Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi Jenjang SMA - K
Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi Jenjang SMA - K
KATA PENGANTAR
P uji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga buku
ini dapat terbit sesuai rencana. Buku ini merupakan kumpulan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh para guru yang mengikuti
lomba penyusunan RPP dengan muatan antikorupsi. Lomba penyusunan
RPP dengan muatan antikorupsi dilakukan untuk mendorong semangat para
pendidik agar secara konsisten menerapkan pendidikan antikorupsi dalam
seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Sebagaimana diketahui, pendidikan antikorupsi bukanlah materi ajar yang
memuat pengetahuan dan keterampilan semata, melainkan lebih kepada
penguatan landasan bersikap dan berperilaku selama aktivitas pembelajaran.
Oleh karena itu, pendidikan antikorupsi dapat diterapkan dalam semua mata
pelajaran dan semua aktivitas di sekolah. Kunci keberhasilan pendidikan
antikorupsi adalah pembiasaan perilaku berkarakter yang menghindarkan
semua orang dari perilaku koruptif.
Buku ini diterbitkan sebagai referensi dan inspirasi bagi semua pihak dalam
merancang pembelajaran dengan landasan perilaku antikorupsi di seluruh
satuan pendidikan dasar dan menengah. Kendati demikian, RPP yang terdapat
dalam buku ini adalah RPP yang sesuai untuk konteks di mana sekolah berada,
dan belum tentu sesuai dengan konteks sekolah lain. Oleh karena itu, para
pendidik dapat menyusun RPP dengan muatan antikorupsi di sekolah masing-
masing sesuai dengan kondisinya, tanpa harus persis dengan RPP yang tertuang
dalam buku ini. Inovasi pembelajaran sangatlah diperlukan untuk memastikan
pendidikan antikorupsi berjalan optimal.
1. KATA PENGANTAR............................................................................3
2. DAFTAR ISI.........................................................................................5
3. KUMPULAN RPP SMA DAN SMK......................................................7
BAB 1: SMA Negeri 1 Kibin Provinsi Banten................................8
BAB 2: SMA Negeri 1 Ubud Provinsi Bali....................................12
BAB 3: SMA Negeri 2 Yogyakarta DIY.........................................16
BAB 3: SMAN 1 Rangkasbitung Provinsi Banten........................65
BAB 4: SMAN 8 Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan............68
BAB 5: SMK Negeri 3 Pandeglang Provinsi Banten...................77
Alokasi Waktu
4 x 45 menit (2 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel bertopik korupsi.
4.11 Mengonstruksi artikel bertopik korupsi dengan memperhatikan fakta
dan kebahasaan.
Pertemuan 2
Menulis artikel bertema korupsi dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan.
1. Menyaksikan beberapa film pendek/dokumenter tentang korupsi sebagai
referensi tulisan.
Penilaian Pembelajaran
Indikator Pembelajaran
1. Menganalisis kebahasaan artikel bertopik korupsi dengan teliti dan benar.
2. Menulis artikel bertopik korupsi sesuai kaidah secara mandiri.
3. Membiasakan diri untuk menulis dengan jujur dan bertanggung jawab.
Pengayaan (+)
1. Peserta didik mengalihwahanakan artikel menjadi film pendek atau
dokumenter secara berkelompok.
2. Peserta didik membagikan kerja kreatifnya melalui media sosial.
Pertemuan ke-3 dan 4 | Kelas X Peminatan Sastra Inggris | KD: Teks Khusus (Poster) | Tema: Pendidikan Anti
Korupsi | Keterampilan yang ditekankan adalah Membaca (Reading) dan Menulis (Writing) | Alokasi Waktu:
2 × 75 menit
1. Tujuan Pembelajaran
Di akhir pembelajaran, siswa mampu melakukan hal berikut.
1) Menunjukkan sikap antikorupsi.
2) Melaksanakan tindakan antikorupsi.
3) Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
beberapa teks khusus dalam bentuk poster terkait kampanye tindakan
antikorupsi.
4) Menyusun sebuah teks khusus dalam bentuk poster terkait kampanye
2. Indikator
tindakan anti korupsi
1) Menyebutkan contoh-contoh tindakan antikorupsi (jujur, disiplin, dan tanggung jawab).
2) Menceritakan dampak dari tindakan antikorupsi (jujur, disiplin, dan tanggung jawab).
