Anda di halaman 1dari 46

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Batu

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI / 1

Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Tulang, Otot, dan Sendi

Alokasi Waktu : 6 X 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru diharapkan siswa mampu memahami pengertian
gerak
2. Melalu kegiatan diskusi diharapkan siswa mampu memahami fungsi
tulang, bagian-bagian tulang, dan jaringan penyusun rangka.
3. Melalui kegiatan diskusi diharapkan siswa mampu menjelaskan macam-
macam persendian
4. Melalui kegiatan diskusi diharapkan siswa mampu menjelaskan perbedaan
Otot antagonis dan otot sinergis
5. Melalui penjelasan guru siswa diharapkan mampu memahami otot yang
tersusun dari filamen dan miosin
6. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu membedakan struktur tulang
paha ayam yang direndam HCl dengan yang tidak direndam HCl
7. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu mengaitkan struktur, fungsi dan
kelainan sistem gerak dengan praktikum femur ayam
8. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu menjelaskan pengaruh garam
terhadap kontraksi otot katak
9. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu menganalisis hasil pengamatan
gerak otot dengan mekanisme kontraksi otot
10. Melalui kegiatan diskusi kliping siswa mampu menganalisis kelainan pada
sistem rangka yaitu gangguan fisik, gangguan fisiologis, gangguan
persendian, gangguan tulang belakang dan gangguan pada sistem otot
11. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menyebutkan teknologi untuk
mengatasi gangguan sistem gerak

155
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Mengagumi keteraturan dan 1.1.1 Menunjukkan sikap rasa


kompleksitas ciptaan Tuhan tentang syukur kepada Tuhan atas rangka,
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan otot dan sendi yang telah diberikan
dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam tubuh manusia.
dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, 2.1.1 Menunjukkan sikap peduli


jujur terhadap data dan fakta, disiplin, terhadap keselamatan diri dan
tanggung jawab, dan peduli dalam lingkungan dengan menerapkan
observasi dan eksperimen, berani dan prinsip keselamatan kerja saat
santun dalam mengajukan pertanyaan melakukan kegiatan pengamatan dan
dan berargumentasi, peduli lingkungan, percobaan di laboratorium, serta
gotong royong, bekerjasama, cinta berpendapat secara ilmiah dan kritis
damai, berpendapat secara ilmiah dan dalam melakukan pengamatan dan
kritis, responsif dan proaktif dalam diskusi kelompok.
dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
3.5 Menganalisis hubungan antara 3.5.1 Menyebutkan fungsi rangka
struktur jaringan penyusun organ pada pada manusia
sistem gerak dan mengaitkan dengan 3.5.2 Menyebutkan bagian-bagian
bioprosesnya sehingga dapat tulang penyusun rangka manusia
menjelaskan mekanisme gerak serta 3.5.3 Menyebutkan macam-macam
gangguan fungsi yang mungkin terjadi tulang
pada sistem gerak manusia melalui 3.5.4 Menjelaskan macam-macam
studi literatur, pengamatan, percobaan, persendian
dan simulasi. 3.5.5 Menganalisis penyusun otot
sebagai gerak aktif
3.5.6 Menjelaskan fungsi otot
3.5.7 Menjelaskan jenis-jenis otot

156
3.5.8 Membedakan antara jenis
gerak otot antagonis dan sinergis
3.5.9 Mengaitkan struktur, fungsi,
proses, dan kelainan atau penyakit
yang dapat terjadi pada sistem gerak
pada manusia melalui praktikum
femur ayam
3.5.10 Menganalisis hasil
pengamatan gerak otot dengan konsep
mekanisme kontraksi otot melalui
praktikum katak

4.5 Menyajikan karya tentang 4.5.1 Membuat kliping mengenai


pemanfaatan teknologi dalam kelainan dan teknologi untuk
mengatasi gangguan sistem gerak membantu kelainan pada sistem gerak
melalui penelusuran dari berbagai
sumber informasi.

C. Materi Pembelajaran
Fakta
Penyusun rangka manusia, yaitu tengkorak, tulang badan, dan anggota gerak. Gerak
pada manusia dapat terjadi bila ada dua faktor yang bekerja secara sinergi, yaitu alat
gerak aktif (otot) dan gerak pasif (tulang/kerangka).
Konsep
a. Fungsi tulang dalam sistem rangka
 Sebagai alat gerak pasif
 Menegakkan badan, misalnya tulang-tulang punggung
 Memberikan bentuk badan
 Melindungi bagian-bagian tubuh yang penting misalnya jantung
 Tempat melekatnya otot-otot
 Tempat pembuatan sel darah merah dan sel darah putih

157
b. Bagian-bagian rangka

Didalam tubuh kita terdapat banyak tulang yang membentuk sebuah sistem
yang bernama sistem rangka. Sistem rangka pada manusia dibedakan menjadi 2
yaitu sebagai berikut:
 Rangka Aksial (sumbu tubuh), merupakan tulang-tulang yang berada dibagian
tengah sumbu tubuh. Contohnya yaitu tulang tengkorak, ruas-ruas tulang
belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
 Rangka Apendikular (anggota tubuh), tersusun dari tulang anggota gerak atas,
gelang bawah, tulang anggota gerak bawah, dan gelang panggul yang
kemudian membentuk anggota gerak tubuh.
c. Macam-macam tulang
Dibagi menjadi 2 berdasarkan jaringan penyusunnya dan berdasarkan
bentuknya
 Pembagian Tulang Berdasarkan Jaringan Penyusunnya
Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dibagi menjadi 2 yaitu tulang
rawan dan tulang keras.
a) Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri dari sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut
kolagen, dan matriks.

158
b) Tulang Keras (Osteon)
Tersusun dari sel tulang (osteosit) dan matriksnya mengandung kalsium
dan fosfat sehingga bersifat keras.

 Pembagian Tulang Berdasarkan Bentuknya


Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3 yaitu tulang pipih, tulang
pendek, dan tulang pipa.
1. Tulang Pipih, contohnya tulang tengkorak, tulang belikat, dan tulang
rusuk.
2. Tulang Pendek, contohnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki,
ruas jari, dan ruas tulang belakang.
3. Tulang Pipa, contohnya yaitu tulang hasta, pengumpil, betis, dan tulang
kering.
d. Persendian
Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang mampu digerakkan.
Hubungan antara dua tulang atau lebih disebut persendian atau artikulasi.
a) Macam-macam persendian
 Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
ke segala arah secara leluasa atau bebas. Diartrosis masih dibagi lagi
menjadi beberapa tipe gerakan yaitu:

159
 Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak terjadi gerakan
 Amfiartrosis adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan.
e. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena otot memiliki kemampuan untuk
berkontraksi.
 Struktur otot
Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat bergerk karena adanya sel
otot. Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi.

