Operasi karena cacat sejak lahir (al uyub al khalqiyyah) misalnya operasi bibir
sumbing agar bentuk dan fungsi lebih mendekati normal, memperbaiki susunan gigi
yang maju ke depan dan tidak normal struktur nya hingga menyulitkan untuk
makan dan berbicara.
Operasi karena cacat yang datang kemudian (al uyub al thari’ah) misalnya cacat
tangan atau kaki karena kecelakaan, memperbaiki jaringan kulit yang rusak akibat
kebakaran, operasi mata karena katarak atau luka hingga fungsi penglihatan
terganggu, operasi suntik payudara wanita karena penyakit atrofi (pengecilan atau
penyusutan jaringan otot dan jaringan syaraf sehingga bentuk menjadi tidak
normal.
Operasi plastik yang demikian boleh dilakukan karena bertujuan untuk mengobati
seperti dalam dalil berikut : “wahai hamba hamba Allah berobatlah kalian, karena
sesungguhnyaAllah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali menurunkan pula
obatnya”. (HR Tirmidzi no 1961).
lanjutan
2. Haram
• Adapun operasi yang haram hukumnya ialah yang hanya bertujuan untuk
mempercantik atau memperindah bentuk tubuh semata karena nafsu duniawi
tanpa ada niat mengobati atau memperbaiki suatu kecacatan. Allah berfirman :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik
baiknya.” (QS At Tin : 4)
Operasi bedah kosmetik ini haram hukumnya sesuai firman Allah berikut : “dan
akan aku (syetan) suruh mereka mengubah ciptaan Allah lalu benar benar
mereka mengubahnya”. (QS An Nisa 119).
Operasi plastik dengan tujuan dasar kecantikan sering disebut dengan istilah
bedah kosmetik, sebagian besar dilakukan oleh wanita dimana hasrat dasar
mereka adalah suka berhias dan ingin senantiasa tampil cantik dan menarik,
sesungguhnya kecantikan bukan hanya dari fisik saja, wanita yang
memiliki inner beauty, kecerdasan, kesederhanaan, dan kecantikan alami lebih
menarik di mata laki laki, wanita sholehah yang memiliki akhlak baik dan lemah
lembut juga lebih indah di mata Allah
Beberapa contoh tindakan operasi plastik yang
diharamkan yaitu :
• Menyambung Rambut atau Membuat Tatto
• Mengubah Jenis Kelamin dengan Mengubah Jenis Kelamin Laki
Laki Menjadi Perempuan atau Sebaliknya
• Memakai Kawat Gigi
• Sulam Bibir dan Sulam Alis
• Membesarkan Payudara dengan Implan
Pergaulan bebas dan akibatnya bagi kesehatan
reproduksi
• Pergaulan bebas dalam islam tentunya adalah hal yang dilarang. Hal
ini karena memiliki dampak yang sangat besar terhadap diri dan
suatu masyarakat. Tentu saja Allah tidak akan melarang sesuatu
yang tidak memiliki dampak terhadap manusia. Apalagi jika dampak
tersebut buruk atau menyesatkan, tentu sudah pasti diharamkan dan
sangat dilarang. Bahkan melakukannya berarti keji karena sudah
diberi akal namun tidak digunakan untuk memahaminya.
dampak dan pencehgahan pergaulan bebas
• Munculnya Perzinahan : akan muncul berbagai macam hal yang bisa
merusak keluarga, hilangnya akar keluarga dari anak, penyakit berbahaya
dan lain sebagainya
• Rusaknya Moralitas: akan mengedepankan kepada hawa nafsu dan
kesenangan pribadi. Minum minuman khamr, membuak aurat, tanpa ada
batasan lawan jenis tentu akan membuat moral masyarakat menjadi rusak
tidak terkendali
• Berpotensi Hilangnya Fitrah Manusia :Pergaulan bebas yang tidak
mengenal batas tersebut akan membuat manusia menjadi hilang kendali dan
tidak dilingkupi oleh nilai-nilai islam yang membawa pada fitrah.
