LANDASAN TEORI
2.1 Busbar
Di dalam pendistribusian tenaga elektrik, busbar merupakan sebuah
tembaga atau aluminium tebal yang berfungsi untuk menyalurkan listrik di dalam
panel menuju ke beban. Ukuran dari busbar sangat penting dalam menentukan
jumlah maksimum arus listrik yang dapat dialirkan dengan aman. Ketebalan dari
busbar ini sendiri kurang lebih setebal 5 mm. Karena bahan dan ketebalan busbar
tersebut, arus listrik dapat lewat walaupun nilainya cukup besar.
Busbar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan
pemakaiannya, busbar dapat digolongkan ke dalam 3 jenis, yaitu busbar untuk
phasa, netral, dan ground. Berdasarkan peletakkannya, busbar dapat dibagi
menjadi busbar vertikal dan busbar horizontal. Busbar vertical adalah busbar di
dalam panel yang dipasang dengan arah vertikal, sedangkan busbar horizontal
dipasang dengan arah horizontal. Pemasangan busbar dilakukan setelah mekanik
atau frame panel box sudah dirakit.
Penambahan rating arus yang dapat dilewati, baik busbar vertikal
maupun busbar horizontal dapat dipasang beberapa lapis, namun pelapisannya
hanya pada bagian ujungnya saja melalui lubang yang terdapat pada ujung busbar
tersebut, sehingga terdapat celah udara disela-sela busbar. Celah udara tersebut
berfungsi sebagai media pelepasan panas dari dalam busbar ke udara, sehingga
akan mereduksi nilai suhu yang terlalu tinggi di dalam busbar.
Busbar sendiri mempunyai berbagai macam jenis ukuran dimensi sesuai
dengan project yang dikerjakan. Busbar dapat digolongkan menjadi empat bagian
besar, yaitu barebar (busbar telanjang), epoxy busbar, tin busbar, dan silver
busbar.
5
Universitas Kristen Petra
digunakan dalam proses perakitan panel, baik di line LV, line Mcset, ataupun line
SM6.
6
Universitas Kristen Petra
Dari gambar di atas dapat diperhatikan terdapat beberapa busbar yang
diberi tanda warna merah, kuning, dan biru. Warna-warna tersebut menandakan
busbar digunakan untuk fase yang berbeda, sedangkan busbar yang tidak diberi
warna digunakan untuk fase netral. Selain itu, terdapat pula lubang pada tiap
busbar yang digunakan untuk menyambungkan busbar, baik antar busbar maupun
busbar dengan kabel. Penyambungan busbar dilakukan menggunakan bahan
tambahan berupa baut, ring, dan mur untuk mengencangkannya.
7
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.4. Silver Busbar
8
Universitas Kristen Petra
produk yang sesuai dengan kebutuhan. Selama proses setup, mesin dimatikan dan
tidak memproduksi apapun (Nicholas, 1998).
100
80
60
Efficiency
20
Changing tool
0
Time
Last good piece in the Changeover time
run just completed
Beginning of
changeover changeover time breakdown End of changeover
9
Universitas Kristen Petra
Mengkombinasikan pekerjaan tidak tetap yang berbeda dengan kebutuhan
setup yang serupa.
Menggunakan lot dalam jumlah yang besar atau memproduksi produk dalam
jumlah yang besar.
Pada kebanyakan proses setup, membutuhkan pengetahuan khusus
tentang mesin, peralatan, dan material seperti halnya dengan kemampuan khusus
untuk mengganti part dan menyetel mesin sehingga dapat menghasilkan produk
yang diinginkan. Proses setup harus dibuat sesederhana mungkin. Keuntungan
dari proses setup yang sederhana adalah sebagai berikut:
1. Quality (kualitas). Pada dasarnya, manusia akan melakukan lebih sedikit
kesalahan apabila mereka mengikuti prosedur atau peraturan setup yang
lebih sederhana. Suatu kesalahan pada proses setup akan menimbulkan
potensi untuk menyebabkan kerusakan pada setiap produk yang
dihasilkan. Penyederhanaan prosedur setup dapat meningkatkan mutu atau
kualitas dari produk. Dengan prosedur setup yang standar, metode trial
and error dapat dihilangkan.
2. Costs (biaya-biaya). Apabila waktu proses changeover menjadi kecil,
maka pergantian produksi produk dapat dilakukan dengan cepat sehingga
work in process dapat dihilangkan. Dengan kata lain, proses setup yang
sederhana dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan.
3. Flexibility. Dengan adanya proses setup yang cepat, perusahaan akan lebih
leluasa untuk mengerjakan project dengan permintaan produk yang
berbeda-beda.
4. Worker utilization. Proses setup yang sederhana tidak membutuhkan
kemampuan khusus dan dapat dilakukan oleh semua operator. Hal ini akan
memberikan waktu bagi setter untuk mengerjakan proses setup yang sulit
secara teknik.
