Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN WAHDATUL ULUM DALAM

PENELITIAN
Makalah disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : Wahdatul Ulum
Dosen Pengampu : Ali Darta Lubis, MA

Disusun Oleh :
Sem. 1/ IK-3
Juwita Sari (0701221028)
Hasti Fadillah (0701222113)
Faqih Rifaldy (0701222104)

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


ISLAM FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

“Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Penerapan Wahdatul Ulum dalam Penelitian”. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas, mata kuliah Wahdatul Ulum.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
dukungan, dorongan, dan bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Maka dari itu
kami ucapkan terima kasih atas dukungannya.

Kami berharap semoga Allah SWT memberikan limpahan pahala atas kebaikan
yang telah diberikan kepada kami. Jika masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
bagi para pembaca demi perbaikan makalah ini.

Medan, September 2022

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Paradigma Wahdatul Ulum .......................................................... 3
B. Penerapan Wahdatul Ulum dalam Penelitian ................................................. 3
C. Contoh Wahdatul Ulum dalam Penelitian yang berkaitan dengan ................. 5
Al-Qur’an ............................................................................................................ 5
1. Teori Kuantum Baru yang Sesuai Sains dan Teknologi dengan Kaidah
Ilmu Islam. ....................................................................................................... 5
2. Penelitian Medis Tentang Manfaat Puasa .................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

WAHDATUL ULUM (Unity of Sience), pradigma integrasi keilmuan yang


memahami dan meyakini bahwa ilmu pengetahuan adalah satu. Walaupun di
kembangkan dalam sejumlah bidang ilmu dalam bentuk departemen atau
fakultas, program studi dan mata kuliah diyakini merupakan pemberian Tuhan.
Oleh karenanya ontologi, epistemologi, dan oksiologinya dipersembahkan
sebagai pengabdian kepada Tuhan dan didedikasikan bagi pengembangan
peradaban dan kesejahteraan umat manusia.

Maka apa bila kita menerapkan penelitan sesuai dengan prinsip wahdatul
ulum nisacaya akan membawa suatu penemuan yang berguna bahkan sampai
dunia akhirat. Adapun dasar yang wajib dijadikan pedoman ialah Alquran.
Alquran itu sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber inspirasi berbagai
disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Betapa tidak, Alquran sendiri
mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu.
Pada makalah ini kita akan mengulik penelitian yang berkaitan tentang
wahdatul ulum. Yang diharapkan bisa menjadi pokok penelitian yang dapat
menciptakan penemuan baru yang tak terlepas dari visi dan misi wahdatul
ulum.

1
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa itu paradigma wahdatul ulum?
B. Bagaimana penerapan wahdatul ulum dalam penelitian?
C. Apa saja contoh wahdatul ulum dalam penelitian yang berkaitan dengan
Al-Quran?

1.3 Manfaat
Mengetahui bahwa yang terkadung dalam Al-Quran bukan hanya tentang
ilmu agama saja melainkan semua pengetahuan alam semesta yang tediri dari
semua ilmu yang bersumber dari Allah SWT. Sebagaimana dicoba terapkan
dalam wahdatul ulum, sehingga melahirkan ilmu yang merawat dunia dan
peradaban manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma Wahdatul Ulum


Wahdatul ‘Ulum adalah keseluruhan pengetahuan yang sudah bergabung
dalam satu jaringan harmonis dalam satu kesatuan yang terkait dan
saling melengkapi. Pengetahuan yang sudah menyatu itu tidak saja antara
sains dengan pengetahuan agama, tetapi meliputi segenap pengetahuan, mulai
dari pengetahuan spiritual, agama, etika, sosial, budaya, humaniora, sains,
filsafat, sampai pada pengetahuan terapan.1

B. Penerapan Wahdatul Ulum dalam Penelitian


Penerapan wahdatul ulum akan terterapkan dalam suatu penelitian apa bila
memunuhi tujuh prinsip penelitian Wahdatul Ulum (Thawwafi) yakni:

Pertama, penelitian harus dilaksanakan dan disajikan secara ilmiah dan


objektif. Sebab ini bagian yang terpenting dari seorang Ilmuan. Tidak boleh
meneliti berdasarkan kepentingan pragmatis apalagi yang menyalahi syariah dan
merusak peradaban-kehidupan manusia.

