Anda di halaman 1dari 17

KONSEP TRANSFUSI DARAH MENURUT

ISLAM

Di Susun Oleh
Kelompok 8:

Rofiqotus Sa’adah
Eka Wati
Mila Amelia
M. Ghozy A
Ike fitriyah
Definisi Tranfusi Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua


bagian, yaitu cairan yang disebut plasma dan
sel darah. Darah secara keseluruhan kira-kira
seperduabelas dari badan atau kirakira lima
liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan atau
plasma, sedangkan 45 persen sisanya adalah
sel darah yang terdiri dari tiga jenis, yaitu sel
darah merah, sel darah putih, dan butir
pembeku (trambosit).
Menurut Asy-Syekh Husnain Muhammad Makhluuf
merumuskan definisinya sebagai berikut: artinya “Transfusi
darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara
memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada
orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan
hidupnya.
ِ‫غفُورِ رحيم‬ َِ ِ‫ْر ُمتَ َجانفِ إِلثْمِ ِۙ ِفَِإن‬
َ ‫ّللا‬ َ ِ‫صة‬
َِ ‫غي‬ ُ ‫ض‬
َ ‫طرِ في َم ْخ َم‬ ْ ‫فَ َمنِ ا‬
Artinya:“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Alloh…….”(QS.Al Maidah : 3)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah
berfirman:

ُ ‫ض‬
‫طر ْرت ُِْم إلَي ِْه‬ ِْ ‫علَ ْي ُك ِْم إّلِ َما ا‬
َ ‫ل لَ ُكم ما َحر َِم‬
َِ ‫َوقَ ِْد فَص‬
“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan
kepada kamu apa yang diharamkanNya atasmu,
kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya”
(QS.Al-An’am : 119)
Dr.Ahmad Sofian mengartikan tranfusi darah dengan
istilah “pindah-tuang darah” sebagaimana rumusan
definisinya yang berbunyi: ”pengertian pindah-tuang
darah adalah memasukkan darah orang lain ke dalam
pembuluh darah orang yang akan ditolong”.
Sejarah singkat transfusi darah diawali pada tahun 1665
oleh Dr. Richard seorang ahli anatomi tubuh dari Inggris
yang berhasil mentransfusikan darah seekor anjing
pada anjing yang lain. Selanjutnya dua tahun kemudian
Jean Babtiste Denis seorang dokter, filsuf dan
astronom dari Prancis berusaha melakukan transfusi
darah pertama kali pada manusia. Ia mentransfusikan
darah anak kambing ke dalam tubuh pasiennya yang
berumur 15 tahun
namun gagal anak tersebut meninggal dan dia dikenai
tuduhan pembunuhan.
Tujuan Transfusi Darah

 Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah


pembedahan, trauma atau pendarahan.
 Meingkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien
yang mengalami anemia berat.
 Memberikan komponen seluler yang terpilih
sebagai terapi pengganti
Hukum Transfusi Darah Menurut Medis
Hukum tentang transfusi darah di Indonesia telah di atur dalam Peraturan
pemerintah yaitu:
TRANSFUSI DARAH
(Menurut Peraturan pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tanggal 19 April
1980)
Menimbang:
Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas
pemerintah di bidang pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu
bentuk pertolongan yang sangat berharga kepada umat manusia
Bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan dokter, satu-satunya sumber darah
yang paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia
Bahwa pada waktu ini banyak di selenggarakan usaha transfusi darah
dengan pola yang bermacam-macam, yang dapat membahayakan
kesehatan baik terhadap para penyumbang maupun pemakai darah
Bahwa oleh karena itu perlu di tetapkan Peraturan Pemerintah tentang
transfusi darah
Mengingat :
Pasal 5 ayat(2) Undang-Undang Dasar 1945
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131,
Tambahan lembaran negara Nomor 2068)
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 Tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaga Negara Tahun 1963 Nomor 79,
Tambahan Lembaga Negara Nomor 2576)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi
(Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2580)
Hukum Transfusi Darah Menurut Islam
Al-Qur’an
Artinya ;Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-
bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keredhaan dariTuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan
tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S Al-Maidah 2)
Artinya:”Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang
yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya
dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al-Baqarah
173)
Al-Hadist
Artinya:” Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin
Umar An Namari telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Ziyad bin 'Ilaqah dari Usamah bin Syarik
ia berkata, "Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dan para sahabatnya, dan seolah-
olah di atas kepala mereka terdapat burung. Aku
kemudian mengucapkan salam dan duduk, lalu ada
seorang Arab badui datang dari arah ini dan ini,
mereka lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah
boleh kami berobat?" Beliau menjawab: "Berobatlah,
sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak menciptakan
penyakit melainkan menciptakan juga obatnya,
kecuali satu penyakit, yaitu pikun." (H.R Abu Dawud)
Pandangan Ulama

Memanfaatkan anggota badan manusia tidak diperbolehkan. Ada


yang beralasan karena :
 Najis
 Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (Al-
Fatwa Al-Hidayah)
“Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupun
memanfaatkannya. Karena manusia itu terhormat bukan hina”
(Al Murghinani).
Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual, bukan
karena najis atau suci, tetapi karena menghormatinya.
Menjualnya berati merendahkannya” (Al Kasani).
Menjual air susu wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan
bermanfaat sehingga Alloh memperbolehkkan untuk
meminumnya walaupun tidak dalam keadaan terpaksa
(Madzhab, Maliki, Hambali dan Syafi’I).
Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta
Hukum asal dalam pengobatan, hendaknya dengan
menggunakan sesuatu yang diperbolehkan menurut syari’at.
Namun, jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya
tahan dan mengobati orang sakit kecuali dengan darah
orang lain, dan ini menjadi satu-satunya usaha
menyelamatkan orang sakit atau lemah, sementara para ahli
memiliki dugaan kuat bahwa ini akan memberikan manfaat
bagi pasien, maka dalam kondisi seperti ini diperbolehkan
untuk mengobati dengan darah orang lain.
Menurut Ulama Sekarang

a. Mengenai akibat hukum adanya hubungan


kemahraman antara donor dan resipien.
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan
antara donor dan resipien, adalah bahwa transfusi
darah itu tidak membawa akibat hukum adanya
hubungan kemahraman antara donor dan resipien.
Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kemahraman sudah ditentukan oleh Islam
sebagaimana tersebut dalam An-Nisa:23, yaitu:
Mahram karena adanya hubungan nasab. Misalnya
hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya
sekandung, dsb.
b. Mengenai Hukum menerima transfusi darah dari
non-muslim
Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya
tubuh orang kafir bukan benda najis. Buktinya
mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-
masjid mana pun di dunia ini, kecuali masjid di
tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan
najis, maka tidak mungkin Abu Bakar minum dari
satu gelas bersamadengan orang kafir. Kalau kita
belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke
dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu
Bab Su'ur.
C. Donor darah pada bulan ramadhan
Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang
untuk menyedekahkan darahnya yang sagat banyak dalam
keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan
Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat
(mendesak), maka dalam keadaan seperti ini boleh baginya
untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah
darurat tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan
minum. Lalu dia harus mengganti puasanya yang dia
tinggalkan/berbuka.
SELESAI…

Anda mungkin juga menyukai