar perlambatan yang dialami perjalanan taksi tersebut adalah grafik
oleh sepeda balap tersebut adalah pada opsi (B).
2,5 m/s2.
Jawaban: B
Jawaban: A
16. Pada 2 detik pertama (detik ke-0 sampai
15. Karena satuan kecepatan yang dipakai detik ke-2) sepeda motor bergerak lurus
pada grafik adalah m/s, kita konversi dengan kecepatan tetap 4 m/s. Grafiknya
satuan kecepatan awalnya. berbentuk garis lurus pada v = 4 sejajar
v0 = 36 km/jam sumbu t dari detik ke-0 sampai detik ke-2.
10 m/s = 10 m/s Pada 2 detik kedua (detik ke-2 sampai detik
= 36 × ke-4) kecepatan sepeda motor mengalami
36
Perjalanan taksi tersebut mengalami tiga penurunan karena ada perlambatan
macam gerak sebagai berikut. sebesar 2 m/s2. Kecepatan sepeda motor
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB) pada akhir detik ke-4 adalah:
45
v = 6 m/s pada detik ke-6. 18. Kita dapat menyelesaikan soal ini dengan
Jadi, grafik kecepatan terhadap waktu bantuan kemiringan grafik yang telah
untuk perjalanan sepeda motor tersebut diajarkan dalam pelajaran matematika
adalah opsi (E). SMP.
12
Jawaban: E x1 y1
(0, 10) Car A
10
17. Kecepatan mobil A → vA = 60 km/jam
Velocity /m s–1
8 x y x2 y2
1 1
Kecepatan mobil B 6
(0, 6) (2, 6)
Car B
→ v0B = 60 km/jam 4
saat ∆AB = 2,5 km, 2
∫ dyB = ∫ 6 dt
x 30
tB = = = 0,5 jam yB = 6
vA 60
46
yA = yB Pada saat t1 = 1,5 s,
10t – t = 6t
2
maka t2 = t1 – 1 = 1,5 – 1 = 0,5 s
10 – t = 6 dan ketinggian bola 1 adalah:
t = 4 sekon 1 2 1( )
gt = 10 (1, 5 ) = 11,25 m
2
h1 =
Jawaban: D 2 1 2
1 1
h2 = gt 22 = (10 ) ( 0, 5 ) = 1,25 m
2
47
24. Kecepatan awal bola tenis ke-2 vtB 2 = v0 B 2 + 2g ( h − y )
(v02) = 45 m/s
vtB 2 = ( 3vtB ) − 2g ( h − y )
2
t 2 = t1 − 3 ↔ t1 = t 2 + 3
2g ( h − y ) = 8vtB 2
Bola 1 akan bertumbukan dengan bola 2 gh − gy = 4vtB 2
pada jarak tempuh yang sama. 2
v
h1 = h2 gh − gy = 4 tA
2
1 2 1
gt = v0 t 2 + gt 22 gh − gy = vtA 2 ...(1)
2 1 2
1 1 2
g ( t 2 + 3 ) = v0 t 2 + gt 2
2
Dari rumus GLBB untuk bola A:
2 2
1 2 9 1 2 vtA 2 = v0 A 2 + 2g ( y )
gt + 3 gt 2 + g = v0 t 2 + gt 2
2 2 2 2 vtA 2 = 0 + 2gy ...(2)
9
3 gt 2 − v0 t 2 = − g
2 Substitusikan persamaan (2) ke
t 2 ( 3 g − v0 ) = −4, 5 g persamaan (1)
−4, 5 (10 ) −45 gh − gy = 2gy
t2 = =
( × 10 − 45 ) −15
3 h − y = 2y ↔ h = 3y
= 3 sekon
Perbandingan jarak tempuh benda A (y)
Bola 2 akan bertumbukan dengan bola saat tumbukan dengan tinggi gedung (h)
1 setelah bergerak selama 3 sekon pada
adalah: y = 1
jarak: h 3
Jawaban: A
1 2
h1 = gt 26. Tinggi gedung hg = 46,7 m,
2 1
1 1 tinggi robot android hr = 1,7 m,
= (10 ) ( t 2 + 3 ) = (10 ) ( 6 )
2 2
v0 B = 3vtB Jawaban: D
48
B. Esai
1. Jarak yang ditempuh: 5. v1 = 9 m/s; t1 = 12 s
s = 90 + 150 = 240 km v2 = 7 m/s; t2 = 8 s
Laju rata-rata = jarak Vektor perubahan kecepatan ∆v
waktu
∆v = v1 − v2
= 240 km = 48 km/jam
( 3 + 2) jam Besar ∆v adalah:
∆v = |v1 – v2| = |9 – 7| = 2 ms–1
Perpindahan = 150 km – 90 km = 60 km
∆v = t1 + t2 = 12 + 8 = 20 s
perpindahan
Kecepatan = Percepatan rata-rata dihitung dengan
waktu
60 km persamaan:
= = 12 km/jam
(3 + 2) jam ∆v 2
a= = = 0,1 m s −2
2. C ∆t 20
30 km v = dx = 3t 2 − 6 t + 2
dt
Pada waktu t = 0 s, v = 2 m/s.
A 40 km B
a = dv = 6 t − 6 = 6(t − 1)
tAB = 0,5 jam dt
BC
= 2 jam Pada waktu t = 0 s, a = –6 m/s2.
t = tAB + tBC = 0,5 + 2 = 2,5 jam
b. Perpindahan partikel nol pada
Perpindahan waktu t diberikan oleh:
AC2 = AB2 + BC2 = 402 + 302 = 2.500
x = t(t – 1)(t−2) = 0
AC = 50 km
t = 0 s, t = 1 s dan t = 2 s
Kecepatan rata-rata:
Untuk kecepatan partikel, masukkan
perpindahan 50 km ketiga nilai waktu tersebut ke
v= = = 20 km jam −1
waktu 2,5 jam persamaan: v = 3t2 – 6t + 2
( 24 ) + (10 ) = 676 = 26 m s −1
2 2
∆v = 3 3
∆t = t1 + t 2 = 8 s + 5 s = 13 s Masukkan kedua nilai waktu
Percepatan rata-rata: tersebut ke persamaan
∆v 26 x = t3 – 3t2 + 2t,
a= = = 2 m s −2
∆t 13
49
sehingga Anda dapatkan v2 = 5(3) – 2 = 13 m/s
Perubahan kecepatan selama selang
x = − 2 3 m dan 2 3 m waktu t2 – t1 = 3 – 2 = 1 s adalah
9 9
∆v = v2 – v1 = 13 – 8 = 5 m/s
Masukkan kedua nilai waktu tersebut
Percepatan rata-rata untuk selang
ke persamaan a = 6(t –1)
t = 2 s sampai t = 3 s adalah:
Sehingga Anda dapatkan
∆v 5
a = 2 3 m/s2 dan –2 3 m/s2. a= = = 5 m/s 2
∆t 1
7. Kedudukan partikel Q adalah b. Untuk t1 = t kecepatan v1 = 5t – 2
x = t2 – 4 t + 1
Untuk t2 = t + ∆t kecepatan
a. Pada saat t1 = 2,0 s, kedudukan v2 = 5(t + ∆t) – 2
partikel
Perubahan kecepatan ∆v = v2 – v1
x1 = (2)2 – (4)(2) + 1 = –3 m
= 5t + 5∆t – 2 – 5t + 2 = 5∆t
Pada saat t2 = 3,0 s, kedudukan
∆t = t2 – t1 = t + ∆t – t = ∆t
partikel
∆v 5 ∆t
x2 = (3)2 – (4)(3) + 1 = –2 m a= = = 5 m/s 2
∆t ∆t
Perpindahan partikel selama selang
c. Percepatannya tidak dipengaruhi
waktu t1 = 2 s sampai dengan
oleh waktu, percepatannya tetap
t2 = 3 s adalah
yaitu 5 m/s2.
∆x = x2 – x1 = –2 – (–3) = 1 m
Kecepatan rata-rata adalah: 9. a. Mobil bepergian dengan kecepatan
∆x 1 seragam dari A ke B, selama
v= = = 1 m/s 40 – 20 = 20 jam.
∆t 1
b. Untuk t1 = t, kedudukan b. percepatan sepanjang AB adalah
nol karena kecepatannya tetap.
x1 = t2 – 4t + 1
Perlambatan sepanjang BC adalah
Untuk t2 = t + ∆t, kedudukan
50 − 100
x2 = (t + ∆t)2 – 4(t + ∆t) + 1 = −2,5 km jam−2
60 − 40
Perpindahan ∆x = x2 – x1
Percepatan dari C ke D adalah:
= (t + ∆t)2 – 4(t + ∆t) + 1 – t2 + 4t – 1
100 − 50
= t2 + 2t∆t + ∆t2 – 4t – 4∆t – t2 + 4t = 1,25 km jam −2
100 − 60
= (2t∆t + ∆t2 – 4∆t) m
c. Jarak yang ditempuh selama 40 jam
selang waktu
terakhir adalah
∆t = t2 – t1 = t + ∆t – t = ∆t adalah
s = v0t + 1 at2
∆x 2t ∆t + ∆t 2 − 4 ∆t 2
v= =
∆t ∆t
s = 50×40+ 1 ×1,25×40×40
= (2t + ∆t – 4) m/s 2
= 2.000 + 1.000 = 3.000 km
c. Kecepatan pada saat t = t, adalah
v = (2t – 4) m/s Cara lain, jarak yang ditempuh selama 40
jam terakhir = luas trapesium CDFE
8. Kecepatan terhadap waktu: v = 5t – 2
SUPER COACH
1
dengan t dalam detik dan v dalam m/s. L= × ( CE + DF ) × EF
2
a. Pada saat t1 = 2 s, kecepatannya 1
= × ( 50 + 100 ) × 40 = 3.000
adalah v = 5(2) – 2 = 8 m/s 2
Pada saat t2 = 3 s, kecepatannya
50
Jadi, jarak yang ditempuh selama 40 jam 12. Mobil tepat mulai bergerak, maka
terakhir adalah 3.000 km. kecepatan awal mobil vm = 0
10. Pertimbangkan benda bergerak dengan Percepatan mobil 0,2 m s–2
kecepatan u dalam garis lurus. Kemudian Kecepatan sepeda 36 km/jam = 10 m/s
benda diberi percepatan konstan. Sepeda melewati mobil pada t = 0 s.
Sebagai hasil percepatan, kecepatannya Mobil akan menyusul sepeda setelah t
meningkat menjadi v (kecepatan akhir) sekon pada jarak x = xm dari titik awal,
pada waktu t. dimana xm = xs dan ts = tm = t sekon.
Kemiringan grafik (slope) v-t memberikan Mobil melakukan GLBB:
percepatan gerak benda.
xm = v0t + 1 atm2 = 0 + 1 at2
Jadi, percepatan = kemiringan grafik 2 2
BC v − u Sepeda melakukan GLB:
a= =
AC t − 0 x s = v s ts = v s t
v−u
a=
t xm = xs → 1 at2 = vst
2
v – u = at
2vs 2 (10 )
v = u + at t= = = 100 sekon
a 0, 2
11. Kecepatan maksimum mobil dialami Jarak yang ditempuh sepeda:
ketika di titik B.
xs = vst = (10)(100) = 1.000 m
Pada lintasan AB
13. Percepatan benda = 4,0 m/s2
vawal = v0 = 0 (saat t = 0 sekon)
Keadaan awal, v0 = 0
vakhir = vB (saat t = x sekon)
Kecepatan di B: ∆x = v0t + 1 at2
2
vB = v0 + at = 0 + α(x)
24,5 = 0 + 1 (4,0)t2
vB = αx ….(1) 2
Pada lintasan BC t2 = 24, 5 = 12,25
2
Kecepatan awal v0 = vB
t = 3,5 s
Kecepatan akhir v = 0
Waktu tempuh t = (t – x) s 14. a. Percepatan lift dalam 10 detik
51
v0 = 600 m s–1 17. Gerak vertikal ke atas
Gerak roket setelah bahan bakar habis Percepatan gravitasi g = 10 m s–2
Ketinggian maksimum: v = v0 + 2a∆y
2 2
Kelereng ke-1:
dengan v0 = 600 m s–1 Kecepatan awal v1 = 10 m/s
v 2 − v0 2 0 2 − 600 2 Ketinggian maksimum:
∆y = = = 18.000 m
2a 2 ( −10 ) v2 = v02 + 2g∆y
Selang waktu yang diperlukan 02 = (10)2 + 2(–10)∆y
( 0 ) − (10 )
2 2
∆y = V0t + 1 at2 ∆y = =
−100
= 5,0 m
2 −20 −20
18.000 = 600(t) – 1 (10)t2
2 Waktu yang diperlukan untuk mencapai
5t2 – 600t + 18.000 = 0
ketinggian maksimum:
t2 – 120t + 3.600 = 0
v = v0 + at
(t – 60)2 = 0 v − v0 0 − 10
t= = = 1,0 s
t = 60 s = 1 menit a −10
16. Ketinggian ∆y = 45 m Kelereng ke-2:
Perlambatan a = –2 m s –2 Kecepatan awal v2 = 20 m/s
Kelajuan saat sampai tanah v = 4,0 m s–1 Jarak yang ditempuh setelah t = 1,0 s
t = 3 s + 13 s = 16 s 2
x = ut – 5t2…(2)
Substitusikan (2) ke (1)
h – x = 5t2
52
h – (ut – 5t2) = 5t2 20. Helikopter bergerak secara horizontal
h – ut + 5t = 5t
2 2 dengan kecepatan 0,2 m/s. Anggap
kecepatannya tetap sehingga
h – ut = 5t2 – 5t2
percepatannya adalah nol, dan percepatan
h = ut ⇒ t = h nol hukumnya seperti helikopter yang
u
diam sehingga kemungkinan posisi
19. Misalkan setelah beberapa saat t dari saat
tangga tali tetap vertikal.
diluncurkan, koin itu menyentuh lantai lift.
Percepatan orang (korban) terhadap
Koin itu bergerak dengan lift dengan
tanah (bumi):
kecepatan v. Tepat setelah kehilangan
kontak, ia mulai naik dengan kecepatan a orang, bumi = a orang, tali + a tali, bumi
yang sama v (mematuhi hukum inersia aob = ot
+ atb
gerak). aob = 7 + 4 = 11 m/s2
Karena perpindahan koin s1 selama aob adalah percepatan orang naik yang
waktu t adalah ke bawah (posisi awal sudah dibantu dengan tarikan tali dari heli.
atau titik pelepasan)
Waktu yang dibutuhkan orang ke heli
s1 = 1 gt 2 − vt (1) dengan bantuan tarikan tali:
2
1 2
Perpindahan koin s2 dari lift naik pada s = v0 t + at
2
waktu t ke atas (posisi awal) 1
14 = 0 +
2
(11) t 2
s2 = vt + 1 at2 (2)
2 28
t2 =
11
Saat ini, s1 + s2 = h (3)
Masukkan s1 dan s2 dari persamaan (1) panjang tali yang dipanjat orang:
dan (3) masing-masing pada (3) kita 1 2
s = v0 t + at
dapatkan 2
1
1 gt 2 − vt + vt + 1 at 2 = h l = v0 t + aot t 2
2
2 2 2
1 28
1 g + a t2 = h
( ) = 0+
2
(7 ) 11
2
2h 98
t= = = 8, 91 ≈ 9 meter
( g + a) 11
FISIKA SMA/MA X
53
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 5
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. v0 = 40 m/s v0 2
4. xH = sin 2α
g = 10 m/s 2 g
x g ( ) 1
α = 60° sin 2α = H.2 = 4.500 10 =
( 300 ) 2
2
v0
sin α =
1 3
2 sin 2α = sin 30°
Waktu yang diperlukan untuk mencapai 2α = 30°
tinggi maksimum α = 15°
1 2v0 sin α 2 ( 300 ) sin 15°
v0 sin α 40 ⋅ 2 3 t=
g
=
10
= 15, 5 s
tm = = =2 3
g 10
Jawaban: B
Jadi, peluru tersebut mencapai titik
tertinggi setelah 2 3 sekon. 2v0 sin α 2 ( 98 ) sin 53°
5. t= = = 16 s
Jawaban: E g 9, 8
Jawaban: C
2. g = 10 m/s2
v0 2
v0 = 20 2 m/s 6. yH = sin 2 α
2g
v02 = 800 m2/s2
( 98 )
2
α = 45° = sin 2 53° = 313,6 m
2 ( 9, 8 )
sin α = 1 2 Jawaban: E
2
2
sin2α = 1 2 = 1 7. v0 = 1,4 × 103 m/s
2 2
xmaks = 2 × 105 m
Tinggi maksimum bola dirumuskan sebagai:
Dari rumus jarak mendatar maksimum:
hm =
v sin α 800 2
2
0
=
2
1
= 20 m
() v02 sin 2α
2g 2 (10 ) xmaks =
g
Jadi, tinggi maksimum bola tersebut
(1, 4 × 10 )
2
adalah 20 m. 5
3
sin 2α
2 × 10 =
Jawaban: C 9, 8
3. v0 = 60 m/s 2 × 105 × 9, 8
sin 2α =
(1, 4 × 10 )
2
3
α = 30°
sin 2α = 1
( 12 )
2
( 60 )
2
ymaks = = 45 m
sin 2α = 90° ⇒ α = 45°
20
Jawaban: C
Jawaban: B
54
8. Data-data yang diketahui pada soal: tinggi maksimum sama dengan setengah
v0 = 60 m/s jarak tempuh maksimum.
g = 10 m/s2 x = 1 xm
t =1s 2
v 2 sin 2α
α = 53° x=1 0
Sudut α = 53° merupakan sudut segitiga
2 g
siku-siku yang dapat digambarkan v02 ⋅ 1 3
sebagai berikut. 10 3 = 1 2
2 10
200 3 = v02 . 1 3
2
37°
sin 53° = 4 v02 = 400
5
5 v0 = 20 m/s
cos 53° = 3
4 5 Jadi, kecepatan awal bola tersebut adalah
20 m/s.
tan 53° = 4
3 Jawaban: B
53° 10. m = 20 g = 0,02 kg
3 v0 = 40 m/s
Gerak horizontal pada gerak parabola α = 60°
merupakan gerak lurus beraturan (GLB), 1
sehingga: cos α =
2
x = v0 cos α t Di titik tertinggi, kecepatan gerak peluru
= 60(cos 53°) 1 ke arah vertikal sama dengan nol (vy =
0) sehingga hanya ada kecepatan arah
= 60 ( 53 ) (1) = 36 horizontal (vx).
vx = v0 cos α = 40 cos 60° m/s
Sedangkan gerak vertikal pada gerak
parabola merupakan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB), sehingga:
2 ()
= 40 1 m/s = 20 m/s
55
12. x = 12 m 960 = v0 cos 45°t
v2 v0 sin 45°
xH = 0 sin 2α 960 = v0 cos 45°
g 5
12 = 196 sin 2α 2
v cos 45° sin 45°
9, 8 960 = 0
sin 2α = 0, 6 = sin 37°
5
2α = 37° ⇒ α = 18, 5° 4.800 = v0 2 1
2 ()
Jawaban: E 2
v0 = 9.600
⇒ v0 = 40 6 m/s
13. v0 x = v0 cos 37° = 0, 8v0
Jawaban: B
v0 y = v0 sin 37° = 0, 6v0
x = x0 + v0 x t 2v0 sin α
15. t =
g
50 = 0 + 0, 8v0 t
v0 t = 62, 5
t=
( 40 6 sin 45° )
= 13, 865 s
62,5 5
t=
v0 mobil terkena senjata setelah bergerak
y = y0 + v0 y t − 1 gt 2 sejauh:
2
x = v0 t
8 = 0 + 0, 6v0 t − 5 t 2
2 v0 = 72 km = 20 m
62, 5 62, 5 jam s
8 = 0 + 0, 6v0 − 5 v
v
0 0 x = ( 20 )(13,865 ) = 277,2 m
3.906, 25
8 = 37, 5 − 5 ⋅ atau pada jarak (960 – 277,2) = 682,8 m
v0 2
dari senjata.
3.906, 25
5⋅ = 29, 5 Jawaban: B
v0 2
3.906, 25 16. x = 10 m
v0 2 = ⋅5
29, 5 y = 1, 25 m
v0 = 662, 08 ↔ v0 = 25, 73 m/s x = vt → 10 = vt ↔ t = 10
v
Jawaban: E 1 2
y = v0 t + gt
2
14. Laju peluru adalah: 2
v0 y t − 1 gt 2 = 0 Jawaban: D
2
17. vx = 250 m/s
v0 y = gt1
2 h atau y = –2.000 m → negatif (–) karena
arah bantuan makanan ke bawah
v0 sin 45° = 1 gt
2 g = 10 m/s²
2v sin 45° v0 sin 45° Gerak pada sumbu-X (mendatar) adalah
t= 0 =
g 5 GLB dengan kecepatan vx, sehingga
v sin 45° koordinat x dicari dengan rumus:
SUPER COACH
t= 0
5 x = vxt = 250t
56
tersebut untuk sampai di B). Dengan vB² = vA² + 2as
meninjau pada sumbu-Y (GLBB), vB² = 10² + 2(2)(75)
didapatkan:
vB² = 100 + 300
y = v0 y t − 1 gt 2 vB² = 400
2
Gerakan makanan adalah gerakan jatuh vB = 20 m/s
bebas, sehingga v0y = 0. maka lebar selokan:
y = − 1 gt 2 x = v 2h
2 g
−2.000 = − 1 10 t 2 2 (5)
2 x = 20
−2.000 = −5 t 2 10
57
maka, a = 1, b = –6, dan c = –2
v= x
t Gunakan rumus abc yang sudah Anda
7,5 ketahui sejak SMP berikut.
v= = 12,5 m/s
0,6 2
t1, 2 = −b ± b − 4 ac
2a
Jadi, kecepatan minimum mobil agar tidak
( −6 ) ± ( −6 )− 4 ⋅ 1 ⋅ ( −2 )
2
masuk ke dalam parit adalah 12,5 m/s. −
t1, 2 =
2 ⋅1
Jawaban: C
6 ± 6, 63
= 6 ± 36 + 8 =
21. Peluru di titik B 2 2
6 + 6,63
t1 = = 6,32 s
t = 2 sekon; y0 = 10 m; tan α = 3 2
4
6 − 6,63
4 3 t2 = = − 0,1315 s ( tidak memeenuhi )
maka cos α = dan sinα = 2
5 5
4
v0 x = v0 cos α = 50 ⋅ = 40 m/s Waktu yang dibutuhkan untuk tiba di
5 tanah adalah 6,32 sekon.
3
v0 y = v0 sin α = 50 ⋅ = 30 m/s
5 x = x0 + v0 x t = 0 + 40 ⋅ 6,32 = 252,8 m
x = x0 + v0 x t = 0 + 40 ⋅ 2 = 80 meter Koordinat peluru di titik D (252,8, 0) m.
y = y0 + v0 y t − 1 gt 2 Jawaban: E
2
y = 10 + 30 ( 2) − 5 ( 2) = 50 meter
2
24. v0 x = vpeluru = 100 m/s
58
25. x = 10 m R = v0 x t = v0 cos α t
y = 3,05 m – 1,75 m = 1,3 m
2v sin α
g = 10 m/s2 = v0 cos α 0
θ = 53° g
x = v0 x t 2v sin α1 cos α1
2
= 0
x = v0 cos θ ⋅ t g
6 = v0 cos 53° ⋅ t 2v0 2 sin α1 sin α 2
=
6 = 0, 6
v0 t g
t = 10 2v0 sin α1 2v0 sin α 2
v0 t1 t 2 = .
g g
y = v0 y t − 1 gt 2 2v0 2 sin α1 .sin α 2 2
2 t1 t 2 = .
g g
y = v0 sin θ t − 1 gt 2
2
t1 t 2 = R 2 = 2R
1, 3 = v0 sin 53°t − 1 ⋅ 10 ⋅ t 2 g g
2
1, 3 = 0, 8 v0 t − 5 t 2 Jawaban: B
( 1
t v0 y − gt = 0
2 ) Untuk θ0 = 15° maka sin 30° = 0,5
sehingga
v0 y − 1 gt = 0
v02 sin 30°
R15 = = 0.5 Rmaks
2 g
2v0 y 2v0 sin α
t= = Untuk θ0 = 60° maka sin 120° = 0.87,
g g sehingga
2v sin α1 2v sin α 2
t1 = 0 ; t 2 = 0 v02 sin 120°
g g R60 = = 0, 87 Rmaks
g
α1 + α 2 = 90°↔ α 1 = 90° − α 2
FISIKA SMA/MA X
Jawaban: A
cos α1 = cos ( 90° − α 2 )
cos α1 = sin α 2
59
28. v0 = 20 m/s, θ = 30° y = 50 3t − 5t 2
(v ) = (v0 x )
( ) ( )
2
y = 50 3 x − 5 x
0x bom pesawat
= v0 cos θ 50 50
( )
= 20 1 3 = 10 3 m/s
2 y = 3x − 5x
2.500
2
(v )
0y
bom
= (v0y )
pesawat
y = 3x − x
2
...(3)
= v0 sin θ 500
()
Hubungan antara x, y dan d (AC) melalui
= v0 sin 30° = 20 1 = 10 m/s trigonometri adalah:
2
Bom jatuh di tanah: y = 0
y0 = 400 m d
y
y = y0 + v0y t − 1 gt 2
2
30°
0 = 400 + 10 t − 5 t 2
x
0 = 80 + 2t − t 2
t 2 − 2t − 80 = 0 x = d cos α
( t − 10 ) ( t + 8 ) = 0 x = d cos 30°
t1 = 10 s
x=d 3 ...(4)
t 2 = −8 s (tidak memenuhi) 2
x = x0 + v0 x t = 0 + 10 3 (10 ) = 100 3 m y = d sin α
y = d sin 30°
Bom jatuh pada jarak 100 3 meter dari
titik A. y=d ...(5)
2
Jawaban: E
Masukkan nilai x dan y dari persamaan
29. Titik C tingginya adalah y dan jarak (4) dan (5) ke persamaan (3)
mendatarnya adalah x. Untuk sumbu-X, 2
misalkan α = 30° dan θ = 60°. y = 3x − x
500
x = v0 cos θ t 2
d 3
x = 100 ( cos 60° ) t
d = 3 d 3 − 2
x 2
x = 50t ⇒ t = ...(1) 2 500
50 d = 3d − 3d 2
Untuk sumbu-Y (tinggi), didapatkan: ...(6)
2 2 2.000
y = ( v0 sin θ ) t − 1 gt 2 1 = 3 − 3d
2 2 2 2.000
y = (100 sin 60° ) t − 1 (10 ) t 2 1 = 3 − 3d
2 1.000
y = 100 1
2 ( )3 t − 5t 2
3d = 3 − 1
1.000
3d = 2
y = 50 3t − 5t 2 ...(2) 1.000
SUPER COACH
60
30. y = 90 m Benda mencapai titik tertinggi di A maka
x = 100 m vA sejajar bidang datar atau vA bersudut 45°
dengan sumbu-X (θ = 45°). Pada titik A:
v0 = 100 m/s
1 = sec α vy 25 3 − 5 2t
tan θ = =
cos α vx 25 + 5 2t
sec 2 α = 1 + tan 2 α
tan 45° = 25 3 − 5 2t
sin α = tan α 25 + 5 2t
cos α
25 + 5 2t = 25 3 − 5 2t
x = x + v0 x t
100 = 0 + v0 ⋅ cos α ⋅ t 10 2t = 25 ( 3 −1 )
100 = 100 cos α ⋅ t
t = 25
( 3 −1 ) = 2, 5 ( 3 −1 )
t = 100 = 1 10 2 2
100 cos α cos α
y = y0 + v0 y ⋅ t − 1 gt 2
=
2, 5
2 ( 6 − 2 s )
2
90 = 0 + v0 sin α ⋅ t − 5 t 2 Jawaban: C
1 − 5 1
2
32. v0 = 90 m/s
90 = 100 ⋅ sin α
cos α cos α v0 x = v0 cos β = 90 cos β
90 = 100 tan α − 5 sec 2 α v0y = v0 sin β = 90 sin β
(
90 = 100 tan α − 5 1 + tan 2 α ) y0 = 0
90 = 100 tan α − 5 − 5 tan α 2
x0 = 0
95 = 100 tan α − 5 tan 2α Peluru jatuh tegak lurus terhadap bidang
19 = 20 tan α − tan 2α miring, hal ini menunjukkan bahwa vx = 0
tan 2α − 20 tan α + 19 = 0 (yang ada hanya komponen y)
cos β
vy = v0 y − g cos 45° t 0 = 2−
sin β
= 25 3 − 10 ⋅ 1 2 ⋅ t cos β
= 2 ↔ cotan β = 2 ↔ β = 26, 6°
2 sin β
= 25 3 − 5 2t m/s
Jawaban: D
61
33. v0 x = v0 cos β Perhatikan, untuk penembakan
dari puncak bidang miring, berlaku
v0y = v0 sin β
y = 0 (benda jatuh pada bidang miring) β = 1 ( 90° + α ) dengan α adalah sudut
2
miring bidang miring.
y = y0 + v0y t − 1 g cos α t 2
2 Jawaban: D
0 = 0 + v0 sin β ⋅ t − 1 g cos α t 2
2 34. y0 = 0 v0 = 200 m/s α = 30°
1
0 = t v0 sin β − g cos α t Jangkauan maksimum penembakan pada
2 puncak bidang miring:
1
v0 sin β − g cos α t = 0
2 β = 1 ( 90° + α )
2
v0 sin β 2v sin β
t= = 0 = ( 90° + 30° ) = 1 ⋅ 120° = 60°
1
1 g cos α g cos α 2 2
2
v0 x = v0 cos β = 200 cos 60°
v0 x t − 1 g sin α ⋅ t 2
x = x0 +
2 = 200 ⋅ 1 = 100 m/s
2 2
2v sin β 1 2v0 sin β
x = 0 + v0 cos β 0 − g sin α g cos α v0 y = v0 sin β = 200 sin 60°
g cos α 2
x=
2v02 sin β cos β
− 2
g sin α
⋅ 4v0 ( sin β )
2 2
= 200 ⋅ 1 3 = 100 3 m/s
g cos α 2g ( cos α )
2
2
y = 0 (peluru jatuh pada bidang miring)
2v02 sin β cos β 2v0 sin α ( sin β )
2 2
= −
v0 y t − 1 g cos 30° t 2
g cos α g ( cos α )
2
y = y0 +
2
2v sin β cos β cos α − 2v sin α ( sin β )
2 2 2
0 = 0 + 100 3 t − 1 ⋅ 10 ⋅ 1 3 ⋅ t 2
0 0
=
g ( cos α )
2
2 2
( )
2
2v
= 0
sin β ( cos α cos β − sin α sin β ) 0 = t 100 3 − 2, 5 ⋅ 3 t
g ( cos α )
2
2v02 t1 = 0 atau
= sin β ( cos (α + β ) )
g ( cos α )
2
100 3 − 2, 5 3 t = 0
x akan mencapai maksimum jika t = 100 3 = 40 s
sin β cos(α + β) juga maksimum. 2, 5 3
Misalkan θ adalah sudut antara v0 dengan
x = x0 + v0 x t + 1 g sin 30°t 2
garis vertikal maka: 2
= 0 + 100 ⋅ 40 + 1 ⋅ 10 ⋅ 1 ( 40 )
2
α + θ + β = 90° atau α + β = 90° − θ
2 2
(α + β ) = sin β cos ( 90° − θ )
sin β cos x = 4.000 + 4.000 = 8.000 m
= sin β sin θ Jawaban: D
= 1 ( 2 sin β sin θ ) 35. Peluru mencapai tinggi maksimum vy = 0
2
vy = v0 y − g cos 30° t
(α + β ) = 12 cos
sin β cos ( β − θ ) − cos
( β + θ )
(β + θ) adalah konstan. 0 = 100 3 − 10 ⋅1 3 ⋅t
2
Jadi, sin β cos(α + β) akan maksimum jika 0 = 100 3 − 5 3t
( β − θ ) = 1 ↔ β − θ = 0° → β = θ
cos t = 20 s
SUPER COACH
62
B. Esai
1.
