Anda di halaman 1dari 19

CASE METHOD

KALKULUS PREDIKAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : GRACE C. SIHALOHO

NIM : 4223111018

PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA 2022 A

DOSEN PENGAMPU : Dr. ASRIN LUBIS, M.Pd

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia,serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Case
Method dengan materi “ Relasi dan Fungsi “ ini dengan baik. Dan juga saya berterima
kasih kepada Bapak Asrin Lubis selaku Dosen mata kuliah himpunan dan logika.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Case Method mata kuliah
himpunan dan logika. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai relasi dan fungsi. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mohon maaf dan berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang.

Medan, September 2022

Grace C. Sihaloho

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iii

BAB I Pengantar ......................................................................................... 1

A. Pengertian Case Method .................................................................. 1


B. Tujuan Case Method ........................................................................ 1
C. Manfaat Case Method ...................................................................... 1

BAB II Isi Buku .......................................................................................... 2

A. Ringkasan Buku .............................................................................. 2


B. Keunggulan Buku ............................................................................ 5
C. Kelemahan Buku ............................................................................. 5
D. Implikasi Buku ................................................................................ 6

BAB III Isi Jurnal/Artikel ............................................................................ 7

A. Ringkasan Jurnal ............................................................................. 7


B. Keunggulan Jurnal ........................................................................... 10
C. Kelemahan Jurnal ............................................................................ 10
D. Implikasi Jurnal ............................................................................... 11

BAB IV Originalistas Ide dan Konteks Sosial ............................................. 12

BAB V Perangkat yang Dibutuhkan ............................................................ 13

BAB VI Ide Turunan dan Konteks Sosialnya .............................................. 14

BAB VII Penutup........................................................................................ 15


A. Kesimpulan ..................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Case Method
Studi kasus menjadi laporan penelitian terkait informasi deskriptif tentang jenis data
penelitian percobaan atau eksperimen, proyek, peristiwa atau analisis. Dalam ilmu
sosial studi kasus melibatkan pemeriksaan yang mendalam, dan rinci dari subjek studi
(kasus), serta kondisi kontekstual yang terkait.
Studi kasus adalah riset yang mendalam dan terperinci tentang seseorang atau
sekelompok kecil individu dengan bersifat kualitatif, lantaran menghasilkan deskripsi
naratif tentang perilaku maupun pengalaman yang ditemukan oleh si peneliti.
B. Tujuan Case Method
Alasan dibuatnya case study ini adalah berikut :
- Untuk penyelesaian tugas Mata Kuliah Himpunan dan Logika
- Untuk memperluas wawasan tentang Relasi dan Fungsi dalam Himpunan dan
Logika
- Mengetahui isi bacaan buku dan jurnal yang dikritik
- Menjawab masalah atau soal yang di berikan
C. Manfat Case Method
Manfaat dari case method ini adalah :
- Menambah pengetahuan tentang Relasi dan Fungsi dalam Himpunan dan Logika
- Meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku dan kemampuan
mengkritik buku atau jurnal
- Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh buku
atau jurnal

1
BAB II
ISI BUKU
A. Isi Ringkasan Buku
Logika Predikat

Untuk memahami logika predikat, pertama perlu dikenalkan konsep tentang Predikat.
Setelah itu, akan diperkenalkan konsep kuantifier, yang memungkinkan untuk menalar
pernyataan yang menegaskan bahwa suatu sifat tertentu berlaku untuk semua objek dari
tipe tertentu dan dengan pernyataan yang menegaskan keberadaan suatu objek dengan sifat
khusus.

a. Predikat

Pernyataan yang melibatkan variabel, seperti "x > 3," "x = y + 3," "x + y = z", dan
"Komputer x diserang oleh penyusup", dan "Komputer x berfungsi dengan baik", sering
dijumpai dalam pernyataan matematika, program komputer, dan sistem spesifikasi.
Pernyataan ini tidak benar atau salah bila nilai variabelnya tidak ditentukan. Pernyataan "x
lebih besar dari 3" memiliki dua bagian. Bagian pertama, variabel x, adalah subjek dari
pernyataan tersebut. Bagian kedua predikat, "lebih besar dari 3" - masuk ke dalam sifat
bahwa subjek dari pernyataan itu dapat dimiliki. Pernyataan "x lebih besar dari 3" dapat
ditunjukkan dengan P(x). dimana P menunjukkan predikat "lebih besar dari 3" dan x adalah
variabelnya. Pernyataan P(x) juga dikatakan sebagai nilai Fungsi Proposisional dari P pada
x. Sekali nilai untuk variabel x telah ditetapkan, pernyataan P(x) menjadi proposisi dan
memiliki nilai kebenaran. Perhatikan Contoh 3.1. dan 3.2. berikut ini.