Kedua, transvision. Visi dalam meneliti silahkan langsung di-arahkan pada


sumber tujuan, tapi yang tidak boleh hilang dari visi tersebut adalah
keterhubungan semua visi itu dengan visi ketuhanan/ ketauhidan. Secara generic
boleh-lah disebut tidak akan ada hasil penelitian yang cukup hebat jika semua
penelitian tidak mampu bertemu dengan tujuan ketuhanan-nya. Mengagungkan
semua hasil pada harapan lita’abbudiyah. Hasil penelitian yang hanya energik

1
Maharani Sartika Ritonga, Salminawati,Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan,
Journal of Social Research Maret2022, 1(4), 743-749
Availableonlineathttp:/https://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr

3
secara horizontal, membangun kapasitas social tapi semakin kering pada
kapasitas spiritual dan ketuhanan.

Ketiga, prinsip sunnatullah. Secara sederhana prinsip ini meleburkan


peneliti pada prinsip mekanistik (mendapatkan data melalui mekanisme
kemanusiaan, keilmuan, akademik yang sudah diatur dengan sempurna).
Penelitian tidak boleh hanya menggunakan daya hayal, imaginasi, sehingga
membuat sesuatu yang tidak berwujud. Wujudnya harus tetap ada, namun energy
tujuannya tidak boleh hanya berpijak pada tujuan tersebut. Semua penelitian
harus bertemu pada tujuan tauhid-nya.

Keempat, prinsip internalisasi nilai (value). Pada prinsip ini peneliti-hasil


penelitian tidak hanya dilihat pada keterhubungan ilmu dengan ilmu (science to
science). Bukan hanya melihat ilmu dengan ilmu lainnya lalu hasil penelitian
disimpulkan, namun harus ada nilai khusus yang dicapai. Bisa disematkan dalam
kesimpulan, dan harus sudah di cicil secara naratif dalam setiap teori,
pendekatan. Ghirahnya tidak hanya berhenti pada pengembangan keduniaan,
namun hal-hal yang kedunia-an itu terhubung pada simpul vertical. Peneliti
bertemu dan mempertemukan pembaca dengan tujuan asal dan hakikat dari
semua pencariannya.

Kelima, prinsip bahsiyyah (bahsun). Sebuah penelitian dihasilkan bukan


hanya rangkaian kerja akal, namun memiliki ghirah dan nilai dari hati. Prinsip
bahsiyyah ini adalah prinsip yang digunakan untuk menemu-padukan hasil
energy kritis dan telaah mendalam akal dengan kelembutan dan kejelian hati
mengenali kebenaran. Kebenaran yang tidak hanya bermukim pada simpul akal,
tapi kebenaran yang juga bertemu dengan kebenaran nurani, kebenaran yang
paling sensitive dari kebenaran itu sendiri. Outcomenya adalah kesadaran yang
utuh menerima kebenaran sebagai jalan hidup, bukan hanya sebagai
pengetahuan.

Keenam, prinsip mashlahah. Bahwa hasil penelitian harus bertemu dengan


kebenaran majemuk, tidak meninggalkan prinsip syariah dan asas dasar
keimanan dan keislaman, namun hasil penelitian tersebut bertemu dengan

4
kemanfaatan danperbaikan tatanan kehidupan masyarakat dan peradaban. Hasil
penelitian tidak boleh merusak tatanan kebenaran dan kehidupan, tidak boleh
mengadu domba, tidak boleh merusak negara, merusak kearifan local yang
menjadi khazanah kehidupan manusia khususnya di Indonesia.