2 ()
v0 x = v0 cos 60° = 10 1 = 5 m/s Arah kecepatan:
2 ( )
v0 y = v0 sin 60° = 10 1 3 = 5 3 m/s tan θ =
vy −5 3
vx
=
5
a. Untuk t = 1
4
3 sekon θ = tan −1 − 3( )
vy = v0 y − gt = −60°
( )
(bola sedang bergerak ke baw
wah)
= 5 3 − 10 1 3 = 2, 5 3 m/s
4
2. v0 = 49 m/s
vx = v0 x = 5 m/s
R = 196 m
v = vx 2 + vy 2 g = 9,8 m/s2
( )
2
= 5 2 + 2, 5 3 v0 2 sin 2α
R=
g
= 43, 75 = 6, 61 m/s
Rg (196 )( 9, 8 )
sin 2α = = = 0, 8
v0 2 ( 49 )
2
Arah kecepatan:
vy 2, 5 3 sin 2α = sin 53°
tan θ = = = 0, 866
vx 5 2α = 53°
θ = tan −1 0, 866 = 40, 9° α = 26, 5°
b. Untuk t =
1 3 sekon 3. R = 40 m
2 θ = 45°
vy = v0 y − gt g = 10 m/s2
2 ( )
= 5 3 − 10 1 3 = 0 m/s a. R=
v0 2
g
sin 2θ
vx = 5 m/s
v0 2
40 = sin 90°
v = vx 2 + vy 2 = 5 2 + 0 2 = 5 m/s 10
v0 2 = 400
Arah kecepatan:
v0 = 20 m/s
v
tan θ = y = 0 = 0 2 (v0 sin θ )
vx 5 b. t0 A =
g
θ = 0° (benda mencapai titik
tertinggi) 2 ( 20 ) 2
= 2 =2 2s
c. Untuk t = 3 sekon 10
vy = v0 y − gt v0 2
c. yH = sin 2α
2g
= 5 3 − 10 3 = −5 3 m/s
vx = 5 m/s = 400 sin 2 45° = 10 m
2 (10 )
( )
2
v = vx 2 + vy 2 = 5 2 + −5 3 v0 2
xH = sin 2α
FISIKA SMA/MA X
2g
= 100 = 10 m/s
= 400 sin 90° = 20 m
2 (10 )
63
4. a. v0 x = v0 cos α = 98 ⋅ cos 30° = 49 3 m/s untuk t = 5 s
v0 y = v0 sin α = 98 ⋅ sin 30° = 49 m/s → x = 49 3 ⋅ 5 = 245 3
y = ( 49 )( 5 ) − 1 ( 9, 8 )( 5 )
2
vx = v0 x = 49 3 m/s
2
vy = v0 y − gt
=122,5 m
Koordinat:
untuk t = 2 s
→ vy = 49 − ( 9, 8 )( 2 ) = 29,4 m/s ( 245 3; 122,5 m )
besar v = vx 2 + vy 2 untuk t = 7 s
→ x = 49 3 ⋅ 7 = 343 3
( 49 3 )
2
+ ( 29, 4 )
2
=
y = ( 49 )(7 ) − 1 ( 9, 8 )(7 )
2
= 89, 82 m s 2
v =102,9 m
arah α = arc tan y = 19, 11° Koordinat:
vx
untuk t = 5 s ( 343 3; 102,9 m )
→ vy = 49 − ( 9, 8 )( 5 ) = 0 untuk t = 10 s
( 49 3 ) → x = 49 3 ⋅ 10 = 490 3
2
+ (0)
2
besar v =
y = ( 49 )(10 ) − 1 ( 9, 8 )(10 )
2
= 49 3 m/s 2
arah α = 0° =0
untuk t = 7 s Koordinatnya:
→ vy = 49 − ( 9, 8 ) 7 = −19,6 m/s ( 490 3; 0 m)
( 49 3 )
2
( −19, 6 )
2
besar v = 5. a. v0x = 100 m/s
= 87,10 m/s y = 2.000 m dari atas tanah
arah α = 13° v0y = 0
untuk t = 10 s x = v0 x t = 100 t
→ vy = 49 − ( 9, 8 ) 10 = −49 m/s y = v0 y t − 1 gt 2
2
( 49 3 )
2
besar v = + ( −49 ) −2.000 = − 1 (10 ) t 2 ⇒ t = 20 s
2
= 98 m/s
b. x = 100 t
arah α = 30°
= 100 ⋅ 20
b. x = v0 x t
= 2.000 m
y = v0 y t − 1 gt 2 c. vx = v0 x = 100 m/s
2
untuk t = 2 s vy = v0 y − gt = −200 m/s
→ x = 49 3 ⋅ 2 = 98 3 m d. v = vx 2 + vy 2
y = ( 49 )( 2 ) − 1 ( 9, 8 )( 2 )
2
(100 ) + ( −200 )
2 2
2 =
= 78,4 m
SUPER COACH
= 50.000=100 5 m/s
Koordinat:
( 98 3 ; 78,4 m )
64
6. a. x = 6m v0 2
b. yH = sin 2α
y = 1,25 m 2g
( 20 )
2
g = 10 m s
= sin 2 ( 37° ) = 7,2 m
v0 y = 0 20
v0 2
y = v0 y t − 1 gt 2 xH =
2g
sin 2α
2
( 20 )
2
1
1, 25 = 0 ⋅ t − (10 ) t 2
2 = sin 2 2 ( 37° ) = 19,2 m
20
t 2 = 0,25
Koordinat titik tertinggi (19,2; 7,2) m
t = 0,5 s
c. R = 2 xH = 38,4 m
b. x = v0 x .t d. vy = 0
vx = v0x
v0 x = x = 6 =2 6 m/s
t 0, 5 = v0 cos θ
v0 = v0 x = 2 6 m/s = 20 cos 37°
= 16 m/s
c. vx = v0 x = 2 6 m s
e. ax = 0
vy = v0 y − gt = 0 − (10 ⋅ 0, 5) = −5 m s
ay = − g = −10 m/s
(2 6 )
2
+ ( −5 )
2
( ( )) j
2 2
v = vx + vy =
9. a. r = xi + y j = ti + 12t − 5 t 2
= 7m s dr
v= = 6i + (12 − 10 t ) j
arah kecepatan dt
v
α = arc tan y v ( t = 0 ) = 6i + 12j
vx
v = 36 + 144 = 6 5 m/s
= arc tan −5
2 6 b. v0 x = v0 cos θ
α = −45, 58° v0 x = dx = 6 m/s
dt
v
7. v0 = 20 m/s cos θ = 0 x = 6 = 0,44
θ = 37° v0 6 5
x = 24 m θ = 63°
v0 y = v0 sin θ = ( 20 )( 0, 6 ) = 12 m/s 2v0 sin θ
c. t0 A = 2t0 H =
v0 x = v0 cos θ = ( 20 )( 0, 8 ) = 16 m/s g
x 24 2 ( 6 5 ) ( 0, 89 )
t= = = 1,5 s = = 2,4 s
v0 cos θ ( 20 )( 0, 8 ) 10
v0 2
h = v0 y t − 1 gt 2 d. yH =
2g
sin 2 θ
2
h = (12 )(1, 5 ) − 1 (10 )(1, 5 ) = 6,75 m (6 5)
2 2
θ = 37° g
2v0 sin α 2 ( 20 )( 0, 6 ) (6 5)
2
f. xH = 1 x A = 7,3 m
2
65
10. a. Karena y0 = 0 dan vy = 0, maka: 12. a. Misalnya v0x dan v0y adalah
v 2 komponen kecepatan awal
0 = v0 y 2 − 2gy → y = 0 y proyektil pada arah sumbu-X
2g
Sekarang cari komponen kecepatan dan sumbu-Y. Misalnya vx dan vy
awal pada sumbu-Y yaitu adalah komponen kecepatan pada
v0y = v0 sin θ, dengan v0 = 70 m/s horizontal dan vertikal pada titik P.
dan θ0 = 75°. Y
v0y = v0 sin θ
v0y = v0 sin θ = 70 sin 75° = 67,6 m/s
v0
v 2 P
67, 6 2
y = 0y = = 233 m
2g 2 ( 9, 8 )
θ
b. y = y0 + 1 (v0 y + vy ) t v0x = v0 cos θ
X
2
Karena y0 = 0, maka persamaan Waktu yang dibutuhkan proyektil
tersebut menjadi: y = 1 (v0 y + vy ) t untuk mencapai pada titik P adalah t.
2
Terapkan persamaan gerak sepanjang
Pada saat mencapai titik tertinggi,
arah vertikal dan horizontal.
vy = 0, maka:
vy = v0 y − gt dan vx = v0 x
2y 2 ( 233 )
t= = = 6,9 s vy (v0 y − gt )
(v0 y + vy ) 67, 6 ∴ tan θ =
vx
=
v0 x
c. Karena hambatan udara diabaikan,
θ = tan −1
(v0y − gt )
Terbukti
ax = 0 sementara kecepatan mendatar v0 x
tetap. Perpindahan horizontal adalah
kecepatan horizontal dikalikan waktu, b. Tinggi maksimum
yaitu: v02 sin 2 θ
x = x0 + vxt, dengan x0 = 0, hm =
2g
sehingga x = vxt dengan vx adalah
komponen kecepatan, yaitu Rentang horizontal
vx = v0 cos θ = 70 cos 75° = 18,1 m/s v02 sin 2θ
R=
Waktu t untuk kedua gerak adalah g
sama, maka
hm
= sin θ
2
x = vx t
R 2 sin 2θ
x = 18,1 ∙ 6,9 = 125 m
hm θ
= sin θ
× sin = tan θ
11. x = v0 x t = v0 t cos 40° R × 2 sin θ cos θ
2 4
10 m 4 hm 4h
Saat x = 10 m, t = tan θ = ⇒ θ = tan −1 m
v0 cos 40° R R
y = 3,05 m – 2,00 m = 1,05 m
13. Tinggi pesawat tempur = 1,5 km = 1.500 m
y = v0 y t − 1 gt 2
2 Kecepatan pesawat tempur,
1, 05 m =
( v0 sin 40° ) 10 1
− ( 9, 8 ) 10
2
v0 = 720 km/jam = 200 m/s
v0 cos 40°
2 v0 cos 40° Misalkan θ adalah sudut diukur dari
SUPER COACH
66
y0 = yA = 0
y = yB = 0
y = y0 + v0y t − 1 gt 2
2
0 = 0 + v0 sin α ⋅ t − 1 gt 2
2
200 m s–1 1
0 = t ( 2v0 sin α − gt )
2
t = 0 atau 2v0 sin α − gt = 0
2v0 sin α
vs t=
1.500 m
vsy g
x = x0 + v0 x t
θ
= 0 + v0 cos α ⋅ t
2v0 sin α
= v0 cos α
vsx g
v0 2
Kecepatan senjata, vs = 600 m/s = 2 sin α cos α
g
Waktu yang dibutuhkan oleh peluru
v0 2
untuk menumbuk pesawat = t x= sin 2α
g
Jarak horizontal yang ditempuh oleh
peluru = vsxt Ingat sin 2α = 2 sin α cos α
Jarak yang ditempuh pesawat = C v02
Jarak AB = x = sin 2α
Cangkang peluru menumbuk pesawat. g
Oleh karena itu, kedua jarak tersebut Jarak AB akan maksimum jika sin 2α
harus sama.v maksimum atau sin 2α = 1
vsxt = vpt 2α = 90°⇒ α = 45°
vs sin θ = vp
v0 2 sin 2α
v 15. a. x maks =
g
sin θ = p = 200 = 1
vs 600 3 v0 2 ( 2 sin α1 cos α 2 )
=
()
g
θ = sin–1 1 = 19,50° α 2 = 90° − α1
3
Agar tidak tertembak peluru, pilot harus cos α 2 = cos ( 90° − α1 )
menerbangkan pesawat pada ketinggian cos α 2 = sin α1
(H) lebih tinggi dari tinggi maksimum 2v0 2
yang dicapai oleh cangkang peluru. x maks =
g
( sin α1 cos ( 90° − α1 ))
vs 2 sin 2 (90 − θ ) 2v0 2
H= =
g
( sin α1 ⋅ sin α1 )
2g
(600)2 cos 2 θ 2v0 2
=
2g
R=
g
( )
sin 2α = 4 yH
y0 = yA = 0 → yH = 1 R
4
FISIKA SMA/MA X
y = yB = 0
y = y0 + v0y t − 1 gt 2
2
0 = 0 + v0 sin α ⋅ t − 1 gt 2
2
0 = 1 t ( 2v0 sin α − gt )
2
t = 0 atau 2v0 sin α − gt = 0
67
2v0 sin α
t=
g
b. R akan maksimum saat sudut Jika t = 0 adalah waktu saat bola
elevasinya 45°. 2v sin θ
dilempar, maka t = 0 adalah
g
2 v0 2 sin 2 45°
R= waktu bola menyentuh tanah.
g
R=
2v0 2 1 2
2 ( )( 12 2 ) = v 0
2
Untuk bola yang dilempar dengan
sudut elevasi 45°,
g g
2v0 sin 45°
16. Jarak antara kedua tetes logam cair t45 =
g
adalah dua kali besar perpindahan
Untuk bola yang memantul
horizontal x(t), sehingga:
t = t1 + t 2
d = 2 x ( t ) = 2 (vxi t ) = 2 (vi cos θi ) t
v
d = 2vi t cos θi 2 0 sin 26, 6°
2v0 sin 26, 6° 2
= +
g g
17. The special conditions allowing use of the
3v sin 26, 6°
horizontal range equation applies. = 0
g
Untuk bola yang dilempar pada sudut
Perbandingan waktu antara
elevasi 45°,
lemparan satu kali pantulan dan
v0 2 sin 90° tanpa pantulan adalah
D = R45 =
g
3v0 sin 26, 6°
Untuk bola yang memantul g 1, 34
= = 0, 949
2 2v0 sin 45° 1, 41
v0 g
sin 2θ
v0 2 sin 2θ 2
D = R1 + R2 = +
g g
18. jalur proyektil
dengan θ adalah sudut antara arah gerak
bola terhadap tanah saat dilempar dan vi
d
saat memantul. θi
v0 2 v0 2 sin 2θ v0 2 sin 2θ φ
a. = +
g g 4g g
a. y f = ( tan θi ) ( x f ) − x 2f
sin 2θ = 4 2vi 2 cos 2 θi
5
xf = d cos φ, dan yf = d sin φ,
θ = 26.6°
d sin φ = ( tan θi )( d cos φ )
g
( d cos φ )
2
−
2vi cos θi
2 2
θ
45°
θ
2vi 2 cos θi [ sin θi cos φ − sin φ cos θi ]
d=
D g cos 2 φ
b. Saat bola menyentuh tanah 2vi 2 cos θi sin (θi − φ )
d=
g cos 2 φ
y = v0 y t − 1 gt 2
2
SUPER COACH
0 = v0 sin θ t − 1 gt 2
2
68
b. Turunan d terhadap θi adalah nol sumbu-Y → ay = g cos α = g cos 30°
dd = 0
dθi
2 ( )
= 10 1 3 = 5 3 m/s 2
Sumbu-X:
d 2vi 2 cos θi sin (θi − φ )
= 0 x = v0 cos (θ − α ) t − 1 a x t 2
dθi g cos 2 φ 2
θi = 45° +
φ x = 100 cos ( 60° − 30° ) t − 1 ( 5 ) t 2
2 2
vi 2 (1 − sin φ )
x = 100 1 3 t − 1 ( 5 ) t 2
dmaks = 2 2
g cos 2 φ
5
x = 50 3t − t 2 ...(1)
19. Sumbu-XY diputar sehingga sumbu-X 2
berimpit dengan garis AC, dan ujung kiri Sumbu-Y:
alas bidang miring (titik A) sebagai titik
y = v0 sin (θ − α ) t − 1 ay t 2
asal (0, 0). 2
Y
X
2 (
y = 100 sin ( 60° − 30° ) t − 1 5 3 t 2 )
v0
C(x, y)
y = 100 1 t − 5 3t 2
2 2
60° d
30° y = 50 t − 5 3t 2 ...(2)
2
A B
Waktu yang diperlukan oleh peluru
Tinjau titik C hingga mendarat di titik C dapat
Titik C memiliki koordinat y = 0 dan ditemukan dengan memberi harga nol
untuk sumbu-X adalah x = xmaks = d = AC untuk y pada persamaaan 2. Hal ini
Percepatan gravitasi (g) arahnya ke karena koordinat titik C adalah x = xmaks
bawah. Sesuaikan dengan sumbu-XY dan y = 0 atau (xmaks, 0).
yang miring seperti di atas. Caranya
0 = 50 t − 5 3t 2
dengan menguraikan komponen- 2
komponen g ke sumbu-X dan sumbu-Y. 0 = t 50 − 5 3t
2
Y
X 5
50 = 3t
2
t = 20
3
g sin 30°
g cos 30° Ada dua nilai t, yaitu t = 0 sekon saat
30° di titik A, dan saat di titik C. Kembali ke
g persamaan (1), masukkan nilai t.
α = 30° g = 10 m/s2 x = 50 3t − 5 t 2
2
θ = 60° v0 = 100 m/s 2
Dalam bidang miring ini, sumbu-X dan x = 50 3 20 − 5 20
3 2 3
FISIKA SMA/MA X
= 10
1
2 ()
= 5 m/s2 = 3 . 000
3
− 000 = 2.000 = 666,67 m
1 .
3 3
69
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 6
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
Jawaban: B Jawaban: B
8. Jarak yang telah ditempuh titik
putaran menit
4. 120 rpm = 120 ×
menit 60 s x = 500 m
putaran Jari-jari roda
=2
s
Frekuensi roda tersebut adalah R = diameter
2
2 putaran 50
f= = 2 Hz = = 25 cm = 2,5 × 10 −1 m
s 2
SUPER COACH
70
Jumlah putaran yang dibuat roda adalah: D. v2 : 2R = ½ v2/R = ½ as
1 putaran E. (2v)2 : R = 4v2/R = 4as
θ = 2.000 rad ×
2π rad
Jadi, agar percepatan sentripetal menjadi
= 1. 000 putaran 2 kali semua maka pernyataan yang tepat
π
adalah opsi (C).
Jawaban: E
Jawaban: C
71
18. Berdasarkan hasil yang didapat dari Karena besar percepatan konstan, maka
nomor 17, didapatkan θ1 = 0 rad dan θ2 perlambatan dalam selang waktu
= 4 rad. t = 12 sekon adalah:
Kecepatan sudut rata-rata α = − 5 putaran/s
8
θ −θ 4,0 − 0
ω = ∆θ = 2 1 = = 2 rad/s Jumlah putaran dalam selang waktu
∆t t 2 − t1 2,0 − 0
t = 12 sekon:
Jawaban: A
θ 2 = ω0 t + 1 α t 2
19. Kecepatan sudut ω didapat dari 2
= ( 5 )(12 ) + 1 − 5 (12 ) = 15 putaran
2
ω = lim ∆θ 2 8
∆t → 0 ∆t
Jumlah putaran total:
= dθ = d ( 4, 0 t − 3, 0 t 2 + t 3 ) rad
dt dt θ = θ1 + θ2 = 20 + 15 = 35 putaran
ω(t) = ( 4, 0 − 6, 0t + 3t 2 ) rad/s Jawaban: E
72
23. Kedua roda dihubungkan dengan sabuk Hubungan antara roda A dan roda C
sehingga vB = vA ⇔ ωB rB = ωA rA vA = vC ⇒ v = ω R
r ωA RA = ωC RC
× 6 = 8 rpm
ωB = ωA × A = 24
rB 18 3
ωA 2 = 4 × 6
Jawaban: C
ωA = 12 rad/s
24. Roda 1 dan 2 seporos
Hubungan antara roda A dan roda B
v1 v R
= 2 ↔ v2 = v1 × 2 ωB = ωA = 12 rad/s
R1 R2 R1
v
v2 = 14 × 4 = 2,8 cm/s ωB = B
20 RB
Roda 2 dan 3 bersinggungan maka: v
v2 = v3 ↔ v3 = 2,8 cm s −1 12 = B
4
Jawaban: E vB = 48 cm/s
Jawaban: D
25. RA = RB = R
27. R = 40 m
RC = ½ R μ = 0,4
vA = 10 m/s g = 10 m s−2
Roda yang dihubungkan tali mempunyai Ketika mobil bergerak menikung,
kecepatan linier yang sama gaya gesekan berperan sebagai gaya
vA = vC = 10 m/s sentripetal. Gaya sentripetal yang dialami
Roda satu poros mempunyai kecepatan oleh benda yang bergerak pada lintasan
sudut yang sama ωB = ωC yang melengkung dinyatakan oleh
persamaan
Jadi,
2
ωB = ωC F = mv
R
vB v
= C Karena gaya gesekan berperan sebagai
RB RC
gaya sentripetal, maka:
vB
= 10 2
R 1R F = fgesek ⇒ µ N = m v
2 R
vB = 20 m/s
Karena gaya normal N = mg, maka
Jadi, kecepatan linier roda B adalah 20 m/s. persamaan di atas menjadi
Jawaban: D vm = µ gR = 0, 4 × 10 × 40
26. RA = 2 cm, RB = 4 cm, RC = 6 cm, = 160 = 4 10
ωC = 4 rad/s. Roda A dan C keduanya
mempunyai kecepatan linier yang sama. Jadi kecepatan maksimum mobil adalah
Sedangkan pada lingkaran A dan B 4 10 m/s .
keduanya mempunyai kecepatan sudut Jawaban: C
FISIKA SMA/MA X
73
(A) Pada titik A: percepatan sentripetal: 30. Massa benda m = 2 kg
Panjang tali l = 50 cm = 0,5 m
( )
2
2 2 5
as = v = = 10 m/s 2
Jari-jari lintasan R = 30 cm = 0,3 m
R 2
(B) Percepatan tangensial di A: cos θ = 4 θ 50 cm
5
at = g cos θ = 9, 8 cos 90° = 0 T cos θ
sin θ = 3
40 cm θ T
5
(C) Percepatan total:
a = as 2 + a t 2 = as 2 + 0 2 bola
T sin θ
−2
= as = 10 m s
mg
(D) Percepatan sudut, α
a ∑ Fy = 0
at = α R ⇒ α = t = 0
R T cos θ − mg = 0
(E) Fs = mas = 2 (10 ) = 20 N T cos θ = mg
mg
Jawaban: A T=
cos θ
29. Massa bola m = 0,60 kg 2 (10 )
T= = 25 N
Panjang kawat R = 2 m 4
5
Laju bola v = 6,0 ms-1
Gaya sentripetal yang bekerja pada bola:
Tegangan kawat T = 12,8 N
Fs = T sin θ = 25 3 = 15 N
5
Periode bandul, T
2
T
Fs = mv = mω 2 R = m 2π R
2
θ mg cos θ R T
T 2 = 4π mR ↔ T = 2π mR
2
mg Fs Fs
2 ( 0, 3 )
∑ F = T − mg cos θ T = 2π = 1, 256 s
15
2
T − mg cos θ = m v Jawaban: B
R
2
v
T = m + mg cos θ 31. 3m
R
2
T = mg v + cos θ 37°
gR 5m
( 6 )2
12, 8 = ( 0, 6 )(10 ) + cos θ
(10 )( 2 )
12, 8 = 6 (1, 8 + cos θ )
12, 8 = 10, 8 + 6 cos θ R
SUPER COACH
74
ω = 2π ⇒ T = 2π = 2π R ∑ Fy = 0
T ω v
T1 sin θ − T2 sin θ − mg = 0
2π
T=
v
( 3 + 5 sin 37° ) 0, 6T1 − 0, 6T2 = 2 ⋅ 10
0, 6 ( T1 − T2 ) = 20
Jawaban: A
32. Di titik terendah (titik A) kelajuan T1 − T2 = 100
3
v = 20 m s–1
T1 = 40 N sehingga
Gaya yang dikerjakan rel pada kereta:
2
2 40 − T2 = 100
N A = m v − mg = mg v − 1 3
R Rg 20
T2 = = 6, 67 N
3
Massa kereta m = 500 kg dan jari-jari
lintasan R = 10 m Substitusi nilai T1 dan T2 ke persamaan (1)
2 0, 8 ( 40 + 6, 67 ) = v 2
N A = ( 500 )(10 ) 20 − 1
(10 )(10 ) v 2 = 37, 336 ⇒ v = 6, 11 ≈ 6 m/s
= 15.000 N = 15 kN
ω = v = 6 = 3 rad/s
Kelajuan maksimum agar kereta r 2
1 putaran 60 s
tetap pada lintasannya dicari dengan ω = 3 rad ⋅ ⋅
s 3π rad 1 menit
persamaan:
= 28,66 rppm ≈ 29 rpm
vmaks = gR = (10 )(10 ) = 10 m s −1 Jawaban: E
Jawaban: B 34. r = jari-jari bulan
B
33.
2,5 m = 3.480 = 1.740 km
2
T1
1,5 m R = jarak dari Bulan ke Bumi + jari-jari Bulan
= 3,8×105 km + 1.740 km
3m r=2m θ
= 381.740 km
Sudut yang dibentuk diameter bulan
terhadap orang di bumi:
T2
2,5 m mg r
α = arc tan B
R
cos θ = 2 = 0, 8
2, 5 = arc tan 1.740 = 0, 261°
1, 5 381.740
sin θ = = 0, 6
2, 5
Kecepatan rotasi bumi:
r = 2, 5 2 − 1, 5 2 = 2 m
1 putaran
ω=
∑ Fx = ma x 24 jam
1 1 putaran 1 putaran
2
= × =
T1 cos θ + T2 cos θ = mv 24 3.600 s 86.400 sekon
r
FISIKA SMA/MA X
2
Besar sudut θ yang ditempuh dalam 1
0, 8 T1 + 0, 8 T2 = 2v
2 sekon adalah:
0, 8T1 + 0, 8T2 = v 2 1 putaran °
θ= × 360° = 1
0, 8 ( T1 + T2 ) = v 2 (1) 86.400 1 putaran 240
75
Sudut yang dibentuk oleh diameter bumi
∆x 2 = r 2 + r 2 − 2r 2 cos θ
adalah:
2 °
= 2 (1.740 ) 1 − cos 1
240 ∆y 2 + D 2 − ∆x 2
cos α =
= 0,0160 km m 2 ( ∆y )( D )
( 3480 ) − ( 0, 0160 )
2 2
∆y = D 2 + ∆x 2 =
2 ( 3480 )
2
B. Esai
1. 360° = 2π radian • Kecepatan linier, laju linier, dan
percepatan sentripetal bergantung
a. 90° × 2π radian = π rad
360° 2 pada kedudukan benda dari pusat
rotasi. Karena Aqif dan Ifti berada
b. 270° × 2π radian = 3π rad
360° 2 di lokasi yang berbeda maka
komponen liniernya akan berbeda.
2. 1 rpm = 1 putaran per menit
1 putaran = 2π = 360° 5. Kecepatan sudut ω = 900 rpm = 30π rad
1 menit adalah 60 sekon Kelajuan tangensial pada jarak R=50 cm
1 putaran v = Rω = (50 × 10–2)(30π) = 15π m s–1
a. 120 × = 120 × 2π rad
1 menit 60 s
= 4π rad/s 6. Pernyataan (1): Benar
Pernyataan (2): Salah, pada GMB
1 putaran
b. 60 × = 60 × 2π rad kelajuan linier tetap sehingga tidak ada
1 menit 60 s
perubahan kecepatan
= 2π rad/s
Pernyataan (3): Salah, percepatan
3. ω = 2π f tangensial adalah perubahan kelajuan
50π = 2π f linear
Pernyataan (4): Benar, at = αr
f = 25 Hz
7. (1) Kedua titik memiliki kecepatan
4. Aqif dan Ifti memiliki kecepatan sudut
sudut yang sama karena kedua titik
yang sama.
berjalan menuju sudut yang sama
• Setiap partikel yang berada pada
dalam selang waktu yang sama →
benda yang bergerak melingkar
Pernyataan (1) benar.
akan memiliki kecepatan sudut yang
sama, yaitu sebesar kecepatan sudut (2) Benda bergerak melingkar beraturan
benda yang berotasi. sehingga tidak ada perubahan
• Karena massa kedua orang berbeda kecepatan. Benda bergerak dengan
maka gaya gravitasi bumi (gaya percepatan sudut sama dengan nol
berat) yang bekerja massa akan → pernyataan (2) benar.
SUPER COACH
berbeda.
76
(3) Kecepatan linier di A dan B berbeda. Perlambatan yang dialami turbin
rA = 2rB ω − ω0 30 − 0
α= t = = 3 rad/s 2
t 10
ω A = ωB
vA rA = vBrB Sudut yang ditempuh:
vA ( 2rB ) = vBrB ∆θ = ω0 t + 1 α t 2
2
vA = 1 vB = 30 (10 ) + 1 ( −3 )(10 ) = 150 rad
2
2 2
vB = 2vA
13. Percepatan sudut:
Pernyataan (3) benar
(4) Percepatan singgung sama dengan θ = ω0 t + 1 α t 2
2
nol → Pernyataan (4) benar.
250 = 0 + 1 α (10 )
2
dengan frekuensi 10 Hz
Frekuensi yang terdengar dari 40 lubang. 16. Roda 1 dan roda 2 sepusat sehingga:
f = 40 × 10 Hz = 400 Hz ω1 = ω2 = 100 rad/s
12. Kecepatan awal ω0 = 30 rad/s Roda 2 dan roda 3 terhubung tali sehingga:
Setelah t =10 s, turbin berhenti ωt = 0
77
v1 = v3
ωC = ωB = 3π rad s
ω1r1 = ω3r3 2
(100 )( 20 ) = ω3 ( 5 ) vC = RCωC
ω3 = 400 rad/s = 5 ⋅ 3π = 15π = 7, 5π cm/s
2 2
17. ωA = 3π rad/s RB = 4 cm vD = vC = 7, 5π cm s
C
RC = 5 cm vD
B ωD = = 15π = 15 π rad s
RD = 8 cm RD 2 ( 8 ) 16
A
c. Frekuensi (f) = n → banyak putaran
D
t → waktu
RA = 2 cm
n = ft
ωA 3π
30
nA = ⋅t = ⋅ 60 = 90 putaran
2π 2π
ωB 3π
15
nB = ⋅t = ⋅ 60 = 45 putaran
roda A diputar searah jarum jam 2π 4π
a. ω
nC = B ⋅ t = nB = 45 putaran
2π
15
A B Searah ω 15 π
30
225 π
nD = D ⋅ t = ⋅ 60 =
2π 2 π ⋅ 16 8
8
Searah ω= v
R
vB
Untuk roda B, ωB = sedangkan untuk
RB
vC
roda C searah jarum jam roda C, ωC =
RC
B D Perbandingan kecepatan sudut roda B
Berlawanan dan roda C adalah
arah
vB vC
ωB : ω C = :
RB RC
roda D berlawanan jarum jam
Karena roda B dan roda C dihubungkan
b. v A = vB dengan sabuk, maka kecepatan linier
RAωA = RBωB bola B (vB) sama dengan kecepatan linier
2
bola C (vC), atau vB = vC sehingga
2 ⋅ 3π = 4 ωB
vB
ωB = 3π rad s ωB RB RC 20 cm 5
SUPER COACH
2 ωB : ω C = = = = = = 5 :1
ωC vC RB 4 cm 1
2
vB = RBωB = 4 ⋅ 3π = 6 π cm s RC
2
Jadi, perbandingan kecepatan sudut roda
B dan C adalah 5 : 1.
78
19. v1 = v2 25. Jalan miring kasar, 108 km/jam = 30 m/s
ω1r1 = ω2r2 µ + tan θ
vmaks = gr s
(120 )( 20 ) = (ω2 )(10 ) 1 − µ s tan θ
ω2 = 240 rad/s 2 + tan θ
7
20. Roda A dan roda C dihubungkan dengan 30 = (10 )( 50 )
()
2
karet ban sehingga: 1−
7
( tan θ )
vA = vC tan θ = 1
ωA RA = ωC RC θ = 45°
R
ω A = ω C C = 5 ωC
RA 2 v0 2
26. a. tan α =
rg
Roda A dan roda B seporos sehingga:
v0 2 = rg tan α
ω
ω A = ωB ⇒ ω B = 5 ωC ⇒ B = 5 v0 = rg tan α
2 ωC 2
Jadi, ωB : ωC = 5 : 2 2
b. Saat v1 = 2v2 , F = mv
r
21. vmaks = gr µ s f=F
( 9, 8 )( 50 )( 0, 3 ) = 7 M ( 2v0 )
2
vmaks = 3 m/s 4 Mv0 2
f= =
r r
22. Anggap saat jalan tertutup salju tidak
4 Mg tan α
ada gesekan antara jalan dan roda = = 4 tan Mg
r
kendaraan, 54 km/jam = 15 m/s
v
Saat v2 = 0
vmaks = gr tan θ 2
f =F
15 = (10 )( 30 ) tan θ
v0 2
tan θ = 3 M 2
22 = Mv0 = tan α Mg
4 f =
r 4r 4
θ = 37°
27. T1 = Tegangan tali di kedudukan terendah
23. vmaks = gr tan θ
2
T1 = mg v + 1
vmaks (
= (10 ) 40 3 1
3
) Rg
T2 = Tegangan tali pada sudut θ = 90°
vmaks = 20 m/s
2
T2 = mg v + cos 90°
Rg
µ + tan θ
24. vmaks = gr s
1 − µ s tan θ v2 2
= mg + 0 = mg v
Rg Rg
+ 0, 75
vmaks = (10 )( 26 ) 1 −0,025 T3 = Tegangan tali pada kedudukan
( , 25 )( 0, 75 ) tertinggi
vmaks = 8 5 m/s
v2
T3 = mg Rg − 1
FISIKA SMA/MA X
79
28. Massa bola m = 200 g = 0,2 kg 2
+ T − w = mv
Kecepatan sudut ω = 5 rad s –1
R
Panjang tali l = 60 cm = 0,6 m mv 2
T − mg =
Gaya sentripetal: R
( 0, 2)(10 )
2
T − ( 0, 2 )(10 ) =
2
T = m v = mω 2 R = mω 2l
R ( 0, 5 )
T = ( 0, 2 )( 5 ) ( 0, 6 ) = 3 N
2
T = 40 + 2 = 42 newtton
29. Untuk partikel yang bergerak melingkar 30. Agar balok tetap pada lintasannya
berlaku diperlukan gaya sentripetal yang
2 diberikan oleh tegangan tali.
∑ F = mv 2
r Ttali = m v = mω 2 R
R
Uraikan gaya-gaya yang bekerja pada
saat berada di titik tertinggi (gaya yang 2π
ω = kecepatan sudut =
ke arah pusat rotasi adalah positif, gaya t
dengan t = periode putaran, maka
yang berarah menjauhi pusat rotasi
didapat:
adalah negatif)
2
a. Partikel berada di titik tertinggi Ttali = m 2π s
t
v
Ttali = 4π 2ms
2
w t
T
t 2 = 4π ms ⇒ t = 4π ms = 2π ms
2 2
Ttali T T
pusat rotasi
Jadi waktu untuk melakukan 1 putaran
adalah 2π
ms .
T
Sehingga didapat persamaan:
31. Massa m = 500 kg; R = 10 m
2
+T + w = mv Kelajuan di titik A = 20 m/s
R
2
Titik A adalah kedudukan terendah. Gaya
T + mg = mv yang dikerjakan lintasan pada kereta:
R
0, 2 ⋅ 10 2
T + 0, 2 ⋅ 10 =
0, 5
T = 40 − 2 = 38 newton
10 m
b. Partikel berada pada titik terendah
Tegangan tali berarah menuju pusat
A
rotasi (+) sedang berat partikel
2
menjauhi pusat rotasi (−) sehingga + N A − mg = m v
persamaan menjadi: R
2
2
N A = m + mg = mg v + 1
v
R Rg
pusat rotasi
20 2
= ( 500 )(10 ) + 1 = 25.000 N
SUPER COACH
T 10 (10 )
w = mg
80
32.
C ( )
34. Fg = mg = ( 4 kg ) 9.8 m/s 2 = 39, 2 N
37° 1,5 m
sinθ =
2m
θ = 48, 6°
pusat
rotasi r = ( 2 m ) cos 48, 6° = 1, 32 m
A B Tx
ax
Jari-jari lingkaran R = 2 m θ v
Gaya agar kelereng tidak meninggalkan
39,2 N
lintasan:
Tx gerak
2
N C = mg v − cos θ
gaya
Rg 2
∑ Fx = ma x = mv
Kelajuan minimum di titik C (saat gaya r
( 4 )( 6 )
2
normal NC = 0)
Ta cos 48, 6° + Tb cos 48, 6° =
2 2 1,32
0 = mg v − cos θ ⇒ mg v = mg cos θ
Rg Rg Ta + Tb = 109 N = 165 N
coss 48, 6°
v 2 = Rg ( cos θ )
∑ Fy = may
v 2 = Rg cos 37°
+ Ta sin 48, 6° − Tb sin 48, 6° − 39, 2 = 0
v= ( 2, 0 )(10 )( 0, 799 ) = 3,99 m/s = 4 m/s 39,2 N
Ta − Tb = = 52,3 N
sin 48, 6°
33. Kelajuan maksimum mobil dihitung
dengan persamaan Nilai Ta dan Tb diperoleh dengan
menambahkan:
vmaks = gR
Ta + Tb + Ta – Tb = 165 N + 52,3 N
= 10 × 45 = 15 2 m/s
217, 3 N
Ta = = 108, 65 N
2
Tb = 165 − Ta = 165 N − 108, 65 N
= 56, 35 N
FISIKA SMA/MA X
81
PEMBAHASAN
PENILAIAN A K H I R SEMESTER
A. Pilihan Ganda
1. Pernyataan bahwa energi tidak dapat
1 atau bahan yang harus diperlakukan
secara khusus.
diciptakan ataupun dimusnahkan • Saat melakukan praktikum, ikuti
merupakan bunyi dari hukum kekekalan petunjuk yang telah diinformasikan
energi. Jadi, pernyataan tersebut sebelumnya.
merupakan produk fisika yang termasuk
Jawaban: D
hukum.
Jawaban: C 5. Televisi memanfaatkan tentang
gelombang elektromagnetik.
2. Tahapan metode ilmiah: Ultrasonografi memanfaatkan
• Merumuskan masalah (1) pengetahuan tentang gelombang bunyi.
• Kajian pustaka (2) Sel suraya memanfaatkan pengetahuan
• Mengajukan hipotesis (3) tentang efek fotolistrik. Keteta maglev
• Melakukan eksperimen (5) memanfaatkan pengetahuan tentang
medan magnet. Pengetahuan-
• Menganalisis data (6)
pengetahuan tersebut semuanya
• Membuat kesimpulan (4)
dipelajari dalam ilmu fisika.
Jawaban: B
Jawaban: E
3. Gambar pada soal menunjukkan foto
6. (A) Kalor jenis dapat diperoleh melalui
organ tubuh bagian dalam manusia yang
Q
diperoleh melalui radiasi sinar-X (CT- persamaan c = .
m∆T
Scan). Foto tersebut digunakan sebagai Berdasarkan persamaan dapat
diagnostik radiologi, yaitu penggunaan diketahui satuan dari kalor jenis,
radiasi untuk mendiagnosis penyakit joule
pada pasien. Pengaplikasian ini dibahas yaitu . Berdasarkan satuan,
kg K
pada kajian ilmu fisika medis. dapat dianalisis dimensinya, yaitu
Jawaban: A ML2 T −2 = L2 T −2θ −1
Mθ
4. Berikut ini perilaku yang harus dilakukan
saat di dalam laboratorium. (B) Massa jenis dapat diperoleh melalui
• Ketika memasuki laboratorium, persamaan ρ = m . Berdasarkan
gunakan jas laboratorium, sepatu V
persamaan dapat diketahui satuan
bersol karet, ikatlah rambut bagi
siswa perempuan. dari massa jenis, yaitu kg3 .
m
• Ketika hendak melakukan
Berdasarkan satuan dapat dianalisis
praktikum, mintalah bantuan
dimensinya, yaitu ML−3.
guru atau petugas laboratorium
(C) Momentum linier dapat diperoleh
SUPER COACH
82
satuan, dapat dianalisis dimensinya, Mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang
yaitu MLT−1. mengandung partikel sebanyak atom
(D) Momentum anguler dapat yang terdapat pada 12 gram karbon-12
diperoleh melalui persamaan L (2) benar.
= Iω. Berdasarkan persamaan, Sudut merupakan besaran yang tak
momentum anguler memiliki satuan berdimensi (3) salah.
kg m2 rad/s. Berdasarkan satuan, Usaha dan energi memiliki dimensi yang
dapat dianalisis dimensinya, yaitu sama karena satuannya sama, yaitu joule
ML2T−1. (4) benar.
(E) Energi nuklir bersatuan joule Jawaban: C
sehingga berdimensi ML2T−2.
10. V = (V ± ∆V)
Jadi, besaran yang memiliki dimensi
ML T adalah momentum anguler. ∆V = 1 × 0,1 = 0, 05
2 –1
Jawaban: D 2
Jadi, hasil pengukuran tegangan dapat
7. Dalam pengurangan yang melibatkan
dituliskan
angka-angka penting, hasilnya hanya
boleh mempunyai satu angka taksiran (10,5 ± 0,05) V
(angka paling kanan). Angka taksiran Jawaban: A
ditandai dengan garis bawah.
11. Ketidakpastian relatif:
Tebal logam 1 = 2,07 cm
∆I × 100% = 0, 05 × 100% = 1,11%
Tebal logam 2 = 1,88 cm − I 4, 5
Selisih = 0,19 cm Jawaban: B
Pada pilihan jawaban, satuan yang 12. A
tertulis adalah milimeter (mm), sehingga
kita perlu mengonversi jawabannya dari A−B
−B
satuan cm ke mm.
0,19 cm × 10 = 1,9 mm
Jawaban: D Jawaban: D
13. Dengan menghitung kotak pada soal,
8. Diameter koin = 2,57 cm = 25,7 mm
didapatkan besar gaya F1 dan F2 dalam
3 AP
komponen x dan y.
Tebal koin = 1,72 mm 3 AP
F1x = 4 satuan, F1y = 5 satuan
2
V = π r t = π d t
2 F2x = 8 satuan, F2y = 0
2
2
∑Fx = 4 + 8 = 12 satuan
2, 57
= π (1,72 ) ∑Fy = 5 satuan
2
= 284, 0107π mm 3 ΣF = ΣFx 2 + ΣFy 2
Jawaban: E
14. F1y = F1 sin 30° =40 1 = 20 N
9. Sistem satuan internasional dikembang 2
kan dari sistem MKS (1) salah.
F2y = F1 cos 60° =40 1 3 = 20 3 N
2
83
∑Fy = F1y – F2y = 20. Kecepatan v = gradien x−t = tan α.
20 − 20 3 = 20 1 − 3 N( ) Pada selang tA−tB tampak bahwa gradien
makin landai, yang berarti v makin kecil
Jawaban: B
sehingga geraknya diperlambat.
15. A+ B = i + 2k + j + k
x
= i + j + 2k + k = i + j + 3k tB tA
t
A+ B = 12 + 12 + 3 2 = 11 satuan
Jawaban: D
16. W = F ⋅ s
( )( )
= 8i+ 6 j ⋅ 6i
2 2
= 72 m
SUPER COACH
A Tanah
Jawaban: B
Karena titik awal pelemparan dijadikan
acuan nol maka tempat jatuhnya batu
adalah −10 m.
84
Anggap kedua bola bertemu di garis A
y = v0 t + 1 at 2
2 dengan h1 adalah jarak yang ditempuh
−10 = 5t + 1 ( −10 ) t 2 bola pertama karena gerak jatuh bebas
2 sedangkan h2 adalah ketinggian yang
5t 2 − 5t − 10 = 0 ⇒ t 2 − t − 2 = 0 dicapai bola kedua yang bergerak vertikal
( t − 2)( t + 1) = 0 ke atas.
t = 2 atau t = −1 h1 = ½gt2
Jadi, batu mencapai tanah setelah 2 s. h2 = v02t − ½gt2
Jawaban: D Berdasarkan gambar di atas diperoleh:
h1 X
0
1
A Jawaban: E
2
h=5m
25. Jika gesekan udara diabaikan, maka satu-
satunya gaya yang bekerja pada benda
FISIKA SMA/MA X
h2
adalah gaya gravitasi (gaya berat), yang
besarnya konstan, arah resultan gaya
konstan.
2
85
v = lintasan tanpa percepatan sehingga tidak ada
v gaya yang bekerja pada komponen
horizontal. Jadi, gaya yang bekerja
m·g mg pada bola saat menyentuh lantai
V
hanyalah gaya berat yang besarnya
w = mg = 0,2(10) = 2 N.
Pernyataan (3) salah.
F = mg
(4) Waktu yang dibutuhkan bola untuk
menyentuh lantai sudah kita hitung
Pada gambar tampak bahwa sudut antara
di pernyataan (1), yaitu sebesar
resultan gaya dan lintasannya adalah
berubah. 0, 2 10 atau 2 10 = 1 10 s .
10 5
Jawaban: B Pernyataan (4) benar.
26. (1) Jarak bola jatuh diukur dari Jawaban: B
depan kaki meja merupakan jarak
27. Titik tertinggi dalam gerak parabola:
horizontal, yaitu
x = vxt. Cari waktu bola dengan v0 2sin 2 θ
yH =
2g
analisis gerak vertikal.
Kecepatan awal dan percepatan gravitasi
h = v0 y + 1 gt 2
2 sama sehingga:
1
h = 0 + gt 2 yH ∝ sin 2 θ
2
2
2 ( 2) yHA sin θ A 2
14 1
2h = = 2 = 0, 2 10 s = = sin 30° = =
t=
g 10 yHB sin θ B sin 60° 34 3
10
Jawaban: B
Jadi, jarak x adalah
28. Pada titik tertinggi,
( )
x = vx t = 10 0, 2 10 = 2 10 m
v0 2sin 2θ
xH =
Pernyataan (1) benar. 2g
(2) vx =10 m/s v0 2sin 2 ( 45° )
400 =
2 ( 32 )
vy = v0 y + 1 gt 2
2 400 ( 64 ) 20 ( 8 )
1 v0 = = = 160 ft/s
= 0 + (10 )(1) = 5 m/s
2
sin 90° 1
2
Jawaban: E
v = vx 2 + vy 2
29. y = v0 y t − 1 gt 2
= 10 2 + 5 2 2
86
Waktu yang diperlukan kelereng pertama v A = vB
untuk sampai di x: ω ArA = ωBrB
t = x = 60 = 2 s 8 rad × 10 cm=ωB 20 cm
v0 x 30 s
Pada t = 2 s, kelereng pertama berada ωB = 4 rad
pada ketinggian: s
Jawaban: D
y = v0 y t − 1 gt 2
2 33. (1) Roda-roda yang dihibungkan
= 40 ( 2 ) − 1 (10 )( 2 ) = 60 m
2
dengan tali atau rantai mempunyai
2
kecepatan linear yang sama
Sedangkan kelereng kedua pada t = 2 s
(v1 = v2 = v).
berada pada ketinggian:
(2) Roda-roda yang bersinggungan
y = v0 y t − 1 gt 2 mempunyai kecepatan linear yang
2
sama (v1 = v2 = v).
1
= 0 − (10 )( 2 ) = 20 m
2
87
Dengan kecepatan sudut awal
∆θ = 1 (ω + ω0 ) t
v 2
ω0 = 0 = 10 = 5 rad
R 2 s 1
= ( 80 + 5 )( 5 ) = 212,5 rad
Maka 2
Jarak linier yang ditempuh ion:
ω = 5 rad + 15 rad ( 5 ) = 80 rad
s s2 s ∆x = r ∆θ
Sudut radian yang ditempuh selama
= ( 2 m )( 212,5 rad ) = 425 meter
selang waktu tersebut:
Jawaban: A
B. Esai a.
1. a. Alat ukur yang digunakan untuk
y
mengukur tebal koin adalah R
180 m vtot
mikrometer sekrup sementara vy
diameter koin adalah jangka
sorong. Mikrometer sekrup vx x
88
b. Kecepatan untuk setiap bagian grafik
y = y0 + v0 y t − 1 gt 2
Garis AB: 2
x1 = 50 m x2 = 250 m y = 0 + 10 ⋅ 1 − 1 ⋅ 10 ⋅ 12
2
t1 = 0 s t2 = 10 s y = 5 meter
x 2 − x1 x = x0 + v0 x t
vAB =
t 2 − t1
= 0 + 10 3 ⋅ 1 = 10 3 meter
= 250 − 50 = 20 m s −1 Koordinat bola setelah 1 sekon adalah
10 − 0
( 10 3 , 5) m
Garis BC:
b. Bola mencapai tinggi maksimum:
x1 = x2 = 250 m vy = 0
t1 = 10 s, t2 = 20 s vy = v0y – gt
x − x1 250 − 250 0 = 10 – 10t
vBC = 2 = =0
t 2 − t1 20 − 10
10t = 10
Garis CE: t = 1 detik
x1 = 250 m, x2 = –100 m, t1 = 20 s,
t2 = 45 s y = y0 + v0 y t − 1 gt 2
2
x 2 − x1 y = 0 + 10 ⋅ 1 − 5 ⋅ 12 = 5
vCE =
t 2 − t1
Tinggi maksimum yang dicapai bola
(−100) − 250 adalah 5 meter.
= = −14 m s −1
45 − 20
c. Bola mencapai tanah: y = 0
Garis EF:
y = y0 + v0 y t − 1 gt 2
x1 = –100 m, x2 = 50 m 2
t1 = 45 s, t2 = 65 s 0 = 0 + 10t – 5t2
x 2 − x1 0 = 5t (2 – t)
vEF =
t 2 − t1 t1 = 0 (tidak dipakai)
50 − (−100)
= = 7,5 m s −1 t2 = 2 sekon
65 − 45
x = x0 + v0 x t
4. v0 x = v0 cos 30° = 20 ⋅ 1 3 = 10 3 m/s = 10 3 ⋅ 2 = 20 3 meter
2
1
v0 y = v0 sin 30° = 20 ⋅ = 10 m/s
2
5. vmaks = gr µ s
a. t = 1 sekon 20 = (10 )( R )( 0, 25 )
y0 = 0 (benda mula-mula di tanah) R = 160 m
x0 = 0
FISIKA SMA/MA X
89
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 7
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
Gambar (a)
1. Gravitasi bumi menarik balok sehingga
Gaya normal yang bekerja pada gambar
pada balok bekerja gaya berat g. Berat
(a) adalah nol, sehingga benda akan
balok menarik tali dengan gaya A (gaya
jatuh.
aksi) sehingga tali melakukan gaya reaksi
Gambar (b) N
menarik balok (gaya 3). Tali menarik
langit-langit (gaya 2) yang merupakan ∑F = 0 F
2
4. m = 5 kg ax = = 0, 4 m s
100
θ = 37°
Jawaban: C
F = 10 N
90
7. F = 400 N memenuhi Hukum II Newton sebagai
∑Fy = 0 berikut.
N = mg = w = 700 N ∑Fx = ma
F cos θ – fk = ma
fs max = µs.N = (0,50)(700) = 350 N
Kotak bergerak sebab F > fs max 150 3 − 72 = 30a
5
∑Fx = max
F – fk = max 18
30a = 18 → a = 30
F – (µkN) = max
Jadi, percepatan dan gaya tarik lemari
400 – (0,4)(700) = 70ax
18
120 besi tersebut adalah m/s2 dan 150 N.
ax = = 1, 71 m/s 2 30
70 Jawaban: B
9. ∑F1 = m1a ∑F2 = m2a
Jawaban: B
T = m1a ... (1) F – T = m2a ... (2)
8. w = 300 N → m = 30 kg (ingat, w = mg)
Dari (1) dan (2)
cosθ = 3 → sinθ = 4 F – m1a = m2a ⇒ F = (m1 + m2)a
5 5
a= F
cos θ = 3 m1 + m2
5
5
4 sin θ = 4 Tegangan tali T = m1a
5
F m1
T = m1 = m +m F
θ m
1 + m2 1 2
3
Jawaban: C
μs = 0,5
10. m1 = 2m, m2 = m, m3 = 3m
μk = 0,4
Gaya kontak antara peti 1 dan 2:
fk = 72 N
m2 + m3
Kita tentukan dulu gaya normal N yang N 21 = N12 = F
m1 + m2 + m3
bekerja pada lemari besi.
= m + 3m F
fk = μkN 2m + m + 3m
72 = 0,4N = 4m F = 4 F
N = 180 N 6m 6
Resultan gaya-gaya yang bekerja pada Gaya kontak antara balok 2 dan 3
sumbu y (vertikal) adalah nol (lemari m3
N 23 = N 32 = F = 3m P = 1 F
tidak bergerak ke atas). Sehingga: m1 + m2 + m3 6m 2
∑Fy = 0
Perbandingan N21 dan N23 adalah:
N + F sin θ − w = 0
180 + F 4 − 300 = 0 N 21
=
( )
4F
6
=8=4
5
4
N 23
( )
1F
2
6 3
F = 120
5 Jawaban: A
11. mA = 10 kg
F = 120 5
FISIKA SMA/MA X
4 mB = 15 kg
F =150 N mC = 20 kg
Ketika lemari besi ditarik oleh gaya F = 135 N
F lemari tersebut bergerak sehingga
91
T1 T2 w T2 – T1 = m2a ... (2)
A B C
Pada m3:
F – T2 = mC a ...(1) ∑F3 = m3a
T2 – T1 = mB a ...(2) w3 – T2 = m3a
T1 = mA’a = 10a ...(3) T2 = w3 – m3a ... (3)
Substitusikan persamaan (3) ke Dari persamaan (1) dan (3) didapatkan:
persamaan (2). T2 – T1 = w3 – m3a – w1 – m1a ... (4)
T2 – 10a = 15a Dari (2) dan (4)
T2 = 25a m2a = (w3 – w1) – (m1 + m3)a
Substitusikan nilai T2 ke persamaan (1). w3 – w1 = (m1 + m2 + m3)a
135 – 25a = 20a
w3 − w1 m3 − m1
45a = 135 a= = g
a = 3 m/s2
m1 + m2 + m3 m1 + m2 + m3
Sehingga, T2 = 25(3) = 75 N 5−2 30 m
T1 = 10(3) = 30 N = (10 ) = = 2, 72 2
2+4 +5 11 s
Jawaban: B
Jawaban: C
12. m = 2 kg
14. m1 = 4 kg
g = 10 m/s2
m2 = 6 kg
Tinjau sistem A:
∑FA = 0 1
μ=
3
T1 – w = 0
g = 10 m/s2
T1 = w = (2)(10) = 20 N
T2
Sistem 2 kubus tersebut bergerak karena
B H
ada gaya berat (w) yang ditimbulkan oleh
T1 3,0 kg kubus yang bermassa 4 kg.
w1 = m1g = 4 kg (10 m/s2) = 40 N
A 2,0 kg Dalam geraknya, sistem tersebut ditahan
oleh gaya gesek (f) antara kubus yang
w
bermassa 6 kg dengan bidang.
Tinjau sistem B:
1
∑FB = 0 f = μm2g = (6)(10) = 20 N
3
T2 – H = 0 Karena sistem 2 benda tersebut bergerak,
maka berlaku hukum II Newton.
T2 = H
∑F = ma
dimana T1 = T2 sehingga H = T1 = 20 N
w1 – f = (m1 + m2)a
Jawaban: D
40 – 20 = (6 + 4)a
13. m1 = 2 kg
20 = 10a
m2 = 4 kg
a=2
m3 = 5 kg
Jadi, kedua kubus akan bergerak dengan
Pada m1:
percepatan sebesar 2 m/s2.
∑F1 = m1a
Jawaban: E
T1 – w1 = m1a
SUPER COACH
92
Benda A Tegangan tali OC:
a
NA wB T tan θ m ( a + µ g ) tan θ
T3 = = 1 =
T sin θ sin θ sin θ
m (a + µ g )
=
cos θ
wB
Jawaban: D
Karena gerak hanya terjadi dalam arah 17. m =8 kg
horizontal, kita tinjau gaya dalam arah g = 10 m/s2
horizontal saja. Hukum II Newton:
sin 37° = 0,6
∑F = ma
F
T = mBa …(1)
Benda B
T
w sin 37°
a
37° w cos 37°
wA
w
Hukum II Newton: ∑F = ma
(a) kecepatan tetap → a = 0
wA – T = mAa → mAg – T = mAa …(2) (Hukum I Newton)
Dari persamaan (2) ini kita dapat ∑F = 0 ⇒ F – w sin 37° = 0
memperoleh T, yaitu T = mA(g – a).
F = w sin 37° = (80)(0,6) = 48 N
Jawaban: A
(b) percepatan a = 0,2 m/s2 ke atas
16. Berikut komponen gaya yang bekerja
∑F = ma
pada sistem.
F – w sin 37° = ma
C
N
T3 sin θ T3 F = ma + w sin 37°
A
T1 O θ = 8(0,2) + 80(0,6)
f m T3 cos θ
= 1,6 + 48 = 49,6 N
T2
(c) percepatan a = 0,2 m/s2 ke bawah
wA
∑F = ma ⇒ w sin 37° – F = ma
m B
F = w sin 37° – ma
wB = 80(0,6) – 8(0,2)
Tinjau benda A = 48 – 1,6 = 46,4 N
f = µN Jawaban: B
f = µmAg = µmg 18. m1g sin 37° = (80)(10)(0,6) = 480 N
T1 – f = mAa m2g sin 60° = (40)(10)(0,866) = 346 N
T1 = m(a + µg) …(1) m1g sin 37° > m2g sin 60° → sistem akan
Tinjau titik O bergerak ke kiri
T1 = T3 cos θ Tinjau sistem 1:
T
wB = T3 sin θ m1 = 80 kg
1
T1
FISIKA SMA/MA X
93
T = m1g sin 37° – m1a 20. Y
X
Tinjau sistem 2: Fx
N
T
m2 = 40 kg
2 F
wx Fy
m2 cos 30° m2g sin 60°
m2g wy
60° f
θ w
∑F2 = m2a
T – m2g sin 60° = m2a wx = w sin θ = mg sin θ
T = m2g sin 60° + m2a wy = w cos θ = mg cos θ
Dari persamaan (1) dan (2) didapat: Fx = F cos θ
m1g sin 37° – m1a = m2g sin 60° + m2a Fy = F sin θ
m1g sin 37° – m2g sin 60° = (m2 + m1)a Gaya pada sumbu-X:
m1 g sin 37° − m2 g sin 60° ∑Fx = 0
a=
m1 + m2 Fx – f – wx = 0
a = 480 − 346 = 1, 12 m s −2 F cos θ – μs N – mg sin θ = 0 ... (1)
80 + 40 Gaya pada sumbu-Y:
Jawaban: A ∑Fy = 0
19. m1 = 2 kg N – Fy – wy = 0
m2 = 4 kg N – F sin θ – mg cos θ = 0
m3 = 6 kg N = F sin θ + mg cos θ ... (2)
α = 60°
Subtitusikan persamaan (1) ke (2)
F = 120 N
F cos θ – μs (F sin θ + mg cos θ) – mg sin θ
Asumsikan tiga beban sebagai satu
=0
kesatuan massa.
F cos θ – μs F sin θ – μs mg cos θ – mg sin θ
mtot = 12 kg
=0
F F (cos θ – μs sin θ) – mg (μs cos θ + sin θ)
=0
N mg ( µ s cos θ + sin θ )
mtotal F=
sin θ − µ s cos θ
w cos 60° Jawaban: E
w sin 60°
21.
60° w y
f
∑F = mtota
wx
F – w sin 60° = mtota
wy x
F – mtotg sin 60° = mtota w
a = 120 − 60 3 = 10 − 5 3 ≈ 10 − 8, 5 wx = w sin θ
12
wy = w cos θ
= 1, 5 m /s 2
∑Fx = ma
Jawaban: B wx – f = ma
94
w sin θ – μN = ma ∑Fx = ma
mg sin θ – μmg = ma F cos α = ma
mg(sin θ – μ) = ma
ma ( 6 ) ( −2, 5 )
10(sin 30° – 0,2) = a F= = = −16, 25 N
cos α 12
10(0,5 – 0,2) = a 13
a = 3 m/s2
Negatif artinya gaya berarah ke kiri.
Jawaban: D
Jawaban: B
22. T – f = 0
25. Massa anak M = 32 kg
l1g – µg (l – l1) = 0
Massa anak sapi m = 8,0 kg
l1g = µg (l – l1)
Jarak pisah d = 4,0 m
l1 = µl – µl1
Gaya tarik ∑F = 5,0 N
l1 + µ l1 = µ l
Percepatan anak sapi:
l1 (1 + µ ) = µ l ∑F = ma1
µl 5, 0
l1 =
1+ µ a1 = ΣF = = 0, 625 m s −2
m 8, 0
Jawaban: D Percepatan anak:
23. Massa rantai sepanjang x adalah mx = x m ΣF = Ma2 ⇒ a2 = ΣF
L M
dengan m adalah massa total rantai dan 5, 0
L = panjang rantai a2 = = 0, 156 m s −2
32
a
a x Asumsi: waktu tempuh anak = waktu
tempuh anak sapi
1 2
mx g sin β x = v0 t + at
mx g 2
α β Keadaan awal = keduanya diam
ΣF = ma 1 2 2x
x= at → t 2 =
m xg sin β − m l − x g sin α = ma 2 a
l l
( ) t2 anak = t2 anak sapi
x g sin β − ( l − x ) g sin α = a 2 x 2 2 x1
=
l l a2 a1
g
a = x sin β + ( x − l ) sin α Keduanya bertemu pada jarak x1 dari
l
jarak awal anak sapi, sehingga x2 = 4 – x1
Jawaban: E
2 ( 4 − x1 ) 2 x1
24. Massa peti m = 6 kg =
a2 a1
Kelajuan awal v0 = 4 m/s
4 − x1 x1
Kelajuan akhir vt = 0 = ↔ 32 ( 4 − x1 ) = 8 x1
5 5
sin α = 5 , cos α = 12 32 8
13 13 128 − 32 x1 = 8 x1 → 128 = 40 x1
s = 3,2 m
x1 = 3, 2 m
FISIKA SMA/MA X
95
balok mengalami perlambatan.
vt 2 = v0 2 + 2a1 x1 = 0 2 + 2 5 ( 3, 2 ) = 4 m s −1 Besar perlambatan yang dialami peti
8
vt = 2 m s −1 adalah:
∑F = ma
Jawaban: A
−fk = ma
26. w = 100 N
−20 = 10(a)
F = 40 N
10a = −20
μk = 0,2
a = −2 m/s2
μs = 0,3
Kecepatan peti pada detik ke-10 (5
Pada 5 detik pertama, peti mendapat detik diukur dari v1) adalah:
gaya sehingga mengalami percepatan.
v2 = v1 + at = 10 + (−2)(10 − 5)
Sedangkan pada 5 detik kedua, gaya
= 10 − 10 = 0
tersebut sudah tidak bekerja pada peti
Jadi, peti berhenti tepat pada detik
lagi. Gaya yang bekerja pada peti hanya
ke-10.
gaya gesek sehingga peti mengalami
Jadi, dalam interval waktu antara t = 5 s
perlambatan sampai berhenti. Opsi
sampai t = 10 s balok bergerak kemudian
jawaban yang mungkin adalah D dan E.
akhirnya diam.
Mari kita tinjau gerak peti pada 5 detik
Jawaban: D
pertama dan 5 detik kedua.
27. Massa peti A = mA = 20 kg
a. Gerak peti pada 5 detik pertama
(t = 0 s sampai t = 5 s) Massa peti B = mB = 10 kg
Dalam selang waktu t = 0 s sampai F = 392 N
t = 5 s, peti mengalami percepatan g = 10 m/s2
karena mendapat gaya 40 N. Selain aA = aB karena satu tali
itu, gerak peti juga mendapat
F
perlawanan gaya gesek.
Karena peti bergerak, maka yang
digunakan adalah koefisien gesek
kinetik. Jadi, besar gaya gesek yang
bekerja pada balok adalah:
A 20 kg 10 kg B
fk = μkN = 0,2(100) = 20 N
Percepatan peti tersebut dapat
karena mA> mB, maka:
ditentukan dengan Hukum II
∑Fy = (mA + mB)a
Newton berikut.
mAg – mBg – F = (mA + mB)a
∑F = ma
F − fk = ma a=
( mA − mB ) g − F
mA + mB mA + mB
40 − 20 = 10a
10a = 20 =
( mA − mB ) g − F
mA + mB
a = 2 m/s2
Kecepatan peti pada detik ke-5 (v1) =
( 20 − 10 ) 10 − 392
adalah: 20 + 10
v1 = v0 + at = 0 + 2 × 5 = 10 m/s Jika F = 392 N, maka a = –9,7 m/s2
SUPER COACH
96
Keadaan 1 30. m = 10 kg
Balok M di kiri F = 80 N
∑Fy = ma PR = 225 m
T – wM = Ma ⇒ T = Ma + wM μk = 0,2
Balok M di kanan g = 10 m/s2
∑Fy = (m + M)a t = 8 detik
wm + wM – T = (m + M)a Untuk PR
wm + wM – Ma – wM = (m + M)a ∑F = maPR
wm = (m + M)a + Ma F – f = ma
wm 80 – 0 = 10aPR
a=
m + 2M aPR = 8 m/s2
Kecepatan pada jarak h = 1 m Untuk RS
2 2 wk = µk N = (0,2)(mg) = (0,2)(100) = 20 N
v = v + 2ah
0
∑F = maRS
wm 2wm
v 2 = 0 + 2 (1) = ... (1) F – fk = maRS
m + 2M m + 2M
Keadaan 2 (massa m dilepas) aRS = 80 − 20 = 6 m s 2
10
Kecepatan benda konstan (GLB)
Saat balok melewati PR,
Kecepatan benda selama selang waktu
t=1s s = v 0 t + 1 at 2
2
x = vt → v = x = H 225 = 0 + 1 ( 8 ) t 2
t t 2
0, 312 t = 7,5 s
v= = 0, 312 m / s ... ( 2 )
1
vt = v0 + at
Substitusikan (2) ke (1), sehingga = 0 + 8(7,5)
didapat: = 60 m/s
2wm 2mg Untuk melewati PR membutuhkan waktu
( 0, 312)
2
= =
m + 2M m + 2M 7,5 sekon. Sehingga sisa waktu untuk
2 ( 0, 01M ) g 0, 02Mg melewati
= =
0, 01M + 2M 2, 01M RS = 8 – 7,5 = 0,5 sekon.
( 2, 01)( 0, 312)
2
Saat balok melewati RS
g= = 9, 78 m/s 2
0, 02 Kecepatan awal di sini adalah kecepatan
Jawaban: C akhir balok saat melewati PR.
29. MLift + Mpenumpang = M = 1.500 kg s = v0 t + 1 at 2
2
Tegangan tali pada lift
= 60 ( 0, 5 ) + 1 ( 6 )( 0, 5 )
2
T = m(a + g) 2
Percepatan a adalah kemiringan kurva v = 30, 75 m
terhadap t saat t = 1 s
Sehingga jarak yang ditempuh selama
3, 6 − 0
a = ∆v = = 1, 8 m s −2 8 sekon = 225 m + 30,75 m
∆t 2−0
FISIKA SMA/MA X
= 255,75 meter.