• Kerusakan Sistem Masyarakat : berefek terhadap rendahnya kesadaran
masyarakat, egoisitas diri, sistem pendidikan yang melemah, dan juga
ekonomi yang rusak karena beredarnya barang-barang untuk melegalkan
seks bebas atau barang-barang haram lainnya.
Lanjutan
• Menjaga Aurat
• Menjaga Pandangan
• Batasan Pergaulan Antara Muhrim dan Non Muhrim
• Menjaga Nilai-Nilai Islam dalam Pergaulan
Dampak bagi kesehaan reproduksi
• kehamilan yang tidak diinginkan
• Meningkat nya aborsi
• Resiko terkena kanker mulut rahim
Vaksin dalam pandangan islam
• Imunisasi merupakan tindakan pencegahan primer yang
berarti adalah upaya untuk menghindari terjadinya sakit
atau kejadian yang mengakibatkan seseorang sakit atau
menderita cedera dan cacat. Selain imunisasi, perbaikan
gizi juga sanitasi lingkungan juga merupakan rangkaian
pencegahan primer.
lanjutan
• Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan Fatwa MUI no. 04 tahun 2016
tentang imunisasi menyebutkan bahwa:
1). Imunisasi pada dasarnya dibolehkan sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan
kekebalan tubuh dan mencegah suatu penyakit tertentu,
2). Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci,
3). Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan atau najis hukumnya
haram,
4). Imunisasi dengan vaksin haram/dan atau najis tidak dibolehkan kecuali digunakan
pada kondisi darurat, belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci dan adanya
keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang
halal,
5). Dalam hal jika seorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian,
penyakit berat atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan
pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya maka imunisasi hukumnya wajib,
6). Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten
dan dipercaya menimbulkan dampak yang membahayakan.
Lanjutan..
• Keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah tentang vaksin ini yaitu bahwa dapatlah dimengerti
vaksin yang memanfaatkan enzim tripsin babi hukumnya mubah atau
boleh sepanjang belum ditemukan vaksin lain yang bebas dari enzim
tersebut.
• Dalam syariat ada istilah istihalah dan istihlak
Istihalah adalah berubahnya sesuatu dari tabiat asal atau sifatnya
yang awal. Berkaitan dengan vaksinasi, istihalah berkaitan dengan
perubahan benda najis atau haram menjadi benda suci yang telah
berubah sifat dan namanya, di mana enzim tripsin babi tersebut telah
berubah nama dan sifat atau bahkan hanya sebagai katalisator
pemisah saja dan yang menjadi patokan adalah sifat benda tersebut
sekarang.
Lanjutan..
• Penjelasan Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengenai
Istihalah: “bahwa Allah mengeluarkan benda yang suci dari benda
yang najis dan mengeluarkan benda yang najis dari benda yang suci.
Patokan bukan pada benda asalnya, tapi pada sifatnya yang
terkandung pada benda tersebut (saat itu). Dan tidak boleh
menetapkan hukum najis jika telah hilang sifat dan berganti
namanya.”
• Contoh pupuk kandang dengan kotoran hewan yang najis
kotorannya, karena proses perubahan dan sudah dicampurkan
dengan berbagai bahan maka tanaman tersebut menjadi halal dan
boleh kita makan.
Lanjutan..
• Sedangkan istihlak adalah bercampurnya benda najis atau haram
pada benda yang suci sehingga mengalahkan sifat najisnya baik
rasa, warna dan baunya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,”
bahwa air itu suci, tidak ada yang menajiskannya sesuatupun.”
Kemudian di hadist lainnya,” Jika air mencapai dua qullah maka itu
tidak mengandung najis.” Jadi jika benda tersebut misalnya najis
sudah melebur dengan air dan najis tersebut kalah dengan zat yang
meleburkan yaitu air, maka benda najis tersebut dalam air tidak
dianggap lagi dan air tetap suci.
• Jadi dari berbagai Fatwa baik dari MUI, Muhammadiyah, Nahdatul
Ulama, MPU Aceh juga para Ulama di dunia, semuanya
membolehkan dilakukan imunisasi bahkan dengan vaksin yang
dalam proses pembuatannya masih bersinggungan dengan enzim
tripsin babi, sejauh hal tersebut belum ditemukan penggantinya dan
mesti digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit/wabah.
• Terima kasih