Anda di halaman 1dari 140

ANTAGONIS

Menatap dokter itu. “Maaf dok, dokter boleh pergi tinggalin kami.” Ujarnya dengan suara serak
menahan tangis.

Dokter itu pamit pergi, mereka segera masuk ke dalam ruangan gadis yang kini terbaring dengan
tubuh terpasang alat-alat bantu hidup yang belum dilepas. Wajah gadis itu sangat pucat, tubuhnya
juga dingin.

“Jeje, bangun yah, mami udah disini sayang. Mami gak benci sama kamu, mami sayang banget sama
kamu. Bangun yah sayang, mami janji gak akan pernah mengabaikan kamu lagi. “

Tak ada tanda-tanda gadis itu akan bangun,

“Mami mohon, buka mata kamu sayang!” Andin meraba wajah pucat anak bungsunya, kemudian
memeluknya dan menangis.

“Bangun sayang, bangun. Jangan bikin mami takut.”

“MAMI, PLEASE!” Kevan berteriak membuat mereka menatapnya, “Jeje udah pergi, Mi, dia udah gak
ada!”

“JAGA UCAPAN KAMU, KEVAN!”

“Mami, ikhlasin Jeje yah, dia udah tenang disana. Dia udah gak ngerasa kesakitan lagi!” Ujar Kiara,
kembaran Kevan.

“DIAM KAMU KIARA! INI SEMUA GARA-GARA KAMU!”

Kiara menunduk,

“KENAPA KAMU HARUS SAKIT? KALAU SAJA KAMU TIDAK SAKIT JEJE GAK AKAN NGERASA DI
ABAIKAN, DIA GAK BAKALAN PERGI!”

“MAMI, CUKUP!”

Andin merasa kepalanya sangat pusing, ia jatuh tak sadarkan diri.

“MAMI!” Teriak panik mereka.

Tara panik, ia segera menggendong istri keluar dari ruangan mencari dokter.

“Ini salah gue!”

“Ra, ini bukan salah lo!”

“Gak, ini salah gue. Mami benar, kalau aja gue gak sakit, Jeje pasti gak akan bunuh diri!”

“Ra, jangan kayak gini!”

Kevan menggeleng menatap Kiara yang terpukul, ia melepas pelukan Kiara kemudian menghampiri
adiknya yang terbaring lemah di atas brankar.

“Je!” Panggilnya lemah.

“Kenapa lo tinggalin kita?”

“Kenapa, Je?”
1

“Gak ada yang ngabain lo, kita sayang sama lo. Kita cuman mau lo ngerti dikit aja kalau Kiara lagi
sakit, dia sakit parah. Setelah dia sembuh, kita bakalan kayak dulu lagi.”

“Bangun, Je.”

“Gue mohon bangun, Je!”

“Jangan hukum gue kayak gini!”

“Gue sakit liat lo kayak gini!”

Kevan memeluk tubuh dingin adiknya,

Menangis.

Tit.tit.tit.

Suara alat bantu hidup yang berbunyi membuat Kevan mengernyit, ia sontak bangun dan menatap
adiknya.

Mereka juga terkejut, apakah alatnya rusak? Pikir mereka.

Mendengar banyak suara ribut-ribut membuat gadis itu membuka matanya. Hal pertama yang
dilihatnya adalah langit-langit ruangan yang berwarna putih, lalu saat ia menoleh ke arah kanan. Ia
mengernyit, melihat lelaki yang tampak terkejut menatapnya.

Bukan hanya, lelaki itu, ia juga melihat banyak orang lainnya yang menatapnya terkejut. Gadis itu
sontak beranjak bangun menatap mereka.

“JEJE!”

“SETAN!”

Kevan sontak melirik tajam salah satu sahabat adiknya yang spontan berteriak mengatai adiknya.

“PANGGIL DOKTER SEKARANG!”

Mereka semua panik, keluar memanggil dokter.

Gadis itu tampak kebingungan, ia melirik sekitar ruangan.

Rumah sakit? Kok gue bisa ada disini?

Perasaan gue dirumah ngerjain tugas

Terus ketiduran!

Ia lalu melirik orang-orang yang berada di ruangan ini, mereka juga siapa?

Dokter masuk ke dalam ruangan bersama suster, sama terkejutnya saat melihat pasien.

“Tolong kalian keluar, saya akan memeriksa keadaan Pasien!”

“Tapi, dok-

“Van, ayok. Biar dokter cepat meriksa keadaan Jeje!” Kiara menarik kevan keluar.

Saat semua sudah keluar, dokter mulai menyuruhnya kembali berbaring dan memeriksanya.
“Tekanan darah, detak jantung, pernafasan, Semuanya normal dok!” Ujar suster itu melihat monitor.

Selesai diperiksa, Dokter menatapnya. “Apa kamu merasa sakit?”

“Gak dok, saya ngerasa sehat banget!”

“Wah, ini benar-benar keajaiban. Padahal baru beberapa menit yang lalu saya memberitahu
keluarga dan teman-teman kamu bahwa keadaan kamu memburuk dan tak dapat diselamatkan. Tapi
lihat sekarang kamu bahkan tampak sangat sehat!”

Ia mengernyit mendengarnya, “Memangnya saya kenapa, Dok? Perasaan saya emang gak sakit, tapi
malah ada dirumah sakit. Dan mereka juga siapa? Saya gak kenal mereka!”

Dokter terkejut, “Kamu tidak mengingat nama kamu? Jessie Argentara?”

Jessie Argentara?

Perasaan nama gue Jeni.

Eh, tapi kok namanya gak asing yah? Kayak pernah dengar. Tapi dimana?”

Gadis itu berpikir sebentar, sampai ia mengingat sesuatu matanya sontak melotot.

“Iya, gue ingat namanya mirip karakter antagonis novel yang semalam gue baca!” Gumamnya.

Tidak mungkin dirinya masuk ke dalam dunia novel kan?

Tidak mungkin sebagai antagonis yang dibencinya kan?

“Jessie Argentara?” Panggil dokter itu membuat ia menoleh. “Kamu baik-baik saja?” Tanyanya
khawatir.

Jessie Argentara? Ulangnya dalam hati setengah frustasi.

“Gue lagi mimpi yah?” Tanyanya dalam hati lalu kemudian mencubit dirinya dan itu sangat sakit.

Kalau sakit berarti bukan mimpi.

Lalu, ia benar-benar bertransmigrasi

Ke dalam tubuh sang antagonis?

TAPI KENAPA HARUS SEBAGAI ANTAGONIS?

THIS IS CRAZY!

Wajah lesu dan sedihnya membuat Dokter menatapnya khawatir. Dokter sontak menyuruh suster
untuk menyiapkan alat medis untuk memeriksa kepala Jessie. Dokter itu pasti berpikir, mungkin
ekspresi Jessie sekarang, sedih dan bingung karena tak bisa mengingat apapun.

Jessie Argentara adalah karakter antagonis

Dalam novel Destiny.

Gadis berusia tujuh belas tahun yang

Memiliki sifat manja, egois dan childish.

Dalam novel, Jessie adalah si bungsu yang


Disayangi keluarganya tapi semuanya

Berubah saat Kiara Argentara-sang

Pemeran utama yang diketahui sakit

Parah yaitu kelainan pada jantungnya dan

Membutuhkan donor jantung.

Kabar itu membuat keluarganya lebih

Memperhatikan Kiara. Jessie merasa

Diabaikan, jika dulu apa yang ia minta

Langsung akan diberikan maka sekarangg

Keluarganya akan berkata nanti.

Sedangkan pada Kiara mereka langsung

Memberikannya membuat Jessie marah karena merasa iri

Kemarahannya lalu berubah menjadi

Dendam saat orang yang disukainya,

Nagara Arsenio Lorez-karakter utama

Lelaki ikut memperhatikan Kiara. Jessie

Sudah mendekati Nagara lama, semuanya

Juga tahu ia menyukainya tapi lelaki itu malah melirik Kiara.

Lalu, Kiara yang mengatakan menyukai

Nagara hingga orang tuanya yang akan

Menjodohkan keduanya membuat Jessie semakin benci.

Hasutan dari beberapa orang membuat

Jessie bertindak gegabah, berpikir jika

Kiara mati semua akan kembali seperti

Sebelumnya. Tanpa rasa takut, Jessie

Mencoba membunuh Kiara, mendorong

Gadis itu hingga jatuh ke kolam dan

Tenggelam. Tapi melihat Kiara yang

Meminta tolong membuat Jessie tersadar

Dan hendak menolong tapi sudah keduluan

Oleh Nagara yang datang bersama teman-temannya.