Karena gerak kontraksi dan relaksasi ini, maka dapat disimpulkan


bahwa otot mempunyai karakter sebagai berikut:
1. Kontraksibiitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek (berkontraksi)
2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang (berelaksasi)
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat kembali pada ukuran
semula setelah memendek atau memanjang.
 Fungsi otot
Fungsi otot antara lain:
1. Melaksanakan kerja, misalnya: berjalan, memegang, mengangkat
(otot lurik)
2. Mengalirkan darah, mengedarkan sari makanan dan oksigen (otot
polos)
3. Menggerakkan jantung (otot polos)

 Jenis gerak otot


a) Gerak antagonis (berlawanan)
Gerak antagonis adalah gerak otot yang berlawanan arah. Contohnya:
biseps dan trisep pada otot lengan atas. Jika otot pertama berkontraksi
dan otot yang kedua berelakasi, sehingga mneyebabkan tulang
tertarik/terangkat atauu sebaliknya.
Arah gerak otot antagonis, yaitu:

160
1. Ekstensor-fleksor: meluruskan-membengkokkan
2. Abduktor-adduktor: menjauhkan-mendekatkan
3. Depressor-elevator: ke bawah-ke atas
4. Supinator-pronator: menengadah-menelungkup
b) Sinergis (bersamaan)
Gerak sinergis adalah gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua otot
berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Contoh: otot pronator
teres dan pronator kuadratus pada lengan bawah.

 Macam-macam otot

 Mekanisme gerak otot


f. Kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem gerak antara lain
 Kelainan pada tulang
1. Fraktura sederhana
2. Fraktura kompleks
3. Fraktura greenstick
4. Fraktura comminuted
 Kelainan pada tulang belakang
1. Lordosis

2. Skoliosis

161
3. Kifosis

 Kelainan pada sendi


1. Dislokasi
2. Keseleo
3. Ankilosis
4. Artritis
 Kelainan pada otot
1. Atrofi
2. Hipertrofi
3. Kejang otot
4. Kaku leher/stiff
5. Tetanus
6. Miastenia gravis
7. Distrofi otot
8. Hernia abdominalis
g. Teknologi untuk membantu Kelainan pada Sistem Gerak
Berikut ini beberapa teknologi yang mungkin dilakukan untuk mengatasi
gangguan pada sitem gerak manusia.
 Penyembuhan kanker tulang dengan kemoterapi, radioterapi,
pembedahan, atau amputasi

162
 Pada penderita arthritis dapat dibantu dengan sendi buatan atau
penggunaan sepatu khusus
 Penyembuhan patah tulang dilakukan dengan cara
a) Pemasangan gips, bahan kapur yang diletakkan di sekitar tulang
yang patah
b) Pembidalan, benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling
tulang yang patah
c) Pembedahan internal, pembedahan untuk menempatkan batang
logam atau piringan pada tulang yang patah
 Kursi roda, merupakan alat abntu yang digunakan oleh orang yang
mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh
penyakit, cedera, maupun cacat.
 Tangan dan kaki palsu, bagi penderita tuna daksa (cacat anggota tubuh)
khususnya tangan dan kaki dapat dibantu dengan menggunakan kaki, baik
dikarenakan tangan dan kaki palsu.
 Biopsi otot merupakan salah satu teknik pengambilan otot untuk
mendiagnosis penyakit kanker.
Prinsip
Manusia dapat bergerak secara aktif, yaitu pergerakan yang dapat terlihat dan
menimbulkan perubahan kedudukan.
Prosedur
Membuat kliping mengenai kelainan dan teknologi untuk membantu kelainan pada
sistem gerak
E. Metode Pembelajaran
Pertemuan I
Pendekatan : Scientific

Model Pembelajaran : Discovery Based Learning

Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, presentasi, dan ceramah

Pertemuan II

Pendekatan : Cooperative

Model Pembelajaran : Student Team Achievement Divisions (STAD)

Metode Pembelajaran : Ceramah, Percobaan dan Presentasi

Pertemuan III

Pendekatan : Discovery Learning

163
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi, dan Presentasi

F. Media Pembelajaran
Pertemuan I
Media visual : Gambar/foto, Power point
Projected still media : LCD projector
Projected motion media : Video dan Leptop

Pertemuan II

Media/Alat : LCD dan Leptop


Bahan : LKS, Larutan HCl, Tulang paha ayam dan Katak

Pertemuan III

Media/Alat : LCD dan Leptop


Bahan : Kliping mengenai kelainan dan teknologi untuk membantu kelainan
pada sistem gerak
G. Sumber Belajar
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Buku Biologi kelas XI dan sumber lainnya (Internet, buku literatur).
Video Manusia Karet
Kliping
Bahan Ajar Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
Power points
H. Langkah-langkah Pembelajaran
KEGIATAN WAKTU

Pertemuan I (2x45 menit)

1. KEGIATAN PENDAHULUAN 10 menit


a. Mengucapkan salam dan berdoa sebelum pelajaran dimulai
b. Memberi apersepsi dan motivasi belajar peserta didik dengan
melakukan senam kecil untuk meningkatkan konsentrasi
siswa. Dengan senam kecil siswa mampu melakukan berbagai
gerakan yang dapat dilakukan untuk itu kita harus senantiasa
bersyukur atas karunia tersebut. Salah satu bentuk rasa syukur
kita adalah menjaga tulang kita dengan mengkonsumsi
makanan sayur-sayuran dan buah-buahan terutama makanan

164
yang tinggi kalsium untuk itu dengan mempelajari materi kali
ini dengan sungguh-sungguh.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai melalui power point
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus yaitu mengenai diskusi mengenai tulang, otot
dan sendi.
70 menit
2. KEGIATAN INTI
a. Mengamati
 Mencoba mengamati teman yang sedang duduk di
sebelahnya.
b. Menanya
Dengan mengamati temannya tersebut siswa diharapkan
mampu mengemukakan pertanyaan dengan dibantu guru:
 Mengapa tubuh temanmu itu dapat duduk dengan tegak?
 Apa yang membuatnya tubuhnya seperti itu?
 Bagaimana kalau tidak ada sistem rangka pada manusia?
c. Mengumpulkan Data
 Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing
kelompok dibagikan LKS
 Guru meminta siswa untuk mengkaji literatur melalui
berbagai sumber mengenai rangka, sendi dan otot.
d. Mengasosiasikan
 Meminta siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa dan
mencocokkan dengan literatur yang telah diperoleh.
 Meminta siswa untuk mempraktikkan macam-macam sendi
 Bersama siswa guru mengajak siswa untuk menyanyikan
lagu “Jenis gerak otot”
e. Mengkomunikasikan
Siswa menyimpulkan dan mempresentasikan hasil diskusi dari
LKS ke depan kelas. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi
yang dipresentasikan. Guru memfasilitasi jalannya diskusi.

3. KEGIATAN PENUTUP
Guru bersama siswa secara individual maupun kelompok 10 menit
melakukan refleksi untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.

