Uraian
Ketika memecahkan masalah yang melibatkan Hukum Newton dan gaya, penggambaran diagram
untuk menunjukkan semua gaya yang bekerja pada setiap benda sangatlah penting. Diagram
tersebut dinamakan diagram gaya, dimana kita gambar tanda panah untuk mewakili setiap gaya
yang bekerja pada benda, dengan meyakinkan bahwa semua gaya yang bekerja pada benda
tersebut telah dimasukkan. Jika gerak translasi (lurus) yang diperhitungkan, kita dapat
menggambarkan semua gaya pada suatu benda bekerja pada pusat benda itu, dengan demikian
menganggap benda tersebut sebagai benda titik.
Penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari dengan menganggap dalam proses
gerakan benda tidak ada gesekan antara benda dan papan/lantai. Dalam rangka membantu/
mempercepat pemahaman siswa maka dalam penyelesaian hukum-hukum Newton digunakan
sistem koordinat 2 dimensi (sumbu x dan sumbu y), kemudian kita tinjau untuk masing-masing
koordinat.
1. Gerak Benda pada Bidang Datar/Bidang Licin
Sebuah balok berada pada papan yang licin sempurna (tidak ada gesekan antara papan dan
benda). Balok ditarik oleh sebuah gaya yang besarnya F ke arah mendatar. Berapa percepatan
benda tersebut?
Untuk menyelesaikan persoalan ini dibuat sistem koordinat x -y (sumbu x dan sumbu y).
Peninjauan gaya-gaya yang bekerja pada sistem sumbu y.
Sebuah balok yang terletak pada bidang mendatar yang licin, bekerja gaya F mendatar hingga
balok bergerak sepanjang bidang tersebut.
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay= 0, sehingga:
Fy = 0
N - w = 0
N = w = m.g
Sementara itu, komponen gaya pada sumbu x adalah:
Fx = F
Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat
dihitung sebagai berikut:
dengan:
Penyelesaian :
v0 = 72 km/jam = 20 m/s
vt = 0
s = jarak PQ = 1.000 m
vt2 = v02 + 2.a.s
Penyelesaian:
Wy= w.cos = m.g.cos
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay= 0, sehingga:
Fy = 0
N - m.g.cos = 0
N = m.g.cos
Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada sumbu X adalah:
wx= w.sin = m.g.sin
Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah:
Fx = m.g.sin
Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat
dihitung sebagai berikut:
Fx = m.a
m.g.sin = m.a
a = g.sin
dengan:
a = percepatan benda (m/s2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
= sudut kemiringan bidang
Contoh soal:
Penyelesaian:
Benda bergerak ke bawah karena adanya gaya berat m.g pada bidang miring BC, yaitu w sin ,
yang dinyatakan:
F = W sin = m.g. sin
= 1.764 N
Pada gedung-gedung bertingkat banyak, tidaklah mungkin orang naik turun menggunakan tangga.
Selain memerlukan waktu lama juga memerlukan energi yang tidak sedikit/melelahkan. Tentu
Anda pernah menaiki lift. Apa yang Anda rasakan saat lift diam, naik, dan turun?
Suatu hal aneh terjadi saat bobot seseorang yang sedang menaiki lift ditimbang. Bobot orang
tersebut ternyata berbeda ketika lift diam, bergerak turun, dan bergerak naik. Bagaimana hal
tersebut dapat terjadi? hal tersebut dapat dijelaskan dengan Hukum Newton.
Pada lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap, maka percepatannya nol. Oleh karena itu,
berlakukeseimbangan gaya (hukum I Newton). Dalam hal ini, lift dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan tetap (GLB) pada komponen sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
dengan:
Jika lift bergerakke atas dengan percepatan, maka besarnya gaya tekan kaki pada lantai lift dapat
ditentukan sebagai berikut.
Komponen gaya pada sumbu y adalah:
dengan:
Di dalam lift ada seorang anak, kemudian lift bergerak dipercepat ke atas.
c. Lift bergerak dipercepat ke bawah
Fy = w - N
Dalam hal ini, lift bergerak ke bawah mengalami
percepatan a, sehingga:
dengan:
Di dalam lift ada seorang anak, kemudian lift bergerak dipercepat ke bawah.
Dengan keterangan atas N < w
Contoh soal :
Pembahasan :
Diketahui :
Massa orang (m) = 50 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Berat orang (w) = m g = (50)(10) = 500 newton
Jawab :
(a) lift diam
Lift diam, tidak ada percepatan (a = 0)
Gaya yang arahnya ke atas bertanda positif, gaya yang arahnya ke bawah bertanda negatif
F = m.a
N-w=0
N=w
N = 500 newton.
