Anda di halaman 1dari 27

MENGALISIS PRINSIP DAN

AJARAN ISLAM DALAM ILMU


KEPERAWATAN
kelompok
Abdul rahman (1714201007)
Defi rahayu (1714201009)
Annisa oktavia (1714201010)
Siti maisarah (1714201012)
Neng selfiani (1714201024)
Desti sumiasti (1714201025)
Sejarah keperawatan dalam islam
Untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah
yang ikut membantu rasul untuk mengobati kaum
muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti
Sa’ Ad Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih
banyak lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan
keperawatan lainnya baik dijaman rasul maupun
sesudah kerasulan.
Lanjutan
• Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani
Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan termasuk
kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di
Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat
membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan
dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar
Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud,
Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat
perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat
perang dan Rasulullah SAW juga memerintahkan agar para korban yang terluka
di bantu olehnya.
• Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan
dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis
belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun
mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia
keperawatan.
Lanjutan
• Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio,
psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup selurug proses kehidupan
manusia.
• Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah
yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari
pada keimanan, keilmuan dan amal.
Donor darah dalam pandangan islam
• Donor darah adalah suatu kegiatan pemberian atau sumbangan darah
yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan sukarela kepada
siapa saja yang membutuhkan transfusi darah. Transfusi darah adalah
memanfaatkan darah manusia dengan cara memindahkannya dari tubuh
orang yang sehat kepada tubuh orang yang membutuhkannya, untuk
mempertahankan hidupnya/menyelamatkan jiwanya

• Hukum mempergunakan darah:


• Pada dasarnya, darah yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk
najis menurut hukum Islam. Maka agama Islam melarang
mempergunakannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keterangan tentang haramnya mempergunakan darah, terdapat pada
beberapa ayat yang dalalahnya shahih. Antara lain berbunyi:…
• Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[*], daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah … [Q.S. al-Maidah (5): 3].
• Tetapi bila berhadapan dengan hajat manusia untuk
mempergunakannya dalam keadaan darurat, sedangkan sama sekali
tidak ada bahan lain yang dapat dipergunakan untuk menyelamatkan
nyawa seseorang maka najis itu boleh dipergunakannya hanya
sekedar kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan
•  sebagaimana firman Allah swt dalam surah al-Baqarah (2) ayat 173,
yang artinya:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya” …
• Dan kaidah fiqh selanjutnya, berbunyi :
Tidak ada yang haram bila berhadapan dengan darurat dan tidak ada
yang makruh bila berhadapan dengan hajat (kebutuhan).
Donor anggota tubuh dalam islam
• Donor organ adalah seseorang yang memberikan  organ tubuh
kepada orang lain yang membutuhkan. Hal ini merupakan
perkembangan ilmu baru dalam dunia kedokteran yang mampu
mengembalikan fungsi anggota tubuh sehingga terhindar dari
kematian dan menyangkal Tujuan Penciptaan Manusia, Proses
Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia
dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam . Ulama
berpendapat bahwa ada yang memperbolehkan hal ini, namun juga
ada yang mengharamkannya secara mutlak.
•  Terdapat 2 kaidah yakni menghilangkan mudharat dan mudharat
yang tidak bisa dihilangkan  sehingga Dr. Yusuf Al-Qardhawi apa
yang dibolehkan untuk didonorkan dan apa yang dilarang. Berikut
adalah penjelasannya :
• Organ tubuh satu-satunya seperti jantung, hati dan otak
• Organ tubuh d luar seperti mata, tangan dan kaki
• Organ tubuh yang berpasangan
Berikut adalah hukum donor organ antara lain
sebagai berikut :
• Jika orang yang mendonorkan adalah orang meninggal
• Jika sebelum meninggal, orang tersebut telah berwasiat untuk
mendonorkan organnya, maka diperbolehkan untuk memindahkan
kepada orang yang membutuhkan organ tersebut. Walaupun akan
merusak kehormatan orang yang meninggal, namun hal ini tidak
dilarang sebab mendahulukan perkara yang sangat penting.
• Karena donor organ tubuh sama halnya dengan orang yang
bersedakah, maka orang yang meninggal boleh mendonorkan,
namun tentunya dengan syarat bahwa ahli warisnya telah
mengizinkan dan setuju dengan tidak memberikan mudharat kepada
mayit yang bersangkutan.
Jika orang yang mendonorkan adalah orang yang masih hidup

• Perlu diketahui bahwa mayoritas ulama melarang donor organ jika


yang mendonorkan dan yang didonorkan sama-sama masih hidup.
Namun, Dr. Wahhab Zuhailiy memperbolehkan seseorang melakukan
donor jika organ yang diambil adalah organ yang dapat tumbuh lagi
seperti kulit dan darah atau bukan organ-organ vital seperti jantung
dan ginjal. Namun ada pula ulama-ulama yang secara mutlak
mengharamkan donor organ yaitu Syeikh Abdul Aziz bin Baz dan
Syeikh Muhammad Al-Utsaimin.
• Kedua ulama ini berpendapat bahwa Allah SWT telah menciptakan
organ tubuh sesuai dengan manfaaatnya agar dapat berkerja dengan
baik, apabila satu organ diambil maka fungsi dan kerja organ menjadi
sangat terganggu. Apalagi menurut beliau, donor organ belum
dijamin berhasil, sedangkan pendonor sudah tentu mengalami
sakitnya.
• Mengambil organ vital seperti jantung, hati dan ginjal lebih besar dan sakit
daripada hanya memecahkan tulang *Al-Fiqhul Islami Wa adillatuha Dr.
Wahbah Al-Zuahyli, Majmu Fatawa-Syekh bin Baz, Fatawa Nur ‘Ala AD-Darb-
Syeikh Muhammad Al-Utsaimian. Berikut adalah ketentuannya :
• Jika pengambilan donor menyebabkan kematian pendonor, maka hal tersebut
adalah haram secara mutlak, bak telah mendapatkan izin dari pendonor atau
tidak. Apabila hal tersebut dilakukan atas izin , maka hal ini disebut juga
dengan bunuh diri. Apabila dilakukan tanpa izin, maka hal tersebut termasuk
dalam pembunuhan.
• Apabila tidak menyebabkan kematian pendonor atau dalam artian (pendonor
tidak akan mati walaupun telah kehilangan organ itu, maka hukumnya
diperinci lagi :
• Jika organ yang didonorkan tersebut dapat diperbaharui oleh tubuh, maka
hukumnya diperbolehkan seperti donor darah atau kulit
• Jika organ yang didonorkan tersebut tidak dapat diperbaharui oleh tubuh,
maka hukumnya haram seperti mata, ginjal, tangan, kaki dan lain-lain.
1. Ketentuan Pendonor
• Seorang pendonor haruslah yang dewasa dan berakal
sehat.
• Anak kecil tidak dianjurkan untuk mendonorkan organ
sebab ia belum tahu kepentingan dirinya.
• Orang gila tidak diperbolehkan mendonor
• Wali tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh anak
kecil dan orang gila dibawah perwaliannya
• Tidak boleh mendonorkan kepada ornag kafir dan orang
murtad
• Diprioritaskan orang Islam dulu daripada non Islam
Operasi plastik dalam pandangan islam
• Operasi plastik (plastic surgery) ialah tindakan kedokteran
yang dilakukan untuk memperbaiki atau memperindah
bagian tubuh manusia dengan cara merubah jaringan
kulit. Operasi plastik dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah jirahah at tajmil yang berarti operasi bedah untuk
memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang
nampak atau untuk memperbaiki fungsinya ketika
anggota tubuh tersebut hilang, lepas, atau rusak
Operasi plastik ada dua macam yaitu :

• 1. Operasi yang Bersifat Darurat atau Mendesak


Yaitu operasi plastik untuk memperbaiki bagian tubuh tertentu yang
memiliki kerusakan atau kegagalan fungsi. Operasi ini bertujuan untuk
menyembuhkan atau mengembalikan penampilan atau fungsi menjadi
lebih baik atau setidaknya mendekati kondisi normal seperti manusia
pada umumnya misalnya operasi karena bibir sumbing sehingga susah
untuk makan, membuka penyumbatan pada bagian anus karena sakit,
melakukan implant payudara karena terkena kanker, memperbaiki
hidung karena cacat, menyambungkan jari tangan atau kaki karena
kecelakaan, memperbaiki kulit akibat luka bakar, memperbaiki tulang
akibat patah tulang, dan lain lain.
lanjutan
• 2. Operasi yang Bersifat Opsional
Yaitu operasi yang bertujuan untuk mempercantik atau
memperindah bentuk rupa dan tubuh agar terlihat lebih
menarik dengan cara ditambah, dikurangi, atau dibuang,
operasi ini merupakan tindakan kesengajaan atau berasal
dari keinginan pasien sendiri, contohnya memperbesar
payudara, melangsingkan pinggang atau memperbesar
pinggul, mengubah mulut menjadi lebih kecil atau lebih
merah dengan sulam bibir, membuat hidung lebih
mancung, melentikkan bulu mata, menaikkan atau
menyulam alis, facelift atau mengencangkan kulit, dan lain
lain
Dalam islam, terdapat hukum yang mengatur halal atau haram
nya operasi tersebut dilakukan berikut  penjelasannya
1. Mubah
• Operasi yang mubah atau boleh dilakukan adalah operasi yang bertujuan untuk
memperbaiki anggota tubuh yang cacat atau rusak, ada dua jenis yaitu :

Operasi karena cacat sejak lahir (al uyub al khalqiyyah) misalnya operasi bibir
sumbing agar bentuk dan fungsi lebih mendekati normal, memperbaiki susunan gigi
yang maju ke depan dan tidak normal struktur nya hingga menyulitkan untuk
makan dan berbicara.
Operasi karena cacat yang datang kemudian (al uyub al thari’ah) misalnya cacat
tangan atau kaki karena kecelakaan, memperbaiki jaringan kulit yang rusak akibat
kebakaran, operasi mata karena katarak atau luka hingga fungsi penglihatan
terganggu, operasi suntik payudara wanita karena penyakit atrofi (pengecilan atau
penyusutan jaringan otot dan jaringan syaraf sehingga bentuk menjadi tidak
normal.
Operasi plastik yang demikian boleh dilakukan karena bertujuan untuk mengobati
seperti dalam dalil berikut : “wahai hamba hamba Allah berobatlah kalian, karena
sesungguhnyaAllah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali menurunkan pula
obatnya”. (HR Tirmidzi no 1961).
lanjutan
2. Haram
• Adapun operasi yang haram hukumnya ialah yang hanya bertujuan untuk
mempercantik atau memperindah bentuk tubuh semata karena nafsu duniawi
 tanpa ada niat mengobati atau memperbaiki suatu kecacatan. Allah berfirman :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik
baiknya.” (QS At Tin : 4)

Operasi bedah kosmetik ini haram hukumnya sesuai firman Allah berikut : “dan
akan aku (syetan) suruh mereka mengubah ciptaan Allah lalu benar benar
mereka mengubahnya”. (QS An Nisa 119).

Operasi plastik dengan tujuan dasar kecantikan sering disebut dengan istilah
bedah kosmetik, sebagian besar dilakukan oleh wanita dimana hasrat dasar
mereka adalah suka berhias dan ingin senantiasa tampil cantik dan menarik,
sesungguhnya kecantikan bukan hanya dari fisik saja, wanita yang
memiliki inner beauty, kecerdasan, kesederhanaan, dan kecantikan alami lebih
menarik di mata laki laki, wanita sholehah yang memiliki akhlak baik dan lemah
lembut juga lebih indah di mata Allah
Beberapa contoh tindakan operasi plastik yang
diharamkan yaitu :
• Menyambung Rambut atau Membuat Tatto
• Mengubah Jenis Kelamin dengan Mengubah Jenis Kelamin Laki
Laki Menjadi Perempuan atau Sebaliknya
• Memakai Kawat Gigi
• Sulam Bibir dan Sulam Alis
• Membesarkan Payudara dengan Implan
Pergaulan bebas dan akibatnya bagi kesehatan
reproduksi
• Pergaulan bebas dalam islam tentunya adalah hal yang dilarang. Hal
ini karena memiliki dampak yang sangat besar terhadap diri dan
suatu masyarakat. Tentu saja Allah tidak akan melarang sesuatu
yang tidak memiliki dampak terhadap manusia. Apalagi jika dampak
tersebut buruk atau menyesatkan, tentu sudah pasti diharamkan dan
sangat dilarang. Bahkan melakukannya berarti keji karena sudah
diberi akal namun tidak digunakan untuk memahaminya.
dampak dan pencehgahan pergaulan bebas
• Munculnya Perzinahan : akan muncul berbagai macam hal yang bisa
merusak keluarga, hilangnya akar keluarga dari anak, penyakit berbahaya
dan lain sebagainya
• Rusaknya Moralitas: akan mengedepankan kepada hawa nafsu dan
kesenangan pribadi. Minum minuman khamr, membuak aurat, tanpa ada
batasan lawan jenis tentu akan membuat moral masyarakat menjadi rusak
tidak terkendali
• Berpotensi Hilangnya Fitrah Manusia :Pergaulan bebas yang tidak
mengenal batas tersebut akan membuat manusia menjadi hilang kendali dan
tidak dilingkupi oleh nilai-nilai islam yang membawa pada fitrah.
• Kerusakan Sistem Masyarakat :  berefek terhadap rendahnya kesadaran
masyarakat, egoisitas diri, sistem pendidikan yang melemah, dan juga
ekonomi yang rusak karena beredarnya barang-barang untuk melegalkan
seks bebas atau barang-barang haram lainnya.
Lanjutan
• Menjaga Aurat
• Menjaga Pandangan
• Batasan Pergaulan Antara Muhrim dan Non Muhrim
• Menjaga Nilai-Nilai Islam dalam Pergaulan
Dampak bagi kesehaan reproduksi
• kehamilan yang tidak diinginkan
• Meningkat nya aborsi
• Resiko terkena kanker mulut rahim
Vaksin dalam pandangan islam
• Imunisasi merupakan tindakan pencegahan primer yang
berarti adalah upaya untuk menghindari terjadinya sakit
atau kejadian yang mengakibatkan seseorang sakit atau
menderita cedera dan cacat. Selain imunisasi, perbaikan
gizi juga sanitasi lingkungan juga merupakan rangkaian
pencegahan primer.
lanjutan
• Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan Fatwa MUI no. 04 tahun 2016
tentang imunisasi menyebutkan bahwa:
1). Imunisasi pada dasarnya dibolehkan sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan
kekebalan tubuh dan mencegah suatu penyakit tertentu,
2). Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci,
3). Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan atau najis hukumnya
haram,
4). Imunisasi dengan vaksin haram/dan atau najis tidak dibolehkan kecuali digunakan
pada kondisi darurat, belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci dan adanya
keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang
halal,
5). Dalam hal jika seorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian,
penyakit berat atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan
pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya maka imunisasi hukumnya wajib,
6). Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten
dan dipercaya menimbulkan dampak yang membahayakan.
Lanjutan..
• Keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah tentang vaksin ini yaitu bahwa dapatlah dimengerti
vaksin yang memanfaatkan enzim tripsin babi hukumnya mubah atau
boleh sepanjang belum ditemukan vaksin lain yang bebas dari enzim
tersebut.
• Dalam syariat ada istilah istihalah dan istihlak
Istihalah adalah berubahnya sesuatu dari tabiat asal atau sifatnya
yang awal. Berkaitan dengan vaksinasi, istihalah berkaitan dengan
perubahan benda najis atau haram menjadi benda suci yang telah
berubah sifat dan namanya, di mana enzim tripsin babi tersebut telah
berubah nama dan sifat atau bahkan hanya sebagai katalisator
pemisah saja dan yang menjadi patokan adalah sifat benda tersebut
sekarang.
Lanjutan..
• Penjelasan Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengenai
Istihalah: “bahwa Allah mengeluarkan benda yang suci dari benda
yang najis dan mengeluarkan benda yang najis dari benda yang suci.
Patokan bukan pada benda asalnya, tapi pada sifatnya yang
terkandung pada benda tersebut (saat itu). Dan tidak boleh
menetapkan hukum najis jika telah hilang sifat dan berganti
namanya.”
• Contoh pupuk kandang dengan kotoran hewan yang najis
kotorannya, karena proses perubahan dan sudah dicampurkan
dengan berbagai bahan maka tanaman tersebut menjadi halal dan
boleh kita makan.
Lanjutan..
• Sedangkan istihlak adalah bercampurnya benda najis atau haram
pada benda yang suci sehingga mengalahkan sifat najisnya baik
rasa, warna dan baunya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,”
bahwa air itu suci, tidak ada yang menajiskannya sesuatupun.”
Kemudian di hadist lainnya,” Jika air mencapai dua qullah maka itu
tidak mengandung najis.” Jadi jika benda tersebut misalnya najis
sudah melebur dengan air dan najis tersebut kalah dengan zat yang
meleburkan yaitu air, maka benda najis tersebut dalam air tidak
dianggap lagi dan air tetap suci.
• Jadi dari berbagai Fatwa baik dari MUI, Muhammadiyah, Nahdatul
Ulama, MPU Aceh juga para Ulama di dunia, semuanya
membolehkan dilakukan imunisasi bahkan dengan vaksin yang
dalam proses pembuatannya masih bersinggungan dengan enzim
tripsin babi, sejauh hal tersebut belum ditemukan penggantinya dan
mesti digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit/wabah. 
• Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai