Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia pada dasarnya adalah negara yamg kaya akan keaneka
ragaman flora dan fauna. Dari Sabang hingga Merauke sungguh kaya akan
keanekaragaman flora dan fauna yang memiliki ciri khas tersendiri yang
sangat unik. Tetapi sekarang banyak flora dan fauna di Indonesia yang hampir
punah.
Harimau jawa, badak jawa, gajah sumatra, orang utan, dan banteng
adalah beberapa contoh binatang langka yang perlu dilindungi. Binatang-
binantang tersebut memiliki masa tumbuhan dan perkembangan yang lama
(beberapa tahun). Dari sejak binatang tersebut dilahirkan sampai binatang
tersebut dewasa dan mampu berkembang biak memerlukan waktu yang lama.
Selain itu, jumlah keturunan yang dihasilkan oleh binatang-binatang tersebut
juga sedikit. Akibatnya, apabila ada jenis binatang tersebut yang mati akan
sulit tergantikan sebab diperlukan waktu yang lama untuk melahirkan anak.
Cobalah kalian bandingkan dengan nyamuk. Masa pertumbuhan dan
perkembangan nyamuk sangat singkat (hanya beberapa hari). Dari sejak telur
hingga menjadi nyamuk dewasa yang bisa menghasilkan keturunan yang
sangat banyak jumlahnya. Oleh karena itu, sekalipun hampir setiap hari
banyak nyamuk yang mati terbunuh, namun nyamuk tidak punah.
Raflesia arnoldi, anggrek hitam adalah contoh dari sekian banyak
tumbuhan di Indonesia yang sudah hampir punah. Raflesia di percaya dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit sehingga banyak orang yang
mencari dan akhirnya persediaan di alam semakin menipis maka pemerintah
menegakkan bahwa siapa saja yang menjual atau mengambil bunga raflesia
arnoldi, akan di kenai sangsi dan denda sesuai perbuatan.
Jika di tanya berapa flora dan fauna Indonesia yang punah maka kita
menjawab ratusan flora dan fauna di Indonesia akan punah jika pemerintah

1
tidak menindak tegas penyalahgunaan flora dan fauna di Indonesia. Indonesia
memiliki 7500 jenis burung. 2000 jenis reptil , 1000 jenis amfibi. 250000 jenis
serangga, 8500 jenis ikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persebaran flora dan fauna di Indonesia?
2. Flora khas Indonesia apa saja yang mulai langka?
3. Fauna khas Indonesia apa saja yang mulai langka?
4. Upaya-upaya apakah yang dapat dilakukan untuk melestarikan flora dan
fauna di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah persebaran flora dan fauna di Indonesia.
2. Untuk mengetahui flora khas Indonesia apa saja yang mulai langka.
3. Untuk mengetahui fauna khas Indonesia apa saja yang mulai langka.
4. Untuk mengetahui Upaya-upaya pelestarian flora dan fauna di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tentang keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di
Indonesia.
2. Mengetahui tentang peranan flora dan fauna terhadap lingkungan.
3. Mengembangkan bakat dan kemampuan penulis tentang makhluk hidup
4. Dapat belajar mengadakan penelitian dengan cara terjun langsung ke
lapangan

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia


Jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia sangat terkait dengan
sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada masa
itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih
menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut
juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan
Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat.
Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia
bagian Barat seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya
menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula dengan flora
dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau
disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di
benua Australia. Jadi, Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung
persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga
permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan
Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan
terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan
kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari
Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan
penelitian mengenai penyebaran hewan bagian Barat dengan hewan di
Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat
Makasar. Oleh sebab itu, garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini
bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke
Indonesia. Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama
Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia,
menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian

3
Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber. Sedangkan daerah di
antara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah
Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di
daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan
daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul.

