Anda di halaman 1dari 7

DRAMA SINGKAT

“NATAL TERINDAH”

Tokoh dan Peran:


1. Pak Hartawan (Joel): seorang pengusaha sukses dan kaya. Tetapi sombong.
2. Bu Mora (Tya Astari):Isteri pak Hartawan, seorang ibu yang sombong dan gila
harta.
3. Ricky (Archo): putera dari pak Hartawan dan Bu Mora, sifatnya sombong dan
cuek.
4. Mikael (Aldo) : putera dari pak Hartawan dan Bu Mora,
sifatnya sombong dan cuek.
5. Arta (Caterine): Puteri dari pak Hartawan dan Bu Mora, baik hati dan ramah.
6. Bu Tiur (Elfrida): seorang ibu yang perhatian dan pekerja keras.
7. Gracia (Rahel): Puteri dari ibu Tiur, baik hati dan penurut.
8. Ibu Dina (Ibu Guru) (Yunita Nainggolan): Guru yang sangat bijaksana.
9. Tante Nona (Naomi) : seorang perempuan yang royal dan
yang mengutamakan penampilan.
10. Dokter (Rafael)

Prolog: Di suatu daerah hiduplah dua keluarga. Satu keluarga hidup dengan
berkelimpahan harta, dan satu keluarga lagi hidup dengan keadaan ekonomi yang
paspasan. Keluarga yang kaya tersebut yaitu Pak Hartawan dan Bu Mora memiliki
tiga anak yaitu dua laki-laki (Ricky dan Mikael) dan satu perempuan (Arta).
Sedangkan keluarga yang miskin tersebut adalah seorang janda (Ibu Tiur) yang
hidup dengan seorang puterinya (Gracia).
Pak Hartawan adalah seorang pengusaha dan Bu Mora memiliki butik (toko
pakaian). Sedangkan ibu Tiur bekerja sebagai penjual sayuran di pasar pagi.
Bagaimanakah kehidupan kedua keluarga ini? Mari kita dengarkan drama
sebagai berikut:

Babak I
Pagi hari yang cerah, keluarga Bapak Hartawan disibukkan dengan
aktifitas yang akan mereka kerjakan.
Pak Hartawan : Ma…ma…mana dasi papa? Udah jam berapa ini? Nanti papa
terlambat. Halo…Ya sebentar lagi saya akan berangkat menuju
tempat rapat kita (sambil menelepon)
Bu Mora : Sabar dong pa, ini mama ambilkan (sambil memasangkan dasi
suaminya).

1
Ricky : Ma, lapar ni…mana makanannya?
Mikael : Iya ma, aku mau makan nasi goreng ya, ga pake pedas dan yang
banyak kecapnya.
Bu Mora : Aduh…pusing deh kepala kalau semuanya minta dilayani, tunggu
mama beli saja sebentar ke warung.
Arta : ada apa ini ko pada ribut-ribut? Jangan merepotkan mama aja
dong. Kita harus bisa melayani diri kita sendiri.
Karena kelamaan menunggu si ibu yang membeli makanan untuk sarapan pagi,
akhirnya Pak Hartawan, Ricky dan Mikael pergi.
Arta : Tungguin aku dong…(menyusul Ricky dan Mikael).

Akhirnya Ricky, Mikael dan Arta sampai di sekolah.


