DAN
KOMERSIALISASI
DARAH
LOADING
AFIFAH HARIS
AGUSTIN SUSANTI
AHMAD FAUZI
AIN FITRAH AULIA NUR
MUKADDIMAH
Dalam Al Quran dan Hadist tidak ada dalil
eksplisit tentang transfusi, donor, dan
komersialisasi darah.
Transfusi Darah di
Indonesia
telah diatur dalam bentuk peraturan pemerintah (PP) diantaranya
disebutkan :
1. Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada pasien,
yg darah nya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik.
2. Usaha transfusi darah adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan
dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan
pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah
pengaduan, pengolahan dan penyampaian darah kepada orang sakit.
3. Darah adalah darah manusia atau bagian bagian yg diambil dan diolah
secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan.
4. Penyumbang darah adalah semua yang memberikan darah untuk maksud
dan tujuan transfusi darah
LEMBAGA
PMI
Keharaman Darah
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q.S Al-Baqarah (2): 173
Kenajisan Darah
Tidak ada dalil yang menyebutkan najis, kecuali darah
HAID
Dari Asma binti Abi Bakr r.a. menceritakan, seorang wanita
pernah bertanya kepada Rasulullah saw, ya Rasulullah saw
bagaimana pendapat anda bila salah seorang kami kainnya
kena darah haid, apa yg harus diperbuat ? Nabi menjawab :
jika salah seorang di antara kamu kena darah haid, maka
kikislah lalu cuci dengan air, kemudian shalatlah dengan
mengenakan pakaian itu
HR Al-Bukhari
1. Yang Mengharamkan
1. Kesepakatan ulama bahwa pada prinsipnya memanfaatkan organ manusia adalah
HARAM.
2. Berdasarkan Q.S. al Maidah (5):3, darah yg di maksud bersifat umum, dan darah
manusia lebih haram dari pada darah yg lain.
3. Dikhawatirkan transfusi darah justru akan berakibat buruk kepada pihak penerima.
4. Larangan Nabi secara khusus, seperti diriwayatkan Abu Nuaim dari Salim Abi Hind Al
Hujjam : Aku pernah membekam Rasulullah saw,. Setelah selesai segera aku
meminum darah bekam itu,dan aku bilang ,ya Rasulullah aku telah meminumnaya,
kata Nabi : Celaka engkau Salim, tidakkah engkau tahu bahwa darah itu haram, jgn
engkau ulangi.
5. Kadang-kadang darah seseorang mengandung bakteri atau berpotensi menularkan
penyakit tertentu
6. Berdasarkan hadis nabi bahwa segala penyakit ada obatnya itu, yg dimaksudkan
disitu adalah yg halal,tidak termasuk yg haram
7. Darah tidak termasuk pada keadaan darurat yg di bolehkan sebagaimana anggota
tubuh yg lainnya
2. Yang Membolehkan
1. Ditinjau dari segi dalil tentang hukum donor darah, tidak
ada nash sharih yg secara eksplisit melarangnya
2. Dilihat dari segi manfaatnya menolong orang lain yg
sangat memerlukannya, menolong jiwa sesama nya dan
jika diniati untuk mencari ridho ALLAH maka termasuk
ibadah
Ketentuan Rukhshah
1. Benar-benar dalam kondisi gawat darurat
2. Tidak ada alternatif yang halal
3. Menurut rekomendasi ahli atau dokter
yang kompeten dan kredibel
4. Telah teruji mujarah secara pengalaman
empiris bias menyembuhkan dan tidak
membahayakan.
Donor Darah
Ulama
Dan tolong menolonglah kamu dalam ( mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ( Q.s. al Maidah (5):2)
Ulama
Menyumbangkan
Syarat Donor
Antara lain :
1. Pihak donor tidak dirugikan ketika transfusi darah dilaksanakan,
artinya dia tidak bertanggung jawab atas resiko yg mungkin timbul
setelah transfusi darah dilakukan,sejalan dgn kaidah Islam:
suatu kemudaratan tidak dihilangkan jika menimbulkan
kemudaratan yg lain
apa yg dibolehkan karena darurat(harus) diukur sesuai dengan
kadar kedaruratnya
2. Dilakukan dalam keadaan darurat, tujuannya untuk menyelamatkan
orang lain
3. Dilakukan secara suka rela,ikhlas, tanpa paksaan dan tanpa
bayaran.
Komersialisasi Darah
Perbedaan pendapat ulama tersebut terangkum
dalam 3 kelompok :
a. Mengharamkan secara mutlak
b. Menghalalkan secara mutlak
c. Membedakan jenisnya, feses/tinja manusia dan
hewan, tinjafeses manusia tidak boleh, tinja
hewan boleh
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
Daftar Pustaka