3) Mengungkapkan fungsi sosial dari beberapa teks khusus dalam bentuk poster tindakan antikorupsi.
4) Mengidentifikasi struktur beberapa teks khusus dalam bentuk poster tindakan antikorupsi.
5) Mengidentifikasi unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk poster tindakan antikorupsi.
6) Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaaan beberapa teks khusus dalam
bentuk poster terkait kampanye tindakan antikorupsi.
1. Menyusun sebuah teks khusus dalam bentuk poster terkait kampanye tindakan anti korupsi
3. Materi
Video berita korupsi di Indonesia, poster tentang tindakan antikorupsi, tiktok antikorupsi, film pendek
antikorupsi, kampanye antikorupsi, dan media kampanye.
https://i.pinimg.com/originals/7e/d6/2b/7ed62b8afff4b3ff41501298390e9753.jp
g
CATATAN: TUJUAN DAN INDIKATOR YANG DICETAK MIRING SUDAH DISELESAIKAN PADA PERTEMUAN 1 DAN 2
10 menit
1. Kegiatan Awal (Warm Up)
Prosedur
1) Guru melakukan apersepsi dengan sebuah video pada tautan:
https://www.youtube.com/watch?v=icK5EigrIP0&t=48s
2) Siswa memainkan sebuah game “Tebak Nama Koruptor”.
Teknik
1) Menayangkan sebuah video berita kasus korupsi di Indonesia dan meminta siswa untuk menanggapi.
2) Menyiapkan sebuah nama koruptor terkenal untuk ditempelkan di dahi salah satu murid. Pemain memberikan
petunjuk dan murid tersebut menebak nama.
Prosedur
1) Guru menjelaskan kriteria poster yang baik dan benar.
2) Siswa berkelompok mengakses dan mendiskusikan berbagai contoh poster antikorupsi melalui tautan
https://bit.ly/3LN7Id6ContohPoster
3) Secara individu, siswa membuat desain poster secara manual ataupun dengan menggunakan salah satu aplikasi
yang dapat diakses pada tautan https://bit.ly/33DKa9eTutorialPoster
4) Siswa menjawab 10 pertanyaan kuis tentang poster Tindakan Antikorupsi di LMS.
Teknik
1) Menayangkan sebuah poster yang baik dan benar dalam PPT..
2) Menyediakan beberapa contoh poster sebagai sumber belajar melalui tautan Google Drive.
3) Menyediakan beberapa tutorial melalui tautan Google Drive.
4) Menyediakan kuis di LMS.
Prosedur
Beberapa siswa menyampaikan kesimpulan dan perasaan mereka terkait pembelajaran.
Teknik
Memfasilitasi siswa melakukan refleksi.
4.Evaluasi
Prosedur
Guru menilai dan menganalisis jawaban siswa.
Teknik
Menyediakan kunci jawaban dan rubrik penilaian.
5.Tindak Lanjut
Prosedur
1) Guru memperkaya keragaman materi sesuai dengan diferensiasi profil belajar siswa.
2) Guru memberikan penugasan mandiri membuat sebuah poster.
Teknik
1) Menyediakan variasi sumber materi.
2) Menyediakan rubrik penilaian poster.
Prosedur
Siswa menonton video berjudul “How Does Corruption Affect You?”
https://www.youtube.com/watch?v=FYorzlkCWYo
Teknik
Guru menayangkan video dan meminta siswa menyebutkan dampak tindakan
korupsi lainnya.
Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa
Prosedur
1) Beberapa siswa mempresentasikan poster dan mendapatkan feedback dari siswa lain dan guru.
2) Siswa menyempurnakan poster.
Teknik
1) Memfasilitasi kegiatan presentasi.
2) Memberikan feedback.
Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa
Prosedur
1) Siswa melakukan kampanye Tindakan Antikorupsi dengan mengunggah karya poster mereka ke media sosial
dengan menambahkan hastags #studentsagainstcorruption #sman1ubud #anticorruption #supportkpk.
2) Siswa membuat tangkapan layar unggahan pada medsos dan mengumpulkannya ke dalam tautan
https://bit.ly/SSPosterAntikorupsi
3) Siswa melakukan refleksi melalui tautan https://bit.ly/3-2-1ExitTicketReflection
Teknik
1) Menyediakan hastags.
2) Menyediakan tautan Google Form.