(b) lift bergerak ke bawah dengan kecepatan konstan
Lift bergerak dengan kecepatan konstan, tidak ada percepatan (a = 0)
Gaya yang arahnya ke atas bertanda positif, gaya yang arahnya ke bawah bertanda negatif
F = m.a
N-w=0
N=w
N = 500 newton
(c) lift bergerak ke atas dengan percepatan 5 m/s2
Lift bergerak ke atas dengan percepatan (a) 5 m/s2 Gaya yang searah dengan gerakan lift
bertanda positif, gaya yang berlawanan arah dengan gerakan lift bertanda negatif
N-w=ma
N=w+ma
N = 500 + (50)(5)
N = 500 + 250
N = 750 newton
Dua buah balok A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah katrol yang licin dan
massanya diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar dari massa benda B (mA > mB), maka
benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak naik. Karena massa katrol dan gesekan pada
katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak besarnya tegangan pada kedua ujung tali adalah
sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang dialami oleh masing-masing benda adalah sama yaitu
sebesar a.
Gerak dua benda yang melalui katrol
Dalam menentukan persamaan gerak berdasarkan Hukum II Newton, kita pilih gaya-gaya yang
searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan gaya-gaya yang berlawanan arah
dengan gerak benda diberi tanda negatif (-)
Secara umum, untuk menentukan percepatan gerak benda (sistem Gambar ) berdasarkan
persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut
dengan:
atau
Selanjutnya, salah satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan
benda laindengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang lain dalam
keadaan tergantung. Dalam hal ini kedua benda merupakan satu sistem yang mengalami
percepatan sama, maka berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Sebuah benda di atas bidang mendatar dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol
dengan benda lain yang tergantung
F = m.a
wA = (mA + mB) a
mA.g = (mA + mB) a
sehingga didapat :
dengan:
Penyelesaian:
diketahui:
mA = 4 kg
mB = 6 kg
F = 20 N
Jadi percepatan benda 2 m/s2
T = mAa = (4 kg) (2 m/s2) = 8 N
Jadi tegangan tali = 8 N
Penyelesaian:
mA.g = (5 kg)(10 m/s2) = 50 N
F = 0
P - F = 0
F = P
T = P
F = 0
TA min - mA.g = 0
TA min = mA.g
TA min = 50 N
P = 60 N
T = P = (60 N)
T = 30 N
T = 30 N < TA min = 50 N
Jadi, balok A diam aA = 0
Tegangan tali ditentukan dengan meninjau balok A:
T = mA.a = (20 kg)(2 m/s2) = 40 N
Pada saat mobil melaju pada sebuah tikungan, maka mobil akan melakukan gerak melingkar. Hal
itu menyebabkan timbulnya gaya sentrifugal yang arahnya keluar tikungan yang besarnya sama
dengan gaya sentripetal dan selalu menuju pusat kelengkungan sehingga mobil tidak tergelincir.
Dalam hal ini, gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat kelengkungan diwakili oleh gaya
gesekan roda yang melawan gaya sentrifugal mobil. Sesuai dengan Hukum II Newton bahwa
gaya sentrifugal akan menyebabkan percepatan sentrifugal. Pada saat menikung, kecepatan mobil
tidak boleh terlalu tinggi karena akan menghasilkan gaya sentrifugal yang besar. Batas kecepatan
mobil terjadi saat besarnya gaya sentrifugal sama dengan gaya gesekan maksimum mobil
terhadap jalan yang arahnya berlawanan dengan gaya sentrifugal.
Tikungan jalan
Dengan demikian, resultan gaya pada arah tegak lurus gerak mobil harus sarna degan nol.
Fs = fs
mv2/r = sN = sm.g
vmaks2 = s.g.r
Keterangan:
Vmaks: kelajuan maksimum gerak benda pada tikungan (m/s)
s: koefisien gesekan statis antara gerak benda terhadap jalan
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Saat Anda bepergian mengendarai mobil, maka Anda perlu memerhatikan saat melalui jalan
menikung, terkadang jalan dibuat miring. Ini akan berpengaruh pada gerak benda. Jika mobil
bergerak pada tikungan dengan jalan yang miring dan licin, maka kelajuan maksimum mobil pada
tikungan yang dimiringkan agar tidak selip dapat ditentukan dengan menentukan komponen gaya
yang bekerja pada mobil tersebut. Pada sumbu x berlaku persamaan:
Fs = N sin
mv2/r = N sin
dengan Fs merupakan gaya sentripetal yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran. Karena pada
bidang miring, maka pada komponen sumbu y berlaku persamaan berikut:
w = N cos
mg = N cos
N = mg / cos
v2 = gr tan
Keterangan:
v : kelajuan (m/s)
r : jari-jari tikungan (m)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
a : sudut kemiringan tikungan
Dari pemyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan yang diizinkan pada gerak
sebuah benda pada tikungan miring akan dipengaruhi oleh besarnya jari-jari tikungan, percepatan
gravitasi, dan besamya sudut kemiringan tikungan terhadap bidang mendatar.
Contoh soal :
Pada sumbu vertikal berlaku
sehingga diperoleh
Karena kelajuan mobil, v = 54 km/jam = 15 m/s, lebih kecil daripada kelajuan maksimum, mobil
akan berbelok dengan aman (tidak tergelincir).
b. untuk s = 0,2
Karena kelajuan mobil, v = 54 km/jam = 15 m/s, lebih besar daripada kelajuan maksimum, mobil
akan tergelincir.