Anda di halaman 1dari 60

Sindrom Geriatri

Muhammad Arief Ansyar, S.Ked

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Poin Pembelajaran
1. Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta tatalaksana interdisiplin
2. Gangguan mental emosional pada lansia
3. Sindroma Delirium Akut
4. Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan
pengkajian paripurna geriatri
serta tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Geriatri
• Lansia  > 60 th
• Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari
aspek kesehatan dan kedokteran pada warga lanjut usia termasuk
pelayanan kesehatan kepada lanjut usia dengan mengkaji semua aspek
kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
rehabilitasi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Permenkes 79 tahun 2014


Kriteria pasien  lansia dengan :
1. Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
2. Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan
3. Pasien dengan usia ≥ 70 tahun yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik
dan/atau psikis

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

COMMUNITY BASED GERIATRIC SERVICE

HOSPITAL BASED GERIATRIC SERVICE


• Memerlukan kerja sama tim karena masalah komplek
• Perlu membentuk Tim Terpadu Geriatri
• Bekerja secara Interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

• Konsep sehat harus ditambah jd konsep ‘MANDIRI’.


• Konsep status kesehatan harus ditambah dg konsep ‘
Healthy Aging STATUS FUNGSIONAL’.
• Konsep sembuh ditambah menjadi konsep
‘PENINGKATAN KUALITAS HIDUP’

Active Aging Strategi


(New paradigm-WHO 2002)
Non paliatif VS Paliatif

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

ADL QOL
QOL

ADL
Non Paliatif Paliatif

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Karakteristik pasien geriatri


Funtion
 Multipatologi Depresi
 Tanda klinis yang non spesifik Polifarmasi
Urinary inkotinensia
 Kapasitas fisiologi yang terbatas Ambulasi
 Perubahan status fungsional Elder mistratment
Cognisi
 Status gizi terganggu
 Status psikososial seringkali menjadi
beban bagi pasien geriatri dan Perlu pendekatan holistik atau paripurna (bio-psiko-
keluarganya sosial, kuratif, rehabilitatif, promotif, preventif)

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Langkah 1
 Atasi masalah medis Langkah 3
utama  Mengembalikan Langkah 5
fungsi yang hilang  Adaptasi Lingkungan

Langkah 2
 Cegah Komplikasi Langkah 4 Langkah 6
Sekunder  Ciptakan kemampuan  Adaptasi Lingkungan
adaptasi bagi pasien

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

DEEP-IN
D Delirium, dementia, depression, drugs
E Eyes (vision impairment)
E Ears (hearing impairment)
P Physical performance, ‘phalls’ (falls), psychosocial
I Incontinence (urinary)
N Nutrition

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Pendekatan Paripurna Pasien Geriatri (P3G)


Prosedur evaluasi multidimensi di mana berbagai masalah pada pasien
geriatri diungkap, diuraikan, semua aset pasien (berbagai sumber dan
kekuatan yang dimiliki pasien) ditemu-kenali, jenis pelayanan yang
dibutuhkan diidentifikasi, rencana asuhan dikembangkan secara
terkoordinir, yang semua itu berorientasi kepada kepentingan pasien.

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Comprehensive Geriatric Assessment (CGA)


Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Comprehensive Geriatric Assessment (CGA)


Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin

Status Fisi Medik Geriatri

Anamnesis
- Per sistem

Pemeriksaan Fisik Lengkap


Pemeriksaan Tambahan
- Indeks ADL
- Geriatric Depression Scale
- Mini Mental State Examination
- Abbreviated Mental State (AMT)
- Pemeriksaan Status Gizi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin
Status Kognitif Abbreviated Mental State (AMT)

≤ 24  MCI
> 25  tidak MCI
Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin
Activities Of Daily Living (ADL) Geriatric Depression Scale 15

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan fungsional dan pengkajian paripurna geriatri serta
tatalaksana interdisiplin
Mini Nutrisional Assesment (MNA)

17-23,5 berisiko malnutrisi


< 17 malnutrisi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan mental emosional
pada lansia

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan mental emosional pada lansia