3) Menyediakan form refleksi 3-2-1 Exit Ticket.
Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa
4.Evaluasi
Prosedur
1) Guru menilai poster siswa sesuai kriteria yang telah disepakati. Rubrik bisa diakses pada tautan
https://bit.ly/3sUp4vRRubrikPenilaian
2) Guru menganalisis dan menyimpulkan hasil refleksi.
Teknik
1) Menyediakan pedoman/rubrik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2) Merekapitulasi kebutuhan murid sesuai hasil refleksi.
Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa
5.Tindak Lanjut
Prosedur
1) Guru melakukan penguatan nilai antikorupsi melalui Tiktok/film pendek berbahasa
Indonesia maupun Inggris pada tautan: https://bit.ly/3Bzu9xFTikTokAntikorupsi
2) Guru mengalokasikan waktu pengumpulan karya lebih fleksibel sesuai kesiapan dan
kecepatan belajar siswa.
Teknik
1) Membagikan tautan konten Tiktok/film pendek antiKorupsi.
2) Mengatur fleksibilitas pengumpulan tugas di LMS.
Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio, peserta
didik mampu menilai tentang praktik perlindungan dan penegakan hukum
terhadap kasus-kasus pelanggaran hukum yang ada di berbagai lingkungan
masyarakat dan merekonstruksikan hasil penilaiannya melalui gelar kasus di
kelas tentang praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat
untuk menjamin keadilan dan kedamaian.
Substansi Pembelajaran
Peserta didik melakukan penelitian sederhana untuk menilai tentang
praktik perlindungan dan penegakan hukum, terutama terhadap kasus-kasus
pelanggaran hukum yang terjadi dalam masyarakat ataupun informasi yang
ada di media massa (cetak dan elektronik). Kegiatan selanjutnya, peserta
didik mengekpresikan pikiran, penilaian, dan pemahamannya tentang praktik
perlindungan dan penegakan hukum yang dituangkan dalam sebuah karya
tulis dan dipresentasikan dalam gelar kasus di kelas sebagai aksi nyata untuk
mengajak dirinya dan orang lain agar berperilaku sesuai hukum yang berlaku
untuk menjamin keadilan dan kedamaian.
Langkah I
Mengidentifikasi masalah-masalah hukum yang
ada dalam masyarakat. Dengan menggali informasi
melalui wawancara, sumber cetak, dan elektronik
serta internet. Semua informasi yang diperoleh
dicatat sebagai portofolio dokumen.
Langkah II
1) Memilih salah satu kasus untuk kajian kelas
(kelompok) sebagai bahan kajian pembuatan
portofolio tayangan dan showcase atau gelar
kasus portofolio (insersi nilai-nilai antikorupsi
dengan memilih kasus-kasus korupsi sebagai
bahan kajian pelanggaran hukum).
2) Membagi kelas ke dalam tiga kelompok dan
bahan kajian, yaitu korupsi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk
melaksanakan penelitian sederhana.
Langkah III
Mengumpulkan informasi bahan kajian kelas dan
mendiskusikan sumber informasi yang ditemukan
dan dianalisis untuk dasar pembuatan portofolio
kelas dan simpan dalam map ordner untuk bahan
portofolio dokumen.
Langkah V
Show Case portofolio atau gelar kasus portofolio,
sebagai bentuk laporan hasil penellitian dalam
bentuk simulasi dan dengar pendapat (public hearing)
antarkelompok portofolio dengan moderator guru.
Penilaian
1. Sikap : Jurnal sikap
2. Pengetahuan : Penilaian tertulis (post tes, harian)
3. Keterampilan : Penilaian portofolio
Tindak Lanjut
1. Hasil penilaian portofolio (selama proses pembelajaran) dan post test
(setelah proses pembelajaran) sebagai salah satu dasar untuk refleksi
2. Refleksi yaitu:
• dengan memberikan kesempatan kepada pesera didik untuk
mengungkapkan perasaannya setelah melakukan penelitian sederhana
melalui pembelajaran berbasis portofolio,
• diskusi membahas tentang materi yang belum dipahami peserta didik
sekaligus sebagai remidi dan pengayaan agar memudahkan melanjutkan
pembelajaran dengan materi baru,
• pemberian penguatan terhadap materi dan proses pembelajaran.
