Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

PENGUKURAN SUHU DAN PH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium


yang dibimbing oleh Andik Wijayanto, S.Si., M.Si

Oleh
Kelompok 3 Offering A 2022

Anas Bagaskara Witanto (220341602833)


Derryl Jevani Achmad (220341607178)
Edelwis Ginka Aurora (220341604645)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
DEPARTEMEN BIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
NOVEMBER 2022
A. Hasil Praktikum

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil pengukuran suhu,


pH serta kelembapan sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Pengukuran Suhu, pH dan Kelembapan

Alat Pengukuran Kelompok 1 Kelompok 2


No. Objek pH Suhu pH Suhu
(℃ ) (℃ )
1. Air minum Indikator Universal 7 - 7 -

pH meter
7,7 - 7,5 -
Termometer batang
- 26 - 26

2. Air selokan Indikator Universal 6 - 7 -

pH meter
6,9 - 7,0 -
Termometer batang
- 25 - 25

3. Air keran Indikator Universal 7 - 7 -

pH meter
7,2 - 7,6 -
Termometer batang
- 26 - 26

4. Air sungai Indikator Universal 6 - 7 -

pH meter
7,5 - 7,6 -
Termometer batang
- 28 - 27

5. Udara Thermohigrometer *75% 28 *75% 28


6. Suhu badan Thermogun - 36,5 - 36,2

Termometer badan 36,2 - 36,6


-
Termometer batang
- 36 - 35
7. Larutan Indikator universal 1 - 1 -
HCL 0,1M
pH meter
0,6 - 0,6 -
Termometer batang
- 26 - 25
8. Larutan Indikator universal 2 - 3 -
HCL
0,001M pH meter
2,4 - 2,3 -
Termometer batang
- 27 - 26
9. Larutan Indikator universal 13 - 13 -
KOH 0,1M
pH meter
13,1 - 13,2 -
Termometer batang
- 26 - 28

10. Larutan Indikator universal 8 - 9 -


KOH
0,001M pH meter
10,5 - 10,4 -
Termometer batang
- 26 - 28

Ket: *nilai kelembapan

Pembahasan Pengukuran PH

         pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan (Tangio, 2013). Sifat asam-basa dari suatu larutan
dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7.
Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.
(Wibowo, 2019). Pada percobaan pengukuran pH kali ini terdapat 8 objek yang digunakan
untuk pengukuran yakni air minum, air selokan, air keran, air sungai, larutan HCl 0,1M,
larutan HCl 0,001M, larutan KOH 0,1M, dan larutan KOH 0,01M. 

Alat yang digunakan pada percobaan pengukuran pH ini yang pertama yakni indikator
universal. Kertas indikator universal adalah salah satu indikator untuk menentukan nilai pH
sebuah larutan. Kertas Indikator berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator
universal jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaanya sangat sederhana, sehelai
kertas indikator universal dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian
dibandingkan dengan peta warna yang tersedia. Tiap warna mewakili nilai pH yang berbeda.
(Santoso, 2017).

Selanjutnya, alat lain yang digunakan dalam percobaan pengukuran nilai pH ini
adalah pH meter.  pH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH
(derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk
mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Cara kerja dari pH meter yang biasa terdiri dari
pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran pembacaan yang
mengukur dan menampilkan pH yang terukur. (Nur, 2017)

         Dari hasil pengukuran nilai pH pada masing-masing objek tersebut dapat terlihat
beberapa perbedaan dan persamaan nilai pH yang didapatkan kedua kelompok. Pada
pengukuran nilai pH air minum menggunakan indikator universal didapatkan nilai yang sama
oleh kedua kelompok yakni 7, sedangkan dengan menggunakan pH meter didapatkan nilai
7,7 dan 7,5. Hal tersebut sesuai dengan pH air minum pada umumnya. Menandakan bahwa
air minum tersebut bersifat basa. Pada pengukuran nilai pH air selokan didapatkan hasil
ketika mengukur menggunakan indikator universal sebesar 6 (kelompok 1) dan 7 (kelompok
2), sedangkan hasil pengukuran ketika menggunakan pH meter didapatkan nilai pH sebesar
6,9 dan 7,0. Dimana hasil tersebut lebih mendekati angka 7. Mungkin terdapat kesalahan
seperti kurang telitinya anggota kelompok 1 pada saat pengukuran pH ketika menggunakan
indikator universal. 