Gangguan mental yang dapat dialami oleh Lansia


• General Anxiety Disorders Faktor Risiko
• Mood Disorder (Depression or Mania)
• Suicidal Behaviour • life stressors
• Demensia + Delirium  Neurocognitive • social interaction
Disorders • significant ongoing loss in capacities and a
decline in functional ability.
• Gangguan personalitas
• Experience reduced mobility, chronic pain, frailty
• Penyalahgunaan Obat –obat-an or other health problems, for which they require
• Gangguan Psikotik some form of long-term care.
• gangguan somatoform/ somatic symptoms • Bereavement, or a drop in socioeconomic status
disorder with retirement.
• gangguan tidur • Isolation, loneliness or psychological distress
• gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan mental emosional pada lansia

Elder Abuse

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan mental emosional pada lansia

Demensia Depresi
• kemunduran dalam memori, berpikir,
• Depresi kurang terdiagnosis dan terobati
perilaku dan kemampuan untuk melakukan
pada layanan primer.
aktivitas sehari-hari.
• Gejala sering diabaikan dan tidak diobati
• Forgetfullnes  MCI  Demensia • Dapat mengganggu kesehatan

Skizofrenia
Delusional Disorder
• Biasanya dimulai pada akhir masa remaja / • Usia 40 dan 55
dewasa muda  bertahan sepanjang hidup. • Delusi memiliki banyak bentuk;
• Prevalensi skizofrenia paranoid yang lebih penganiayaan — paraphrenia
besar

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan mental emosional pada lansia

Gangguan Anxietas Somatic Symptom Disorders

Tanda-tanda dan gejala kurang parah, tetapi Gangguan yang ditandai dengan gejala fisik
efeknya sama, jika tidak lebih, melemahkan menyerupai penyakit medis relevan dengan
untuk pasien yang lebih tua. psikiatri geriatri karena keluhan somatik sering
terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Obsessive-Compulsive Disorders
Sleep Disorders
• Gejala sudah ada saat muda
Gangguan tidur primer, dissomnia primer dan
• Ketika bergejala, pasien menjadi berlebihan
insomnia primer, nocturnal myoclonus, sindrom
dalam keinginan mereka untuk ketertiban,
kaki gelisah, dan sleep apnea.
ritual, dan kesamaan.

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Gangguan mental emosional pada lansia

Health Promotion Intervensi


Strategi, seperti: • Diagnosis dini, untuk mempromosikan
• memberikan keamanan dan kebebasan;
manajemen dini dan optimal;
• perumahan yang layak melalui kebijakan perumahan yang
mendukung;
• mengoptimalkan kesehatan fisik dan mental,
• dukungan sosial untuk orang tua dan pengasuh mereka; kemampuan fungsional dan kesejahteraan;
• program kesehatan dan sosial yang ditargetkan pada • mengidentifikasi dan mengobati penyakit fisik
kelompok rentan seperti mereka yang hidup sendiri dan yang menyertainya;
populasi pedesaan atau yang menderita penyakit mental atau • mendeteksi dan mengelola perilaku yang
fisik kronis atau kambuh; menantang; dan
• program untuk mencegah dan menangani penyalahgunaan
• memberikan informasi dan dukungan jangka
lansia; dan
• program pengembangan masyarakat
panjang kepada penjaga

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Defenisi
kondisi yang ditandai dengan terjadinya gangguan
perhatian dan penurunan fungsi kognitif global
yang bersifat akut pada usia lanjut

Patofisiologi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Gejala Klinis
Gangguan kognitif global :
Gangguan memori jangka pendek (recent memory)
Gangguan persepsi (halusinasi, ilusi)
Gangguan proses pikir (disorientasi waktu, tempat, orang)

Komunikasi tidak relevan/autoanamnesis sulit dipahami


Perubahan aktivitas psikomotor: hipoaktif, hiperaktif, keduanya, normal
Gangguan siklus tidur

Keyword
Akut + Fluktuatif + Gangguan 3P (Gg Perhatian, mempertahankan dan mengalihkan perhatian)  Uji atensi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Tipe Delirium Diagnosis