3. Agar lebih bermakna bagi peserta didik,
• hasil rumusan usulan peserta didik dalam temuannya di portofolio,
peserta didik diminta membuat kesepakatan untuk melaksanakannya
dan saling mengontrol antarsesama teman agar berperilaku sesuai
dengan hukum (khususnya melaksanakan nilai-nilai anti korupsi).
• Untuk korupsi di lingkungan sekolah, hasil rumusan usulan peserta didik
dalam portofolio disampaikan ke pihak sekolah dan memohon agar
sekolah mendukung dan menindaklanjutinya.
Anggota kelompok 1:
1. Abitha Arya Guna (01)
2. Abrori Asasi Taqwa (02)
3. Amalia Hidayati (03)
4. Amru Abid Zakly (04)
5. Andreas Restu (05)
6. Arrafi Nuristiawan (06)
7. Avrilla Putri (07)
8. Catherine Canina (08)
9. Christoffel Okta (09)
10. Christoforus Tegar (10)
11. Delinda Vega (11)
12. Elisa Maharani (12)
Sumber:https://www.google.com/amp/s/koran.tempo.co/amp/
nasional/361274/kel uarga-fuad-bisa-terseret diakses pada 14 September
2021pukul 05.49 WIB
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjerat banyak pihak dalam
kasus korupsi. Beberapa di antara mereka punya hubungan kekerabatan,
seperti adik-kakak atau suami-istri. Seperti pada kasus Anas Urbaningrum,
Syahrul Raja Sempurnajaya, Ade Swara, Akil Mochtar, dan Chaeri
Wardana. Ada beberapa alasan pengukuran anggota keluarga dalam
kasus korupsi, salah satunya adalah faktor “keamanan”. Saat anggota
keluarga dilibatkan, dia bisa lebih aman menyembunyikan kejahatannya.
Hal ini juga sekaligus memperlihatkan hancurnya nilai posisi keluarga
sebagai bagian dari upaya untuk mencegah anggota keluarga lainnya
melakukan penyimpangan, seperti korupsi.
Identifikasi Masalah
Contoh tindakan korupsi di lingkungan Keluarga, antara lain sebagai berikut.
1. Berbohong (meminta uang untuk membeli buku pelajaran melebihi harga
buku sebenarnya, izin pergi belajar tetapi pergi bermain).
2. Terlambat/korupsi waktu (pulang ke rumah tidak sesuai jadwal yang
ditentukan keluarga).
3. Kepala keluarga yang tidak memberikan hak-hak keluarganya.
4. Mencuri uang (mengambil kembalian uang belanja).
Media Kampanye
Kelompok kami memilih media powtoon sebagai media show case
dan media kampanye. Hasil video dilampirkan di email.
Portofolio Antikorupsi
Korupsi di Lingkungan Sekolah
Anggota Kelompok 2
1. Elizabeth Louise Fernando (13)
2. Fadhlurrahman Arga Andriyan (14)
3. Giovanno Surya Honesto (15)
4. Ibnu Gilang Sasmita (16)
5. Isabella Josephine (17)
6. Joan Laksmita Kusuma Apsari (18)
7. Joysephien Keren Angeline (19)
8. Kathryn Felicia (20)
9. Larasati Meyla Andin Ardiva (21)
10. Louysanova Rahesta Kuswara (22)
11. Maharani Purnama Putri (23)
12. Michael Hizkia Nainggolan (24)
Portofolio Antikorupsi
Korupsi di Lingkungan Masyarakat
Anggota:
1. Naswan Maulana Adli Ardana (25)
2. Nathania Kintan Maharani (26)
3. Nur Syafitri Cantika Dewi (27)
4. Rachel Dina Anndita (28)
5. Rachel Mikhaela Santoso (29)
6. Raphael Clayton Caterpillar M. (30)
7. Ronald Erica Fardani Erlangga (31)
8. Stefanie Natalia (32)
9. Theresia Anggun Ardana Putri (33)
10. Valentinus Galen Gumolo (34)
11. Yohanes Thathit Putra Arditama (35)
12. Zahra Nisa Candra Purnomo (36)
4. Raphael.C.C.Marpaung (30)
D. Sumber Internet
1. Rachel Dina Anndita (28
GUNUNGKIDUL–Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan
Anak Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(DP3AKBPMD) terus memantau perkembangan kasus dugaan korupsi
yang menjerat tiga lurah di Gunungkidul.