Pada hasil pengukuran nilai pH air keran tidak terjadi perbedaan yang begitu
signifikan antara kelompok 1 dan 2, ketika menggunakan indikator universal sama-sama
menunjukkan nilai pH 7 dan juga ketika diukur menggunakan pH meter nilai yang didapat
sebesar 7,2 dan 7,3. Pada pengukuran pH air sungai juga terdapat perbedaan hasil yang
didapat ketika menggunakan indikator universal, pH 6 (kelompok 1) dan pH 7 (kelompok 2).
Sedangkan, nilai yang didapat melalui alat pH meter bernilai 7,5 dan 7,6 yang menandakan
bahwa sifat dari air sungai ini yakni termasuk basa.

Selain pengukuran pH berbagai macam air, juga dilakukan pengukuran terhadap nilai
pH suatu larutan kimia. Pada pengukuran pH HCl 0,1M menggunakan indikator universal
didapatkan nilai pH sebesar 1 dan menggunakan pH meter didapatkan nilai pH sebesar 0,6.
Hal tersebut menunjukkan larutan HCl 0,1M memiliki sifat asam yang kuat. Demikian pula
dengan pengukuran larutan HCl 0,001M, apabila menggunakan indikator universal 2
kelompok memilki perbedaan hasil yang didapat, pH 2 (kelompok 1) dan pH 3 (kelompok 2).
Sedangkan jika mengukurnya menggunakan pH meter didapatkan hasil yang mirip oleh
kedua kelompok yakni 2,3 dan 2,4 yang menunjukkan larutan tersebut bersifat asam kuat
tetapi tidak sekuat larutan HCl 0,1M.

Selain pengukuran nilai pH larutan HCl tersebut, dilakukan juga pengukuran nilai pH
terhadap larutan KOH. Pada pengukuran pH KOH 0,1M menggunakan indikator universal
kedua kelompok memiliki hasil pengukuran yang sama, yakni nilai pH yang didapat sebesar
13, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa larutan tersebut memiliki sifat basa yang kuat.
Untuk pengukuran pH KOH 0,1M menggunakan pH meter didapatkan hasil yang tidak jauh
dari hasil pengukuran menggunakan indikator universal, yakni nilai pH yang didapat sebesar
13,1 dan 13,2. Objek terakhir yang digunakan untuk percobaan pengukuran pH kali ini adalah
larutan KOH 0,01M, dan terjadi perbedaan hasil yang didapatkan oleh kedua kelompok
ketika mengukurnya menggunakan indikator universal, yakni kelompok 1 mendapatkan nilai
pH 8, sedangkan kelompok 2 mendapatkan nilai pH 9. Terjadi selisih perbedaan nilai yang
cukup signifikan ketika kedua kelompok mengukur pH dari KOH 0,01M menggunakan pH
meter, hasil yang didapatkan yakni 10,5 dan 10,4. Jika dibandingkan dengan larutan KOH
0,1M, larutan KOH 0,01M memiliki sifat kebasaan yang lebih lemah.

Masing-masing alat yang digunakan untuk pengukuran memiliki kelebihan dan


kekurangan tersendiri. Bila menggunakan indikator universal, tingkat akurasi pengukuran
tidak terlalu tepat dikarenakan pada indikator universal hanya terdapat angka 0-14 dan tidak
bisa menunjukkan nilai pH yang memiliki nilai angka dibelakang koma dan juga terjadinya
kemungkinan kesalahan baca nilai pH pada tabel indikator universal.

Pembahasan Pengukuran Suhu

Dari pengamatan yang telah dilakukan, kelompok kami dapat mengetahui bahwa
Suhu dapat diukur dengan suatu alat. Alat yang digunakan untuk pengukuran yaitu
Termometer alkohol atau termometer batang yang digunakan untuk mengukur suhu suatu
cairan dan termometer badan untuk mengukur suhu tubuh. Bahan yang akan kita teliti
suhunya diantaranya Air minum, air selokan, air kran, air sungai, udara, suhu badan dan
beberapa senyawa dengan Molaritas tertentu yang sudah disediakan. Pengukuran suhu pada
air kran, air hujan, air minum, dan air selokan menggunakan termometer alkohol atau
termometer batang. Pengukuran ini tergolong pengukuran yang mudah karena hanya
mengamati perubahan volume pada termometer. Namun diperlukan sebuah ketelitian dan
kesabaran dalam mengamati perubahan volume atau garis merah pada termometer. Dalam
mengamati perubahan tersebut, termometer harus sejajar dengan mata untuk meminimalisir
kesalahan pembacaan hasil pada termometer.