165
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
 Memberi tugas individu membawa literatur tentang struktur
tulang dan kontraksi otot
 Memberikan tugas kelompok masing-masing membawa
tulang paha ayam segar dan 1 ekor katak untuk setiap
kelompok.
 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya melakukan praktikum mengenai
struktur tulang dan percobaan pengaruh garam fisiologis
terhadap kontraksi otot.
 Memberitahukan bahwa pada pertemuan tersebut diadakan
pretes dan postes
KEGIATAN WAKTU

Pertemuan 2 (2x45 menit)

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 70 menit


 Melakukan pre-test tentang struktur tulang dan kontraksi
otot
 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
 Membagikan LKP pada setiap kelompok dan menjelaskan
prosedur praktikum yang akan dilakukan siswa
 Meminta siswa melakukan kegiatan praktikum sesuai
dengan prosedur yang tertulis di LKP
 Meminta siswa mengerjakan pertanyaan di LKP
 Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan data
yang diperoleh dari praktikum
 Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
 Guru akan memberi tambahan materi dan memberi
penguatan dari hasil praktikum
KEGIATAN PENUTUP 20 menit
Guru bersama siswa secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.
 Memberi penjelasan tentang materi sebagai penguatan
untuk siswa. Guru memberikan penekanan konsep

166
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
 Meminta siswa membuat laporan hasil praktikum
 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya mengenai Kelainan pada sistem
gerak dan teknologi yang mungkin untuk membantu
kelainan pada sistem gerak

KEGIATAN WAKTU

Pertemuan I (2x45 menit)

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 70 menit


 Menayangkan video ice breaking agar siswa lebih
berkonsentrasi
 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
 Memberikan 5 masalah kelainan pada sistem gerak dan
teknologi yang membantu kelainan sistem gerak dengan
menggunakan artikel
 Mempresentasikan diskusi masalah kelainan gerak dan
teknologi yang membantu kelainan sistem gerak
 Meminta semua kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lainnya bertanya serta memberikan
tanggapan
 Guru akan memberi tambahan materi kelainan pada sistem
gerak dan teknologi untuk membantu kelainan pada sistem
gerak dan memberi penguatan dari diskusi masing-masing
artikel
KEGIATAN PENUTUP
20 menit
Guru bersama siswa secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.
 Bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
 Meminta setiap kelompok membuat kliping mengenai
kelainan dan teknologi untuk membantu kelainan pada
sistem gerak

167
G. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan yaitu sebagai berikut.
Jenis Bentuk Instrumen
 Sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
 Tes Unjuk Kerja  Tes penilaian kinerja pengamatan praktikum struktur
tulang dan kontraksi otot
 Tes Tertulis  Pre test
 Laporan

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Sikap
1. Lembar pengamatan sikap/perilaku pada saat mendiskusikan dan
mengerjakan Lembar Kerja Siswa tentang rangka, otot dan persendian

Hasil Pengamatan
No Aspek yang diobservasi (yang dinilai)
1 2 3 4
Interaksi siswa dalam konteks
1
pembelajaran kelompok

Kesungguhan dalam mengerjakan tugas


2
kelompok

Kerjasama antar siswa dalam belajar


3
kelompok

Menghargai pendapat teman dalam satu


4
kelompok

Menghargai pendapat teman dalam


5
kelompok lain

Jumlah

Total

Nilai Akhir (Total/5)

Rubrik Penilaian Pengamatan Sikap Dalam Proses Pembelajaran (Tugas Kelompok)

168
Aspek Kriteria Skor

Interaksi siswa dalam konteks Selalu tampak 4


pembelajaran kelompok
Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Kesungguhan dalam mengerjakan tugas Selalu tampak 4


kelompok
Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Kerjasama antar siswa dalam belajar Selalu tampak 4


kelompok
Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam satu Selalu tampak 4


kelompok
Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam Selalu tampak 4


kelompok lain
Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

∑�
NA:
5

Daftar Nilai siswa aspek sikap dalam pembelajaran teknik non tes bentuk
pengamatan

Skor aktivitas Siswa


Nama
N
o Siswa Kerja Kesungg Menghargai Menghargai
Interaksi Jml NA
sama uhan dlm klpk klpk lain

169
1 .............

2 .............

3 .............

4 .............

5 .............

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Pernyataan

Nama Pengungkapan Kebenaran Ketepatan


Jumlah
Peserta gagasan yang Konsep penggunaan istilah
Didik orisinal

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

.........

.........

.........

Keterangan: diisi dengan ceklis (√)

Skor : Ya = 1, Tidak = 0
� �ℎ�
Nilai = �
� �� � �

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Rubrik Penilaian Kinerja (Psikomotor) dalam Presentasi dan diskusi
Aspek Skor maksimal

Mempresentasikan hasil diskusi 10


dengan jelas
Artikulasi dalam mempresentasikan 10
materi cukup jelas
Kemampuan menghargai pendapat 10
orang lain
Skor total

� � � � ℎ
Nilai =
� �

170
Rubrik Penilaian Kinerja (Psikomotor) dalam Pelaksanaan Praktikum

Aspek Skor Kriteria

Ketrampilan 3 Terampil
menggunakan alat dan 2 Cukup Terampil
bahan 1 Kurang Terampil

Kerjasama dalam 3 Dapat bekerjasama dengan baik dengan


kelompok anggota kelompok
2 Kurang dapat bekerjasama dengan anggota
kelompok
1 Tidak dapat bekerjasama dengan anggota
kelompok

Keaktifan dalam 3 Aktif dalam menyelesaikan soal dari awal


menyelesaikan soal sampai akhir
yang ada di LKS 2 Kurang aktif dalam menyelesaikan soal
1

Tidak aktif menyelesaikan soal

Lembar Penilaian Psikomotor


No. absen Skor Total skor
A B C
1

Dst.

Keterangan:
A :Keterampilan menggunakan alat dan bahan
B :Kerjasama dalam kelompok
C : Keaktifan dalam menyelesaikan soal yang ada di LKS

171
Format Pemberian Skor Laporan Praktikum
Kelompok :
Kelas :
Tanggal Pengumpulan :
No Aspek Penilaian Skor
1 Latar Belakang
2 Data
3 Analisis Data
4 Pembahasan
5 Kesimpulan
6 Jawaban Pertanyaan
SKOR TOTAL
SKOR RATA-RATA

Rubrik Penilaian
No Aspek Penilaian
1 Judul (5)
Latar Belakang


2 Latar belakang lengkap sesuai dengan tujuan praktikum (20)


Latar belakang kurang sesuai dengan tujuan praktikum (15)
Latar belakang sangat kurang (10)
3 Data (5)
Analisis Data
 Analisis data rinci, sistematis dan sesuai dengan data (15)
 Analisis data rinci, kurang sistematis dan sesuai dengan data (10)
4

 Analisis data kurang rinci, sistematis (5)

 Pembahasan pada laporan sangat lengkap, dan membahas dengan


Pembahasan

 Pembahasan pada laporan lengkap dan membahas dengan benar (20)


benar (25)
5
 Pembahasan pada laporan kurang lengkap (15)

 Kesimpulan berdasarkan data dan sebagai konsep yang benar (10)


Kesimpulan

 Kesimpulan berdasarkan data dan sebagai konsep yang kurang benar


6
 Kesimpulan tidak berdasarkan data (3)
(7)

Daftar Rujukan (5)


7

Jawaban Pertanyaan (15)


8

172
Batu, Oktober 2016
Mengetahui,
Guru Pembimbing Magang (GPM) Guru Magang

Wartono, S.Pd Uswatu Hasanah


NIP. 197008071994021002 NIM. 201310070311044

173
Lampiran 1 LKS (Pertemuan I)

Lembar Kerja Peserta Didik

Rangka Manusia, persendian, dan otot

Mengamati Sistem Rangka Manusia

Kelompok :
Anggota :1.

2.

3.

4.

5.

6.

A. Tujuan
1. Siswa mampu menjelaskan bagian-bagian rangka manusia
2. Siswa mampu menyebutkan fungsi rangka pada manusia
3. Siswa mampu mencocokkan nama-nama sendi dengan benar
4. Siswa mampu membandingkan otot-otot yang digunakan tubuh
B. Alat dan Bahan
1. Gambar Kerangka tubuh manusia
2. Alat tulis
3. Buku, Literatur dan Internet

174
C. Tulislah Bagian-bagian rangka sesuai dengan nomer pada gambar
Nama Gambar Keterangan

Tengkorak 1.
2.
3.
4.
1
5.
2

1
2.
2 3.
4.
5 4 3 5.
1

Tulang 1.
Anggota 2.
Badan: 3.
1
Tulang dada 5 4.
dan rusuk 5.
2
4 6.
3

175
Ruas-ruas 1.
tulang 1 2.
belakang 3.
4.
4

Tulang 1.
1
tangan

1.
2
1 2.

1.
4 2.
2 3 3.
1
4.

Tulang 1.
gelang 2.
1
panggul 3.
4
4.

2
3

Tulang kaki 1.
2
1 2.

2 1.
1 2.
3 3.

176
1.
4 2.
1 2 3.
3 4.

D. Menjodohkan jenis sendi yang ada pada tubuh manusia


 Hubungan antara tulang telapak tangan dan jari tangan  Sendi geser
 Hubungan antara tulang pengumpil dan hasta  Sendi engsel
 Hunbungan antara tulang lengan atas dan tulang belikat  Sendi luncur
 Sendi pada siku dan lutut  Sendi putar
 Hubungan antara sendi-sendi tulang pergelangan  Sendi pelana
Tangan dan kaki  Sendi peluru
 Sendi pada tulang leher

E. Menyanyikan Lagu Jenis Gerak Otot dengan lirik seperti berikut ini
(Lagu Ampar-ampar pisang)
Otot antagonis itu banyak macamnya.. mari kita coba mempelajarinya..
Abduksi (menjauhkan) Adduksi (mendekatkan)
Supinasi (menengadah) Pronasi (menelungkup)
Depresi (kebawah) Elevasi(keatas)
Fleksi(membengkokkan) Ekstensi(meluruskan)
Lengan yang dibengkokkan otot bisep berkontraksi sedangkan otot trisep
akan berelaksasi sedangkan otot trisep akan berelaksasi
Lengan yang diluruskan itu kebalikannya bisep berelaksasi trisep
berkontraksi
bisep berelaksasi trisep berkontraksi itulah macam2 gerak
antagonis..
marilah kita coba mempelajarinya..

177
Lampiran 2 (Pertemuan 2)
Petunjuk Praktikum Otot

1. Percobaan gerak otot katak


Alat
 Section set 5 buah
 Statif 5 buah
 Golvani 5 buah
 Tali raffia
 Jarum pentul
 Stopwatch

Bahan
 Katak 1 ekor
 H2SO4 0,2 %
 NaCl 20 %, 30%
 CH3COOH
 Api bunsen

Cara kerja.
Gerak reflek otot katak
1. Mengikat kedua alat gerak anterior katak dengan menggunakan tali
raffia dan menyambung pada statif
2. Mencubit bagian brachium posterior katak
3. Mengamati dan mencatat respon katak
4. Mendekatkan api dengan brachium posterior katak, mengamati dan
mencatat respon yang diberikan oleh katak
5. Memberikan rangsangan listrik dengan golvani terhadap brachium
posterior katak, mengamati dan mencatat respon yang diberikan oleh
katak.

178
Data Hasil Pengamatan

Kelompok :

Nama Kelompok : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pengamatan gerak reflek katak terhadap rangsangan mekanik, kimia dan listrik

No Perlakuan Reflek
Sebelum Deserebrasi Setelah Deserebrasi
1 Cubit
2 Panas
3 Golvani (listrik)
+ : lambat
++ : sedang
+++ : cepat
++++ : sangat cepat
Analisis :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Pengamatan gerak otot katak terhadap rangsangan kimia


No Otot Perlakuan

179
NaCl 30 % CH3COOH H2SO4
1 Thorax
2 Brachium posterior

Ket: ada/tidak
Analisis :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Soal Pretest (Pertemuan II)

1. Sebutkan dan jelaskan 2 Mekanisme gerak otot!


2. Jelaskan Mekanisme gerak otot?
3. Sebutkan jaringan penyusun tulang!
4. Apa fungsi kalsium (zat kapur) bagi tulang?
5. Apa akibatnya jika tubuh kekurangan kalsium?

180
Lampiran 3 (Pertemuan 3)

Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :

Myasthenia Gravis, Penyakit yang Hampir Membuat Hidupku Segera


Berakhir
Kompasiana.com
Kehidupan yang pada awalnya
berjalan dengan mulus berubah
begitu saya didiagnosa penyakit
Myasthenia Gravis. Penyakit
Autoimun yang menyebabkan
kelemahan otot secara
menyeluruh, hingga dapat
mengakibatkan kematian.
Gejala awal saya rasakan pada akhir th 2007, saya merasakan rasa
mengantuk yang amat sangat, seperti orang kurang tidur, mata seperti
enggan membuka, bagaikan 2 hari 2 malam tidak tidur. Hingga suatu saat di
awal th 2008, kelopak mata saya menutup sebelah. Nah.. Dari situlah saya
mulai merasakan panik, bingung, kemudian saya memeriksakan kondisi mata
saya ke dokter Spesialis mata di salah satu rumah sakit di Semarang. Dari
hasil pengamatan dokter mata sejak awal sudah di curigai adanya
Myasthenia Gravis, suatu nama yang aneh dan susah diucapkan. Yah.. bagiku
perlu beberapa hari untuk fasih dan lancar untuk mengucapkan kata
Myasthenia Gravis. Kemudian dokter mata tersebut memberi obat dan
vitamin, dokter tersebut meminta untuk konsul 1 minggu lagi untuk
diketahui perkembangannya.
Gejala pun tidak membaik, dan setelah dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut, kecurigaan dokter semakin mengarah akan nama Myasthenia Gravis.
Dan Dokter tersebut merujuk ke Dokter spesialis Syaraf. Dari Dokter
Spesialis Saraf inilah pemeriksaan untuk MG dimulai , dari EMG, hingga CT
Scan thorax. Dari hasil analisa dokter tersebut, dokter mulai menyatakan
vonis Myasthenia Gravis.

181
Penyakit yang dapat menyebabkan pasien mengalami kelemahan, gagal
nafas hingga kematian, dan biaya pengobatan dan perawatan yang juga tidak
murah. Mungkin saya bukan orang yang begitu beruntung seperti MGers lain
(Mgers adalah sebutan bagi penderita penyakit Myasthenia Gravis) yang
dapat melakukan terapi pengobatan secara menyeluruh, seperti
Plasmapheresis, Thymectomi, ataupun Gamaras, Dan semakin hari, saya
semakin larut dalam kesedihan, hingga keadaan semakin drop, karena
penyakit ini seakan menggerogoti tubuhku, keadaanku semakin parah,
dengan kondisi ptosis kedua belah mata, jari jari kaku, lemah tangan dan
kaki, cadel susah bicara, hingga susah mengunyah.
Demi kesembuhan akupun mulai melakukan terapi obat Mestinon dan
Methyl prednisolone, dan juga melakukan pengobatan alternatif, dari
akupuntur, reflexi dan juga herbal. Semakin lama kondisiku semakin baik,
bahkan akupun sudah bisa melakukan banyak aktifitas layaknya orang
normal yang ada disekitarku. Sekarang aku sudah dapat bersepeda,
berenang, dan makan apa saja.

dikutip dari: http://www.kompasiana.com/myasthenia-


gravis_55102bed813311ae33bc63cb

182
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah penyakit Myasthenia Gravis?

2. Bagaimana gejala penyakit Myasthenia Gravis?

3. Apa penyebab penyakit Myasthenia Gravis?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan penyakit penyakit


Myasthenia Gravis

5. Apakah ada obat untuk menyembuhkan penyakit Myasthenia Gravis?

183
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu keadaan
berkurangnya massa tulang. Osteoporosis akan
menghilangkan elastisitas tulang sehingga
menjadi rapuh dan menyebabkan mudah terjadi
patah tulang (fraktur). Pada osteoporosis,
penanda bone turn over dapat digunakan untuk
memperkirakan kehilangan tulang pada wanita
postmenopause, untuk memperkirakan kejadian fraktur osteoporotik dan
untuk memantau efikasi pengobatan, terutama terapi anti resorpsi (HRT,
bifosfonat dan calsitonin). Gejala yang terjadi biasanya: tinggi badan
berkurang, bentuk tubuh berubah, tulang rapuh dan patah.
Data pasien baru osteoporosis rawat jalan di RS
DR Wahidin Sudirohusodo Makassar selama tahun
2003 adalah 128 orang umur 45 – 64 tahun, dan 32
orang yang berumur + 65 tahun. Ada beberapa
faktor risiko/penyebab osteoporosis diantaranya
genetik, jenis kelamin dan masalah kesehatan
kronis, defisiensi hormon, merokok, kurang olah raga serta rendah asupan
kalsium. Bila dalam suatu keluarga mempunyai riwayat osteoporosis maka
kemungkinan peluang anak mengalami hal yang sama adalah 60-80 %. Dilihat
dari jenis kelamin 80 % wanita mengidap osteoporosis.
Risiko osteoporosis juga akan meningkat apabila mengidap penyakit
kronis. Sedangkan hubungan antara perempuan osteoporosis karena
menopause akibat dari penurunan hormon estrogen. (Siswono, 2003). Minum
alkohol yang berlebihan dan merokok juga meningkatkan risiko patah tulang
dua sampai tiga kali dibandingkan dengan laki-laki yang tidak merokok.
Kafein dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui air seni. Begitu juga
dengan minuman soft Drink yang mengandung karbonat dapat menghambat
penyerapan kalsium oleh tubuh, ini bisa berakibat osetoporosis. (Siswono,
2003 ).
Tucker, et al 2002, dimana dengan mengatur pola makan yang baik
dihubungkan dengan kepadatan mineral tulang. Masukan sayur dan buah
yang tinggi dapat bersifat melindungi. Penelitian lain menyebutkan bahwa

184
total asupan protein hewani dapat memperbesar risiko patah tulang pinggul
pada wanita post menopause (Munger, 1999 ). Sekarang ada hal yang perlu
dipertimbangkan untuk melindungi diri dari retak tulang yaitu dengan
mengkonsumsi sayuran dan buah yang tinggi dimana Sebastian et al,
melaporkan bahwa kalium dapat meningkatkan keseimbangan formasi
mineral tulang. (Hegsted, 2001)
Teriparatide disetujui untuk mengobati osteoporosis pada pria dan
wanita yang berada pada peningkatan risiko fraktur dan pengobatan juga
mungkin termasuk nutrisi,. Jika keropos tulang karena penggunaan
glukokortikoid, dokter mungkin meresepkan bifosfonat (misalnya,
alendronate atau risedronate), memonitor kepadatan tulang dan tingkat
testosteron, dan menyarankan menggunakan dosis efektif minimum
glukokortikoid - dokter juga mungkin menyarankan penghentian obat ketika
praktis , dan / atau pemberian topically (melalui kulit). Lain yang mungkin
pendekatan pencegahan atau pengobatan termasuk kalsium dan / atau
suplemen vitamin D dan aktivitas fisik secara teratur.
Vertebroplasti adalah teknik perbaikan patah tulang pada bagian
tulang belakang dengan cara memasukkan semen tulang melalui jarum suntik
khusus. Pemberian semen tulang di maksudkan untuk menyangga dan
memberi kekuatan pada tulang dari dalam. Dalam hal ini semen akan
mengeras setelah 15 menit kemudian dan keesokan harinya pasien sudah
dapat berjalan. Veselplasti adalah teknik bedah endolaparoskopik terbaru.
Teknik ini merupakan hasil perkembangan dari teknik Vertebroplasti. Di
sebut veselplasti karena teknik ini menggunakan balon sebagai pengganti
pembuluh darah buatan. Kemudian balon tersebut diisi dengan bahan
tulang yang memiliki sistem hidrolik sehingga pasien dapat tegak seperti
sediakala. Pada teknik ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan. Untuk
perbaikan tulang tersebut, pasien hanya memerlukan sayatan kecil untuk
memasukkan alat pengisi bahan tulang.