Contoh 3.1. Misalkan P(x) menunjukkan pernyataan "x> 3". Apakah nilai kebenaran dari
P(4) dan P(2)?

Penyelesaian: Pernyataan P(4) diperoleh dengan menetapkan x = 4 dari pernyataan "x> 3".
Oleh karena itu, P(4), yang merupakan pernyataan "4> 3" yang bernilai benar. Namun,
P(2), yang merupakan pernyataan "2> 3", yang bernilai salah.

b.Kuantifier

Bila variabel dalam fungsi proposisional diberi nilai, maka pernyataan yang dihasilkan
menjadi proposisi dengan nilai kebenaran tertentu. Namun, ada cara penting lain yang
disebut Kuantifikasi, untuk membuat suatu proposisi dari fungsi proposisional.
Kuantifikasi mengungkapkan sejauh mana predikat benar atas berbagai elemen. Dalam
bahasa yang umum, kata Semua, Beberapa, Banyak, Tidak ada, dan Sedikit, digunakan
dalam kuantifikasi. Pembahasan akan difokuskan pada dua jenis kuantifikasi ini:
Kuantifikasi universal, yang mengatakan bahwa predikat benar untuk setiap elemen di
bawah kondisi predikatnya adalah benar, dan kuantifikasi eksistensial, yang memberitahu
bahwa ada satu atau lebih elemen dalam kondisi predikatnya adalah benar. Bidang logika
yang berhubungan dengan predikat dan kuantifier disebut Kalkulus Predikat.

2
c. Kuantifier Universal.

Banyak pernyataan matematika menyatakan bahwa sebuah sifat adalah Benar untuk semua
nilai variabel dalam domain tertentu, yang disebut Domain Pembicaraan (atau Semesta
Pembicaraan), sering hanya disebut sebagai Domain. Pernyataan seperti itu diungkapkan
dengan menggunakan kuantifikasi universal. Kuantifikasi universal P(x) untuk domain
tertentu adalah Proposisi yang menegaskan bahwa P(x) benar untuk semua nilai x dalam
domain ini. Perhatikan bahwa domain menentukan nilai yang mungkin untuk variabel x.
Arti dari kuantifikasi universa: P(x) berubah ketika domainnya diubah. Domain harus
selalu ditentukan bila Kuantifikasi universal digunaken; Tanpa itu, kuantifikasi universal
dari suatu pernyataan tidak didefinisikan.

Definisi 3.1. Kuantifikasi universal P(x) adalah pernyataan "P(x) untuk semua nilai x dalam
domain". Notasi Vx P(x) menunjukkan kuantifikasi universal P(x). Disini v disebut
Kuantifikasi universal. Vx P (x) yang dibaca sebagai "untuk semua x P(x)" atau "untuk
setiap x P(x)". Elemen untuk P(x) yang bernilai salah disebut Contoh kontra dari Vx P(x).

d. Kuantifier Eksistensial.

Banyak pernyataan matematika yang menyatakan bahwa ada elemen dengan sifat tertentu.
Pernyataan tersebut diungkapkan dengan menggunakan kuantifikasi eksistensial.

Dengan kuantifikasi eksistensial, dapat dibentuk proposisi yang benar jika dan hanya jika
P adalah benar, setidaknya satu dari nilai x dalam domain. Definisi 3.2.: Kuantifikasi
eksistensial P(x) adalah proposisi "Ada elemen x dalam domai sehingga memenuhi P(x)"
Notasi 3x P(x) digunakan untuk kuantifikas eksistensial P(x). Notasi 3 disebut Kuantifikasi
eksistensial.

Sebuah domain harus selalu ditentukan ketika pernyataan 3x P(x) digunakan Selanjutnya,
arti dari 3x P(x) berubah ketika domainnya berubah. Tanpa menentukan domain pernyataan
3x P(x) tidak ada artinya. Selain ekspressi "ada". kuantifikasi eksistensial dapa juga
diekspresikan dalam banyak cara lainnya, seperti dengan menggunakan kata-kata "untuk
beberapa orang", "untuk setidaknya satu", atau "ada".

Kuantifikasi Eksistensial 3x P(x) dibaca sebagai "Ada x sedemikian rupa sehingga P(x)",
"Setidaknya ada satu x sedemikian rupa sehingga P(x)", atau "Untuk beberapa x P(xy". Arti
dari kuantifier eksistensial dirangkum dalam baris kedua Tabel 3.1. Penggunaan
kuantifikasi eksistensial digambarkan dalam Contoh 3.12-3.14.

Contoh 3.12: Misalkan P(x) menunjukkan pernyataan "x > 3". Apakah nilai kebenaran dari
kuantifikasi 3x P(x), dimana domain terdir: dari semua bilangan real?

