Anda di halaman 1dari 30

TRANSFUSI , DONOR

DAN
KOMERSIALISASI
DARAH
LOADING

AFIFAH HARIS
AGUSTIN SUSANTI
AHMAD FAUZI
AIN FITRAH AULIA NUR

MUKADDIMAH
Dalam Al Quran dan Hadist tidak ada dalil
eksplisit tentang transfusi, donor, dan
komersialisasi darah.

Apakah darah yang dipandang


sebagai najis atau haram, halal
dipakai dalam pengobatan?

Darah dalam tubuh hakikatnya merupakan


titipan Allah SWT.

Bolehkah darah dihibah, didonor, bahkan


diperjualbelikan?

Bolehkah menerima darah dari nonmuslim yang telah mengkonsumsi


makanan haram?

Transfusi Darah di
Indonesia
telah diatur dalam bentuk peraturan pemerintah (PP) diantaranya
disebutkan :
1. Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada pasien,
yg darah nya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik.
2. Usaha transfusi darah adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan
dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan
pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah
pengaduan, pengolahan dan penyampaian darah kepada orang sakit.
3. Darah adalah darah manusia atau bagian bagian yg diambil dan diolah
secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan.
4. Penyumbang darah adalah semua yang memberikan darah untuk maksud
dan tujuan transfusi darah

LEMBAGA

PMI

Majelis Pertimbangan Kesehatan Dan Syara


Departemen Kesehatan (MPKS) Republik Indonesia
pada 2 oktober 1956 mengeluarkan fatwa HALAL nya.

Keharaman Darah





Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q.S Al-Baqarah (2): 173

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan)


bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan
menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa
memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui
batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

Permasalahan utama: HARAM DIKONSUMSI


Dalam tafsir al Manar, Syeikh Sayyid Ridla menyebutkan
hikmah diharamkannya darah karena berbahaya dan
menjijikan, sebagaimana bangkai. Membahayakan karena
sulit di cerna dan banyak mengandung zat-zat yang
dapat membahayakan tubuh, dimungkinkan
memngandung virus atau bakteri berbahaya yang dapat
menularkan kepada yg mengkonsumsikannya.

Kenajisan Darah
Tidak ada dalil yang menyebutkan najis, kecuali darah
HAID
Dari Asma binti Abi Bakr r.a. menceritakan, seorang wanita
pernah bertanya kepada Rasulullah saw, ya Rasulullah saw
bagaimana pendapat anda bila salah seorang kami kainnya
kena darah haid, apa yg harus diperbuat ? Nabi menjawab :
jika salah seorang di antara kamu kena darah haid, maka
kikislah lalu cuci dengan air, kemudian shalatlah dengan
mengenakan pakaian itu
HR Al-Bukhari

Perbedaan pendapat ulama:


A. Darah haram dimakan, mereka menyebutkan
4 alasan diharamkan nya mengkonsumsi
sesuatu, jika termasuk salah satu atau lebih
illat(sebab), yaitu :
1. terhormatnya sesuatu itu,
2. membahayakan kesehatan,
3. menjijikan
4. najis

B. Hanya sedikit ulama yg menyatakan bahwa darah


tidak najis. Mereka mengemukakan 3 alasan ,yaitu :
1. Bahwa tiap sesuatu pada asalnya adalah suci kecuali
ada dalil yg tegas menajiskannya. Dalam hal ini tidak ada
dalil yg menajiskan darah kecuali darah haid.
2. Tidak selalu yg haram dimakan adalah najis hukumnya,
tetapi tiap yg najis haram dikonsumsi
3. Dalil yg menajiskan darah haid bersifat khusus, tidak
dapat di gunakan untuk menajiskan darah selain haid.

Hukum Transfusi Darah


Haram dan Najis
Rukhshah >> Darurat
Tidak ada nash yg jelas tentang hukum transfusi
darah. Ulama berbeda pendapat tentang
hukumnya, sebagian mereka
mengharamkannya dan mayoritas ulama
membolehkan.