Setelahnya keadaan semakin rumit.

Mereka kecewa, marah dan benci

Kepadanya.

Aksi itu yang terjadi di kolam renang

Sekolah membuat satu sekolah

Mengetahuinya. Mereka mulai

Mengatainya jahat, kejam, psikopat,

Dan kata buruk lainnya. Tak ada yang

Membelanya, ralat ada banyak orang yang

Membelanya tapi yang diinginkannya

Adalah keluarganya bukan mereka. Tapi

Keluarganya sibuk dirumah sakit menjaga

Kiara.

Hal itu membuat Jessie marah, sangat

Marah sampai ia memutuskan untuk

Mengakhiri hidupnya. Saat pulang

Sekolah, gadis itu berlari ke jalanan saat

Mobil melaju kencang hingga mobil itu

Menabrak tubuhnya.

Itulah mengapa Jessie berada dirumah

Sakit dan sudah koma sebulan.

Tapi aneh, seingatnya dalam dunia novel

Seharusnya dokter berbicara dengan orang

Tuanya bahwa ia tak akan bertahan lama

Dan berencana mendonorkan jantungnya

Untuk Kiara.

Harusnya Jessie meninggal, lalu Kiara dan

Nagara hidup bahagia tanpa gangguin

Dirinya lagi.

Wait!

Jadi., gue bukan cuman ngejalanin hidup


Si antagonis? Tapi juga ngejalanin hidup

Karakter yang harusnya sudah tidak ada?

****F

“Hiks.jangan tinggalin mami, mami gak

Bisa hidup tanpa kamu!”

“lya, mami!”

Sebenarnya, la merasa bersalah karena

Terpaksa harus mengaku bahwa dirinya

Adalah Jessie.

Mau mengaku bahwa ia bukan Jessie tidak

Bisa. Ia khawatir mereka tak percaya dan

Mungkin saja akan langsung membawanya

Ke psikolog. Dan lagi, ia tak mungkin

Membuat raut wajah bahagia mereka kembali sedih.

“Jangan tinggalin mami yah?”

Jessie tak menjawab,

“Jessie jawab, Mami! Kamu gak akan

Ninggalin Mami kan?”


“lya mami, Jessie gak akan pergi!”

Setelahnya, ibunya kembali menangis

Masih memeluknya.

Entah sudah ke berapa kali kalimat jangan

Meninggalkan keluar dari mulut ibunya,

Bukan hanya ibunya keluarga bahkan

Sahabatnya juga mengatakan hal yang

Sama tadi saat memeluknya dan juga

Menangis.

Jujur saja sekarang, ia sedikit lelah berada

Diposisi seperti ini hampir dua jam.

Tepatnya sejak dokter selesai memeriksa


Keadaannya lalu memberitahu bahwa

Keadaannya sangat baik. Mereka, keluarga

Serta sahabatnya bergantian memeluknya.

Andin, ibunya, orang terakhir yang

Memeluknya setelah sadar adalah yang

Paling lama memeluknya dan masih juga

Menangis.

Jika dihitung, sudah sekitar dua jam lebih

Ia seperti. Tadi memang ia merasa sangat

Sehat tapi sekarang ia merasa lemas

Apalagi tubuh Jessie baru saja bangun dari

Koma setelah sebulan lamanya.


“Mami, udah dong nangisnya, gak malu

Apa diliat yang lain?”

Andin melirik Tara, “Papi juga nangis tadi!”

“Iya, papi emang nangis bahagia tadi,

Sangat bahagia.” Aku Tara, “Tapi gak

Kayak mami, mami tuh udah bukan nangis

Bahagia tapi nangis lebay!”

Pelukan itu sontak terlepas, “PAPI

NGATAIN MAMI LEBAY?”

“E-enggak, Mi!” Ujar Tara gugup.


“Enggak? Mami gak tuli yah, tadi mami

Dengar papi bilang mami lebay!”

“Y-yah, habisnya mami nangisnya lama

Banget. Jeje kan baru bangun dati koma,

Dia pasti capek butuh istirahat!”

Andin melotot, ia sontak menatap Jessie.

“Maaf sayang mami, lupa. Sekarang

Kamu baring lagi yah, istirahat! Mami

Bakalan ada disini, jagain kamu. Gak akan

Kemana-mana!”

Jessie mengangguk saja kemudian


Berbaring dibantu Andin, wanita itu juga

Menyelimutinya.

“Istirahat yah sayang. Papi sama yang lain

Keluar gak lama!” Setelah mengatakan

Itu Tara mengecup keningnya lama lalu

Berlalu pergi, mengajaknya yang lain

Untuk keluar agak tak berisik.

Jessie menutup matanya, ia merasakan

Genggaman pada tangannya. Saat melirik,

Ibunya tengah menidurkan kepalanya

Dipinggir ranjang dan menggenggam

Tangannya erat.
Bingung. Itulah yang saat ini Jessie

Rasakan.

Apakah ia harus menjalani hidupnya

Sebagai Jessie Argentara?

Apa yang akan terjadi nanti ketika si

Antagonis yang harusnya sudah tiada

Malah hidup kembali?

Apa kisah novelnya berubah?

Pertanyaan beruntun muncul di

Kepalanya.
“Gimana sama kehidupan gue di

Kehidupan nyata? Gimana sama mama dan

Papa? Sahabat gue?” Gumamnya pelan.

Andin meliriknya, “Sayang, kok gak

Istirahat sih?”

Niatnya untuk mengaku semakin

Terpatahkan. La tak bisa melihat raut sedih

Di wajah orang-orang yang kini bahagia

Melihatnya hidup lagi.

Ternyata banyak yang menyayanginya

Walau ia adalah seorang antagonis.


“Sayang, kenapa? Ada yang sakit? Mami-

“Gak papa, mi. Aku istirahat sekarang!”

Ujar Jessie tersenyum tipis lalu menutup

Matanya.

Semoga semuanya bakalan baik-baik aja.

Ujarnya dalam hati sebelum masuk ke

Dalam alam mimpinya.

Alaska High School.

Turun dari mobil kevan, Jessie

Mengedarkan pandangannya. Takjub

Menatap parkiran sekolah ini dipenuhi


Mobil sport dan bersampingarn dengannya

Juga ada banyaknya motor-motor sport

Yang terparkir rapi.

“Je, ngapain berdiri disitu?”

Jessie menoleh, “Eh, gak ngapa-ngapain!”

Kevan mengernyit, hendak bersuara tapi

Teriakan memanggil nama kembarannya

Membuat mereka menoleh.

“KIARA!”

Dua gadis itu menghampiri Kiara, mereka


Melirik sinis pada Jessie.

“Yuk, Ra masuk bareng.

Kiara mengangguk, “Van, Je, gue masuk

Duluan bareng teman-teman gue yah!”

“Iya, jaga kesehatan yah, Kak!” Ujar Jessie

Membuat mereka terkejut.

Kiara tersenyum kemudian mengangguk

Dan berlalu pergi karena teman-temannya

Yang menariknya. Tak sabar ingin


Menggosipi Jessie.

“Ayok, gue antar ke kelas.” Ajak Kevan.

Keduanya berjalan masuk ke dalam

Gedung sekolah yang kembali membuat

Jessie lagi-lagi kagum. Sangat berbeda jauh

Dengan selkolahnya.

Melihat kedatangannya membuat mereka

Meliriknya dengan berbagai macam

Tatapan tapi tak ada lagi kata jahat atau

Buruk lainnya yang keluar dari mulutnya.

Jelas saja, setelah kejadian ia ditabrak

Mobil dan sahabatnya memberitahu


Bahwa ia dibully membuat keluarganya

Marah. Andin datang ke sekolah,

Mengamuk kepada pihak sekolah sampai

Ketua yayasan-Bokap Nagara yang datang

Sendiri mengatasinya.

Mereka lalu melihat cctv dan ternyata

Jessie dibully dan gadis itu melawan

Tapi tetap saja kalah suara. Melihat itu

Membuat keluarga Argentara sangat

Marah, mereka langsung meminta kepala

Sekolah urntuk berhenti karena tak becus

Sedangkan ketiga siswa yang paling brutal


Dikeluarkan dari sekolah. Dan lagi semua

Murid Alaska mendapat point.

