Anda di halaman 1dari 12

MODUL AIK

Oleh Kelompok 1

Asrah Srimurti
Mufidah Nurmita S Lihawa
Muhammad Farham Al-hapsy
Nur Islamiah
Zahra Rana Aqilah
Chaerunnisa
Ririndawati Aridi
Darmawati
Nurfajrirahmah Hanafi
Rizaldi Labelo
Tenri Amang
Andi Krisdayanti
SKENARIO 1

Seorang wanita usia 45 tahun, isteri pejabat di sebuah propinsi telah dinyatakan
oleh dokter spesialis penyakit dalam mengalami gagal ginjal sejak 5 tahun yang lalu.
Sejak awal dokter menyatakan bahwa alternatif terapinya adalah cuci darah atau
transplantasi ginjal. Pada dua tahun pertama kondisinya terkontrol baik sehingga
pasien beserta keluarga masih bisa hidup normal. Pada saat itu pasien dan
suaminya memilih untuk melakukan cuci darah. Pada awal tahun ke-3 kondisi
kesehatan pasien menurun cukup bermakna, sehingga dengan segala pertimbangan
pasien dan suami ingin melakukan transplantasi ginjal. Persoalan pertama yang
muncul adalah tidak mudah untuk mendapatkan calon donor. Anak dan keluarga
pasien tidak ada yang berkehendak (sukarela) melakukan donor. Secara kebetulan
pasien maupun keluarganya beberapa kali membaca “kerelaan” orang untuk
menjadi donor ginjal seperti yang ada dalam surat kabar dengan berbagai alasan.
PERTANYAAN

1. Bagaimanakah pandangan hukum islam terhadap


transplantasi organ ?
2. Bagaimanakah pro kontra mengenai transplantasi organ
3. Aspek medis dan kaitannya dalam al-islam
kemuhammadiyahan
Transplantasi Organ dalam Persefektif Islam

Pada dasarnya, pekerjaantransplantasi dilarang oleh agama


Islam, karena agama Islam memuliakan manusia
berdasarkan surah al-Israayat 70, juga menghormati jasad
manusia walaupun sudah menjadi mayat, berdasarkan
hadits Rasulullah saw. : “Sesungguhnya memecahkan
tulang mayat muslim, sama seperti memecahkan tulangnya
sewaktu masi hhidup”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu
Majah, Said Ibn Mansur dan Abd. Razzaqdari ‘Aisyah).
Pro

Hukumnya Ja’iz (boleh) namun memiliki syarat-syarat tertentu.

Dalil : Seseorang yang mendonorkan organ tubuhnya kepada


orang lain untuk menyelamatkan hidupnya merupakan
perbuatan saling tolong-menolong atas kebaikan sesuai firman
Allah SWT “Dan saling tolong-menolonglah kamu dalam
kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu saling tolong-menolong
dalam perbuatan dosa dan permusuhan” (Q.s Al-Maidah:2)
Kontra

Hukumnya tidak boleh (Haram). Meskipun pendonoran tersebut untuk


keperluan medis (pengobatan) bahkan sekalipun telah sampai dalam
kondisi darurat.

Dalil 1 : firman Allah SWT “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri,
sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu” (Q.s An-Nisa:29).

Dalil 2 : firman Allah SWT “Dan janganlah kamu jatuhkan dirimu dalam
kebinasaan dan berbuat baiklah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berbuat baik” (Q.s Al-Baqarah:195).
Setiap insan, meskipun bukan pemilik tubuhnya secara
pribadi namun memiliki kehendak atas apa saja yang
bersangkutan dengan tubuhnya, ditambah lagi bahwa Allah
telah memberikan kepada manusia hak untuk mengambil
manfaat dari tubuhnya, selama tidak membawa kepada
kehancuran, kebinasaan dan kematian dirinya (sesuai Q.s
An-Nisa:29 dan Q.s Al-Baqarah:195). Oleh karena itu,
sesungguhnya memindahkan organ tubuh ketika darurat
merupakan pekerjaan yang mubah (boleh) dengan dalil.
Pandangan AIK dalam Aspek Medis

Keputusan Muktamar Muhammadiyah Majlis Tarjih


Ke-21 di Klaten, 10 April 1980 Tentang
Transplantasi.
Isi Putusan Tarjih Muhammadiyah tentang Transplantasi.

 Transplantasi adalah masalah Ijtihadiyah dunyawiyah, maka


hukumnya berputar pada illatnya.
 Berobat adalah wajib hukumnya.
 Transplantasi dari segi melukai dan merusak jaringan dan organ
hukumnya haram.
 Ototransplantasi yang donor dan resipiennya satu individu hukumnya
mubah.
 Homotransplantasi baik living donor maupun cadaver donor karena
darurat menurut medis (ahli yang mu’tabar) hukumnya boleh.
 Semua pencangkokan yang membahayakan baik secara ruhani
maupun jasmani hukumnya haram.
BEROBAT WAJIB HUKUMNYA

‫ « إِ َّن هَّللا َ أَ ْن َز َل ال َّدا َء‬-‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ال َّدرْ َد ِاء قَ َال قَ َال َر ُسو ُل هَّللا‬ ‫َع ْن أَبِى‬
‫ سنن أبي داود ـ محقق‬.»‫َو َج َع َل لِ ُك ِّل َد ٍاء َد َو ًاء فَتَ َدا َو ْوا َوالَ تَ َدا َو ْوا بِ َح َر ٍام‬ ‫َوال َّد َو َاء‬
)6 / 4( - ‫وبتعليق األلباني‬

Abu Darda’ dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:


“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat, dan
menjadikan obat bagi setiap penyakit. Maka berobatlah,
dan jangan berobat dengan yang haram.” HR Abu Daud.
SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA

‫يب‬
َ ‫ص‬ِ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَي ِْه َو َسلَّ َم أَنَّ ُه قَ َال لِ ُك ِّل َد ٍاء َد َو ٌاءفَإ ِ َذا أ‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫َع ْن َجابِ ٍر َع ْن َرس‬
4084 ‫َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإِ ْذ ِن هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل صحيح مسلم‬

”Untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat


tersebut sesuai dengan penyakitnya, penyakit tersebut
akan sembuh dengan seizin Allah Ta’ala” (HR.
Muslim, no 4084)
SYUKRON

Anda mungkin juga menyukai