Laporan Tutorial Blok 1 Modul 2 2022 - Kelompok 3
Laporan Tutorial Blok 1 Modul 2 2022 - Kelompok 3
Kelompok 3
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
MODUL 2.................................................................................................................................1
Skenario 2..............................................................................................................................1
Langkah Seven Jumps:........................................................................................................2
Langkah 1 : Mengklarifikasi Terminologi yang Tidak Diketahui dan Mendefinisikan
Hal-hal yang dapat Menimbulkan Kesalahan Interpretasi..................................................2
Langkah 2 : Menentukan Masalah..................................................................................3
Langkah 3 : Menganalisa Masalah Melalui Brain Storming dengan Menggunakan
Prior Knowledge.................................................................................................................3
Langkah 4 : Membuat Skema atau Diagram dari Komponen-komponen Permasalahan
dan Mencari Korelasi dan Interaksi antar Masing-masing Komponen untuk Membuat
Solusi secara Terintegrasi...................................................................................................4
Langkah 5 : Memformulasikan Tujuan Pembelajaran / Learning Objectives................5
Langkah 6 : Mengumpulkan Informasi di Perpustakaan, Internet, dan Lain-Lain.........5
Langkah 7 : Sintesa dan Uji Informasi yang Telah Diperoleh.......................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
iii
MODUL 2
EVIDENCE BASED DENTISTRY (EBD)
SKENARIO 2
"Mencari informasi yang sahih"
Seiring meningkatnya kasus Covid-19 di dunia, beredar informasi mengenai beberapa
pengobatan alami atau herbal seperti mengkonsumsi jamu, menghirup uap minyak kayu putih,
dll. Mahasiswa FKG tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar dan mencoba
mencari informasi yang sahih. Mahasiswa tersebut mendapatkan lebih dari 30 artikel ilmiah
dan dibaca secara cepat, lalu dianalisis secara kritis.
Berdasarkan evidence based diketahui bahwa virus ini pernah dulu berjangkit dan
sekarang muncul kembali. Sebelumnya digunakan pengobatan alami atau herbal, namun
seiring pesatnya perkembangan teknologi, dilakukan berbagai penelitian untuk pencegahan
dan pengobatannya.
1
Langkah Seven Jumps:
1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang
dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
2. Menentukan masalah.
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge.
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari
korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara
terintegrasi.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran/learning objectives.
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh.
URAIAN
Langkah 1 : Mengklarifikasi Terminologi yang Tidak Diketahui dan
Mendefinisikan Hal-hal yang dapat Menimbulkan Kesalahan Interpretasi
1. Covid-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease yang disebabkan oleh virus
SARS-CoV-2 yang menyerang pernafasan manusia.
2. Evidence Based berdasarkan terjemahannya adalah berbasis bukti. Maksudnya adalah
informasi yang didapatkan harus berbasis bukti.
3. Sahih adalah pernyataan yang sah atau benar, pendapat yang sempurna, dan sesuai
dengan fakta.
4. Herbal adalah pengobatan bersifat alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
5. Virus adalah mikroorganisme yang dapat menginfeksi makhluk hidup lain.
2
Langkah 3 : Menganalisa Masalah Melalui Brain Storming dengan
Menggunakan Prior Knowledge
1. Bagaimana mencari informasi yang sahih?
Dalam mencari informasi yang sahih, mahasiswa harus memperhatikan kebutuhan
informasi dengan informasi yang dicari. Selain itu, hendaknya membaca secara
menyeluruh dan membandingkan dengan sumber yang terpercaya. Jangan hanya
membaca judul dan poin-poinnya saja. Informasi yang sahih bisa didapat lewat link
terpercaya yang mahasiswa ketahui kebenarannya.
3. Mengapa mahasiswa FKG tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar?
Sebagai mahasiswa sepatutnya tidak menelan informasi secara mentah, bisa saja
informasi tersebut belum terbukti kebenarannya atau infromasi yang didapat
berlawanan dengan yang sebenarnya. Mahasiswa harus memastikan informasi yang
didapat benar atau salah, agar mahasiswa tidak tersesat dan tidak merugikan diri
sendiri serta orang lain.
3
memudahkan pekerjaan jarak jauh, dan dengan teknologi bisa membantu dalam
memberi info ke kerabat jauh.
4
Langkah 5 : Memformulasikan Tujuan Pembelajaran/Learning Objectives
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana cara mendapatkan informasi yang sahih
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana cara membaca cepat
3. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana cara menganalisis secara kritis
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Evidence Based
6
memaksimalkan potensi baca seseorang dalam memahami sebuah bacaan. Ada
tujuh latihan terdapat dalam membaca cepat yaitu latihan melihat dengan otak,
latihan mempercepat Gerakan mata, latihan melebarkan jangkauan mata, latihan
fiksasi ke fiksasi, latihan otot mata, latihan pernapasan, dan latihan konsentrasi.