Ketujuh, prinsip tawhid. Semua peneliti dan hasil penelitian harus ditujukan
dan dihasilkan untuk menguatkan dan meng-utuhkan ketundukan kepada Allah
Swt. Seorang peneliti harusnya akan semakin berbaur dengan rasa tunduk dan
harap-nya pada Allah, sebab hasil penelitiannya adalah cara dirinya ber-ikhtiyar
membuka hikmah dan rahasia Allah. Dan atas itu pula Allah bukan ilmu hikmah
dan rahasia-Nya. Maka tidak aka nada kesombongan, keangkuhan apalagi hajat
merusak tatanan kehidupan manusia. Melalui hasil penelitiannya.2

C. Contoh Wahdatul Ulum dalam Penelitian yang berkaitan dengan


Al-Qur’an

1. Teori Kuantum Baru yang Sesuai Sains dan Teknologi dengan


Kaidah Ilmu Islam.

Ada banyak sekali ilmuan yang mencoba melakukan penelitian tentang


terori ini berdasarkan ilmu islam yakni panduan dari Al-Qura’an, salah satu nya
ialah:

Pada tahun 2020 telah dilakukan penelitian oleh Yoseph Salmon dengan
judul “Metode Pembelajaran Eksperimen dari perspektif Islam” dilakukannya
penelitian ini yaitu untuk membahas pengembangan dan eksplorasi yang
berbasis sains dan teknologi hingga mencerminkan sosok seorang ilmuan
yang handal. Peneliti sangat tertarik untuk mengkaji metode eksperimen ini
dalam perspektif Islam.3

2
http://wahdatululum.uinsu.ac.id/artikel/29/B.%20Implementasi%20dalam%20Penelitian
3
Y. Salmon, “M p e i,” vol. I, no. I, pp. 60–73, 2020.

5
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nailil Muna Allailiyah pada tahun
2020, dengan judul “Peran Sains dalam Membangun Kualitas Generasi Islam
(Role of Science in Building Quality of Islamic Generations)” penelitian
ini membahas Sains selalu dikaitkan dengan ilmu umum atau ilmu yang
mempelajari hal-hal keduniawian saja. Namun, Islam dan sains bukanlah dua
kubu yang saling bertentangan, melainkan dua kubu yang sangat padu. Jika
kita menilik lebih dalam, al-qur’an banyak menyajikan ayat tentang sains. 4
Dan “Kolerasi Antara Sains Dan Islam Dengan Pemikiran Perves
Hoodbhoy” yang merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Eliyah
pada tahun 2020. Pada penelitian ini membahas perubahan sains yang
selama ini sesuai dengan al-qur’an mengalami perubahan di masa akann
datang juga pasti sesuai dengan Alqur’an. Sebagaimana kebenaran Agama yang
mutlak, kebenaran Al-Qur’an juga merupakan kebenaran yang mutlak.
Banyak cendekiawan Muslim memberikan interpretasi rinci dari ayat
tersebut dari perspektif yang berbeda, tetapi tidak ada yang menggunakan
pengetahuan yang mendalam tentang struktur atom dan sifat partikel subatom
di dalamnya. penafsir, karena ini kemudian relatif tidak dikenal. Ayat tersebut
menghubungkan lampu dengan bintang yang cemerlang. Seperti lampu di rumah
yang menghasilkan cahaya dan menerangi, bintang atau matahari
menghasilkan cahaya untuk menerangi seluruh tata surya. Tetapi Cahaya
Tuhan secara spiritual memiliki kekuatan untuk menerangi seluruh alam
semesta.5

a. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian


kualitatif yang lebih fokus pada penelitian pustaka (library research).
Penelitian pustaka atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan

4
N. M. Allailiyah, “Peran Sains dalam Membangun Kualitas Generasi Islam ( Role of Science in
Building Quality of Islamic Generations ),” vol. 2, pp. 321–329, 2020.
5
T. Islamica, “KOLERASI ANTARA SAINS DAN ISLAM DENGAN PEMIKIRAN,” vol. 1, pp.
86–102, 2020.