1. Yang Mengharamkan
1. Kesepakatan ulama bahwa pada prinsipnya memanfaatkan organ manusia adalah
HARAM.
2. Berdasarkan Q.S. al Maidah (5):3, darah yg di maksud bersifat umum, dan darah
manusia lebih haram dari pada darah yg lain.
3. Dikhawatirkan transfusi darah justru akan berakibat buruk kepada pihak penerima.
4. Larangan Nabi secara khusus, seperti diriwayatkan Abu Nuaim dari Salim Abi Hind Al
Hujjam : Aku pernah membekam Rasulullah saw,. Setelah selesai segera aku
meminum darah bekam itu,dan aku bilang ,ya Rasulullah aku telah meminumnaya,
kata Nabi : Celaka engkau Salim, tidakkah engkau tahu bahwa darah itu haram, jgn
engkau ulangi.
5. Kadang-kadang darah seseorang mengandung bakteri atau berpotensi menularkan
penyakit tertentu
6. Berdasarkan hadis nabi bahwa segala penyakit ada obatnya itu, yg dimaksudkan
disitu adalah yg halal,tidak termasuk yg haram
7. Darah tidak termasuk pada keadaan darurat yg di bolehkan sebagaimana anggota
tubuh yg lainnya

2. Yang Membolehkan
1. Ditinjau dari segi dalil tentang hukum donor darah, tidak
ada nash sharih yg secara eksplisit melarangnya
2. Dilihat dari segi manfaatnya menolong orang lain yg
sangat memerlukannya, menolong jiwa sesama nya dan
jika diniati untuk mencari ridho ALLAH maka termasuk
ibadah

Ketentuan Rukhshah
1. Benar-benar dalam kondisi gawat darurat
2. Tidak ada alternatif yang halal
3. Menurut rekomendasi ahli atau dokter
yang kompeten dan kredibel
4. Telah teruji mujarah secara pengalaman
empiris bias menyembuhkan dan tidak
membahayakan.

Fatwa Ulama Kontemporer


Transfusi Darah
Pada umumnya mereka menghalalkannya dengan alasan darurat
dan haram menjadikannya sebagai komuditas komersil.
Majelis Agung Ulama Kerajaan Saudi Arabia :
1) Kalau benar-benar tidak beresiko, seseorang boleh mendonorkan
darahnya untuk membantu kaum muslimin yg membutuhkan
2) Boleh mendirikan Bank Islam ( semacam PMI) yg bekerja menerima
sumbangan donor darah masyarakat dan kemudian menyimpannya
guna membantu kaum muslimin yg memerlukan. Tetapi dengan syarat,
pihak bank tidak dibenarkan memungut bayaran dari pasien
atau keluarganya terhadap darah yg di sumbangkannya,apalagi
mengkomersilkannya

MPKS ( Majelis Pertimbangan Kesehatan Dan Syara) pada


tahun 1956 menetapkan fatwa khusus :

1. Bahwa yg diharamkan mengenai arah dalam al Quran ialah : memakan atau


meminumnya , yaitu memasukannya melalui kerongkongan
2. Alim ulama yg berpendapat haramnya darah, adalah beralasan karena darah itu najis
3. Berobat dengan darah boleh hukumnya karena tidak ada nash yg sharih (jelas) dari
al Quran dan hadis mengenai :
A. haramnya darah buat jadi obat
B. najisnya darah
C. larangan berobat dengan najis
4. Karena darah itu ada manfaatnya, bahwa ada kalanya terpaksa orang berobat
dengan darah dengan jalan memindahkan darah yg sehat dan cocok, maka tetaplah
pengobatan dengan pemindahan darah itu boleh hukumnya.
5. Dalam keadaan darurat yg tidak ada obatnya lagi kecuali darah, sehingga si sakit
hanya mungkin diselamatkan jiwanya dengan pemindahan darah, maka pengobatan
dengan darah untuk si sakit itu tidak saja boleh tetapi wajib hukumnya.

Donor Darah
Ulama

fikih yg membolehkan transfusi darah mereka menetapkan bahwa


mendonorkan darah di bolehkan untuk membantu orang lain yg sangat
membutuhkan. Tindakan ini sejalan dan bahkan termasuk dalam kerangka tujuan
syariat islam untuk kemaslahatan manusia, menjaga jiwa ( hifzh al-nafs ) jg
bertujuan untuk menghindari segala bentuk kemudaratan. Tindakan ini termasuk
bentuk tolong menolong dalam kebaikan, sejalan dengan perintah dalam ayat al Q
uran :

Dan tolong menolonglah kamu dalam ( mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ( Q.s. al Maidah (5):2)

Ulama

fikih jg mendasarkan pendapat mereka pada tindakan Nabi


berbekam dengan cara mengeluarkan darah untuk menghilangkan penyakit,
darah yg dikeluarkan itu di buang begitu saja , maka menurut mereka
menyumbangkan karena sangat diperlukan tentu jg boleh, bahkan
tujuannya untuk menyelamatkan jiwa seseorang.