Tegangan tali T = m(a + g)
Jawaban: A
T = 1.500 (1,8 + 10) = 17.700 N
Jawaban: A
97
B. Esai
1 m = 10 kg Gaya-gaya pada kotak diperlihatkan
F = 25 N gambar berikut.
F sin θ F
μs = 0,2
N
μk = 0,1
θ
Gaya-gaya pada peti diperlihatkan fges
F cos θ
gambar berikut.
N
w
F
fges a. Gaya normal
∑Fy = 0
w N + F sin θ − w = 0
a. ∑Fy = 0 N = w − F sin θ
N−w=0 = (5)(10) − (25)(0,6) = 35 N
N − mg = 0 b. Gaya gesek
N − (10)(10) = 0 Jika dalam soal hanya diketahui
N = 100 N koefisien gesek kinetis, maka
b. Periksa gaya gesek statis maksimum dipastikan kotak dapat bergerak,
yang terjadi antara peti dan lantai. sehingga
fsmaks = μs N fges = μk N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N fges = (0,1)(35) = 3,5 N
Ternyata gaya yang gesek statis c. Percepatan gerak kotak
maksimum (20 N) lebih kecil dari ∑Fx = ma
gaya yang menarik benda (25 F cos θ − fges = ma
N), sehingga peti bergerak. Untuk (25)(0,8) − 3,5 = 5a
peti yang bergerak gaya geseknya 5a = 16,5
adalah gaya gesek dengan koefisien a = 3,3 m/s2
gesek kinetis.
3. m = 100 kg
fges = fk = μk N
μ = 0,125
fges = (0,1)(100) = 10 N
g = 10 m/s2
c. ∑Fx = ma
sin 53° = 0,8
F − fges = ma
cos 53° = 0,6
25 − 10 = 10a
Gaya-gaya pada peti diperlihatkan
a = 1,5 m/s2 gambar berikut.
d. Jarak yang ditempuh peti setelah 2 fges
y
sekon N
s = v0 t + 1 at2 w cos θ
2
s=0+ 1 (1,5)(2)2 w sin θ x
2
s = 3 meter W
2. m = 5 kg
SUPER COACH
θ
F = 25 N
μs = 0,2 a. Gaya normal pada peti
μk = 0,1 ∑Fy = 0
N − w cos θ = 0
98
N − mg cos 53° = 0 m2 − m1
a= g
N − (100)(10)(0,6) = 0 m1 + m2
N = 600 newton
a = 10 − 5 10 = 5 (10 ) = 3, 33 m s −2
b. Gaya gesek antara peluncur dan peti 5 + 10 15
fges = μk N Jarak yang ditempuh setelah t = 1,2 s
fges = (0,125)(600) = 75 newton s = v0 t + 1 at 2
2
c. Percepatan gerak peti
1
s = 0 + ( 3, 33 )(1, 2 ) = 2, 4 m
2
∑Fx = ma 2
w sin θ − fges = ma 7. ∑Fx = ma
mg sin 53° − fges = ma –w sin θ = ma
(100)(10)(0,8) − 75 = 100a –mg sin θ = ma
a = 725 = 7, 25 m/s 2 a = –g sin θ
100
4. vo
θ ∑Fy = 0 w sin θ
F sin θ + N = w
F sin θ
N θ w cos θ
N = w – F sin θ
w
F cos θ perpindahan bola s:
v 2 = v0 2 + 2as
v 2 − v0 2 kelajuan awal v0
w s= ;
2a kelajuan akhir v
5. Jika searah jarum jam di tetapkan sebagai
arah positif 0 2 − v0 2 −v0 2 v0 2
s= = =
2a 2 ( − g sin θ ) 2g sin θ
∑Fy1 = 0
8. Massa peti = 2 kg, θ = 60°
F–T=0→F=T
T T F cos θ
F θ
a
F sin θ
4 kg w sin θ
θ w cos θ
F
w
w
∑Fy2 = ma
∑Fx = 0
T – w= ma
w sin θ – F cos θ = 0
T = ma + w = m(a + g)
Karena tegangan tali sama maka F = w sin θ = w tan θ
cos θ
F = m(a + g) = (4)(2 + 10) F = mg tan θ = ( 2 )(10 ) tan 60o = 20 ( 3)
= (4)(12) = 48 N
= 20 3 N
6. Massa kardus 1 m1 = 5 kg
FISIKA SMA/MA X
Massa kardus 2 m2 = 10 kg 9. m = 5 kg
Percepatan gravitasi g = 10 m s–2 F = 10 N, θ = 60°
Percepatan katrol dihitung dengan a. Penguraian gaya-gaya yang bekerja
pada kubus. N = gaya normal, w =
gaya berat
99
F sin 60°
F N tak
F kon
N
0N
60° 48
F cos 60° F= ° wA cos 37°
37
sin
w A 37° wA
w
b. Percepatan gerak kubus ∑ F = ma
Dari gaya-gaya dengan arah F − wA sin 37° − Fkontak = mAa
horizontal: 480 − (40)(10) (0,6) − Fkontak =
∑F = ma (40)(2)
F cos 60° = ma 480 − 240 − 80 = Fkontak
(10)(0,5) = 5a Fkontak = 160 newton
a = 1 m/s 2 Cara kedua tinjau benda B
c. Besar gaya normal (N) N
Dari gaya-gaya dengan arah
vertikal: tak
F kon
F sin 60° + N = w ° wB cos 37°
37
N = w − F sin 60° sin
wB 37° wB
N = ( 5 )(10 ) − 10 1 2 ∑F = ma
2
= 50 − 7 = 43 N Fkontak − wB sin 37° = mB a
10. a. Percepatan gerak kedua peti Fkontak − (20)(10)(0,6) =(20)(2)
Fkontak = 40 + 120 = 160 newton
Tinjau sistem:
11. mA = 4 kg
Gaya-gaya pada kedua peti
(disatukan A dan B) terlihat pada mB = 6 kg
gambar berikut. F = 40 N
) θ = 37°
N mB
+ μk = 0,1
(m A
a. Percepatan gerak kedua kubus
0N
48 Tinjau kubus B
F= ° w cos 37°
37 F sin 37° F
sin N
w 37° w
T
37°
∑ F = ma fges B
F cos 37°
F − w sin 37° = ma
480 − (40 + 20)(10)(0,6) = (40 + 20)a
w
a = 120 = 2 m/s 2 Nilai gaya normal N:
60
∑Fy = 0
b. Gaya kontak antara peti A dan B
N + F sin 37° = w
Cara pertama, tinjau peti A
N + (40)(0,6) = (6)(10)
SUPER COACH
100
Hukum Newton II: Tinjau B
∑Fx = ma T a
F cos 37° − fgesB − T = ma
N y
(40)(0,8) − 3,6 − T = 6a
28,4 − T = 6a …(1)
Tinjauan gaya-gaya pada kubus A wB cos 53°
N
x
wB
T
sin
53
fges A wB
°
53°
w
∑Fx = ma
∑Fx = ma wB sin 53° − T = mBa
T − fgesA = ma (10)(10)(0,8) − T = 10a
T − μk N = ma 80 − T = 10a
T − μk mg = ma T = 80 − 10a …(2)
T − (0,1)(4)(10) = 4a Substitusi persamaan (2) ke (1)
T = 4a + 4 …(2) (80 − 10a) − 30 = 5a
Substitusi persamaan (2) ke (1) 15a = 50
28,4 − (4a + 4) = 6a
a = 50 = 10 m/s2
24,4 = 10a 15 3
a = 2,44 m/s2 b. Tegangan tali penghubung kedua
b. Tegangan tali penghubung antara kubus
kedua kubus T − 30 = 5a
T = 4a + 4
T = 4(2,44) + 4
T − 30 = 5 10
3 ( )
T = 13,76 newton T = 46,67 newton
12. mA = 5 kg 13. m = 400 kg
mB = 10 kg a = 2 m/s2
a. Tinjau A g = 9,8 m/s2
y x T
a
N T
a
w
° wA cos 37° ∑ Fy = ma
37
sin
w A 37° wA vT − w = ma
T − (400)(9,8) =(400)(2)
∑Fx = ma
T = 800 + 3.920 = 4.720 newton
T − wA sin 37° = mAa
14. m = 10 kg
FISIKA SMA/MA X
T − (5)(10)(0,6) = 5a
μk = 0,1
T − 30 = 5a …(1)
F2 = 50 N
a = 2 m/s2
101
Tinjauan gaya yang bekerja pada m: T2 – T1 = mBa ...(2)
F1 Kubus C:
a ∑FC = mCa
F2
F – T2 = mCa
N
T2= F – mC a ...(3)
f w
Subtitusikan persamaan (1) dan (3) ke
∑Fx = 0 persamaan (2)
N − F2 = 0 T2 – T1 = mBa
N − 50 = 0 F – mC a – m A a = m B a
N = 50 newton F = (mA + mB + mC)a
∑Fy = ma F 10
a= =
F1 − w − f = ma mA + mB + mC 5 + 3 + 2
F1 − mg − μk N = ma = 10 = 1 m/s 2
F1 − (10)(10) − (0,1)(50) = 10(2) 10
F1 = 20 + 100 + 5 = 125 newton Tegangan tali antara A dan B adalah T1
15. m1 = 1 kg ; m2 = 2 kg T1 = mAa = 5(1) = 5 N
F = 6 N pada m2 Tegangan tali antara B dan C adalah T2
m1 T2 = F – mCa = 10 – (2 · 1)
N 21 = N12 = F
m1 + m2 = 10 – 2 = 8 N
1 6= 6 =2N T1 5
N 21 = N12 = = =5:8
1+ 2 3 T2 8
16. m1 = 5 kg, m2 = 4 kg, m3 = 8 kg 18. f m2 = 3m1
m1
Gaya kontak peti 1 dan 2 = A gaya f = 10 N
F
Gaya kontak peti 2 dan 3 = B m2
Gaya kontak A:
A=
m2 + m3
F=
( 4 + 8 ) F = 12 F meja
m1 + m2 + m3 ( 5 + 4 + 8 ) 17 Agar kedua peti bergerak bersama-sama
maka besar gaya F tidak boleh melebihi
Gaya kontak B:
gaya gesek f antara m1 dan m2 yaitu tidak
m3 8
B= F= = 8 F boleh lebih dari 10 N.
m1 + m2 + m3 ( 5 + 4 + 8 ) 17 19. Kondisi kubus mula-mula diam, v0 = 0
( )
12 F
A = 17 = 12 = 3
m1 = 4 kg
B
( )
8 F
17
8 2 m2 = 6 kg
Percepatan pada kubus pertama sama
17. mA = 5 kg, mB = 3 kg mC = 2 kg dengan percepatan pada kubus kedua,
F = 10 N demikian juga tegangan tali keduanya
5 kg 3 kg 2 kg sama.
T1 T2 F = 10 N a. Mencari percepatan
A B C
Tinjau kubus pertama:
T1
Kubus A:
SUPER COACH
arah gerak
F = mAa
m1
T1 = mAa ...(1)
Kubus B:
w1
∑FB= mBa
102
∑F = m1a
s = v0 t + 1 at 2
T1 – w1 = m1a 2
T – m1g = m1a 32 = 0 + 1 ( 4 ) t 2
2
T – 40 = 4a
2
t = 32 = 16 → t = 4 s
T = 4a + 40 …(1) 2
Tinjau kubus kedua:
21. Massa kubus AmA = 4 kg
T2
massa kubus BmB = 6 kg
arah gerak
w2 T
∑F = m2a
w2 – T2 = m2a
wA
m2g – T = m2a
60 – T = 6a ∑F = mAa
T = 60 – 6a …(2) T = mAa
Dari persamaan 1 dan 2: T = 4a …(1)
4a + 40 = 60 – 6a Tinjau kubus B
T
10a = 20
arah gerak
a = 2 m/s2
mB
b. Tegangan tali
T = 4a + 40 = 4(2) + 40 = 48 N
wB
c. Jarak tempuh kubus kedua setelah
2 sekon ∑F = mAa
wB – T = mBa
s = v0 t + 1 at 2
2 60 – T = 6a
1
s = 0 + ( 2 )( 2 ) = 4 m
2
T = 60 – 6a …(2)
2
Substitusikan persamaan (1) ke (2)
d. Jarak kubus pertama dan kedua
adalah 8 meter. 4a = 60 – 6a
20. mA = 3 kg ; mB = 2 kg 10a = 60
a = 6 m/s2
Kubus B mula-mula diam, v0 = 0
Jarak s = 32 m b. Tegangan tali
Percepatan a dihitung dengan T = 4a = 4(6) = 24 N
persamaan: 22. mA =5 kg
mB mB = 15 kg
a= g = 2 10
mA + mB 3+2 θ = 53°
Tinjau kotak A pada gaya yang searah
a = 20 = 4 m s −2
5 \ lintasan gerak
Selang waktu hingga balok B menyentuh a NA
FISIKA SMA/MA X
wA
103
∑F = mAa antara peti 1 dan 2, yaitu N12.
T = 5a …(1) Hukum Newton pada peti pertama:
Tinjau kotak B lihat gaya-gaya yang ∑F = ma
searah lintasan gerak F – N12 = m1a
a NB
T 20 – N12 = 3(2)
N12 = 20 – 6 = 14 N
Tinjau peti kedua, gaya-gaya yang
mB bekerja pada peti kedua adalah gaya
wB sin 53° kontak antara peti 1 dan 2, yaitu N21 yang
53°
arahnya ke kanan, dan besarnya sama
dengan N12 yaitu 14 N. Sedangkan gaya
w cos 53°
kontak antara peti kedua dan peti ketiga,
wB yaitu N23, berarah ke kiri.
∑F = ma
∑F = mBa N21 – N23 = m2a
wB sin 53° – T = 15a 14 – N23 = 5(2)
150 4 − T = 15a N23 = 4 N
5 Tinjau peti ketiga, gaya yang ada adalah
T = 120 − 15a (2) gaya kontak antara peti kedua dan ketiga
Dari persamaan (1) dan (2) yang arahnya ke kanan, yaitu N23, jika
120 – 15a = 5a benar maka hasil perhitungan N23 akan
20a = 120 sama besar dengan N23.
a = 6 m/s2 ∑F = ma
23. m1 = 3 kg N32 = m3a
m2 = 5 kg N32 = 2(2) = 4 N
m3 = 2 kg 24. Gambar terlebih dahulu gaya-gaya yang
F = 20 N bekerja, kemudian gunakan penerapan
Cari dahulu percepatan ketiga peti Hukum Newton. Gaya desak kaki anak
(percepatan sistem). Untuk mencari pada lantai adalah gaya normal (N)
percepatan sistem: m = 60 kg
∑F = ma g = 10 m/s2
F = (mA + mB + mC)a a. Lift bergerak dengan percepatan
20 = (3 + 5 + 2)a 1,5 m/s2 ke atas
a = 20 = 2 m s −2 N arah
10
gerak lift
Langkah berikutnya adalah meninjau
ketiga peti satu per satu secara terpisah.
F N12
a
m1
N32
m3 lift naik
N21 N23
SUPER COACH
m2
60 kg
104
N − w = ma N = w = mg = 60(10) = 600
N − mg = ma newton
N = ma + mg e. Lift telah berhenti kembali
N = m(a + g) Lift berhenti, kecepatan dan
N = 60(1,5 + 10) = 60(11,5) percepatannya sama dengan nol,
= 690 newton a = 0, sehingga jumlah gaya juga
b. Lift bergerak dengan percepatan sama dengan nol
1,5 m/s2 ke bawah ∑F = 0
N−w=0
N arah N=w
gerak lift
N = mg = 60(10) = 600 newton
25. Gaya-gaya yang bekerja pada sistem
a
terlihat gambar di bawah ini.
lift turun
60 kg
T3 T4
w
T3 T4
∑F = ma T2
T1
w − N = ma
mg − N = ma
mg − ma = N T1
m(g − a) = N
N = m(g − a) = 60(10 − 1,5)
= 60(8,5) = 510 newton w
c. Lift bergerak dengan kecepatan T2, T3, T4 akan sama besar (satu tali,
tetap 1 m/s ke atas katrol licin).
Kecepatan tetap berarti T2 = T3 = T4 = T
percepatannya sama dengan nol, Tinjau katrol pertama yang bawah,
a = 0, sehingga jumlah gaya juga berlaku kesetimbangan berikut:
sama dengan nol T1 = T3 + T4
∑F = 0 T1 = T + T
N−w=0 T1 = 2T
N=w Tinjau Pak Syams
N = mg = 60(10) = 600 newton w = T1 + T2
d. Lift bergerak dengan kecepatan 600 = 2T + T
tetap 1 m/s ke bawah
600 = 3T
Kecepatan tetap berarti
T = 200 N
percepatannya sama dengan nol,
FISIKA SMA/MA X
105
26. mA = 40 kg
a1 = 2a2 atau a2 = 1 a1
mC = 50 kg 2
Tinjau m2
μA = 0,2
2T F
μB = 0,3 m2
Tinjauan gaya-gaya yang bekerja pada
sistem:
NB F − 2T = m2a2
NA 42 − 2T = 4a2
fB
fA
B
A
T 42 − 2T = 4 1 a1
2 ()
wB T 42 − 2T = 2a1 …(1)
wA C Tinjau m1
wC T
m1
Tinjau peti C, sistem dalam keadaan
diam baik arah sumbu-X maupun
sumbu-Y. T = m1a1
∑F = 0 T = 6a1 …(2)
T – wC = 0 Substitusi persamaan (2) ke (1)
T – mCg = 0 42 − 2T = 2a1
T – (50)(10) = 0 42 − 2(6a1) = 2a1
T= 500 N 42 = 14a1
Peti B dalam keadaan tidak bergerak, a1 = 42 = 3 m/s2
sehingga ∑F = 0 14
b. Percepatan peti kedua
∑Fx = 0
fB = 0 a2 = 1 a1
2
Berikutnya tinjau peti A, terlihat peti a2 = 1 (3) = 1,5 m/s2
2
A ditumpuk dengan peti B, yang c. Tegangan tali T
berpengaruh pada gaya normal A. Peti A T = 6a1 = 6(3) = 18 newton
juga dalam keadaan diam.
28. mA = 6 kg
∑Fx = 0
mB = 4 kg
T – fB – fA = 0
μAB = 0,1
T – fB – µANA = 0
μAL = 0,2
T – fB – µA (mA + mB)(g) = 0
Tinjau B
500 – 0 – (0,2)(40 +mB)(10) = 0 N
500 – 80 – 2mB = 0 T
B fBA
2mB = 420
mB = 210 kg
w
27. m1 = 6 kg
m2 = 4 kg Benda bergerak lurus beraturan → a =0
F = 42 N ∑ Fx = 0
SUPER COACH
106
Tinjau A 60 − 2(4a1 + 4) = 3a1
fAB N 60 − 8a1 − 8 = 3a1
T F 52 = 11a1
fAL A
a1 = 52 m/s2
11
w
b. Percepatan gerak benda kedua
∑Fx = 0
F − T − fAB − fAL = 0 a2 = 1 a1
2
dengan
fAL = μAL N = μAL (mA + mB)g
a2 = 1
( )
52 = 36 m/s 2
2 11 11
= (0,2)(10)(10) = 20 N 30. Pada t yang sama misalnya t1 = t2 = t
fBA = fAB sekon, terlihat bahwa s1 > s2
Sehingga: s 1
F − 4 − 4 − 20 = 0 2
F = 28 newton
29. μk = 0,1
m1 = 4 kg
m2 = 6 kg s1
a. Percepatan gerak benda pertama
Hubungan percepatan benda s2
pertama dan benda kedua adalah: t t
( )
FISIKA SMA/MA X
w − 2T = ( 6 ) 1 a1 T = m1a1 a1
2
T = (1)a1
T
60 − 2T = 3a1 …(2) T = a1 …(1)
Substitusi persamaan (1) ke (2)
60 − 2T = 3a1
107
Tinjau kotak kedua Asumsikan kubus 2 bergerak turun dengan
T = m2a2 a2 percepatan a2.
T = (2)a2 ∑Fy = ma
T = 2a2 …(2) T m2g – T2 = m2a2
Tinjau kotak ketiga (4)(10) – T2 = 4a2
w3 – 2T = m3a3 T T T2 = 40 – 4a2 ...(1)
(3)(10) – 2T = 3a3 a3 Berikutnya tinjau kubus pertama, kubus
T = 15 – 1,5a3 …(3) bergerak ke atas dengan percepatan a1.
T1
Hubungan percepatan w3 T2 T2
ketiga kotak:
a1 + a2 m1
a3 = (4)
2
Dari persamaan (3) dan (4) w1
a1
T1
a + a2
T = 15 − 1, 5a3 = 15 − 1, 5 1 ∑Fy = ma
2
T1 – m1g = m1a1
T = 15 − 3 ( a1 + a2 ) (5)
4 T1 – (6)(10) = (6)a1
Dari persamaan (1) dan (2) T1 = 60 + 6a1 ...(2)
a1 = 2a2 …(6) Hubungan antara percepatan kubus
Dari persamaan (5) dan (6) pertama dan kubus kedua, tegangan tali
T1 dan T2 adalah
T = 15 − 3 ( 2a2 + a2 )
4 T1 = 2T2 ...(3)
T = 15 − 9 a2 (7)
4 a1 = 1 a2 (4)
2
Dari persamaan (2) dan (7)
Gabungkan persamaan (3) dan
2a2 = 15 − 9 a2 persamaan (4) ke persamaan (2)
4
sekaligus.
17 a = 15
4 2 T1 = 60 + 6a1
a2 =
( 4 )(15 ) = 60 m/s 2 ( 2T2 ) = 60 + 6 12 a2
17 17
120 2T2 = 60 + 3a2 ...(5)
a1 = 2a2 = m/s 2
17
Selesaikan persamaan (5) dan (1),
120 + 60
a1 + a2 2T2 = 60 + 3a2 ×1
a3 = = 17 17 = 180 m/s 2
2 2 34 T2 = 40 − 4 a2 ×2
32. m1 = 6 kg 2T2 = 60 + 3a2
m2 = 4 kg 2T2 = 80 − 8 a2 −
g = 10 m/s2
0 = −20 + 11a2
Tinjau kubus kedua lebih dulu, gaya yang
a2 = 1, 82 m s −2
bekerja adalah tegangan tali 2 dan berat
kubus 2. a1 = 1 (1, 82) = 0, 91 m s −2
T2
2
SUPER COACH
33. g = 10 m/s2
m1 = 0,3 kg
m2
m2 = 0,4 kg
w2
a2
108
m3 = 0,5 kg Tinjau gerak kubus pertama dalam arah
m4 = 2,8 kg horizontal, sumbu-X. Gaya yang terlibat
Tinjau keempat benda yang terlibat hanyalah tegangan tali T12, sementara
sebagai satu kesatuan, yang bergerak w = mg tidak termasuk, karena arahnya
ke kanan searah sumbu-X dengan pada sumbu-Y (vertikal).
percepatan ∑Fx = ma
a1 = a2 = a3 = a4 = a. Terapkan hukum T12 = m1a
Newton T12 = 0,3a …(3)
∑Fx = ma Tinjau gerak kubus kedua, gaya-gaya
F = (m1 + m2 + m3 + m4)a yang terlibat adalah T12 yang berarah ke
F = (0,3 + 0,4 + 0,5 + 2,8)a kiri dan T23 yang berarah ke kanan.
F = 4a …(1) ∑Fx = ma
Berikutnya tinjau gerak dari kubus ketiga T23 – T12 = m2a
pada arah vertikal, sumbu-Y, dimana T23 – T12 = 0,4a …(4)
kubus ketiga tidak bergerak naik juga tidak Kombinasikan persamaan (4) dengan
bergerak turun, sehingga jumlah gaya yang persamaan (2) dan (3) dilanjutkan ke
bekerja adalah nol. Gaya yang bekerja persamaan (1) untuk mendapatkan
adalah berat kubus besarnya gaya F.
w = mg dan tegangan tali, T23. T23 − T12 = 0, 4 a
∑Fx = ma 5 − 0, 3a = 0, 4 a
m3g – T23 = 0 5 = 0, 7a
(0,5)(10) – T23 = 0
a = 50 m s −2
T23 = 5 …(2) 7
F = ma = 4 50 = 28, 57 N
7
FISIKA SMA/MA X
109
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 8
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
Mp1 Mp2
1. F =G 4. ms = 200 kg
r2
rs = 2R
(1, 67 × 10 )
2
−27
kg mbenda = 1 kg
(
= 6, 7 × 10 −11 m kg 2 )
(7, 40 × 10 m) rb = R
2
−10
Gmbenda mbumi
F = 3, 14 × 10 −46 N Fbenda =
R2
Jika dibandingkan dengan gaya tolak G mbumi
10 =
elektrostatis sebesar 4,21 × 10–46 N maka R2
gaya tarik gravitasi antara proton sangat Gmsat.mbumi G ( 200
0 ) mbumi
Fsat. = =
kecil, sehingga proton-proton cenderung ( 2R )
2
4 R2
tolak menolak.
G mbumi
Jawaban: E Fsat. = 50
R2
2. Mw = 60 kg; M P = 75 kg; r = 10 m Fsat. = 50 (10 ) = 500 N
F=
GMw M P
=
(
6, 67 × 10 )
( 60 )(75 )
−11
Jawaban: E
(10 )
2 2
r
5. FB = 4 FA ; R = 6.400 km
= 3 × 10 −9 N 9
Jika r = 0, 5 m GmM
FB rB2 r2 2
Mw M P ( )
6, 67 × 10 −11 ( 60 )(75 ) = = A2 = R 2
F =G = FA GmM rB ( h + R )
r2 ( 0, 5 )
2
rA2
= 1, 2 × 10 −6 N 4F
9 A = ( 6.400 )
2
Jawaban: B FA ( h + 6.400 )
2
3. rA = R
B 2 h + 6.400 = 6.400 ⇒ h = 3.200 km
m = massa roket h 3
( )
rB
A
M = massa Bumi Jawaban: C
rB = h + R R rA
6. Penyelesaian soal ini menggunakan
FB = 1 FA perbandingan.
2
GMm = 1 GMm kondisi awal
rB2 2 rA2 m1 m2
1 = 12
F
( h + R ) 2R
2
r
( h + R ) = 2R 2
2
kondisi setelah di ubah
h + R = 2R m1 m2
SUPER COACH
h = 2R − R = ( 2 − 1) R = 0, 41R F'
h ≈ 0, 4 R = 2 R r' =2r
5
Jawaban: C
110
perbandingan gaya 9. massa pesawat: m
mm massa bumi: mE
G 12 2
F = r massa bulan: mm = 0,021mE
F' m1 m2
G FE = Fm
r '2
2 GmEm Gmmm
F = r' =
x2 (d − x )
2
F ' r2
mE 0, 021mE
F = ( 2r )
2
=
x2 (d − x )
2
F' r2
F = 4r 2 x2 = 1
F' r2 ( d − x ) 0, 021
2
F = 4 → F' = 1 F
F' 1 4 x = 1
d−x 0, 021
Jawaban: E
x = 6, 9
7. m = 50 kg r1 = 0,2 m d−x
m1 = 400 kg r2 = 0,2 x = 0, 87 d
m2 = 900 kg Jawaban: C
Gm1m G ( 400 )( 50 ) Gm ( 2m ) 2
F1 = = = 500.000G 10. FA = = 2 Gm
r12 ( 0, 2)
2
2
a a2
Gm1m G ( 900 )( 50 ) Gm ( 2m ) 2
F2 = = = 1.125.000G FB = = 2 Gm
( 0, 2)
2
r2 2 2
a a2
Gm ( 4m ) 2
FR = F2 − F1 = 1.125.000G − 500.000G FC = = 4 Gm
a2 a2
= 625.000G
Gm ( 4 m ) 2
Jawaban: C FD = 2
= 4 Gm
a a2
8. Agar m tidak merasakan gravitasi, maka: 2m
d = 0,4 m
FB
F1 F2
2m m 4m
m1 m m2
x d–x FA FC
F1 – F2 = 0 FD
2
20 = x ⇒ 2 ( d − x ) = 3 s ∑F = FC − FA = 2 Gm
x
30 d − x a2
2
2d − 2 x = 3 x ∑ Fy = FD − FB = 2 Gm
a 2
d = 5 x ⇒ x = 0, 4 d
2 Besar gaya gravitasi:
Jadi, benda bermassa m = 50 kg harus
∑ F = (∑ F ) + (∑ F )
2 2
diletakkan sejauh 0,4d = 0,4 × 0,4 x y
FISIKA SMA/MA X
111
Arah resultan gravitasi: 13. RB = 1,5 × 108 km
Gm2 RN = 4,5 × 109 km
2 a2 TN = 165 tahun
θ = tan −1 = tan −1 1 = 45°
( ) mN = 18mB
2 Gm2
a2 Gaya gravitasi pada planet oleh Matahari:
Jawaban: C F = G Mm atau F ∝ m2
R2 R
11. Massa kedua mobil tidak mengalami Perbandingan gaya gravitasi Neptunus
perubahan, hanya variasi jarak kedua dengan Bumi.
mobil, sehingga FN mN RB2 18mB RB2
= = = 18 = 1
F1 r2
2 F mB RN mB ( 30 RB )2 900 50
2
=
F2 r1
FN = F
F1 2r 2 4 50
= = Kecepatan orbit planet:
F2 r 1
Jawaban: D v = 2π R → v ∝ R
T T
Perbandingan kecepatan orbit Bumi
12. Langkah pertama yaitu menentukan arah
dengan Neptunus:
gaya yang terjadi pada m3.
vN RN TB ( 30rB )(1)
= 30 = 2
m1 m2
m3 = =
F1 F2 vB RBTN ( rB )(165 ) 165 11
x 5–x vN = 2 v
11
5 cm Jawaban: C
Resultan gaya pada m3 = 0, 14. Data-data pada soal:
artinya besar F1 dan F2 sama namun 1
wb = 490 N Rp = R
arahnya berlawanan. 2 b
Sehingga: ρp = 2ρb
F1 = F2 Kuat medan gravitasi (percepatan
m1 m3 mm gravitasi) dirumuskan sebagai:
G = G 32 2
r12 r2
g = G M2
m1 m2 R
=
x 2 ( 5 − x )2 Pertama, kita gunakan rumus gaya berat.
4 = 9 w = mg → g = w …(1)
x 2 ( 5 − x )2 m
Kemudian kita gunakan rumus massa jenis.