Penyelesaian: Karena "x > 3" kadang benar - misalnya, bila x = 4-kuantifikasi dari P (x),
yaitu 3x P(x), adalah benar.

Perhatikan bahwa pernyataan 3x P(x) adalah salah jika dan hanya jika tidak ada unsur
dalam domain untuk mana P(x) adalah benar. Artinya, 3x P(x) adalah salah jika dan hanya

3
jika P(x) adalah salah untuk setiap elemen domainnya. Pengamatan ini diilustrasikan pada
Contoh 3.13.

Contoh 3.13.

Misalkan Q(x) menunjukkan pernyataan "x=x+1". Apakah nilai kebenaran dari kuantifikasi
3x Q(x), dimana domainnya terdiri dari semua bilangan real? Penyelesaian: Karena Q(x)
adalah salah untuk setiap bilangan real x, kuantifikasi eksistensial Q(x), yaitu 3x Q(x),
adalah salah.

Jika semua elemen dalam domain bisa didaftarkan - katakanlah, x1, x2..... kuantifikasi
eksistensial Ex P(x) sama dengan disjungsi P(x1) V P(x-) V V P(x), karena terkadang
dibutuhkan bantuan berpikir dalam hal perulangan dan pencarian ketika menentukan Nilai
kebenaran sebuah kuantifikasi. Misalkan ada n objek dalam domain untuk variabel x.
Untuk menentukan apakah Vx P(x) adalah benar, dapat secara berulang-ulang melalui
semua nilai n dari x untuk melihat apakah P(x) selalu benar. Jika ditemukan nilai x dimana
P(x) adalah salah, maka telah ditunjukkan bahwa Vx P(x) adalah salah. Jika tidak, x P(x)
adalah benar. Untuk melihat apakah 3x P(x) adalah benar, secara berulang-ulang dilalui
nilai n dari x untuk mencari dimana P(x) adalah benar. Jika ditemukan, maka 3x P(x) adalah
benar. Jika tidak pernah ditemukan x seperti itu, maka telah ditentukan bahwa 3x P(x)
adalah salah. (Perhatikan bahwa Prosedur pencarian ini tidak berlaku jika ada banyak nilai
dalam domain. Namun, cara ini masih merupakan cara yang berguna untuk memikirkan
nilai kebenaran dari kuantifikasi).

Keunikan kuantifier. Sekarang telah diperkenalkan Kuntifier universal dan eksistensial. Ini
adalah kuantifikasi terpenting dalam matematika dan ilmu komputer. Namun, tidak ada
batasan banyak kuantifier yang berbeda yang bisa didefinisikan, seperti "ada tepatnya dua",
" tidak lebih dari tiga ", " setidaknya ada 100 ", dan seterusnya. Dari Kuantifier yang lain
ini, yang paling sering dilihat adalah keunikan kuantifier, dilambangkan dengan 3! atau 31.
Notasi 3x P(x) [atau 3,x P(x)] menyatakan "Ada x unik sehingga P(x) benar". (Frase lain
untuk kuantifikasi keunikan meliputi "ada tepat satu" dan "ada satu dan hanya satu").
Misalnya, 3! x (x - 1 C), di mana domain adalah himpunan bilangan real, pernyataan bahwa
ada bilangan real unik x sedemikian hingga x-1=0. Ini adalah pernyataan yang benar,
karena x = 1 adalah bilangan real unik sehingga x 1 = 0. Amati bahwa kuantifier dan Logika
proposisional dapat digunakan untuk mengekspresikan keunikan, sehingga keunikan
kuntifier bisa dihindari. Umumnya, yang terbaik adalah bertahan dengan kuantifikasi
eksistensial dan universal sehingga aturan dari kesimpulan untuk kuantifier ini dapat
digunakan.

e. Kuantifier dengan Domain Terbatas.

Notasi yang disingkat sering digunakan untuk membatasi domain kuantifikasi. Dalam
notasi ini, suatu kondisi yang harus dipenuhi oleh variabel harus disertakan setelah
kuantifikasi. Ini diilustrasikan dalam Contoh 3.15. Bentuk lain dari notasi yang melibatkan
keanggotaan ini juga telah dijelaskan pada Bagian 2.2.

4
Contoh 3.15: Apakah pernyataan forall x < 0(x ^ 2 > 0) forall y ne 0(y ^ 3 = 0) . dan exists
z > 0(z ^ 2 = 2) memiliki arti, di mana Domain dalam setiap kasus terdiri dari bilangan
real? Penyelesaian: Pernyataan forall x < 0 (x ^ 2 > 0) menyatakan bahwa untuk setiap
bilangan real x dengan x < 0 x ^ 2 > 0 Artinya, ia menyatakan "Kuadrat bilangan real negatif
itu positif". Pernyataan ini sama seperti Vx (x < 0 -> x ^ 2 > 0) .