Sumber: http://www.astaqauliyah.com/

185
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Osteoporosis itu?

2. Bagaimana gejala penyakit Osteoporosis?

3. Apa penyebab penyakit Osteoporosis?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan penyakit penyakit


Osteoporosis?

5. Apakah ada obat untuk menyembuhkan penyakit Osteoporosis?

186
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :

Fraktur / Patah Tulang


KOMPAS.com - Seorang pria di Inggris menderita patah tulang paha
ketika melakukan gerakan yoga. Pria anonim ini sudah latihan yoga selama
dua tahun dan baru saja mencoba yoga Asthanga gaya Mysore. Selama
delapan pekan terakhir pria berusia 39 tahun ini berlatih yoga selama satu
jam. Dalam satu kelas pagi, ia melakukan gerakan bernama Marichyasana B
tanpa diawasi gurunya. Gerakan itu membuatnya meletakkan kaki di atas
paha lalu meregangkan pinggul dan lutut sehingga kaki berada di garis
berbentuk V di bawah perut. Lalu terjadilah kejadian horor, terdengar
bunyi krak. Pria itu merasakan sakit luar biasa di paha kirinya. Demikian
laporan dokter dalam case reports jurnal BMJ.
Di ruang gawat darurat dokter menemukan kaki bawah pria itu lebih
pendek dari biasanya dan terotasi karena cedera tersebut. Pemeriksaan
sinar X menunjukkan ia mengalami patah di poros femoralis, bagian panjang
dan lurus dari tulang pahanya. Dokter mengatakan ini merupakan kasus
terdokumentasi pertama bahwa seorang pria sehat mengalami fraktur
tulang ketika sedang beryoga. Tulang paha merupakan yang terpanjang,
terkuat dan terberat dalam tubuh manusia. Tulang paha bertugas sebagai
salah satu tulang utama yang menyangga tubuh manusia. Fraktur tulang paha
dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa. Termasuk di
antaranya perdarahan di dalam, cedera pada organ dalam dan infeksi dari
luka tersebut. Sebagian besar penyebab patah tulang merupakan akibat
dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Pria itu
dikirim untuk menjalani operasi sekrup dengan tangkai didisain khusus yang
diselipkan di tulangnya melewati sepanjang fraktur agar tulang tetap
berada di posisinya. Sekrup diselipkan lewat irisan kecil untuk memaku
kedua ujung tulang agar tulang dan paku berada di posisinya yang benar
selama masa penyembuhan. Sepuluh hari setelah operasi, ia diperbolehkan
pulang dan delapan bulan kemudian ia dapat berjalan kembali. Bebas dari
rasa nyeri serta kembali ke kelas yoganya.
Patah Tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang
utuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar
daripada kekuatan tulang. Nyeri biasanya merupakan gejala yang sangat
nyata. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin memburuk,
apalagi jika tulang yang terkena digerakkan. Gejala lain seperti:
Bengkak/edama, edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang
terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan
sekitarnya; Memar/ekimosis,merupakan perubahan warna kulit sebagai

187
akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya; Krepitasi, Merupakan
rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan;
Defirmitas, Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan
atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi
abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya;
Gambaran X-ray menentukan fraktur. Teknologi yang digunakan dalam
kasus ini diantaranya: Pembidaian, yaitu proses melekatkan papan kayu atau
benda keras yang lain pada bagian sebelah kanan dan kiri tulang yang patah.
Selanjutnya dilakukan pembalutan dengan perban; Pemasangan gips, yang
dilakukan dengan cara pembalutan di daerah patah berbahan gips atau
kapur; Pembedahan, dilakukan dengan cara membedah otot yang
selanjutnya memasukkan dan memasangkan batang platina pada bagian
tulang yang patah.
Sumber: http://www.astaqauliyah.com/

188
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Patah Tulang itu?

2. Bagaimana gejala penderita Patah Tulang?

3. Apa penyebab terjadinya Patah Tulang?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan Patah Tulang?

5. Apakah ada obat untuk menyembuhkan Patah Tulang?

189
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :

Skoliosis
Liputan6.com, New
York- Bayi yang masih
berusia 13 bulan ini harus
selalu memakai gips di
tubuhnya setiap hari. Ia
bahkan tidak bisa mandi
saat menggunakannya
sehingga ibunya, Donna
(35) harus membuatnya
berdiri di wastafel dan
mencuci kulitnya dengan kain flanel.
Charlie Ferris menderita skoliosis, tulang belakang yang membengkok
secara tidak normal. Ia didiagnosis dengan skoliosis di Belfast’s Musgrave
Park Hospital dengan kurva 28 derajat. Keanehan ini pertama kali disadari
oleh ayahnya, Jody (36), ketika ia sedang menggendongnya pada Oktober
2015.
“Saya patah hati dan menangis selama berhari-hari. Para dokter saat itu
ingin menunggu tiga bulan untuk melihat apakah kurvanya akan memburuk.
Namun saya sangat khawatir dan berdoa agar ada keajaiban sehingga
anakku tidak perlu membutuhkan pengobatan,” ujar Donna. Bila ada obat
saran dokter adalah menggunakan obat-obatan biasanya diberikan kepada
penderita skoliosis dewasa dan bertujuan meredakan rasa nyeri. Obat yang
diberikan biasanya parasetamol atau obat antiinflamasi non-steroid
(AINS), seperti ibuprofen.
Pada Februari tahun ini, keluarga tersebut kembali datang ke rumah sakit
tersebut, berharap mendengar ada kabar baik. Namun ternyata, setelah
diperiksa, kurvanya bertambah menjadi 42 derajat. “Saya hampir pingsan
saat mendengarnya,” ujarnya. Ada beberapa beberapa penyakit atau
gangguan yang berhubungan dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan
skoliosis degeneratif, seperti osteoporosis, penyakit Parkinson, motor
neurone disease, sklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang
terjadi akibat operasi. skoliosis kongenital.
Dokter kemudian mengatakan bahwa Charlie memerlukan jaket
plester selama empat bulan sampai ia cukup umur untuk menggunakan gips
yang lebih keras dan dapat dilepas pakai. Namun Donna mengatakan bahwa
ia tidak siap jika harus menunggu lebih lama lagi, sehingga ia mulai mencari
pengobatan lain secara online. Saat itulah ia kemudian datang ke Shriners
Hospital for Children di Philidelphia, Amerika Serikat. Dokter di sini
mengatakan, mereka bisa mengobati anaknya dengan menggunakan gips

