Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN

“PENERAPAN HUKUM NEWTON DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Nurdin Siregar,M.Si

OLEH:
KELOMPOK 5

RIANTA STEVANY BR GINTING (4183151804)


MIA FLORENZA (4183151024)
SHANTY STEVANIA PANGARIBUAN (4183351025)
KARDINAL SITORUS (4181151015)

KELAS : PENDIDIKAN IPA B REGULER 2018

PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Aplikasi Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak
1. Gerak Benda Pada Bidang Datar

Balok terletak pada bidang datar yagn licin, diberikan gaya

Gambar diatas menunjukkan pada sebuah balok yang terletak pada bidang mendatar yang
licin, bekerja gaya F mendatar hingga balok bergerak sepanjang bidang tersebut.

Komponen gaya-gaya pada sumbu y adalah:

ΣFy = N – w

Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:

ΣFy = 0
N–w=0
N = w = m.g

dengan:

N =gaya normal (N)


w =berat benda (N)
m =massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Sementara itu, komponen gaya pada sumbu x adalah:

ΣFx = F

Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat
dihitung sebagai berikut:
ΣFx = m.a
F = m.a

a=

dengan:

a = percepatan benda (m/s2)


F = gaya yang bekerja (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2. Gerak Benda Pada Bidang Miring

Balok terletak pada bidang miring yang licin, diberikan gaya

Gambar diatas menunjukkan sebuah balok yang bermassa m bergerak menuruni bidang
miring yang licin. Dalam hal ini kita anggap untuk sumbu x ialah bidang miring, sedangkan
sumbu y adalah tegak lurus pada bidang miring.

Komponen gaya berat w pada sumbu y adalah:

wy = w.cos α = m.g.cos α

Resultan gaya-gaya pada komponen sumbu y adalah:

ΣFy = N – wy = N – m.g.cos α

Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:

ΣFy = 0
N – m.g.cos α = 0
N = m.g.cos α
dengan:

N = gaya normal pada benda (N)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang

Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada sumbu x adalah:

wx = w.sin α = m.g.sin α

Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah:

ΣFx = m.g.sin α

Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat
dihitung sebagai berikut:

ΣFx = m.a
m.g.sin α = m.a
a = g.sin α

dengan:

a = percepatan benda (m/s2)


g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang

3. Gerak Benda-Benda Yang Dihubungkan Dengan Tali

Balok terletak pada bidang mendatar yang licin, dikerjakan gaya

Gambar diatas menunjukkan dua buah balok A dan B dihubungkan dengan seutas tali
terletak pada bidang mendatar yang licin. Pada salah satu balok (misalnya balok B)
dikerjakan gaya F mendatar hingga keduanya bergerak sepanjang bidang tersebut dan tali
dalam keadaan tegang yang dinyatakan dengan T.

Apabila massa balok A dan B masing-masing adalah mA dan mB, serta keduanya hanya
bergerak pada arah komponen sumbu x saja dan percepatan keduanya sama yaitu a, maka
resultan gaya yang bekerja pada balok A (komponen sumbu x) adalah:
ΣFx(A)= T = mA.a

Sementara itu, resultan gaya yang bekerja pada balok B (komponen sumbu x) adalah:

ΣFx(B)= F – T = mB.a

Dengan menjumlahkan persamaan diatas didapatkan:

F – T + T = mA.a + mB.a
F = (mA + mB)a

a=

dengan:

a = percepatan sistem (m/s2)


F = gaya yang bekerja (N)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)

4. Gerak Benda Di Dalam Lift

Gambar dibawah menunjukkan seseorang yang berada di dalam lift. Dalam hal ini ada
beberapa kemungkinan peristiwa, antara lain:

Lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.

Komponen gaya pada sumbu y adalah:

ΣFy = N – w

Dalam hal ini, lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (GLB) pada
komponen sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:

ΣFy = 0
N–w=0
N = w = m.g
dengan:

N = gaya normal (N)


w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Lift dipercepat ke atas

Komponen gaya pada sumbu y adalah:

ΣFy =N–w

Dalam hal ini, lift bergerak ke atas mengalami percepatan a, sehingga:

ΣFy = N – w
N – w = m.a
N = w + (m.a)

dengan:

N = gaya normal (N)


w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)

Lift dipercepat ke bawah

Komponen gaya pada sumbu y adalah:

ΣFy = w – N

Dalam hal ini, lift bergerak ke bawah mengalami percepatan a, sehingga:

ΣFy= m.a
w – N = m.a
N = w – (m.a)

dengan:

N = gaya normal (N)


w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)

Catatan: Apabila lift mengalami perlambatan, maka percepatan a = -a.