Ketua Yayasan-Bokap Nagara menyetujui

Permintaan keluarga Argentara. Memecat

Kepala sekolah. Bagaimanapun keluarga

Argentara adalah donatur terbesar disekolah ini

Aa

Akail Ddik-vaik sajä Kaelia keiuargä LUrEZ

Juga sangat kaya. Tapi ia harus menjalin

Kerja sama yang baik, apalagi mereka

Bukan hanya donatur tapi juga partner

Kerja sama dalam bisnisnya.


“JESSIEEEE!”

Teriakan cempreng itu membuat Kevan

Dan Jessie menoleh. Sedikit terkejut.

“IH SENANG BANGET LIAT LO BALIK

LAGI!” Ketiga sahabatnya sontak

Memeluknya erat sambil lompat-lompat

Pula. Benar-benar lebay.

“Eh, Eh, Itu Jessie sesak, lepasin!” Kevan

Menarik ketiga sahabat adiknya saat

Melihat Jessie susah bernafas.


“Eh, maaf, Je. Kita senang banget.” Ujar

Kate.

“So, plan kita waktu itu jadi kan.

Nongkrong di kafe depan sekolah, banyak

Cogan tahu Je.”

“Cogan?” Mata Jessie berbinar, cewek

Mana sih yang gak suka liat cogan pasti

Sukalah.

“Iya, sejak kafe depan sekolah di buka tuh

Banyak banget tahu cogan-cogan yang


Datang buat kumpul-kumpul. Apalagi pada

Tajir-tajir pula.” Ujar Steffa semangat.

Tere mengangguk, “Siapa tahu aja ada

Yang ngajak kenalan, terus kita di traktir!”

“APAANSIH LU KEK ORANG MISKIN!”

Tere mendengus, “Gue tuh ngerasa apapun

Makanannya, lebih nikmat kalau ditraktir.”

“Jauh-jauh sana lo!” Steffa mendorong

Bahu Tere hingga gadis itu nyaris jatuh tapi

Untungnya Kevan yang masih berada disini

Dan menatap ketiganya, menahan Tere.


Tere tersenyum lebar, wajahnya merona..

“Hati-hati!”

“Iya makasih, Kak!”

“Gue duluan yah!” Ujar Kevan kemudian

Berlalu pergi.

“Baru kali ini gue senang banget didorong

Lo, Steff. Lain kali dorong gue lagi yah, tapi

Harus ada Kevan dibelakang.”

Malah ketagihan anaknya.


Steffa mencibir, ia segera menggandeng

Jessie dan Kate berlalu pergi.

“Teman siapa sih! Malu-maluin gitu!”

Jja arnya.

Tere yang masih senyum-senyum sendiri,

Melotot kesal saat ketiga sahabatnya

Meninggalkannya.

“IH, JESSIE, KATE, STEFFA KOK GUE

DITINGGAL!”
Kantin sekolah. Tempat itu kini ramai

Dengan murid-murid yang lapar setelah

Beberapa jam berada dikelas belajar yang

Menguras otak serta tenaga. Menunggu

Pesanan makanan, mereka pasti

Mengobrol.

Kebanyakan murid kini membicarakan

Jessie yang mati suri lalu kembali lagi

Bersekolah setelah hampir dua bulan tak

Masuk.

Sekarang saja, di Meja Nagara bersama

Teman-temannya mereka tengah

Membicarakan gadis itu.


“Eh, Van, Jeje udah balik sekolah lagi yah!”

Tanya Grago sok akrab.

“Panggil Jessie, Jeje itu panggilan

Kesayangan keluarga Argentara doang

Buat dia. Lo bukan siapa-siapa jangan

Ikut-ikutan.” Ujar Kevan tak suka.

Grago mendengus, “Iya-iya, Gimana

Keadaan Jessie?”

“Ngapain lu nanyain, Jessie? Suka lo?”


Grago tersenyum, “Siapa coba yang gak

Suka sama cewek kayak Jessie, udah

Cantik, imut, manja body nya bagus pula.

Tipe gue banget.” Ujarnya.

“Lo mau gue lempar dari rooftop?” Tanya

Kevan galak.

“Yaelah, Van, gue kan muji.” Ujar Grago.

“Gak perlu pujian dari cowok omes kayak

Lo!” Ketus Kevan.

“Gini nih si Kevan posesif banget dah!” Ujar


Grago kesal.

“Nyerah aja, Bro. Kakaknya galak, bokap

Sama nyokapnya apalagi.” Ujar Andre

Kemudian bergidik membayangkan

Kejadian tempo lalu, “Gue aja masih ngeri

Kalau ingat, Tante Andin yang dikenal

Lembut, Om Tara yang baik banget, datang

Ke sekolah ngamuk.”

“Anjir, benar tuh.

Ngebully kena point semua.” Ujar Frans.

Ita aja yang gak ikut


“Lagian selama ini Jessie itu cuman liat

Saja menyimak.

“Heran juga sih, padahal Nagara gak suka

Sama dia. Apalagi, Nagara udah mau

Tunangan sama kakaknya sendiri, Kiara.”

Ujar Frans.

“Mending sama gue lah,” Ujar Grago.

“Bakalan gue sayang banget,

“Jessie nya yang gak mau sama lo bangsat!”

Ujar Andre.

“Hay!”
Sapaan itu membuat obrolan mereka

Berhenti sontak menatap Kiara yang

Menyapa bersama kedua sahabatnya.

“Hay, Kiara. Makin hari makin cantik!” Ujar

Grago.

Kevan melotot, menatap Grago tajam.

Baru saja cowok itu memuji-muji adiknya

Sekarang kembarannya. La benar-benar tak

Akan pernah menyetujui Grago jika cowok

Brengsek itu mencoba mendekati mereka.


Kiara tersenyum saja, ia lalu melirik

Nagara yang tampak cuek. Memang begitu

Sifatnya.

“Oh, iya boleh

“EH, ITU JESSIE SAMA

TEMAN-TEMANNYA!”

“Muncrat lo babi!” Ujar Andre melap

Wajahnya.

“JEJE!” Kevan memanggilnya.

Jessie bersama teman-temannya menoleh,


“Eh, Geng Nagara!” Heboh Kate.

“Gue udah cantik belum, udah belum!”

Tanya Steffa menatap Jessie yang

Mengangguk malas.

“Ya udah, yuk ke sana?” Ajak Steffa.

“Steff jangan lupa dorong gue lagi yah

Siapa tahu aja jatuh dipelukan Kevan lagi.”

Ujar Tere tersenyum menghayal.

“Dih!”
“Eh, kan gue doang yang dipanggil!”

“Yaelah pelit amat, Je!” Ujar Kate. “Kita juga

Mau tebar pesona kali!”

Jessie mengangguk saja, ia berjalan

Menuju meja cowok-cowok terpopuler

Disekolah ini.

Kiara dan kedua sahabatnya ikut menoleh.

Hana merasa kesal karena ucapannya

Terpotong. Gadis itu tersenyum sinis saat

Melihat hingga saat Jessie hendak lewat ia

Menjulurkan kakinya membuat gadis itu


Kehilangan keseimbangan.

BRUK!

Iubunnya yang keniangan Keseimpangan

Membuat Jessie menutup matanya, bersiap

Merasakan sakit plus malu. Tapi tak ada

Tanda-tanda dirinya jatuh menyentuh

Lantai.

Jessie akhirnya membuka matanya, ia

Terkejut. Sangat terkejut saat ia terjatuh

Ke tubuh seseorang dengan posisi cukup

Intim. Jessie yang terjatuh dengan bibirnya


Tak sengaja menyentuh pipi cowok itu,

Kedua tangannya menahan tubuhnya

Memegang bahu si cowok sedangkan

Si cowok yang tadinya terkejut refleks

Memegang pinggangnya.

Jantungnya terasa berdetak sangat

Cepat sampai ia khawatir. Jessie lalu

Memundurkan wajahnya, ia menatap

Wajah cowok yang kini menatapnya tajam

Dengan raut wajah datarnya.

“ASTAGFIRULLAH! BUKAN MUHRIM WOY!”


Teriakan Grago itu membuat Jessie sontak

Menjauh dan menunduk dengan wajah

Memerah malu.

“Gila yah lo, Nagara itu calon tunangan

Kiara loh!” Ujar Hana.

