Kuliah Tujuh Menit
Kuliah Tujuh Menit
Jl. Mawar Merah No.kel, RT.13/RW.6, Malaka Jaya, Kec. Duren Sawit, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13460
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas
rahmat dan karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul di sini dalam
keadaan sehat. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan
menyampaikan kultum saya.
َمنْ َو َج ْد ُتمُوهُ َو َق َع َعلَى َب ِهي َم ٍة َفا ْق ُتلُوهُ َوا ْق ُتلُوا ْال َب ِهي َم َة
“Hadis ini lebih kuat dari pada hadis pertama (hukuman bunuh untuk
pelaku setubuh dengan binatang). Para ulama mengamalkan hadis ini, dan
pendapat ini yang dipegang oleh Imam Ahmad dan Ishaq bin Rahuyah.”
(Jami Tirmidzi, 4:57).
Pendapat kedua inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. Dan inilah
pendapat yang lebih kuat, insya Allah. Bahwa pelaku tindakan
menyetubuhi binatang, tidak dibunuh tapi dihukum sesuai kebijakan
pemerintah. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 24:33).
“Siapa yang bersetubuh dengan binatang maka bunuhlah dia dan hewan
yang menjadi korbannya.”
Keterangan Ibnu Abbas bahwa tidak ada hukuman khusus bagi pelaku,
hanya menghilangkan status hukuman bagi pelaku. Sementara perintah
membunuh hewannya tetap berlaku.
Allahu a’lam.
Dalam Tuhfatul Ahwadzi dinyatakan:
Referensi: https://konsultasisyariah.com/14369-hukuman-bagi-yang-
bersetubuh-dengan-binatang.html