5. Capacity and lead times. Waktu setup yang kecil dapat meningkatkan
kapasitas produksi. Ketika kapasitas produksi hampir penuh, pengurangan
waktu setup adalah suatu alternatif untuk meningkatkan kapasitas. Dengan
waktu setup yang pendek, lead time dapat berkurang karena adanya
10
Universitas Kristen Petra
kombinasi dari ukuran lot yang lebih kecil dan lebih sedikit waktu yang
digunakan untuk menunggu setup.
6. Process variability. Setiap proses setup memiliki langkah-langkah yang
berbeda-beda. Hal ini menyebabkan adanya variasi waktu dalam
melakukan proses setup tersebut. Dengan proses setup yang sederhana,
maka variasi proses dapat dihilangkan (Nicholas, 1998).
11
Universitas Kristen Petra
Jenis 3. Mengukur, mempersiapkan, dan mengkalibrasi mesin, peralatan,
dan parts pada saat proses berlangsung.
Jenis 4. Memproduksi suatu contoh produk setelah proses setting awal
selesai dan memeriksa contoh produk tersebut apakah sudah sesuai dengan
standar produk.
Dengan mempelajari, mengklarifikasi, dan mengorganisir aktivitas-
aktivitas seperti di atas, memungkinkan kita untuk dapat mengurangi total waktu
setup. Pengurangan waktu setup ini dapat melalui kombinasi dari menghapus
aktivitas-aktivitas yang tidak perlu, memperbaiki aktivitas-aktivitas yang perlu,
dan melakukan beberapa aktivitas dengan paralel daripada dilakukan secara
berurutan (Nicholas, 1998).
Langkah-langkah dalam implementasi SMED terdiri dari 5 langkah, yaitu
mengukur changeover, mengidentifikasi elemen internal dan eksternal, mengganti
elemen internal menjadi elemen eksternal, mengurangi elemen internal, dan
menstandarkan.
12
Universitas Kristen Petra
peralatan, pemindahan, pemasangan peralatan baru, peletakkan peralatan baru
pada mesin dan lain-lain. Proses pengukuran juga dapat dilakukan dengan cara
pencatatan aktivitas-aktivitas dan waktu yang dihabiskan selama proses.
Pencatatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch dan dicatat pada
selembar worksheet (lembar kerja).
13
Universitas Kristen Petra
observasi secara detail terhadap prosedur dan termasuk analisa aktivitas dengan
menggunakan stopwatch, melakukan interview pada pekerja, dan merekam proses
changeover. Selama menganalisa, pasti terdapat aktivitas yang tidak sesuai untuk
proses. Aktivitas semacam ini dapat dikelompokkan sebagai aktivitas yang tidak
berguna dan dapat dihapuskan dari prosedur. Hasil analisa dapat ditulis pada
sebuah lembar kerja (Nicholas, 1998).
Melalui proses perekaman dari proses changeover, dapat diidentifikasi
aktivitas-aktivitas internal dan eksternal pada proses setup. Setelah itu dapat
dipisahkan antara aktivitas internal dan aktivitas eksternal.
14
Universitas Kristen Petra
dikelompokkan dengan aktivitas eksternal. Hal itu dilakukan karena tujuan dari
tahap ini adalah menganalisa setiap aktivitas internal dan menentukan apakah
memungkinkan untuk dirubah menjadi aktivitas eksternal untuk mengurangi
secara keseluruhan dari total waktu matinya mesin.
Selain itu, mesin, peralatan, dan part harus berada dalam kondisi terbaik.
Jika hal itu tidak terpenuhi, maka akan menghambat proses changeover yang
terjadi. Pada dasarnya peralatan sering mengalami kerusakan sehingga
menyebabkan adanya perbaikkan pada saat aktivitas internal berlangsung, dan
akhirnya waktu changeover menjadi membengkak. Peralatan harus diperiksa
secara rutin, seperti halnya pada part. Semua peralatan dan part yang digunakan
harus mempunyai tempat penyimpanan tersendiri. Peralatan yang mengalami
kerusakan harus segera diperbaiki, dibersihkan, dan diperiksa sebelum masuk ke
tempat penyimpanan.
15
Universitas Kristen Petra
2.3.5 Standarisasi Prosedur Changeover yang Baru
Setelah aktivitas internal berkurang, tahap yang terakhir adalah
standardisasi prosedur changeover yang baru. Pada tahap ini, perubahan atau
improve yang dilakukan pada tahap sebelumnya harus distandarkan dan
diinformasikan ke operator yang berhubungan. Penginformasian ini bertujuan
untuk memberikan operator referensi untuk melakukan langkah-langkah
changeover, mengetahui urutan kerja, mengetahui peralatan dan material yang
digunakan, serta spesifikasi produk yang akan dibuat. Salah satu cara yang dapat
digunakan adalah dengan membuat WI (Work Instruction) untuk setiap proses.
Setiap kali proses changeover selesai dilakukan, operator dapat mengecek
langkah-langkah yang telah dilakukan pada WI untuk memastikan semuanya telah
dilakukan dengan benar. WI harus dilihat dan dipelajari terlebih dahulu sebelum
proses changeover dimulai.
16
Universitas Kristen Petra
OA = output produksi busbar after improve
CTA = Changeover Time After
CTA = Changeover Time Before
OBt = output busbar (in term of type)
17
Universitas Kristen Petra