Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rais Khalil Mubarak (190510152)

MK/Kelas : Kapita Selekta Hukum Islam


Dosen : Albert Alfikri S. Sy. M. HI

RESUME MAKALAH “TRANFUSI MENJUAL DARAH DALAM ISLAM”

1. Transfusi Darah Dalam Islam


Transfusi darah adalah prosedur menyalurkan darah ke dalam tubuh seseorang yang
kekurangan darah atau dalam suatu tindakan medis, seperti operasi. Prosedur ini bahkan bisa
menyelamatkan nyawa seseorang. Setiap proses transfusi mungkin membutuhkan komponen
darah yang berbeda tergantung kondisinya. Ada yang butuh keseluruhan darah, ada yang
butuh hanya sel darah merah saja. Ada yang perlu trombosit saja, atau sebagian dari plasma
darah saja.
Kata transfusi darah berasal dari bahasa Inggris “Blood Transfution” yang artinya
memasukkan darah orang lain ke dalam pembuluh darah orang yang akan ditolong. Hal ini
dilakukan untuk menyelamatkan jiwa seseorang karena kehabisan darah. Menurut Asy-Syekh
Husnain Muhammad Makhluuf merumuskan definisinya sebagai berikut yang artinya ialah
“Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara memindahkannya dari
(tubuh) orang yang sehat kepada orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan
hidupnya”.
Adapun Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam, beliau pernah bersabda “Siapa yang
menolong saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya (anonim atau saat saudaranya tidak
hadir di tempat), maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat (Sunan Baihaqi Kabir
no. 17130)”. Hadits ini menjelaskan bahwa jika kita membantu saudara seiman tanpa
diketahui oleh orang yang kita tolong, maka Allah akan membalas kebaikan kita atas
kebaikan tersebut.
Majelis Ulama Indonesia sebagai salah satu lembaga dakwah tertinggi juga turut
mengeluarkan fatwa untuk mengatur kegiatan donor darah. Fatwa pertama menyatakan
bahwa, boleh hukumnya untuk donor darah. Akan tetapi, kegiatan donor darah ini tidak
membahayakan jiwanya dalam kondisi yang dibutuhkan untuk menolong muslimin yang
membutuhkannya. Fatwa yang kedua menyatakan Boleh hukumnya untuk mendirikan Bank
donor darah Islam. Bank donor darah tersebut berfungsi untuk menerima orang-orang yang
ingin mendonorkan darahnya guna menolong orang-orang yang membutuuhkan. Kemudian
Bank donor darah tidak diperbolehkan untuk mendapatkan imbalan dari orang yang sakit
beserta keluarga dan ahli warisnya. Tidak boleh pula menjadikan kegiatan tersebut sebagai
bisnis untuk mencari keuntungan sendiri. Karena donor darah merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk kemaslahatan manusia.
2. Menjual Darah Dalam Islam
Pada dasarnya jual beli darah dengan tujuan untuk komersial tersebut tidak
diperbolehkan. Akan tetapi ada biaya yang dikenakan untuk mengganti biaya pengolahan
darah tersebut, karena pemerintah dan PMI memberi subsidi atas biaya pengolahan darah
tersebut, singkatnya kita hanya membayar jasa mereka yang telah membantu proses
pendonoran darah kedalam tubuh kita.
Biaya yang dikeluarkan bagi yang membutuhkan darah adalah hanya biaya
pemeliharaan dan pengolahan darah, perekrutan donor, pengadaan kantung, bahan pakai
modis dan non medis, pemeriksaan Hb, uji saring penyakit, uji cocok serasi, penggantian alat,
pemeliharaan, dan biaya penunjang lainnya. Semua darah yang diperoleh dari PMI itu gratis,
tidak dipungut biaya untuk mendapatkannya. Tapi, memang ada biaya yang harus
dikeluarkan sebagai biaya pemrosesan darah atau yang disingkat BPD. Hal ini disebabkan
karena darah tak bisa langsung disalurkan pendonor kepada penerima. Jadi biaya yang selama
ini dikeluarkan bukan untuk membayar darah.
Jika dilihat dari hukum asalnya, menjual barang najis itu hukumnya haram.
Sedangkan memperjualbelikan barang najis yang bermanfatat bagi manusia, seperti
memperjualbelikan kotoran hewan untuk keperluan pupuk, dibolehkan dalam Islam karena
mengandung manfaat bagi tumbuh-tumbuhan agar tumbuh subur. Begitu pula dengan darah,
darah adalah benda najis, akan tetapi darah dapat diperjualbelikan. Tepatnya barang yang
mengandung unsur najis dan haram tidak boleh diperjualbelikan, tetapi kita hanya boleh
memberikan upah atau jasa kepada pemilik barang tersebut, seperti proses pendonoran darah
misalnya yang dilakukan pihak medis, kita haram membayar darah tersebut, tetapi kita hanya
boleh membayar biaya proses saat pendonoran darah tersebut berlangsung hingga selesai
kepada PMI atau Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang bertanggungjawab atas darah yang
didonorkan kepada yang membutuhkannya.

Anda mungkin juga menyukai