Lurah yang terjerat kasus korupsi, yakni Agus Setiyawan selaku
Lurah Baleharjo, Wonosari terkait korupsi pembangunan balai. Dua
lainnya, yakni Lurah Serut, Gedangsari, Suyono, terkait masalah proyek
saluran air bersih, dan Lurah Karangawen, Girisubo, Roji Suyanto.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa terbelit masalah tukar guling tanah
untuk pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan. Sesuai dengan aturan
dalam Perda tentang Lurah, ketiga lurah bisa diberhentikan sebelum
D i zaman yang sudah sangat modern ini, sangat mudah bagi kita untuk
menemukan tindak kecurangan di dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan
kecurangan inilah yang telah menjadi suatu kebiasaan bagi orang-orang yang
tidak memiliki rasa tanggung jawab. Tindakan tersebut biasa kita sebut dengan
korupsi.
Perilaku korupsi sendiri ditengarai oleh Suwitri (2007:23-41) sebagai perilaku
yang menyimpang atau abnormal behavior. Meski begitu, dengan banyaknya
kejadian korupsi di Indonesia, masyarakat seolah menganggap hal tersebut
adalah fenomena yang biasa saja yang terjadi di negara ini. Permasalahan ini
seolah tidak mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat sendiri. Namun,
perlahan tetapi pasti, sebagian masyarakat telah memulai langkah baru untuk
menanamkan nilai antikorupsi yang dapat kita mulai dari diri kita sendiri.
Perilaku korupsi dapat muncul dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga,
kemudian masyarakat,dan sekolah. Hal ini tentu menentukan sikap jati diri
seseorang ke depannya. Apabila kita hidup di lingkungan yang marak akan
korupsi, suatu tindakan korupsi kecil tersebut dianggap biasa, padahal ini bisa
menjadi langkah awal seorang koruptor untuk berani melakukan korupsi yang
lebih besar lagi.
Sebagai masyarakat yang baik, tentunya kita perlu menanamkan sikap
antikorupsi pada diri kita. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya pribadi
yang mengganggap remeh tindakan korupsi. Menjadi masyarakat yang jujur
dalam bertindak merupakan langkah awal untuk mencegah korupsi sejak
dini. Salah satu contoh kecil korupsi di lingkungan masyarakat, yaitu pungli
atau pungutan liar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pungli di struktur
pemerintahan desa marak terjadi. Hal ini sering dilakukan sebagai jalan pintas
untuk masyarakat agar kepentingannya segera diselesaikan.
Tentunya, bila berkelanjutan hal tersebut akan sangat merugikan
masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu memerangi korupsi dimulai dari
Identifikasi Kasus
1. Wawancara yang dilakukan Naswan, benar kasus korupsi.
Ia telah menanyakan apa itu korupsi, contoh korupsi, dan solusinya. Namun,
yang kurang dari wawancaranya tidak ada pertanyaan dan pernyataan
mengenai hukuman untuk para koruptor.
2. Wawancara yang dilakukan Afi, benar tentang pernyataan korupsi.
Ia menanyakan apa itu korupsi dan solusinya, tetapi dalam wawancaranya
tidak ada contoh korupsi dan hukuman untuk para koruptor.
3. Wawancara yang dilakukan Ronald, benar kasus korupsi.
Dia telah menanyakan pertanyaan yang cukup lengkap mulai dari apa itu
korupsi hingga hukuman yang harus diberikan untuk koruptor. Akan tetapi,
tidak ada contoh dari korupsi. Narasumber dari Ronald menekankan bahwa
yang melakukan korupsi adalah pejabat publik. Hal ini bukan pernyataan
yang salah, nyatanya tidak hanya pejabat publik yang melakukan korupsi,
hampir semua orang pasti pernah korupsi. Contoh yang paling sederhana,
yaitu berkata bohong.
4. Berdasarkan hasil wawancara Yohanes Thathit Putra Arditama kepada
narasumber Antonius Jarot, merupakan kasus korupsi.
Terpapar penjelasan mengenai pengertian korupsi,contoh nyata tindakan
korupsi di beberapa lingkungan, alasan suatu tindakan dapat dikatakan
sebagai kegiatan korupsi, pendapat pribadi narasumber mengenai korupsi,
dan sikap antikorupsi.
5. Berdasarkan pemaparan dari media Koran Kupas Tuntas, berita tersebut
merupakan salah satu kasus korupsi di lingkungan pemerintahan yang
sedang dihadapi Indonesia.