6
pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Al-
Qur'an terkenal sebagai kitab suci yang banyak mengandung ilmu
pengetahuan. Ayat-ayat suci ini sebagian besar bersifat alegoris,
sehingga seseorang secara intuitif membutuhkan wawasan yang
mendalam tentang pengetahuan ilmiah yang relevan untuk mengekstrak
makna batinnya. Seperti disebutkan dalam ayat tersebut, hanya Tuhan
yang mengetahui dengan pasti arti sebenarnya dari ayat-ayat alegoris ini,
tetapi umat Islam memiliki kewajiban untuk memberikan upaya terbaik
pendapat atau penilaian ahli untuk mengungkap pengetahuan ilmiah
yang tersembunyi dalam Al-qur’an untuk kepentingan umat manusia.6

Ayat-ayat yang relevan di sini dianalisis dan dibahas secara


filosofis tentang topik terpenting tertentu yang berkaitan dengan dunia
kuantum. Ini meliputi massa dan energi yang tercipta di dalam tiga partikel
dasar atom, yaitu elektron, proton, dan neutron, seperti yang diungkapkan
dalam tiga ayat, yang diyakini merujuk pada atom. Ayat cahaya secara
khusus disebutkan dan terang dalam diskusi karena baik elektron dan foton
berkontribusi pada fenomena cahaya. Tiga ayat dalam Al-Qur'an diyakini
menyebutkan atom, dan diyakini mencerminkan keberadaan fitur-fitur dasar
tertentu di dalamnya. Ayat-ayat ini dapat dianalisis dan ditafsirkan secara
ilmiah untuk mengekstraksi beberapa informasi relevan yang dapat
berkontribusi pada eksplorasi dunia kuantum. 7
Ayat Al-Qur'an (34:22)8, menyebutkan kata 'kekuatan', yang sangat
erat kaitannya dengan energi, di mana tenaga adalah laju pengeluaran
energi. Allah adalah satu-satunya Tuhan yang ada dan Kekuasaan-Nya
dimanifestasikan dalam atom-atom yang ditemukan di seluruh alam

6
E. Febriyanto, R. S. Naufal, and F. Budiarty, “Attitude Competency Assessment in the 2013
curriculum based on elementary school Prototyping methods,” IAIC Trans. Sustain. Digit.
Innov., vol. 1, no. 1, pp. 87–96, 2019, doi: 10.34306/itsdi.v1i1.6.
7
E. Febriyanto, “Planning of the Web-based E-Raport Assessment System,” vol. 2, no. 1, pp. 48–
58, 2020.
8
I. Noburu, A. Himki, A. Dithi, K. Kano, and M. Anggraeni, “Covid-19: Portrait of Preservation
of the Batik Industry as a Regional Autonomy,” Aptisi Trans. Technopreneursh., vol.
2, no. 2, pp. 143–152, 2020, doi: 10.34306/att.v2i2.91

7
semesta. Energi dan daya yang tersembunyi di dalam atom begitu
besar, terbukti dengan manipulasinya untuk menghasilkan energi nuklir
yang tercipta dari inti atom, sedangkan pembangkitan energi cahaya
berasal dari elektron. Al-Ghazali menegaskan bahwa kekuatan dan kemauan
harus ada dalam atom individu.

ْ‫ْو َماْ َيع ُر ُجْفِي َه ۗا‬


َ ‫س َم ۤا ِء‬
َّ ‫ُْمنَ ْال‬
ِ ‫اْو َماْ َين ِزل‬
َ ‫ْمن َه‬
ِ ‫ْو َماْ َيخ ُر ُج‬ ِ ‫َيعْلَ ُمْ َماْ َي ِل ُجْفِىْاْلَر‬
َ ‫ض‬
ْ}٢{ْ‫ْالر ِحي ُمْالغَفُو ُر‬
َّ ‫َوه َُو‬
Artinya: “Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang
keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.
Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.” (QS. As-Saba’ ayat
2)