B. Flora dan Fauna Khas Indonesia yang Mulai Langka


1. Flora
a. Bunga Bangkai (rafflesia arnoldi)
Ditemukan oleh rombongan Sir Stamfort (gubernur East Indi Company
di Sumatera dan Jawa) dan Dr. Joseph Arnord, seorang naturalis yang
mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua
nama tersebut diabadikan menjadi nama latin bunga ini oleh Robert
Brown.
b. Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana)
Anggrek pensil (Vanda hookeriana) asal Sumatra adalah jenis anggrek
yang langka. Anggrek yang banyak diminati para pencinta bunga itu
hidup menumpang pada bunga bakung (Crinum asiaticum). Langkanya
anggrek ini, dikarenakan habitat anggrek yang ada di Cagar Alam
Dusun Besar (CADB), Bengkulu sudah rusak oleh tangan manusia.
Kerusakan tersebut juga menyebabkan bunga bakung mati.
c. Bunga Edelweis Anaphalis Javanica
Edelweis Anaphalis Javanica adalah tumbuhan gunung yang terkenal,
tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang
sebesar kaki manusia, tetapi tumbuhan yang cantik ini sekarang sangat
langka.
d. Tanaman Pakis Ekor Monyet
Tanaman ini terbilang langka, sinonimnya cukup banyak yaitu pakis
hanoman, pakis sun go kong, dll. Nama yang banyak disandangnya
tidak lain disebabkan karena penampilan luar dari tanaman pakis ini

4
sendiri. Tidak seperti tanaman lain yang berdaun, tanaman ini justru
berbulu/berambut seperti monyet.
Perawatan tanaman ini berdsarkan sumber sumber yang saya baca
tidak sulit, yang sulit budi-dayanya menjadikan tanaman ini langka dan
banyak diburu oleh para kolektor tanaman langka.
e. Bantal sulam (palaquium walsurifolium)
Diameter pohon sekitar 45cm dan dapat tumbuh hingga tingginya
mencapai 45m. Biasanya tumbuh di rawa gambut atau kawasan dengan
ketinggian sekitar 1000m diatas permukaan laut. Penyebarannya di
semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan Timur. Di
Kalimantan dikenal dengan nama Beitis, Margetahan, Nyato, Nyatoh,
Nyatoh Jangkar.
f. Bayur (pterosperium Javanicum Jungh)
Ketinggian pohon bisa mencapai 59m dan diameter batang bisa sampai
54cm, Bisa tumbuh di ketinggian 600m di daerah pegunungan namun
juga kadang bisa ditemukan di daerah batu gamping. Pohon ini biasa
digunakan dalam konstruksi rumah maupun untuk furniture. Distribusi
penyebarannya di India, Serawak, Sabah, Tengah, dan Kalimantan
Timur. Di Kalimantan Timur terkenal dengan nama Bayur.
g. Bulian (eusderoxylon zwageri)
Tinggi pohon sekitar 36m dengan diameter batang 95cm. Bisa tumbuh
di lahan dengan ketinggian 600m yang biasanya terdapat di lereng
bukit dengan jenis tanah yang berpasir. Jenis kayu ini sangat kuat,
tahan lama, dan bisa digunakan untuk konstruksi berat. Pendistribusian
di Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Filipina, dan Maluku.
Terkenal dengan nama Belian, Belian Timun, Betian, Talion Bening,
Tebelian Geriting, Telianoii, Teluyan, Ulin, Ulin Bening, Ulion.
h. Jelutung (dyera sp)
ketinggian pohon bisa mencapai 75m dengan diameter batang 159cm.
Biasa tumbuh di hutan dengan tanah berpasir dan perbukitan dengan
ketinggian 400m. Getahnya bisa digunakan untuk membuat permen

5
karet dan kayunya bisa digunakan untuk membuat perabotan.
Distribusi di Thailand, semenanjung Malaysia, Sumatera, dan
Kalimantan. Di Indonesia terkenal dengan nama Jelutong atau Pantung
i. Akar Karak (ficus uniglandulosa wall)
Tinggi pohon hanya sekitar 14m dengan diameter batang sekitar 15cm.
Batangnya berwarna putih dan bergetah. Biasa tumbuh di ketinngian
1700m. seringnya di sepanjang aliran sungai dan lereng bukit.
Terkadang juga bisa ditemukan di batu kapur, tanah berpasir, dan tanah
liat. Distribusi tumbuhnya di burma, thailand, semenanjung Malaysia,
Sumatera, Kalimantan, dan Filipina. Terkenal dengan nama Akar
Karak, Kara, atau Wa Punot.