190
khusus sampai tulang punggungnya lurus, tidak peduli seberapa lama
waktunya dan terlepas dari apakah mereka bisa membayarnya. Di bulan
April, Donna dan keluarganya, termasuk ketiga anaknya yang tinggal di
County Tyrone, Irlandia Utara terbang ke Amerika untuk melakukan
konsultasi. Dalam delapan hari, Charlie sudah dipakaikan gips yang harus ia
kenakan selama dua bulan. “Gips ini tidak boleh basah, karena akan
mengubah strukturnya. Kami tidak bisa membersihkannya,” ujar donna.
Charlie pun juga harus menyesuaikan kebiasaan makannya, karena
Donna dan Jody harus memberikan ia makan lebih sedikit dan selalu
memastikan agar berat badannya tidak bertambah. Hal ini agar gipsnya
tidak terasa terlalu ketat di tubuhnya. Ajaibnya, hanya dalam 16 minggu
pemakaian gips tersebut, tulang belakang Charlie mulai lurus sebanyak
sepuluh derajat. “Kami tidak bisa mengatakan berapa banyak gips yang
diperlukan Charlie. Namun ia memerlukan delapan gips lagi, yang artinya
kami sudah seperempat jalan menuju tulang yang lurus,” ungkapnya. "Apa
yang rumah sakit lakukan pada Charlie sangat berarti bagi kami. Dan pada
akhir pengobatannya nanti, kami ingin memberi mereka sumbangan sebagai
ucapan terima kasih,” ungkapnya, seperti yang dilansir dari The Sun, Kamis
(1/9/2016). Gejala pada penderita skoliosis adalah Salah satu pinggul
tampak lebih menonjol, Penderita skoliosis mungkin condong ke satu sisi,
Salah satu bahu lebih tinggi dan Salah satu tulang belikat tampak lebih
menonjol.

191
Lembar Diskusi Kelompok
1. Apakah skoliosis itu?

2. Bagaiman gejala skoliosis?

3. Apa penyebab skoliosis?

4. Apakah ada teknologi yang mendukung skoliosis?

5. Apakah ada obat untuk penyakit skoliosis?

192
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :

Rematik Arthritis
Rematik Arthritis (RA) adalah
penyakit autoimun yang
menyebabkan peradangan kronis
dari sendi. Rematik Arthritis dapat
juga menyebabkan peradangan
jaringan di sekitar sendi, serta
organ-organ lain dalam tubuh.
Penyakit autoimun adalah penyakit
yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh diserang oleh sistem imunnya
sendiri yang keliru. Karena dapat memengaruhi beberapa organ tubuh,
rematik arthritis disebut sebagai penyakit sistemik dan kadang-kadang
disebut penyakit rematik. Sementara rematik arthritis adalah penyakit
kronis, berarti ia bisa bertahan selama bertahun-tahun, pasien mungkin
mengalami waktu yang lama tanpa gejala. Biasanya, bagaimanapun, rematik
arthritis adalah penyakit progresif yg memiliki potensi utk menyebabkan
kerusakan sendi dan kecacatan fungsional.
Rematik arthritis adalah penyakit rematik yang umum, mempengaruhi
sekitar 1,3 juta orang di Amerika Serikat, menurut data sensus saat ini.
Penyakit ini tiga kali lebih sering terjadi pada wanita seperti pada pria.
Dapat menimpa siapapun juga. Penyakit ini dapat dimulai pada usia berapa
pun, tetapi paling sering dimulai setelah usia 40 dan sebelum 60. Dalam
beberapa keluarga, beberapa anggota dapat dipengaruhi, menunjukkan
dasar genetik untuk gangguan ini.
Sendi adalah dimana dua tulang bertemu untuk memungkinkan
gerakan bagian tubuh. Arthritis berarti peradangan sendi. Peradangan
sendi rematik arthritis menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan
kemerahan pada sendi. Peradangan dari penyakit rematik dapat juga terjadi
pada jaringan di sekitar sendi, seperti tendon, ligamen, dan otot. Pada
beberapa pasien dengan rematik arthritis, peradangan kronis menyebabkan
hancurnya tulang rawan, tulang, dan ligamen, menyebabkan deformitas
sendi. Kerusakan sendi dapat terjadi pada awal penyakit dan semakin parah
seiring bertambahnya usia individu.
Penyebab rematik arthritis tidak diketahui. Meskipun agen infeksi
seperti virus, bakteri, dan jamur telah lama dicurigai, tidak ada telah
dibuktikan sebagai penyebab. Penyebab rematik arthritis adalah sangat
aktif daerah penelitian di seluruh dunia. Beberapa ilmuwan percaya bahwa
kecenderungan rematik arthritis mungkin diturunkan secara genetik. Hal ini
diduga bahwa infeksi tertentu atau faktor-faktor dalam lingkungan dapat
memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang jaringan tubuh sendiri;
mengakibatkan peradangan di berbagai organ tubuh seperti paru-paru atau

193
mata. Faktor lingkungan juga tampaknya memainkan beberapa peran dalam
menyebabkan rematik arthritis. Baru-baru ini, para ilmuwan telah
melaporkan bahwa merokok tembakau meningkatkan risiko perkembangan
rematik arthritis.
Ketika penyakit ini aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan,
kurang nafsu makan, demam ringan, nyeri otot dan sendi, dan kekakuan.
Otot dan kekakuan sendi biasanya paling sering di pagi hari dan setelah
periode tidak aktif. Rematik adalah umum selama gejala. Juga selama
gejala, sendi sering menjadi merah, bengkak, nyeri, dan lembut. Hal ini
terjadi karena lapisan jaringan sendi (synovium) menjadi meradang,
sehingga produksi cairan sendi berlebihan (synovial fluid). Sinovium juga
mengental dengan peradangan (synovitis).
Sinar X pada sendi dapat normal atau hanya menunjukkan
pembengkakan jaringan lunak pada awal penyakit. Sebagaimana penyakit
berkembang, sinar-X dapat menunjukkan erosi tulang yang khas dari
rematik arthritis pada sendi. Sinar-X joint juga dapat membantu dalam
memantau perkembangan penyakit dan kerusakan sendi dari waktu ke
waktu. Pemindaian tulang, prosedur uji radioaktif, dan pemindaian MRI
dapat menunjukkan sendi yang meradang atau terkikis.
Tidak ada obat dikenal untuk rematik arthritis. Untuk saat ini, tujuan
pengobatan di rematik arthritis adalah untuk mengurangi peradangan dan
nyeri sendi, memaksimalkan fungsi sendi, dan mencegah kerusakan sendi
dan deformitas. Intervensi medis awal telah terbukti penting dalam
meningkatkan hasil. Manajemen yang agresif dapat meningkatkan fungsi,
menghentikan kerusakan sendi seperti yang terlihat pada X-ray, dan
mencegah kecacatan bekerja. Pengobatan optimal untuk penyakit ini
melibatkan kombinasi obat, istirahat, bersama-latihan penguatan,
perlindungan sendi, dan pendidikan pasien (dan keluarga). Pengobatan
disesuaikan dengan banyak faktor seperti aktivitas penyakit, jenis sendi
yang terlibat, kesehatan umum, usia, dan pekerjaan pasien. Pengobatan yang
paling berhasil bila ada kerja sama yang erat antara dokter, pasien, dan
anggota keluarga.
Pembedahan mungkin disarankan utk mengembalikan mobilitas sendi
atau sendi yang rusak. Dokter yang mengkhususkan diri dalam operasi sendi
adalah ahli bedah ortopedi. Teknologi pada Jenis-jenis operasi sendi
berkisar dari Artroskopi (penyisipan instrumen seperti tabung ke dalam
sendi untuk melihat dan memperbaiki jaringan yang abnormal) untuk
penggantian parsial dan lengkap dari sendi. Penggantian sendi total adalah
suatu prosedur pembedahan dimana sendi hancur diganti dengan bahan
buatan. Misalnya, sendi-sendi kecil tangan dapat diganti dengan bahan
plastik. Sendi-sendi besar, seperti pinggul atau lutut, diganti dengan logam.