Dalam ayat (4:40) 9, Tuhan kembali mengingatkan kita tentang


perbuatan baik yang akan diberi pahala dua kali lipat. Tetapi jumlah
pahala ini telah disebutkan dalam berbagai ayat dengan cara yang
berbeda. Misalnya, perbuatan baik dikatakan diganti sepuluh kali. Dalam
ayat tentang atom, secara khusus disebutkan pahala menjadi dua kali lipat.
Ini bisa menjadi petunjuk tentang properti atom atau konstituennya yang
berhubungan dengan kata 'ganda'. Kata 'ganda' juga bisa berarti
berpasangan. Dalam studi tentang fenomena yang diamati di dunia
kuantum, kunci pentingnya adalah dualitas gelombang-partikel dari
partikel subatomiknya. Elektron dan foton diamati berperilaku sebagai
partikel dan gelombang. Penulis meyakini bahwa ayat tersebut secara
khusus menyebutkan kata 'ganda' untuk memberikan indikasi tentang
adanya dua jenis energi yang berkaitan dengan perilaku tersebut. Sesuai
dengan konsep berpasangan, kedua energi berperilaku sebagai pasangan
dengan cara yang berlawanan. Dua energi, dalam bentuk massa yang
ada dalam partikel subatomik, secara intrinsik dibangun di dalamnya.
benda-benda kecil, bisa menjadi alasan perilaku dualitas gelombang-

9
U. Rahardja, I. Handayani, N. Lutfiani, and F. P. Oganda, “An Interactive Content Media on
Information System iLearning +,” vol. 14, no. 1, pp. 57–68, 2020.

8
partikel. Fisikawan dengan jelas menegaskan keberadaan muatan listrik
dan medan magnet yang diinduksi dalam sebuah elektron. Yang terakhir
diinduksi sementara karena putaran partikel. Analisis lebih lanjut
diperlukan untuk mengetahui bagaimana muatan listrik dan medan magnet
di dalam partikel terkait.

َ ْ‫ِْمنْلَّدُنهُْاَج ًرا‬
ْ‫ع ِظي ًما‬ ِ ‫اْويُؤت‬ ٰ ‫س َنةًْي‬
َ ‫ُّض ِعف َه‬ َ ‫ْمثقَالَْذَ َّرةٍْ َۚواِنْتَكُ ْ َح‬
ِ ‫ّْٰللا َْْلْ َيظ ِل ُم‬
َ ‫ا َِّن ه‬
} ٤{
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang)
walaupun sebesar zarah. Jika (sesuatu yang sebesar zarah) itu berupa
kebaikan, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala
yang besar dari sisi-Nya.”

b. Hasil Pembahasan

Dalam ilmu pengetahuan Islam, prinsip-prinsip dasar Al-Qur'an


dan hal-hal khusus yang diteliti di alam terintegrasi dan dianalisis
secara cerdas. Banyak ayat dalam Al-Qur'an berisi informasi penting
tentang penciptaan alam semesta dan segala isinya. Pertumbuhan
kaidah ilmu Islam dan teknologi ini sangat pesat dan dampaknya amat
sangat besar terhadap kehidupan setiap orang. Sehingga boleh dikatakan
kini setiap segi dan tahap kehidupan seseorang tersentu oleh kemaju
ilmu dan perkembangan teknologi. Kaidah ilmu Islam dan teknologi
bukanlah entitas yang sederhana karena bersangkut paut dengan
dorongan hakiki dan naluri kreatif dalam diri manusia.10

Sains dan teknologi tidak bertentangan dengan Islam, karena falsafah


dan dasar-dasar teori serta formula yang dipakai oleh sains ternyata

10
S. Habibah, “Implikasi Filsafat Ilmu Terhadap PerkembanganIlmu Pengetahuan dan Teknologi,”
DAR EL-ILMI J. Stud. Keagamaan, Pendidik. dan Hum., vol. 4, no. 1, pp.
166–180, 2017, [Online]. Available: http://e-
jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/693.