2. Fauna
a. Orang Utan (latin : Pongo Pygmaeus)
Ciri khas hewan langka ini ialah mempunyai rambut yang begitu
panjang dibandingkan jenis kera lain. Buah-buahan adalah makanan
utama dan juga kesukaannya. Di indonesia, wilayah penyebarannya
adalah dataran rendah juga hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.
b. Badak Bercula Satu (latin : Rhinoceras Sundaicus)
Adalah salah satu hewan langka khas indonesia. Walau sekarang sudah
tidak banyak, hanya sekitar 50 ekor saja dapat ditemukan di hutan
ujung kulon. Merupakan hewan herbivora pemakan daun-daunan.
Badak bercula Dua (latin : Dicerorhinus Sumatrensis)
Hampir mirip dengan badak bercula satu, hanya cula dibagian depan
yang berjumlah dua. Hanya ditemukan di wilayah Sumatera.
c. Musang Congkok (latin : Prionodon Linsang)
Dengan berat mencapai 5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71 cm
hewan ini cukup gesit untuk memanjat pepohonan. Di temukan di
wilayah pegunungan Aceh dan Sumatera Barat. Mamalia kecil dan
beberapa jenis serangga adalah makanan kesukaannya.

6
d. Singapuar (latin : Tarsius Bancanus)
Dijuluki sebagai primata terkecil di dunia. Mempunyai berat tubuh
antara 80 – 140 gram dan panjang cuma 12 – 15 cm cukup layak bila
disebut primata terkecil. Walaupun mempunyai sepasang mata yang
besar yang ukurannya melebihi volume otaknya tapi hanya dapat
digunakan pada malam hari saja. Mirip dengan burung hantu.
Kepulauan Riau, kepulauan kalimantan dan sumatera bagian selatan
juga tenggara adalah habitat aslinya.
e. Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala)
Dengan panjang tubuh mencapai 87, 5 cm dan berat tubuh dapat
mencapai 1 kg, cukup besar untuk ukuran ikan air tawar. Bentuk
tubuhnya seperti pisau dan makanan kesukaannya adalah ikan-ikan
kecil juga udang. Perairan air tawar di wilayah jawa dan kalimantan
merupakan habitat aslinya.
f. Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris Sumatrae)
Memprihatinkan karena jumlah semua harimau sumatera hanya tinggal
sekitar 500 ekor. Penebangan hutan yang serampangan dan perburuan
liar dituding sebagai penyebab langkanya harimau ini. Hanya terdapat
di hutan sumatera.
g. Anoa ( latin : Bubalus Depressicornis)
Sekilas lebih mirip kambing dengan ukuran yang besar. Yang
membedakan dengan kambing selain ukuran tubuhnya yang besar
adalah adanya tanduk runcing yang mencapai 30 cm panjangnya.
Adalah termasuk mamalia yang mempunyai kuku genap. Mempunyai
habitat asli di wilayah sulawesi.
h. Burung Elang Jawa ( latin : Spizaetus Bartelsi)
Mempunyai bentuk yang gagah, sayang populasinya hanya tinggal 250
ekor saja. Tersebar hampir merata di sekitar hutan di pulau jawa seperti
di gunung slamet, gunung salak, gunung anjasmoro, gunung kawi,
taman nasional baluran, taman nasional alas purwo taman nasional

7
gunung halimun, taman nasional gede pangrango dan taman nasional
muara betiri.
i. Babirusa (latin : babyrousa babyrussa)
Buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, jamur dan dedaunan merupakan
makanan yang biasa disantap sehari-hari. Mempunyai taring yang
mencuat keluar sebagai tameng mata dari duri dan rotan ketika mereka
mencari makan. Habitatnya meliputi pulau sulawesi, kepulauan
maluku dan sekitarnya.