194
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Rematik Arhritis itu?

2. Bagaiman gejala rematik arthritis?

3. Apa penyebab rematik arthritis?

4. Apakah ada teknologi yang mendukung penyembuhan rematik arthritis?

5. Apakah ada obat untuk penyakit remayik arthritis?

195
SOAL ULANGAN HARIAN BAB IV

Soal Pilihan Ganda


1. Sistem gerak melibatkan tulang, otot dan sendi. Berikut yang bukan merupakan fungsi
dari tulang adalah…
a. Alat gerak pasif
b. Tempat penimbunan zat mineral
c. Memberi bentuk tubuh
d. Alat gerak aktif
e. Penyusun rangka
2. Berdasarkan struktur tulang dan matriksnya, tulang dibedakan menjadi…
a. Kartilago dan osteon
b. Tulang rawan dan tulang pipa
c. Osteon dan tulang rawan hialin
d. Tulang pipa dan tulang pipih
e. Tulang keras dan tulang pipuh
3. Berdasarkan bahan pembentuknya, tulang rawan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu.
a. Hialin, kartilago, dan elastis
b. Hialin, fibrosa, dan elastis
c. Hialin, elastis, dan kondrin
d. Fibrosa, kartilago, dan osteoblas
e. Elastis, kartilago, dan osteon
4. Secara garis besar, rangka manusia dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu rangka
aksial dan rangka apendikular. Yang termasuk ke dalam rangka aksial adalah…
a. Tulang lengan
b. Tulang tungkai
c. Tulang tengkorak
d. Tulang telapak tangan
e. Tulang betis
5. Tulang keras atau osteon tersusun atas empat bagian, kecuali…
a. Osteoblas
b. Osteosit
c. Osteoklas
d. Kondroblas
e. Osteoprogenator
6. Hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan erat oleh
jaringan ikat yang menulang adalah…
a. Amfiartosis

196
b. Simfisis
c. Sindesmosis
d. Sinovial
e. Sinartrosis
7. Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh…
a. Jaringan ikat serabut padat
b. Kartilago hialin
c. Kartilago elastis
d. Kartilago serabut pipih
e. Jaringan ikat serabut ligamen
8. Sendi yang terdapat pada hubungan antar tulang atlas dan tulang aksis yang
menyebabkan kepala menggeleng adalah…
a. Sendi engsel
b. Sendi luncur
c. Sendi putar
d. Sendi peluru
e. Sendi pelana
9. Tulang kelangkang manusia terdiri dari ruas-ruas yang jumlahnya…
a. 12 ruas
b. 10 ruas
c. 7 ruas
d. 6 ruas
e. 5 ruas
10. Otot yang dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali-
kali adalah…
a. Otot polos
b. Otot lurik
c. Otot jantung
d. Otot viseral
e. Otot volunter
11. Kemampuan otot untuk memanjang dari ukuran semula disebut…
a. Iritablilitas
b. Konduktivitas
c. Ekstensibilitas
d. Kontraksibilitas
e. Elastisitas

197
12. Melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan kelumpuhan
disebut…
a. Miestenia gravis
b. Stiff
c. Atrofi
d. Tetanus
e. Distrofi
13. Kebiasaan duduk miring ke kiri atau ke kanan pada anak yang masih dalam masa
pertumbuhan dapat menyebabkan . . . .
a. lordosis
b. skoliosis
c. kifosis
d. nekrosis
e. osteoporosis
14. Hubungan antartulang nomer 5 dan 6 adalah…

a. Sendi engsel
b. Sendi pelana
c. Sendi geser
d. Sendi peluru
e. Sendi luncur
15. Seseorang yang menderita kanker tulang dapat dibantu dengan teknologi di
bawah ini, kecuali…
a. Kemoterapi
b. Radioterapi
c. Amputasi
d. Pembedahan
e. Penggantian sendi

198
Uraian
1. Tuliskan 5 fungsi rangka bagi tubuh manusia!
2. Jelaskan mekanisme terjadinya kontraksi dan relaksasi otot!
3. Pada tangan kita terdapat sendi apa saja? Jelaskan!
4. Apakah perbedaan tulang keras dan tulang rawan!
5. apa yang dimaksud biopsi otot!

KUNCI JAWABAN

Pilihan Ganda

1. D
2. A
3. C
4. C
5. D
6. E
7. A
8. C
9. E
10. B
11. C
12. A
13. B
14. D
15. E

Uraian

1. Memberikan bentuk tubuh


Menahan dan menegakkan tubuh
Menjaga agar organ tubuh tetap berada ditempatnya
Melindungi organ-organ tubuh
Untuk bergerak yang dihendaki otot
2. Kontraksi terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Rangsangan yang datang
dari luar akan menyebabkan dilepasnya suatu senyawa neurohormon yang disebut

199
asetilkolin yang menyebabkan aktomiosin mengerut (berkontraksi) dimana
kontraksi ini memerlukan energi.
Relaksasi terjadi jika otot sedang beristirahat. ATP yang digunakan untuk
kontraksi dikembalikan ke dalam otot.
3. Sendi luncur yaitu memungkinkan gerakan terbatas ke semua arah
Sendi peluru yaitu memungkinkan gerakan bebas kesegala arah
Sendi pelana yaitu memungkinkan gerakan dua arah
4. Tulang keras adalah tulang yang bersifat keras dan kaku yang tersusun dari zat
fosfor dan kapur. Tulang keras atau tulang yang biasa kita sebut sebagai tulang
saja atau tulang sejati ini merupakan alat gerak pasif, artinya tulang ini tidak dapat
bergerak sendiri kecuali digerakkan oleh otot.
Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat lentur yang terdapat di berbagai anggota
badan manusia maupun hewan, termasuk sendi di antara tulang, sangkar rusuk,
telinga, hidung
5. Biopsi otot adalah salah satu pengambilan otot untuk mendiagnosis penyakit
kanker

200

Anda mungkin juga menyukai