Pernyataan Vy #0 (0) menyatakan bahwa untuk setiap bilangan real y

dengan y + 0, diperoleh y0. Artinya, ia menyatakan "Pangkat tiga dari setiap

bilangan tak nol sebenarnya tidak nol". Perhatikan bahwa ini Pernyataan sama

dengan Vy (y #0→y? #0).

Akhirnya, pernyataan exists z > 0(z ^ 2 = 2) menyatakan bahwa ada bilangan real z dengan
z > 0 sedemikian rupa sehingga x ^ 2 = 2 Artinya, ia menyatakan "Ada akar kuadrat positif
dari 2". Pernyataan ini adalah ekivalen dengan 3z (z>0 A z ^ 2 = 2 )

Perhatikan bahwa pembatasan kuantifikasi universal sama dengan kuantifikasi universal


dari sebuah pernyataan kondisional. Misalnya, forall x < 0(x ^ 2 > 0) adalah cara lain untuk
mengekspresikan forall x(x < 0 -> x ^ 2 > 0) . Di sisi lain, pembatasan kuantifikasi
eksistensial adalah sama seperti kuantifikasi eksistensial dari sebuah konjungsi. Misalnya,
exists z > 0(z ^ 2 = 2) adalah Cara yang lain mengekspresikan exists z(z > 0 ^ (z ^ 2) = 2)
.

B. Keunggulan Buku
a. Kelengkapan Sub Topik
Sub topik dari buku tersebut cukup lengkap untuk menjelaskan isi dari tugas yang
diberikan.
b. Keterkaitan Topik Utama
Isi buku tersebut cukup berkaitan dengan Sub topik yang terkait
c. Aspek Kelayakan Isi
Dalam pencakupan materi dan kemutakhiran buku cukup layak dan isi buku dilengkapi
dengan contoh soal dan latihan soal sehingga pembaca dapat lebih memahami lebih
dalam lagi.
d. Aspek Kelayakan Bahasa
Menggunakan bahasa yang cukup baku dan alur yang sesuai dengan runtutan materi.
e. Aspek Kelayakan Penyajian
Buku tersebut cukup baik menjelaskan materi yang ada.

C. Kelemahan Buku
a. Kelengkapan Sub Topik
Beberapa sub topik tidak dapat menjelaskan isi topik utama tugas yang diberikan.
b. Keterkaitan Sub Topik Utama Dengan Sub Topik Yang Terkait
Tidak semuanya memiliki keterkaitan terdapat beberapa Sub yang tidak saling berkaitan.

5
c. Aspek Kelayakan Isi
Tidak lengkap karena terdapat keterangan-keterangan simbol yang tidak di jelaskan.
d. Aspek Kelayakan Bahasa
Kurang baik karena terdapat kata yang membingungkan pembaca sehingga pembaca
harus mencari sumber yang lain.
e. Aspek Kelayakan Penyajian
Kurang baik karena terdapat beberapa cara penyelesaian materi yang kurang jelas dan
sulit dipahami oleh pembaca.

D. Implementasi Buku
a. Teori/Konsep
Pembaca atau reviewer akan memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang materi
berdasarkan teori/konsep yang disajikan dalam buku.
b. Program Pembangunan Indonesia
Dengan menguasai materi dan memahami teori yang benar dan penerapannya dalam
penerjemahan, seperti yang dijelaskan dalam buku, seseorang akan dapat menerapkannya
dalam kegiatan belajar sehari-hari siswa, siswa, guru dan dosen yang membutuhkannya di
sekolah dan universitas. Ini akan membantu membuat tugas sekolah lebih mudah dan
lebih tepat. Dengan adanya aplikasi ini, kegiatan pendidikan menggunakan teknologi di
Indonesia akan lebih maju dan modern.
c. Analisis Mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)
Buku tersebut memaparkan penjelasan masalah dalam penerapan model pembelajaran
berbasis masalah. Atau jurnal ini dapat digunakan sebagai referensi untuk perguruan
tinggi dan universitas normal lainnya berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan dalam
jurnal ini. Publikasi ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi para pendidik.Melalui hal-hal
pendukung yang diterbitkan, terdapat tujuan dan arah tertentu dalam
mengimplementasikan desain sistem pembelajaran untuk pengembangan bahan ajar.