C. Upaya Pelestarian Flora dan Fauna


Berbagai upaya yang dilakukan untuk memelihara kelestarian alam, yaitu:
1. Penerapan Undang-undang Perlindungan Alam No. 5 Tahun 1967, yang
berisi: “Hutan suaka alam yang mencakup kawasan hutan secara khusus
dibina dan dipelihara untuk taman wisata dan taman berburu”.
2. Penerapan Undang-undang perlindungan terhadap Hewan Liar dan Satwa
Langka. Upaya tersebut dilakukan melalui konservasi dengan membuka
kawasan berupa hutan lindung, suaka marga satwa, cagar alam, dan taman
nasional. Seluruh satwa dan tumbuhan yang ada di wilayah-wilayah
tersebut dilindungi.
Konservasi yang dilakukan untuk melindungi hewan liar dan satwa langka
adalah sebagai berikut.
a. Hutan lindung merupakan suatu kawasan yang bertujuan melindungi
tata air dan tanah pada kawasan tersebut dan sekitarnya.
b. Cagar alam merupakan suatu kawasan untuk melindungi hewan,
tumbuhan, tempat bersejarah, dan keindahan. Beberapa cagar alam
yang ada di Indonesia misalnya cagar alam sibolangit di Sumatra
Utara, cagar alam Rafflesia di Bengkulu, cagar alam Pulau Dua di
Jawa Barat, dan cagar alam Lali Jiwo di Jawa Timur.
c. Suaka margasatwa adalah suatu kawasan suaka alam yang bertujuan
menjaga kelangsungan hidup fauna jenis tertentu agar tak punah.
Beberapa suaka margasatwa antara lain:
 Suaka margasatwa Gunung Leuseur di Nangroe Aceh Darussalam,
terdapat gajah, tapir, badak, dan harimau.

8
 Suaka mergasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara.
d. Taman nasional, yaitu sistem pengelolaan terpadu yang meliputi
perlindungan, pengawetan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya
hayati yand terdapat di dalamnya. Taman nasional dibedakan menjadi
empat wilayah, yaitu:
 Wilayah inti (Sanctuary Zone), berbentuk cagar alam dan suaka
margasatwa untuk melindungi flora dan fauna di dalamnya dari
kepunahan.
 Wilayah rimba (wilderness zone), berfungsi melindungi sumber
daya alam di dalamnya.
 Wilayah pengembangan (development zone), berfungsi untuk
pelestarian dan pemanfaatan sumber daya di dalamnya.
 Wilayah penyangga (buffer zone) berfungsi untuk pengembangan
dan pengurangan kerusakan dari wilayah luar.
3. Pengembangan daerah konservasi, yaitu dengan menggunakan kawasan
konservasi sebagai tempat penelitian, pendidikan, dan daerah wisata.
Namun demikian, dalam pengembangannya jangan sampai bertentangan
dengan tujuan utama yaitu melestarikan serta melindungi flora dan fauna
dari kepunahan.
4. Pelestarian di luar kawasan konservasi, dilakukan dengan beberapa cara
berikut.
a. Perbaikan kondisi lingkungan hutan.
b. Mencegah pencurian kayu dan penebangan liar.
c. Mencegah perusakan wilayah perairan.
d. Melindungi anak ikan dari gangguan/penangkapan.
5. Penerapan Undang-undang No. 4 Tahun 1984 tentang ketentuan-ketentuan
pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam ketentuan tersebut juga
diatur pembangunan yang berwawasan lingkungan.

