Anda di halaman 1dari 4

KULIAH TUJUH MENIT (KULTUM)

Kelas : XII MIPA 3

Jl. Mawar Merah No.kel, RT.13/RW.6, Malaka Jaya, Kec. Duren Sawit, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13460

Tahun Ajaran 2022/2023


Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin was sholaatu was salaamu 'ala


asyrafil anbiyaaa'i walmursaliin, wa 'alaa aalihi wa shohbihi
ajma'iin ammaa ba'du.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas
rahmat dan karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul di sini dalam
keadaan sehat. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan
menyampaikan kultum saya.

Bersetubuh dengan binatang termasuk dosa besar. Meskipun


ketika melakukannya, tidak sampai keluar mani. Para ulama berbeda
pendapat, apakah pelaku dibunuh ataukah dipenjara.
Ulama yang berpendapat pelaku dihukum bunuh, berdalil dengan hadis
dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

‫َمنْ َو َج ْد ُتمُوهُ َو َق َع َعلَى َب ِهي َم ٍة َفا ْق ُتلُوهُ َوا ْق ُتلُوا ْال َب ِهي َم َة‬

“Siapa saja yang kalian jumpai bersetubuh dengan binatang, maka


bunuhlah dia dan bunuh hewan yang jadi korban.” (HR. Tirmidzi 1455, Abu
Daud 4464, dan Ibn Majah 2564).

Hanya saja, hadis ini diperselisihkan kesahihannya oleh para ulama.


Disamping itu, hadis ini bertentangan dengan keterangan Ibnu Abbas
dalam riwayat lain, yang mengatakan:

“Siapa yang bersetubuh dengan binatang , tidak ada hukuman khusus


untuknya.” (HR. Tirmidzi, setelah hadis no. 1455).

Artinya, syariat tidak menetapkan hukuman khusus untuknya, tapi


hukuman untuk pelaku tindakan ini dikembalikan kepada kebijakan
pemerintah. Seperti penjara atau didera.

Selanjutnya, at-Tirmidzi mengatakan:

‫اق‬ َ ‫ َو‬T،‫ث اَألوَّ ِل‬


َ ‫ َوِإسْ َح‬، َ‫ َوه َُو َق ْو ُل َأحْ َمد‬،‫الع َم ُل َعلَى َه َذا عِ ْندَ َأهْ ِل الع ِْل ِم‬ ِ ‫الحدِي‬ َ ‫َو َه َذا َأ‬
َ ‫ص ُّح م َِن‬

“Hadis ini lebih kuat dari pada hadis pertama (hukuman bunuh untuk
pelaku setubuh dengan binatang). Para ulama mengamalkan hadis ini, dan
pendapat ini yang dipegang oleh Imam Ahmad dan Ishaq bin Rahuyah.”
(Jami Tirmidzi, 4:57).
Pendapat kedua inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. Dan inilah
pendapat yang lebih kuat, insya Allah. Bahwa pelaku tindakan
menyetubuhi binatang, tidak dibunuh tapi dihukum sesuai kebijakan
pemerintah. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 24:33).

Mengapa binatang yang menjadi korban


harus dibunuh?
Sejatinya ada perselisihan di sini.
Pertama, Mayoritas ulama –Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafiiyah–
berpendapat bahwa binatang yang menjadi korban tidak dibunuh.
Andaipun disembelih, boleh dimakan, jika termasuk binatang yang halal
dimakan.
Kedua, pendapat Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan menilai hewan ini
haram untuk dimakan.
Ketiga, Madzhab Hanbali dan sebagian syafiiyah,  bahwa hewan ini
dibunuh. Bahkan sebagian syafiiyah menegaskan bahwa hewan itu haram
dimakan, meskipun dia termasuk binatang yang halal dimakan.
Pendapat ini berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas yang artinya:

“Siapa yang bersetubuh dengan binatang maka bunuhlah dia dan hewan
yang menjadi korbannya.”

Keterangan Ibnu Abbas bahwa tidak ada hukuman khusus bagi pelaku,
hanya menghilangkan status hukuman bagi pelaku. Sementara perintah
membunuh hewannya tetap berlaku. 
Allahu a’lam.

Apa hikmah membunuh binatang ini?


Dalam riwayat Tirmidzi dan Abu Daud, setelah menyampaikan hadis ini,
Ibn Abbas ditanya: “Mengapa binatang itu turut dibunuh?”
Beliau menjawab:

“Saya tidak pernah mendengar keterangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam dalam masalah ini. Namun saya lihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam membenci orang makan dagingnya atau memanfaatkan hewan ini.
Dan hal itu telah diamalkan.”

Dalam Tuhfatul Ahwadzi dinyatakan:

“Ada yang mengatakan, agar tidak terlahir binatang dengan wajah


manusia. Ada juga yang mengatakan, agar pelaku tidak mengalami
kesedihan berlebihan di dunia, disebabkan melihat korbannya masih
hidup.” (Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Tirmidzi, 5:16).

Referensi: https://konsultasisyariah.com/14369-hukuman-bagi-yang-
bersetubuh-dengan-binatang.html

Anda mungkin juga menyukai