Menyumbangkan

darah dengan ikhlas, sangat jelas manfaatnya dapat


menyelamatkan jiwa manusia, penyelamatan satu jiwa seolah
menyelamatkan seluruh manusia, sebagaimana di jelaskan dalam :

Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka


seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya
( Q.s. al Maidah (5):32)

Syarat Donor

Antara lain :
1. Pihak donor tidak dirugikan ketika transfusi darah dilaksanakan,
artinya dia tidak bertanggung jawab atas resiko yg mungkin timbul
setelah transfusi darah dilakukan,sejalan dgn kaidah Islam:
suatu kemudaratan tidak dihilangkan jika menimbulkan
kemudaratan yg lain
apa yg dibolehkan karena darurat(harus) diukur sesuai dengan
kadar kedaruratnya
2. Dilakukan dalam keadaan darurat, tujuannya untuk menyelamatkan
orang lain
3. Dilakukan secara suka rela,ikhlas, tanpa paksaan dan tanpa
bayaran.

Menurut Syeikh Ali Jumah: 5 Syarat


1. Terdapat kondisi darurat
2. Donor darah benar-benar merealisasikan kemaslahatan
yang nyata pada manusia atau mencegah kemudaratan
menurut perspektif kedokteran
3. Tidak menimbulkan mudarat sama sekali bagi pendonor
4. Pendonor steril dari penyakit
5. Pendonor memenuhi semua syarat pengambilan
keputusan dan kebijakan berkaitan dengan dirinya
maupun hartanya

Komersialisasi Darah
Perbedaan pendapat ulama tersebut terangkum
dalam 3 kelompok :
a. Mengharamkan secara mutlak
b. Menghalalkan secara mutlak
c. Membedakan jenisnya, feses/tinja manusia dan
hewan, tinjafeses manusia tidak boleh, tinja
hewan boleh

Mayoritas ulama menyatakan bahwa segala cara yg


mengacu pada pemberian imbalan bagi donor darah
tidak dibenarkan syarak, kecuali jika hanya sekedar
makan dan minum atau transportasi yg diberikan kpd
pendonor sekadar untuk mengembalikan stamina atau
mengganti ongkos perjalanan.

Minoritas ulama melihat pada sisi manfaatnya, darah


dalam kaitan dengan transfusi darah sangat bermanfaat
maka boleh memperjualbelikan

Keutamaan Donor Darah


Mendonorkan darah merupakan pengorbanan yg sangat
besar dan sedekah yg paling utama, sebab memberikan
darah pada saat seperti itu kedudukannya sama dengan
menyelamatkan hidupnya.
Apabila bersedekah dengan harta memiliki kedudukan yg
demikian tinggi dalam pandangan agama dan mendapat
pahala yg besar di sisi Allah, akan dilipat gandakan hingga
700 kali, bahkan lebih dari itu maka dermakan darah lebih
tinggi kedudukannya dan lebih besar pahala nya

Di sisi lain, bentuk amal saleh yg memiliki nilai lebih


tinggi dari nilai tersebut adalah memberi pertolongan
kepada kepada orang yg membutuhkan pertolongan dan
menghilangkan kesusahan seseorang pada saat yg
sangat kritis dan sangat membutuhkannya :
Barangsiapa yang memenuhi keperluan saudaranya,
maka akan memenuhi keperluannya dan barang siapa
yang menghilangkan kesusahan orang muslim, maka
Allah akan menghilangkan kesusahannya pada hari
kiamat ( HR.al Bukhari dan Muslim)

Kesimpulan
1.

2.

3.

4.

Ulama sepakat bahwa darah binatang haram dikonsumsi, namun


terhadao darah manusia diperselisihkan kenajisannya. Transfusi darah
tidak sama dengan mengkonsumsi darah. Saat darurat dan tidak ada
alternatif lain, bernilai pahala, sebab menjaga kehidupan manusia
Mayoritas ulama berpendapat, darah adalah hak Allah, maka haram
dikomersialisasikan. Bagi yang mengharamkan, dapat diterima jika
bermaksud sebagai bentuk terimakasih, sukarela, tidak mengikat,
tidak tawar menawar.
Meskipun terjadi pencampuran darah dari pihak pendonor dan
resipien, dari perspektif Islam, tidak berdampak. Tidak terjalin
hubungan darah dan tidak mempengaruhi perilaku.
Praktik donor darah termasuk amal saleh, termasuk pendirian Bank
Darah. Jika diniati karena Allah, menjadi ibadah bernilai tinggi.

Daftar Pustaka

Zuhroni. 2016. Hukum Islam terhadap


Berbagai Masalah Kedokteran dan
Kesehatan Kontemporer. Jakarta: Bagian
Agama Universitas Yarsi

Anda mungkin juga menyukai