• Hiperaktif  Pasien hiperaktif, • Algoritme Confusion Assessment Method


combatif dan tidak kooperatif (CAM), berdasarkan DSM-IV

• Baku emas diagnosis: CAM + uji status


• Hipoaktif  Sering tidur, tidak fokus mental lain (Mini-mental State Examination
saat terbangun, cepat tidur (MMSE, Folstein), Delirium Rating Scale,
Delirium Symptom Interview
• Campuran

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

CONFUSION ASSESSMENT METHOD


Confusion Assessment Method (CAM) Proses akut dan
berfluktuasi

Gangguan perhatian/
konsentrasi (inattention)

Gangguan proses
Perubahan kesadaran
pikir

SINDROM DELIRIUM

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Confusion Assessment Method (CAM) Pencegahan


Panduan intervensi Tindakan
Reorientasi Pasang jam dinding, kalender
Memulihkan siklus tidur Padam lampu, minum susu hangat atau teh
herbal, pijatan pada punggung, musik yang
tenang

Mobilisasi Latihan LGS, mobilisasi bertahap, batasi


penggunaan restraint
Penglihatan Pakai kaca mata, bacaan dengan huruf
ukuran besar
Pendengaran Bersihkan cerumen prop, alat bantu dengar

Rehidrasi Diagnosis dini dehidrasi, tingkatkan asupan


cairan oral, kalau perlu per infus

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Tatalaksana

• Identifikasi faktor pencetus dan predisposisi


• Atasi faktor pencetus
• Perbaiki faktor predisposisi
• Hentikan pengobatan  cegah polifarmasi
• Farmako : Haloperidol

Supportif :
asupan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamanan pasien, ditemani
pelaku rawat, ruangan tenang dan cukup penerangan, kacamata atau alat bantu dengar
sesuai kebutuhan

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sindroma Delirium Akut

Manajemen Farmakologi

Haloperidol 0,25 – 1 mg PO/IM Indikasi

• Boleh diulang setiap 20 – 30 menit, max 3- 1. Mengganggu terapi


5 mg/24 jam 2. Membahayakan diri sendiri
• Dosis Maintanance  50% loading dose 3. Membahayakan orang lain
yang dibagi dalam 24 jam,  turunkan

Note : hindari BZP dan Zat psikoaktif lain

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan
komplikasinya

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Immobilisasi
Keadaan tidak bergerak atau tirah baring
+ Failty selama 3 hari atau lebih dengan gerak
anatomik tubuh menghilang akibat
perubahan fungsi fisiologik

 ketidakmampuan utk melakukan


aktivitas mobilitas di tempat tidur,
transfer, atau ambulasi ≥ 3 hari

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Penyebab Immobilisasi Tekanan gravitasi berubah


Fungsi motorik berkurang
Keadaan tidak bergerak atau tirah baring
selama 3 hari atau lebih dengan gerak
anatomik tubuh menghilang akibat
perubahan fungsi fisiologik

 ketidakmampuan utk melakukan Degenerasi hampir semua sistem organ


aktivitas mobilitas di tempat tidur,
transfer, atau ambulasi ≥ 3 hari

Komplikasi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Efek Immobilisasi Komplikasi


1. Tromboemboli vena : DVT, emboli
paru
2. Kelemahan otot
3. Kontraktur otot dan sendi
4. Osteoporosis
5. Ulkus dekubitus
6. Hipotensi postural
7. Pneumonia dan infeksi saluran
kemih
8. Gangguan nutrisi
(hipoalbuminemia)
9. Konstipasi dan skibala

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi
Pencegahan
Deep Vein Trombosis 1. Latihan otot
2. Kompresi
intermitten Patofisiologi
3. Antikoagulan

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Ulkus dekubitus
Suatu keadaan kerusakan kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang yang disebabkan oleh
iskemia pada kulit akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus

Patogenesis Patofisiologi

Tekanan Daya Regang


Gesekan Kelembaban

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Daerah Predileksi Klasifikasi