Bu Dina : Selamat pagi anak-anak, apakah semuanya sehat?
Murid-murid : Sehat bu…
Bu Dina : Dimana Gracia, mengapa dia belum sampai, apakah dia sakit?
Mikael : ga tau bu, kamikan bukan ibunya.
Tiba-tiba Gracia datang.
Gracia : Tok..tok..selamat pagi bu, maafkan saya terlambat bu.
Bu Dina : Mengapa kamu terlambat Gracia?
Gracia : saya harus menemani dan membantu ibu saya bu untuk mengangkat
sayuran yang akan dijual di pasar pagi.
Bu Dina : Baiklah, silahkan duduk. Lain kali jangan terlambat lagi.
Bu Dina : Anak-anak sekarang kita mulai pelajaran kita, yaitu mengenai
lingkungan hidup. Lingkungan kita sekarang terancam rusak dan punah
anak-anak karena semakin meningkatnya keserakahan manusia. Siapa
tahu apa tanda-tanda lingkungan hidup yang semakin rusak?
Arta : terjadinya banjir, tanah longsor, penggundulan hutan, pembungan
sampah di sungai, kebakaran hutan bu.
Bu Dina : Bagus Arta, itulah zaman sekarang kita dituntut untuk dapat
memelihara lingkungan hidup. Apa yang dapat kita lakukan untuk itu
anak-anak?
Gracia : Menjaga kebersihan bu, selain itu mungkin kita juga bisa menanam
pohon atau bunga di pekarangan rumah kita masing-masing.
Ricky : Ah..itukan pekerjaan perempuan bu, mana mau saya seperti itu.
Mikael : Betul bu, kan gengsi masa laki-laki menanam bunga? Memangnya mau
jadi banci…ha..ha
Bu Dina : Harap semua tenang…(lonceng pulangpun berbunyi, akhirnya anak-anak
pun pulang).

2
Babak 2
Epilog : Di siang yang cerah, Bu Tiur dan Gracia berjalan-jalan mencari
barang-barang bekas/ rongsokan yang mungkin masih dapat dijual
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Bu Tiur : Botot…botot…jika ada barang bekas jangan dibuang…botot bu..pak.


Gracia : Botot..botot..(Sambil mengutip botot/ barang rongsokan yang
dilihatnya).

Sementara itu, keluarga pak Hartawan dan Ibu Mora melihat


pekerjaan mereka dari ruang tamu.
Bu Mora : Lihat deh pa, bagaimana mereka dapat memperoleh uang jika
hanya mencari botot.
Pak Hartawan : Papa juga heran ma..ko ada ya keluarga yang semiskin dan
semelarat itu…kasihan ya, tapi itu sudah takdir mereka.
Arta : (Tiba-tiba Arta datang dari arah kamarnya), papa mama pasti lagi
membicarakan Bu Tiur dan Gracia kan? Boleh ga pa ma, Arta membantu mereka?
Bu Mora + Pak Hartawan : TIDAK.
Bu Mora : Kamu mau membuat kami malu ya, seperti kami tidak sanggup
saja memberimu uang.
Ternyata Ricky dan Mikael baru pulang dari bermain, mereka berjalan
sambil memakan jajanan mereka.
Ricky : Seru ya tadi pertandingan sepak bolanya..
Mikael : Iya, apalagi kalau tim idolaku menjadi pemenangnya..
Mereka berdua berjalan dan membuang sampah jajanan mereka
sembarangan dan berlalu begitu saja.
Gracia : Botot…botot…mak..ada botot ni (mengambil sampah botol minuman
Ricky dan Mikael).
Bu Tiur : Ya, ambil aja boru, tarhilala itu.
Gracia : Mak, sebentar lagi kan mau Natal, sudah 3 tahun aku tidak pernah
memakai baju baru, bolehkah untuk tahun ini mamak membelikan baju
untukku?
Bu Tiur : eh..boru, baju lagi kau minta, sudah tahunya kau begitu sulitnya
keuangan kita, apala sayur yang mamak jual itu pun jarang habis semuanya.
Nantilah ya, kalau ada rejeki mamak akan belikan kau baju baru.
Gracia : Janji ya mak!