D. Manfaat Materi
1. Siswa dapat lebih mengenal jenis flora dan fauna yang mulai langka.
2. Siswa dapat menggali informasi tentang hambatan persebaran flora dan
fauna.
3. Siswa dapat melakukan penelitian lebih lanjut seperti mendatangi tempat
balai konservasi.

9
4. Siswa dapat mengetahui dampak kerusakan flora dan fauna.

E. Makna Bagi Siswa Tentang Materi


1. Pentingnya melestarikan flora dan fauna
2. Dapat mengetahui persebaran flora dan fauna
3. Dapat lebih menjaga kebersihan lingkungan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

10
1. Jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia sangat terkait dengan sejarah
terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada masa itu,
wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih
menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang
disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran
Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan
oleh laut dan selat.
2. Flora langka di Indonesia
a. Bunga Bangkai (rafflesia arnoldi)
b. Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana)
c. Bunga Edelweis Anaphalis Javanica
d. Tanaman Pakis Ekor Monyet
e. Bantal sulam (palaquium walsurifolium)
f. Bayur (pterosperium Javanicum Jungh)
g. Bulian (eusderoxylon zwageri)
h. Jelutung (dyera sp)
i. Akar Karak (ficus uniglandulosa wall
3. Fauna langka di Indonesia
a. Orang Utan (latin : Pongo Pygmaeus)
b. Badak Bercula Satu (latin : Rhinoceras Sundaicus)
c. Musang Congkok (latin : Prionodon Linsang)
d. Singapuar (latin : Tarsius Bancanus)
e. Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala)
f. Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris Sumatrae)
g. Anoa ( latin : Bubalus Depressicornis)
h. Burung Elang Jawa ( latin : Spizaetus Bartelsi)
i. Babirusa (latin : babyrousa babyrussa)
4. Upaya melestarikan flora dan fauna di Indonesia adalah salah satunya
dengan membuat hutan konservasi serta di dukung dengan dibuatnya
undang-undang tentang perlindungan flora dan fauna.

11
B. Saran
Makalah ini berisi tentang flora dan fauna khas Indonesia yang mulai
langka, membuat penulis lebih mengerti dan sadar akan pentingnya kelestarian
flora dan fauna.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.azamku.com/10-hewan-langka-di-indonesia.html
(diakses pada tanggal, 15 Januari 2013)

12
http://bumiyangindah.wordpress.com/2012/01/29/8-hewan-langka-di-indonesia/
(diakses pada tanggal, 15 Januari 2013)

http://amajingspensa.blogspot.com/2012/11/flora-dan-fauna-langka-di-
indonesia.html
(diakses pada tanggal, 17 Januari 2013)

http://karinacita.blogspot.com/2012/05/flora-dan-fauna-langka-dari-
indonesia.html
(diakses pada tanggal, 18 Januari 2013)

http://belajar.kemdiknas.go.id
(diakses pada tanggal, 18 Januari 2013)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan nikmat, hidayah serta inayah Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Flora dan Fauna Khas Indonesia Yang

13
Terancam Punah dengan sebaik-baiknya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak guru yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini berjudul ”Flora dan Fauna Khas Indonesia Yang Terancam
Punah” yang di dalamnya mempelajari tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi Persebaran hewan di alam semesta ini.
Penulis menyadari bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu yang sempurna.
Begitu pula dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan yang penulis lakukan. Maka dari itu, penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun dari berbagai pihak dengan lapang dada demi kemajuan
makalah ini. Atas perhatiannya penulis ucakan banyak terima kasih.

Labuan, Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah .................................................. 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia .............. 3
B. Flora dan Fauna Khas Indonesia Yang Mulai Langkah ..... 4
C. Upaya Pelestarian Flora dan Fauna ..................................... 8
D. Manfaat Materi .................................................................... 10
E. Makna Bagi Siswa Tentang Materi ..................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 11
B. Saran ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

ii

15

Anda mungkin juga menyukai