Komang Satya Permadi1, Putu Yulia Angga Dewi2, Ketut Bali Sastrawan2, Kadek
Hengki Primayana2
1
Politeknik Nasional Denpasar, Indonesia
2
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Indonesia
satyaintershuty@outlook.com
jawab terhadap dirinya dan orang lain yang salah dan yang benar serta bijaksana.
seperti masih cenderung melakukan Lebih dalam Nafis (2006) menegaskan
sesuatu yang bertentangan dengan ajaran bahwa kesadaran spiritual bukanlah
agama. Mengingat potensi yang dimiliki doktrin agama yang mengajak umat
siswa harus dikembangkan agar mereka manusia untuk „cerdas‟ dalam memilih
mempunyai arahan dan tujuan dalam atau memeluk salah satu agama yang
hidupnya, maka pengembangan SQ bagi dianggap benar. Kecerdasan spiritual
siswa sangat diperlukan. Pengembangan lebih merupakan sebuah konsep yang
SQ dimaksudkan agar siswa memiliki berhubungan dengan bagaimana
pemahaman yang utuh tentang ajaran seseorang „cerdas‟ dalam mengelola dan
agama dan dapat mengaplikasikannya mendayagunakan makna-makna, nilai-
dengan benar dalam kehidupan sehari- nilai, dan kualitas-kualitas kehidupan
hari. Siswa juga diharapkan menjadi spiritualnya.
manusia yang beriman dan bertaqwa Kehidupan spiritual meliputi
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta hastrat untuk hidup bermakna yang
mampu mengaktualisasikan dirinya sesuai memotivasi kehidupan manusia untuk
dengan ajaran dan norma agama dengan senantiasa mencari makna hidup dan
kepribadian. mendambakan hidup bermakna (Mujib
Ngermanto (2005) menganggap dan Mudzakir, 2002). Makna yang paling
kecerdasan spiritual adalah dimensi non tinggi dan paling bermakna, dimana
material yang digunakan untuk manusia akan merasa bahagia justru
“berhubungan” dengan Tuhan yang tidak terletak pada aspek spiritualitasnya. Zohar
dibatasi oleh faktor keturunan, lingkungan dan Marshal (2002) menekankan masalah
atau materi lainnya. Sementara Zohar dan makna dan nilai sebagai kunci untuk
Marshall (2002) mendefinisikan memahami SQ. Secara definitif,
kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan Ngermanto (2002) mengatakan bahwa:
untuk menghadapi dan memecahkan “Makna bersifat substansial dan
persoalan makna dan nilai. Kecerdasan ini berdimensi spiritual. Makna adalah
menempatkan perilaku dalam konteks penentu identitas sesuatu yang paling
makna yang lebih luas dan merupakan signifikan. Manusia yang memiliki
fondasi untuk memfungsikan IQ dan EQ kualitas kecerdasan spiritual yang tinggi
secara efektif. menemukan makna yang terdalam dari
Sukidi (2004) menggambarkan segala sisi kehidupan. Baik karunia
kecerdasan spiritual sebagai cahaya yang maupun ujian dapat difahami sebagai
membangunkan orang dalam segala wahana pendewasaan spiritual bagi
situasi dan menghidupkan kebenaran yang manusia.
paling dalam. Agustian (2001) Zohar dan Marshal (2002)
menambahkan bahwa kecerdasan spiritual menegaskan bahwa SQ adalah fondasi
merupakan kecerdasan jiwa yang dapat yang diperlukan untuk memfungsikan IQ
membantu seseorang membangun dirinya dan EQ secara efektif. SQ dapat dikatakan
secara utuh yang tidak bergantung pada sebagai kecerdasan tertinggi manusia. Hal
budaya dan nilai. Kecerdasan spiritual ini secara langsung atau tidak langsung
adalah kesadaran dalam diri yang berhubungan dengan kemampuan
membuat manusia mampu membedakan manusia mentrasendensikan diri.
182 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 1, No. 2, September 2020, pp. 179-196
Menurut Daniel Goleman (dalam for the effective functioning of both IQ and
Sukidi, 2004), menyatakan bahwa EQ. it is our ultimate intelligence”.