3
Babak 3 (Di Butik Bu Mora)

Prolog: Ibu Mora kelihatannya begitu sibuk dengan melayani para pelanggan
yang hendak membeli kebaya di butiknya.
Bu Mora : bagimana eda? Bagusnyakan kebayanya? Ini bahan yang paling bagus
lo..harga dasarnya saja sampai sejuta untuk bajunya saja…jadi dibeli?
Tante Nona : Ah..mahal kalilah itu eda, bisa ga kurang?
Bu Mora : itu sudah murah…nantikan eda juga yang cantik di acara natal gereja
kita, nanti orang-orang akan memuji kecantikan eda dengan kebaya itu…
Tante Nona : Iya ya eda. Jadilah aku beli. Nih uangnya (sambil menyerahkan uang
dan berpamitan pulang).
Tiba-tiba HP Bu Mora berbunyi…
Bu Mora : Halo…iya ada apa pa? Apa papa mau ke luar kota? Jadi, papa tidak
bisa dong mengikuti natal anak-anak kita dua hari lagi? Ya papa, ga bisa
ditunda ya pekerjaannya? Ya sudah deh, hati-hati ya pa! (Menutup
telepon. Bu Mora, sedih karena suaminya tidak dapat merayakan natal
bersama mereka).
Sementara itu, ketika akan berangkat keluar kota, dompet pak
Hartawan jatuh di jalan. Dan dompet itu diketemukan oleh Gracia.
Gracia : Botot..botot..siapa ada botot…bisa diberikan kepada saya…botot pak,
botot bu..(Tiba-tiba ia melihat suatu benda). Apa ini? Wah dompet..uangnya
banyak, lumayan kalau untuk beli baju, bisa beli 10 baju nih, tapi…tidak aku
harus mengembalikannya..(Melihat KTP Pak Hartawan), dan berjalan pulang
menuju rumah untuk memberitahukan ibunya, yaitu Bu Tiur.
Sesampainya di rumah.
Gracia : mak, mak…
Bu Tiur : (sedang menyiram bunga yang ada di pekarangan rumah mereka), Ada
apa itu boru? Sepertinya kau sangat buru-buru…
Gracia : Aku menemukan dompet atas nama pak Hartawan waktu mencari
botot. Uangnya banyak mak, kita bisa membeli banyak pakaian dan
makanan dari uang ini.
Bu Tiur : Jangan boru, kau harus mengembalikan uang itu ya..sekarang
pemiliknya pasti sedang pusing mencari dompetnya.
Gracia : Baiklah mak, nanti aku akan mengantarnya ke alamat ini.

4
Babak 4
Prolog : Sementara itu, Pak Hartawan tidak jadi berangkat ke luar kota,
ia kembali ke rumah dan memberitahukan isterinya bahwa dompet
nya yang berisikan uang sekian juga dan tiketnya telah hilang.
Bu Mora : (menyambut kedatangan suami), papa tidak jadi berangkat? Syukurlah
kita akan merayakan natal bersama lusa ini.
Pak Hartawan : (dengan wajah sedih), Ma dompat papa hilang..semua uang papa
disana, cek, ATM dan kartu kredit semuanya di situ.
Bu Mora : Apa? (Terkejut). Dasar ya papa ga hati-hati…udah berapa kali mama
bilangin supaya uang itu diletakkan baik-baik. Sekarang udah hilang
papa bagaimana sih.
Pak Hartawan: Maafkan papa ma, ini tidak sengaja.
BU Mora : papa benar-benar keterlaluan, menjaga dompet saja tidak bisa…(pergi
meninggalkan pak Hartawan sendirian di ruang tamu).
Pak Hartawan: Ma…maafkan papa (sambil menunduk merenung).
Gracia akhirnya berangkat menuju rumah pak Hartawan…tetapi di
tengah jalan ia bertemu dengan Arta puteri pak Hartawan dan
teman sekelas Gracia.
Arta : Hai Gracia, kamu mau kemana?
Gracia : Aku mau ke rumah bapak Hartawan, pemilik dompet ini. Tadi aku
menemukannya waktu mencari botot di dekat taman kota.
Arta : Dia papaku. Sini biar aku yang mengembalikannya.
Gracia : Baiklah…sampaikan salamku kepada ayahmu…

Babak 5
Arta tidak memberitahukan kepada ayah dan ibunya bahwa Gracialah yang
menemukan dompet tersebut. Sekarang ayah dan ibunya dapat tertawa bahagia
kembali. Hari yang dinantikan pun tiba, acara natal di HKBP Pansuran Naulipun
sudah akan dimulai. Keluarga pak Hartawan datang dengan penampilan yang
sangat mengagumkan, sedangkan keluarga Bu Tiur datang dengan penampilan
yang sederhana dan apa adanya.Tante Nona pun tidak mau ketinggalan dengan
penampilannya.
Tante Nona : hai eda, ito (menyapa pak Hartawan dan Bu Mora) di depan gereja.
Wah penampilan kalian begitu mewah malam ini. Hai Arta apa kabarmu
boru?
Arta : Hai juga tante, aku sehat, tante sendiri bagaimana?
Tante Nona : Sehat dong, apa lagi dengan kebaya buatan mama kalian…oia ngomong-
ngomong mana Ricky dan Mikael?