Setelah kita melakukan latihan membaca cepat maka pemahaman kita akan
semakin bertambah terhadap bacaan, dan secara langsung kecepatan kita dalam
membaca juga akan meningkat.
Kemampuan membaca cepat merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai.
Agar tidak ketinggalan informasi yang terbaru, maka kemampuan membaca
dengan cepat sangatlah diperlukan. Membaca cepat adalah kegiatan membaca
secara cepat dengan waktu yang relatif singkat untuk mengetahui garis besar isi
atau ide pokok suatu bacaan, tanpa mengabaikan pemahaman isinya. Kegunaan
atau manfaat membaca cepat adalah dapat dipahami informasi atau isi sebuah
bacaan secara cepat dan waktu yang relatif singkat sehingga kita tidak akan
ketinggalan informasi yang terbaru. Selain itu, wawasan pun akan bertambah luas
seriring perkembangan teknologi dan arus informasi yang berkembang sangat
cepat. (Ade Asih Susiari Tantri, 2015).
Untuk membaca cepat, pertama kita harus membuang persepsi bahwa membaca
itu sulit, tidak boleh menggunakan jari ketika membaca dan lainnya. (Rizem
Aizid, 2011). Untuk memaksimalkan kecepatan membaca kita harus memiliki
modal dasar, seperti kosakata yang cukup, mampu berkonsentrasi, kondisi fisik
dan mental yang mendukung, yang paling penting adalah latar belakang
pengetahuan. (Nuriadi, 2008).
Teknik membaca cepat:
1. Teknik Skipping: membaca dengan loncatan-loncatan, bagian bacaan
dilompati untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi membaca. (Yeti
Mulyani 2003)
2. Teknik skimming: suatu proses membaca teks cepat dengan cara melihat
bagian-bagian terpenting dari teks sepintas tanpa harus mendalami isi teks
tersebut (Budiharso, 2006). Sehingga pembaca hanya memperhatikan inti
wacana.
3. Teknik scanning: digunakan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan ada. Caranya pembaca memperhatikan pertanyaan yang hendak
dijawab terlebih dahulu untuk menentukan topik apa dan yang mana yang
hendak dicari. Kemudian, membiarkan mata pembaca untuk menelusuri
bagian yang relevant pada teks dimaksud (Jarwadi, 2003)
4. Teknik Selecting: teknik membaca cepat dengan cara memilih bahan
bacaan dan atau bagian (bagian-bagian) bacaan yang dianggapnya relevan,
atau berisi informasi fokus yang ditentukannya.
SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan
membaca intensif dan rasional. Metode membaca ini baik untuk keperluan studi.
Metode membaca untuk studi ini dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi
dari Ohio State University yaitu Prof. Francis P. Robinson tahun 1941. Metode ini
7
merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang
dan banyak digunakan. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R
mencakup lima langkah, yaitu,
1. Survei (penelaahan pendahuluan), maksudnya memeriksa atau meneliti
atau mengidentifikasi seluruh teks
2. Question (bertanya), maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang sesuai
dengan wacana
3. Read (baca), maksudnya membaca wacana secara aktif untuk mencapai
pertanyaan- pertanyaan yang telah tersusun
4. Recite (mengutarakan kembali), maksudnya menghafal semua jawaban
atas pertanyaan yang telah tersusun atau ditemukan
5. Review (mengulang kembali), maksudnya meninjau ulang seluruh
jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun pada langkah kedua dan
ketiga. (Francis P. Robinson, 1941)
Kunci utama membaca cepat ialah melanjut terus. Pada waktu akan mulai berlatih,
ingatlah untuk membiasakan gerakan mata dan proses berpikir yang diperlukan
dalam membaca cepat. Pada permulaan latihan membaca cepat, pemahaman isi
bacaan tidaklah terlalu diutamakan. Upaya menanamkan “keinginan untuk
membaca cepat” adalah yang pertama kali ditumbuhkan.
Ada beberapa faktor penghambat yang lazim dilakukan oleh seseorang saat
membaca. Berikut beberapa kebiasaan tersebut:
1. Vokalisasi
Vokalisasi adalah membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata demi
kata yang akan dibaca. Dengan demikian, kecepatan baca akan sama
dengan berbicara. Membaca dengan bersuara merupakan kebiasaan buruk
yang dapat menghambat kecepatan membaca. Agar dapat menghilangkan
kebiasaan lama ini saat membaca, caranya adalah dengan memosisikan
bibir seperti bersiul, dan meletakkan tangan di leher (jangan sampai terasa
getarannya). Atau dengan cara meletakkan ujung lidah pada pangkal gigi
dan bibir depan ditutup dengan rapat.
2. Subvokalisasi
Subvokalisasi adalah membaca dengan suara kecil di dalam hati.
Kebiasaan ini hampir sama dengan vokalisasi. Bedanya, dalam vokalisasi
suara berada di bibir, sedangkan pada subvokalisasi, suara berada di hati.
