Anda di halaman 1dari 3

DENIAL ERA

Disiang hari, aku berada dikelas sedang memikirkan tugas yang diberikan oleh dosenku dan
ketika itu temanku yang bernama rani menghampiriku

"Sei, gimana kalau kita ke kantin kampus aja, daripada mikir tugas entar yang ada otak kita pada
meledak" ujar Rani

"Nitip aja gue Ran" ujar Seira

"Lo ikut gue aja Sei, temenin gue buat cuci mata" ucap Rani

Kemudian aku dan rani menuju kantin kampus yang jaraknya lumayan dekat lalu aku dan rani
langsung memesan makanan dan minuman. Setelah memesan aku dan rani mencari tempat
duduk, tetapi aku dan rani tidak menemukan tempat duduk yang kosong sama sekali.

"Gimana sih ini, tempat duduk penuh semua" ujar rani dengan kesal

"Gimana kalau makan didekat lapangan basket?" Ucap Seira

"Yaudah ayo" ucap rani

Aku dan rani pun pergi menuju lapangan basket dengan bercanda ria, dan akhirnya sampai. Aku
dan rani pun langsung duduk dan memakan makanan yang aku dan rani pesan tadi. Tak lama
kemudian ada beberapa segerombolan cowok yang menuju lapangan, sepertinya terlihat hendak
bermain basket, aku pun terkejut dengan adanya Dito yang ikut bermain basket. Jujur saja itu
sangat menarik perhatianku.

"Dia ganteng juga yaa" batin Seira

"Eh.... kok jantung gue dugem ya?"

"Hus udah ah, gue lanjut makan aja" batin Sheira

Setelah asyik bergelut dengan batinnya, Seira akhirnya melanjutkan acara makannya. Namun
Seira masih berusaha mencuri – curi pandang kepada Dito yang berada dilapangan. Merasa
diperhatikan,
Dito langsung mengedarkan pandangannya untuk membuktikan firasatnya, tak sengaja netra
Dito dan Seira bertemu, akan tetapi ketidak sengajaan eye contact itu berlangsung hanya
beberapa detik saja. Karena Seira memutuskan eye contct tersebut, dan memilih memfokuskan
diri pada makanannya.

*Ah sial! Dia sadar?!* Seira mengumpat dalam hati setelah ketidaksengajaan beberapa detik itu.
Ya betul, Seira saat ini sedang salah tingkah atau dalam bahasa gaulnya yaitu salting. Tapi ia
mencoba tetap kalem dikala jantungnya sudah maraton.

Akibat terlalu salting, Seira tidak sadar jika saat ini ada sebuah bola basket yang sedang
melambung cepat kearahnya.

"Seira awas!" Teriakan Rani itu mampu menyadarkan Seira. Namun, sudah tidak dapat
memungkinkan lagi bagi Seira untuk menghindari bola itu. Akhirnya Seira hanya bisa pasrah dan
berlindung dibalik kedua tangannya sambil memejamkan matanya.

*Ini udah rada lama, tapi kenapa gue gak ngerasain apa-apa ya?* batin Seira keheranan

"Lo gapapa kan sei?" Tanya seseorang pada Seira

*Suara ini…*

Untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, Sheira perlahan mendongakkan kepalanya.
Betapa terkejutnya Sheira ketika mendapati Dito yang sedang berada didepannya. Ya, Dito
menghalangi bola basket tadi menggunakan tubuhnya, lebih tepatnya punggungya.

Alih-alih berterimakasih, aku malah memandangi Dito dengan wajah yang kurang bersahabat.

"Ngapain lo? mau sok keren?" Ucapku sarkas. Ya aku tau ucapanku salah, seharusnya aku
berterimakasih padanya bukan malah mengatainya. Tapi entah kenapa aku sangat marah akan
tindakannya tadi.

"hus sei! Lo kok mrah sih? Lo kan udah ditolongin harusnya lo bilang makasih lah sei" kata rani

"Ga, gue ga mau karena tindakannya tadi lumayan bahaya, bayangin kalo tu bola kena kepalanya
gimana? Ga mikir lo?" Kata kata itu keluar dari mulutku secara spontan. Belum sempat ada yang
menjawab, tiba-tiba datang seorang pria kea rah kita.

"Eh sorry ya guys, tadi gue terlalu semangat main, jadi bolanya gak sengaja kelempar jauh,
hehe" Ucap pria itu sambil cengengesan tanpa dosa.

Anda mungkin juga menyukai