PENELITIAN
Makalah disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : Wahdatul Ulum
Dosen Pengampu : Ali Darta Lubis, MA
Disusun Oleh :
Sem. 1/ IK-3
Juwita Sari (0701221028)
Hasti Fadillah (0701222113)
Faqih Rifaldy (0701222104)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
“Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Penerapan Wahdatul Ulum dalam Penelitian”. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas, mata kuliah Wahdatul Ulum.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
dukungan, dorongan, dan bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Maka dari itu
kami ucapkan terima kasih atas dukungannya.
Kami berharap semoga Allah SWT memberikan limpahan pahala atas kebaikan
yang telah diberikan kepada kami. Jika masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
bagi para pembaca demi perbaikan makalah ini.
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Maka apa bila kita menerapkan penelitan sesuai dengan prinsip wahdatul
ulum nisacaya akan membawa suatu penemuan yang berguna bahkan sampai
dunia akhirat. Adapun dasar yang wajib dijadikan pedoman ialah Alquran.
Alquran itu sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber inspirasi berbagai
disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Betapa tidak, Alquran sendiri
mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu.
Pada makalah ini kita akan mengulik penelitian yang berkaitan tentang
wahdatul ulum. Yang diharapkan bisa menjadi pokok penelitian yang dapat
menciptakan penemuan baru yang tak terlepas dari visi dan misi wahdatul
ulum.
1
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa itu paradigma wahdatul ulum?
B. Bagaimana penerapan wahdatul ulum dalam penelitian?
C. Apa saja contoh wahdatul ulum dalam penelitian yang berkaitan dengan
Al-Quran?
1.3 Manfaat
Mengetahui bahwa yang terkadung dalam Al-Quran bukan hanya tentang
ilmu agama saja melainkan semua pengetahuan alam semesta yang tediri dari
semua ilmu yang bersumber dari Allah SWT. Sebagaimana dicoba terapkan
dalam wahdatul ulum, sehingga melahirkan ilmu yang merawat dunia dan
peradaban manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Maharani Sartika Ritonga, Salminawati,Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan,
Journal of Social Research Maret2022, 1(4), 743-749
Availableonlineathttp:/https://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr
3
secara horizontal, membangun kapasitas social tapi semakin kering pada
kapasitas spiritual dan ketuhanan.
4
kemanfaatan danperbaikan tatanan kehidupan masyarakat dan peradaban. Hasil
penelitian tidak boleh merusak tatanan kebenaran dan kehidupan, tidak boleh
mengadu domba, tidak boleh merusak negara, merusak kearifan local yang
menjadi khazanah kehidupan manusia khususnya di Indonesia.
Ketujuh, prinsip tawhid. Semua peneliti dan hasil penelitian harus ditujukan
dan dihasilkan untuk menguatkan dan meng-utuhkan ketundukan kepada Allah
Swt. Seorang peneliti harusnya akan semakin berbaur dengan rasa tunduk dan
harap-nya pada Allah, sebab hasil penelitiannya adalah cara dirinya ber-ikhtiyar
membuka hikmah dan rahasia Allah. Dan atas itu pula Allah bukan ilmu hikmah
dan rahasia-Nya. Maka tidak aka nada kesombongan, keangkuhan apalagi hajat
merusak tatanan kehidupan manusia. Melalui hasil penelitiannya.2
Pada tahun 2020 telah dilakukan penelitian oleh Yoseph Salmon dengan
judul “Metode Pembelajaran Eksperimen dari perspektif Islam” dilakukannya
penelitian ini yaitu untuk membahas pengembangan dan eksplorasi yang
berbasis sains dan teknologi hingga mencerminkan sosok seorang ilmuan
yang handal. Peneliti sangat tertarik untuk mengkaji metode eksperimen ini
dalam perspektif Islam.3
2
http://wahdatululum.uinsu.ac.id/artikel/29/B.%20Implementasi%20dalam%20Penelitian
3
Y. Salmon, “M p e i,” vol. I, no. I, pp. 60–73, 2020.
5
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nailil Muna Allailiyah pada tahun
2020, dengan judul “Peran Sains dalam Membangun Kualitas Generasi Islam
(Role of Science in Building Quality of Islamic Generations)” penelitian
ini membahas Sains selalu dikaitkan dengan ilmu umum atau ilmu yang
mempelajari hal-hal keduniawian saja. Namun, Islam dan sains bukanlah dua
kubu yang saling bertentangan, melainkan dua kubu yang sangat padu. Jika
kita menilik lebih dalam, al-qur’an banyak menyajikan ayat tentang sains. 4
Dan “Kolerasi Antara Sains Dan Islam Dengan Pemikiran Perves
Hoodbhoy” yang merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Eliyah
pada tahun 2020. Pada penelitian ini membahas perubahan sains yang
selama ini sesuai dengan al-qur’an mengalami perubahan di masa akann
datang juga pasti sesuai dengan Alqur’an. Sebagaimana kebenaran Agama yang
mutlak, kebenaran Al-Qur’an juga merupakan kebenaran yang mutlak.
Banyak cendekiawan Muslim memberikan interpretasi rinci dari ayat
tersebut dari perspektif yang berbeda, tetapi tidak ada yang menggunakan
pengetahuan yang mendalam tentang struktur atom dan sifat partikel subatom
di dalamnya. penafsir, karena ini kemudian relatif tidak dikenal. Ayat tersebut
menghubungkan lampu dengan bintang yang cemerlang. Seperti lampu di rumah
yang menghasilkan cahaya dan menerangi, bintang atau matahari
menghasilkan cahaya untuk menerangi seluruh tata surya. Tetapi Cahaya
Tuhan secara spiritual memiliki kekuatan untuk menerangi seluruh alam
semesta.5
a. Metode Penelitian
4
N. M. Allailiyah, “Peran Sains dalam Membangun Kualitas Generasi Islam ( Role of Science in
Building Quality of Islamic Generations ),” vol. 2, pp. 321–329, 2020.
5
T. Islamica, “KOLERASI ANTARA SAINS DAN ISLAM DENGAN PEMIKIRAN,” vol. 1, pp.
86–102, 2020.
6
pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Al-
Qur'an terkenal sebagai kitab suci yang banyak mengandung ilmu
pengetahuan. Ayat-ayat suci ini sebagian besar bersifat alegoris,
sehingga seseorang secara intuitif membutuhkan wawasan yang
mendalam tentang pengetahuan ilmiah yang relevan untuk mengekstrak
makna batinnya. Seperti disebutkan dalam ayat tersebut, hanya Tuhan
yang mengetahui dengan pasti arti sebenarnya dari ayat-ayat alegoris ini,
tetapi umat Islam memiliki kewajiban untuk memberikan upaya terbaik
pendapat atau penilaian ahli untuk mengungkap pengetahuan ilmiah
yang tersembunyi dalam Al-qur’an untuk kepentingan umat manusia.6
6
E. Febriyanto, R. S. Naufal, and F. Budiarty, “Attitude Competency Assessment in the 2013
curriculum based on elementary school Prototyping methods,” IAIC Trans. Sustain. Digit.
Innov., vol. 1, no. 1, pp. 87–96, 2019, doi: 10.34306/itsdi.v1i1.6.
7
E. Febriyanto, “Planning of the Web-based E-Raport Assessment System,” vol. 2, no. 1, pp. 48–
58, 2020.
8
I. Noburu, A. Himki, A. Dithi, K. Kano, and M. Anggraeni, “Covid-19: Portrait of Preservation
of the Batik Industry as a Regional Autonomy,” Aptisi Trans. Technopreneursh., vol.
2, no. 2, pp. 143–152, 2020, doi: 10.34306/att.v2i2.91
7
semesta. Energi dan daya yang tersembunyi di dalam atom begitu
besar, terbukti dengan manipulasinya untuk menghasilkan energi nuklir
yang tercipta dari inti atom, sedangkan pembangkitan energi cahaya
berasal dari elektron. Al-Ghazali menegaskan bahwa kekuatan dan kemauan
harus ada dalam atom individu.
9
U. Rahardja, I. Handayani, N. Lutfiani, and F. P. Oganda, “An Interactive Content Media on
Information System iLearning +,” vol. 14, no. 1, pp. 57–68, 2020.
8
partikel. Fisikawan dengan jelas menegaskan keberadaan muatan listrik
dan medan magnet yang diinduksi dalam sebuah elektron. Yang terakhir
diinduksi sementara karena putaran partikel. Analisis lebih lanjut
diperlukan untuk mengetahui bagaimana muatan listrik dan medan magnet
di dalam partikel terkait.
َ ِْْمنْلَّدُنهُْاَج ًرا
ْع ِظي ًما ِ اْويُؤت ٰ س َنةًْي
َ ُّض ِعف َه َ ْمثقَالَْذَ َّرةٍْ َۚواِنْتَكُ ْ َح
ِ ّْٰللا َْْلْ َيظ ِل ُم
َ ا َِّن ه
} ٤{
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang)
walaupun sebesar zarah. Jika (sesuatu yang sebesar zarah) itu berupa
kebaikan, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala
yang besar dari sisi-Nya.”
b. Hasil Pembahasan
10
S. Habibah, “Implikasi Filsafat Ilmu Terhadap PerkembanganIlmu Pengetahuan dan Teknologi,”
DAR EL-ILMI J. Stud. Keagamaan, Pendidik. dan Hum., vol. 4, no. 1, pp.
166–180, 2017, [Online]. Available: http://e-
jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/693.
9
bersumber dari al-Qur’an dan hadits. Al-Qur’an dan hadits menjadi
salah satu utama bagi mengembangkan sains dan penerapan sains
melalui teknologi. Sekalipun banyak ilmuan Barat yang tidak percaya
dengan Islam maupun agama asal mereka yaitu Kristen, namun dalam
kehidupan mereka masih tidak dapat lepas dari agama. Mereka masih
mencari alasan untuk menghindar dari pengaruh agama, dengan berbagai
statemen dan teori, tetapi selalu saja usaha berpaling kembali kepada
agama.
Menarik tentang dialog antara dokter pribadi Raja Harun Rasyid dan Ali bin
Husein. Dengan nada mengejek, sang dokter berkata bahwa Alquran tidak
membahas ilmu kesehatan. Mendengar hal itu, Ali pun menjawab, “Sesungguhnya
Allah swt mengumpulkan ilmu kesehatan hanya dalam separuh ayat dalam Quran.”
“Apa itu?” tanyanya. Ali menjawab lagi, “Makan dan minumlah, dan jangan
berlebih-lebihan (Qs al-A’raaf: 31).”
Sang dokter bertanya lagi, “Tapi Nabimu, Muhammad Saw tidak mengajarkan
soal kesehatan?” Ali pun menjawab, “Nabiku membahas lengkap kesehatan hanya
dalam satu haditsnya.” “Apa bunyinya?” tanyanya. “Manusia tidak memenuhkan
suatu tempat yang lebih jelek daripada perut (lambung). Cukuplah baginya
beberapa suap makanan sekadar bisa menegakkan tulang punggung. Sepertiga
untuk makanan, minuman, dan pernapasan.”
Sang dokter pun terkagum-kagum dan berkata, “Ternyata Hipokrates tidak ada
apa-apanya dibandingkan kitab suci dan nabimu.” Apa yang disampaikan oleh Ali
bin Husein dalam kisah tersebut sesungguhnya terkait erat dengan puasa. Selain
sebagai perintah bagi orang-orang yang beriman (lihat Qs Al-Baqarah: 183), puasa
ternyata berdampak bagi kesehatan fisik. Adapun kesehatan fisik yang dimaksud
mencakup seluruh anggota pencernaan dalam tubuh kita.
Dalam bukunya Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis (2003), Syarifuddin
menjelaskan, puasa sebagai upaya pelatihan diet dari pola makan yang melampaui
10
batas dan berlebih-lebihan. Apalagi pada tubuh manusia terdapat sampah
berbahaya, seperti feses (tinja), urine, dan keringat. Melalui puasa, baik puasa wajib
maupun sunnah, kita justru dapat membatasi suplai makanan yang masuk ke dalam
tubuh, dan mengurangi penumpukan racun di dalam tubuh.
Bahkan, seperti disampaikan oleh seorang dokter dalam acara Chatting dengan
YM (Yusuf Mansur) beberapa waktu silam, puasa menjadi terapi kesehatan bagi
orang yang menderita penyakit maag. Dengan berpuasa, produksi asam lambung
justru mudah dikendalikan, dan insya Allah tidak akan lagi menyebabkan penyakit
maag. Justru, dengan banyaknya makanan yang masuk ke perut secara berlebihan,
penyakit maag akan mengganggu kerja lambung.
Sekali lagi, puasa ternyata berdampak bagi kesehatan fisik kita. Merujuk
pendapat Dr. Alexis Karl, seorang doktor ahli bedah dan psikiater asal Amerika,
“Puasa memiliki dampak yang jauh lebih berfaedah daripada kelemahan fisik, yaitu
menormalkan denyut jantung, membakar lemak yang ada di bawah kulit,
memfungsikan cadangan protein, mengurangi intensitas kerja hati, dan
melestarikan keseimbangan organ-organ dalam dan kesehatan jantung.”11
11
Oleh: Sudaryanto, M.Pd. https://uad.ac.id/id/puasa-itu-menyehatkan/
11
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
Maharani Sartika Ritonga, Salminawati,Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
Medan, Journal of Social Research Maret2022, 1(4), 743-749
Availableonlineathttp:/https://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/i
jsr
OnartikelUINSUhttp://wahdatululum.uinsu.ac.id/artikel/29/B.%20Implementasi%
20dalam%20Penelitian
13