6
BAB III
RINGKASAN ARTIKEL
A. Ringkasan Isi Jurnal
1. PENDAHULUAN

Logika adalah ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi (ratio) untuk
membimbing menuju yang benar. Tujuan logika untuk mengembangkan sistem
metode dan prinsip yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk menilai suatu
argumen orang lain dan sebagai petunjuk untuk mengkonstruksi argumen bagi diri
sendiri. Objek material logika adalah manusia dan objek formalnya ialah kegiatan
akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat, dan teratur yang terlihat
melalui ungkapan pikiran yang diwujudkan dalam bahasa. Logika formal disebut juga
“logika simbolik” atau “logika matematika” . Menurut , logika simbolik adalah
alat utama penalaran matematika dan beberapa prinsip dalam logika simbolik
memiliki penerapan di luar matematika seperti pada bidang rekayasa dan sains.
2. OPERATOR LOGIKA
Operator logika yang digunakan dalam logika proposisi dan logika predikat untuk
menggabungkan dua pernyataan adalah disjungsi, konjungsi, implikasi,
biimplikasi dan negasi. Nilai kebenaran pernyataan majemuk yang dihasilkan
oleh operator logika ditentukan berdasarkan de-finisi seperti yang dirumuskan pada
Table 1.

3. ATURAN PENARIKAN KESIMPULAN


Aturan penarikan kesimpulan dalam logika proposisi dan logika predikat adalah
aturan implikasi dan aturan penggantian yang seluruhnya terdiri atas delapan belas
butir.
Aturan Implikasi
1. Silogisme disjungsi (Disjunctive Syllogism =DS)
2. Silogisme Hipotetis murni (Hyphotetical syllogism =HS)
3. Modus ponens (MP)
4. Modus tollen (MT)
5. Dilema konsruktif ( Constructive Dilemma = CD)
6. Penyederdahaan
7. Konjungsi
8. Penambahan
Aturan Pengganti :
9. Aturan De’Morgan
10. Commutativity
11. Associativity
12. Distribution

7
13. Double Negation
14. Transposisi
15. Implikasi material
16. Ekuivalensi material
17. Eksportasi
18. Tautologi
4. ATURAN KUANTOR
Aturan memasukkan dan menghilangkan kuantor
 Universal Instansiasi (UI)
 Universal Generaization (UG)
UG tidak boleh digunakan jika variabel instansial ada secara bebas pada baris
pertama dan jika Fy memuat nama eksistensi dan y bebas dalam baris di mana
nama itu dimasukkan.
 Existential Instansiasi (EI)
Nama harus baru tidak boleh sudah pada baris sebelumnya.
 Existential Generaization (EG).
5. PROPOSISI DALAM LOGIKA PROPOSISI DAN LOGIKA PREDIKAT
Proposisi terdiri dari tiga hal, yaitu subjek, predikat, dan kopula. Subjek dan predikat
suatu pengesahan disebut term, dapat individual atau universal, subjek dapat individual
atau universal, sedangkan predikat harus universal.
Berdasarkan kuantitas, ada dua macam yaitu universal dan khusus, berdasarkan
kualitas, proposisi dibagi menjadi dua jenis yaitu proposisi afirmatif dan proposisi
negatif. Menurut, proposisi universal adalah proposisi yang predikat membenarkan
atau mengingkari seluruh subjek, sedangkan proposisi partikular adalah proposisi
yang predikat membenarkan atau mengingkari sebagian subjek. Dalam proposisi,
predikat dihubungkan dengan subjek, jika hubungan itu bergantung pada syarat
yang dipenuhi, proposisinya disebut proposisi hipotetik, kalau kaitan antara
subjek dan predikat tanpa syarat disebut proposisi kategorik.
Compaq membuat komputer.
Intel membuat chip.
Adobe menyusun perangkat lunak.
Contoh proposisi sederhana dalam logika proposisi:
Compaq membuat komputer dan Intel membuat chipatau Adobe menyusun perangkat
lunak
dapat ditulis (c . i ) ≈ a
Komponen dasar logika predikat adalah predikat. Contoh pernyataan singuler
sederhana dalam logika predikat:
Gauss adalah matematikawan dapat
ditulis
Mg
Suara Merdeka adalah koran dapat
ditulis
Ks
Guru adalah pahlawan dapat ditulis
Pg
6. UJI KESAHIHAN ARGUMEN
Argumen adalah kelompok pernyataan di mana satu atau lebih pernyataan (premis)
mendukung secara nalar keyakinan untuk satu atau lebih pernyataan yang lain
(konklusi). Kemudian menyatakan bahwa
Argument which satisfy the following conditions are syllogisms:

8
(a) there are two premises,
(b)the subject term of the conclusion occurs in one premise, and the predicate term of
the conclusion occurs in the other premise,
(c)there is one term in common between the premise
Contoh.
Premis mayor: Tidak ada burung yang juga manusia
Premis minor: Setiap merpati adalah burung
Konklusi: Tidak ada merpati yang juga manusia
Suatu argumen dikatakan sahih apabila tidak mungkin terjadi premisnya benar dan
konklusi salah. Uji kesahihan argumen dalam logika proposisi dan logika perdikat
menggunakan bukti langsung dan bukti tak langsung.
7. BUKTI KETIDAKSAHIHAN
Ketidaksahihan suatu argumen dalam logika proposisi dan logika perdikat dapat
dibuktikan dengan Metode Contoh Kontra (Counter Exampel Method), tetapi
tidak dapat menggunakan metode deduksi. Contoh penerapan metode Contoh Kontra
dalam logika proposisi.
Argumen:
Jika pemerintah memaksakan pembatasan import, maka harga mobil akan
naik. Oleh karena pemerintah tidak akan membatasi import maka harga
mobil tidak akan naik. (Argumen pemerintah-pembetasan import).
Pembuktian:
Argumen itu mempunyai bentuk:
Jika G maka P
Tidak G .
Tidak P
G menduduki tempat “pemerintah memaksakan pembatasan import” Jika kita
mengganti:
G= Gajah Mada melakukan bunuh diri.
P= Gajah Mada mati.
Diperoleh contoh pengganti sebagai berikut.
Jika Gajah Mada melakuan bunuh diri, maka Gajah Mada mati.
Gajah Mada tidak melakukan bunuh diri. Jadi Gajah Mada tidak mati.
Karena premis-premis benar dan konklusi salah, maka contoh pengganti jelas
tidak sahih. Jadi ini merupakan bukti bahwa argumen “Argumen pemerintah
pembatasan import” tidak sahih.
8. METODE SEMESTA TERBATAS (MST)
Gagasan pokok MST adalah dalam sebuah semesta yang memuat jutaan ang-gota-
anggota dapat dipilih salah satu anggota atau beberapa anggota dan menganggap
semesta hanya memuat anggota-anggota yang terpilih. Gagasan pokok MST adalah
dalam sebuah semesta yang memuat jutaan anggota anggota dapat dipilih salah
satu anggota atau beberapa anggota dan menganpgap semesta hanya memuat
anggota-anggota yang terpilih.
Pernyataan “Semua yang ada dalam semesta adalah sempurna” ekuivalen dengan
“Abigail sempurna” dalam semesta dengan satu anggota yaitu
Abigail (sebab Abigail adalah semua yang ada).
Pernyataan “Sesuatu yang ada adalah sempurna” juga ekuivalen dengan dengan
“Abigail sempurna” (sebab Abigail adalah sesuatu).
Strategi penerapan MST:
1. penerjemahan premis dan konklusi menjadi pernyataan singuler
2.menguji hasil dengan tabel kebenaran tak langsung.

9
3.semesta dengan satu unsur dicoba, jika mungkin terjadi premis benar dan kon-
klusi salah, maka argumen tidak sahih. Jika menghasilkan
kontradiksi dari anggapan, maka semesta dengan dua anggota dicoba.
9. PENUTUP
Hasil kajian epistemologis terhadap logika proposisi dan logika predikat
menunjukkan bahwa:
1.Logika adalah ilmu pengetahuan tentang metode dan prinsip yang digunakan
untuk membedakan penalaran yang benar dan yang tidak benar.
2.Tujuan logika untuk mengembangkan sistem metode dan prinsip yang dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menilai suatu argumen.
3.Objek material logika adalah manusia dan objek formalnya ialah kegiatan akal
budi untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat, dan teratur yang terlihat melalui
ungkapan pikiran yang diwujudkan dalam bahasa.
4.Komponen dasar logika proposisi adalah proposisi, sedangkan komponen dasar
logika predikat adalah predikat.
5.Ada persamaan, perbedaan, dan hubungan antara dua jenis logika tersebut.
Logika proposisi dan logika menggunakan operator logika, metode dan aturan
penarikan kesimpulan yang sama serta simbol-simbol yang serupa.
6.Ada lima operator logika yang digunakan adalah disjungsi, konjungsi, negasi,
implikasi, dan biimplikasi. Nilai kebenaran pernyataan majemuk yang dihasilkan
oleh operator logika ditentukan berdasarkan definisi.
7.Ada delapan belas aturan penarikan kesimpulan, empat aturan pergantian
dengan kuantor, dan empat aturan perubahan kuantor.
8.Istilah benar dan salah dikenakan pada proposisi, sedangkan istilah sahih dan
tidak sahih dikenakan untuk argumen. Kesahihan argumen tergantung pada bentuk
argumen, bukan pada salah benarnya proposisi. Jika suatu bentuk sahih dalam
logika proposisi, maka bentuk predikat yang terkait juga sahih dalam logika predikat.
9.Logika predikat membuat struktur materi proposisi menjadi lebih jelas.
10.Logika predikat merupakan cabang dari logika yang mencakup logika proposisi
B. Keunggulan Jurnal
a. Kegayutan Antar Elemen
Temuan dijelaskan dengan baik dalam hal hubungan antara unsur-unsur jurnal ini, dan
materi di setiap paragraf saling terkait.
b. Originalitas Penemuan
Menurut kami, originalitas atau up-to-date penulisan jurnal sudah cukup.
c. Perbarui pertanyaan
Soal-soal yang diujikan oleh peneliti memudahkan review oleh pengajar dan siswa
sebagai bahan untuk menambah referensi mata kuliah.