5
Pak Hartawan: sebentar lagi juga mereka datang…ada sesuatu yang mau mereka
beli…
Sementara itu, tidak jauh dari tempat mereka berdiri, datanglah ibuu
Tiur dan Gracia menuju gereja.
Bu Mora : Tuh..tuh lihat deh penampilan mereka berdua…kusam banget ya..ga
ada bagus..bagusnya. kebaya model tahun 70 an, aduh..aduh..
Arta : Ma, ga boleh seperti itu.. merekakan juga mau merayakan natal ke
gereja ini, bukan mau ikut festival kebaya tau!
Bu Mora : Ya..sudah...sudah, kamu memang selalu membela mereka berdua…ayo
kita masuk…,(Tiba-tiba Hp Bu Mora berdering…)Halo? Apa si tabrak
mobil? Rumah sakit?
Pak Hartawan : Siapa yang ditabrak ma?
Bu Tiur dan Gracia : mendengar Bu Mora yang kuatir mereka datang mendekat.
Bu Tiur : Siapa yang ketabrak bu?
Bu Mora : Ricky …sekarang sekarat, ayo..kita melihatnya (wajah Bu Mora
penuh kekhawatiran).

Babak 6
Prolog : Akhhirnya mereka semua pergi ke Rumah Sakit Horas Insani.
Ternyata keadaan Ricky sangat kritis. Ia benar-benar membutuhkan donor
darah. Tetapi tidak satupun dari anggota keluarga yang dapat menyumbangkan
darah kepada Ricky, karena dokter menyatakan tidak cocok, dan karena
keadaan fisik mereka lemah.
Dokter : Selamat malam pak, bu! Putera anda sangat membutuhkan banyak
donor darah, tetapi tidak ada darah yang cocok dari keluarga. Jadi,
kita berdoa saja, supaya Tuhan memberikan pertolonganNya.
Bu Mora : (Menangis)
Pak Hartawan: bagaimana ini? Ricky kamu harus bertahan nak.
3 jam kemudian, Ricky sudah sadarkan diri. Dokter pun menemui
Bu Mora dan Pak Hartawan.
Dokter : Putera anda sudah sadar pak, bu. Anda dapat menemuinya sekarang.
Bu Mora : Ayo pa, kita lihat Ricky.
Pak Hartawan : Syukurlah kamu sudah sembuh nak…
Dokter : Ya ini karena pertolongan Tuhan melalui anaknya yang baik hati..tadi
ada seseorang yang menyumbangkan darahnya dan kebetulan cocok
dengan Ricky.
Arta : Siapa orang itu dokter?
Mikael : Iya, siapa orang yang baik hati itu dokter?

6
Dokter : itu dia orangnya (sambil menunjuk Gracia yang sedang berada di ruang
tunggu).
Bu Mora : Terimakasih Tuhan, Kau masih menyayangi keluargaku,(langsung
menemui Gracia). Terimakasih nak, kamu benar-benar berhati mulia
seperti Tuhan Yesus. Terimakasih sudah menolong anak saya.
Bu Tiur : Bu..itu semua bukan karena usaha kita, tetapi Tuhanlah yang
menyelamatkan anak anda. Berterimakasihlah kepadaNya.
Pak Hartawan : Anda benar, Bu Tiur. Selama ini kami sudah lupa mengucap
syukur kepada Tuhan. Tetapi Tuhan tetap mengasihi keluarga saya.
Ampuni saya Tuhan….ampuni saya…(sambil berlutut).
Epilog : Akhirnya pak Hartawan dan Bu Mora menyadari kesalahan dan
kesombongan mereka selama ini. Mereka benar-benar bertobat dan menyadari
bahwa semuanya harta dan yang mereka miliki, termasuk keluarga itu berasal
dari Tuhan. Dan malam Natal tersebut menjadi Natal terindah bagi mereka….
Selamat Hari Natal…dan sambut kelahiran Yesus dalam hati saudara…Tuhan
memberkati!

Anda mungkin juga menyukai