2= 3
x (5 − x ) ρ = M → M = ρV
V
2 (5 − x ) = 3x Sedangkan V adalah volume bumi atau
10 = 5 x planet. Karena bumi dan planet dianggap
x=2 berbentuk bola, maka V dirumuskan
SUPER COACH
4
Artinya, m3 terletak pada jarak 2 cm dari m1. sebagai V = 3 πR3 sehingga rumus
Jawaban: B
massa planet menjadi:
112
M = 4 πρR3... (2)
2
R R2 ⋅ (10 )
17. g B = h + R g A =
( )
3 2
Substitusi persamaan (1) dan (2) 3R + R
2
pada rumus medan gravitasi sehingga
= 4 (10 ) = 1, 6 m s
2
diperoleh:
25
4 πρ R 3 Jawaban: A
w =G3
m R2 18. gA = 1,71 m/s2
w = 4 πρ GR R = 1,7 × 106 m
m 3 h = 8,5 × 105 m
Karena massa mobil di bumi dan di 2
wP 2 ρb ⋅ 1 Rb 2
g p Gmp mp rb m r 4
Titik B
rp2
g = GM = GM
gb = 1 g p ⇒ g p = 4 gb = 4 ( 9, 8 )
( )
2
R+R R2
4
2 2
= 39, 2 m s 2
Titik C
Jawaban: A
FISIKA SMA/MA X
g = GM 2 = GM2
( 2R ) 4 R
Jawaban: A
113
21. g1 = 9,9 N/kg 23. TP : TQ = 8 : 1
r1 = R RQ = 1,6 SA
r2 = R + 2R = 3R 2 3
TP RP
Kuat medan gravitasi atau percepatan T =R
Q Q
gravitasi pada dua tempat berbeda 3
8 = RP
2
ketinggian,
R
2 1 Q
r
g 2 = 1 × g1 RP
( 2) = R
2
r2
2 Q
g 2 = R × 9, 9 RP = 4 RQ = 4 (1, 6 SA ) = 6, 4 SA
3R
g 2 = 1 × 9, 9 = 1, 1 N kg Jawaban: C
9
24. Tp = 8Tb
Jawaban: A
2 3
22. RP = 8 RB TP RP
T =R
2 3 2 B B
TP RP TP 3
T =R ⇒T =8
2 3
B B B 8 = RP ⇒ RP = 4
R
1 B RB 1
TP
= 512 = 22, 6 Jawaban: D
TB
TP = 22, 6TB ≈ 22 tahun bumi 25. Kecepatan lepas atau escape velocity:
Jawaban: C vlepas = 2gR
(
= 2 (10 ) 6 × 106 )
= 120 × 106 = 2 30 × 10 3 m s
Jawaban: C
B. Esai
Gaya tarik-menarik partikel menjadi
1. F = ma; F = mg
separuh dari gaya semula.
ma = mg
3. mA = 36 kg
ma = m ⋅ GM mB = 64 kg
r2
Satuannya: w = F = GMm
r2
2
kg
kg m2 = kg N m2 ⋅ 2 → m2 = N wA = wB
s kg m s kg
Terbukti GMmA GMmB
=
rA2 rB2
2. m1 = m
m2 = 2m1 36 = 64
rA2 rB2
r1 = r
r2 = 2r1 6 = 8
rA rB
F1 = GMm =F
SUPER COACH
rA : rB = 6 : 8
r2
GM ( 2m ) 2GMm 1 rA : rB = 3 : 4
F2 = = = F1 = 1 F
( 2r ) 2 2
2
4r 2
114
4. Gambar 1: 1 M serta
7. Rb = 1 RB dan M b =
14 18 B
F = GMm wb = 320 N
r2
F1 = GMm = GMm
2
=F wB M B Rb
( )
2
4r 2 = ×
2r wb M b RB
2
Gambar 2: 1
wB M B 14 RB
=
F = GMm 320 1 M RB
r2 18 B
Fb = GMm = GMm = 1 6 Mm = 1F
2
wB
= 1 8 → wB = 320 × 18 = 29, 39 N
( 4r ) 2 4
2 2
16 r 4 r 320 196 196
FCA FCB 3
rB = R
2
A C B
x y
GmM
FR = 0 karena tidak mengalami gravitasi
FA rA2 r2
FR = FCB − FCA = = B
FB GmM rA2
GmCmB GmCmA rB2
= −
rCB 2 rCA 2 r
2
FA = B × FB
GM (4 m) GMm rA
0= −
y2 x2 2
3 R
GM (4 m) GMm
= ⇒ 42 = 12
= 2 × 600 = 216 N
y2 x2 y x 5 R
2
2
Sehingga: x 2 = 1 ⇒ x = 1
y 4 y 2
FISIKA SMA/MA X
115
mM Y GmZ mX GmZ mY
G 2 FZ = FZX − FZY = −
FY RY2 M R rZX 2 2
rZY
= = Y X
FX mM M R
G 2 X X Y 0=
G(3)(2) G(3)(4, 5)
−
RX rZX 2 2
rZY
2
M R G(3)(2) G(3)(4, 5)
FY = Y X × FX =
(rZX )2 ( 5 − rZX )
2
M X RY
2
( 5 − rZX )
2
M R 4, 5 5 − rZX 9
= Y X × 120 = 60 N = ⇒ =
2 M Y RX rZX 2 2 rZX 4
b. Perbandingan berat benda di X dan 5 − rZX 3
= ⇒ 10 − 2rZX = 3rZX ⇒ rZX = 2 m
di Z. rZX 2
mM X
G 2 13. Supaya FC = 0
FX RX2 MX RZ
= = × R FAC = FBC
FZ mM Z M Z X
G 2
rZ GmA mC GmB mC
=
2 rAC 2 rBC 2
FX 3 M Z RZ
= × = 3 = 3:4
FZ M Z 2RZ 4 10 = 20
X 2 ( 50 − X )2
11. Data dari soal: 1 = 2
X ( 50 − X )
r1 = R + 1 R
2 2 X = 50 − X
1
r2 = R + R + 1 R
2 4
( )
2 + 1 X = 50 2 = 1, 4
2, 4 X = 50
2
g 2 r1 X = 20, 8 cm
=
g1 r2
14. mA = 4 kg
2
1 R+R mB = 9 kg
g2 2
= r = 10 m.
g1 R + 1 R + 1 R
2 4 Dari soal dapat digambarkan kedudukan
3
2 titik P terhadap kedua benda.
g2 2 R 2 2
= = 3 × 4 = 6 Agar medan gravitasi di titik P bernilai nol
g1 7 R 2 7 7 maka: gA = gB
4
mA m
g 2 36
= = 36 : 49 G = G 2B ⇒ G 42 = G 9
g1 49 r12 r2 r1 10 − r12 ( )
12. mX= 2 kg 2 3
=
mY= 4,5 kg r1 (10 − r1 )
mZ= 3 kg 20 – 2r1 = 3r1
rXY = 5 m r1 = 4 m
5m (4,5 kg) 15. mA = 1 kg
SUPER COACH
(2 kg) FZX
FZY Y mB = 2 kg
X Z
mC = 3 kg
rZX
rBA = 1 m
rBC = 2 m
116
a. Partikel B ditarik partikel A 17. g P = g B , RP = 3 DB → RP = 6 RB
menghasilkan FBA arah gaya ke ρP : ρB = ?
kiri, partikel B juga ditarik partikel 2
gR
C menghasilkan FBC arah gaya ke g = GM ⇒M=
R2 G
kanan, hitung nilai masing-masing 2 2
MP g P RP 6R
gaya kemudian cari resultannya. = ⋅ = B = 36
MB g B RB RB
) ( 1)( )
mBmA 2 1
FBA = G 2
rBA
(
= 6, 67 × 10 −11 2 M P : M B = 36 : 1
−11 = ⋅ = ⋅
= 10, 01 × 10 N ρ B M B VP M B 4 π R 3
3 P
FB = FBA − FBC = 3, 33 × 10 −11 N 3 3
R R
b. Arah gaya gravitasi sesuai FBA, yaitu = 36 ⋅ B = 36 ⋅ B = 36 = 1
1 RP 6 RB 216 6
ke kiri.
Jadi ρp: ρb = 1 : 6.
16. mA = 1 kg
18. Percepatan gravitasi di permukaan bumi
mB = 2 kg
GM
mC = 4 kg adalah g = 2
R
rAC = 1 m Percepatan gravitasi pada jarak x dari
Agar nol maka FBA dan FBC harus pusat bumi:
berlawanan arah dan besarnya sama.
Posisi yang mungkin adalah jika B g x = GM
x2
diletakkan diantara benda A dan benda
GM
C. Misalkan jaraknya sebesar x dari gx 2
= x = R2
2
benda A, sehingga jaraknya dari benda C g GM x
adalah (1−x) R2
FBA = FBC 5 = R2 ⇒ R2 = x 2 ⇒ R = 1 x
10 x 2 2 2
mBmA mm
G 2
= G B2 C
rBA rBC
19. Percepatan gravitasi pada permukaan
mA mC bumi gb = 10 m/s2
2
= 2
rBA rBC
MMars : MBumi = 1 : 5 dan
1 = 4
RMars : RBumi = 1: 2
( x ) (1 − x )
2 2
x = 1m gb GM b GM m
= :
g R2 M
→ b = m2 × b
3 gm 2
Rb 2
Rm gm Rb M m
FISIKA SMA/MA X
10 = (1) × 5
2
Posisi B adalah 1 meter dari A atau 2
3 3 gm ( 2 ) 2 1
meter dari B.
10 = 5 → 5 g = 40 → g = 8 m/s 2
gm 4 m m
117
20. gA = 10 m/s2, dan h = R. A
Percepatan gravitasi pada ketinggian R di FAB FAC
60°
atas permukaan Bumi adalah:
2 2 2
ga = g R = g R = g R
R + h R+R 2R
1 1
= g = (10 ) = 2, 5 m s 2
4 4
FBA FCA
21. m1 = M r2 = 2 a 60° 60°
3 B C
1 FBC FCB
m2 = 3M r1 = a
3 N m3
G = 6, 674 × 10 −11 , r = 15 cm
g1 = GM 2 = 9GM kg 2
1a
3 ( ) a2
FAB = FBA =
GmAmB
( ) r2
g 2 = G 3 M2 = 27GM
(10 )( 20 )
2a
3 ( ) 4a2 = 6, 674 × 10 −11 ×
( 0, 15 )
2
g P = g1 − g 2 = 5, 932 × 10 −7 ≅ 6 × 10 −7 N
= 36GM − 27G2M
4a2 4a GmAmC
FAC = FCA =
gP = 9 GM r2
4a2
= 6, 674 × 10 −11 ×
(10 )( 30 )
( 0, 15 )
2
23. mA = 10 kg =
+ 2 ( 6 × 10 ) ( 9 × 10 ) 1
−7 −7
mB = 20 kg 2
mC = 30 kg
= 171 × 10 −14 = 3 19 × 10 −7 N
a. Hitung gaya di antara masing
masing benda yaitu FAB = FBA = FA 3 19 × 10 −7 N
gA = =
?, FAC = FCA = ? dan FBC = FCB mA 10 kg
= ? Jangan lupa gambarkan arah = 0, 3 19 × 10 −7 N/kg
SUPER COACH
118
Benda B GmAmO
FAO = FOA =
2 2
FB = F + F + 2FBA FBC cos 60 o r2
BA BC
= 6, 674 × 10 −11 ×
(10 )(15 )
( 6 × 10 ) + (18 × 10 )
2 2
−7 −7
( 0, 05 3 )
2
=
+ 2 ( 6 × 10 ) (18
−7
8 × 10 ) 1
−7
= 1, 335 × 10 −6 ≅ 1 × 10 −6 N
2
= 468 × 10 −14 = 6 3 × 10 −7 N GmBmO
FBO = FOB =
r2
FB 6 3 × 10 −7 N
gB =
mB
=
20 kg = 6, 674 × 10 −11 ×
( 20 )(15 )
( 0, 05 3 )
2
= 0, 3 13 × 10 −7 N/kg
= 2, 669 × 10 −6 ≅ 3 × 10 −6 N
Benda C
GmCmO
2
FC = FCA 2
+ FCB + 2FCA FCB cos 60o FCO = FOC =
r2
( 9 × 10 ) + (18 × 10 ) ( 30 )(15 )
2 2
−7 −7
= 6, 674 × 10 −11 ×
=
( 0, 05 3 )
2
+ 2 ( 9 × 10 ) (18
8 × 10 ) 1
−7 −7
2
= 4, 004 × 10 −6 ≅ 4 × 10 −6 N
= 567 × 10 −14 = 9 7 × 10 −7 N
Gunakan cara analisis vektor, yaitu
F −7
gC = C = 9 7 × 10 N uraikan ke sumbu-X dan sumbu-Y
mC 30 kg lalu cari resultannya sehingga
= 0, 3 7 × 10 −7 N/kg F
diperoleh nilai FO dan go = o .
mo
b. Titik yang dimaksud adalah titik A
berat segitiga sama sisi. Berdasarkan
teori titik berat, jarak dari titik berat
segitiga samasisi ke setiap sudut
FAO FAO
adalah
y
2
r= tinggi. Sedangkan tinggi
12
FBO FCO
3 FBO
x
o x
0°
FCO
segitiga adalah FBO
x
FCO
y
B C
t = 0,15 m × sin 60° = 0, 075 3 m.
FCO x = FCO cos 30o dan
r = 2 t = 0, 05 3 m.
3 FCO y = FCO sin 30o
FBO x = FBO cos 30o dan
Hitung gaya gravitasi setiap benda
(A, B, C) terhadap benda di pusat FBO y = FBO sin 30o
segitiga O. Hitung FAO, FBO, dan FCO FAO y = FAO sin 90o
dengan masing-masing
Gaya pada sumbu-X:
r = 0, 05 3 m. Perhatikan gambar,
FISIKA SMA/MA X
sudut yang dibentuk oleh ketiga ΣFO x = FCO cos 30o + FAO cos 90o − FBO cos 30o
vektor adalah 120°. = 4 × 10 −6 1 3 + 0 − 3 × 10 −6 1 3
2 2
= 0, 5 3 × 10 −6 N
119
Gaya pada sumbu-Y: 26. Rz : RB = 9 : 1 TB = 1 tahun → Tz = ?
ΣFO y = FAO sin 90o − FCO sin 30o − FBO sin 30o Tz
2
Rz
3
Tz 9
2 3
T = R ⇒ 1 = 1
= 1 × 10 −6 (1) − 4 × 10 −6 1 − 3 × 10 −6 1 B B
2 2 Tz2 = 729 → Tz = 27 tahun
−6
= −2, 5 × 10 N
27. RA : RB = 4 : 9 TA = 24 hari, TB = ?
(
ΣFO = 0, 5 3 × 10 −6 N + −2, 5 × 10 −6 N ) TB
2
RB
3
TB
2 3
9 729
( )
= 0, 5 3 − 2, 5 × 10 N −6 T = R ⇒ T = 4 = 64
A A A
3
TB 27
Sehingga, = ⇒ TB = 27 ⋅ TA = 27 ⋅ 24
TA 8 8 8
gO =
ΣFO
=
(
0, 5 3 − 2, 5 × 10 −6 N) TA = 81 hari
mO 15
28. Tm = 1,87 tahun Rm = ? RB
= 1 3 − 1 10 −6 N/kg TB = 1 tahun
30 6
3 2
Rm Tm 2
24. Jari-jari orbit bulan → Rbulan= R R = T = 1, 87
B B
Periode orbit bulan → Tbulan = P 3
Gaya sentripetal bulan = gaya gravitasi Rm
R = 3, 4969
B
Fs = Fg → m ω 2 R = GMm Rm 3
R2 = 3, 4969 = 1, 52
2 RB
m 2π R = GMm Rm = 1, 52RB
T R2
4π 2 R 3 = GMP 2 29. Jarak rata-rata planet A → rA = p = 4q
M = 4π R2
2 3
terhadap Matahari
GP
Jarak rata-rata planet B → rB = q
25. terhadap Matahari
E
D
C
Hukum III Kepler:
B 2 3
TA rA
A T =r
B B
2 3
Matahari TA 4q
T = q
B
2
TA TA
T = ( 4 ) → TB = 8
3
Ketika planet melintas di titik yang
dekat dengan Matahari yaitu titik E, B
maka planet mengalami gaya tarik
30. vs = 6.400 m/s
Matahari yang cukup besar dan untuk
R = 6.400 km = 6.400.000 m
mempertahankan kedudukannya,
g =10 m/s2
maka planet harus bergerak lebih cepat
(kecepatannya meningkat) di titik E
dibanding dengan titik pada daerah A, B,
SUPER COACH
120
Gm → v 2 = Gm = Gm ⋅ R 2
vs =
rs rs −G Mm + 1 mv12 = −G Mm + 1 mv22
R 2 rs
s
r1 2 r2 2
2
rs = Gm ⋅ R dimana Gm
R 2 vs2 R2
= g B = 10 m s 2 −GM 1 − 1 = 1 0 − v12
1 2 2
r r
( )
−GM 1 − 1 = 1 0 − v 2 ( )
2
= 10 6.400.000 R 2R 2
6.400
−GM 1 = − 1 v 2 atau
7
= 10 m
4 2R 2
rs = 10 km
v 2 = GM sehingga v = GM atau v = gR
R R
31. Diketahui:
G = 6,67 × 10–11 m3/kg s2, 33. h = 3.600 km
M = 5,97 × 1024 kg, dan R = 6.400 km
R = 6,38 × 106 m. g = 10 m/s2
Satuan kelajuan yang diharapkan adalah
vmin = 2G M km/s maka percepatan gravitasi di
R
24 permukaan Bumi g harus diubah dulu
= ( 2) ( 6, 67 × 10−11 ) 5, 97 × 10 6 dari m/s2 menjadi km/s2 dan diperoleh
6, 38 × 10
4 g = 0,01 km/s2. Kelajuan satelit
= 1, 12 × 10 m s .
mengorbit Bumi dapat dihitung dengan
32. Pada saat roket mencapai ketinggian persamaan:
maksimum R, kecepatan roket v2 = 0. v= R g ( R + h)
Dengan menggunakan persamaan hukum ( R + h)
kekekalan energi dan memasukkan harga 6.400
v= ( 0, 01) ( 6.400 + 3.600 )
v1 = v, v2 = 0, r1 = R dan r2 = R + R = 2R ( 6.400 + 3.600 )
maka diperoleh: v = 6, 4 km s
FISIKA SMA/MA X
121
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 9
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Usaha yang dilakukan gaya 150 N Bagian II untuk selang 4 ≤ x ≤ 7
searah dengan perpindahan Δx Grafik berada di bawah sumbu-X berarti
W = F × ∆x cos 0° bernilai negatif
= (150)(6)(1)
WDEFG = luas trapesium DEFG
= 900 joule
Jawaban: A WDEFG =
( DG + EF ) ⋅ tinggi
2
2. F (N) ( 3 + 1) ⋅
6
B WABCD =
2
( −3 ) = −6 joule
Jadi, usaha total untuk selang 0 ≤ x ≤ 7
adalah:
W = WABCD + WDEFG = 9 – 6 = 3 J
D C
s (m) Jawaban: A
O 3 4
4. a. 0≤x≤3m
W1 = Luas segitiga OBD Wa = luas segitiga
W1 = 1 OD ⋅ BD = 1 ( 3 )( 6 ) = 9 joule = 1 (3)(5)
2 2 2
W2 = Luas segitiga
a BCD = 7, 5 J
W2 = 1 DC ⋅ BD = 1 (1)( 6 ) = 3 joule b. 3≤ x≤5m
2 2
Usaha total = W1 + W2 = 12 joule Wb = luas segitiga
Jawaban: C = 1 (2)(−3)
2
3. F (N) = −3 J
3
B C W = luas persegi
I
A D G = (1)( 3 )
x (m)
0 1 2 3 4 5 6 7 =3J
II c. 0≤x≤6m
–3 E F Wc = Wa + Wb + W
Wc = 7, 5 − 3 + 3
Bagian I untuk selang 0 ≤ x ≤ 4
Wc = 7, 5 J
Grafik berada di atas sumbu-X berarti
bernilai positif Jawaban: D
WABCD =
( AD + BC ) ⋅ tinggi vB = 2g ( hA − hB )
SUPER COACH
2
( 4 + 2) = 2 (10 ) (125 − 0 ) = 50 m/s
WABCD = ⋅ 3 = 9 joule
2 Jawaban: E
122
1 1 1
6. mv12 + mgh1 = mv22 + mgh2 b. EK2 = mv2
2 2 2
1 2 1
v + gh1 = v22 + gh2
2 1 2 1,25 = 1 (0,025)v2
2
1 1 1,25 = 0,0125v2
(20)2 + (10)(40) = v22 + 0
2 2 v2 = 100
1 2 v = 10 m/s
200 + 400 = v2
2
v22 = 1.200 ↔ v = 20 3 m/s c. EK 2 + EP2 = EK3 + EP3
Jawaban: E 1 mv 2 + mgh = 1 mv 2 + mgh
2 2 2
2 3 3
7. a. vB = 2g ∆h 1 mv 2 + mgh = 1 mv 2
2 2 2
2 3
= 2 (10 )( 0, 8 ) 2 1 2
v3 = 2( v2 + gh2 )
= 4 m/s 2
v3 = v2 2 + 2gh2
b. vB = 2g ∆h
= 2 (10 )( 0, 8 ) v3 = (10)2 + 2(10)(1)
2
Jawaban: C
EK2 = mg(h1 – h2)
= (0,025)(10)(6 – 1)
= 1,25 J
123
12. EM A = EM D
EPA + EK A = EPD + EK D W = GmM 1 − 1
r r
1 2
m gh = m g h + h sin θ + 1 mvD 2 GM
W = m 2 1 − 1 R 2
2 2 2 R R 3R
2gh = gh + gh sin θ + vD 2
= mg × 2 R
vD 2 = gh − gh sin θ 3
dengan mg = 24 N dan R = 6,4 × 106 m
vD = gh (1 − sin θ )
2 × 6, 4 × 106
W = 24 ×
Jawaban: E 3
13. m = 0, 5 kg EK = EP = 1, 024 ×108 J
k = 2 N/m 1 mv 2 = 1 kx 2 Jawaban: E
2 2
x = 40 cm (0,5)v 2 = 2(0, 4)2 18. Welastik = −∆EP = − ( EP2 − EP1 ) = − EP2 + EP1
= − 1 kx 2 2 + 1 kx12
2
0, 5v = 0, 32
2 2 2
v = 0, 64
v = 0, 8 m/s
1
(
Welastik = − k x 2 − x12
2
2
)
Jawaban: B
14. vt = v0 + at = 0 + (0,8)(10) = 8 m/s
1
2 ( 2
2 )
= − k 0 2 − ( − A ) = 1 kA 2
− ( f )( 20 )
17. r1 = R dan r2 = R + h = R + 2R = 3r
240 = [900 ] + [60 ] − ( f )( 20 )
Besar usaha untuk memindahkan massa m
dari permukaan bumi, r1 = R ke titik 20 f = 720 ↔ f = 36 newton
pada ketinggian h = 2R adalah
Jawaban: B
124
20. m = 2.000 kg Hukum kekekalan energi
s = 40 m EK1 + EP1 = EK2 + EP2 + W
vA = 20 m/s
1
vB = 5 m/s mv2 + 0 = 0 + mgh + Fs
2
EPA = 0
1
EPB = (2.000)(10)(8) = 160.000 J mv2 = mgs sin θ + mg (sin θ +μ cos θ) s
2
EKA = 1 (2.000)(20)2 = 400.000 J 1
2 mv2 = 2mgs sin θ + mgμs cos θ
2
1
EKB = (2.000)(5)2 = 25.000 J
2 1 2
v = s(2g sin θ + μg cos θ)
a. Menggunakan konsep usaha energi 2
fs = EMB – EMA s= v2
40f = (EPB + EKB) – (EPA + ELA) 4 g sin θ + 2µ g cos θ
40f = (160.000 + 25.000) – 400.000 W = − µ mg cos θ ⋅ s
40f = –215.000 v2
= − µ mg cos θ
f = –5.375 N 4 g sin θ + 2µ g cos θ
b. Menggunakan konsep GLBB − µ mv 2
=
vB2 = vA2 + 2as 4 sin θ + 2µ cos θ
52 = 202 + 2a(40) cos θ cos θ
80a = 25 – 400 − µ mv 2
=
80a = –375 2(µ + 2 tan θ )
a = –4,6875 m/s2 Jawaban: B
F = ma
22. EK(balok) = EP(pegas) + Wgesekan
mg sin θ + f = ma
f = ma – mg sin θ 1 mv 2 = 1 kx 2 + W
f = m(a – g sin θ) 2 2
1 mv 2 = 1 kx 2 + mg µ x
f = 2.000 (4,6875 – 10( 8 )) 2 2
40
mv 2 = kx 2 + 2mg µ x
f = 2.000 (4,6875 – 2)
f = 5.375 N 2v 2 = 800(0, 06)2 + 2(2)(10)(0, 2)(0, 06)
Jawaban: C 2v 2 = 2, 88 + 0, 48
3, 36
21. Benda → masa m didorong ke atas v2 =
2
kec. awal bidang miring v = 1, 68 m/s
↓ v ≈ 1, 3 m/s
dengan sudut θ,
koefisien gesek Jawaban: E
μ, h = s sin θ
23. EM1 = 0
125
Wf = 1.010 – 500 = 510 J
x = 10 m Wf = fx cos 180°
510 = μmg cos 30x
h=5m
1
510 = μ(20)(10)(10). 3
α 2
μ = 0,29
Wnonkonservatif = WF + Wf
= 500 + Wf Jawaban: E
Wnonkonservatif = EM2 – EM1 = 1.010 – 0
= 1.010 J
B. Esai
1. a. W = Fs=(6)(2)=12J c. Wtotal = WF + WP +WN +Wmg
b. W = mgs = (5)(10)(7) = 350 J = 120 + (–30) + 0 + 0
c. W = mgs = (4)(10)(8) = 320 J = 90 joule
d. W = mgs = (1,5)(10)(2) = 30 J
5. W = 1 kx 2
2. F 2
1
W = kxx
2
60°
F cos θ W = Fx1
2
s=5
W = F cos θ s 0, 4 = 1 ( 40 ) x
()
2
= ( 80 ) 1 ( 5 ) 0, 4
2 x= = 0, 02 m = 2 cm
20
= 200 joule
k = F = 40 = 2.000 N m
x 0, 02
3. a. W = luas ∆ = 1 ( 2 ) ( 2 ) = 2 J
2
b. Dari titik B ke C karena daerah di 6. Pernyataan yang benar adalah (1), (2),
bawah kurva BC paling luas. (4), dan (5).
126
7. m = 200 g vC 2
v1 = 60 m/s 10. m = m.g
R
a. EK1 = 1 mv 2 = 1 (200 × 10 −3 )(60)2 vC = gR
2 2
= 360 J EM B = EM C
1 mv 2 = 1 mv 2 + mgh
b. EP1 + EK1 = EP2 + EK2 2 B 2 C C
Maka, EK = 1 mv 2 11. a. vA = 2 g ( 3 R )
2
1 vA2 = 6gR
= (200 × 10 −3 )(2.800)
2 EMB = EMA
= 280 J 1 mv 2+mg(2R) = 1 mv 2
2 B
2
A
8.
a = cos 60° 1 vB2+ 2gR = 1 6gR
60° b=–a 2 2
= (1 – cos 60°) 1 vB2 = gR
a 2
vB2 = 2gR
= 2.10.45
b
= 900
vB = 30 m/s
v = 2gb
2
= 2g (1 − cos 60° ) b. N = mv − mg
R
m ( 2gR )
= 2 ⋅ 9, 8 ⋅ 1, 25 ⋅ 1 = − mg
2 R
= mg = 2 (10 ) = 20 newton
= 12, 25
= 3, 5 m s
12. y = v0 y + 1 gt 2
2
FISIKA SMA/MA X
9. EK = EP 1, 2 = 0 + 5 t 2
1 mv 2 = mgh t 2 = 0, 24
2
t = 0, 49 s
v 2 = 2gh
v = 2gL vx = x = 4 = 8, 16 m s
t 0, 49
127
vy = v0 y + gt
14. A
= 0 + 10 ( 0, 49 )
vy = 4, 9 m s
( 8, 16 ) + ( 4, 9 )
2 2
v = vx 2 + vy 2 =
30 m B
= 66, 5856 + 24, 01 = 90, 5956
v 2 = 90, 5956 h
EM1 = EM2
1 k∆x2 + mgh = 1 mv2
x
2 2 EM A = EM B
1 k(25 × 10–3)2 + 75 × 10–3 (10)(1,2)
2 mghA = mghB + 1 mvB 2
2
1 1
300 = 10h + vB 2 ... (1)
= (75 × 10–3)(90, 5956)
2 2
1
2
k(625 × 10–6) + 90 × 10–2 vyB = 0 → h = 1 gt 2 → t = 2h
2 g
= 37,5 × 10–3 (90,5956) g
vxB = x = x
t 2h
312,5 × 10–6 k = 2,497
g
k = 0,0079904 × 106 vB 2 = x 2 ⋅ ... ( 2 )
2h
k = 7.990 N/m
13. A Substitusikan persamaan (2) ke (1)
B g
θ
300 = 10h + 1 x 2
2 2h
R vB g
300 = 10h + ⋅ x 2 ; g = 10
4h
mg
10 x 2 = 300 − 10h
4h
x 2 = 120h − 4 h2
EMA = EMB
x = 120h − 4 h2
mgR = mgR cos θ + 1 mvB2
2 15. a. Kecepatan dan waktu
1 v 2 = gR – gR cos θ
B
2 v
vB2 = 2gR (1 – cos θ)
Fs =mg cos θ – N t
Benda P akan jatuh sehingga N = 0.
vB 2
m = mg cos θ
R
b. Kelajuan dan waktu
2grR (1 − cos θ ) = gR cos θ
v
2 − 2 cos θ = cos θ
SUPER COACH
3 cos θ = 2
cos θ = 2
3
t
128
c. Energi kinetik dan waktu c. W = ΔEP = 4.800 J
EK v = 1 m/s – 0,8 m/s = 0,2 m/s
t = 15 = 75 s
0, 2
W = 4.800
P= = 64 W
t 75
19. a. Usaha yang dilakukan oleh balok
t akibat resultan gaya sama dengan
d. Energi potensial dan waktu perubahan energi kinetik balok
EP tersebut.
b. WF = ∆EP + ∆EK − Wf
= [(mghf ) − (mghi )] +
1 2 1 2
2 mv f − 2 mvi
t
− f (∆x)(cos θ )
e. Energi mekanik dan waktu = [(5)(9, 8)(6) − 0] +
EM
1 1 2
2 ( 5 )( 5 ) − 2 ( 5 )( 3 )
2
c. WF = F ∆x cos θ
16. W = –∆EP
394 = (F )(12)(cos 0°)
= –(mgh2 – mgh1)
F = 32, 83 N
= –mg(h2 – h1) =–0,5(10)(–3) = 15 J
17. a. F = mg = (2)(10) = 20 N 20. W = ∆EM
b. W = mgh = (20)(1,5) = 30 joule fx0 = 1 k x0 2 − 1 mv 2
2 2
c. W = F∆x = 20 × 0 = 0 1 mv 2 = fx + 1 k x 2
(sebab tidak ada perpindahan) 2 0
2 0
1 mv 2 = µ mgx + 1 k x 2
18. a. v = s → t = s = 15 = 15 s 2 0
2 0
t v 1
v 2 = 2µ gx0 + k x0 2
W = ΔEP = mgΔh = (60)(10)(8) m
= 4.800 J
v = 2µ gx0 + k x0 2
W = 4.800 m
P= = 320 W
t 15
= x0 2µ g + k x0
m
b. W = ΔEP = 4.800 J
1
v = 1 m/s + 0,8 m/s = 1,8 m/s x0 2µ g + k x0
2
=
m
15
FISIKA SMA/MA X
t= = 8,33 s
1, 8
W = 4.800
P= = 576 W
t 8, 33
129
PEMBAHASAN
PENILAIAN tengah SEMESTER
A. Pilihan Ganda
∑Fx = 0
N–F=0
mg
N = F = 25 N
∑Fy = 0
Benda diam sehingga berlaku Hukum I
Newton. f = mg = (2)(10) = 20 N
∑Fy = 0 f = μN
N – F – mg = 0 20 = μ(25)
N = F + mg µ = 20 = 0, 8
25
N = 14 + (3)(10) = 14 + 30 = 44 N
Jawaban: A Jawaban: D
∑F = mAa
T – f = mAa
T = 2a + 2,5 ... (1) N a
Tinjau benda B
∑F = mBa
SUPER COACH
wB – T = mBa
mBg – T = mBa w
T = m Bg − mBa
130
∑F = ma Untuk balok 1:
w – N = ma ∑Fy = 0
N = w –ma = m(g – a) N1 – w1y = 0
= 60(10 – 3) = 60(7) = 420 N N1 = m1g cos 37° = (5)(10)(0,8) = 40 N
Jawaban: D ∑Fx = ma
wx – f1 – T = m1a
6. μk = 0,1
mg sin 37° – μ1N1 – T = m1a1
F – T2 – f3= mCa …(1) (5)(10)(0,6) – (0,3)(40) – T = 5a
T2 – T1 – f2= mBa …(2) T = 18 – 5a …(1)
NC
NB Untuk balok 2:
NA
∑Fy = 0
T1 T2 N2 – w2y = 0
F
A B C
N2 = m2g cos 37° = (3)(10)(0,8) = 24 N
f1 f2 f3
∑Fx = m2a2
T1 – f1 = mAa T + w2x – f2 = m2a2
T1 – μkN = mAa T + m2g sin θ – μ2N2 = m2a2
T1 – μk mAg = mAa T + (3)(10)(0,6) – (0,4)(24) = 3a
T1 – 0,1(10)(10) = 10a T = 3a – 8,4 …(2)
T1 = 10a + 10 …(3) Substitusikan persamaan (1) ke (2).
Dari persamaan (2): 18 – 5a = 3a –8,4
T2 – T1 – µmB g = mBa 8a = 26,4
T2 – (10a + 10) – (0,1)(15)(10) =15a a = 3,3 m/s2
T2 = 15a + 10a + 25 T = 18 – 5(3,3)
T2 = 25a + 25 = 18 – 16,5 = 1,5 n
Dari persamaan (1): Jawaban: B
F – T2 – µmCg = mC a
8. m1 > m2 sehingga sistem bergerak ke kiri.
