DOSEN PENGAMPU:
Dr. Nurdin Siregar,M.Si
OLEH:
KELOMPOK 5
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Aplikasi Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak
1. Gerak Benda Pada Bidang Datar
Gambar diatas menunjukkan pada sebuah balok yang terletak pada bidang mendatar yang
licin, bekerja gaya F mendatar hingga balok bergerak sepanjang bidang tersebut.
ΣFy = N – w
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0
N–w=0
N = w = m.g
dengan:
ΣFx = F
Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat
dihitung sebagai berikut:
ΣFx = m.a
F = m.a
a=
dengan:
Gambar diatas menunjukkan sebuah balok yang bermassa m bergerak menuruni bidang
miring yang licin. Dalam hal ini kita anggap untuk sumbu x ialah bidang miring, sedangkan
sumbu y adalah tegak lurus pada bidang miring.
wy = w.cos α = m.g.cos α
ΣFy = N – wy = N – m.g.cos α
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0
N – m.g.cos α = 0
N = m.g.cos α
dengan:
wx = w.sin α = m.g.sin α
ΣFx = m.g.sin α
Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat
dihitung sebagai berikut:
ΣFx = m.a
m.g.sin α = m.a
a = g.sin α
dengan:
Gambar diatas menunjukkan dua buah balok A dan B dihubungkan dengan seutas tali
terletak pada bidang mendatar yang licin. Pada salah satu balok (misalnya balok B)
dikerjakan gaya F mendatar hingga keduanya bergerak sepanjang bidang tersebut dan tali
dalam keadaan tegang yang dinyatakan dengan T.
Apabila massa balok A dan B masing-masing adalah mA dan mB, serta keduanya hanya
bergerak pada arah komponen sumbu x saja dan percepatan keduanya sama yaitu a, maka
resultan gaya yang bekerja pada balok A (komponen sumbu x) adalah:
ΣFx(A)= T = mA.a
Sementara itu, resultan gaya yang bekerja pada balok B (komponen sumbu x) adalah:
ΣFx(B)= F – T = mB.a
F – T + T = mA.a + mB.a
F = (mA + mB)a
a=
dengan:
Gambar dibawah menunjukkan seseorang yang berada di dalam lift. Dalam hal ini ada
beberapa kemungkinan peristiwa, antara lain:
ΣFy = N – w
Dalam hal ini, lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (GLB) pada
komponen sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0
N–w=0
N = w = m.g
dengan:
ΣFy =N–w
ΣFy = N – w
N – w = m.a
N = w + (m.a)
dengan:
ΣFy = w – N
ΣFy= m.a
w – N = m.a
N = w – (m.a)
dengan:
Gambar diatas menunjukkan dua buah balok A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali
melalui sebuah katrol yang licin dan massanya diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar
dari massa benda B (mA > mB), maka benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak
naik. Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak
besarnya tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang
dialami oleh masing-masing benda adalah sama yaitu sebesar a.
Dalam menentukan persamaan gerak berdasarkan Hukum II Newton, kita pilih gaya-gaya
yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan gaya-gaya yang
berlawanan arah dengan gerak benda diberi tanda negatif (-).
ΣFA = mA .a
wA – T = mA.a
ΣFB = mB.a
T – wB = mB.a
wA – wB = mA.a + mB.a
(mA – mB)g = (mA + mB)a
a=
dengan:
atau
Selanjutnya, salah satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan
benda lain dengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang lain
dalam keadaan tergantung tampak seperti pada gambar berikut di samping.
Dalam hal ini kedua benda merupakan satu sistem yang mengalami percepatan sama, maka
berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΣF = Σm.a
wA – T + T – T + T = (mA + mB)a
wA = (mA + mB)a
mA.g = (mA + mB)a
a=
dengan:
Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan meninjau resultan gaya yang bekerja
pada masing-masing benda, dan didapatkan persamaan:
T = mA.a
atau
1. Seorang anak dengan masa 60 kg berada di dalam lift yang bergerak ke bawah
dengan percepatan 3 m\s2.jika percepatan gravitasi 10 m\s2.berapakah gaya desakan
kaki anak tersebut pada lantai lift.
Penyelesaian
Dik : m = 60 kg
g = 10 m\s2
a = 3 m\s2
Dit : F.. ?
Jawab
Dengan menggunakan hukum Newton II
ΣF = m.a
W – F =m.a
F = mg-ma
=m(g-a)
=60 (10 – 3)
F =420 N
2. Dua balok masing masing bermassa 2kg di hubungkan dengan tali dan katrol.Bidang
permukaan dan katrol licin.Jika balok B di tarik dengan gaya mendatar 40
N.Percepatan balok adalah …..(g=10 m\s2)
Dik: ma = 2 kg
mb = 2 kg
F = 40 N
g = 10 m\s2
Dit : a….?
Jawab
ΣF = m.a
F – Wa = (ma + mb) a
(40 - 20) = (2 + 2) a
20
a = m\s2
4
a = 5 m\s2
3. Sebuah lift bergerak diperrcepat ke atas dengan percepatan 2 m\s2.Jika massa lift dan
isinya 200 kg dan percepatan gravitasi 10 m\s2,tentukan tegangan tali penarik lift
tersebut..
Dik: m= 200kg
a = 2 m\s2
g = 10 m\s2
Dit : T…?
Jawab
ΣF = m.a
T – W =m.a
T = W +ma
=mg + ma
= m(g +a)
=200 (10+2)
=2400 N
5. Tentukan besar gaya tegangan kabel penyangga lift bermassa 2000 kg,jika:
a. Lift diam
b. Lift bergerak ke bawah dengan percepatan 5 m\s2
c. Lift bergerak ke atas dengan percepatan 5 m\s2
Jawab:
Dik: m= 2000kg
g = 10 m\s2
W
= 20.000 N
a.lift diam
lift diam berarti tidak ada percepatan (a= 0 )
ΣF = m.a
T–W =0
T=W
T = 20.000 N
Ketika lift diam,besar gaya tegangan tali (T) = berat lift (W) = 20.000 N
b.lift bergerak ke bawah dengan percepatan 5 m\s2
ΣF = m.a
W – T =m.a
T =W – ma
= 20.000 – (2000).(5)
= 20.000 – 10.000
= 10.000 N
Ketika lift bergerak ke bawah tegangan tali lebih kecil dibandingkan keika lift diam.
c.lift bergerak ke atas dengan percepatan 5 m\s2
ΣF = m.a
T – W =m.a
T = W +ma
=20.000 + (2000).(5)
= 20.000 + 10.000
= 30.000 N
Ketika lift bergerak ke atas tegangan tali menjadi lebih besar disbanding ketika lift diam.