Tugas 1 Mata Kuliah Metode Kuantitatif
Tugas 1 Mata Kuliah Metode Kuantitatif
NIM : 530078541
Mata Kuliah : Metode Kuantitatif
__________________________________________________________________
Dalam hal ini si pengmengambil keputusan akan mengetahui dengan pasti setiap konsekuensi
dari setiap alternatif yang dipilih. Pada kondisi ini, manajemen memiliki informasi dengan
tingkat kebenaran 100% dan hanya ada 1 hasil untuk setiap keputusannya. Karena situasi yang
dihadapi serba pasti maka ada satu situasi yang dihadapi. Dalam hal ini pembuat keputusan bisa
mengendalikan nilai keputusan dengan cara pemilihan alternatif putusan yang tersedia tanpa
harus merasa khwatir bahwa hasil dari keputusan tersebut tidak akan seperi yang diharapkan.
Contoh Kasus:
Lidia adalah seorang anak Kos yang memiliki anggaran rutin per hari yang selalu sitematis
sepert: berikut ini:
Orang yang mengambil keputusan tidak mengetahui probabilitas kejadian yang akan terjadi
untuk setiap alternative pilihannya. Dalam hal ini lingkungan tidak menyediakan informasi sama
sekali terhadap si pengambilan keputusa dan tidak ada jaminan sama sekali terhadap kebenaran
informasi sehingga keadaan yang dihadapi menjadi tidak pasti dan ada beberapa alternatif
keadaan untuk masing-masing alternative keputusan.
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan ingin membuka cabang barunya di suatu daerah namun perusahan tersebut
belum mengetahui secara pasti permintaan atau minat masyarakat terhadap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut jadi merekapun dapat membuat kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi yaitu; membuka kantor cabang yang besar dengan tingkat produksi yang tinggi
dengan harapan minat konsumen akan banyak di daerah tersebut, kedua, membuka kantor
cabang yang kecil dengan minim jumlah produksi karena takut nanti jika produksi terlalu banyak
tapi minat konsumen kecil, atau pilihan ketiga yaitu tidak membangun kantor cabang di tempat
tersebut dengan demikian pihak perusahaan juga tidak diuntungkan juga tidak mengalami
kerugian apapun dengan tidak membuka kantor cabang dengan produksi baru.
Apabila perusahaan tersebut tidak dapat melihat sama sekali situasi bisnis (state of nature)
mengenai probabilitas pasar bagus dan jelek, ini berarti keputusan harus diambil dalam keadaan
sepenuhnya tidak ada kepastian (completely uncertain). Untuk itu diperlukan perusahaan untuk
mengetahui 3 macam kriteria untuk pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti yaitu:
1) Maximax (disebut juga optimistic criterion) Kriteria ini ialah memilih maksimum dari
hasil maksimum yang didapat dari berbagai alternatif.
Pengambil keputusan mengetahui kemungkinan atau probabilitas akan terjadinya suatu kejadian
atau konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil. Pengambilan keputusan dengan resiko;
merupakan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dinamika atau ketidakpastian.
Dimana hasil yang diperoleh harus ditanggung sebagai konsekuensi.
Contoh Kasus:
Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko: Kasus Pemilik/Penjual Bakso “Solo Baru”
Cabang Ruteng hendak memutuskan berapa mangkok bakso yang harus disediakan rata-rata
setiap hari agar keuntungan diperoleh maksimum. Jika disediakan terlalu banyak (melebihi
jumlah yang diminta) maka ia akan menderita kerugian yaitu rugi/kerugian biaya produksi
karena tidak laku. Jika disediakan terlalu sedikit maka ia juga akan menderita kerugian (rugi
kesempatan yaitu berupa keuntungan yang menjadi hilang karena pembeli datang tetapi tidak
bisa terlayani. Jadi dalam kasus tersbut dapat dilihat bahwa dengan setiap keputusan yang
diambil oleh penjual bakso mempunyai resikonya masing-masing.
Pemerintah mengajukan usulan dan penetapan Hutan Konservasi di Indonesia yang dilakukan
dengan serangkaian proses yang disebut pengukuhan kawasan hutan. Kawasan Konservasi
sendiri mencakup Kawasan Pelestarian Alam mencakup (Taman Nasiona, Taman Wisata Alam,
Taman Hutan Raya), Kawasan Suaka Alam mencakup ( Cagar Alam, Suaka Margasatwa) dan
Taman Buru. Dalam proses pengukuhan hutan Konservasi, penentapan dilakukan dengan
memperhatikan berbagai pertimbangan dan peran serta dari pemerintah daerah dan perangkat
lainnya yang terkait. Agar pengambilan keputusan dapat melakukan banyak komputasi dengan
cepat dan biaya rendah makan sangat diperlukan system pendukung keputusan yang
tersistematis. Dalam membangun sistem keputusan, maka dilakukan pengambilan keputusan
dengan Hirarki (Analytical Hierarchy Process).
Goal
(Hutan Konservasi
KPA KSA TB
(Kawasan Pelestarian Alam (Kawasan Suaka Alam) (Taman Baru)
Hutan B Hutan C
Hutan A