d. Kohesi dan Koherensi Konten Penelitian


Ada kohesi yang baik dalam kohesi dan koherensi penelitian konten jurnal yang sedang kita
diskusikan. Dari setiap judul utama, materi dan penjelasannya singkat
C. Kelemahan Jurnal
a. Interaksi antar elemen
Memiliki banyak kalimat dalam jurnal dapat membingungkan pembaca karena kata-kata
yang digunakan dalam jurnal mengharuskan pembaca untuk berpikir lebih lama.
b. Originalitas penemuan
Kami tidak menemukan masalah dengan orisinalitas temuan jurnal.

10
c. Perbarui pertanyaan
Dilihat dari kekurangan masalah jurnal, kami rasa kekurangannya tidak banyak, karena
jika di update jurnal banyak masalah maka jurnal tersebut kurang baik bagi pembaca,
maka penjelasan permasalahan yang ada di jurnal segera memberikan solusi untuk
masalah tersebut.
d. Kohesi dan koherensi konten penelitian
Tidak ada kekurangan utama dalam kohesi dan koherensi isi penelitian. Hanya saja
beberapa kalimat membutuhkan tingkat penalaran yang tinggi untuk dipahami.

D. Implikasi Jurnal
a. Teori/Konsep
Pembaca atau reviewer akan memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang lebih luas
tentang materi berdasarkan teori/konsep yang disajikan dalam jurnal.

b. Program Pembangunan Indonesia


Dengan menguasai materi dan memahami teori yang benar dan penerapannya dalam
penerjemahan, seperti yang dijelaskan dalam jurnal, seseorang akan dapat
menerapkannya dalam kegiatan belajar sehari-hari siswa, siswa, guru dan dosen yang
membutuhkannya di sekolah dan universitas. Ini akan membantu membuat tugas sekolah
lebih mudah dan lebih tepat. Dengan adanya aplikasi ini, kegiatan pendidikan
menggunakan teknologi di Indonesia akan lebih maju dan modern.

c. Analisis Mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)


Jurnal tersebut memaparkan kemungkinan masalah dan penjelasan masalah dalam
penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Atau jurnal ini dapat digunakan sebagai
referensi untuk perguruan tinggi dan universitas normal lainnya berdasarkan hasil
penelitian yang dijelaskan dalam jurnal ini. Publikasi ini dapat dijadikan sebagai acuan
bagi para pendidik.Melalui hal-hal pendukung yang diterbitkan, terdapat tujuan dan arah
tertentu dalam mengimplementasikan desain sistem pembelajaran untuk pengembangan
bahan ajar.

11
BAB IV
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL
KASUS :

Sebuah pernyataan ada dalam Preneks Normal Form (PNF) jika dan hanya jika pernyataan itu
berbentuk Q1x1Q2x2 · · · QkxkP (x1, x2, ..., xk), dimana setiap Qi, i = 1, 2,. . . , k, adalah
kuantifikasi eksistensial atau kuantifikasi universal, dan P (x1, ..., xk) adalah predikat yang
tidak melibatkan kuantifikasi. Misalnya, ∃x∀y (P (x, y) ∧ Q (y)) adalah dalam preneks normal
form, sedangkan ∃xP (x) ∨ ∀xQ (x) tidak (karena kuantifikasi tidak semua terjadi terlebih
dahulu). Setiap pernyataan dibentuk dari variabel proposisional, Predikat, T, dan F dengan
menggunakan koneksi logika dan kuantifikasi adalah ekivalen terhadap pernyataan dalam
preneks normal form. Latihan 51. meminta pembuktian fakta ini. Bagaimana mengubah
sembarang pernyataan menjadi sebuah pernyataan dalam preneks normal form yang ekivalen
dengan pernyataan yang diberikan.

PENYELESAIAN :

Ketika pernyataan tidak mengandung kuantifikasi, maka pernyataan tersebut sudah masuk
preneks normal form. Ketika pernyataan berisi kuantifikasi dengan kuantifikasi 𝑄𝑖𝑋𝑖 tidak di
depan maka pernyataan ini tidak boleh mengandung 𝑋𝑖 diluar lingkup 𝑄𝑖𝑋𝑖 (𝑎𝑠𝑥𝑖) kemudian
akan didefinisikan oleh dua kuantifikasi yang tidak perlu dan dengan demikian kita dapat
dengan mudah memindahkan kuantifikasi ke depan pernyataan. Cukup pindahkan kuantifikasi
ke depan pernyataan.