Penggunaannya juga mudah, yaitu hanya dengan mencelupkan termometer ke dalam


bahan yang diujikan dalam pengukuran suhu menggunakan termometer batang pada air
minum yang diperoleh kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sama yaitu 26°C. Air minum
tersebut masih tergolong normal, karena suhu air minum normal adalah 23,2-28,8°C yang
layak untuk dikonsumsi (Fitri Marizki, 2017)

Pengukuran air kran dengan menggunakan termometer batang kelompok 1 dan


kelompok 2 diperoleh suhu sebesar 26°C Terdapat persamaan pengukuran suhu yaitu sebesar
26°C. Penyebabnya bisa jadi karena faktor tempat pengukuran, air terlalu lama dibiarkan di
suhu ruang, dan posisi mata dengan termometer suhu.

Untuk hasil pengukuran suhu air selokan menggunakan termometer batang antara
kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat persamaan lagi yaitu 25°C Persamaan hasil pengukuran
tersebut bisa disebabkan oleh faktor yang sama dengan air kran yaitu, amati dengan posisi
mata sejajar termometer, tempat pengambilan sampel, dan kondisi dari termometer yang
digunakan. Pengaruh perbedaan suhu yang terjadi pada pengukuran tersebut bisa menjadi
faktor dalam penentuan kadar pH pada saat melakukan kegiatan praktikum.

Dalam pengukuran air sungai menggunakan termometer batang disini terdapat selisih
hasil antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu sebesar 1°C Hal ini bisa disebabkan dari
Perbedaan hasil pengukuran bisa disebabkan oleh posisi mata dengan termometer, tempat
pengambilan sampel, dan kondisi dari termometer yang digunakan.

Untuk pengukuran suhu udara menggunakan termohigrometer pada kelompok 1 dan 2


diperoleh hasil yang sama dikarenakan mengukur suhu ruangan yang sama yaitu sebesar
28°C. - Suhu badan, untuk pengukuran kali ini ada lah menggunakan termogun, termometer
batang dan termometer badan, terdapat sedikit selisih untuk kelompok 1 dan kelompok 2
berikit hasilnya :

Kelompok 1
Termogun : 36,5°C

Termometer badan : 36,2°C

Termometer batang : 36°C

Kelompok 2

Termogun : 36,2°C

Termometer badan : 36,6°C

Termometer batang : 35°C

Beberapa faktor yang mempengaruhi selisih tersebut adalah objek yang diuji untuk suhu
tubuh mereka berbeda dan ditambah objek 1 dan 2 ada yang sehabis lari lari dari mengambil
sampel untuk pengukuran pH dan suhu lain.

Selanjutnya kami meneliti larutan HCl dengan konsentrasi 0,1M dan diperoleh
sedikit selisih pada kelompok 1 dan 2. Pada kelompok 1 diperoleh 26°C dan kelompok 25°C
Perbedaan hasil pengukuran bisa disebabkan oleh posisi mata dengan termometer, tempat
pengambilan sampel, dan kondisi dari termometer yang digunakan.

Untuk pengukuran suhu HCL dengan konsetrasi 0.001M juga terdapat sedikit selisih
untuk kelompom 1 diperoleh 27°C dan kelompok 2 diperoleh 26°C. Kami meneliti suhu dari
HCL tersebut menggunakan termometer batang dari kelompok 1 maupun kelompok 2.
Selanjutnya kami meneliti KOH dengan konsentrasi 0.1M dan 0.01M dan diperoleh hasil
kelompok 1 26°C dan 26°C, tetapi untuk kelompok 2 memiliki selisih 2°C dibandingkan
kelompok 1 yaitu 28°C dan 28°C.

Daftar Pustaka
Tangio, J. S. (2013). Adsorpsi logam timbal (Pb) dengan menggunakan biomassa enceng
gondok (Eichhorniacrassipes). Jurnal Entropi, 8(01).

Wibowo, R. S. (2019). Alat Pengukur Warna Dari Tabel Indikator Universal pH Yang
Diperbesar Berbasis Mikrokontroler Arduino. Jurnal Edukasi Elektro, 3(2).

Nur, I. (2017). Pengendalian Sirkulasi Dan Pengukuran Ph Air Pada Tambak Udang
Berbasis Arduino (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar).

Santoso, R. B. (2017). Citra Digital Deteksi PH Larutan Berdasarkan Warna Kertas


Indikator Universal Menggunakan METODE EUCLIDEAN DISTANCE (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945).

 Marizki Fitri. (2017). Analisis Kuatlitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar Kampus Universitas
Islam Riau. Vol.2. No.1. Hal 9-19.

Anda mungkin juga menyukai