terdapat enam alasan keunggulan SQ “Yang saya maksudkan dengan SQ
daripada IQ dan EQ, yaitu: adalah kecerdasan untuk menyelesaikan
1. Segi Perenial SQ masalah makna dan nilai, kecerdasan
Kecerdasan spiritual (SQ) mampu untuk memposisikan perilaku dan hidup
mengungkapkan segi perenial (yang kita dalam konteks makna yang lebih luas
abadi, yang asasi, yang spiritual, yang dan kaya, kecerdasan untuk menaksir
fitrah) dalam struktur kecerdasan bahwa suatu tindakan atau jalan hidup
manusia. Inilah segi mendalam dan tertentu lebih bermakna ketimbang yang
terpenting dalam struktur kecerdasan diri lain. SQ adalah fondasi yang diperlukan
manusia. Segi perenial dalam bingkai untuk memfungsikan IQ dan EQ secara
kecerdasan spiritual itu tidak bisa efektif. Bahkan, SQ merupakan
dijelaskan hanya dari sudut pandang sains kecerdasan tertinggi kita.” Dengan
modern, karena sains modern yang selama penegasan SQ sebagai fondasi yang
ini diagung-agungkan oleh para ilmuwan dipersyaratkan bagi berfungsi IQ dan EQ
hanya melihat dan meneliti struktur secara efektif, dan bahkan SQ merupakan
kecerdasan sebatas pada apa yang dapat kecerdasan tertinggi kita, menjadi kuatlah
diverifikasi secara ilmiah dan empiris. argument untuk mengajukan proyek
Terbukti kemudian bahwa sains pemikiran.
modern pada akhirnya gagap, gugup, dan 2. Mind-Body-Soul
bahkan gagal ketika menjelaskan hakikat Berkesimpulan bahwa jenis
sejati manusia, makna hidup bagi manusia kecerdasan manusia hanya sebatas pada
modern, arti kehidupan di dunia fana ini, kecerdasan rasional-intelektual (IQ) dan
bagaimana menjalani hidup secara benar, kecerdasan emosional (EQ), sama saja
misteri kematian, dan seterusnya yang dengan berkesimpulan bahwa struktur
menjadi kegalauan dan pertanyaan besar manusia hanya terdiri atas mind (akal
manusia modern. Baik IQ maupun EQ pikiran, yang menjadi basis dasar IQ) dan
sama-sama tidak memberikan jawaban body (badan tubuh, yang menjadi basis
memadai untuk itu. Nah, kecerdasan dasar EQ). Padahal, ilmuwan hampir
spiritual (SQ) menyediakan jawaban sepakat bahwa manusia, di samping terdiri
tuntas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall atas pikiran (mind) dan badan-tubuh
(dalam Sukidi, 2004), dirumuskan sebagai (body), juga menjadi “ada”, dan “hidup”
berikut. justru karena ada faktor kunci, yakni soul
“By SQ, I mean the intelligence (jiwa, spirit, roh). Maka, rumusan
with shich we address and solve problems holistiknya adalah mind-body-soul
of meaning and value, the intelligence (pikiran-badan-jiwa; intelektual-
with wich we can place our actions and emosional-spiritual). Kecerdasan spiritual
our lives in a wider, richer, meaning- (SQ) dengan demikian menjadi lokus
giving context, the intelligence with which kecerdasan (locus of intelligence) yang
we can assess that one course of action or berfungsi tidak saja sebagai pusat
one lofe-path is more meaningful than kecerdasan (center of intelligence) Sukadi
another. SQ is the necessary foundation (2004).
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 187
Vol. 1, No. 2, September 2020, pp. 179-196
berpandangan hidup secara holistik, tidak menyebut beberapa elemen yang dapat
persial. dicirikan sebagai komponen SQ, yaitu:
Jika kita seorang pendidik, entah (1) kemampuan bersikap
kategori pendidik di jalur formal maupun fleksibel.
nonformal, kualitas kecerdasan spiritual (2) memiliki tingkat kesadaran
dapat ditajamkan dan sekaligus diajarkan yang tinggi.
melalui pendidikan spiritualitas. Hanya (3) kemampuan untuk
saja, kita tak boleh terkecoh bahwa menghadapi dan
dengan pendidikan spritualitas, pendidik memanfaatkan penderitaan.
akan mengajarkan kurikulum tersendiri (4) kemampuan untuk
bernama spiritualitas. Pendidikan menghadapi dan melampaui
spiritualistas yang dapat menajamkan rasa sakit.
kualitas kecerdasan spiritual, baik (5) kualitas hidup yang diilhami
terhadap diri kita sebagai pendidik oleh visi dan nilai-nilai.
maupun peserta didik, adalah nilai-nilai (6) keengganan untuk menglami
spiritualitas itu sendiri yang kerugian yang tidak perlu.
diobjektivikasi ke dalam pendidikan kita. (7) kemampuan untuk melihat
Nilai-nilai dimaksud adalah keterkaitan berbagai hal.
kejujuran, keadilan, kebajikan, (8) memiliki kecenderungan
kebersamaan, kesetiakawanan sosial, dan untuk bertanya “mengapa”
seterusnya. Nilai-nilai itu harus atau “bagaimana jika” dalam
diinternalisasikan dalam diri peserta didik rangka mencari jawaban yang
sejak usia dini. Sebagai pendidik yang benar.
juga ingin meraih kualitas kecerdasan (9) memiliki kemampuan untuk
spiritual yang lebih tinggi, kita bisa bekerja mandiri.
memperoleh kecerdasan spiritual itu Meski demikian, dalam salah satu
melalui sikap keteladanan dalam wawancaranya dengan penyiar Radio
mengajarkan pendidikan spiritualitas. National, The Australian Broadcasting
Pendidikan akan arti pentingnya sebuah Corporation’s National Radio Network,
kejujuran, misalnya dapat Rachael Kohn, pada hari Minggu 18
diinternalisasikan dalam diri pesrta didik April 2000, Zohar mengungkap “I
melalui keteladanan moral pendidik itu don’t think you ever can measure SQ in
sendiri, karena faktor keteladanan moral the way we measure IQ, it is not
seorang pendidik ini sangat menentukan weighable and measurable in that same
psikologi dan kepribadian peserta didik. scientific paradigm”. Hal ini salah
Nilai-nilai seperti kejujuran dan satunya karena makna spiritual dalam
keteladanan moral yang baik itulah yang konsep SQ tidaklah merujuk pada makna
menjadi level tertinggi kecerdasan yang sama dalam terminologi agama,
spiritual kita. Semakin kita baik dalam dan bahkan tidak terkait dengan agama
kejujuran dan keteladanan moral, itu sendiri.
kualiatas kecerdasan spiritual kita akan Kecerdasan spiritual merupakan
semakin baik secara kualitatif. kecerdasan untuk menghadapi dan
Elemen Kecerdasan Spiritual memecahkan persoalan makna dan nilai.
menurut Zohar dan Marshal (2000) Menurut Zohar dan Marshall (2005:211),
190 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 1, No. 2, September 2020, pp. 179-196
minimal perasaan bahwa kita telah harus bertemu, bahkan tanpa harus
memberikan perlawanan yang hebat percaya pada Tuhan (Zohar & Marshal,
terhadap kehidupan. Sehingga 2000). Terlebih dalam tulisannya Zohar
menghadapi dengan ringan kegagalan dan Marshal (2000) mengungkap bahwa
akan membantu membangun kepercayaan SQ sama sekali tidak berhubungan
mendasar pada kehidupan dan karena itu dengan agama.
membantu memingkatkan kemampuan Berdasarkan uraian di atas dapat
untuk hidup bersama ketidakpastian. penulis simpulkan bahwa Kecerdasan
11. Rendah hati spiritual (spiritual quotient) adalah
Rendah hati yang sehat memberi kemampuan seseorang untuk memaknai
perasaan bahwa kita adalah pemain dalam kehidupannya dalam kehidupan ini.
drama besar dan membuat kita lebih Kecerdasan untuk dapat melakukan
sadar akan sifat-sifat baik dan prestasi- segala sesuatu tindakan yang semuannya
prestasi orang lain yang membantu di awali dan dilandasi oleh kecerdasan
keberhasilan kita. Pada level yang lebih spiritual yang mana pengetahuan dan
spiritual, perasaan rendah hati membuat pemahaman sebagai dasarnya. Indikator
kita bersentuhan dengan kesadaran bahwa yang digunakan adalah: (1).
nilai penting sejati dari diri kita muncul kemampuan bersikap fleksibel (2).
dari sesuatu yang lebih ketimbang ego kita memiliki kesadaran tinggi, (3).
semata. Rendah hati memberi konteks kemampuan menghadapi dan
yang lebih luas dan makna yang lebih memanfaatkan penderitaan, (4).
dalam hidup. Ini membuat rendah hati kemampuan untuk menghadapi dan
sebagai pasangan bagi rasa syukur. melampaui rasa sakit (5). kualitas hidup
12. Rasa keterpanggilan oleh visi dan nilai-nilai (6). keengganan
Rasa keterpanggilan adalah untuk mengalami kerugian (7).
pasangan aktif dari memiliki visi. kemampuan melihat keterkaitan berbagai
Perasaan terpanggil itu lebih jauh hal (8). memiliki kecenderungan untuk
mendalam ketimbang semata-mata bertanya (9). memiliki kemampuan untuk
memiliki ambisi atau tujuan. Sifat esensial bekerja mandiri.
