A. Kompetensi Inti
KI.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.
KI.3 Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI.4 Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menyebutkan sikap percaya diri Nabi Muhammad saw. dengan benar.
2. Menjelaskan sikap percaya diri Nabi Muhammad saw. dengan benar.
3. Menyebutkan pesan hadis yang terkait dengan sikap percaya diri dengan benar.
4. Mengidenti!kasi pesan hadis yang terkait dengan sikap percaya diri dengan benar.
5. Menceritakan sikap percaya diri dari kisah Nabi Muhammad saw. dengan benar.
6. Menceritakan kisah singkat Nabi Muhammad saw. dengan benar.
7. Menunjukkan sikap percaya diri dengan benar.
8. Bersikap percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.
D. Materi Pembelajaran
Sikap dan Mental nabi Muhammad saw
Nabi Muhammad saw. selalu melakukan perbuatan dengan percaya diri. Pantaslah hasilnya sukses.
Kita perlu meneladani Nabi Muhammad saw. dalam melakukan pekerjaan. Salah satu kunci
kesuksesan dalam melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan adalah mengerjakannya dengan
percaya diri.
Seseorang yang ingin menyeberangi sungai menggunakan seutas tali akan berhasil melakukannya
jika ia tahu dirinya mampu melakukannya. Bentuk keyakinan akan kemampuan diri misalnya
tenaganya kuat, tidak takut melihat ketinggian, dll. Akan tetapi, jika seseorang ragu akan
kemampuannya, juga mudah takut melihat arus sungai dari ketinggian, ia akan melakukan pekerjaan
itu dengan ragu-ragu. Bahkan, karena tidak mengenali dirinya yang sebenarnya atau ia penakut, ia
bisa tercebur ke sungai.
Setiap kali seseorang hendak mengerjakan sesuatu, ia harus memilih melakukannya dengan
percaya diri atau meninggalkannya sama sekali.
Jika ia memilih mengerjakan, berarti ia tahu dirinya mampu mengerjakan. Namun, jika ia ragu-ragu
mampu atau tidak, lebih baik ia meninggalkan pekerjaan itu.
Agar seseorang memiliki sikap dan mental percaya diri, Islam telah menunjukkan beberapa caranya
a. Bertawakal kepada Allah Swt. Jika seseorang akan mengerjakan sesuatu, hendaknya dia
bertawakal kepada Allah Swt. sebelum melakukannya. Insya Allah, Allah Swt. akan menolong.
Allah Swt. berfirman: (Q.S. Ali-Imr±n/3:159)
Artinya: “... Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”
b. Jangan ragu-ragu
Kita dianjurkan untuk selalu mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ragu.
Salah satu cara agar kita tidak ragu adalah mengenali diri sebelum mengerjakan, apakah kita
benar-benar mampu mengerjakannya ataukah tidak.
Peserta didik perlu diajarkan untuk selalu bertanya pada diri sendiri seperti itu. Apakah ia
mampu? Lalu, apakah waktunya cukup? Apakah ada halangan, dia bisa mengatasi? Jika peserta
didik menjawab (setelah memahami diri sendiri) mampu, karena punya keahlian, waktunya
cukup, serta bisa mengatasi halangan, peserta didik tersebut akan memiliki kepercayaan diri.
Berbeda halnya jika ia tidak tahu atau ia tidak yakin akan kemampuan dirinya, akan tetapi ia
tetap melakukannya, kemungkinan ia akan melakukannya dengan penuh keraguan dan takut
pada diri sendiri. Jika seseorang mengerjakan sesuatu dengan diliputi keraguan dan rasa takut,
besar kemungkinan akan gagal dalam pekerjaan itu.
c. Jangan malu mengerjakan kebaikan
Ada kalanya sebelum mengerjakan sesuatu, kita dihantui oleh perasaan ragu dan malu sehingga
tanpa kita sadari, waktu yang tersedia habis oleh perasaan ragu dan malu itu. Apabila kita
menjadi hamba Allah Swt. Yang bertawakal, kita harus menjauhi sifat malu dan ragu.
Jangan keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Hadis ini harus diletakkan pada makna yang sebenarnya. Jika dalam hati kita terbetik ingin
melakukan sesuatu yang salah dan keliru, kita perlu malu dan memilih tidak mengerjakannya.
Akan tetapi, kalau untuk mengerjakan kebaikan, kita justru tidak boleh malu. Misalnya, mau
membantu orang yang sedang susah tidak boleh malu. Mau melewati jalan yang sudah benar
juga tidak boleh malu. Namun, misalnya seseorang diajak melakukan perbuatan yang merugikan
banyak orang (korupsi, berbohong, dll), kita harus malu. Malu melakukan maksiat/perbuatan
tidak terpuji adalah awal bagi kebiasaan seseorang yang berakhlak mulia.
Jadi, jika tiba waktu salat, seseorang tidak boleh malu melaksanakannya. Jika seseorang disuruh
berpidato naik ke panggung (misalnya mewakili teman-temannya) dan ia mampu melakukannya,
ia tidak boleh menolaknya. Ia harus percaya diri, tidak boleh ragu-ragu dan tidak boleh malu
dalam semua kebaikan.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan dan Problem Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah )/ projek.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
(pengumpulan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data) Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi sub : Sikap Percaya Diri
Nabi Muhammad SAWyang sedang dipelajari dalam bentuk
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari
dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi :
Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad SAWyang sedang
dipelajari
Aktivitas
menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat
dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca yang akan
diajukan kepada guru berkaitan dengan materi : Sikap Percaya
Diri Nabi Muhammad SAWyang sedang dipelajari
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi : Sikap
Percaya Diri Nabi Muhammad SAWyang telah disusun dalam
daftar pertanyaan kepada guru
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi : Sikap Percaya Diri
Nabi Muhammad SAW
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi : Sikap Percaya Diri
Nabi Muhammad SAWyang telah diperoleh pada buku catatan
dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri sub tema
: Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad SAWsesuai dengan
pemahamannya
Saling tukar informasi tentang materi:
: Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad SAW
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang
lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya dengan menggunakan fasilitas di
Data) bawah pohon atau halaman sekolah untuk berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari Materi :
: Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad SAW
mengolah informasi dari materi : Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad
SAWyang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi : Sikap
Percaya Diri Nabi Muhammad SAW
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
: Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad SAW
Menjawab pertanyaan tentang materi : Sikap Percaya Diri Nabi
Muhammad SAWyang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau lembar kerja yang telah disediakan
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi : Sikap
Percaya Diri Nabi Muhammad SAWyang akan selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi : Sikap Percaya Diri Nabi
Muhammad SAW yang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh
menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang 15 Menit
telah berlangsung ;
Apa saja yang telah dipahami siswa?
Apa yang belum dipahami siswa?
Bagaimana perasaan selama pembelajaran?
Materi tentang sub tema:
yang baru dilakukan
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar
penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format
penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak Nilai
Skor Sikap
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara. 250 62,50 C
Saya ikut serta dalam membuat
3 kesimpulan hasil diskusi 50
kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. Pengetahuan
- Tertulis Pilihan Ganda (lihat lampiran)
- Tertulis Uraian(lihat lampiran)
- Tes Lisan / Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
- Penugasan(lihat lampiran)
Tugas Rumah
a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b) Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian
3. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal
dikali skor ideal (100)
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
4. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial dapat berupa: pembelajaran ulang, bimbingan
perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumuskan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
5. PembelajaranPengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
LAMPIRAN-LAMPIRAN