Dana bantuan sosial yang seharusnya diberikan secara utuh kepada
masyarakat yang berhak, telah dikorupsi oleh pihak penyalur, yaitu menteri
sosial. Hal ini dapat dikatakan tindakan korupsi karena menteri sosial
menggunakan dana yang seharusnya disalurkan kepada masyarakat untuk
kepentingan pribadinya, bahkan jumlahnya sampai 17 Miliar.
6. Dari Koran Perangi Korupsi, merupakan kasus korupsi.
Terdapat berita suatu tindakan yang diduga korupsi, yaitu korupsi Jiwasraya.
Dasar Hukum
Tindak pidana korupsi merupakan segala tindakan yang dapat merugikan
keuangan maupun perekonomian negara. Menurut perspektif hukum, definisi
korupsi dijelaskan dengan 13 buah pasal dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 jo
UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pengertian sudah mencakup pada setiap pasal dari pasal 1 sampai pasal 13.
Sedangkan pasal 21 sampai 24 dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menjelaskan
tentang tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar
1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
E. Usulan Kelompok
1. Penegakan hukum yang efektif sangat penting untuk memastikan para
koruptor dihukum dan memutus siklus impunitas, atau kebebasan dari
hukuman atau kerugian.
2. Akhiri impunitas.
3. Mereformasi administrasi publik dan manajemen keuangan.
4. Reformasi yang berfokus pada peningkatan manajemen keuangan dan
memperkuat peran lembaga audit di banyak negara telah mencapai
dampak yang lebih besar daripada hanya melakukan di sektor publik dalam
mengendalikan korupsi.
5. Memaksimalkan kekuatan masyarakat.
6. Kontribusi masyarakat di setiap aspek bagian negara yang masih relevan
dapat membantu pemerintahan. Untuk itu, dalam hal ini, sangat perlu
untuk melakukan identifikasi prioritas, masalah, dan menemukan solusi.
7. Menggunakan jalur komunikasi alternatif.
8. Saat membacanya mungkin Anda merasa kebingungan, tetapi dalam hal ini
kita sedang berbicara tentang bagaimana menyatukan proses formal dan
informal, yang berarti Anda dapat melakukan kerja sama dengan pemerintah
dan kelompok non-pemerintah atau organisasi untuk mengubah perilaku
dan memantau kemajuan.
9. Memanfaatkan teknologi.
10. Bersyukur saat ini sudah ada teknologi yang menunjang segala aktivitas
masyarakat, menjalin komunikasi serta untuk membangun pertukaran
yang dinamis hingga berkelanjutan antara pemangku kepentingan utama,
baik pemerintah, warga negara, kelompok bisnis, kelompok masyarakat
sipil, media, akademisi, dan lain-lain.
11. Memberikan kontribusi.
12. Sebagai masyarakat, berinvestasilah dalam institusi dan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah. Meskipun sifatnya sangat terbatas dan tentunya
P ada tahap gelar kasus, semula akan dilakukan melalui Zoom atau G- Meet,
tetapi pada tanggal 28 september 2021 di sekolah ada uji coba Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) terbatas 50% peserta didik. Oleh karena itu, gelar kasus
dilakukan secara tatap muka terbatas dengan media yang sudah dibuat dalam
portofolio tayangan, berikut ini hasil show case portofolio masing-masing
kelompok. (karena berbentuk video kami kirimkan tautannya)
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan peran rumah tangga keluarga sebagai pelaku kegiatan ekonomi.
2. Menjelaskan peran rumah tangga produsen sebagai pelaku kegiatan ekonomi.
3. Menyusun hasil laporan peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi yang
menunjukkan nilai kejujuran dalam berinteraksi.
Materi esensial
Rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, dan pelaku ekonomi.
Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik.
2. Melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
1. Guru hadir di kelas dan memulai pembelajaran tepat waktu (keteladanan,
kedisiplinan, dan tanggung jawab).
2. Mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik,
Penilaian Pembelajaran
1. Kognitif (pengetahuan) : Tanya-jawab, soal terlampir.
2. Afektif (sikap) : Instrumen penilaian sikap.
3. Psikomotor (keterampilan) : Laporan hasil observasi.
_____________________ ________________________
NIP. NIP.