dari keterpanggilan adalah perasaan Upaya Pengembangan
bahwa “hal itu harus terwujud”. Rasa Upaya pengembangan kecerdasan
terpanggil biasanya mengikuti rasa syukur spiritual siswa tidak akan berjalan
yang mendalam, sebuah perasaan bahwa maksimal tanpa adanya program-program
saya sudah menerima sangat banyak dan yang diadakan untuk mendukung
sekarang saya ingin memberi. pengembangan tersebut. Maka dari itu
Situasi ini menjadi menarik, diperlukan program-program atau
mengingat pertama SQ diakui sebagai kegiatankegiatan yang dapat dilakukan
tingkat kecerdasan yang paling tinggi siswa sebagai sarana untuk
(the ultimate intelligence), satu mengembangkan kecerdasan spiritual
kecerdasan yang dapat membangun mereka. Adapun program yang diadakan
berbagai perspektif baru dalam sebagai upaya dalam pengembangan
kehidupan manusia, menemukan kecerdasan spiritual siswa adalah sebagai
cakrawala luas pada dunia yang sempir, berikut:
dan dapat merasakan “tuhan” tanpa
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 193
Vol. 1, No. 2, September 2020, pp. 179-196
saling memahami pendapat dan perasaan Pada dasarnya potensi yang diberikan
masingmasing. Ketika terjadi masalah Tuhan kepada manusia sangat banyak
sesama teman, siswa berusaha dengan variasi yang berbeda. Potensi
menyelesaikan masalahnya sendiri kecerdasan intelektual (Intellectual
dengan jalan dialog untuk memahami Quotient, IQ), kecerdasan emosi
perasaan masing-masing sebelum minta (Emotional Quotient, EQ) dan kecerdasan
bantuan kepada guru. Jika teman spiritual (Spiritual Quotient, SQ)
melanggar peraturan maka siswa yang lain bervariasi kondisinya pada setiap individu.
saling mengingatkan. Guru juga dapat Menurut Ary Agustian (2001) SQ adalah
melakukan melalui kepemimpinan seperti landasan yang diperlukan untuk
memberikan contoh bagaimana menjadi memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.
seseorang yang baik. Dengan IQ yang tinggi orang dapat
Ngermanto (2005) mengatakan bahwa menjadi ahli dalam bidang intelektual,
menyingkirkan hambatan seperti rasa demikian pula dengan peran EQ yang
malas, bersikap disiplinn dan penting dalam membangun hubungan
berkomitmen mendorong kita antar manusia yang efektif. SQ berfungsi
menghasilkan perilaku, hubungan, untuk mentransformasi nilai spiritual
kehidupan atau hasil kerja yang lebih seperti kejujuran, kasih sayang, keadilan,
baik. Suharsono (2005) juga kejujuran, tanggung jawab, kedamaian,
menmbahkan bahwa ada dua hal yang kepercayaan dan kebersamaan.
perlu dilakukan untuk mengembangkan
kecerdasan spiritual yaitu melakukan DAFTAR PUSTAKA
latihan yang bersifat intelektual dan Ary, D., Jacobs, L.C., dan Razavich, A.
menjalani hidup secara spiritual. 1985. Introduction to Research in
Pengawasan, bimbingan dan pengarahan Education. 3rd Ed. New York:
yang dilakukan guru terhadap para siswa Holt, Rinehart and Winston.
saat dalam melakukan. Agustian (2002) Gay, L.R., & Diehl, P.L. 1992. Research
telah menjelaskan bahwa kecerdasan Methods for Business and
spiritual adalah kemampuan untuk Management. New York:
memberi makna terhadap setiap perilaku Macmillan Publishing Company.
dan kegiatan, melalui langkah–langkah Hasan, Z.M. 1996. Analisis Jalur:
yang bersifat suci atau bersih. Semua Makalah Disajikan dalam
siswa setelah melalui berbagai kegiatan Lokakarya Statistik dan Analisis
yang diharapkan mampu mendapatkan Data Penelitian dengan Komputer
manfaat dari apa yang telah dijalani. Angkatan VII tahun 1995/1996
Lemlit IKIP Malang, Malang 30
PENUTUP Januari sampai dengan 1 Maret.
Pendidikan pada umumnya Hatch, E., & Farhady, H. 1982. Research
bertujuan untuk membekali individu Design and Statistics for Applied
dengan nilai dan norma yang akan menjadi Linguistics. Rowley,
panduan dalam bersikap. Mendidik tidak Massachusetts: Newbury House
hanya memberikan ilmu pengetahuan dan Publisher.
ketrampilan tetapi juga menanamkan nilai Hernerson, M.E., Morris, L.L., & Fitz,
dan norma susila yang luhur dan mulia. G.C.T. 1978. How to Measure
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 195
Vol. 1, No. 2, September 2020, pp. 179-196