9
bersumber dari al-Qur’an dan hadits. Al-Qur’an dan hadits menjadi
salah satu utama bagi mengembangkan sains dan penerapan sains
melalui teknologi. Sekalipun banyak ilmuan Barat yang tidak percaya
dengan Islam maupun agama asal mereka yaitu Kristen, namun dalam
kehidupan mereka masih tidak dapat lepas dari agama. Mereka masih
mencari alasan untuk menghindar dari pengaruh agama, dengan berbagai
statemen dan teori, tetapi selalu saja usaha berpaling kembali kepada
agama.

2. Penelitian Medis Tentang Manfaat Puasa

Menarik tentang dialog antara dokter pribadi Raja Harun Rasyid dan Ali bin
Husein. Dengan nada mengejek, sang dokter berkata bahwa Alquran tidak
membahas ilmu kesehatan. Mendengar hal itu, Ali pun menjawab, “Sesungguhnya
Allah swt mengumpulkan ilmu kesehatan hanya dalam separuh ayat dalam Quran.”
“Apa itu?” tanyanya. Ali menjawab lagi, “Makan dan minumlah, dan jangan
berlebih-lebihan (Qs al-A’raaf: 31).”

Sang dokter bertanya lagi, “Tapi Nabimu, Muhammad Saw tidak mengajarkan
soal kesehatan?” Ali pun menjawab, “Nabiku membahas lengkap kesehatan hanya
dalam satu haditsnya.” “Apa bunyinya?” tanyanya. “Manusia tidak memenuhkan
suatu tempat yang lebih jelek daripada perut (lambung). Cukuplah baginya
beberapa suap makanan sekadar bisa menegakkan tulang punggung. Sepertiga
untuk makanan, minuman, dan pernapasan.”

Sang dokter pun terkagum-kagum dan berkata, “Ternyata Hipokrates tidak ada
apa-apanya dibandingkan kitab suci dan nabimu.” Apa yang disampaikan oleh Ali
bin Husein dalam kisah tersebut sesungguhnya terkait erat dengan puasa. Selain
sebagai perintah bagi orang-orang yang beriman (lihat Qs Al-Baqarah: 183), puasa
ternyata berdampak bagi kesehatan fisik. Adapun kesehatan fisik yang dimaksud
mencakup seluruh anggota pencernaan dalam tubuh kita.

Dalam bukunya Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis (2003), Syarifuddin
menjelaskan, puasa sebagai upaya pelatihan diet dari pola makan yang melampaui

10
batas dan berlebih-lebihan. Apalagi pada tubuh manusia terdapat sampah
berbahaya, seperti feses (tinja), urine, dan keringat. Melalui puasa, baik puasa wajib
maupun sunnah, kita justru dapat membatasi suplai makanan yang masuk ke dalam
tubuh, dan mengurangi penumpukan racun di dalam tubuh.

Bahkan, seperti disampaikan oleh seorang dokter dalam acara Chatting dengan
YM (Yusuf Mansur) beberapa waktu silam, puasa menjadi terapi kesehatan bagi
orang yang menderita penyakit maag. Dengan berpuasa, produksi asam lambung
justru mudah dikendalikan, dan insya Allah tidak akan lagi menyebabkan penyakit
maag. Justru, dengan banyaknya makanan yang masuk ke perut secara berlebihan,
penyakit maag akan mengganggu kerja lambung.