Nagara?

Jessie kembali menatap wajah Nagara yang

Sangat tanmpan, nyaris sempurna. Wajah

Yang bersih, hidung mancung, alis tebal,

Bibir cipokable, mata hitam legam tajam,

Rahang tegas. Intinya ganteng. Apalagi


Tubuhnya yang sangat atletis. Sangat sesuai

Dengan gambaran penulis.

“Ganjen banget sih lo!”

“Maksud lo apa ngatain teman gue

Ganjen?” Ujar Steffa tak terima.

“Emang dia ganjen, calon tunangan kakak

Sendiri mau ditikung juga!” Ujar Hana.

“Jangan pikir gue gak liat yah, lo tadi

Sengaja kan mau bikin Jessie jatuh dengan

Kaki sialan lo itu!”


“Mulut lo yah, gak ada sopan-sopannya

Sama senior.” Ujar Keyra. “Pake nuduh

Teman gue lagi!”

“Mau lo senior kek, guru kek. Lo pikir gue

Peduli?”

“Eh, kok jadi ribut gini sih, udah yah!” Ujar

Grago melerai.

“Nih, geng cabe duluan!” Ujar Hana

Menunjuk Jessie dan teman-temannya.

“Na, Key, Udah dong. Malu tahu diliatin

Banyak orang.” Lerai Kiara.


Kevan menarik nafas melihat mereka.

Sudah biasa jika teman-teman Kiara ribut

Dengan teman-teman Jessie, kadang juga

Jessie lah yang paling brutal. Anehnya

Sekarang cewek itu diam saja.

Nagara berdecak malas, mendengar

Keributan itu berdiri dari bangkunya. La

Menatap Jessie sebentar kemudian beelalu

Pergi.

“EH, GA, L0 MAU KEMANA?”

“Tuhkan, Nagara pergi gara-gara kalian


Tahu!” Ujar Andre.

“Kok nyalahin kita, tuh salahin Jessie sama

Teman-temannya.”

“Enak aja lo, ini tuh salah lo.”

Hana hendak membuka suara tapi Jessie

Keduluan,

“Guys udah, gue udah laper, mending kita

Pesan makanan aja!”

“Ya udah, ayok. Gue juga males lama-lama

Disini.” Ujar Steffa menarik tangan Jessie


Berlalu pergi ke meja lain bersama

Teman-temannya. Jessie saja sampai tak

Sempat panir kepada kakak kembarnya.

“Aneh deh!” Seru Grago.

“Kenapa?

“Jessie kayak keliatan kalem gitu, gak

Brutal.”

“Iya!” Setuju Frans dan Andre.

“Makin cinta gue!”


PUK!

“ANJING!” Umpat Grago mengusap dahinya

Yang terkena lemparan sendok dari Kevan.

Kiara melirik Jessie, “Dia berubah!”

Ujarnya pelan.

“Kenapa, Ra?” Tanya Hana.

“Hah, ini, Gue mau nyusul Nagara yah!”

Ujar Kiara membuat kedua sahabatnya

Menggodanya tapi Kiara abai saja

Kemudian mencari Nagara.


Setelah keributan tadi, kini Nagara berada

Ditempat sejuk yang sering dijadikan

Tempatnya dan teman-temannya bolos.

Rooftop sekolah.

Nagara berdiri didekat pembatas rooftop,

Ia merasa ada yang aneh dengan dirinya

Saat kejadian tadi. Jantungnya berdetak

Cepat. Tapi ia segera menepis perasaan

COwoJalghLLg Ltd ILLlalh italad, ILaLal

Betul suara itu.

“Ga, maafin Jessie yah, jangan marah sama


Dia.” Ujar Kiara.

Nagara menoleh,

“Marah sama aku aja!” Ujar Kiara.

“Kenapa?

Kiara mengerjap,

“Kenapa gue harus marah sama adik lo?”

“K-kejadian tadi, gue tahu lo gak suka

Disentuh orang asing


Bukan hanya Kiara yang tahu fakta itu

Satu sekolah juga tahu. Jessie saja mencoba

Mendekat cowok tapi tak pernah sengaja

Menyentuh, ah pernah tapi Nagara

Langsung menepisnya kasar. Mungkin sajaa

Jika itu adalah orang lain akan lebih parah,

Tapi Nagara masih mengingat Kevan

Sahabatnya.

“Udah bel, mending lo pergi!”

“Jangan marah yah, Ga!”

Nagara berjalan mendekati Kiara, “Gue gak

Marah, gue malah senang!” Ungkapnya

Kemudian berlalu pergi dari rooftop


Meninggalkan Kiara yang terdiam tak

Mengerti tapi saat ia mengerti gadis itu

Merasakan perih dihatinya.

Nagara membuang nafas berat, ia

Kemudian berlalu pergi hendak kembali

Kelasnya.

Dijalan menuju kelas,

Bruk!

“ANJING!” Umpat Nagara.

Untuk kedua kalinya Gadis itu tak sengaja


Menyentuhnya.

Jessie yang keluar dari toilet sambil

Menunduk memperbaiki seragamnya tak

Sengaja menabrak tubuh Nagara yang

Hendak lewat hingga nyaris jatuh, ia sontak

Mencari pegangan dan tak sengaja meraih

Seragam Nagara sedangkan Nagara, cowok

Itu juga refleks memegang lengan itu saat

Tahu gadis itu adalah Jessie.

Keduanya bertatapan, Jessie dengan mata

Melotot dan Nagara dengan tatapan datar.

Shit! Umpat Nagara dalam hati. Perasaan

Aneh itu datang lagi, ia segera melepas


Tangannya yang memegang JesSie

Kemudian berlalu pergi.

Jessie yang tadinya menahan nafas sontak

Bernafas lega. La memegang jantungnya,

“Huh, jantung gue!” Ujarnya pelan lalu

Mengernyit aneh.

Seharusnya cowok itu tak menahannya

Dan membentaknya seperti yang sering

Dilakukannya di dunia novel.


Apa ceritanya benar-benar berubah?

Pikirnya beberapa menit tapi setelahnya

Mengendik, ia harus kembali masuk ke

Dalam kelas karena bel. Masuk sudah

Berbunyi dari tadi.

Di kejauhan, Kiara melihatnya, rasa sakit

Itu bertambah tapi ia tak bisa melakukan

Apa-apa.

Kafe Ghosting.

Jessie mengerjap membaca nama kafe


Depan sekolah yang terpampang jelas di

Atas gedung itu. Namanya unik sekaligus

Meresahkan yah.

Oh iya, walau terletak di depan sekolah

Alaska bukan berarti kafe ini khusus anak

Alaska. Banyak juga murid-murid sekolah

Lain yang datang, nongkrong di kafe ini.

Apalagi, mendengar rumor anak-anak

Alaska yang visual banget.

Lihat
Pengunjung kafe yang memang

Didominasi cowok pemburu cecan itu

Kini menatap kedatangan Jessie bersama

Ketiga sahabatnya. Mereka mulai berbisik

Entah apa dan beberapa terang-terangan

Menggoda mereka tapi hanya ditanggapi

Senyuman tipis aja.

“Eh, anjir, itu Kak Yudha sama

Teman-temannya kan!”

“Eh iya, Yudha anak Tritanius kan!” Ujar

Steffa.
“Dia jalan ke kita?” Tanya Kate heboh.

Jessie mengangguk, “Kayaknya iya!”

Ujarnya yang setelahnya Yudha berhenti

Didepan keempatnya.

“HAY!”

DEMI APA YUDHA NYAPA MEREKA?

Yudha itu anak Tritanius yang juga populer

Banget.

“Hay Kak!” Sapa Jessie ramah berbeda

Dengan ketiga teman-temannya yang


Memakai nada genit.

“Mejanya udah penuh semua, mau duduk

Bareng gak?”

Tanpa mengecek ucapan Yudha benar

Atau tidak, keempatnya mengangguk

Antusias membuat Yudha tersenyum dan

Mengajaknya ke meja mereka.

Setelah duduk nyaman, Yudha

Mengulurkan tangannya mengajak

Kenalan duluan yang langsung disambut

Tere semangat.
“Aku Tere, Kak!” la tak hanya mengenalkan

Namanya tapi juga sahabatnya membuat

Ketiganya menatap kesal tapi Tere abai

Saja, “Ini namanya Steffa, Jessie, dan Kate!”

“Eh!” Yudha agak kaku, gagal berkenalan

Dengan ketiga cewek lainnya.

Teman Yudha menertawakan nasibnya

Saat hendak mengulurkan tangan

Berkenalan tiba-tiba Tere bersuara lagi,

“Kita juga udah tahu nama kakak kok, Kak

Yudha, Kak Aji sama Kak Putra kan!” Ujar


Tere.

Steffa melotot langsung menginjak kaki

Tere, cewek itu meringis tapi kemudian

Tetap tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.

Putra terkekeh, “Lo lucu yah!”

‘Tya aku emang lucu, tapi aku udah punya

Gebetan Kak.”

“TERE!” Seru Jessie, Kate dan Stefa sontak.

“Emangnya kak Putra mau apa sama lo?

Dia bilang lo lucu kek badut.” Ujar Steffa


Kesal.

“Beneran, Kak?”

‘Enggaklah, lo manis kok!”

Mereka melotot,

“DEMI APA IH!” Genit Tere.

“Re, lo diam yah atau gue tendang keluar

Dari kafe ini!” Ujar Kate membuat Tere

Mendengus.

Mereka lanjut mengobrol santai tentang


Sekolah atau beberapa hal tak penting

Lainnya, sampai akhirnya Yudha kini

Menatap Jessie.

“Gue baru ingat, Lo Jessie Argentara bukan

Sih?”

Suasana berubah, ketiga sahabatnya

Menatap Jessie yang tampak gugup tapi

Tetap mengangguk mengiyakan. Ia sedikit

Khawatir mereka akan mengatainya.

“Santai aja, Jes.” Ujar Yudha, “Gue nanya

Doang soalnya marga lo mirip sama


Teman gue dan lagi lo kan sempat bikin

Heboh sekolah tempo kemarin gegara

Kecelakaan.” Jelas Yudha.

‘Ah, Iya!”

“Eh, teman Kak Yudha siapa? Kevan

Argentara yah?”

“Lah, lo kenal?”

“Itu gebetan saya!” Ujar Tere tersenyum

Lebar membuat ketiga cowok itu saling


Lirik.

Kenapa Kak?”

“Kalau Kevan gebetan lo, berarti lo kena

Ghosting nih. Kevan udah jadian sama

Anak Tritanius.”

Wajah Tere berubah suram mendengar

Ucapan Aji,

“Ji! Putra menyikutnya,

“Pff Tak ada raut kasihan dari Steffa,


Gadis itu menahan tawanya, “Nahkan,

Belum dekat aja udah di ghosting”

Ujarnya.

“Eh!” Heran ketiga cowok itu.

“Iya, kak, itu Tere ngehalu aja jadi gebetan

Kevan!”

Tere melotot, “Ih, Kate, kok lu bikin gue

Malu sih?Tau ah, kesal gue!” Ujarnya

Kemudian berlalu pergi.


Mereka menatap Tere yang keluar dari

Kafe, di pintu kafe juga tak sengaja

Menabrak seseorang yang ternyata

Membuatnya sakit hati. Tak perduli, Tere

Berlalu pergi membuat mereka heran.

“Noh, Si Nagara, Kevan sama yang lain!”

Ujar Yudha kemudian berteriak, “GA!”

Teriaknya.

Nagara bersama teman-temannya menoleh

Kemudian berjalan ke arah mereka,

“Loh, kalian kenal sama Nagara?” Tanya


Steffa.

“Iyalah, lo tahu Skliros gak?”

“Yakali gak tahu kak, itu kan ketuanya Kak

Nagara.”

“Kita juga inti skliros, tapi kita dari

TritaniusS.

Steffa dan Kate berdecak kagum. Skliros itu

Geng mobil sport yang isinya murid-murid

Alaska, Tritanius, Golden. Ketiga sekolah

Elit di kota ini.


Sedangkan Jessie ia tak fokus saat menoleh

Dan melihat Nagara yang berjalan

Dengan tatapan mengarah kepadanya. Ia

Memegang jantungnya, ditatap seperti itu

Saja sudah membuat jantungnya berdebar.

“Je, lo kenapa diam aja, ditegur Kevan

Noh!” Ujar Kate menyenggol tubuh Jessie

Hingga cewek itu tersadar.

“Ngapain juga lu megang dada gitu?” Tanya

Steffa heran.

Jessie sontak menurunkan tangannya, ia

Hendak bicara tapi keduluan suara heboh

Yudha bersama yang lainnya yang saling


Sapa dengan berhigh five. Setelahnya

Barulah mereka menarik kursi yang sudah

Tak di isi lagi.

Je, kenapa? Tanya Kevan heran.

Jessie menggeleng, “Gak kenapa-napa!”

Ujarnya.

“Lo gak sakit kan?”

“Gak aku mau ke toilet dulu.”

Kevan mengernyit, “Mau gue antar?”


“Apaansih kak, aku bulkan anak kecil!”

“Tau nih si Kevan posesif banget dah!” Ujar

Grago.

“Lah, adek lo?” Heran Yudha.

Kevan mengangguk saja lalu menunjukan

Arah toilet kepada Jessie, ia tahu Jessie

Baru pertama kali ke sini.

“Btw, tadi Tere kenapa?” Kevan menatap

Mereka.
“Oh tadi dia ngomong katanya lo

Gebetannya terus gue bilang aja lo kan

Udah jadian sama anak Tritanius.”

“LO GILA!” Sentak Kevan.

“Eh, santai, Van. Lu kenapa dah?” Heran

Grago.

“Gue mau ke sih Tere dulu,” la lalu

Menatap Nagara, “Ga, tolong anterin adik

Gue pulang yah!”


Nagara mengernyit, belum sempat

Menjawab Kevan sudah berlalu pergi.

“Eh, mereka ada hubungan yah?” Tanya

Putra.

“Setahu gue sih kagak ada tapi liat

Ekspresinya Kevan kayaknya ada deh!”

Ujar Frans tak jelas.

Steffa dan Kate saling lirik, beruntung juga

Sahabat mereka itu dikejar cogan?

Tapi, btw, ini hari apa sih? Bisa-bisanya

Mereka bisa melihat para anak-anak


Skliros sedekat ini.

“Eh ada Steffa sama Kate!” Ujar Grago

Tersenyum kepada keduanya.

Mereka juga tersenyum tipis,

Tak lama kemudian Jessie datang,

“Kate, Jess pulang yuk, mami nelfon gue

Barusan!
“Yaelah, Jess, kita baru sebentar!”

“Yaelah, Jess, kita baru sebentar!”

Jessie menatap keduanya yang tampak

Belum ingin pulang, “Ya udah deh, gue

Pulang naik taksi aja!”

“Bareng gue aja!””Tawa Grago serta Yudha.

Nagara melirik tajam, ia menarik tangan

Jessie.

“Gue anter pulang!”


Keduanya berlalu pergi,

“DEMI APA? NAGARA MAU NGANTERIN

JESSIE PULANG!” Heboh Kate dan Steffa

Membuat pengunjung melirik mereka.

Hendak mencibir, tapi melihat wajah

Keduanya mereka malah tersenyum.

Duh, kafenya tempat buaya kayaknya nih.

Suasana mobil sport hitam Nagara kini

Sangat canggung.
Tak ada obrolan. Jessie juga sedari tadi

Melirik keluar jendela, tapi mengingat

Sesuatu membuat ia kini melirik Nagara

Yang tengah fokus menyetir.

La berpikir sebentar,

Apa ia harus berterima kasih?

Atau, meminta maaf karena kejadian tadi?

Keduanya kah?

Kayaknya harus!

Menarik nafas ia lalu menatap Nagara.


“Kak Nagara!” Panggilnya pelan.

Nagara mengernyit, biasanya gadis ini

Memanggilnya Nagara saja.

Tak mendapat jawaban membuat Jessie

Makin gugup,

“Aku mau bilang makasih dan maaf buat

Kejadian di kantin tadi dan depan toilet!”

Ujarnya pelan. Untungnya Nagara masih

Bisa medengarnya.
“Hm!”

Hanya deheman saja?

Jessie tersenyum, maklum saja memang

Begitu sifatnya. Cuek dan dingin.

Eh, kok berhenti disini kak!”

Nagara melirik, “Ini rumah lo kan?”

Tanyanya.

Jessie sontak menoleh keluar jendela, ia

Menepuk jidatnya. La hampir saja lupa

Rumahnya sendiri.
“O-oh iya, makasih yah kak udah nganterin

Aku pulang

Tak ada jawaban,

Jessie sedikit kesal, tapi sudahlah ia

Hendak membuka pintu tapi Nagara

Duluan menguncinya.

Eh, kok dikunci sih?” Paniknya.

“Siapa bilang gue nganterin lo gratis?”


“Loh, Kak Nagara minta bayaran? Kakak

Kan udah tajir, lebih tajir dari aku juga

Tuh!” Ujarnya.

“Bukan bayaran kayak gitu!”

“Terus apa?”

Nagara tersenyum devil, ia mendekati

Jessie yang sontak membuat gadis itu

Melotot menahan nafasnya karena Wajah

Nagara yang sangat dekat dengannya

Sampai akhirnya cowok itu berbisik yang

Membuat jantungnya terasa akan pindah


Tempat.

Kissing with me, one minute!”Bisiknya

Serak.

Setengah menit kemudian, Jessie sontak

Mendorong tubuh Nagara.

“IH, MESUM!” Teriaknya.

Seminggu setelah kejadian pulang bareng

Itu. Jessie tak pernah lagi bertemu Nagara,


Bukan tak pernah, ia sering melihat cowok

Itu tapi langsung menghindar. Kevan saja

Sampai bingung karerna Jessie menolak

Berangkat dan pulang bersamanya lagi

Dan malah memilih berangkat bersama

Sahabatnya.

Tak ada yang terjadi setelah Jessie

Berteriak dengan berani mengatai Nagara

Mesum. Karena setelahnya cowok itu

Tertawa saja melihat wajahnya yang

Memerah kemudian membuka pintu

Mobil, Jessie segera turun berlari masuk ke

Dalam rumahnya.
Ini aneh. Sangat aneh. Seingat Jessie,

Nagara itu cuek dan dingin. Kenapa

Sekarang ada sifat mesum?

Atau, itu adalah salah sayu sufatnya yang

Lupa diberitahu penulis?

Sungguh, mengingat kejadian waktu itu

Saja sudah membuat pipinya memerah

“Tuhkan, pipi gue merah lagi!l” Ujarnya

Memegang kedua pipinya.

“Ih, Jessie lo gak boleh gini, dia tuh calon


Tunangan kakak loh.” Peringatnya.

Ketiga sahabatnya berhenti dan saling

Lirik melihat sahabatnya yang berjalan di

Koridor dan berbicara sendiri. Sekarang

Saja, Jessie tak sadar ketiganya tak lagi

Berjalan disampingnya.

“Jessie kenapa sih?” Tanya Steffa.

“Iya dia aneh tahu, seminggu ini.” Ujar

Kate.

Tere mengangguk, “Apa kita harus bawah


Dia ke psikolog? Tante gue

“Sttt, lo jangan ngomong” Ujar Steffa

Membekap mulut Tere.

“Ih, kenapa sih?”

“Yah lo kalo ngomong tuh unfaedah

Semua.”

“Lah, niat gue kan baik!”

Ketiganya mulai berdebat,


Jessie masih berjalan sambil berbicara

Sendiri,

“Kenapa yah jantun8 gue juga suka banget

Degdegan kalau-

Buk!

“Aw!” Jessie mengusap dahinya yang

Menabrak dada bidang seseorang, ia

Sontak menoleh terkejut melihat wajah

Ganteng itu.

“Eh, Maaf!” Ujar Jessie,


“Kayaknya gue deh yang harus minta

Maaf,” Ujarnya membuat Jessie mengernyit

Tak mengerti. Jelas-jelas ia yang tak sengaja

Menabrak cowok itu. “Karena udah bikin

Jidat lo sakit!” Lanjutnya.

Jessie mengerjap, “Eh, gak papa kok, lagian

Ini salah gue, gak hati-hati.”

“Beneran gak papa?”

“lya gak papa!”


“Mana gue iat!” Cowok itu maju selangkah

Murid-muríd yang melihat ítu tampak

Heboh,

“NAKA, CEPETAN WO1, RAPATNYA MO

MULAI TUH.”

Naka mendengus mendengar teriakan

Sahabatnya, ia lalu menatap Jessie yang

Masih terdiam.

“Gue duluan yah, ada rapat osis.” Ujarnya

Kemudian berlalu pergi.


Jessie menatap kepergiannya. Naka yah?

Jessie ingat, cowok itu menyukainya.

Mengejar-ngejarnya, tapi Jessie malah

Menyukai Nagara.

Padahal, jika dilihat. Naka, cowok yang

Baik sedangkan Nagara, cowok yang eh

Sedikit kasar mungkin.

“JESSIE!”

Jessie menoleh malas, “Lo bertiga hobi

Banget teriak yah!”


“Sehari tanpa teriak itu hampa tahu, kayak

Aku tanpa kak Kevan.” Ujar Tere membuat

Mereka menatap malas.

“Eh, tadi lo ngapain sama Naka?”

“Oh itu, tadi gue gak sengaja nabrak dia.”

Ujarnya.

Ketiganya mengangguk mengerti,

“Btw, Jes, lo kenapa sih belakangan ini

Aneh gitu?”

“Aneh gimana?”
“Yah, aneh aja!” Ujar Steffa.

“Aneh aja nya gimana?”

Kok jadi rumit gini yah.

Kate berdecak, “Lo tuh suka ngomong

Sendiri, terus tiba-tiba pipi lu merah,

Apalagi yang paling gue perhatiin lu

Kalau liat kak Nagara itu pasti langsung

Menghindar. Ada apa sih?”


“Masa sih?” Tanya Jessie tak percaya.

“Lo tuh kek orang lagi jatuh cinta.” Ujar

Steffa.

“Jatuh cinta?”

Mereka mengangguk,

Sama Siapa?”

“Ih, kan lo yang jatuh cinta, kok nanya

Sama kita!”
Jessie terdiam,

Kalau ia sedang jatuh cinta, apakah itu

Kepada Nagara?

“Eh, bagus dong kalau Jessie jatuh cinta,

Berarti dia bisa move on dari Kak Nagara.”

Ujar Kate tiba-tiba Antusias.

“Iya yah,” Ujar Steffa lalu menatap Jessie,

“Jadi lu jatuh cinta sama siapa? Kak Yudha

Yang kemarin ketemu di kafe atau cowok


Lain?”

Iya jatuh cinta, tapi sama orang yang sama.

Gimana dong?

Jessie menggeleng, “Enggak gitu,”

“Ih, Jess, cerita dong!”

“Udah ah, yuk. Masuk kelas aja, pegal

Berdiri.”

“Btw, Jes, kalau udah jadian traktir kita

Yah.” Ujar Tere Antusias.


“IH!” Steffa dan Kate sontak melirik tak

“Eh, harusnya lo yang traktir kita,” Ujar

Jessie.

“Traktir apaan?”

“Traktir udah resmi jadi gebetan Bang

Kevan.”

“IH, ENGGAK KOK!”

Ketiga sahabatnya sontak menggoda gadis


Itu yang malu-malu monyet.

**

BRUK!

Keempat sahabat Nagara yang tengah

Santai dalam ruangan sontak terkejut saat

Nagara membuka kasar pintu ruang khusu

Sus hingga menimbulkan suara keras.

“Astagfirullah!” Istigfar Andre.

Grago sontak berdiri mengecek keadaan

Pintu, “Untung aja gak rusak!”


“Gak usah lebay lo!” Sentak Nagara.

Grago mengerjap, tak bicara apa-apa.

Nagara lagi mode galak, diam kalau gak

Kena pukul. Cuman itu pilihannya.

Kevan melirik, “Lo kenapa?” Tanyanya.

Nagara tak menjawab, ia merasa sangat

Kesal.

Satu minggu dihindari gadis itu sudah

Membuatnya sakit kepala karena otaknya

Yang hanya diisi nama dan wajahnya, lalu


Sekarang ia harus melihat gadis itu dengan

Cowok lain tampak romantis di koridor

Tadi.

“Lu kenapa coba, Ga? Ekspresi lo kayak

Orang lagi cemburu tahu.”

Nagara sontak menoleh, Cemburu?

“Eh, gue bercanda, Ga!” Ujar Grago

Langsung saat Nagara menatapnya tajam.

Nagara menarik nafas kemudian

Bersandar ke sofa, memejamkan matanya

Dan lagi wajah gadis itu muncul di otaknya.


Semua ekspresinya tersimpan baik di

Otaknya, entah sejak kapan ia mulai

Memperhatikannya.

Ia juga bukan tak mengakui bahwa ia

Sudah menyukai gadis itu tapi ia berusaha

Menepisnya. Tapi sekarang sepertinya tak

Bisa

Lagi.

“IU get you, Jessie Argentara!” Ujarnya

Dalam hati.
Sabtu malam, Ketiga remaja itu tak

Keluar dan memilih menghabiskan waktu

Bersama. Nonton netflix ditemani cemilan

Yang baru saja ketiganya beli di mini

Market.

Sayangnya mereka belum menonton

Apapun, karena sedari tadi Jessie dan Kiara

Terus berdebat membuat Kevan sedikit

Kesal.
Jeje mau nonton zombie!”

“Ih, Gak, Je, itu seram banget.”

“Seru, Kak!”

“Enggak seru, ini udah malam, seram.

Mending nonton romance.”

“Gak mau, romance tuh bosenin.”

“Baperin tahu.”

“Gak seru.
“Seru banget.”

“STOPI” Lerai Kevan.

“Bang, nonton zombie yah!” Mohon Jessie.

“Kita nonton romance aja, Van!” Ujar Kiara

Masih tak mau kalah.

“Kapan nontonnya kalau ribut mulu?”

Tanya Kevan.

Keduanya mendengus,
“Kita nonton action.” Putus Kevan.

Keduanya sontak melotot tak suka,

“Kenapa lagi?

“Aku gak mau liat orang berantem.” Ujar

Kiara.

“Aku juga, aku gak tega liat mereka bakar

Uang, bakar gedung, bakar mobil, mending8

Sumbangin ke orang yang membutuhkan.”


Apa-apaan kedua saudaranya ini.

“Nonton Action atau gak nonton sama

Sekali!”

Keduanya berdecak,

“Ya udah, iya.”

Kevan bernafas lega, sekarang mereka

Biasa menonton. Kevan duduk di tengah

Kedua gadis itu.

Sayangnya baru setengah jam film action

Itu terputar,
Suara-suara para pengganggu itu

Terdengar ditelinga ketiganya,

“KEVAN! KEVAN! SAHABAT SEJATI LO

DATANG NIH!”

“JESSIE, JEsSIE, KITA NONGKRONG YUK!”

“KIARA, RA, GUE SAMA HANA DATANG

NEMENIN LO MALMINGAN NIHI”

Demi apa mereka sangat berisik dan

Menganggu.
Ketiganya menarik nafas dan segera

Beranjak, masuk ke dalam lift. Turun ke

Lantai satu untuk menemui teman-terman

Merek.

Di dalam rumah keluarga Argentara,

Kini teman-teman Jessie berdiri saling

Menatap sinis dengan kedua sahabat

Kiara sedangkan Nagara bersama

Teman-temannya duduk di sofa. Tampak

“Duh, males banget liat muka geng caper!”


Sindir Hana ketus.

Steffa melirik sinis, “Eh, ngaca dong!

Kelakuan lo pada tiap hari juga caper sama

Kak Nagara.

“Kita caper? Lo sama teman-teman lo kali!”

Ujar Keyra

Mereka mulai berdebat hal tak penting,

“Mereka kenapa sih? Setiap ketemu ribut


Mulu!” Heran Andre.

Frans beranjak, “Biar gue lera1,” Ujarnya

Kemudian mendekati mereka, “Wahai

Putri-putri raja-

“DIEM LO”

Andre dan Grago sontak menahan Tawa,

Nagara santai saja.

Frans mengerjap mendapat bentakan itu,

“Astaga! Lo semua bentak gue?”


Mereka sontak menoleh,

“Eh, maaf, kak Frans, kita gak liat!” Ujar

Steffa menyesal.

“Sorry yah, Frans.” Ujar Hana juga

Menyesal.

Frans menggeleng, “Lanjut aja, lanjut. Gelut

Kalau perlu.” Ujarnya lalu kembali duduk

Ke sofa.
“Gegara lo nih!”

“Lo lah!”

“Kalian lah!”

“Kok nyalahin kita?”

“Yah emang kalian

Disisi lain, Keluar dari lift ketiga saudara

Itu menatap malas.

“Guys! Udah dong!” Ujar Jessie.

“Lo semua kalau mau ribut, mending


Pulang.” Ujar Kevan mampu membuat

Mereka terdiam.

“Lagian kita tuh gak ngundang kalian!”

Ujar Kevan.

“Kalian dengar tuh-

Gue juga gak ngundang kalian!” Ujar

Kevan membuat Nagara serta yang lainnya

Menatap Kevan terkejut.

“Gue, Kiara, sama Jessie tuh mau Quality

Time bertiga doang.” Ujar Kevan.


“Gitu yah, Kak. Yaudah kita pulang aja.”

Ujar Tere dengan nada lemas.

Kevan menggeleng, “Gak usah, ngapain

Pulang?

“GILA LO YAH!” Grago berdiri tak terima,

Giliran gebetan aja dilembutin.” Ujarnya.

Itu harus, biar gue gakjomblo mulu. Ujar

Kevan dalam hati.


“Yaudah, kita ke kamar gue aja yuk.” Ajak

Jessie kepada temarn-temannya.

Mereka mengangguk kemudian mengikuti

Jessie ke kamarnya.

Begitu juga, Kiara, ia mengajak

Teman-termannya ke kamarnya saja.

Tinggalah, Kevan bersama

Teman-temannya.
“Markas yok!”

“Ngapain? Males gue!” Ujar Kevan. “Bosan

Gue tiap malam markas mulu, liat muka lo

“Nongkrong ke kafe aja.” Saran Frans.

“Disini aja!” Ujar Nagara,

Mereka menatap cowok itu,

“Lah, sakit lo Ga?” Tanya Grago. “Biasanya

Juga lo paling males main ke rumah

Kevan.” Tambahnya.

“Iya, biasanya juga males gegara Jessie


Sekarang malah mau disini.” Ujar Frans.

“Beda, adik gue udah gak suka sama

Nagara kayaknya. Dia udah move on.” Ujar

Kevan. “Jadi gak bakalan gangguin Nagara

Lagi.”

Nagara mengangguk, “Gue yang bakalan

Gangguin dia sekarang”

Mereka melotot,

“Kayaknya lo beneran sakit, Ga!” Ujar

Frans.
“Jangan bilang.. lo suka sama Jessie?”

Tanya Andre serius.

Nagara tersenyum miring, sangat

Menjawab pertanyaan teman-temannya.

Grago menatap mereka, “Kalian dengar

Suara gak?”

“’Suara apaan?” Bingung Frans.

“Suara patah tapi tapi bukan ranting.”


Mereka mengernyit tak mengerti,

“Hati gue!”

“ANJING!” Umpat Frans

“BANGSAT!” Umpat Andre.

Grago memegang hatinya dengan raut

Wajah seolah tersakiti. Benar-benar

Membuat teman-temannya jijik.

“Teman siapa sih l0?” Ketus Andre.

Frans menarik nafas, “Gue jadi yakin,


Kayaknya Grago pake guna-guna biar kita

Mau temanan sama dia.”

“Anjing!” Kesal Grago.

“Btw, lo kenapa diam aja, Van?”

Kevan melirik Frans lalu menatap Nagara,

“Ga, lo beneran suka sama Jessie?”

“Hm.

“Bukannya, lo suka sama Kiara?”

“Gue gak suka dia.”


“Terus, kenapa lo mau tunangan sama

Dia?”

Ceritanya panjang.”

“Ceritalah, Ga!” Ujar Grago kepo.

“Gue males, lo tanya aja sama ortu lo.” Ujar

Nagara kepada Kevan.

Mereka berdecak,

Disisi lain, gadis cantik itu yang turun


Hendak mengambil minum. Mendengar

Percakapan mereka tampak terkejut.

“Jadi, Kak Nagara gak suka sama Kak

Kiara?” Tanyanya.

Sarapan pagi ini hanya ada Jessie dan

Kevan. Kedua orangtuanya tengah keluar

Kota sedangkan Kiara berangkat lebih pagi

Karena ada urusan osis.

“Je, berangkat bareng gue yah.” Ujar

Kevan.
“Gak, Bang. Aku sama teman-teman aku

Ajd:

“Kenapa sih? Sama gue aja.

“Gak mau, Bang.

Kevan berdecak, “Kenapa sih lo sekarang

Bareng teman-teman lo terus? Kali ini-

Drtt.drtt..drtt..

Dering handphone Jessie memotong


Ucapan Kevan. Gadis itu segera

nengangKatnya.

“Halo

Re?”

Jeje, sorry yah. Hari ini, gue gak bisa

Jemput lo, mobil gue masuk bengkel

Senalam

Ah, uya. Gak papa kok, Re. Gue bisa

Berangkat sendiri.”

‘Sorry banget yah, Je.


“Santai a)

Setelahnya, panggilan itu dimatikan.

Kevan menatap bertanya, “Siapa?”

“Tere, katanya gak jadi jemput soalnya

Mobilnya lagi masuk bengkel” Ujarnya

Yang membuat Kevan tersenyum lebar tapi

Luntur saat Jessie kembali menambahkan,

“Tapl, kayaknya stetfa bisa jemput aku.


Jaal, aku mau-

“Gak ada. Lo berangkat bareng gue.

Ih, Bang!”

“Enggak.”

Jessie pasrah,

“Maaf, Non, Den. Didepan ada teman Norn

Sama aden.”

“Lah, siapa?” Kevan lalu melirik Jessie,


“Gue belum ngechat teman gue.

Keduanya segera menyudahi sarapan

Kemudian berlalu menuju aepal,

“Nagara!”

Nagara, covwok itulah yang dimaksud

Pelayan. Kevan dan Jessie saling lirik agak

Terkejut.

“Lo ngapain disini?”


“Gue mau jemput-

“Kiara udah berangkat.”

Jemput Jessie.

Jessie melotot, “Aku?”

Nagara mengangguk,

“Aku berangkat bareng Bang Kevan.

“Gak, lo berangkat bareng gue.

“Gak.
“Bareng gue.

Kevan mengernyit, aneh dengan sikap

Nagara yarng tiba-tiba saja berdebat

Dengan Jessie. Padahal cowok itu tak irit

E erbicara.

“Udah, Je lo berangkat bareng Nagara aja.”

“Gak mau, Bang”

gJee, awas aja lo apa-apain.”

Ujar Kevan yang dibalas anggukan.


Setelahnya, Kevan berlalu pergi

“BANG KEVAN!”

‘Udah. Ayok berangkat”

Nyebelin banget sih.

“JESSIE!”

Jessie yang tengah berjalan di koridor

Berhenti lalu menoleh,

“Lo beneran berangkat bareng, Kak


Nagara?

Jessie mengernyit kemudian mengangguk,

“GILA!”

“Lo bikin satu sekolah heboh tahu gak!”

“Apaansih! Gue kan cuman berangkat

Bareng Kak Nagara aja.” Ujar Jessie.

“Yah, karena itu. Lo yang ngejar-ngejar


Nagara akhirnya bisa berangkat sama

Nagara makannya pada heboh.

“Ilya, Kiara aja nih, calon tunangannya gak

Pernah tuh berangkat bareng Nagara.”

Gak pernah?

Perasaam yang gue baca, mereka beberapa

Kali berangkat bareng deh.

“Masa sih? Lo yakin?”

“lyalah.”
“Kok bisa?”

“Bisalah. Kak Nagara itu kan paling gak

Suka disentuh, apalagi barangnya. Waktu

Itu aja ada yang gak sengaja nyentun

Mobilnya sampe alarm mobilnya bunyi, itu

Anak di abisin. Koma tiga hari.”

“Beneran?

“Yakali gue ngarang


“Gila” Jessie menggeleng. Ternyata Nagar

Sekejam itu yah.

TENG!

“Eh, udah bel!” Ujar tere.

“EH ANJING TUGAS GUE!” Steffa langsung

Berlari pergi.

“Emang ada tugas?” Tanya Jessie dan kate

Menatap Tere.
Tya, tugas Pak Mamat!”

Keduanya melotot. Haduh, guru galak.

Detik berikutnya keduanya menyusul

Steffa.

“Haduh, panas banget!”

Jessie melirik Steffa yang mengusap

Keringatnya. Mereka-Jessie, Steffa, Kate

Dan Tere kini tengah dihukum hormat

Bendera karena tak mengerjakan tugas.

Sebenarnya, Tere mengerjakannya tapi


Steffa dan Kate memaksanya dengan

Kata lo harus ikut kalai sahabat kita tapl

Tere tetap menggeleng sampai akhirnya

Kate ngeluarin kata trakür. Cepat banget

Tere ngangguk setuju. Sumpah, menurut

Ketiganya Tere sangat bego. Ralat, polos.

“Huh, skincare mahal gue!” Ujar Kate

Memegang keaua plpinya.

“Susah-susah gue perawatan sampal


Ratusan juta malah disuruh burik sama

Guru yang sama sekali gak ada campur

Tangan dalam beli biaya perawatan gue!”

Keluh Steffa.

“Gak bisa, Gini.” Ujar Kate.

Steffa mengangguk setuju, “Kita harus cari

Ide buat kabur.”

Sebenarnya mereka bisa kabur dengan


Mudah sekarang jika saja pak mamat

Bukan guru galak. Kabur sama dengan

Ingin mendapat hukuman lebih berat. Itu

Kata pak mamat.

“Tere, lo paling pinter di antara kita, pikirin

Gimana cara kita kabur,”

“Tanya aja sama einstein, dia lebih pintar

Dari gue.”

“Jauh-jauh lo njing!” Steffa mendorong


Pelan bahu Tere membuat cewek itu

Mendengus kesal.

Ah gue punya ide.” Kate tersenyum lebar,

“Sini deketan guys

“Apaan?”

“Jadi, stts sttss sttts sttts-

“ANJING! NGOMONG APA SIH” Emosi

Steffa.
Kate terkekeh, “Bercanda.”

Pletak!

“Serius. Udah gak tahan gue.”

“Gak tahan apa?” Tanya Tere.

“Bunuh lo.”

“Lo psik-

Diam Steffa menatap Kate, “Apa idenya?

Awas aja gak bagus

“Jadi ini idenya pernah gue baca disalah


Satu-

Langsung ke intinya! Potong steffa.

“lya-iya. Gimana kalau salah satu dari kita

Pura-pura pingsan aja. Nanti biar kita yang

Angkat ke uks.”

“Lu aja, Re!” Ujar Steffa.

“Gak mau. Nanti kalian jatuhin gue, sakit!”

Ujarnya.
“Gak bakal.” Ujar Kate membujuk.

“Gak mau. Lo aja!” Ujar Tere.

Jangan gue, mata gue suka gerak-gerak.”

Ujar Kate, “Steffa ajal

“Jessie aja.”

Jessie yang sedari tadi diam menyimak

Sontak melotot, “Kok gue? Gak mau!”

“Please!”

“Kenapa gue sih?”


“Yah karena lo kan jago acting.”

“Benar banget selain itu Pak mamat pasti

Bakal kapok ngehukum kita.”

Jessie mengerti maksudnya, “Tapi

“Please!” Ketiganya memasang wajah

Memelas.

“Ya udah, iya!”

“Oke, lo harus pingsan pas pak mamat


Keluar ngecek kita. “

Jessie mengangguk saja,

Lima menit menunggu, Pak mamat keluar

Dari kelas.

“Jess, cepetan!

Bruk!

“EH ANJINGI” Kaget Steffa, kaget beneran.

Ketiganya sontak berjongkok.


“Jes, astaga!”

“Jessie bangun”

“PAK JESSIE PINGSAN!”

Wajah Pak Mamat memucat. Gawat, bisa

Dilabrak orang tua jessie dirinya. Ia segera

Menghampiri anak muridnya.

“Jessie pingsan beneran?”

“Yakali kota boong, pak!”


Pak Mamat memicing, ketiga murid itu

Memasang raut khawatir dan panik.

“Yasudah cepat bawah ke uks!”

“Berat pak!” Ujar Kate.

Katanya tadi mau ngangkat gue! Batin

Jessie.

“Lah, terus bagaimana?

Bapak yang

“EH!” Ketiganya terkejut karena seseorang


Yang kini mengangkat tubuh Jessie,

Menggendongnya ala bridal style lalu

Membawanya pergi.

“KAK NAGARA!”

Anda mungkin juga menyukai