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Tatalaksana Umum
• Kerjasama tim medis interdisiplin melibatkan pasien dan keluarga
• Edukasi:
• Pengkajian geriatri paripurna, perumusan target fungsional, dan pembuatan rencana terapi
• Tatalaksana infeksi, malnutrisi, anemia, gangguan cairan & elektrolit, serta penyakit/kondisi
penyerta lain
• Evaluasi obat-obatan
• Nutrisi, latihan, alat bantu, manajemen miksi
Tatalaksana

Tatalaksana Khusus
• Tatalaksana faktor risiko, dan komplikasi
• Konsultasi spesialis terkait
• Remobilisasi
• Dukungan lingkungan

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Inkontinensia Alvi dan Uri

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Fisiologi Berkemih

• Proses berkemih normal dikendalikan oleh mekanisme


volunter dan involunter.
• Sfingter uretra eksternal dan otot dasar panggul dibawah
kontrol mekanisme volunter.

• Otot detrusor kandung kemih dan sfingter uretra internal


dibawah kontrol sistem saraf otonom.

• Relaksasi otot detrusor  terjadi proses pengisian


kandung kemih
• Kontraksi otot detrusor  terjadi proses berkemih
(pengosongan kandung kemih) merupakam aktivitas saraf Dua mekanisme :
parasimpatis, yang dipicu oleh asetil koline. Refleks berkemih Impuls ke MS segmen S2-S4
Kontrol volunter

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Gangguan miksi pada lansia


Penyebab
• Lesi structural di organ
- Menurunnya kadar estrogen dan androgen
- Peningkatan fibrosis dan kolagen pada dinding kandung kemih 
fungsi kontraktil tidak efektif
- Perubahan vaskularisasi pada lapisan submukosa, atrofi mukosa
dan penipisan otot uretra tekanan penutupan uretra berkurang.
- Melemahnya fungsi dan kekuatan otot dasar panggul.

• Lesi neurologis  neurogenic bladder


Inkontinensia dibagi 2
1. Akat  mendadak, < 6 bulan, reversible  2. Kronik  mendadak, > 6 bulan, disebabkan oleh menurunnya
DIAPPERS (Delirium, Infeksi dan inflamasi, Atrophic kapasitas kandung kemih akibat hiperaktif dan karena kegagalan
vaginitis, Psikologi dan Pharmacology, Excessive urin pengosongan kandung kemih akibat lemahnya kontraksi otot
production, Restriksi mobilitas dan Stool impaction) detrusor.

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Penilaian

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Fisiologi Defekasi
• mirip proses pengosongan vesika urinaria.

• Pengisian rektum mengaktifkan reseptor regang di dinding


rektum dan impuls  pleksus hipogastrik inferior ke medula
spinalis segmen S2-S4.  medulla spinalis  formation
retikularis pons  korteks

• Peristaltik rektum diinduksi oleh serabut saraf parasimpatik Med


spin S2-S4. Serabut saraf ini juga meninguksi relaksasi sfingter
interna.
• Serabut saraf simpatis menghambat peristaltic rektum. Sfingter ani
eksterna merupakan otot lurik yang berada dalam pengaruh sistem
saraf volunteer.

• Pengosongan rektum kemudian dibantu oleh kontraksi otot-otot


abdomen secara volunteer.
Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Gangguan defekasi
Penyebab
• Transeksi medula spinal di atas pusat defekasi di segmen
lumbosakral akan menyebabkan retensi fekal.
• Lesi pada medula spinalis segmenS2-S4 menghambat reflek
anal dan menyebabkan inkontinensia fekal.

Kontrol
- Kontinensi
- defikasi

Fecal incontinence (FI) :


BAB yang tidak disengaja atau ketidakmampuan untuk
mengendalikan pengeluaran BAB

Dibagi menjadi
1. urge incontinence,
2. passive incontinence, and
3. fecal seepage

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Tes Diagnosis pada dewasa

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Immobilisasi dan Inkontinensia uri dan alvi

Tatalaksana

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Skenario

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia
Sumber

1. Ilmu Geriatri Fakultas Universitas Indonesia


2. Ilmu Penyakit dalam PAPDI

Sindrom Geriatri – Mg 5 Blok 4.1 Gangguan Neonatus, Anak, Remaja & Lansia

Anda mungkin juga menyukai