Anda di halaman 1dari 3

JIHAN KAMILIYA FATHIN

Mengapa Darah Di Haramkan?


 Penjelasan umum
Haram dan Halal adalah hak dari Allah SWT. Bagi seorang muslim
tidak diperlukan lagi alasan apapun baik ilmiah maupun tidak
untuk menjauhi apa-apa yang diharamkan Allah SWT.
Namun sebagai pengetahuan sebenarnya ada 3 alasan ilmiah
mengapa makanan dari darah bisa berdampak buruk:
1. Sanitasi. Darah merupakan sarana transmisi penyakit yang
efektif, termasuk di dalamnya HIV. Orang yang mengolah makanan
yang berasal dari darah tentu berpotensi besar bersentuhan
dengan darah tersebut dan menyebarkan patogen/penyakit yang
terkandung dalam darah tersebut. Untuk itulah mengolah dan
mengkonsumsi darah sebaiknya dihindari.
2. Beracun. Berbeda dengan jaringan hewan lainnya, darah
mengandung zat besi dalam konsentrasi tinggi, dan
mengkonsumsi minuman/makanan yang terbuat dari darah dalam
jumlah besar berpotensi seseorang terkena keracunan zat besi.
Tidak ada mekanisme dalam tubuh manusia untuk secara efektif
mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh (berbeda dengan
kelelawar yang meminum darah mi
 Bukti Non ILMIAH
Karena sudah tertulis di alquran
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi
Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya)
sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” QS. Al Baqarah 2 : 173
 Bukti ILMIAH
Analisis kimia menunjukkan bahwa salah satu kandungan pada
darah adalah asam urat (uric acid) yang tinggi. Asam urat
merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh. Selain itu, darah juga
memiliki kandungan zat besi. Kandungan zat besi inilah yang
menjadi salah satu alasan darah berbahaya untuk dikonsumsi.
Kandungan zat besi yang berlebih dalam tubuh dapat
menyebabkan penyakit hemokromatosis. Hemokromatosis
merupakan kelainan klinis akibat kelebihan jumlah keseluruhan zat
besi dalam tubuh dan kegagalan fungsi organ akibat keracunan
zat besi. Hemokromatosis dapat mengakibatkan penumpukan
cairan di paru-paru, gangguan saraf, dehidrasi, dan tekanan darah
rendah.
Saya juga menemukan artikel yang menjelaskan bahwa darah
ada yang haram da nada yang halal
 Seperti yang dijelaskan pada al-maidah ayat 3 , “Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah,
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan
nikmat-Ku untukmu, dan telah Kuridhai Islam sebagai
agamamu. Siapa saja terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” Terkait dengan pertanyaan mengenai
hukum mengkonsumsi darah, secara rinci ulama membagi dua
jenis darah. Pertama, darah yang mengalir. Kedua, darah yang
tidak mengalir. Darah yang diharamkan oleh ayat di atas,
adalah darah yang mengalir. Sedangkan darah yang tidak
mengalir seperti hati, limpa, dan darah yang tersisa di urat
daging, adalah suci dan boleh dimakan. [Syekh Ahmad Shawi
al-Maliki, Hasyiyah alal Jalalain, (Libanon: Darul Fikri, tanpa
tahun) Juz 1, hal. 266]. Jadi kita yang kerap mengonsumsi
daging, tak perlu kuatir saat menemukan sisa-sisa darah yang
melekat di daging yang menjadi lauk-pauk. Berdasarkan
keterangan di atas, kita boleh memakan darah jenis kedua.
Wallahu a‘lam.

Anda mungkin juga menyukai