135 – (25a + 25) – (0,1)(20)(10) = 20a
a
a = 2 m/s2 (percepatan sistem) T T N2
Maka: N1
T1 = 10(2) + 10 = 30 N a
T2 = 25(2) + 25 = 75 N w1x w2y w2x
w1y
α β
Jawaban: B w1 w2
7. m1 = 5 kg μ1 = 0,3 θ = 37° Kubus 1:
m2 = 3 kg μ2 = 0,4 w1x – T = m1a
N2 T = m1g sin α – m1a …(1)
2 Kubus 2:
f2
T – w2X = m2a
T2
w 2x w2y T = m2g sin β + m2a …(2)
N1 T1 w2
FISIKA SMA/MA X
131
g ( m1 sin α − m2 sin β ) vt 2 − v0 2 0 2 − 4 2
a= 11. a = = = −2, 5 m/s 2
( m1 + m2 ) 2s 2 ( 3, 2 )
Jawaban: A F cos α = ma
m1
N12 = N 21 = F
m1 + m2 + m3 f f
mg mg
= 2m F
2m + m + 3m F – f = m2ax
24 – µm2g = 6(3)
= 2m F = 1 F
6m 3 24 – (60)µ = 18
Gaya kontak antara balok 2 dan 3: µ = 0,1
m1 + m2 Jawaban: A
N 23 = N 32 = F
m1 + m2 + m3
13. m1 = 2 kg μk = 0,2
= 2m + m F = 3m F = 1 F
2m + m + 3m 6m 2 m2 = 4 kg
N1 = m1g = 20 N; f1 = µN1 = 4 N
Perbandingan N21 dan N23:
N2 = m2g = 40 N; f2 = µN2 = 8 N
N 21
1F
3 ( )
= 1×2 = 2 = 2:3
Untuk balok 1:
SUPER COACH
=
N 23 1F
2 ( )
3 3 T – f1 = m1a
T – 4 = 2a → T = 4 + 2a
Jawaban: E = 4 + 2(2) = 8 N
132
Untuk balok 2: r13 = 10 cm
F – T – f1 – f2 = m2a r12 = 30 cm
F – 8 – 4 – 8 = 4(2) Langkah kedua adalah mencari besar
F = 8 + 8 + 4 + 8 = 28 N F1 dan F2,
Jawaban: A m1m3
F1 = G
14. Percepatan a = 0,1 m s–2 r12
F1 = 6, 67 × 10 −11 2×1
T
(1 × 10 ) (1 × 10 )
−1 −1
mg cos θ F1 = 6, 67 × 2 × 10 −11 × 10 2
θ
mg sin θ F1 = 13, 34 × 10 −9 N
mg m3m2
F2 = G
Bandul dipercepat ke kanan oleh r22
percepatan a sehingga, F2 = 6, 67 × 10 −11 1 × 12
∑Fx = mba ( )(
2 × 10 −1 2 × 10 −1 )
−11 2
mbg sin θ = mba F2 = 6, 67 × 3 × 10 × 10
x2 =9
(15 − x ) 4
2
30 cm
m1 = 2 kg
m2 = 12 kg
m3 = 1 kg
133
x 9 mP
= G
15 − x 4 g RP 2 m R 2
20. P = = P2 B
x gB m RP mB
=3 G B2
15 − x 2 RB
2x = 45 − 3 x 2
g P mP RB
5x = 45 =
g B mB RP
x = 9 cm 2
m R
gP = P B gB
Jawaban: B mB RP
18. FBA FB 2
g P = m R g B
m 2R
g P = 1 g B = 1 (10 ) = 2,5 m/s 2
4 4
m FBC
Jawaban: D
2
FBC = Gmm2
= Gm 2 21. he = x
a a
Gm ( 2m ) 2 Gm2 te = 20 sekon
FBA = =
Mm = 1 M e
( )
3 a2
2
3a 81
FB = FBC + FBA 2
2
Rm = 8 Re
25
2 2
Gm2 4 Gm2 gm M m Re
2
2 + 9 2 = ⋅
a a ge M e Rm
2
FB = 13 Gm 1
9 a 2 gm 81 M e R e2
= ⋅ = 625
ge Me
( ) 5.184
2
F 8 R
Arahnya θ = tan −1 BA
FBC 25 e
2
g b M b Rp Mb 2 b
= 2, 01 × 10 30 kg = ⋅ = ⋅
g p M p Rb 2 M p Rb 2
Jawaban: C gb 1
=
gp 4
134
vt2 = v02 – 2gh 26. Satelit bermassa m yang mengorbit planet
v0 konstan, vt = 0 sehingga diperoleh: bermassa M dengan jari-jari orbit r akan
mengalami gaya sentripetal (Fs) dan gaya
vt2 = v02 – 2gh
gravitasi (Fg) yang besarnya sama.
vt = 0 sehingga diperoleh:
Fs = Fg
v0 2
v02 = 2gh ⇒ h = mv 2 = G mM
2g
r r2
v0 konstan sehingga h ∝ 1 v 2 = GM
g r
hP gb h
= ⇒ P =1 v = GM
hb g p hb 4 r
hp = 1 × 1, 5 = 0, 375 m Artinya:
4
• Kelajuan orbit satelit berbanding
Jawaban: A lurus dengan akar pangkat dua dari
23. Energi potensial dua objek bermassa
( )
M v ∝ 2 M . [pernyataan 1 salah,
adalah EP = − GMm . Jadi, energi
r pernyataan 2 benar]
potensial berbanding terbalik dengan • Kelajuan orbit planet berbanding
jarak kedua objek. terbalik dengan akar pangkat dua
Jawaban: A dari r. [pernyataan 4 benar]
24. Semua titik di permukaan bumi bergerak Sedangkan periode revolusi satelit dapat
dengan kecepatan sudut yang sama. ditentukan dengan Hukum III Kepler.
Bumi berputar 360° dalam sehari T2 ∝ r3
dan semua titik di atasnya berputar
T ∝ 2 r3
dengan kecepatan sudut yang sama
pada periode waktu tertentu. Potensial Berarti, periode revolusi satelit
gravitasi meningkat dengan bertambah berbanding lurus dengan akar pangkat
tingginya suatu benda dari permukaan dua dari r3. [pernyataan 3 salah]
bumi. Jadi, potensial gravitasi di X lebih Jawaban: D
besar dibandingkan dengan Y sementara
27. RP : RQ = 4 : 9
kecepatan sudut keduanya sama.
TP = 24 hari
Jawaban: B 2 3 2
TP RP TP 4
3
M b RB 0, 01M B RB
vb = vB = 11
M B Rb M B ( 0, 27 RB )
F θw
= 2,11 km/s
Jawaban: C
w
135
Wtot = WF + Ww + WN 31. EP = mgh
= (F + w sin 120° + N sin 90°)s Ketinggian tidak diketahui, namun kita
= (15 + 1,5 × 10 × (−0,5) + 0)2 bisa menentukannya dengan trigonometri
= (15 – 7,5)2 = 7,5(2) = 15 J h = s sin θ sehingga dapat dituliskan
Jawaban: A EP = mgs sin θ
= 2(10)(20) 0,6 = 240 J
29. Usaha dari 10 m ke 30 m.
Jawaban: D
136
B. Esai
w EM = mgh1 + 1 mv12
2
∑ Fy = ma
= (1)(10 )( 2 ) + 1 (1)( 2 )
2
w − T = ma 2
FISIKA SMA/MA X
= 20 + 2 = 22 J
(400)(9,8) − T = (400)(2)
T = 3.920 − 800 = 3.120 newton b. EP2 = mgh2 = (1)(10)(1) = 10 J
c. EM = EP2 + EK2
EK2 = EM – EP2 = 22 – 10 = 12 J
137
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 10
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. I = F ∆t Arah resultan:
= kg m s −2 s pB 50.000
tan θ = = = 1, 33
= kg m s −1 p A 37.500
= [ M ][ L][T ]
−1 θ = 53, 13°
p = mv Jawaban: C
−1
= kg m s 5. Impuls sama dengan luas daerah di
= [ M ][ L] [T ]
−1
bawah grafik F – t
Impuls dan momentum adalah dua I = Luas trapesium
besaran vektor yang sama
= 5 + 15 × 10 = 20 × 10 = 10 × 10
Jawaban: C 2 2
= 100 N s
2. I = luas daerah di bawah kurva
Jawaban: C
I = I ( 0 − 3 s ) + I ( 3 − 4 s )
6. px = p sin 45°
I = 1 ( 3 − 1) (10 ) + 1 ( 4 − 3 ) ( −10 )
2 2 py = p cos 45°
= 10 − 5 = 5 N s Σp = px + py = p ( sin 45° + cos 45° )
Jawaban: C
px'
3. m = 2 × 108 kg p' py '
( arah Selatan)
v = −8 m s −1 45°
p = mv
(
= 2 × 108 ) ( −8 )
p
= −16 × 108 kg m s −1 45° py
Jawaban: A
4. p A = mAv A px
= (1.500 )( 25 ) px ' = − p sin 45°
= 37.500 kg m/s py ' = p cos 45°
( 37.500 ) + ( 50.000 )
2 2
=
7. Massa senapan m1 = 4 kg
= 62.500 kg m s −1
Massa peluru m2 = 0,016 kg
Kecepatan awal peluru v1 = 0 m/s
138
Kecepatan awal senapan v2 = 0 m/s Benda meledak menjadi dua bagian
Kecepatan peluru sesudah tembakan dengan perbandingan massa
v2 = 80 m/s ke arah kanan m1 : m2 = 10 : 1 → m1 = 10
m2
Hukum kekekalan momentum linier
Dengan m = m1 + m2 = 11m2
memberikan
Kecepatan akhir v1 ' = 10 m/s
p' = p
Kecepatan akhir m2 dihitung dengan
m1v1' + m2v2' = m1v1 + m2v2
kekekalan momentum:
4v1' + ( 0, 016 × 80 ) = 0
p = p'
4v1' = −1, 28 0 = m1v1' + m2v2'
v1' = −0,32 m/s
m2 (10 ) + m2v2'
0 = 10
Tanda negatif menyatakan bahwa 0 = m2 (100 + v2' ) → v2' = −100 m//s
senapan terpental ke kiri dengan kelajuan
Tanda negatif menyatakan bahwa arah
0,32 m s-1
gerak m2 berlawanan arah dengan m1.
Kecepatan akhir senapan setelah terpental
Perbandingan energi kinetik seketika
v = 0 m/s, jarak tempuh setelah kedua bagian terpisah:
x = 8 cm = 0,08 m 1mv'2
EK1
= 2
1 1
maka percepatan senapan:
EK 2 1 m v ' 2
v 2 − v 20 0 − ( 0,32 )
2
2 2 2 2
a= = = −0,64 m s −2 mv'2
2x 2 × 0,08 = 1 1 2
m2v2'
Waktu yang ditempuh:
(10m2 )(10 )
2
( )( )
v = v0 + at = = 10 100
m2 (100 )
2 (100 ) (100 )
v − v0 0 − ( 0,32 )
t= = → t = 0,5 s EK1
a −0,64 = 1
EK 2 10
Tanda negatif pada percepatan
Jawaban: C
menunjukkan bahwa senapan diperlambat.
Perubahan momentum sistem, ∆p 9. m1 : m2 = 2 : 3
p=0 Benda mula-mula diam
v1 = 0 v2 = 0
p ' = 4 ( −0,32 ) + ( −1,28 )
Dari hukum kekekalan momentum
= −1,28 − 1,28 = −2,56 kg m/s
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2'v2'
Maka ∆p = p '− p 2(0) + 3(0) = 2v1' + 3v2'
= −2,56 − 0 = −2,56 kg m/s 0 = 2v1' + 3v2'
2v1' = −3v2'
Gaya rata-rata senapan pada bahu
v1' = −3/2 v2'
penembak
Perbandingan energi kinetik pecahan
∆p −2,56 kedua dan pertama:
F= = = −5,12 N
∆t 0,5
EK 2 1 m2v2 ' 2 1 ( 3 ) v2' 2
= 2
= 2
FISIKA SMA/MA X
Jawaban: E ( 2) ( −3 2 v2'
EK1 )
2 2
2 m3v1'
1 1
2
139
10. m = 7 g = 7 × 10 −3 kg 2
vB ' = −b ± b − 4 ac
M = 2 kg 2a
( 20 ) ± ( −20 ) − 4 ( 2 )( 0, 995 )
2
v2' = 300 m/s
vB ' =
h = 18 cm = 18 × 10 m −2
2 ( 2)
Energi kinetik setelah tumbukan 20 ± 19, 8
vB ' =
dikonversi menjadi energi potensial. 4
1 ( M + m ) v ' 2 = ( M + m) gh 20 + 19, 8
vB1 ' = = 9,95 m/s
2 4
20 − 19, 8
v ' = 2 gh = 2 (10 ) 18 × 10 −2 ( ) vB2 ' =
4
= 0,05 m/s
( )
2
0 − ( 0, 975 ) = 2 a 15 × 10 −2
2
2 2
100 − 20vB '+ vB ' + vB ' = 99, 005
( 0, 975 )
2
140
f = m' a e =1
(
f = 2 + 5 × 10 −3
) ( −3,17 ) − (v2' − v1' )
=1
f = −6, 36 N v2 − v1
f = µN v2' − v1' = − (v2 − v1 ) = − ( 0 − 30 )
au − v1' + v2' = 30 … (* * )
( )
= µ 2 + 5 × 10 −3 (10 ) = 20, 05 µ v2' − v1' = 30 ata
memberikan:
−v1' + v2' = 4,5 → v1' = 39 − 4,5
7
39 31,5 7,5
v1' = − = m/s
7 7 7
Jawaban: C
141
16. m1 = 4,0 kg Gabungkan persamaan (1) dan (2):
m2 = 6,0 kg v1' − v2' = −10
v1 = 7,5 m/s
v2 = 0 ( 30 − v2' ) − v2' = −10
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 40 = 2v2'
hukum kekekalan energi: v2' = 20 m/s
m1v1 + m1v2 = m1v1' + m2v2'
Substitusikan nilai v2' ke persamaan (1).
4 (7, 5 ) + 0 = 4v1' + 6v2'
v1' = 30 – v2'
(1)
30 = 4v1' + 6v2'
v1' = 30 – 20 = 10 m/s
Pada tumbukan lenting sempurna Jawaban: A
berlaku:
18. m1 = 400 g
v2' − v1' = − (v2 − v1 ) = − ( 0 − 7, 5 )
v1 = 18 cm/s
v2' − v1' = 7, 5 ( 2) m2 = m
dari (1) dan (2) v2 = 0
4v1' + 6v2' = 30 ×1 4v1' + 6v2' = 30 v1' = 6 cm/s
− v1' + v2' = 7, 5 ×4 −4v1' + 4v2' = 30
+ Berlaku hukum kekekalan momentum:
10v2' = 60
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
v2' = 6 m/s
400 (18 ) + 0 = 400 ( 6 ) + mv2 '
Substitusikan ke persamaan (1)
… (1)
mv2 ' = 4.800
4v1' + 6 ( 6 ) = 30
Pada tumbukan lenting sempurna
v1' = 30 − 36 = − 6 = −1,5 m s −1 berlaku:
4 4
v2' − v1' = − (v2 − v1 )
Jawaban: A
v2' − 6 = − ( 0 − 18 )
17. v1 = 20 m/s
v2 = 10 m/s v2' = 6 + 18 = 24 cm s −1
m1 = m2 = m = 1 kg Substitusikan nilai v2' ke persamaan (1)
Perjanjian (konvensi) tanda: arah kanan
mv2 ' = 4.800 → m = 4.800 = 200 g
(+) dan arah kiri (−) 24
Dari hukum kekekalan momentum Jawaban: C
didapat persamaan:
19. m1 = 0,460 kg
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2' m2 = m
(1)( 20 ) + (1)(10 ) = (1) v1' + (1) v2' v2 = 0
v1' = 30 − v2' (1)
v2 ' = 1 v 1
2
Koefisien restitusi (e) untuk tumbukan Pada tumbukan lenting sempurna:
lenting sempurna adalah 1.
v2' − v1' = − (v2 − v1 )
v ' − v1'
e = − 2 1v −v ' = − 0 −v
v2 − v1
2 1 1
( 1)
SUPER COACH
142
Berlaku hukum kekekalan momentum: v2' − v1' = − (v2 − v1 )
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2 ' −v1' − v1' = − ( 0 − v1 )
m1v1 + 0 = m1 − 1 v1 + m2 1 v1 −2v1' = v1
2 2
2m1v1 = −m1v1 + m2v1 v1' = − 1 v1
2
3m1 = m2
v2' = −vv1' = 1 v1
m1 1 2
=
m2 3 Belaku hukum kekekalan momentum:
1
EK 2 ' 2 m2 (v2' )
2
m (v ' )
2 m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
= = 2 22
EK1 1mv 2 m1v1 m1v1 + 0 = m1 − 1 v1 + m2 1 v1
2 1 1 2 2
( ) 2m1 = −m1 + m2
2
EK 2' ( 3m1 ) 2 v1
1
= =3 3m1 = m2
EK1 m1v12 4
m1 1
=
EK 2 ' = 3 EK1 m2 3
4
Jawaban: A
3
Jadi bola bekel (1) memberikan energi
4 22. v2 = 0
kinetik awalnya kepada bola bekel (2). Pada tumbukan lenting sempurna
Jawaban: E berlaku:
20. m1 = m v2' − v1' = − (v2 − v1 ) = − ( 0 − v1 ) = v1
m2 = m2 v2' − v1' = v1 ... (1)
v2 = 0
Berla
aku hukum kekekalan momentum:
v1' = 1 v1 m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
3
Pada tumbukan lenting sempurna m1v1 + 0 = m1v1' + m2v2' ... ( 2 )
berlaku: dari (1) dan (2)
v2' − v1' = − (v2 − v1 ) m1v1' + m2v2' = m1v1 × 1 m1v1' + m2v2' = m1v1
−v1' + v2' = v1 × m1 −m1v1' + m1v2 ' = m1v1
v2' − 1 v1 = v1 +
3 ( m2 + m1 ) v2' = 2m1v1
v2' = 4 v1
2m1v1
v2' =
3 ( m2 + m1 )
Berlaku hukum kekekalan momentum 2m1v1
2
1 2 m2
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2' EK 2 ' 2 m2v2 ' m1 + m2
= =
EK1 1mv 2 m1v1 2
mv1 + 0 = m 1 v1 + m2 4 v1 2 1 1
3 3
3m = m + 4 m2 EK 2 ' 4m2m12v12 4 m2m1
= =
EK1 ( m + m )2 m v 2 ( m + m )2
2m = 4 m2 1 2 1 1 1 2
sebesar:
Jawaban: B
4 m2m1
. Energi ini diberikan kepada m2.
( m1 + m2 )
2
21. v2' = − v1'
Pada tumbukan lenting sempurna Jawaban: A
berlaku:
143
23. mA = m Terjadi tumbukan lenting sempurna,
mB = 2m sehingga:
mC = m vB' − vA' = − (vB − vA )
vC = v
vB' − vA' = 2gH ( 2)
Pada t = t0, vA' = vB' = v'
∆x = x0 Dari persamaan (1) dan (2)
Balok A dan C bertumbukan lenting vA' + 5vB' = 2gH ×1
sempurna: −vA' + vB' = 2gH ×5
v A' − vC' = − (v A − vC ) vA' + 5vB' = 2gH
v A' − vC' = v −5vA' + 5vB' = 5 2gH
v A ' = v + vC' −
6vA' = −4 2gH
vC ' = v A' − v (1)
vA' = − 2 2gH
Dari kekekalan momentum 3
mCvC + mAv A + mBvB = mCvC' + mAv A' + mBvB' Ketinggian maksimum m1 yang dapat
Saat t = t0, vA' = vB' = v' dicapai:
m 2gH + 0 = mvA' + 5
mvB' = 0,16 × 20 = 3,2
2gH = vA' + 5vB' (1) Perubahan momentum ini terjadi karena
bola biliar mengalami impuls ketika
menumbuk dinding batas meja.
144
I = ∆p Hukum kekekalan momentum dengan
F × ∆t = ∆p kondisi kecepatan balok sebelum
F × 0,01 = 3,2 tumbukan nol dan kecepatan balok
F = 320 setelah tumbukan sama dengan
Jadi, besar gaya yang diberikan oleh bola kecepatan peluru setelah tumbukan v',
biliar terhadap dinding adalah 320 N. yaitu
Jawaban: C mpvp + mbvb = mpvp' + mbvb'
145
p = p' Kecepatan awal peti dan peluru:
mpvp + mbvb = mpvp' + mbvb' vt 2 − v0 2 = 2 as
Karena kecepatan akhir peluru dan balok 0 − v0 2 = 2 ( −2, 5 )( 0, 2) = 1
sama maka vp' = vb' = v'. Sedangkan
v0 = 1 m s −1
kecepatan awal balok vb = 0, karena
keadaan awal balok diam. Dengan hukum kekekalan momentum:
Sehingga: mvp + MvM = M ' v0
mpvp + mb(0) = (mp + mb) v' ( 5 × 10 ) v
−3
p + 0 = ( 4, 005 )(1)
0,2vp + 0 = (0,2 + 1)(5) 4, 005
0,2vp = 6 vp = s −1
= 801m
5 × 10 −3
vp = 6 = 30 m/s Jawaban: B
0, 2
Jawaban: D 33. Jika mobil A dan mobil C bertumbukan
lenting sempurna maka berlaku hukum
31. m1 = 2 kg kekekalan energi kinetik:
m2 = 50 g = 50 × 10 −3 kg 1 m + m v2 = 1 m + m v '2 + 1 m v '
(
2 A B) (
2 A B)
2 C C
v1' = v2' = v '
1 ( 4 ) ( 5 2 ) + 0 = 1 ( 4 ) ( v ' ) + 1 vC ' 2
2
∆EK = 656 joule
2 2 2
Gunakan persamaan berikut:
100 = 4v ' 2 + vC ' 2 ...(1)
∆EK = m1 → EK = m1 + m2 ∆EK
EK m1 + m2 m1 Berlaku hukum kekekalan momentum:
(
2 + 50 × 10 −3
) ( 656 ) ( mA + mB ) v + mCvC = ( mA + mB ) v '+ mCvC'
EK =
2 20 + 0 = 4v '+ vC'
EK = 672, 4 J 20 = 4v '+ vC'
Kecepatan awal peluru sebelum vC' = 20 − 4v ' ... ( 2 )
menumbuk balok adalah: Substitusikan persamaan (2) ke (1)
100 = 4v ' 2 + ( 20 − 4v ' )
2
EK = 1 m2v 2 → v = 2 EK
2 m2
100 = 4v ' 2 + 400 − 160v '+ 16 '
v
2 ( 672, 4 ) 20v ' 2 − 160 '
v + 300 = 0
v= = 164 m s −1
5 × 10 −2
v ' 2 − 8v '+ 15 = 0
Jawaban: D
Gunakan rumus ABC untuk menyelesaikan
−3
32. m = 5 g = 5 × 10 kg Sistem persamaan.
M = 4 kg (peluru + peti) a = 1, b = −8, c = 15
vM = 0 M '= M +m 2
v12' = −b ± b − 4 ac
µ = 0,25 = 4 + ( 5 × 10 −3 ) 2a
s = 20 cm = 0, 2 m = 4,005 kg 8 ± 64 − 60 = 8 ± 2 = 4 ± 1
v12' =
2 2
Gaya gesekan:
Maka, v1' = 4 + 1 = 5 dan v2' = 4 – 1 = 3.
( 4, 005 )(10 )
f = µ N = 0, 25
Subtitusikan v1' dan v2' ke persamaan (2)
SUPER COACH
= 10, 0125 N
0 m/s
Percepatan sistem: vC' = 20 − 4v '
8 m/s
−f 10, 0125
a= =− = −2,5 m s −2
M' 4, 005 Nilai vC' yang digunakan adalah vC'= 8 m/s.
146
Substitusikan nilai tersebut ke persamaan Perubahan energi mekanik
(1) ∆Ek = EK sesudah tumbukan − EK sebelum tumbukan
36 = 4v'2
= 1 [1,7525 − 1.228,5025 ] = −613,4 J
v' = 3 ⇒ v' = vA' = 3 m/s 2
Mobil B dan mobil C mengalami tumbukan Jadi, terjadi kehilangan energi mekanik
tidak lenting sama sekali, maka: sebesar 613,4 J.
( mA + mB ) vA' + mCvC' = ( mA + mB ) v'' + mCvC'' Jawaban: C
4 ( 3 ) + 8 = ( 4 + 1) v '' 36. mA =3 kg
20 = 5v '' mB = 2 kg
v '' = 4sssss vB = 20 m/s
Jadi, kecepatan mobil C dan mobil A μk = 0,2
setelah tumbukan kedua adalah 4 m/s. Gunakan hukum kekekalan momentum:
Jawaban: B p = p'
mAvA + mBvB = mAvA' + mBvB'
34. Saat peluru ditembakkan pada balok,
terlihat pada gambar bahwa peluru Karena setelah tumbukan peti A dan
bersarang di dalam balok yang kemudian peti B bergerak bersama-sama, maka
terayun setinggi h. Kecepatan akhir kecepatan akhir kedua peti sama.
peluru dan balok sama, maka tumbukan vA' = vB' = v
yang terjadi merupakan tumbukan tidak Sehingga persamaannya menjadi:
lenting sama sekali. Pada jenis tumbukan
mAv A + mBvB = ( mA + mB ) v
ini hukum kekekalan energi kinetik tidak
berlaku, sebab sebagian energi kinetik 3 ⋅ 0 + 2 ⋅ 20 = ( 3 + 2 ) v
dikonversi ke dalam bentuk energi lain. v = 8 m/s
Pada sistem ini energi kinetik dikonversi
Gaya gesek yang bekerja:
menjadi energi potensial sehingga balok
dapat terayun hingga ketinggian h. f = fk = µk N = µk ( mA + mB ) g
Jawaban: C = 0,2 ( 3 + 2 ) ⋅ 10
v1 = 4 m/s
0,01 + 7
= × 0,5 v2 = –6 m/s
0,01
= 350,5 m s −1
147
Sebelum tumbukan Berlaku hukum kekekalan momentum:
p = p'
EK = EK1 + EK 2 = 1 m1v12 + 1 m2v2 2
2 2 m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 ) v '
1 1
= ⋅ 2 ⋅ 4 + ⋅ 3 ( −6 )
2
m1v1 + 0 = ( m1 + m2 ) v '
2
2 2
= 16 + 54 = 70 J m1v1
v' =
m1 + m2
Gunakan hukum kekekalan momentum:
=
( 200 )( 20 )
p = p'
200 + 50
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2' = 16 m s −1
Karena setelah tumbukan kedua bola
bersatu, maka: EK ' = 1 mv ' 2
2
v1' = v2' = v' 1
= ( 200 )(16 )
2
2 39. m1 = 2 × 10 kg 4
= 10 J
v1 = 0
EK yang hilang = 70 − 10 m2 = 3 × 10 4 kg
= 60 J v ' = 0,6 m s −1
Jawaban: C Karena kecepatan akhir gerbang kereta
api dan gerbong tangki setelah tumbukan
38. m1 = 200 kg
sama maka, v2' = v1' = v' sehingga
h = 20 m
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v'
m2 = 50 kg
Untuk benda yang bergerak vertikal ( ) (( 2 × 10 ) + ( 3 × 10 )) 0, 6
0 + 3 × 10 4 v2 = 4 4
148
40. Pada tumbukan tak lenting sama sekali,
v2' = v1' = v
Dari hukum kekekalan momentum:
m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 ) v '
m1v1 + m2v2
v' =
m1 + m2
Energi sebelum tumbukan:
(
EK = 1 m1v12 + m2v2 2
2
)
Energi sesudah tumbukan
1 ( m1v1 + m2v2 )
2 2
m v + m2v2
EK ' = 1 ( m1 + m2 ) v ' 2 = 1 ( m1 + m2 ) 1 1 =2
2 2 m 1 + m2 m1 + m2
=−1
(
m1m2 v2 2 + v12 − 2v1v2 )
2 m1 + m2
mm 2
∆EK = − 1 1 2 (v1 − v2 )
2 m1 + m2
mm
Jadi, pengurangan energi kinetik sistem adalah 1 1 2 (v1 − v2 )
2
2 m1 + m2 Jawaban: C
41. M = 2 kg EK = 1 mv 2
m = 10 g = 1 × 10 −2 kg 2
vm = u 2 EK = 2 ( 606, 015 )
v=
m 10 −2
∆EK = 603 J v = 348, 14 m s −1
∆EK = M EK
m+ M Saat peluru menumbuk ayunan balistik,
EK =
(
1 × 10 −2 + 2 )
× 603
ayunan tersebut kemudian naik setinggi
FISIKA SMA/MA X
149
Ketinggian h: maka tegangan tali T
2
T = m ' v ' + g cos θ
−2
v = m+ M 2gh = 10 −+2 2 2 gh
m 10 l
348, 14 = 201 2 gh ( 0, 05 )2
T = 3 + 10 cos 60°
2 gh = 1,723 50 × 10 −2
(1, 732) ( )
2
T = 3 5 × 10 −3 + 5 = 15,015 N
h=
2 (10 )
Jawaban: D
h = 0,15 m
43. Ketinggian awal h = 12 m
Jawaban: D
42. M = 2,9 kg Kelajuan awal bola v0 = 2 21 m/s
Ketinggian pantulan h1 = 4,05 m
l = 50 cm = 50 × 10–2 m Percepatan gravitasi g = 10 m s–2
m = 100 g = 0,1 kg Dari hukum kekekalan energi mekanik,
v1 = 150 cm/s = 1,5 m/s kelajuan sebelum bola menyentuh lantai,
θ = 60° (v1) adalah:
EM 0 = EM1
EK0 + EP0 = EK1 + EP1
θ
1 mv 2 + mgh = 1 mv 2 + 0
T 2 0 2 1
M+m 2
(
1 m v 2 − v 2 = mgh
1 0 )
θ Energi potensial bola bernilai 0 saat
w cos θ menyentuh lantai. Karena kecepatan awal
w
bola menuju lantai/ke bawah, maka v0
bernilai negatif. (tanda negatif dan positif
w = m' g harus dimasukkan karena pada soal
m ' = m + M = 2, 9 + 0, 1 = 3 kg yang diketahui hanya kelajuan bukan
T − wy = Fs kecepatan).
2
Sehingga persamaannya menjadi:
T − w cos θ = m ' v
l
v 2
T = m ' + m ' g cos θ 2
(
1 m v 2 − v 2 = mgh
1 0 )
l
v2 2
(
1 m v 2 + v 2 = mgh
1 0 )
T = m ' + g cos θ
l
v12 + v02 = 2 gh
Kecepatan akhir kubus + peluru dihitung v12 = 2 gh −
v02
dengan kekekalan momentum
( )
2
m + M ( 0, 1 + 2, 9 ) 1 mv ' = mgh
2 1
v1' = 2gh = 2 (10 )( 4, 05 ) = 81
v1' = 9 m s −1
150
Perhatikan bahwa sebelum menyentuh EM1 = EM 2
lantai arah kecepatan adalah ke bawah, EK1 + EP1 = EK 2 + EP2
sedangkan arah kecepatan sesudah
0 + EP1 = EK 2 + 0
menyentuh lantai adalah ke atas.
Ambil arah ke atas sebagai arah positif, mgh = 1 mv 2
2
sehingga: v 2 = 2gh → v = 2gh
v1 = −2 39 m s −1 dan v1' = +9 m s −1
Pilih arah ke atas positif, maka kecepatan
Jawaban: A
bola sesaat sebelum dan sesudah
44. v1 = 20 m/s menumbuk lantai adalah:
v2 = –10 m/s (berlawanan arah dengan v1)
v1 = − 2gh1 = − 2 (10 )(10 ) = −10 2 m/s
e = 0,5
m1 = m2 = m = 1 kg v2 = 2gh2 = 2 (10 )( 3, 6 ) = 6 2 m/s
v ' − v1' Momentum bola sesaat sebelum dan
e = − 2
v2 − v1 sesudah bola menumbuk lantai dihitung
1 = v1' − v2' dengan persamaan
2 v2 − v1
1 = v1' − v2'
(
p1 = mv1 = (1) −10 2 )
2 ( −10 ) − 20 = −10 2 kg m/s
10 = (v2' − 15 ) + v2' I = F ∆t
151
mava + mkvk = ( ma + mk ) v ' Massa air hujan yang bertambah = Mdt
Momentum awal truk bak terbuka = mv
mava + 0 = ( ma + mk ) v '
Momentum akhir = (m + Mdt)(v + dv)
mava = ( ma + mk ) v ' Momentum air hujan yang ditambahkan
= v'Mdt dengan v' = v – vr
Menentukan v' dari usaha oleh gaya gesek:
v' = kecepatan air hujan
fs = 1 ( ma + mk )(v ' )
2
v = kecepatan truk yang berisi air
2 vr = kecepatan truk sebelum terisi air
µ ( ma + mk ) gs = 1 ( ma + mk )(v ' )
2
Pada kasus ini berlaku hukum kekekalan
2
momentum:
µ gs = 1 (v ' )
2
2 p = p'
mv + v'Mdt = (m + Mdt)(v + dv)
v ' = 2µ gs = 2 3 (10 ) 24 mv + v'Mdt = mv + mdv + Mvdt + Mdt dv
10 100
v'Mdt = mdv + Mvdt + Mdt dv
= 12 m/s Perbahan massa truk, dm = Mdt
10
M dt dv dapat diabaikan sehingga,
Kembali ke hukum kekekalan momentum v ' Mdt = mdv + Mv dt
di atas, maka
M (v − vr )dt = mdv + Mv dt
mava = ( ma + mk ) v ' vdm − vr dm = mdv + vdm
0, 030va = ( 0, 030 + 2 ) 12 −vr dm = mdv
10 m v
va = 2, 03 ( 40 ) = 81,2 m/s dm = dv
−vr ∫
m0
m v∫
0
Jawaban: B
−vr ln m = v − v0
47. Debit Q = 100 kg/s artinya massa gas m0
buangan tiap detik (t = 1 s) adalah v = v0 − vr ln m
m=100 kg m0
Kecepatan semburan gas v = 200 m/s. m0 = 6.000 kg
Perubahan momentum gas (∆p) selama m = 6.000 + 80 ( 4 ) = 6.320 kg
selang waktu ∆t = 1 s adalah
v = 12 − 12 ln 6.320 = 12 − 0, 62
∆p = p2 − p1 = mv
2 − 0 6.000
= (100 )( 200 ) − 0 v = 11,38 m/s
Jawaban: A
= 20.000 kg m
s
49. v = 8.000 m/s
Momentum awal gas sama dengan nol
m0 = 10.000 kg
sebab gas mula-mula diam. Gaya dorong
pada roket Kelajuan semburan vr = 4.000 m/s
v0
rel
m0
m
truk melihat, bahwa hujan dan truk bergerak
dengan laju v arah horizontal, berlawanan n m
v − v0 = −vrel ln
m0
arah dengan gerak truk terhadap tanah.
Sehingga vr = –v0 = –12 m/s
152
v0 = 0 dan v = 8.000 m s −1, maka:
Bahan bakar yang diperlukan:
mf = 10.000 – 1.350
8.000 − 0 = −4.000 ln m
m0 = 8.650 kg
8.000 = ln m Jawaban: D
−4.000 m0
−2 = ln m
m0
m = e −2 = 0, 135
m0
m = 10.000 × 0, 135 = 1.350 kg
B. Esai
1. Momentum awal p = 10 kg m/s ke timur. ( px' + py' ) − ( px + py )
∆p = p '− p =
Momentum akhir p = 5,0 kg m/s ke barat. ( px' − px ) + ( py' − py )
=
Tetapkan arah timur sebagai arah positif.
= ( −mv sin θ − mv sin θ )
Perubahan momentum (I)?
I = p' – p = –5,0 – 10,0 = –15,0 kg m/s + −mv cos θ − ( −mv cos θ )
Tanda negatif menyatakan arah = −2 mv sin θ + 0
perubahan momentum adalah ke barat. ∆p = −2 mv sin θ
2. Pada tumbukan lenting sempurna
3.
berlaku:
p 'x =
mv m ( −v sin θ ) = −mv sin θ
x = t = 10 s, p' = 300 kg m s–1
Besar perubahan momentum, (I):
p 'y = mv ( −v cos θ ) = −mv cos θ
y = m
I = p '− p = m ∆v
Besar perubahan momentum p '− p 300 − 200 100
∆v = = = = 5 m s −1
m 20 20
153
Percepatan benda selama selang waktu Impuls sama dengan perubahan
t = 10 s adalah momentum:
v = v0 + at → v −
v0 = at I = ∆p = p2 − p1 = m (v2 − v1 )
∆v = at → a = ∆v = 5 Dengan m = 2 kg dan v1 = –2 m/s
t 10
a = 0,5 m s −2 Jadi, 12 = 2 v2 − ( −2 )
6 = v2 + 2
5. Massa peti 1: m1 = 4 kg
Massa peti 2: m2 = 1 kg v2 = 4 m s −1
Kecepatan awal peti: v 1 = v2 = 0
(benda diam) 8. Massa benda m = 2,5 kg
Gaya pada peti : F1 = F2 = 2 N Persamaan gaya F = 80 + 5t
Selang waktu : ∆t1 = ∆t2 = 1 s dimana,
Perubahan momentum (I): F = m lim ∆v = m dv
∆t → 0 ∆t dt
I = m(v' – v) = F∆t
Nilai perbandingan perubahan ∫ F d t = ∫ m dv
momentum: ∫ ( 80 + 5t ) dt = m∫ dv
I1 F1 ∆t1 2 (1) t=2
= =
I 2 F1 ∆t 2 2 (1)
= 1:1 80t + 5 t 2 = m ( v2 − v1 )
2 t=0
80 ( 2 ) + 5 ( 2 ) = 2, 5
(v2 − 0 )
2
Jadi karena gaya yang diberikan sama,
selama selang waktu yang sama pula, 2
impuls keduanya sama. Besar massa v2 = 170 = 68 m s −1
benda hanya akan memengaruhi 2, 5
kecepatan akhir benda (v') Energi kinetik benda (EK):
6. Gaya yang bekerja F = 100 N
EK = 1 ( mv2 ) = 1 ( 2, 5 )( 68 ) = 5.780 J
2 2
154
Hukum kekekalan momentum: m2 = 225 + 75 = 300 kg.
p' = p m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
0, 6 ( 50 )( 20 ) + ( 300 )( 20 ) = ( 50 )( 50 ) + 300v2'
v1' − 0, 6 = 0 → v1' =
0, 02 = +30 m s −1
0, 02
1.000 + 6.000 = 2.500 + 300v2'
Besar momentum peluru: 300v2' = 4.500
p2 = m1v1' = ( 0, 02 )( 30 ) = 0,6 kg m s −1
v2' = 4.500 = 15 m/s
300
m1 2
10. = ⇒ m2 = 3 m1 Jadi, kecepatan perahu sekaligus
m2 3 2 kecepatan Ali yang masih naik
perahu setelah Badu meloncat ke
p ' = m1v1' + m2v2' = m1v1' + 3 m1 ( 20 )
2 depan adalah 15 m/s
Dari hukum kekekalan momentum: Perhatikan, tanda (+) untuk
p' = p kecepatan jika anak melompat
m1v1' + 30m1 = 0 → m1 ( 30 + v1' ) = 0 searah gerak perahu, tanda (−) jika
anak melompat berlawanan arah
v1' = −30 m s −1
dengan gerak perahu.
Tanda negatif menyatakan bahwa arah 12. Tetapkan arah kanan sebagai arah positif,
bagian yang kecil berlawanan dengan sehingga:
arah bagian yang besar (ke kiri) dengan v2 = –v2 ; v1 = v1 ; dan v1' = –0,3 m s–1
kelajuan 30 m s–1. Kedua orang mula-mula diam.
11. a. Ali meloncat ke belakang dengan Dengan hukum kekekalan momentum
kelajuan 50 m/s p' = p
Saat Ali meloncat ke belakang maka
m1v1' + m2v2' = m1v1 + m2v2
dua kelompok yang terlibat adalah Ali
dengan massa sebut saja m1 = 75 kg 70 ( −0, 3 ) + 35
v2' = (70 )( 0 ) + ( 35 )( 0 )
dan Badu bergabung dengan perahu v2' = 21 + 0 = 21
35
dengan total massa m2 = 225 + 50 v2' = 0,6 m s −1
= 275 kg. Kecepatan awal Ali dan (arah ke kanan)
Badu adalah sama dengan kecepatan
perahu = 20 m/s Percepatan Syams setelah t = 5 s
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2' v1' − v1 −0, 3 − 0
v1' = v1 + a
t→ a = =
(75 )( 20 ) + ( 275 )( 20 ) = (75 ) ( −50 ) + 275v2' t 5
−2
500 + 5.500 = −3.750 + 275v2'
1.5
a = −0,06 m s
275v2' = 10.750 Tanda negatif menyatakan bahwa arah
v2' = 10.750 = 39,1 m/ss percepatan mendatar ke kiri
275
Jarak pria setelah t = 5 s
Jadi, kecepatan perahu setelah Ali
x1 = v0 t + 1 at 2 = 0 + 1 ( −0, 06 )( 5 )
2
melompat ke belakang sekaligus 2 2
kecepatan Badu yang masih naik = −0,75 m (arah x negatif)
perahu adalah 39,1 m/s.
Percepatan anak setelah t = 5 s
FISIKA SMA/MA X
155
14. Dari hukum kekekalan momentum:
x 2 = v0 t + 1 at 2 = 0 + 1 ( 0,12 )( 5 )
2
2 2 p' = p
= 1,5 m (arah x positif)
m1v1 + m2v2 = m1v0 + m2v0 = 0
Jarak pisah setelah t = 5 s m1v1 = −m2v2
∆x = x 2 − x1 = (1,5 ) − ( −0,75 ) = 2,25 m m2
v1 = − v = − 4 v2 = − 2 v2 ... (1)
m1 2 6 3
13. Pada titik tertinggi (H), proyektil hanya
Pada tumbukan antara m2 dan balok,
memiliki komponen kecepatan horizontal
berlaku hubungan kekekalan momentum:
v, sedangkan komponen kecepatan
vertikalnya nol. Dalam gerak parabola, p' = p
gerak pada sumbu-X adalah gerak lurus mbvb ' + m2v2 ' = mbvb + m2v2
beraturan, maka 0 + m2v2 ' = 0 + m2v2
v0 cos θ
v = v0 x = v2 ' = v2
x = v2t → v2 = x = 6
M = m1 + m2
M
M = m + m = 2m t t
X 1.000 m v1 = − 2 × 6 = − 4
3 t t
Waktu yang diperlukan untuk mencapai Sehingga jarak yang ditempuh m1,
jarak x = 1.000 m
d = v1t = − 4 t = −4 m
x = v t → t = x = 1.000 t
v v0 cos θ
Tanda negatif menunjukkan bahwa troli
Momentum proyektil sesaat sebelum bergerak kearah sumbu-X negatif sejauh 4 m.
ledakan (p):
15. m1 = 0,10 kg
p = mv
= 2
mv 0 cos θ m2 = 0,15 kg
Momentum sesaat sesudah meledak (p'): tetapkan arah timur sebagai arah positif,
p ' = m1v1' + m2v2' sehingga
1' + m ( 0 )
= mv v1 = –0,20 m/s dan v2 = 0
= mv
1' Dari hukum kekekalan momentum:
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
Dari hukum kekekalan momentum: ( 0,10 ) ( −0,20 ) + ( 0,15 )( 0 ) = ( 0,10 ) v1' + ( 0,155 ) v2'
p' = p −0,02 = 0,10 v1' + 0,15v2' … (1)
0 cos θ
1' = 2 mv
mv
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
v0 cos θ
v1' = 2
v2' − v1' = − (v2 − v1 )
Maka bagian lain (m1) akan mendarat
v2' − v1' = − 0 − ( −0, 20 ) = −0, 20
SUPER COACH
pada jarak
v2' − v1' = −0, 20 …( 2)
v0 cos θ 1.000 = 2.000 m
x = v1 ' t = 2
v0 cos θ
Dari persamaan (1) dan (2)
156
0, 10v1' + 0, 15v2' = −0, 02 ×1 Momentum sistem sesaat sebelum
tumbukan (p):
−v1' + v2' = −0, 20 ×0,10
0, 10v1' + 0, 15v2' = −0, 02 p = p1 + p2 = m1v1 + m2v2 = 0 + 3 (10 )
−0, 10v1' + 0, 10v2' = −0, 02 p = 30 kg m/s
+
0, 25v2' = −0, 04 Momentum sistem sesaat sesudah
v2' = −0, 16 m s −1 tumbukkan (p'):
p ' = m1v1' + m2v2' = ( m1 + m2 ) v '
Substitusikan nilai v2’ ke persamaan (2)
p ' = ( 3 + 2 ) v ' = 5 '
v
v2' − v1' = −0, 20
v1' = v2' + 0, 20 Hukum kekekalan momentum linier
= ( −0, 16 ) + 0, 2 p' = p
= 0, 04 m s −1 5v ' = 30 ⇒ v ' = 30 = 6 m s −1
5
Karena v1' berharga positif, maka
kecepatan benda bermassa 0,10 kg 18. v1
adalah ke timur. m2
m1 v' m1 + m2
16. mA = mB = m
vA = 1 m s–1 (ke kanan) m1 = 0,005 kg
vB = –2 m s–1 (ke kiri) m2 = 0,035 kg
Dengan menggunakan hukum kekekalan v' = 10 m s–1
momentum: Balok mula mula diam v2 = 0
mAv A + mBvB = mAv A' + mBvB' Dari hukum kekekalan momentum:
m 1 + ( −2 ) = m (v A' + vB' ) m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 ) v '
−1 = v A' + vB' ...(1)) m1v1 + 0 = ( m1 + m2 ) v '
Pada tumbukan lenting sempurna, m1 + m2
v1 = '
v
berlaku: m1
v A' − vB' = − (v A − vB ) v1 =
0, 005 + 0, 035
×10
0, 005
v A' − vB' = − 1 − ( −2 ) = −3 ...(2)
v1 = 8 m s −1
Dari persamaan (1) dan (2):
v A' + vB' = −1 19. mP = m
v A' − vB' = −3 mQ = 2m
−
2vB' = 2 Ambil arah ke kanan sebagai arah positif,
sehingga vP = 10 m s–1, vQ = –20 m s–1
vB' = 1 m/s
Karena setelah tumbukan kedua bola
Substitusikan nilai vB' ke persamaan (2)
bersatu maka kecepatan akhir kedua bola
vA' = –3 + vB' = –3 + 1 = –2 m/s
sama, yaitu v'.
arah ke kiri (vA' berharga negatif)
Dari hukum kekekalan momentum:
17. v1 = 0
mP vP + mQvQ = ( mP + mQ ) v '
FISIKA SMA/MA X
v2 = 10 m/s
m1 = 2 kg ( m)(10 ) + ( 2m) ( −20 ) = ( m + 2m) v '
m2 = 3 kg 10m − 40m = 3mv '
Sesudah tumbukan, kedua mobil −30m = 3mv '
bergandengan sehingga v2' = v1' = v' v ' = −10 m s −1
157
Arah negatif menunjukkan bahwa kedua Dari hukum kekekalan momentum:
bola bergerak ke kiri dengan kecepatan
mpvp + mbvb = ( mp + mb ) v '
10 m s–1.
mpvp + 0 = ( mp + mb ) v '
20. Massa mesin pelempar bola baseball M
(termasuk bola baseball) vp =
(m p + mb ) v '
Massa bola baseball = m mp
Kecepatan awal v0 = 0 Substitusikan nilai v' = 8 m/s, sehingga:
Kelajuan akhir bola baseball vm' = v
vp =
( 210 ) × 8 = 168 m/s
Momentum sistem (mesin + baseball)
10
sesaat sebelum tembakan, (p):
p = Mv0 = 0 22. a. Benda yang terlibat tumbukan
Momentum sistem sesaat sesudah adalah peluru dan balok yang mula-
tembakan, (p'): mula diam.
Massa peluru mp = 10 g = 0,01 kg
p ' = ( M − m ) vM + mvm'
Massa balok mb = 5 kg
= ( M − m ) vM +
mv
Kecepatan balok sebelum tumbukan
Dari hukum kekekalan momentum: vb = 0 m/s
p' = p Kecepatan peluru sebelum tumbukan
( M − m) vM + mv = 0 vp = 1.000 m/s
158
ΔE = ½(0,01)(1.000)2 + (0) Hukum kekekalan momentum:
− [½(0,01)(400)2 m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 ) v '
+ ½ (5)(1,2)2]
m1v1 + 0 = ( m1 + m2 ) v '
ΔE = 5.000 – 800 – 3,6
m1 + m2
= 4.196,4 joule v1 = v'
m1
23. m = 0,1 kg
Dari hubungan hukum kekekalan mekanik:
M = 1,9 kg
1 m + m v ' 2 = m + m gh
l = 80 cm = 0,8 m
2 1
( 2) ( 1 2)
Saat bola terayun maka energi
potensial yang ada pada bola tersebut v ' = 2 gh
dikonversi menjadi energi kinetik yang Jadi kecepatan awal peluru (v1):
menyebabkan bola dan balok bergerak
bersama setelah tumbukan (vm' = vM' = v'). m1 + m2
v1 = '
v
m1
EP = EK
0,01 + 1,49
= 2 (10 )( 0,1)
mgh = 1 mvm 2 0,01
2
v1 = 150 2 = 212 m/s
vm 2 = 2gh
vm = 2gh 25. mb = 1,90 kg
mp = 0,10 kg
Kecepatan bola m saat menumbuk
h = 20 cm = 0,2 m
balok M:
g = 10 m/s2
vm = 2gh
Hukum kekekalan momentum, dengan
vm = 2 (10 )( 0,8 ) = 4 m/s kondisi kecepatan bola sebelum tumbukan
nol (vb = 0) dan kecepatan bola dan peluru
Hukum kekakalan momentum:
setelah tumbukan adalah sama
mmvm + mM vM = mmv 'm + mM v ' M (vb' = vp' = v')
( 0, 1)( 4 ) + 0 = 0,1v '+ 1,9v ' mpvp + mbvb = mpvp' + mbvb'
0,4 = 2v ' 0,1vp + 0 = 0,1v '+ 1,9v '
0,4 0,1vp = 2v '
v' = = 0,2 m/s
2
vp = 2v '
24. 0,1
θ
vp = 20v '
m1 + m2
Hukum kekekalan energi mekanik untuk
mencari v':
m2 v ' = 2gh
m1 = 10 g = 0,01 kg Sehingga:
m2 = 1,49 kg
vp = 20v ' = 20 ( 2 ) = 40 m/s
FISIKA SMA/MA X
cos θ = 0,75
= 0,4 m
26. mp = 8 g = 8 × 10–3 kg
g = 10 m s-2
mB = 250 g = 0,25 kg
h = – cos θ = (1 – cos θ)
= 0,4 (1 – 0,75) = 0,1 m
159
balok Dari B ke C berlaku hukum kekekalan
peluru momentum:
vx
mP vP + mQvQ = ( mP + mQ ) v '
2 ( 20 ) + 3 ( 0 ) = ( 2 + 3 ) v
1m v' = vx 40 = 5
v
10 m
v = 8 m s −1
lantai
Setelah t = 2 s, troli berhenti (vakhir = 0)
Gunakan persamaan posisi untuk Sehingga percepatan benda
menghitung waktu tempuh sistem
vakhir = v + at
(balok + peluru)
vakhir − v 0 − 8
a = = = −4 m s −2
y = v0 y t + 1 g t 2 t 2
2
−1, 00 = 0 + 1 ( −9, 8 ) t 2 Tanda negatif menyatakan bahwa kedua
2 troli mengalami perlambatan sebesar
t 2 = 1 = 10 → t = 10 s 4 m s–2. Gaya perlambatan yang dialami
4, 9 49 49 troli
Kecepatan akhir balok + peluru (vx)
F = ( mQ + mP ) a = 2
( + 3 ) ( −4 ) = −20 N
x = vx t
vx = x = 10 = 7 m s −1 28. m1 = 1.000 kg
t 10 m2 = 3.000 kg
49 v1 = 20 m s-1
Kecepatan awal peluru dihitung dengan v0 = 0
menggunakan hukum kekekalan Kecepatan akhir mobil dan truk sama,
momentum. v1 = v2 = v'
mpv1 + mBv2 = ( m1 + m2 ) vx Dengan hukum kekekalan momentum:
( 8 × 10 ) v
−3
1 ( −3
+ 0 = 8 × 10 + 0, 25 7 ) m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 ) v '
1, 806 (1.000 )( 20 ) + ( 3.000 )( 0 ) = (1.000 + 3.000 ) v '
v1 = = 225,75 m s −1
8 × 10 −3 20.000 = 4.000 '
v
v ' = 5 m s −1
27. mP = 2 kg
mQ = 3 kg Energi kinetik sistem sesudah tumbukan:
Kecepatan akhir P dan Q v' = v EK = 1 ( m1 + m2 ) ( v ' )
2
2
Dari A ke B berlaku hukum kekekalan
( ) ( )2
energi mekanik: = 1.000 + 3.000 5
2
EM A = EM B EK = 50.000 J = 50 kJ
EK A + EPA = EK B + EPB
29. Untuk gerak jatuh bebas, kecepatan awal
0 + EPA = EK B
batu adalah nol, terjadi perubahan energi
mP gh = 1 mP vp 2 potensial menjadi energi kinetik, sehingga
2
dari hukum kekekalan mekanik didapat:
vp 2 = 2gh
SUPER COACH
1 mv 2 = mgh
vp 2 = 2 (10 ) ( 20 )
2
vp = 400 v = 2gh
vp = 20 m s −1
160
dengan g = 10 m s–1 dan h = 3 m, dan Berlaku hukum kekekalan momentum:
m = 2,5 kg. Maka kecepatan batu sesaat m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
sebelum menumbuk lantai adalah
mv1 + Mv2 = ( m + M ) v '
v1 = − 2gh
mv1 + Mv2 m 2gh + 0 m 2gh
v' = = =
= − 2 (10 )( 3 ) m+ M m+ M m+ M
= −2 15 m s −1 (arah ke bawah)
h2 h3
31. =
Pada tumbukan tak lenting sama sekali: h1 h2
− (v2' − v1' ) h2 h3
e= = 0 → v2' = v1' =
v2 − v1 h1 h2
0,6 h
v2' adalah kecepatan lantai, karena lantai = 3
1 0,6
selalu dalam keadaan diam (v2' = 0),
maka v2'= v1'= 0 h3 =
( 0, 6 )( 0, 6 ) = 0,36 m
1
Energi kinetik sistem mula-mula dikonversi
seluruhnya menjadi energi kalor sebesar: 32. m1 = 3 kg;
m2 = 6 kg
EK = Q ( ke arah kanan )
v1 = + 4 m/s
( ke arah kiri )
v2 = −1 m/s
(
Q = 1 mv12 = 1 ( 2, 5 ) −2 15 )
2
2 2 v1' = 0
Q = 75 J = 17, 86 kal = 18 kal
Dari hukum kekekalan energi:
30. Kecepatan kotak m saat menumbuk m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
batang misalnya v1 adalah v1 = 2gh . 3 ( 4 ) + 6 ( −1) = 3 ( 0 ) + 6v2'
Batang M mula-mula dalam keadaan
12 − 6 = 0 + 6v2'
diam, v2 = 0, kemudian keduanya
v2' = 1 m/s (ke arah kanan)
bertumbukan dengan tidak lenting (m
dan M menempel). Koefisien restitusi
− (v2' − v1' ) − (1 − 0 ) 1
e= = =
v2 − v1 ( −1) − 4 5
FISIKA SMA/MA X
161
PEMBAHASAN KOGNITIF
BAB 11
UJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Hubungan antara periode T massa beban 2. Pada GHS, percepatan a berhubungan
m pada pegas dinyatakan dengan rumus: dengan perpindahan x dengan bentuk
relasi a = –kx, yaitu (c).
ω= k
m Jawaban: C
2π = k 3. vy = vm cos θ ↔ 0, 8vm = vm cos θ
T m
T = 2π m
↔ cos θ = 8 → sin θ = 6
k 10 10
Berdasarkan rumus di atas dapat Sehingga:
disimpulkan bahwa periode berbanding
lurus dengan akar massa. Artinya, jika m ( )
y = A sin θ = ( 5 ) 6 = 3 cm
10
ditambah maka T juga akan bertambah.
Jawaban: C
[pilihan D dan E salah]
4. x = 3 cos 2t + 4 sin 2t
Sekarang kita cari hubungan kecepatan
v dan m. ω = 2π → T = 2π = 2π = π sekon
T ω 2
v = Aω cos ω t vm = ω A = ( 2 )( 3 ) = 6 m/s
vmaks = Aω x = 3 cos 0° + 4 sin 0° = 3 m
=A k a = −ω 2 A = − ( 4 )( 3 ) = −12 m/s 2
m
Diperoleh hubungan bahwa vmaks Jawaban: C
berbanding terbalik dengan akar massa. k
am ( 2 m ) ω2 2 m2 m1
Sehingga jika m diperbesar maka vmaks 5. = = = = M =1
akan berkurang. am ( m ) ω12 k m2 2M 2
m1
[pilihan C benar]
Cari hubungan antara percepatan a dan m. Jawaban: D
a = − Aω sin ω t
2 6. Frekuensi sudut piston, ω = 200 rad/menit.
sin (ω t ) = 5 = 1 → ω t = sin −1 1
10 2 2
θ = ω t = 30° = π
6
π π 11. Periode ayunan sederhana:
ωt = ↔ 2 t = π ↔ 2π t = π → t = 1 s
6 T 6 6 6 2 Dari rumus periode getaran ayunan
vm = Aω sederhana:
vy = vm cos θ = Aω cos (ω t + θ 0 )
T = 2π l
dengan θ 0 = 0° g
vy = 10 2π cos 30° + 0° = 5π
( ) 3 3 m/s Sehingga:
6
0, 64 64
Jawaban: B T = 2π = 2π
10 100 × 10
1, 6π
8. v = Aω cos θ T = 2π × 8 = = 0, 16π 10 s
10 10 10
= Aω 1 − sin 2 θ
Perhatikan, massa beban tidak
v = ω A2 − x 2 mempengaruhi periode atau frekuensi dari
v2 = ω 2 A2 − ω 2 x 2 ayunan sederhana (bandul matematis, konis).
ω A2 = v2 + ω 2 x 2
2
Jawaban: D
A 2 = v + ω2 x
2 2 2
12. Periode getaran pada bandul sederhana,
ω
ayunan sederhana:
Karena A tetap, maka
T = 2π l
v12 + ω 2 x12 v2 2 + ω 2 x 2 2 g
=
ω2 ω2
Sehingga
2
(
2 2 2
)
ω x 2 − x1 = v1 − v2 2
39, 2
v 2 −v 2 100 = 2π 4 = 0, 4π sekon
ω = 12 2 2
2
T = 2π
x 2 − x1 9, 8 100
1
v12 − v2 2 v12 − v2 2 2 Jawaban: B
ω= =
x 2 2 − x12 x 2 2 − x12 13. k = 100 N/m
Jawaban: B m = 250 g = 0,25 kg
10 m = 5 m/s 2
v=
2s
T = 2π m = 2π 2 = 2π 2
y = A sin ω t − x = 4 sin ω 2 − x kt 100 10
v 5
= 0, 2π 2 s
Jawaban: B Jawaban: C
163
15. Pegas (1) 18. Luas dasar gabus = A
Tinggi gabus = h
1 = 1 +1 = 1 + 2 = 3
ks 2k k 2k 2k 2k Massa jenis cairan = ρ1
Massa jenis gabus = ρ
ks = 2k
3 Dalam kesetimbangan:
Berat gabus = Berat cairan yang
Pegas (2)
dipindahkan oleh gabus terapung.
1 = 1 + 1 = 2 + 3 = 5
ks 3k 2k 6k 6k 6k Misalkan gabus tertekan x. Akibatnya,
volume air ikut berpindah. Oleh karena
ks = 6k itu, gaya dorong ke atas memberikan
5
gaya pulih ke gabus.
T1 k2 6⋅3 = 3 Dorongan ke atas = gaya pulih, F =
= =
T2 k1 5 2 5 berat air yang dipindahkan
Jawaban: E F = volume × massa jenis cairan ×
percepatan gravitasi
16. Percepatan gravitasi di permukaan bulan Volume = Area × Jarak gabus ditekan
g'= 1,7 m s–2 Volume = Ax
Percepatan gravitasi di permukaan bumi
∴ F = –Axρ1g …(i)
g = 9,8 m s–2
Periode bandul sederhana di bumi Sesuai Hukum hooke:
T = 3,5 s F = kx
T = 2π l ⇒T∝ 1 k=F
g g x
dimana, k adalah konstan
T' = g
T g' k = F = –Aρ1g …(ii)
x
9, 8 Periode osilasi gabus:
T' = × 3, 5 = 8, 4 s
1, 7
T = 2π m …(iii)
Jawaban: E k
dengan
17. Bandul mengalami percepatan gravitasi
m = massa gabus
dan percepatan sentripetal yang diberikan
= volume gabus × massa jenis
oleh gerakan melingkar mobil.
m = luas dasar gabus × tinggi gabus ×
Percepatan gravitasi = g
massa jenis gabus = Ahρ
Percepatan sentripetal = v2/R
v adalah kecepatan mobil Oleh karena itu, periode gabus adalah
R adalah radius lintasan Ahρ ρh
T = 2π = 2π
Percepatan yang efektif (g') diberikan Aρ1 g ρ1 g
sebagai: ρ = massa jenis gabus (abaikan redaman
4 karena viskositas cairan).
g′ = g 2 + v 2
R Jawaban: A
Waktu periode, 19. Luas penampang tabung U = A
SUPER COACH
164
F = – (volume × massa jenis × 21. m = 50 gram = 50 × 10−3 kg
percepatan gravitasi) A = 10 cm = 0,1 m = 10−1 m
F = – (A × 2h × ρ × g) = –2Aρgh T = 0,2 s
= –k × perpindahan di salah satu lengan (h) y = 0,5A
Dimana, Gaya pada getaran harmonis
2h adalah tinggi kolom raksa di kedua lengan F = mω2y
k = konstanta, diberikan oleh dengan:
k = –F/h = 2Aρg
ω = 2π = 2π = 10π rad/s
T 0, 2
T = 2π m = 2π m
k 2 Aρ g
y = 0,5A = 0,5(0,1) = 5 × 10−2
Dimana m adalah massa kolom raksa.
Sehingga:
Misalkan l panjang total raksa di dalam
F = (50 × 10−3)(10π)2(5 × 10−2) = 2,5 N
tabung U.
Massa raksa, m = volume raksa × massa Jawaban: B
jenis raksa = Alρ 22. Periode ayunan adalah setengah dari
Al ρ periode saat panjang tali sepanjang
∴ T = 2π = 2π l
2 Aρ g 2g L ditambah dengan setengah periode
Oleh karena itu, kolom raksa melakukan ayunan saat panjang tali sebesar ½ L
getaran harmonik sederhana dengan periode:
T = 2π l
2g
L
Jawaban: B
1L
20. 2
C
A
B
Sehingga
Fp 24,5 mm
T = 1 T1 + 1 T2
2 2
l l
w T = 1 ⋅ 2π 1 + 1 ⋅ 2π 2
2 g 2 g
Fp = w
l1 l
kx = mg T =π +π 2
g g
4π 2m x = mg
T2 1L
T = π L +π 2
T 2 = 4π 2 x g g
g
0, 4 0, 2
T =π +π = π 4 +π 2
T = 2π x 10 10 100 100
g
T = 0, 2π + 0, 1 2π = 0, 34π sekon
24, 5 × 10 −3
= 6, 28 Jawaban: C
FISIKA SMA/MA X
10
T = 0, 31 s 23. Massa maksimal yang dapat dibaca skala,
M = 50 kg
f = 1 = 1 = 3, 22 Hz Perpindahan maksimum pegas =
T 0, 31
Jawaban: C panjang skala, l = 20 cm = 0,2 m
165
Periode, T = 0,6 s − bt
Gaya maksimum yang diberikan pada x = x0e 2M
pegas, F = Mg
Amplitudo osilasi menurun sebesar 50%.
dimana,
x0 x − bt
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 x= ↔ 0 = x0 e 2 M
2 2
F = 50 × 9,8 = 490
2M log e 2
∴ Konstanta pegas log e 2 = bt ↔ b =
2M t
k = F = 490 = 2.450 N m −1. dengan
l 0, 2
t = 2π m
Massa m adalah: 4k
3.000
T = 2π m = 2π
k 4 × 5 × 10 4
= 0, 7691 s
2
m = T × k
2π 2 × 750 × 0, 693
∴b =
2 0, 7691
0, 6
= × 2.450 = 1.351, 58 kg/s
2 × 3, 14
= 22, 36 kg Jawaban: D
26. Perhatikan, pernyataan ini menjebak. 2 mm
Berat tubuh = mg = 22,36 × 9,8
per newton artinya adalah jika dikenai gaya
= 219,167 N.
1 newton pegas bertambah 2 mm. Jadi,
Oleh karena itu, berat badan sekitar 219 N.
pertambahan panjang pegas sebesar 1 mm
Jawaban: C jika dikenai gaya ½ newton.
24. Massa mobil, m = 3.000 kg Nah, ½ N/mm adalah untuk tetapan
Perpindahan pada sistem suspensi, pegas k sehingga Anda dapat menulis:
x = 15 cm = 0,15 m
Ada 4 pegas yang sejajar dengan k = 1 N/mm
2
dukungan massa mobil.
Persamaan untuk gaya pulih untuk sistem: F = kx = 1 × 98 = 49 N
2
F = –4kx = mg dengan, k adalah
konstanta pegas dari sistem suspensi Peti akan turun sejauh:
m mg M ( 9, 8 )
Periode, T = 2π dan ∆x = = = 19, 6 M m
4k k 1
2
mg
k= = 3000 × 10
4x 4 × 0,15 Periode getaran (osilasi) adalah:
= 50.000 = 5 × 10 4 N/m
T = 2π m = 2π M = 2π 2M sekon
Konstanta pegas, k 1
2
k = 5 × 104 N/m = 50 kN/m
Jawaban: E Jawaban: E
25. Setiap roda mendukung massa, 27. Benda dengan massa 2 kg yang bergerak
dengan kecepatan 10 m/s mempunyai
SUPER COACH
166
Saat menabrak pegas, energi kinetik 29. Energi kinetik benda yang bergetar sama
tersebut diserap oleh pegas dan diubah dengan sepertiga energi potensialnya
menjadi energi potensial sehingga pegas
EK = 1 EP
tertekan 3
10 cm = 10−1 m. 1 mv 2 = 1 × 1 ky 2
2 3 2
EK = EP
1 m (ω A cos ω t )2 = 1 × 1 mω 2 ( A sin ω t )2
100 = ½ × k × (10−1)2
2 3 2
k = 20.000 1 mω 2 A 2 cos 2 ω t = 1 × 1 mω 2 A 2 sin 2 ω t
2 3 2
Jadi, konstanta pegas tersebut adalah
1
cos ω t = sin 2 ω t
2
20.000 N/m. 3
Jawaban: D
cos ω t = 1 sin ω t
3
28. Besaran energi yang perlu diingat pada
sin ω t = 3
getaran harmonis sederhana adalah:
cos ω t
• Energi potensial : EP = ½kx2 tan ω t = 3
• Energi kinetik : EK = ½mv2 ω t = 60°
• Energi mekanik : EM = ½kA2
Energi kinetik benda yang bergetar sama
Karena energi mekanik merupakan
dengan sepertiga energi potensialnya saat
penjumlahan dari energi potensial dan
sudut fasenya 60°
energi kinetik, maka energi mekanik
Jawaban: B
dikenal juga sebagai energi total.
30. y = A sin θ
Sekarang kita tentukan nilai
amplitudonya dengan menggunakan = 0, 04 sin π
6
hukum kekekalan energi.
= 0, 04 sin 30°
EM = EP + EK = 0, 02 m
½kA2 = ½kx2 + ½mv2
Nilai k = mω2 atau m = k/ω2 sehingga EP = 1 ky 2 = 1 mω 2y 2
2 2
diperoleh: 1
= m ( 2π f ) y 2 = 2mπ 2 f 2y 2
2
1 kA 2 = 1 kx 2 + 1 k v 2 2
2 2 2 ω2 32 = 2mπ 2 50 2 ( 0, 02 ) = 2mπ 2
2
2
v
A2 = x 2 + 2
ω m = 322 = 162 ≈ 1, 6 kg dengan π 2 = 10
2π π
2
A= x 2 + v Jawaban: B
ω
31. F = mg = ( 0, 1)(10 ) = 1 N
Untuk t = 0, x = x0, dan v = v0 maka x = 25 cm − 20 cm = 5 cm = 0, 05 m
amplitudo getarannya adalah:
EP = 1 Fx = 1 (1) ( 0, 05 ) = 0, 025 J
2 2 2
v
x0 2 + 0 Jawaban: D
ω
32. Persamaan perpindahan partikel yang
FISIKA SMA/MA X
Jawaban: D
bergerak harmonik sederhana selama
waktu t adalah:
167
x = A sin ωt T
dengan ( EP )rata-rata = 1 ∫ EP dt
T0
A = Amplitudo osilasi T
ω = frekuensi sudut = 1 ∫ 1 Mω 2 A 2 sin 2 ω t dt
Kecepatan partikel: T02
v = dx = Aω cos ω t ( T
)
= 1 Mω 2 A 2 ∫ 1 − cos ω t dt
2
dt 2T 2
0
Energi kinetik partikel T
= 1 Mω 2 A 2 t − sin 2ω t
EK = 1 Mv2 = 1 MA2ω2 cos2 ωt 4T 2ω 0
2 2
= 1 Mω 2 A2 ( T )
Energi potensial partikel 4T
EP = 1 kx2 = 1 M2ω2A2 sin2 ωt = Mω A
2 2
2 2 4
T
1
( EK )rata-rata = ∫ EK dt Jawaban: B
T0
T
33. (a) Bukan gerak periodik karena tidak
= 1 ∫ 1 MA 2ω 2 cos 2 ω t dt ada pengulangan gerak (merupakan
T02
gerak linier searah).
T
( )
= 1 MA 2ω 2 ∫ 1 + cos 2ω t dt (b) Gerak periodik, karena partikel ber
2T 0
2 gerak berulang kembali setelah 2
T detik. Gerak ini memiliki periode 2 s.
= 1 MA 2ω 2 t + sin 2ω t
4T 2ω 0 (c) Bukan gerak periodik, karena partikel
mengulangi gerakan dalam satu posisi
= 1 MA 2ω 2 ( T )
4T saja. Untuk gerakan periodik, seluruh
= 1 MA 2ω 2 gerakan partikel harus diulang dalam
4 interval waktu yang sama.
(d) Gerak periodik, karena gerak
partikel berulang kembali setelah 2
detik. Oleh karena itu, gerakan ini
memiliki periode 2 s.
Jawaban: C
B. Esai
2. a. A = 10 cm
1. y = A sin 2π t + θ 0
T
b. F = k ∆x ⇒ k = F
5 = 10 sin
( )
2π 7π
30
+ θ0 k=
(
0, 9 10 )
∆x
= 900 = 50 N/m
0 , 1π 18 × 10 −2 18
5 = 10 sin 14 π + θ 0 c. a = −ω 2 A
3
( 50 ) 10−1
1 = sin 14 π + θ =−k A=−
m ( 0, 9 ) ( )
0
2 3
14 π + θ = π a = 50 m/s
9
3 0
6
SUPER COACH
θ 0 = π − 14 π = π − 28 π d. T = 2π m = 2π
0, 9
6 3 6 6 k 50
θ0 = − 27
6
π = − π = − 1 π rad
9
2 2 50(
= 2π 3 5 = ) 3 π 5 s
25
168
7. x(t) = a sin(ωt + φ)
e. f= 1 = 1 = 5 5 Hz T = 1 sekon
T 3 π 5 3π
25 t0 = 0 s
x0 = 0,5 m
3. a. ω = 2π f = 2π (100 ) = 200π radian v0 = π m/s
(
vm = ω A = 200π 3 × 10 −4 ) Dari simpangan awal saat t = 0 sekon
= 6π × 10 m/s−2 dan 0,5 m
Pada titik seimbang: x ( t ) = a sin (ω t + φ )
y=0→a=0 1 = a sin 2π t + φ
vm = 0
b. 2 T
2
(
am = −ω 2 A = ( 200π ) 3 × 10 −4 ) 1 = a sin 2π 0 + φ
2
( )
1
= 12π 2 m/s 2 1 = a sin φ 1
c. Simpangan y = A sin ω t 2
( )
= 3 × 10 −4 sin 200π t
Dari kecepatan awal saat t = 0 dan
(
Kecepatan v = 3 × 10 −4 ) ( 200π ) cos 200π t v0 = π m/s
= 3π cos 200π t
50 vt = ω a cos (ω t + φ )
Percepatan a = − 3π ( 200π ) sin 200π t
50 vt = 2π ⋅ a cos 2π t + φ
= −12π 2 sin 200π t T T
π = 2π ⋅ a cos 2π ⋅ 0 + φ
1 1
4. y = A sin 2π t = 0, 60 sin 2π π
T π 10 1 = 2a cos φ
2
4 a= 1 ( 2)
= 0, 60 sin π = 0, 60 × sin 72° 2 cos φ
10
y = ( 0, 60 )( 0, 95 ) = 0, 57 meter Substitusi persamaan (2) ke (1) diperoleh:
1 = a sin φ
5. y = A sin ω t 2
= A sin 2π t = A sin 4π t 1 = 1 sin φ
T 2 2 cos φ
0, 8 A = A sin 4π t sin φ 2
sin 4π t = 0, 8 = =1
cos φ 2
sin 720°t = sin 53° tan φ = 1 → φ = 45°
720 t = 53
1 = a sin 45°
t = 0, 073 s
2
6. a. ω = 2π f = 2π (100 ) = 200π rad/s 1 = a 1 2
2 2
b. y = A sin ω t → 0, 75 = 1, 5 sin ω t
a= 1 = 1 2 meter
sin ω t = 0, 5 = sin 30°
2 2
v = Aω cos 30°
= (1, 5 )( 200π )( 0, 87 ) 8. a. Gerak Harmonik Sederhana (GHS)
FISIKA SMA/MA X
( )
= − 40.000π 2 (1, 5 )( 0, 5 )
= 30.000π m/s 2
2
169
karena itu, fungsi ini adalah gerak
= 2 1 sin ω t − 1 cos ω t nonperiodik.
2 2
f. Fungsi yang diberikan 1 + ωt + ω2t2
= 2 sin ω t × cos − cos ω t × sin π
π
bersifat nonperiodik.
4 4
170
Kuadran IV:
Posisi x = A sin 2π t + π
2π t = 2π − π − π T 2
T 3 2
= A sin π + π
5
t = 7 T 6 2
12
= A sin 8 π
6
Posisi x = A sin 2π t + π
T 2 = A sin 4 π
3
= A sin 7 π + π
6 2 = A sin π + π
3
= A sin 10π
6 =− 1 3A
2
= − A sin π
3 π
1 (ii) a = −ω 2 A sin ω t +
=− 3A 2
2
= −ω 2 A cos ω t
Kuadran II:
−ω 2 A cos ω t = 0, 5ω 2 A
cos ω t + π = −0, 5 amax = ω 2 A
2
cos ω t = 0, 5
ωt + π = π − π
2 3
2π t = π − π Kuadran I:
T 2 3 cos ω t = cos π
3
= π − 2π = π
3
6 6 2π t = π
1 T 3
t= T
12 1
t = T
6
Posisi x = A sin 2π t + π
Posisi x = A sin 2π t + π
T 2
T 2
= A sin 2π + π
12 2 = A sin 2 π + π
6 2
= A⋅ 1 3
2
= A sin 5 π 1
= A
1 6 2
= 3A
2
Kuadran IV:
Kuadran III:
cos ω t = cos 2π − π
3
cos ω t + π = cos π + π
2 3 2π t = 5π
π π T 3
ωt + = π + 5
2 3 t= T
2π t = π + π = 5π 6
T 2 3 6
5 Posisi x = A sin 2π t + π
t= T T 2
12
FISIKA SMA/MA X
= A sin 13 π
6
π
= A sin = 1 A
6 2
Kuadran II:
a. a = ω2y
( )
2
r = 12 + 2 3 = 13
−3
ω= a = 8 × 10 = 40 2 A cos ω t = 8
y 2 × 10 −4
2π f = 40 2A 2 3 = 8
13
40 = 10 Hz
f=
2π π A = 4 13 = 2 39 cm
2 3 3
( )
b. (i) v(y = 0) = 2 10 2 × 10 −4 cos (ω t + θ 0 )
13. Pada awalnya, pada t = 0;
y = 0 ⇒ 0 = A sin (ω t + θ 0 )
SUPER COACH
Perpindahan, x = 1 cm
sin (ω t + θ 0 ) = 0 Kecepatan awal, v = ω cm/s.
cos (ω t + θ 0 ) = 1 − sin 2 (ω t + θ 0 ) Frekuensi sudut, ω = π rad s–1
Dengan demikian,
= 1 =1
x(t) = A cos (ωt + φ)
172
1 = A cos (ω × 0 + φ) = A cos φ 14. kp = k1 + k2
A cos φ = 1 ... (i) = 200 + 400
Kecepatan, v = dx/dt = 600
ω = –Aω sin (ωt + φ) 1 = 1 + 1
ks k p ks
1 = –A sin (ω × 0 + φ) = –A sin φ
A sin φ = –1 ... (ii) = 1 + 1
600 200
Kuadratkan dan tambahkan persamaan 1 = 1 + 3 = 4
(i) dan (ii), kita mendapatkan: ks 600 600 600
A2 (sin2 φ + cos2 φ) = 1 + 1 ks = 150 N m
A2 = 2
F =w
∴ A = 2 cm
k ∆x = mg
−2
Bagilah persamaan (ii) dengan m = k ⋅ ∆x = 150 ⋅ 5 ⋅ 10
g 10
persamaan (i), Anda mendapatkan:
= 75 × 10 −2 kg
tanφ = –1
= 0, 75 kg
∴ φ = 3π , 7π , .
4 4
1 = 1 +1
15. (a)
ka 2k k
GHS diberikan sebagai:
= 1 + 2
x = B sin (ωt + α) 2k 2k
Menempatkan nilai yang diberikan pada = 3
2k
soal, Anda mendapatkan:
1 = B sin [ω × 0 + α] = 1 ka = 2k
3
B sin α = 1 ... (iii) (b) kb = 2k
Kecepatan, v = ωB cos (ωt + α)
∆x = F ⇒ ∆x ∝ 1
Substitusikan nilai yang diberikan pada k k
soal, Anda mendapatkan: x b ka
=
ω = ωB cos α xa kb
2
tan α = 1 m = 1 ⋅ 8 = 0, 204 kg
4 ⋅ 9, 8
∴α = 1 π , 5 π ,
4 4
173
17. y = A sin (ω t + θ 0 ) = A sin 2π t 20. a. i. kA = 1 k kB = 2k
T 2
1 2 A = A sin 2π t mg mg
∆x = ∆x =
2 T kA kB
sin 2π t π
= sin = sin 45° 2mg mg
∆x A = ∆x B =
T 4 k 2k
2π t = π = θ 2mg
T 4 ∆x A
= k =4
π ∆x B mg 1
ϕ= θ = 4 =π× 1 =1 2k
2π 2π 4 2π 8
18. F = mg = (10 )( 0, 2 ) = 2 N ii. kC = 2 k kD = 6 k
3 5
k = F = 2 = 20 N/m ∆xC =
mg
∆x D =
mg
∆x 0, 1 kC kD
f= 1 k = 1 20 = 5 Hz mg mg
∆xC = 3 ∆x D = 5
2π m 2π 0, 2 π 2 k 6 k
3 mg
19. a. k = F = 4 = 200 N/m ∆xC 2 k
= =9
∆x 0, 02 ∆x D 5 mg 5
6 k
b. T = 2π m = 2π 2 = 1π s
TA kB 2k = 2
k 200 5 b. i. = =
TB kA 1k 1
f = 1 = 5 Hz 2
T π
6 k
c. vm = ω A = 2π = 2π ( 0, 04 ) TC kD 5 = 9 = 3
TA 1 π ii. = =
TD kc 2 k 5 5
5 3
= 0, 4 m/s
21. a. Perpanjangan maksimum pegas
d. am = ω 2 A = (100 )( 0, 04 ) = 4 m/s 2
pada kedua kasus adalah = F ,
k
e. 1 A = A sin θ dengan k konstanta pegas.
2
b. Pada Gambar (a) jika x adalah
sin θ = 1 = sin 30° perpanjangan pegas, ketika massa
2
θ = 30° m kembali ke posisi rata-rata setelah
dilepaskan bebas, maka gaya pulih
v = ω A cos θ = (10 )( 0, 04 ) (cos 30°)
pada massa adalah F = –kx, yaitu,
= 0, 4 3 = 0, 2 3 m/s F ∝ x.
2
Gaya F ini diarahkan ke posisi
a = −ω 2 A sin θ
rata-rata massa, maka massa
= − (100 )( 0, 04 ) (sin 30°) yang menempel pada pegas akan
= −2 m/s 2 mengeksekusi getaran harmonik
f. 1 A = A sin ω t sederhana.
2 Faktor pegas = konstanta pegas = k
sin ω t = 1 = sin π Faktor inersia = massa yang
2 6
SUPER COACH
diberikan = m
π
ωt = π ↔ t = 6 = π × 1 = π s Pada gambar (a), periodenya adalah
6 ω 6 10 60
T = 2π faktor inersia = 2π m
faktor pegas k
174
Pada Gambar (b), ada dua sistem
konstanta pegas k dan massa f = 1 = 1 k
T 2π m
reduksi: µ = m × m = m ∴f = 1 1.200 = 3, 18 Hz
m+m 2 2 × 3, 14 3
Faktor inersia = m
2 Jadi, frekuensi osilasi adalah 3,18
Faktor pegas = k
siklus per detik atau Hz.
m b. Percepatan maksimum (a) diberikan
T = 2π 2 = 2π m oleh hubungan:
k 2k
a = ω2 A
22. a. F = ma dimana,
0, 064 k
a= F = = 0, 32 m/s 2 ω = frekuensi sudut = ω =
m 0, 2 m
A = perpindahan maksimum
b. vm = ω A = 2π fA = 2π kA
1.200 × 0, 02
2π m a= k A= = 8 m s −2
m 3
F = kx = mg
Oleh karena itu, percepatan
mg mg
k= ↔k= maksimum massa adalah 8 m/s2.
x A
c. Kecepatan maksimum, vmax = Aω
mg
x A= gA
vm =
m x = A k = 0, 02 × 1.200 = 0, 4 m/s
m 3
dimana x = A sehingga: Oleh karena itu, kecepatan
g 2 maksimum massa adalah 0,4 m/s.
vm = A = gA
A 25. a. wtot = wmobil + wpembalap
= (10 ) ( 20 × 10−3 ) = 0, 4 m/s = 16.000 + 800
w = 16.800 = 4.200 N
c. T = 2π m = 2π m 4
k mg
A ∆x = F = 4.2004 = 600 × 10 − 4
k 7 × 10
= 2π A = 2π 2 × 10 −3
= 6 × 10 − 2 m = 6 cm
g
= 0, 28 s m = w = 4.200 = 420 kg
b.
g 10
23. fmin = 10 Hz
kp f= 1 k = 1 7 × 10 4 = 2, 05 Hz
1 = 10 2π m 2π 420
2π m
k p = 4π 2m ⋅ 10 2 c. t = 3T
4 k = 400π 2m t = 3 × 1 = 3 = 1, 46 sekon
f 2, 05
(
k = 100π 2 5 π 2 = 9, 8 ) 26. Konstanta pegas
k = 4.900 N/m mg ( 0, 05 ) (10 )
k= F = = = 0, 05 N/cm
∆x ∆x 10
24. Konstanta pegas, k = 1.200 N m-1
FISIKA SMA/MA X
a. FR = − Fa + w = −ma + mg
Massa kubus, m = 3 kg
= − ( 0, 05 )( 4 ) + ( 0, 05 )(10 )
Perpindahan, A = 2 cm = 0,02 m
= −0, 2 + 0, 5 = 0, 3 N
a. Frekuensi osilasi f, diberikan oleh
0, 3
hubungan: ∆x = F = = 6 cm
k 0, 05
175
b. FR = ma + mg = 0, 2 + 0, 5 = 0, 7 N kecil. F adalah gaya dari masing-
0, 7 masing pegas. Besar dari gaya
∆x = F = = 14 cm pemulih yang bekerja pada m
k 0, 05
adalah:
c. FR = mg = ( 0, 05 )(10 ) = 0, 5 N Fpemutih = − F sin θ − F sin θ
0, 5
∆x = F = = 10 cm Fpemutih = −2F sin θ
k 0, 05
Dengan asumsi θ relatif kecil maka
27. a. T = 2π m ⇒ T 2 = 4π 2 m diperoleh hubungan:
k k
∆y
2 0, 2 sin θ ≈ tan θ ≈
= 4π ⋅ d
k
2 0, 2 Gaya pemulih di atas dapat
2 = 4π ⋅
2
k diekspresikan sebagai
k = (10 )( 0, 2 ) = 2 N/m; π 2 = 10 Fpemutih = −2F
∆y
d
b. A = CE = 0, 1 m
Panjang pegas mula-mula adalah d1
y = A sin ω t = d, kemudian saat disimpangkan
y = 0, 1 sin 2π ⋅ t panjangnya menjadi d2. Dari gambar
T
diperoleh hubungan
y = 0, 1 sin π ⋅ t = 0, 1 sin π t
2
∆d = d2 − d1
2
CD = y = 0, 05 m ∆d = d 2 + ∆y 2 − d
y = 0, 1 sin π t Kembali ke gaya pemulih tadi, dengan
0, 05 = 0, 1 sin π t memasukkan gaya pegasnya:
sin π t = 0, 5 = sin π Fpemutih = −2F
∆y
6 d
π
π t = ↔ t = sekon1 ∆y
6 6 = −2k ∆d
d
( )
c. Kecepatan ∆y
= −2k d 2 + ∆y 2 − d
dy d d
v= = ( 0, 1 sin π t ) = 0, 1π cos π t
dt dt d 2 + ∆y 2 d
= −2k − ∆y
= 0, 1π cos π = 0, 1π ⋅ 1 3 d2 d
6 2
v = 0, 05π 3 m s −1 d 2 + ∆y 2
= −2k − 1 ∆y
28. a. Gaya-gaya yang bekerja pada sistem d2
dengan pengabaian gravitasi adalah
∆y 2
sebagai berikut. = −2k 1 + 2 − 1 ∆y
d
1
d d ∆y 2 2
= −2k 1 + 2 − 1 ∆y
θ d
F sin θ
F sin θ ∆y
Untuk menyederhanakan bentuk
F F dalam kurung, dapat digunakan
bantuan Binomial Newton:
SUPER COACH
176
potong hingga 2 suku terdepan saja:
v = ω A 2 − y 2 = 2π f A 2 − y 2
1
∆y 2 12 v = 2π ( 5 ) ( 2 × 10 −2 ) − (10 −2 )
2 2
Fpemutih = −2k 1 + ∆y22 2 − 1 ∆y
Fpemutih = −2k 1 + d 2 − 1 ∆y
d v = 10π 4 × 10 −4 − 10 −4 = 0, 1 3π m/s
∆y 2 2
≈ −2k 1 + 1 ∆ − 1 ∆ y
( )(
EK = 1 mv 2 = 1 2 × 10 −1 0, 1 3π )
2
y
≈ −2k 1 + 1 2 d 22 − 1 ∆y
2 d 2 2
∆y 22 = 3π 2 × 10 −3 J
≈ −2k 1 ∆ y ∆ y
≈ −2k 12 d 22 ∆y
2 d b. ω = 2π f = 2π ( 5 ) = 10π
∆y
sin θ ≈ tan θ ≈ ∆y
sin θ ≈ tan θ ≈ d EP = 1 mω 2y 2
d 2
Fpemutih ≈ −2k 1 sin 22 θ ∆y
1 1
( ) ( )
2
2 × 10 −1 (10π ) 10 −2
2
Fpemutih ≈ −2k 2 sin θ ∆y =
2 2
= 10 −1 × 10 2 π 2 × 10 −4
Terlihat gaya pemulih pada sistem
sebanding dengan simpangan pada = π 2 × 10 −3 J
arah vertikal sehingga dimungkinkan c. E = EK + EP = 3π 2 × 10 −3 + π 2 × 10 −3
terjadinya gerak harmonik = 4π 2 × 10 −3 J
sederhana pada arah vertikal. 30. Gambar (a) periode, T = 2 detik
b. Frekuensi osilasi
Amplitudo, A = 3 cm
F = mω 2∆y
Pada waktu, t = 0, vektor radius OP
2k 1 sin 2 θ ∆y = mω 2∆y membuat sudut ½ π terhadap sumbu-X
2 positif. Sudut fase awal φ0 = +π/2
ω 2 = k sin θ
2
a. y = 1 cm = 0,01 m = 10–2 m
EK = … x = A cos 2π t + φ0 = 2 cos 2π t + π
T 4
π
x = −2 cos t m
2
177
31. Orang paling nyaman jika berjalan pada bandul fisis. Frekuensi osilasi bandul
frekuensi alamiah. Jadi, semakin panjang fisis bergantung pada panjang bandul.
kaki seseorang maka semakin lambat Makin panjang bandul maka makin
ayunan kakinya. kecil frekuensi alamiahnya (frekuensi
32. Ada frekuensi ayunan tertentu yang osilasinya).
membuat kaki nyaman. Frekuensi ini 33. Keunguulan peredam pada shockbreaker
adalah frekuensi alamiah kaki. Orang adalah untuk menyerap energi pegas.
yang memiliki kaki panjang memiliki sehingga lama-kelamaan energi pegas
frekuensi alamiah lebih kecil sehingga berkurang. Akibatnya, simpangannya
merasa nyaman jika mengayunkannya lama kelamaan berkurang hingga
lebih lambat. Kita dapat memodelkan akhirnya berhenti. Jenis peredam
telapak kaki sampai lutut sebagai menentukan berapa lama pegas akan
2
berhenti berosilasi.
PEMBAHASAN
PENILAIAN A K H I R SEMESTER
A. Pilihan Ganda
1. Gambar menunjukkan dua orang
4. Benda mengalami perlambatan dari C ke
siswa sedang melakukan eksperimen di
D karena kecepatannya terus menurun.
laboratorium. Melakukan eksperimen
vt − v0
termasuk tahapan ilmiah. a= = 5 − 0 = 5 = 2, 5 m s −2
∆t 17 − 15 2
Jawaban: C
2. Skala utama = 2 mm Jawaban: A
178
120 − Fkontak = 40(2)
ω = 2π f ⇒ f = ω
2π Fkontak = 120 − 80 = 40 newton
f= 320 π = 160 Hz
2π Cara kedua tinjau peti B:
B
v = ωR = (320π)(0,5) = 160π m/s Fkontak
Jawaban: A
7. Benda yang bergerak dengan kecepatan
licin
konstan tidak memiliki percepatan sehingga
berlaku Hukum I Newton. Tentunya ∑F = ma
terdapat beberapa gaya yang bekerja pada Fkontak = mB a
benda, namun resultannya sama dengan Fkontak = 20(2) = 40 newton
nol sehingga percepatannya juga nol.
Jawaban: D
Jawaban: C
10. T1 y
8. m1 bergerak ke bawah sehingga berlaku: x
T1 N2
a=
( m1 − m2 ) g
( m1 + m2 ) 1 w2y
T2
w2x
N3
w2 f2
2, 5 =
( 5 − m1 ) 10 T2
( 5 + m1 ) m1g f3
0, 25 =
( − m1 )
5 m3g
( 5 + m1 ) m2 = m3 = 4 kg
+ 0, 25m1 = 5 − m1
1, 25+ Balok 3:
1, 25m1 = 3,75 ∑ Fx = 0
m1 = 3 kg T2 = f3
Jawaban: E = µ m3 g
9. mA = 40 kg = 0, 25 ( 4 ) (10 )
mB = 20 kg = 10 N
F = 120 N Balok m2:
Tinjau sistem: ∑ Fx = 0
∑F = ma T1 − w2 x − f2 − T2 = 0
120 = (40 + 20) a
Gaya pada sumbu-Y:
a = 120/60 = 2 m/s2
∑ Fy = 0
Gaya kontak yang terjadi antara peti A
N − Fy − wy = 0
dan B
N − F sin θ − mg cos θ = 0
Cara pertama tinjau benda A:
A N = F sin θ + mg cos θ (2)
Substitusikan persamaan (2) ke (1)
F Fkontak F cos θ − µ s ( F sin θ + mg cos θ ) − mg sin θ = 0
FISIKA SMA/MA X
179
F3 =
( 6, 67 × 10 ) ( 8 ) = 8, 54 × 10 −9 N
( 0, 5 2 )
2
F12 = F12 + F2 2
F1 = F2 = F sehingga
F12 = F 2
= 1, 71 2 × 10 −8 N
11. Supaya sistem tepat akan bergerak, FR = F12 + F3
harus dipenuhi persamaan berikut.
= (1, 71 2 + 0, 854 ) 10 −8
∑F = ma
= 3, 27 × 10 −8 N
F − T − fk = (mA+mB)a
Jawaban: E
F =(mA+mB)a + mBg + μkmAg
15. Gambar ketiga massa.
= (30 + 20)(2) + (20)(10) + (0,1)(30)(10)
m
= 100 + 200 + 30 = 330 N FR
Jawaban: E
a F1 a F
12. Tentukan nilai percepatan sistem terlebih
dahulu. m F2 m
60°
a=
mB g
=
(1)(10 ) = 10 m/s a F
mB − mA 1+ 2 3
F1 = F2 = F
Tinjau benda A m1 = m2 = m3 = m
m1m2
T = mAa = 2 10 = 6,7 N F =G
3 r2
Jawaban: C F = G m× m
a×a
13. Gaya dari setiap massa besar pada Gm 2
Jawaban: C Jawaban: C
(
6, 67 × 10 −11 ( 8 ) ) 2 adalah V = − GMm . Besarnya
r
F1 = GMM =
( 0, 5 )
2 2
r berbanding terbalik dengan jarak kedua
objek, sehingga pada jarak r → ∞,
= 1, 71 × 10 −8 N
energinya mendekati nol.
F2 =
( 6, 67 × 10 ) ( 8 )
−11 2
= 1, 71 × 10 −8 N Jawaban: C
( 0, 5 )
2
−11
17. v = 2GM = 2 × 6, 67 × 10 × 3, 6 × 1012
F3 =
( 6, 67 × 10 ) ( 8 )
−11 2
= 8, 54 × 10 −9 N
R 700
( 0, 5 2 ) = 0, 83 m/s
2
Jawaban: A
F12 = F12 + F2 2
SUPER COACH
= ( 6, 7 × 10 −11 )
20. Karena peluru kembali lagi ke tanah, (7, 40 × 10−10 )
2
= ( +8.000 ) + ( −6.000 )
(
21 = 1 ( 2 ) v2 2 − 22
2
) = +2.000 kg m s −1
21 = v2 2 − 4 Jawaban: B
−1
v2 = 25 = 5 m s
181
27. Massa bola m = 0,25 kg Hukum kekekalan momentum:
Kecepatan awal v1 = 16 m/s (ke kanan) mpvp + mbvb = mpvp' + mbvb'
Kecepatan akhir v2 = –20 m/s (ke kiri)
Impuls yang diberikan kayu pemukul
( 0, 1)(100 ) + 0 = ( 0, 1)( 50 ) + 2vb'
pada bola sama dengan perubahan 2vb' = 5
momentum bola vb = 5 = 2,5 m/s
2
I = ∆p = p2 − p1 = mv
2 − mv
1
Jawaban: B
I = m (v2 − v1 )
30. Tinggi pantulan 1 adalah h1 = 3 m
= 0, 25 −20 − (16 )
Tinggi pantulan 2 adalah h2 = 1,5 m
= −9 N s
Koefisien restitusi dapat dihitung dengan
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls
persamaan:
berarah mendatar ke kiri
h2 1,5 1 =1 2
Gaya rata-rata kayu pemukul pada bola e= = =
h1 3 2 2
selama selang waktu ∆t = 0,01 s
I = F ∆t ketinggian bola mula-mula, h
F = I = −9 = −900 N h1 h
∆t 0,01 e= → h = 12 → h = 3 = 6 m
h e 1
Percepatan rata-rata a dapat dihitung 2
dengan persamaan Jawaban: B
F = ma 31. Persamaan simpangan: y = A sin θ;
a = F = −900 N = −3.600 m s −2 y = A sin (ωt + θ0)
m 0,25 kg
T = 24 ms = 24 × 10–3 s
Tanda negatif menyatakan bahwa arah
percepatan adalah mendatar ke kiri. y = 1 3A
2
Jawaban: E 1 3 A = A sin θ
2
28. mA + mB = 4 kg
sin θ = sin π rad
mC = 1 kg 3
v A = vB = 5 m s = v; vC = 0 sin 60° = 1 3
2
Jika mobil A dan mobil C mengalami θ = π rad = 60° (1)
tumbukan tidak lenting sama sekali maka: 3
v A' = vC' = v ' = vB' ω = 2π = 2π = 1.000π rad/s
T 24 × 10 −3 12
Berlaku hukum kekekalan momentum
θ = ω t = 1.000π t (2)
( mA + mB ) v + mCvC = ( mA + mB ) v '+ mCvC' 12
4 ( 5 ) + 0 = 4v ' + v ' Samakan nilai θ, sehingga
20 = 5v '
π = 1.000π t
v ' = 4 m/s
3 12
Jawaban: C t = 4×10–3 s = 4 ms
SUPER COACH
29. mb = 2 kg Jawaban: B
mp = 100 gram = 0,1 kg
vp = 100 m/s
v'p = 50 m/s
182
35. m = 0,5 kg
32. v = 0, 05 ( 5 ) cos 5 t − π
6 k = 200 N/m
( )
t = 0 → v = 0, 25 cos − π = 0, 22 m/s
6
ymaks = A = 3 cm = 0,03 m
Periode getaran pegas:
a = − ( 25 ) ( 0, 05 ) sin 5 t − π
6 T = 2π m
k
t = 0 → a = 1, 25 ( 0, 5 ) = 0, 625 m/s 2 0, 5
T = 2π = 2π 1
200 400
Jawaban: B
= 2π 1 = 0, 1π sekon
k 20
f m1 m2 9m1 vmaks = ωA
33. 1 = = = =3
f2 k m1 m1
m2 vmaks = 2π A
T
f1 = 3 f2 → f2 = 1 f1 = 1 ( 30 ) = 10 Hz vmaks = 2π ( 0, 03 ) = 0, 6 m/s
3 3 0, 1π
Jawaban: A Jawaban: B
34. Cari konstanta gabungan:
kt = k1 + k2 = 150 + 150 = 300 N/m
T = 2π m = 2π 3 = 2π = 0, 2π s
kt 300 10
Jawaban: C
B. Esai
1. Berikut diagram benda bebas balok yang mg sin α = m 1 g
2
dilepaskan pada permukaan bidang
miring yang licin. mg sin α = mg 1
2
w sin α sin α = 1
2
α α = 30°
w cos α 2. r1 = R
α w
r2 = 2R
Arah percepatan balok yaitu meluncur w1 : w2 = m1 g : m2 g
turun. Gaya yang menimbulkan m1GM m2GM
percepatan tersebut adalah komponen w1 : w2 = :
r12 r22
gaya berat w sin α sehingga dapat
dituliskan: Nilai m1 = m2 = m (bendanya sama)
∑F = ma sehingga:
w sin α = ma m1GM m2GM 1 1
w1 : w2 = : = 2: 2
mg sin α = ma r12 r22 r1 r2
R ( 2R )
percepatan gravitasi. Berarti, substitusi
2
w
1
nilai a = g sehingga w1 : w2 = 12 × 4 R → 1 = 4
2 R 1 w2
183
3. EM A = EM B
5. a vm = ω A = 2π A = 2π (10 ) = 40 m/s
T π
mghA + 1 mvA 2 = mghB + 1 mvB 2
2 2 2
1
(10 ) ( 0, 5 ) + 0 = 0 + vB 2
b. F = mg = kA
2
T 2 = 4π 2 m → k = 4π2 m
2
1
5 = vB 2
2 k T
vB = 10 m/s 4 π 2
= 2 . ( 0, 1) = 1, 6 N/m
π
4. m1 = m 4
v1 = 5u
m2 = 5m
( )
F = kA = (1, 6 ) 10 × 10 −3
v2 = u = 0, 016 N
Karena setelah tumbukan kedua bola
bersatu maka kecepatan akhir kedua bola
sama, yaitu v'.
Dengan menggunakan hukum kekekalan
momentum:
m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 ) v '
m ( 5u ) + ( 5m ) u = ( m + 5m ) v '
5mu + 5mu = 6mv '
v ' = 10 u = 5 u
6 3
SUPER COACH
184