5. Gerak Benda Yang Dihubungkan Dengan Katrol

Dua buah benda dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol

Gambar diatas menunjukkan dua buah balok A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali
melalui sebuah katrol yang licin dan massanya diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar
dari massa benda B (mA > mB), maka benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak
naik. Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak
besarnya tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang
dialami oleh masing-masing benda adalah sama yaitu sebesar a.

Dalam menentukan persamaan gerak berdasarkan Hukum II Newton, kita pilih gaya-gaya
yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan gaya-gaya yang
berlawanan arah dengan gerak benda diberi tanda negatif (-).

Resultan gaya yang bekerja pada balok A adalah:

ΣFA = mA .a
wA – T = mA.a

Resultan gaya yang bekerja pada balok B adalah:

ΣFB = mB.a
T – wB = mB.a

Dengan menjumlahkan persamaan diatas didapatkan:

wA – wB = mA.a + mB.a
(mA – mB)g = (mA + mB)a

a=
dengan:

a = percepatan sistem (m/s2)


mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/s2)

Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan mensubstitusikan persamaan diatas,


sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut:

T = wA – mA.a = mA.g – mA.a = mA(g – a)

atau

T = mB.a + wB = mB.a + mB.g = mB(a+g)

Aplikasi Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak

Selanjutnya, salah satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan
benda lain dengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang lain
dalam keadaan tergantung tampak seperti pada gambar berikut di samping.

Sebuah benda diatas bidang datar dihubungkan


dengan tali melalui sebuah katrol dengan benda yang terggantung

Dalam hal ini kedua benda merupakan satu sistem yang mengalami percepatan sama, maka
berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:

ΣF = Σm.a
wA – T + T – T + T = (mA + mB)a
wA = (mA + mB)a
mA.g = (mA + mB)a
a=

dengan:

a = percepatan sistem (m/s2)


mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/s2)

Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan meninjau resultan gaya yang bekerja
pada masing-masing benda, dan didapatkan persamaan:

T = mA.a

atau

T = wB – mB.a = mB.g – mB.a = mB(g – a)

APLIKASI DI KEHIDUPAN SEHARI – HARI


Contoh hukum newton 1
1. Benda diam yang ditaruh di meja tidak akan jatuh kecuali ada gaya luar yang
bekerja pada benda itu..
2. Kertas yg dibawah Gelas Kaca ditarik dengan cepat, maka Gelas akan tetap Diam
karena Resultan Gayanya sebesar Nol.
3. Demikian juga saat tiba-tiba bus dipercepat (di gas), para penumpang terlempar ke
belakang. Karena tubuh penumpang sedang mempertahankan posisi diamnya.

Contoh hukum newton 2


1. Mobil Truk yg membawa Massa (Benda) Sedikit maka bisa mendapatkan
percepatan yg lebih besar, daripada Mobil Truck yg membawa Muatan sangat
banyak.
2. Seseorang yg mendorong Grobak Mie Ayam dgn kekuatan tertentu, maka Grobak
Mie Ayam akan berjalan dg suatu percepatan tertentu.
3. Menggeser barang pada bidang miring.
4. Permainan Kelereng. Kelereng yang kecil saat dimainkan akan lebih cepat
menggelinding, sedangkan kelereng yang lebih besar relatif lebih lama (percepatan
berbanding terbalik dengan massanya).
5. Pada system kerja lift juga terdapat gaya, untuk lift yang diam atau bergerak
dengan kecepatan tetap maka gaya normal (N) akan sama dengan gaya tarik bumi
(mg).Tetapi,untuk lift yang sedang bergerak,gaya tekan akan sama dengan gaya
normal,dan tidak sama gaya tarik bumi (mg).
6. Gaya juga terjadi pada system pengambilan air dari sumur,yang menggunakan
katrol,yaitu katrol dihubungkan dengan tali dan ember untuk menampung
air,biasanya system ini di pakai di pedesaan
7. Pada saat memakai sabuk sehingga ketika tersentak ke depan, ada gaya penahan
dari sabuk melakukan perlambatan pada gerak kita ke depan dan tubuh kita
tertahan.