Meskipun begitu, dampak keduanya kurang lebih sama, yakni kecepatan
baca sama dengan kecepatan berbicara. Cara mengatasi kebiasaan
subvokalisasi ini adalah dengan jalan menyadarkan diri bahwa membaca
cepat itu sangat diperlukan. Latihan yang cukup juga dapat membantu
dalam mengatasi kebiasaan tersebut. Kita harus mampu membedakan
membaca dalam hati dengan membaca oral, serta tidak boleh mencampur
aduk kedua jenis membaca tersebut.
3. Gerakan bibir
Ada juga orang yang tidak bersuara, tetapi bibir seperti orang berbicara
8
dan melafalkan sesuatu. Kebiasaan ini berakibat sama dengan dua
kebiasaan buruk yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk itu, sebaiknya
jangan melakukan kebiasaan buruk itu ketika membaca. Untuk
menghilangkan kebiasaaan buruk ini, caranya yaitu rapatkanlah bibir kuat-
kuat-kuat, mengunyah permen karet, kedua bibir menjepit pensil atau
benda lain yang ringan, seperti memosisikan bibir seperti orang bersiul
(tanpa suara). Dengan cara-cara tersebut dapat menghilangkan kebiasaan
buruk menggerakkan bibir saat membaca. Sehingga dapat membaca lebih
cepat.
4. Gerakan kepala
Kebiasaan membaca sambil menggerakkan kepala dapat menghambat
dalam membaca cepat. Disadari atau tidak ketika membaca kepala
bergerak mengikuti kata demi kata dalam bahan bacaan. Dengan demikian,
kepala bergerak secara teratur dari kiri ke kanan, lalu kembali lagi ke kiri,
dan seterusnya. Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan baca karena
pergerakan kepala kalah jauh dengan pergerakan mata. Untuk
menghilangkan kebiasaan buruk ini, caranya meletakkan telunjuk jari ke
pipi, dan sadarkansiku tangan ke meja saat membaca. Jika tangan terdesak
oleh gerakan kepala, segeralah untuk menghentikannya.
5. Regresi
Regresi adalah bergeraknya mata ke belakang untuk membaca ulang suatu
kata atau beberapa kata sebelumnya. Mungkin pernah membaca suatu
kalimat atau paragraf tersebut. Coba bayangkan, jika dalam satu halaman
saja melakukan 10-15 kali, tentu sangat banyak waktu yang terbuang.
Maka dari itu, kebiasaan buruk itu sangat menghambat dalam membaca
cepat.
1
1
DAFTAR PUSTAKA
Sarbanun, A. (2019). Macam-Macam Hadits dari Segi Kualitasnya. Jurnal Sekolah Tinggi Agama
Islam An-Nur Jati Agung. hlm. 346.
Sumiyati, O., Arief, N. R. (2004). Pengantar Ilmu Perpustakaan: Bahan Ajar Diklat Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
hlm. 11.
Prasetyo, H. A. R. (2010). Penerapan Teknik Skipping untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Cepat Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010.
hlm. 9
Adifatoni, Y. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks Cepat Melalui Teknik
Skimming dan Scanning pada Siswa Kelas IX SMP Negeri Loa Janan. Jurnal Universitas
Kutai Kartanegara. hlm. 3.
Suciono, W., Rasto, Ahman, E. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi Era Revolusi 4. Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial volume 15 No. 2. hlm. 214
Hamdani, M., Prayitno, B. A., Karyanto, P., (2019). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Melalui Metode Eksperimen. Jurnal Universitas Sebelas Maret volume 16 No. 1.
Tantri, A. A. S. (2015). Cara Memaksimalkan Kemampuan Membaca Cepat. Jurnal Ilmiah
Perpustakaan dan Informasi volume 1 No. 2.
Kamalasari, V. (2012). Penelitian Membaca Cepat sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Cepat dan Pemahaman Bacaan. Jurnal Universitas Negeri Medan.
Fakhriyah, F. (2014). Penerapan Problem Based Learning dalam Upaya Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Universitas Negeri Semarang.
Wahyudi, P. I. H. (2017). Pentingnya Keterampilan Digital Literasi bagi Pustakawan. Jurnal
Universitas Pelita Harapan volume 5 No. 2.
Purwaningsih, S. (2020). Penggunaan SQ3R dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat.
Jurnal Bahasa, Sastra, Pembelajarannya volume 3 No. 2. hlm. 2
Andrisyah. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Melalui
Pendekatan Inquiry. Jurnal Program Studi Pendidikan Guru Paud STKIP Siliwangi
Bandung. hlm. 63.
Rif’ain, A. R. (2020). Generasi Menulis. Jakarta: Elex Media Komputindo
Bruce, C. S. (1997). The Seven Faces of Information Literacy Towards Inviting Students into New
Experiences. hlm. 203.
1
2