12
BAB V

PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN

A. Perangkat untuk Melakukan Inovasi terhadap Penyelesaian Kasus


Untuk dapat melakukan inovasi ini, perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan inovasi
terhadap penyelesaian kasus adalah salah satu nya buku ‘‘Matematika Diskrit’’ dan juga
jurnal ‘‘Pembuktian Pernyataan Logika Proposisi Dengan Menggunakan Rules Of
Inference’’. Dimana di dalam buku tersebut di jelaskan secara rinci mengenai analisis
logika proposional yang dapat menjadi acuan untuk memecahkan kasus yang di berikan.
Begitu juga dengan jurnal yang ada, di dalam jurnal tersebut di jelaskan dan diberikan
contoh mengenai suatu soal atau kasus beserta dengan jawabannya yang dapat
memudahkan untuk pengerjaan kasus yang di kerjakan.

Perangkat yang lainnya adalah media internet seperti website-website yang menyediakan
materi mengenai analisis logika proposional. Dalam media tersebut dipaparkan banyak
sekali inovasi-inovasi mengenai Relasi dan Fungsi yang dibutuhkan sebagai acuan dalam
pemecahan kasus yang di berikan.

Perangkat selanjutnya adalah video pembelajaran, misalnya YouTube. Banyak video


pembelajaran yang dapat digunakan sebagai salah satu perangkat inovasi terhadap
penyelesaian kasus yang diberikan. Di dalam video pembelajaran tersebut lebih jelas lagi
dipaparkan bagaimana caranya dalam memecahkan sebuah soal atau kasus yang ada.
Video pembelajaran sangat membantu dalam memecahkan kasus yang kami kerjakan,
karena video lebih mudah untuk dimengerti dari pada hanya membaca.

Perangkat inovasi penyelesaian kasus yang terakhir adalah dengan media elektronik,
seperti HP, Laptop dan lain sebagainya. Tanpa perangkat tersebut kami tidak dapat
mengakses video, jurnal atau bahkan e-book secara daring karena untuk dapat mengakses
semua perangkat yang kami gunakan berasal dari media elektronik tersebut. Perangkat ini
sangat mempengaruhi penyelesaian kami dalam memecahkan kasus yang diberikan.

13
BAB VI

IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIAL


Dengan adanya Pembelajaran Tentang Kalkulus Predikat yang telah dikemukakan
sendiri oleh para mahasiswa dan juga ditunjang dengan video-video Pembelajaran Kalkulus
Predikat yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, penulis merasa bahwa peluang
terwujudnya minat mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran akan sangat meningkat.
Menurut penulis, nilai inovasi yang terkandung sudah cukup baik. Hal ini karena tidak
hanya meningkatkan minat belajar murid, tetapi juga meningkatkan kualitas dan kreativitas
pengajar itu sendiri. Pengajar terus berusaha memahami apa yang harus dilakukan agar
muridnya tetap tertarik dan tidak pernah bosan dengan materi Kalkulus Predikat.
Dengan melakukan inovasi ini, dampak yang penulis perkirakan adalah akan terjalin
hubungan yang lebih erat lagi antara Pengajar dengan muridnya. Dan dengan semakin
eratnya hubungan ini, proses pembelajaran juga akan terasa lebih menyenangkan.

14
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan Ide Penyelesaian Kasus


Dalam buku dan jurnal yang direview menjelaskan tentang teori-teori logika predikat
dimana telah dijelaskan dengan pembuktian yg logis dan mutlak. Walau begitu pasti masih
ada orang-orang yg berbeda pendapatnya. Didalam buku dan jurnal ini sudah cukup baik
menjelaskan tentang Logika predikat yang didukung konsep dan contoh-contoh soal dan
latihan soal untuk mempermudah memahami materi sekaligus melatih pemahaman
pembaca terkait hal tersebut.

B. Saran
Menurut saya, agar lebih mudah dimengerti dan dipahami. Mempelajari analisis logika
proposional lebih baik didiskusikan bersama orang lain. Selain itu, tidak cukup hanya buku
dan jurnal ini saja. Sebaiknya cari buku dan jurnal lain sebagai referensi tambahan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Lubis ,Dr. Asrin, M. Pd, Drs. Yasifati Hia, M.Si Andrea Arifsyah, S.Pd. 2019. “Himpunan
dan Logika”. Kota Serang-Banten: Desanta Muliavisitama

H. Suyitno. HUBUNGAN ANTARA LOGIKA PROPOSISI DENGAN

LOGIKA PREDIKAT (SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS). Jurnal


matematika.vol.9,no. 2.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/matematika/article/view/1386

16

Anda mungkin juga menyukai