Contoh hukum newton 3


1. Saat tangan kita memukul meja maka akan terasa sakit karna meja akan
memberikan gaya dorong sebagai reaksi ke tangan.
2. Semburan gas panas ke bawah yg dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar roket
akan mendorong roket tersebut meluncur ke atas.
3. Kita mendorong mobil mogok
4. Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung
paku(Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu(Freaksi)
5. Ketapel, saat kita ingin melempar batu kita memberi tarikan kebelakang dan
melemparnya memberikan aksi
6. Pantulan bola basket saat dribbling : Saat bola didribbling, pasti memanfaatkan
lantai sebagai tempat untuk memantulkan bola tersebut ke atas.
7. Ketika kita meniup balon sampai mengembang, dan kemudian
melepaskannya. Ketika mulut balon dilepaskan, balon mendorong udara keluar.
Pada saat yang sama, udara juga mendorong balon. Gaya dorong udara
menyebabkan balon terbang.
8. Ketika mendayung perahu, pada waktu mengayunkan dayung, pendayung
mendorong air ke belakang(aksi). Sebagai reaksi, air memberi gaya pada dayung ke
depan, sehingga perahu bergerak ke depan.
CONTOH SOAL

1. Seorang anak dengan masa 60 kg berada di dalam lift yang bergerak ke bawah
dengan percepatan 3 m\s2.jika percepatan gravitasi 10 m\s2.berapakah gaya desakan
kaki anak tersebut pada lantai lift.
Penyelesaian
Dik : m = 60 kg
g = 10 m\s2
a = 3 m\s2
Dit : F.. ?
Jawab
Dengan menggunakan hukum Newton II
ΣF = m.a
W – F =m.a
F = mg-ma
=m(g-a)
=60 (10 – 3)
F =420 N

2. Dua balok masing masing bermassa 2kg di hubungkan dengan tali dan katrol.Bidang
permukaan dan katrol licin.Jika balok B di tarik dengan gaya mendatar 40
N.Percepatan balok adalah …..(g=10 m\s2)
Dik: ma = 2 kg
mb = 2 kg
F = 40 N
g = 10 m\s2
Dit : a….?
Jawab
ΣF = m.a
F – Wa = (ma + mb) a
(40 - 20) = (2 + 2) a
20
a = m\s2
4
a = 5 m\s2

3. Sebuah lift bergerak diperrcepat ke atas dengan percepatan 2 m\s2.Jika massa lift dan
isinya 200 kg dan percepatan gravitasi 10 m\s2,tentukan tegangan tali penarik lift
tersebut..
Dik: m= 200kg
a = 2 m\s2
g = 10 m\s2
Dit : T…?
Jawab
ΣF = m.a
T – W =m.a
T = W +ma
=mg + ma
= m(g +a)
=200 (10+2)
=2400 N

4. Dua buah benda A dan B masing masing bermassa 3 kg dan 7 kg.Dihubungkan


dengan tali melalui sebuah katrol licin (massa tali diabaikan) jika percepatan bumi
10 m\s2 maka besar tegangan tali benda B yang bergerak ke bawah adalah….
Dik: ma= 3kg
mb=7 kg
g = 10 m\s2
Dit : T…?
Jawab
ΣF = m.a
ΣF w1−w2 70−30
a= m = = =4 m\s2
m 10
Tegangan pada tali B
ΣF = m.a
W – T =m.a
T = mg-ma
=m(g-a)
=7 (10 – 4)
T =42 N

5. Tentukan besar gaya tegangan kabel penyangga lift bermassa 2000 kg,jika:
a. Lift diam
b. Lift bergerak ke bawah dengan percepatan 5 m\s2
c. Lift bergerak ke atas dengan percepatan 5 m\s2

Jawab:
Dik: m= 2000kg
g = 10 m\s2
W
= 20.000 N
a.lift diam
lift diam berarti tidak ada percepatan (a= 0 )
ΣF = m.a
T–W =0
T=W
T = 20.000 N
Ketika lift diam,besar gaya tegangan tali (T) = berat lift (W) = 20.000 N
b.lift bergerak ke bawah dengan percepatan 5 m\s2
ΣF = m.a
W – T =m.a
T =W – ma
= 20.000 – (2000).(5)
= 20.000 – 10.000
= 10.000 N
Ketika lift bergerak ke bawah tegangan tali lebih kecil dibandingkan keika lift diam.
c.lift bergerak ke atas dengan percepatan 5 m\s2
ΣF = m.a
T – W =m.a
T = W +ma
=20.000 + (2000).(5)
= 20.000 + 10.000
= 30.000 N
Ketika lift bergerak ke atas tegangan tali menjadi lebih besar disbanding ketika lift diam.

Anda mungkin juga menyukai