Anda di halaman 1dari 7

AKTIVITAS 4

( SINAR ISTIMEWA, PERSAMAAN CERMIN, DAN PERBESARAN


BAYANGAN)

PERTEMUAN 3

MATA KULIAH OPTIKA

Dosen Pengampu:
Dr. Kartini Herlina, M.Si.
Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc.

Oleh:
Lutfia Maulidina
(1913022013)

Kelas A

Program Studi Pendidikan Fisika


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2021
1. Berdasarkan analisis geometris perambatan cahaya pada cermin lengkung yang
telah kalian buat, tentukan 3 jenis sinar istimewa pada cermin lengkung tersebut!
Jawaban :
a. Pemantulan Cermin Cembung
Dengan menggunakan Hukum Snellius tersebut, maka kita dapat menentukan 3
sinar istimewa pada cermin cembung. Sinar-sinar istimewa tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus.
Sinar Pantul

Garis normal
Sinar datang

2) Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.


Sinar datang

Garis normal
Sinar Pantul

3) Sinar datang yang menuju ke titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali


seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut.

Sinar Pantul
Garis normal
Sinar datang

b. Pemantulan Cermin Cekung


Dengan menggunakan Hukum Snellius tersebut, maka kita dapat menentukan 3
sinar istimewa pada cermin cembung. Sinar-sinar istimewa tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.

2) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali melalui
titik pusat kelengkungan cermin.

2. Dengan meletakkan objek pada sembarang titik di depan cermin


cekung/cembung dan analisis secara geometris perambatan sinarnya, turunkan
persamaan umum pada cermin cekung/cembung dan perbesaran bayangan!
Jawaban:
Pada pemantulan cahaya pada cermin cekung terdapat 3 rumus pokok
berikut ini.
• f = 2R
• 1/f = 1/s + 1/s’
• M = h’/h
Keterangan:
f = jarak fokus
R = jari-jari cermin
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
1) Pembuktian Rumus Hubungan Jarak Fokus dengan Jari-Jari Kelengkungan
Cermin
Hubungan antara jarak fokus (f) dan jari-jari kelengkungan cermin dapat dicari
dengan pertolongan gambar berikut ini.
Pada gambar di atas, tampak bahwa sinar sejajar sumbu utama datang ke
permukaan cermin cekung, kemudian dipantulkan melalui titik fokus. Jalannya
sinar-sinar ini memenuhi Hukum Snellius pada pemantulan cahaya, yakni sudut
datang sama dengan sudut pantul, sehingga:
∠sudut datang = ∠sudut pantul
∠SAP = ∠PAF
Karena ∠APF saling berseberangan dengan ∠SAP maka
∠APF = ∠SAP = ∠PAF
Akibatnya, segitiga APF merupakan segitiga sama kaki, sehingga
AF = FP
Apabila sinar datang dekat sekali dengan sumbu utama (OF), maka AF dapat
dianggap asamaa dengan OF, sehingga
OF = FP
2OF = OP
2f = R
Dengan demikian, panjang jarak fokus cermin sama dengan setengah dari jari-jari
kelengkungan cermin. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut.

f=½R
Keterangan:
f = jarak fokus
R = jari-jari cermin

2) Pembuktian Rumus Hubungan Jarak Fokus, Jarak Benda dan Jarak


Bayangan
Untuk menentukan hubungan antara jarak fokus (f), jarak benda (s) dan jarak
bayangan (s’), kita dapat melakukan analisis geometri pada proses pembentukan
bayangan benda titik yang terletak di depan cermin cekung seperti yang
diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Keterangan gambar:
B = benda titik
B’ = titik bayangan
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
R = jari-jari cermin
M = pusat kelengkungan cermin
f = jarak focus

Proses pembentukan bayangan titik B adalah sebagai berikut.


▪ Sinar datang dari titik B menuju titik P dipantulkan oleh cermin menuju ke titik
B’.
▪ Sinar yang menuju ke titik O berhimpit dengan sumbu utama sehingga sinar
ini dipantulkan kembali menurut garis itu sendiri.
▪ Sinar pantul dari P dan sinar pantul dari O berpotongan di titik B’.
Jadi, B’ adalah bayangan dari titik B.

Lalu hubungan antara s, s’ dan f dapat diturunkan dengan cara sebagai berikut.
Jika sinar BP merupakan sinar paraksial (sinar yang dekat dengan sumbu utama),
maka titik P dekat dengan titik O, sehingga dapat dianggap:
BP ≈ BO = s dan B’P ≈ B’O = s’
Jadi berlaku hubungan:
BM : B’M = BP : B’P
3) Pembuktian Rumus Perbesaran Bayangan
Perbesaran bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung, secara kualitatif
didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda
atau perbandingan antara jarak bayangan dengan jarak benda. Lalu bagaimana
membuktikan definisi tersebut secara kuantitatif? Perhatikan gambar di bawah ini.

Keterangan gambar:
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan

Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa segitiga ABO sebangun dengan segitiga
A’B’O sebab:
∠BAO = ∠B’A’O = 90°
∠BOA = ∠B’OA’ = θ

Dengan demikian:
A’B’ : AB = OA’ : OA
h' : h = s’ : s

Anda mungkin juga menyukai