HUKUM
TRANSFUSI
DARAH
Dengan Anggota :
Kasus
•Al qur’an
•Al hadist
•Pandangan Ulama
•Undang undang Nomor 23 tahun 1990 Pasal 66 ayat 2
1.Q.S Al-Baqarah : 173 2. Q.S AL Maidah : 2
Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
Yang artinya “ Sesungguhnya Allah janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan
Hanya mengharamkan bagimu jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
bangkai, darah, daging babi, dan dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
binatang yang (ketika disembelih) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
disebut (nama) selain Allah. tetapi keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah
berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) Al-
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka tidak ada dosa
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
Qur'an
baginya. Sesungguhnya Allah Maha kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
Pengampun lagi Maha Penyayang.” bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya
●Hadits Sunan Abu Dawud No. 3357 – Kitab Pengobatan
PA N D U A N P E RT O L O N G A N
P E RTA M A | 2 0 2 0
Hukum Hubungan Antara Pendonor dan
Resipien
Dengan demikian perkawinan antara donor dengan resipien yang sama-sama beragama islam
diizinkan oleh islam berdasarkan mafhum mukhalafah.
KESIMPULAN
"Menyelamatkan nyawa
Transfusi darah boleh dilakukan karna dibutuhkan untuk menolong seseorang manusia yang
dalam keadaan darurat, sebagaimana keterangan Qaidah fiqhiyah yang seharusnya mati tidak
berbunyi: “Perkara hajat (kebutuhan) menempati posisi darurat (dalam tertolong, tapi dengan
menetapkan hukum islam), baik bersifat umum maupun khusus”. Dan dalam berkat donor darah ini
kaidah Fiqhiyah selanjutnya yang berbunyi : Tidak ada yang haram bila mengakibatkan bisa
berhadapan dengan yang hajat(kebutuhan). Kebutuhan hanya untuk ditransfer terus berlangsungnya
kepada pasien saja. Hal ini sesuai dengan maksud Qaidah Fiqhiyah yang kehidupan seseorang,
berbunyi :”Sesuatu yang dibolehkan karena keadaan darurat, (hanya digambarkan seperti
diberlakukan) untuk mengatasi kesulitan tertentu”.?Bertabarru' atau memberikan kehidupan
menyumbang darah sebagai donor adalah sebuah amal yang disunnahkan. kepada semua manusia."
Bahkan ada yang menyatakan bahwa hukum donor darah itu sampai kepada
hukum fardhu kifayah. Tentunya bila sudah ada muslim yang melakukannya,
sudah gugur kewajibannya.
TERIMA
KASIH