Sekali lagi, puasa ternyata berdampak bagi kesehatan fisik kita. Merujuk
pendapat Dr. Alexis Karl, seorang doktor ahli bedah dan psikiater asal Amerika,
“Puasa memiliki dampak yang jauh lebih berfaedah daripada kelemahan fisik, yaitu
menormalkan denyut jantung, membakar lemak yang ada di bawah kulit,
memfungsikan cadangan protein, mengurangi intensitas kerja hati, dan
melestarikan keseimbangan organ-organ dalam dan kesehatan jantung.”11

11
Oleh: Sudaryanto, M.Pd. https://uad.ac.id/id/puasa-itu-menyehatkan/

11
PENUTUP

Islam pernah menjadi ahli dan penemu di berbagai bidang sains


dan teknologi pada masa klasik, namun sekarang kemajuan sains dan
teknologi dalam berapa dasawarsa abad XX telah menempatkan negara-
negara yang penduduknya mayoritas Muslim dalam posisi pinggiran.
Langkah awal yang harus ditempuh adalah membongkar kembali
pemahaman umat Islam terhadap agama yang dianutnya. Misalnya, beberapa
terminologi keagamaan seperti jihad, ilmu, taqwa, amal shalih, dan
ihsan perlu ditafsirkan dalam konteks yang lebih luas dari sekedar
terminologi ibadah dalam arti sempit.
Terminologi jihad yang sementara ini dipahami dalam konteks ‘perang’
melawan orang kafir dengan harapan pahala dan mati syahid, harus
diperluas dalam konteks jihad menuntut ilmu.
Persepsi umat Islam tentang ilmu dan persepsi-persepsi lain yang terkait
dengan ilmu, seperti sekolah agama dan ulama, harus diluruskan. Islam
tidak mengenal dikotomi ilmu agama (ilmu naqli) dan ilmu non agama (ilmu
aqli). Ilmu tauhid mencoba untuk membangun peradaban islam bangkit lagi
dengan melibatkan ajaran tuhan dalam setiap ilmu yang ada di dunia salah
satunya ilmu sains dan teknolgi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Maharani Sartika Ritonga, Salminawati,Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
Medan, Journal of Social Research Maret2022, 1(4), 743-749
Availableonlineathttp:/https://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/i
jsr
OnartikelUINSUhttp://wahdatululum.uinsu.ac.id/artikel/29/B.%20Implementasi%
20dalam%20Penelitian

Y. Salmon, “M p e i,” vol. I, no. I, pp. 60–73, 2020


N. M. Allailiyah, “Peran Sains dalam Membangun Kualitas Generasi Islam ( Role
of Science in Building Quality of Islamic Generations ),” vol. 2, pp. 321–
329, 2020.

T. Islamica, “KOLERASI ANTARA SAINS DAN ISLAM DENGAN


PEMIKIRAN,” vol. 1, pp. 86–102, 2020.

E. Febriyanto, R. S. Naufal, and F. Budiarty, “Attitude Competency Assessment in


the 2013 curriculum based on elementary school Prototyping methods,”
IAIC Trans. Sustain. Digit. Innov., vol. 1, no. 1, pp. 87–96, 2019,
doi: 10.34306/itsdi.v1i1.6
.
E. Febriyanto, “Planning of the Web-based E-Raport Assessment System,” vol. 2,
no. 1, pp. 48–58, 2020.

I. Noburu, A. Himki, A. Dithi, K. Kano, and M. Anggraeni, “Covid-19: Portrait of


Preservation of the Batik Industry as a Regional Autonomy,” Aptisi
Trans. Technopreneursh., vol. 2, no. 2, pp. 143–152, 2020, doi:
10.34306/att.v2i2.91

U. Rahardja, I. Handayani, N. Lutfiani, and F. P. Oganda, “An Interactive Content


Media on Information System iLearning +,” vol. 14, no. 1, pp. 57–68, 2020
S. Habibah, “Implikasi Filsafat Ilmu Terhadap PerkembanganIlmu Pengetahuan
dan Teknologi,” DAR EL-ILMI J. Stud. Keagamaan, Pendidik. dan
Hum., vol. 4, no. 1, pp. 166–180, 2017, [Online]. Available:
http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/693.

Oleh: Sudaryanto, M.Pd. https://uad.ac.id/id/puasa-itu-menyehatkan/

13

Anda mungkin juga menyukai