Keterangan Perilaku
• 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang
1. Kelompok 1
2. Kelompok 2
3. Kelompok 3
4. Kelompok 4
5. Kelompok 5
Keterangan
Skor: 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang
Nilai: (Jumlah skor perolehan : skor maksimal)
Gbr1.
Kunjungan ke sekolah, diskusi
tentang KD yang sarat nilai-nilai
antikorupsi (22/9/2021)
Agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar yang dibatasi oleh empat
dinding dan memperhatikan kecenderungan gaya belajar siswa usia SMA yang
lebih senang “bertualang”, pada materi ini digunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL), yaitu konsep belajar yang mengaitkan antara
materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan teori ekonomi yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kegiatan ekonomi (jual-beli) sehari-hari.
Hasil observasi siswa menyimpulkan bahwa antara konsumen dan produsen
memiliki keterkaitan dan peran yang saling berhubungan (mutualisme). Siswa
adalah konsumen karena menggunakan/mengonsumsi hasil produksi buah-
buahan dari produsen/penjual buah. Keduanya sebagai pelaku ekonomi,
interaksinya akan berjalan baik jika menjaga sikap sosial, antara lain kejujuran
dalam kegiatan ekonomi.
Berkaitan dengan nilai kejujuran dan ketelitian, kelompok 1, 3, dan 5
melaporkan bahwa timbangan dan kualitas buah relatif jujur dan baik. Buah yang
dibeli kelompok 2 timbangannya kurang 127 gram, setelah dilakukan timbang
ulang. Sementara, pada kelompok 4 terdapat bebarapa buah rambutan yang
busuk. Harusnya, penjual dalam melakukan transaksi bersikap jujur dan siswa
sebagai konsumen (pembeli/pengguna) teliti dalam melakukan transaksi.
Ketidakjujuran dalam menakar/menimbang jualan membuat pembeli akan
menjauh dan merugikan penjual itu sendiri. Sebaliknya, pembeli akan senang,
kembali membeli, dan menjadi pelanggan bagi penjual yang jujur dengan
kualitas barang dan timbangannya. Observasi pembelajaran siswa ini akan
menjadi kesan mendalam sehingga kelak bila menjadi pelaku ekonomi di bidang
produksi akan memegang sifat kejujuran.
Gbr4.
Desiminasi praktik baik insersi
pendidikan antikorupsi pada
guru lain (teman sejawat)
(14/10/2021)
Saatnya kita perkuat kembali nilai-nilai antikorupsi mulai dari sekolah karena
sekolah adalah lokomotif penguatan budaya antikorupsi untuk jangka panjang.
Kepada pendidik dan tenaga kependidikan, mari bersama menjadi contoh
dan model bagi anak didik dengan terlebih dahulu mengamalkan nilai-nilai
antikorupsi. Semoga dapat menginspirasi. (Muhajir_Pengawas Sekolah, Alumni
Workshop Pendidikan Antikorupsi, 2021)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan mampu
dalam hal-hal berikut.
1. Mampu memahami prosedur persiapan wadah pendederan ikan dengan
percaya diri.
2. Mampu menerapkan prosedur persiapan wadah pendederan ikan dengan
teliti.
Pertemuan 2
A. Pendahuluan (±10 menit)
1. Guru memberi salam dengan ramah dan mengecek kehadiran peserta
didik.
2. Mengecek kelengkapan atribut dan kerapian pakaian.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan apersepsi dalam kegiatan pembelajaran, sebelumnya
sudah dipelajari tentang tahapan prosedur persiapan wadah pendederan
ikan. Selanjutnya, pada pertemuan hari ini, peserta didik akan menerapkan
prosedur persiapan wadah pendederan ikan.
Penilaian
Penilaian meliputi: penilaian sikap serta pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam memahami dan menerapkan prosedur persiapan wadah
pendederan ikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan nilai-nilai
karakter pendidikan antikorupsi. (terlampir)
82
18. Siswa 18
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Tujuan
Menerapkan prosedur persiapan wadah pendederan ikan dengan benar.
Hasil
1. Panjang kolam : ………………………… m
2. Lebar kolam : ………………………… m
3. Luas kolam : ………………………… m2
4. Jumlah pupuk kandang yang ditimbang : ………………………… kg
5. Hasil pengamatan kualitas air :
- pH = …………………
- Suhu = ………………… oC
Kesimpulan: