Anda di halaman 1dari 84

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 1

KATA PENGANTAR

P uji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga buku
ini dapat terbit sesuai rencana. Buku ini merupakan kumpulan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh para guru yang mengikuti
lomba penyusunan RPP dengan muatan antikorupsi. Lomba penyusunan
RPP dengan muatan antikorupsi dilakukan untuk mendorong semangat para
pendidik agar secara konsisten menerapkan pendidikan antikorupsi dalam
seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Sebagaimana diketahui, pendidikan antikorupsi bukanlah materi ajar yang
memuat pengetahuan dan keterampilan semata, melainkan lebih kepada
penguatan landasan bersikap dan berperilaku selama aktivitas pembelajaran.
Oleh karena itu, pendidikan antikorupsi dapat diterapkan dalam semua mata
pelajaran dan semua aktivitas di sekolah. Kunci keberhasilan pendidikan
antikorupsi adalah pembiasaan perilaku berkarakter yang menghindarkan
semua orang dari perilaku koruptif.
Buku ini diterbitkan sebagai referensi dan inspirasi bagi semua pihak dalam
merancang pembelajaran dengan landasan perilaku antikorupsi di seluruh
satuan pendidikan dasar dan menengah. Kendati demikian, RPP yang terdapat
dalam buku ini adalah RPP yang sesuai untuk konteks di mana sekolah berada,
dan belum tentu sesuai dengan konteks sekolah lain. Oleh karena itu, para
pendidik dapat menyusun RPP dengan muatan antikorupsi di sekolah masing-
masing sesuai dengan kondisinya, tanpa harus persis dengan RPP yang tertuang
dalam buku ini. Inovasi pembelajaran sangatlah diperlukan untuk memastikan
pendidikan antikorupsi berjalan optimal.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 3


Buku ini diharapkan dapat makin menguatkan implementasi pendidikan
antikorupsi di semua sekolah di jenjang pendidikan dasar dan menengah,
guna menghasilkan generasi antikorupsi di masa mendatang. Peran aktif para
pendidik menjadi faktor kunci keberhasilan tersebut sebagai salah satu aktivitas
terpenting dalam proses pendidikan dalam menyusun rencana yang baik dan
sesuai dengan konteksnya.
Kehadiran buku ini menjadi salah satu bagian dari implementasi amanat
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, pasal 13 huruf c, yaitu menyelenggarakan
program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan. Kehadiran
contoh-contoh RPP berikut diharapkan dapat mendorong keterampilan para
guru dalam melakukan proses pendidikan antikorupsi yang sesuai.
Semoga buku ini membawa manfaat bagi semua pihak yang dapat memberi
kontribusi dalam melahirkan anak-anak yang berkarakter antikorupsi sehingga
dalam melahirkan bangsa yang bebas korupsi.

4 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR............................................................................3
2. DAFTAR ISI.........................................................................................5
3. KUMPULAN RPP SMA DAN SMK......................................................7
BAB 1: SMA Negeri 1 Kibin Provinsi Banten................................8
BAB 2: SMA Negeri 1 Ubud Provinsi Bali....................................12
BAB 3: SMA Negeri 2 Yogyakarta DIY.........................................16
BAB 3: SMAN 1 Rangkasbitung Provinsi Banten........................65
BAB 4: SMAN 8 Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan............68
BAB 5: SMK Negeri 3 Pandeglang Provinsi Banten...................77

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 5


6 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi
BAGIAN TIGA
KUMPULAN RPP SMA
DAN SMK

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 7


BAB 1
SMAN 1 KIBIN
PROVINSI BANTEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN:
MENYAJIKAN GAGASAN MELALUI ARTIKEL

Alokasi Waktu
4 x 45 menit (2 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel bertopik korupsi.
4.11 Mengonstruksi artikel bertopik korupsi dengan memperhatikan fakta
dan kebahasaan.

Materi Esensial yang Diajarkan


1. Teknik menulis artikel bertopik korupsi.
2. Jenis-jenis artikel.

Langkah Pembelajaran/Pengalaman Belajar


Pertemuan 1
1. Menganalisis unsur kebahasaan teks artikel bertopik dengan cara berikut.
2. Menampilkan karakteristik kebahasaan teks artikel.
3. Menganalisis unsur kebahasaan teks-teks artikel bertopik korupsi dari
berbagai sumber, misalnya: artikel majalah Integrito dan artikel Tempo.
4. Membuat kuis analisis teks artikel.

Pertemuan 2
Menulis artikel bertema korupsi dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan.
1. Menyaksikan beberapa film pendek/dokumenter tentang korupsi sebagai
referensi tulisan.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 9


2. Melakukan undian topik korupsi kepada setiap individu, misalnya topik
pencegahan korupsi, penanganan korupsi, dan/atau perilaku koruptif.
3. Menulis artikel secara mandiri.
4. Setiap kelompok memberikan apresiasi.

Penilaian Pembelajaran
Indikator Pembelajaran
1. Menganalisis kebahasaan artikel bertopik korupsi dengan teliti dan benar.
2. Menulis artikel bertopik korupsi sesuai kaidah secara mandiri.
3. Membiasakan diri untuk menulis dengan jujur dan bertanggung jawab.

Tindak Lanjut Pembelajaran


Remedial (-)
1. Menambah sumber/referensi tentang jenis artikel dan contoh artikel.
2. Membaca rangkuman tentang kebahasaan artikel.
3. Menulis artikel bertopik korupsi dengan bimbingan intens rekan/guru.

Pengayaan (+)
1. Peserta didik mengalihwahanakan artikel menjadi film pendek atau
dokumenter secara berkelompok.
2. Peserta didik membagikan kerja kreatifnya melalui media sosial.

Rubrik Penilaian Pembelajaran


Kriteria Penilaian Karakter*
Nama
Faktual Ragam Penyajian Tidak
No Peserta
(Bukan Bahasa Data Logis Mengandung Keterangan
Didik
Hoax) Formal Relevan Unsur SARA
1 A1
2 A2
3 A3

10 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Kriteria Penilaian Tulisan*
Menarik Kedalaman
Nama Tepat dalam
Kesesuaian dalam dan Kebaruan
No Peserta Penggunaan Originalitas
Topik Tulisan Pemilihan Kemenarikan Tulisan (10
Didik Kaidah (20 (25 poin)
(15 poin) Diksi (15 Tulisan (15 poin)
poin)
poin) poin)
1 A1
2 A2
3 A3
*Penilaian melalui centang (V)

Penyusun: Rizki Zakaria, S.Pd.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 11


BAB 2
SMAN 1 UBUD
PROVINSI BALI
A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pertemuan ke-3 dan 4 | Kelas X Peminatan Sastra Inggris | KD: Teks Khusus (Poster) | Tema: Pendidikan Anti
Korupsi | Keterampilan yang ditekankan adalah Membaca (Reading) dan Menulis (Writing) | Alokasi Waktu:
2 × 75 menit

1. Tujuan Pembelajaran
Di akhir pembelajaran, siswa mampu melakukan hal berikut.
1) Menunjukkan sikap antikorupsi.
2) Melaksanakan tindakan antikorupsi.
3) Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
beberapa teks khusus dalam bentuk poster terkait kampanye tindakan
antikorupsi.
4) Menyusun sebuah teks khusus dalam bentuk poster terkait kampanye
2. Indikator
tindakan anti korupsi
1) Menyebutkan contoh-contoh tindakan antikorupsi (jujur, disiplin, dan tanggung jawab).
2) Menceritakan dampak dari tindakan antikorupsi (jujur, disiplin, dan tanggung jawab).
3) Mengungkapkan fungsi sosial dari beberapa teks khusus dalam bentuk poster tindakan antikorupsi.
4) Mengidentifikasi struktur beberapa teks khusus dalam bentuk poster tindakan antikorupsi.
5) Mengidentifikasi unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk poster tindakan antikorupsi.
6) Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaaan beberapa teks khusus dalam
bentuk poster terkait kampanye tindakan antikorupsi.
1. Menyusun sebuah teks khusus dalam bentuk poster terkait kampanye tindakan anti korupsi
3. Materi
Video berita korupsi di Indonesia, poster tentang tindakan antikorupsi, tiktok antikorupsi, film pendek
antikorupsi, kampanye antikorupsi, dan media kampanye.

https://i.pinimg.com/originals/7e/d6/2b/7ed62b8afff4b3ff41501298390e9753.jp
g

CATATAN: TUJUAN DAN INDIKATOR YANG DICETAK MIRING SUDAH DISELESAIKAN PADA PERTEMUAN 1 DAN 2

Ni Nengah Budiasih, S.Pd., M.Pd.


SMA Negeri 1 Ubud

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 13


B. KEGIATAN PEMBELAJARAN: PERTEMUAN 3

10 menit
1. Kegiatan Awal (Warm Up)
Prosedur
1) Guru melakukan apersepsi dengan sebuah video pada tautan:
https://www.youtube.com/watch?v=icK5EigrIP0&t=48s
2) Siswa memainkan sebuah game “Tebak Nama Koruptor”.

Teknik
1) Menayangkan sebuah video berita kasus korupsi di Indonesia dan meminta siswa untuk menanggapi.
2) Menyiapkan sebuah nama koruptor terkenal untuk ditempelkan di dahi salah satu murid. Pemain memberikan
petunjuk dan murid tersebut menebak nama.

2. Kegiatan Inti 50 menit

Prosedur
1) Guru menjelaskan kriteria poster yang baik dan benar.
2) Siswa berkelompok mengakses dan mendiskusikan berbagai contoh poster antikorupsi melalui tautan
https://bit.ly/3LN7Id6ContohPoster
3) Secara individu, siswa membuat desain poster secara manual ataupun dengan menggunakan salah satu aplikasi
yang dapat diakses pada tautan https://bit.ly/33DKa9eTutorialPoster
4) Siswa menjawab 10 pertanyaan kuis tentang poster Tindakan Antikorupsi di LMS.

Teknik
1) Menayangkan sebuah poster yang baik dan benar dalam PPT..
2) Menyediakan beberapa contoh poster sebagai sumber belajar melalui tautan Google Drive.
3) Menyediakan beberapa tutorial melalui tautan Google Drive.
4) Menyediakan kuis di LMS.

3.Kegiatan Akhir 15 menit

Prosedur
Beberapa siswa menyampaikan kesimpulan dan perasaan mereka terkait pembelajaran.

Teknik
Memfasilitasi siswa melakukan refleksi.

4.Evaluasi
Prosedur
Guru menilai dan menganalisis jawaban siswa.

Teknik
Menyediakan kunci jawaban dan rubrik penilaian.

5.Tindak Lanjut

Prosedur
1) Guru memperkaya keragaman materi sesuai dengan diferensiasi profil belajar siswa.
2) Guru memberikan penugasan mandiri membuat sebuah poster.

Teknik
1) Menyediakan variasi sumber materi.
2) Menyediakan rubrik penilaian poster.

14 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


C. KEGIATAN PEMBELAJARAN: PERTEMUAN 4
1. Kegiatan Awal (Warm Up) 10 menit

Prosedur
Siswa menonton video berjudul “How Does Corruption Affect You?”
https://www.youtube.com/watch?v=FYorzlkCWYo

Teknik
Guru menayangkan video dan meminta siswa menyebutkan dampak tindakan
korupsi lainnya.

Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa

2.Kegiatan Inti 45 menit

Prosedur
1) Beberapa siswa mempresentasikan poster dan mendapatkan feedback dari siswa lain dan guru.
2) Siswa menyempurnakan poster.

Teknik
1) Memfasilitasi kegiatan presentasi.
2) Memberikan feedback.

Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa

3.Kegiatan Akhir 20 menit

Prosedur
1) Siswa melakukan kampanye Tindakan Antikorupsi dengan mengunggah karya poster mereka ke media sosial
dengan menambahkan hastags #studentsagainstcorruption #sman1ubud #anticorruption #supportkpk.
2) Siswa membuat tangkapan layar unggahan pada medsos dan mengumpulkannya ke dalam tautan
https://bit.ly/SSPosterAntikorupsi
3) Siswa melakukan refleksi melalui tautan https://bit.ly/3-2-1ExitTicketReflection

Teknik
1) Menyediakan hastags.
2) Menyediakan tautan Google Form.
3) Menyediakan form refleksi 3-2-1 Exit Ticket.

Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa

4.Evaluasi
Prosedur
1) Guru menilai poster siswa sesuai kriteria yang telah disepakati. Rubrik bisa diakses pada tautan
https://bit.ly/3sUp4vRRubrikPenilaian
2) Guru menganalisis dan menyimpulkan hasil refleksi.

Teknik
1) Menyediakan pedoman/rubrik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2) Merekapitulasi kebutuhan murid sesuai hasil refleksi.

Prosedur :
Siswa melakukan refleksi dengan teknik 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan https://bit.ly/3-2-
1ExitTicketReflection
Teknik :
Menyediakan form 3-2-1 Exit Ticket melalui tautan google drive untuk mengunduh dan
menampung refleksi siswa

5.Tindak Lanjut
Prosedur
1) Guru melakukan penguatan nilai antikorupsi melalui Tiktok/film pendek berbahasa
Indonesia maupun Inggris pada tautan: https://bit.ly/3Bzu9xFTikTokAntikorupsi
2) Guru mengalokasikan waktu pengumpulan karya lebih fleksibel sesuai kesiapan dan
kecepatan belajar siswa.

Teknik
1) Membagikan tautan konten Tiktok/film pendek antiKorupsi.
2) Mengatur fleksibilitas pengumpulan tugas di LMS.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 15


BAB 3
SMA NEGERI 2
YOGYAKARTA
RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PJJ/PTM)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Yogyakarta


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XII/satu
Materi AZPokok : Perlindungan dan penegakan hukum
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (6 x 45 menit)

Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio, peserta
didik mampu menilai tentang praktik perlindungan dan penegakan hukum
terhadap kasus-kasus pelanggaran hukum yang ada di berbagai lingkungan
masyarakat dan merekonstruksikan hasil penilaiannya melalui gelar kasus di
kelas tentang praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat
untuk menjamin keadilan dan kedamaian.

Substansi Pembelajaran
Peserta didik melakukan penelitian sederhana untuk menilai tentang
praktik perlindungan dan penegakan hukum, terutama terhadap kasus-kasus
pelanggaran hukum yang terjadi dalam masyarakat ataupun informasi yang
ada di media massa (cetak dan elektronik). Kegiatan selanjutnya, peserta
didik mengekpresikan pikiran, penilaian, dan pemahamannya tentang praktik
perlindungan dan penegakan hukum yang dituangkan dalam sebuah karya
tulis dan dipresentasikan dalam gelar kasus di kelas sebagai aksi nyata untuk
mengajak dirinya dan orang lain agar berperilaku sesuai hukum yang berlaku
untuk menjamin keadilan dan kedamaian.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 17


Kegiatan Pembelajaran Dapat Dilakukan dengan PTM
atau Daring

Kegiatan Rincian Kegiatan Tiap Pertemuan Alokasi waktu

1. Pendahuluan a. Doa, apersepsi.


b. Menginformasikan tujuan, kegiatan pembelajaran, 15 menit
dan memberi motivasi kepada peserta didik.
2. Kegiatan Inti Pertemuan ke-1 70 menit
Dilaksakan pada tanggal 14 September 2021 (via Meet).
a. Memberikan stimulus dengan memutar video
tentang kasus-kasus pelanggaran hukum.
b. Sintak pembelajaran berbasis portofolio

Langkah I
Mengidentifikasi masalah-masalah hukum yang
ada dalam masyarakat. Dengan menggali informasi
melalui wawancara, sumber cetak, dan elektronik
serta internet. Semua informasi yang diperoleh
dicatat sebagai portofolio dokumen.

Langkah II
1) Memilih salah satu kasus untuk kajian kelas
(kelompok) sebagai bahan kajian pembuatan
portofolio tayangan dan showcase atau gelar
kasus portofolio (insersi nilai-nilai antikorupsi
dengan memilih kasus-kasus korupsi sebagai
bahan kajian pelanggaran hukum).
2) Membagi kelas ke dalam tiga kelompok dan
bahan kajian, yaitu korupsi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk
melaksanakan penelitian sederhana.

Pertemuan ke-2 70 menit


Pembelajaran pada pertemuan kedua/tanggal 21
September 2021 (via Meet).

Langkah III
Mengumpulkan informasi bahan kajian kelas dan
mendiskusikan sumber informasi yang ditemukan
dan dianalisis untuk dasar pembuatan portofolio
kelas dan simpan dalam map ordner untuk bahan
portofolio dokumen.

18 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Langkah IV
Pada tahap kegiatan ini, masing-masing kelompok
peserta didik telah menyelesaikan penelitian,
kemudian membuat portofolio kelas dan
portofolio tayangan dengan cara berikut.
1) Menjelaskan masalah yang telah diidentifikasi
(korupsi di lingkungan keluarga, sekolah,, dan
masyarkat).
2) Menjelaskan berbagai kebijakan alternatif.
3) Mengusulkan kebijakan alternatif untuk
mengatasi masalah.
4) Membuat rencana tindakan kelas.

Pertemuan ke-3 70 menit


Pembelajaran pada pertemuan ketiga/tanggal 28
September 2021 (via Meet /tatap muka terbatas).

Langkah V
Show Case portofolio atau gelar kasus portofolio,
sebagai bentuk laporan hasil penellitian dalam
bentuk simulasi dan dengar pendapat (public hearing)
antarkelompok portofolio dengan moderator guru.

3. Penutup Bersama peserta didik mereview materi yang 45 menit


berhubungan dengan perlindungan dan penegakkan
hukum (khususnya kasus korupsi) dengan memberikan
penguatan nilai-nilai antikorupsi dan diakhiri dengan
doa.

Penilaian
1. Sikap : Jurnal sikap
2. Pengetahuan : Penilaian tertulis (post tes, harian)
3. Keterampilan : Penilaian portofolio

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 19


Penilaian Portofolio (Penilaian Proses pembelajaran)
Penilaian Portofolio (skor)
Portofolio Dokumen Portofolio Tayangan Show case *
No Kelompok Media JS
Video/ Kemampuan
lain:skema/ Penguasaan Kemampuan
Lengkap Relevansi PPT Powtoon mengin-
bagan/ materi memengaruhi
/TikTok formasikan
charta
Kel. 1:
(korupsi di
1 *
lingkungan
keluarga)
Kel. 2:
(korupsi di
2
lingkungan
sekolah )
Kel. 3:
(korupsi di
3
lingkungan
masyarakat
Jumlah Skor

Keterangan: Kolom diisi dengan Skor


JS = Jumlah Skor

Tindak Lanjut
1. Hasil penilaian portofolio (selama proses pembelajaran) dan post test
(setelah proses pembelajaran) sebagai salah satu dasar untuk refleksi
2. Refleksi yaitu:
• dengan memberikan kesempatan kepada pesera didik untuk
mengungkapkan perasaannya setelah melakukan penelitian sederhana
melalui pembelajaran berbasis portofolio,
• diskusi membahas tentang materi yang belum dipahami peserta didik
sekaligus sebagai remidi dan pengayaan agar memudahkan melanjutkan
pembelajaran dengan materi baru,
• pemberian penguatan terhadap materi dan proses pembelajaran.
3. Agar lebih bermakna bagi peserta didik,
• hasil rumusan usulan peserta didik dalam temuannya di portofolio,
peserta didik diminta membuat kesepakatan untuk melaksanakannya
dan saling mengontrol antarsesama teman agar berperilaku sesuai
dengan hukum (khususnya melaksanakan nilai-nilai anti korupsi).
• Untuk korupsi di lingkungan sekolah, hasil rumusan usulan peserta didik
dalam portofolio disampaikan ke pihak sekolah dan memohon agar
sekolah mendukung dan menindaklanjutinya.

20 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


• Untuk korupsi di lingkungan keluarga, disampaikan melalui komite
sekolah.
• Untuk korupsi di lingkungan masyarakat, disampaikan melalui dinas
pendidikan dan lembaga atau kantor lurah terdekat.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 21


Lampiran 1 : Portofolio Dokumen

Portofolio Dokumen Kelompok 1


Portofolio Antikorupsi,
Korupsi di Lingkungan Keluarga

Anggota kelompok 1:
1. Abitha Arya Guna (01)
2. Abrori Asasi Taqwa (02)
3. Amalia Hidayati (03)
4. Amru Abid Zakly (04)
5. Andreas Restu (05)
6. Arrafi Nuristiawan (06)
7. Avrilla Putri (07)
8. Catherine Canina (08)
9. Christoffel Okta (09)
10. Christoforus Tegar (10)
11. Delinda Vega (11)
12. Elisa Maharani (12)

Mengidentifikasi Perilaku-Perilaku Anggota Keluarga


1. Melakukan wawancara kepada orang-orang yang dianggap mengetahui
masalah yang dikaji.
• Diusulkan oleh Abitha Arya (01)
Saya telah mewawancarai teman saya dengan latar belakang
mempunyai orang tua lengkap. Kedua orang tuanya bekerja. Saya
bertanya kepada teman saya tentang definisi korupsi dan apakah
dia pernah melakukannya. Menurut teman saya, korupsi adalah
mengambil jatah orang lain, baik uang maupun hal lain. Teman saya
merasa pernah melakukan korupsi. Selanjutnya, saya menanyakan
apakah teman saya pernah mengambilkan uang yang diamanahkan

22 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


ke teman saya. Teman saya belum pernah mengambil sebagian dari uang
yang telah diamanahkan oleh orang tua. Kemudian, saya menanyakan
apakah teman saya meminta uang untuk membeli keperluan sekolah
melebihi dari kebutuhan. Teman saya mengatakan bahwa dia pernah
meminta uang melebihi kebutuhan. Selanjutnya, saya menanyakan
apakah teman saya juga korupsi waktu, yang saya maksud adalah
apakah teman saya pulang tidak tepat waktu. Teman saya berkata
bahwa dia sangat sering korupsi waktu dan alasan dia adalah dia ingin
berkumpul dengan temannya lebih lama. Akibatnya bagi dia dan orang
tuanya, orang tua akan kecewa ketika mengetahui kebenarannya dan
teman saya akan menerima akibat dengan berperilaku korupsi jangka
panjang.
• Diusulkan oleh Andreas Restu (05)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi
adalah tindakan setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. Bukan hanya di lembaga lembaga tinggi, kita dapat menemukan
perilaku korupsi, bahkan di sekitar kita pun ada yang melakukannya,
contohnya di lingkungan keluarga. Banyak orang melakukan perilaku
yang mengarah ke tindakan korupsi di keluarga mereka.
• Saya telah mewawancarai salah satu teman saya yang sukarela
berbagi pengalamannya saat melakukan perilaku tersebut. Sebelum
ke pembahasannya saya ingin menceritakan secara singkat tentang
dia. Teman saya ini termasuk anak dari keluarga yang bisa dibilang kaya.
Ayah dan ibunya seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta yang
cukup besar. Teman saya ini berstatus pelajar seperti saya, bahkan dia
juga bersekolah di salah satu SMA favorit di kotanya.
• Saat saya menanyai tentang maksud korupsi dan apakah kamu pernah
melakukannya dia menjawab bahwa korupsi itu adalah mengambil
uang yang bukan miliknya dan dia pernah melakukannya. Dia juga
menceritakan saat dia mengambil uang kembalian saat disuruh ibunya
berbelanja. Dia juga menceritakan bahwa dia pernah meminta uang
untuk membeli buku, tetapi nominalnya dilebihkan karena dia mengaku
uang lebih tersebut dia gunakan untuk makan dan main. Teman saya juga
menceritakan bahwa dia sangat sering pulang ke rumah melebihi jam
yang ditentukan oleh kedua orang tuanya karena dia merasa bahwa

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 23


jamnya tidak cukup untuk bermain bersama temannya. Dia juga bercerita
akibat perilakunya itu dia selalu merasa bersalah dan merasa berdosa
terhadap kedua orang tuanya.
• Diusulkan oleh Christoforus Tegar (10)
Saya telah mewawancarai saudara saya, saudara saya memiliki
keluarga lengkap dan kedua orang tuanya bekerja. Saya mengajukan
pertanyaan kepada saudara saya tentang korupsi dan apakah dia pernah
melakukannya atau tidak. Menurutnya, korupsi adalah mengambil hak
orang lain dan menjadikan itu milik dia. Saudara saya mengaku bahwa
dirinya pernah melakukan korupsi. Saya bertanya kepada saudara saya,
korupsi apa yang dia lakukan. Saudara saya melakukan korupsi waktu
dan korupsi uang. Korupsi waktu yang dilakukan oleh saudara saya
adalah dia mengumpulkan tugas telat waktu dan korupsi uang yang dia
lakukan, yaitu meminta uang SPP sekolah lebih dari harga SPP sekolah
tersebut.
• Diusulkan oleh Elisa Maharani (12)
Banyak orang yang tidak sadar ketika melakukan tindakan
korupsi. Bukan hanya pada lembaga atau instansi tinggi, tetapi kita
juga dapat menemukan tindak korupsi di sekitar kita. Contohnya, pada
lingkungan yang terdekat dari kita, yaitu lingkungan keluarga. Saya telah
mewawancarai kakak saya yang dengan sukarela berbagi pengalaman
serta informasi pada saat melakukan perilaku korupsi. Sebelum masuk
pada topik pembahasan, terlebih dahulu saya akan menjelaskan siapa
orang yang saya wawancara pada topik kali ini. Untuk topik kali ini saya
mewawancarai kakak kedua saya. Saya mewawancarai kakak kedua
saya, karena saya lebih dekat dengannya dan merasa bisa berbagi
informasi tentang topik ini.
Ketika saya menanyakan tentang apa itu korupsi dan apakah kamu
pernah melakukannya? Dia menjawab bahwa korupsi itu tindakan
mencuri sesuatu dan menyalahgunakan kepercayaan yang didapat
untuk keuntungan sendiri, dan dia pernah melakukan sewaktu kecil,
tetapi secara tidak sadar dan mungkin masih belum paham. Dia juga
menceritakan dahulu ketika kecil pernah satu atau dua kali mengambil
uang kembalian untuk membeli jajan serta mainan saat disuruh ibu
berbelanja. Namun, dia tidak pernah meminta uang lebih dengan dalih
untuk membeli buku karena sudah merasa sadar jika itu perbuatan yang
tidak baik. Kakak saya juga menceritakan, ketika melihat sepupu atau
saudara yang pulang ke rumah melebihi jam yang sudah ditentukan oleh

24 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


kedua orang tuanya dan ketika ditanyai alasannya mereka menjawab
terjebak hujan, macet, atau menunggu teman yang belum dijemput.
Akibatnya orang yang menunggu di rumah khawatir karena tidak pulang
tepat pada waktu yang telah ditentukan dan juga merasa bersalah
karena tidak memberi tahu terlebih dahulu ketika pulang terlambat.

2. Melalui Sumber-Sumber Cetak: Majalah, Koran, dan Tabloid.


• Diusulkan oleh Abrori Asasi (02)

Sumber:https://www.google.com/amp/s/koran.tempo.co/amp/
nasional/361274/kel uarga-fuad-bisa-terseret diakses pada 14 September
2021pukul 05.49 WIB
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjerat banyak pihak dalam
kasus korupsi. Beberapa di antara mereka punya hubungan kekerabatan,
seperti adik-kakak atau suami-istri. Seperti pada kasus Anas Urbaningrum,
Syahrul Raja Sempurnajaya, Ade Swara, Akil Mochtar, dan Chaeri
Wardana. Ada beberapa alasan pengukuran anggota keluarga dalam
kasus korupsi, salah satunya adalah faktor “keamanan”. Saat anggota
keluarga dilibatkan, dia bisa lebih aman menyembunyikan kejahatannya.
Hal ini juga sekaligus memperlihatkan hancurnya nilai posisi keluarga
sebagai bagian dari upaya untuk mencegah anggota keluarga lainnya
melakukan penyimpangan, seperti korupsi.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 25


• Diusulkan oleh Amalia Hidayati (03)

Sumber: lokadata.id yang diterbitkan pada 23 Februari 2016 pukul


08:27 WIB. Ilustrasi poster oleh Antyo Rentjoko. Diakses pada 13
September 2021 pukul 19.05 WIB.
Berdasarkan sumber tersebut, menunjukkan perilaku koruptif
di lingkungan keluarga dari mata masyarakat. Sumber tersebut juga
menunjukkan survei yang dilakukan BPS pada November 2015 dengan
sampel 10.000 keluarga. Contoh dari tindakan korupsi tersebut, seperti
seorang PNS yang menggunakan mobil kantor untuk keperluan keluarga
dan seorang istri yang menerima uang melebihi gaji resmi suami tanpa
menanyakan asal-usulnya.
• Diusulkan oleh Amru Abid (04)

26 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Sumber:https://acch.kpk.go.id/id/component/content/
article?id=153:kasus-suap- suami- diakses pada 13 September 2021 pukul
21.00 WIB.
Berdasarkan sumber dari media cetak tersebut, terlihat perilaku
koruptif Romi Herton beserta istri Romi, Masyito. Korban yang terdampak
adalah pasangan pilkada Sarimuda-Nelly Rasdania. Berdasarkan sumber
tersebut, tindakan yang Romi Herton beserta istrinya, Masyito, lakukan
adalah menyuap hakim MK, yaitu Akil Mochtar. Akibatnya, Romi Herton
beserta istrinya, Masyito, secara bersamaan ditahan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 10 Juli 2014.
• Diusulkan oleh Avrilla Putri (07)
Sumber: beritatagar.id yang
diterbitkan pada Agustus 2017.
Ilustrasi poster oleh Tito Sigilipoe.
Diakses pada 13 September 2021
pukul 11.21 WIB.
Berdasarkan sumber tersebut,
korupsi dilakukan oleh orang tua
yang menyelenggarakan pesta
ulang tahun dengan dana dari uang
yang sebenarnya bukan miliknya.
Dana tersebut sering kali diambil
dari sebuah perusahaan atau organisasi pemerintahan yang tentu saja
dapat merugikan banyak elemen. Tindakan tersebut secara tidak sadar
dapat dikatakan sebagai korupsi dalam lingkungan keluarga dan tentu
saja dapat memberi contoh yang kurang baik kepada anak dari orang
tua tersebut.

3. Melalui Media Elektronik: Radio, Televisi, dan Internet.


• Diusulkan oleh Arrafi Nuristiawan
Sumber: https://bali.idntimes.com/life/inspiration/irma/jangan-
bilang-antikorupsi-kalau-masih-melakukan-ini-c1c2-regional-bali/1
diakses pada 14 September 2021 pukul 01.43 WIB.
Berdasarkan sumber, ketika diminta orang tua atau siapa pun
untuk membelikan sesuatu di toko lalu mereka memberikan uang yang
nominalnya besar dan ketika belanja, ternyata ada uang kembaliannya.
Jika tidak mengembalikan uang tersebut, karena beranggapan bahwa

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 27


itu bagian dari upah, atau menganggap mereka adalah orang tua atau
saudaramu jadi tidak perlu dikembalikan. Atau juga karena nominal
uang kembaliannya kecil jadi tidak perlu dikembalikan. Hal tersebut bisa
dikategorikan sebagai tindak korupsi.
• Diusulkan oleh Catherine Canina (08)
Sumber:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4dff1ad6cc74e/
bisa. Diakses pada tanggal 13 September 2021 pukul 09.11 WIB.
Berdasarkan sumber, terdapat perilaku korupsi dalam lingkungan
keluarga. Korupsi yang terjadi dilakukan oleh Ayah Rizka. Ayah Rizka
selaku kepala keluarga tidak memberikan nafkah kepada istri dan dua
anaknya. Ayah Rizka juga menyalahgunakan uang pinjaman yang tadinya
akan digunakan untuk modal usaha, tetapi malah dipergunakan untuk
hal lain (menghidupi keluarga selingkuhan). Tindakan tidak bertanggung
jawab yang dilakukan Ayah Rizka ini tentu saja merugikan istri dan dua
anaknya. Karena tindakannya, istri dan dua anaknya harus menanggung
utang dan mengalami penderitaan secara psikis.
• Diusulkan oleh Christoffel Okta (09)
Sumber:
https://www.google.co.id/amp/s/m.kumparan.com/amp/berita_
viral/mahasiswa-tega-korupsi-uang-kuliah-orang-tua-susah-hingga-
minta-keringanan-1u5wjp3psQT diakses pada 14 September 2021 pukul
01.20 WIB.
Berdasarkan sumber, banyak mahasiswa yang mengorupsi UKT
dengan menipu orang tua mereka. Ada beberapa orang tua datang
ke kampus UNY untuk mengajukan keringanan UKT untuk anaknya
karena katanya dulu sudah mengajukan, tetapi tidak disetujui oleh
universitas. Namun, setelah diperiksa, ternyata permohonan mahasiswa
untuk mendapat potongan sebelumnya telah dikabulkan oleh kampus.
Bahkan, ada juga yang dapat pembebasan UKT. Meski begitu, selama ini
mereka tetap meminta uang kuliah penuh kepada orang tuanya. “Orang
tua tetap memberikan uang UKT full, tetapi uang tersebut entah
dipakai apa oleh sang anak,” lanjut Sutrisna. Menurut Sutrisna, kasus
tersebut kerap kali dialami orang tua mahasiswa. Bahkan, disebutkan
pula beberapa mahasiswa meminta uang untuk beberapa kegiatan,
termasuk praktik kuliah.
“Padahal, saat pandemi, kampus mengurangi kegiatan langsung dan
menghilangkan beberapa praktik perkuliahan dan mengganti dengan

28 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


hal lain,” ujar Sutrisna. Juga diceritakan, Sutrisna sempat bertemu
sepasang orang tua yang kebingungan di luar gedung tempat wisuda.
Sudah menjual kambing untuk datang ke acara wisuda, ternyata anak
dari orang tua tersebut sudah dikeluarkan dari dua tahun sebelumnya.
Adapun dari keterangan orang tuanya, mahasiswa tersebut masih kuliah.
Bahkan, tiap semester masih meminta uang untuk bayar kuliah. Uang
jajan per bulan pun tak lupa, selalu diminta mahasiswa bersangkutan.
Akibatnya banyak orang tua yang tertipu oleh anaknya yang mengorupsi
UKT yang sebenarnya sudah di beri keringanan.
• Diusulkan oleh Delinda Vega (11)
Sumber: https://kabarwarta.id/detailpost/pencegahan-korupsi-
berbasis- keluarga diakses pada 13 September 2021 pukul 08.10 WIB.
Berdasarkan kasus yang ditulis oleh Nurul, dia mengungkapkan
contoh korupsi yang terdapat dalam lingkungan keluarga. Korupsi
yang terjadi dilakukan oleh seorang anak. Seorang anak mempunyai
kewajiban untuk les dari pukul 19.00 WIB sampai pukul 20.30 WIB.
Sesampainya di tempat les anak tersebut tidak masuk ke ruang kelas
dan mengikuti les, tetapi memilih untuk jajan dan nongkrong di sekitar
lokasi les sehingga dia hanya mengikuti les selama 30 menit terakhir.
Kasus lain, terkadang anak-anak suka menyerobot antrean ketika ingin
bermain. Tindakan anak-anak ini apabila tidak ditegur bisa saja menjadi
kebiasaan sehari-hari dan akan terus diulanginya. Akibatnya, anak tidak
akan memahami pelajaran padahal sudah dileskan, juga anak di tempat
bermain akan terbiasa menyerobot antrean di mana pun nantinya.

Mengklasifikasikan Perilaku-Perilaku Anggota Keluarga


yang Telah Diidentifikasi ke Dalam Perilaku Korupsi dan
Tidak Korupsi (Antikorupsi)
1. Mengambil uang kembalian belanja yang diamanahkan oleh ibu/saudara.
2. Meminta uang kepada orang tua untuk membeli keperluan sekolah
(buku) melebihi harga sebenarnya.
3. Pulang ke rumah tidak sesuai jam yang ditentukan.
4. PNS menggunakan mobil kantor untuk keperluan keluarga.
5. Orang tua menggunakan uang yang bukan miliknya untuk keperluan
pribadi dan keperluan anak.
6. Kepala keluarga tidak memberikan hak-hak (nafkah) bagi keluarga.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 29


7. Meminta uang kepada orang tua untuk membayar UKT melebihi jumlah
yang harus dibayarkan.
8. Berbohong kepada orang tua, izin kepada orang tua les, tetapi malah
bermain.

Mengumpulkan Informasi Bahan Kajian


Analisis perilaku anggota keluarga.
Korupsi dapat dilakukan dengan mudah karena adanya peluang yang
besar. Kita mungkin sudah sadar akan betapa berbahayanya perilaku korupsi
tersebut, tetapi secara tidak sadar kadang melakukannya. Seperti, korupsi
waktu (terlambat mengumpulkan tugas, terlambat berangkat ke sekolah,
terlambat masuk les, dan lain-lain).
Korupsi bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri
sendiri dan orang yang berada di sekitar kita, contohnya keluarga. Mungkin
masih banyak di luar sana yang masih menganggap hal seperti ini sepele, tetapi
menurut kami jika terus-terusan dilakukan, sikap atau perilaku tersebut akan
menjadi kebiasaan dan mungkin saja mereka akan lebih nekat untuk melakukan
hal lainnya yang menjerumus ke perbuatan korupsi.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat harus mampu menjadi
garda depan dalam pencegahan korupsi. Setiap anggota keluarga memiliki
peran penting untuk menjadi pendidik, pembimbing, dan pengingat bagi orang
tua maupun anak- anak supaya tidak melakukan perbuatan yang mengarah pada
tindak korupsi. Kejujuran adalah hal penting yang harus diajarkan pada anak-
anak sejak dini. Dengan ini kita bisa meminimalasi terjadinya tindak korupsi di
lingkungan keluarga.

Identifikasi Masalah
Contoh tindakan korupsi di lingkungan Keluarga, antara lain sebagai berikut.
1. Berbohong (meminta uang untuk membeli buku pelajaran melebihi harga
buku sebenarnya, izin pergi belajar tetapi pergi bermain).
2. Terlambat/korupsi waktu (pulang ke rumah tidak sesuai jadwal yang
ditentukan keluarga).
3. Kepala keluarga yang tidak memberikan hak-hak keluarganya.
4. Mencuri uang (mengambil kembalian uang belanja).

30 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Berdasarkan hasil diskusi, kelompok kami memilih topik utama
“Kejujuran”

dengan contoh tindakan korupsi yang tertera pada identifikasi masalah


nomor 1.

Dasar Hukum serta Kebijakan Pemerintah


Berdasarkan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2017 tentang keterlibatan
keluarga pada penyelenggaraan pendidikan, tertulis bahwa keluarga memiliki
peran strategis dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Terutama pendidikan anti korupsi sedari dini. Namun,
dalam pelaksanaan di lapangan, tiap keluarga memiliki cara mendidik yang
berbeda-beda mengenai pendidikan korupsi pada anak, seperti korupsi waktu
maupun korupsi uang. Terdapat orang tua yang sangat tegas sehingga anak
tidak diperbolehkan memegang uang hingga seminggu atau sebulan. Terdapat
juga orang tua yang hanya memberi tahu secara langsung dan melarang
anaknya untuk mengulangi tindakan korupsinya tersebut. Terdapat juga orang
tua yang membuat kesepakatan dengan anak masing-masing. Misalnya, jika
terlambat pulang, tidak akan diizinkan untuk main atau melakukan kegiatan di
luar rumah lagi. Kesepakatan yang berat mungkin bisa membuat anak tidak
mengulang tindakan tersebut. Ini sama halnya dengan keterlibatan keluarga
pada penyelenggaraan pendidikan, terutama pada pendidikan karakter. Agar
anak bisa mengerti mana hal yang salah dan mana hal yang benar serta dia juga
bisa menerima semua konsekuensi dari apa yang dia lakukan.

Usulan Penyelesaian Masalah


Tindakan korupsi dapat dimulai dari tingkat paling sederhana, yaitu
keluarga. Korupsi harus dicegah agar tidak menjadi kebiasaan. Pemberantasan
korupsi membutuhkan komitmen tinggi dan harus dilakukan bersama-sama.
Diperlukan strategi yang baik agar korupsi dapat ditanggulangi dan celah
untuk melakukan korupsi dapat tertutup. Untuk itu, semua anggota keluarga
harus turut terlibat karena tiap anggota memiliki peran penting. Setiap
individu harus memiliki pemahaman bahwa korupsi merupakan hal yang salah.
Peran orang tua juga sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman dan

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 31


pendidikan kejujuran terhadap anak-anaknya tentu saja disertai contoh nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam keluarga membuat kesepakatan
untuk mengantisipasi tindakan korupsi. Kesepakatan sebagai alternatif untuk
menggantikan suatu hukuman. Suatu kesepakatan seharusnya dapat dilakukan
setiap anggota keluarga dengan kesadaran dan tanggung jawab sehingga
nantinya dapat terbentuk karakter serta perilaku yang baik, tidak semata-mata
hanya takut akan hukuman.

Media Kampanye
Kelompok kami memilih media powtoon sebagai media show case
dan media kampanye. Hasil video dilampirkan di email.

32 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Lampiran 2: Portofolio Dokumen Kelompok 2
(Sekolah)

Portofolio Antikorupsi
Korupsi di Lingkungan Sekolah

Anggota Kelompok 2
1. Elizabeth Louise Fernando (13)
2. Fadhlurrahman Arga Andriyan (14)
3. Giovanno Surya Honesto (15)
4. Ibnu Gilang Sasmita (16)
5. Isabella Josephine (17)
6. Joan Laksmita Kusuma Apsari (18)
7. Joysephien Keren Angeline (19)
8. Kathryn Felicia (20)
9. Larasati Meyla Andin Ardiva (21)
10. Louysanova Rahesta Kuswara (22)
11. Maharani Purnama Putri (23)
12. Michael Hizkia Nainggolan (24)

Mengidentifikasi Perilaku-Perilaku Anggota Sekolah


A. Wawancara
Dalam rangka mengidentifikasi perilaku anggota sekolah berkaitan dengan
tindakan korupsi, dilakukan wawancara dengan daftar pertanyaan sebagai
berikut.
1. Apakah Anda pernah menyalahgunakan uang yang diberikan oleh orang tua
untuk kepentingan sekolah? Jika iya, digunakan untuk apa? (Presensi 19)
2. Apakah Anda pernah melihat teman Anda menerima atau memberikan
jawaban ketika ujian? Jika iya, bagaimana respons Anda? (Presensi 23)

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 33


3. Apakah Anda pernah membolos saat bersekolah? Jika iya, mengapa Anda
melakukan hal tersebut? (Presensi 24)
4. Apakah Anda pernah berbohong saat melakukan pembayaran di kantin?
Jika iya, mengapa Anda melakukannya? (Presensi 22)
5. Apakah Anda pernah menggunakan uang bersama untuk kepentingan
pribadi? Jika iya, apa alasan Anda melakukan hal tersebut? (Presensi 21)
6. Apakah Anda pernah melihat murid yang diberi nilai lebih karena murid
tersebut adalah kesayangan guru? Jika iya, apa pendapat Anda dan kira-kira
apa yang harus Anda lakukan? (Presensi 20)

Setelah membuat daftar pertanyaan, kami melakukan wawancara kepada 6


orang siswa sebagai narasumber dari berbagai instansi.
1. Narasumber : Delinda Vega, 17 tahun, pelajar SMA Negeri 2 Yogyakarta
Pewawancara : Joysephien Keren (19)
Pernah. Dikarenakan kepepet tidak membawa uang jajan (makan siang)
waktu SMP, akhirnya uang digunakan untuk membeli makan, tetapi
besoknya lalu diganti dengan uang pribadi.
• Sering. Respons saya hanya tanya dari siapa, lalu diam saja karena malas
ikut campur.
• Tidak pernah sampai bolos sekolah, hanya pas jamkos pernah beberapa
kali ke kantin untuk membeli makan.
• Tidak pernah, saya merasa perbuatan itu tidak baik dilakukan.
• Tidak pernah.
• Pernah. Menurut saya hal itu sangat tidak adil, tetapi pada akhirnya saya
juga tidak bisa melakukan apa-apa karena saya takut dicap sebagai siswa
yang suka protes

2. Narasumber : Harry Boas S., 17 tahun, pelajar SMA Negeri 1 Yogyakarta


Pewawancara : Michael Hizkia (24)
• Pernah. Membeli pecel.
• Pernah. Mengabaikan.
• Pernah. Alasannya, karena saya merasa sekolah tidak fleksibel dalam
pendidikan yang sesuai dengan jalur karier saya.
• Tidak.
• Tidak.
• Pernah. Menurut saya, adil-adil saja bila muridnya memang pintar dan
interaktif. Menjadi kesayangan guru atau tidak bergantung usaha kita
sendiri dalam mengikuti pembelajaran.

34 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


3. Narasumber : Glen Mark R., 16 tahun, pelajar SMA Kolese de Britto
Yogyakarta.
Pewawancara : Kathryn Felicia (20)
• Iya. Waktu saya kecil, saya menggunakan beberapa untuk jajan dan saya
bilang ke orang tua uangnya masih kurang.
• Pernah. Respons saya diam saja karena banyak sekali yang melakukan
hal ini. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa di sekolah-sekolah.
• Pernah beberapa kali. Hari itu cuaca hujan sehingga saya malas. Juga
beberapa kali saya bangun terlalu siang.
• Iya. Waktu kecil saya mengambil dua permen, tetapi hanya membayar
satu. Permen satunya saya sembunyikan.
• Tidak pernah. Saya takut dan menghargai teman saya.
• Pernah. Karena murid itu menarik di penampilan, dia sangat dimanja
oleh satu guru ini. Walaupun nilai dia pas-pasan di waktu ujian, di raport
nilai dia sangat bagus. Respons saya hanya diam karena saya juga tidak
memiliki bukti waktu itu. Seharusnya waktu itu mengumpulkan bukti
terlebih dahulu.

4. Narasumber : Ni Made Dwi Sekar N, 18 tahun, pelajar SMA Negeri 2


Yogyakarta.
Pewawancara : Larasati Meyla Andin (21)
• Pernah. Uang untuk membayar buku paket, tetapi dipakai untuk
membayar LKS karena lebih dahulu dibutuhkan. Namun, setelahnya
diganti menggunakan uang saku.
• Pernah, respons saya hanya diam tidak mau ikut campur. Mau menasihati,
saya merasa itu bukan urusan saya.
• Belum. Jika tidak sekolah selalu ada keterangan dan memang
berhalangan.
• Tidak. Hal ini karena masih punya rasa kemanusiaan. Penjual kantin cari
uang untuk kebutuhan, kalau mau membeli ya harus membayar.
• Tidak. Hal ini karena masih punya rasa tanggung jawab. Jika bukan milik
kita, kelola sebagaimana mestinya.
• Pernah. Namun, murid tersebut kebetulan menjadi murid kesayangan
guru karena memang rajin, pandai, dan taat.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 35


5. Narasumber : Fransisca Wahyu, 17 tahun, pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta
Pewawancara : Maharani Purnama Putri (23)
• Pernah. Uang itu sebenarnya untuk membeli buku tambahan belajar
kelas 8 dan saya salahgunakan untuk nonton bioskop di mall karena itu
adalah film yang sangat dinanti”kan pada jaman kelas 8.
• Sering. Sebelum ujian dimulai, mereka sudah mendiskusikan untuk
bekerja sama ketika ujian nanti agar mendapat nilai yang baik. Respons
saya hanya diam saja karena saya pernah merasakan itu sebelum saya
berubah untuk mulai tidak menyontek.
• Sering. Saya membolos karena tak suka dengan mapel tersebut. Saya
pernah membolos dari jam ke 5-8 hingga akhirnya ketahuan guru dan
semua barang-barang saya dan teman-teman disita.
• Tidak pernah.
• Tidak pernah.
• Pernah. Hal ini karena dia anak paling aktif dan sering bertanya pada
guru, padahal teman-teman sekelas membencinya karena terlalu cari
muka di depan guru. Respons kami hanya diam saja karena sudah muak.

6. Narasumber : Fattan Prabowoningtyas, 17 tahun, pelajar SMK Negeri 2


Yogyakarta.
Pewawancara : Louysanova Rahesta (22)
• Tidak.
• Pernah. Biasa saja.
• Tidak.
• Tidak.
• Tidak.
• Pernah. Biasa saja karena biasanya murid kesayangan guru itu muridnya
pintar, aktif dalam pelajaran, jadi wajar saja. Namun, berbeda dengan
anak yang bodoh, malas, nakal, tetapi menjadi kesayangan guru. Itu
wajib untuk dimintai kejelasan dari kedua pihak.

B. Sumber Media Cetak


Selain melakukan wawancara dengan narasumber, kami mencari
informasi dari media cetak, dengan hasil sebagai berikut.

36 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


• Giovanno Surya (Presensi 15)

Dugaan korupsi di SMPN 1 Kota Tanjungbalai menjadi perbincangan


hangat guru-guru di sekolah tersebut. Guru-guru tidak mengomentari
hal tersebut. Diketahui, SMPN 1 Kota Tanjungbalai mendapat APBD rutin
sebesar Rp 148.651.000. Hal ini dikritisi oleh Burhanuddin S.H. Wakil
Ketua LSM Merdeka Kota Tanjungbalai. Burhanuddin juga meminta Wali
kota Tanjungbalai melakukan penggantian Kepala Sekolah SMPN 1 agar
tidak terjadi hal serupa.
Sumber : Harian JAYA POS; Edisi 131 Thn III/ 12-18 Juli 2010; Hal 8.

• Elizabeth Louise Fernando (Presensi 13)

Dugaan kasus korupsi dilakukan oleh pemilik sekolah Lentera


Kasih. Pidana korupsi dengan multi pidana dan keperdataan, yaitu ada
pidana umum dengan penyuapan kepada pejabat negara. Hal tersebut

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 37


dikemukakan oleh Bambang Prabowo, S.H., selaku mantan kuasa
terdakwa Tedja Widjaya.
Sumber: Harian JAYA POS; Edisi 509 Tahun X/29 Oktober-4 November
2018; Hal 15

• Fadhlurrahman Arga Andriyan (14)

Sumber: Koran KR, 19 November 2008

• Ibnu Gilang Sasmita (16)

Sumber : Harian Batu Surya, 18 Oktober 2020 halaman 09

38 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


C. Media Elektronik
Setelah mencari sumber informasi dari media elektronik, kami mendapat
hasil sebagai berikut.
1. Isabella Josephine (17)
Korupsi di Lingkungan Sekolah
• Bolos sekolah termasuk ke dalam jenis korupsi waktu karena
seorang siswa yang kewajibannya adalah belajar, tetapi malah
meninggalkan kewajibannya tersebut untuk melakukan hal lain yang
lebih menyenangkan, bahkan tak jarang mereka sampai berbohong
kepada orang tuanya.
• Datang terlambat ke kelas. Korupsi jenis ini juga termasuk ke dalam
korupsi waktu. Misalnya, ada siswa yang ketika jam pelajaran
malah pergi ke kantin untuk jajan tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Sedangkan untuk guru, biasanya korupsi waktu pelajaran dilakukan
ketika dia dengan sengaja datang telat di kelas karena sedang asyik
bercengkerama dengan guru-guru lain di ruang guru.
• Melebih-lebihkan jumlah uang iuran, contohnya ketika ada suatu
acara yang akan diselenggarakan di sekolah, panita penyelenggara
acara tersebut melebih-lebihkan dana yang dibutuhkan untuk acara,
padahal sebenarnya dana tambahan yang diperlukan tersebut tidak
ada.
• Ketika sedang ujian, ada beberapa siswa yang menyontek. Tindakan
ini merupakan korupsi nilai.
• Guru yang memberi nilai kepada murid secara subjektif. Biasanya,
alasan oknum guru tersebut memberikan nilai secara subjektif
adalah untuk memperbaiki akreditasi sekolah. Selain itu, pemberian
nilai secara subjektif tersebut bisa saja dilakukan karena pandangan
baik atau buruknya seorang siswa di mata guru sehingga dia tidak
akan melihat prestasi, melainkan perilaku siswanya.
• Guru tidak mengajar sesuai jam. Tindakan ini merupakan korupsi
waktu.
• Bendahara kelas menyalahgunakan uang kas.
Sumber : IDN Times, Rencanamu.id, Kompasiana

2. Joan Laksmita (18)


Contoh tindakan korupsi di lingkungan sekolah.
• Memungut iuran komite. Sekolah memungut iuran komite pada
murid baru yang seharusnya tidak diperbolehkan.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 39


• Guru mengajar tidak serius. Jarang masuk kelas atau hanya
memberikan murid tugas tanpa penjelasan dan ditinggal.
• Melebihkan suatu dana acara. Ketika ada suatu acara yang akan
diselenggarakan di sekolah, panita penyelenggara acara tersebut
melebih-lebihkan dana yang dibutuhkan untuk acara, padahal
sebenarnya dana tambahan yang diperlukan tersebut tidak ada.
• Menyontek. Ketika ada ujian para siswa ada yang bekerja sama.
• Menitip presensi kepada temannya. Tidak berangkat atau terlambat
datang ke sekolah, tetapi menitipkan presensi kepada temannya.
Sumber : Rencanamu.id, kompasiana, brainly

Analisis Perilaku Anggota Sekolah

Setelah melakukan wawancara kepada beberapa narasumber dan mencari


sumber-sumber informasi dari media cetak maupun elektronik, berikut hasil
analisis kami.
Tindakan korupsi ternyata sudah sering terjadi di sekitar kita sejak dini tanpa
disadari. Kami menemukan bahwa masih banyak bentuk tindakan korupsi yang
terjadi dalam lingkungan sekolah dan dilakukan oleh warga sekolah, baik oleh
siswa maupun pengajar. Tindakan korupsi tidak melulu soal uang, tetapi juga
bisa dalam bentuk korupsi waktu dan nilai. Contoh korupsi yang dilakukan
siswa, di antaranya menyontek atau mencuri jawaban, membolos sekolah
tanpa alasan yang jelas, datang terlambat, melebih-lebihkan jumlah uang iuran,
menyalahgunakan uang yang diberikan orang tua, mencuri makanan di kantin,
dan lain-lain. Sedangkan contoh tindakan korupsi yang dilakukan oleh pengajar,
di antaranya mengajar tidak sesuai jadwal, mengajar dengan tidak serius,
memberi nilai secara subjektif, memungut dana sekolah atau iuran komite, dan
sabagainya.
Korupsi dapat dilakukan oleh siapa pun, tak terkecuali pemilik sekolah.
Padahal, sekolah memiliki peran sebagai benteng pembentukan mental,
kepribadian, dan karakter siswa untuk tidak bersikap koruptif. Sekolah
seharusnya dikelola secara transparan dan akuntabel. Berbagai contoh
tindakan koruptif tersebut dapat dicegah misalnya dengan memberikan
penyuluhan mengenai pentingnya pemahaman sejak dini tentang konsep
antikorupsi kepada setiap warga sekolah, khususnya kepada siswa. Siswa perlu
mendapatkan berbagai informasi yang memungkinkan mereka dapat mengenal

40 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


tindakan korupsi dan juga dapat membedakan antara tindakan korupsi dengan
tindakan lainnya. Untuk itu pembahasan tentang kriteria, penyebab, dan akibat
korupsi merupakan materi pokok yang harus diinformasikan kepada siswa.
Di samping itu, siswa juga memiliki argumen yang jelas mengapa perbuatan
korupsi dianggap sebagai perbuatan yang buruk dan harus dihindari. Sekolah
juga dapat membuat program kantin kejujuran untuk melatih dan membentuk
kejujuran siswa sehingga dapat menciptakan generasi muda bangsa Indonesia
yang antikorupsi. Selain itu, seharusnya guru sebagai orang tua siswa di
sekolah dapat memberi contoh yang baik bagi anak didiknya dalam menangani
atau memberi ilmu tentang kasus korupsi, bukan malah melakukan tindakan-
tindakan koruptif.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 41


Lampiran 3: Portofolio Dokumen Kelompok 3
( Masyarakat)

Portofolio Antikorupsi
Korupsi di Lingkungan Masyarakat

Anggota:
1. Naswan Maulana Adli Ardana (25)
2. Nathania Kintan Maharani (26)
3. Nur Syafitri Cantika Dewi (27)
4. Rachel Dina Anndita (28)
5. Rachel Mikhaela Santoso (29)
6. Raphael Clayton Caterpillar M. (30)
7. Ronald Erica Fardani Erlangga (31)
8. Stefanie Natalia (32)
9. Theresia Anggun Ardana Putri (33)
10. Valentinus Galen Gumolo (34)
11. Yohanes Thathit Putra Arditama (35)
12. Zahra Nisa Candra Purnomo (36)

Mengidentifikasi Perilaku di Lingkungan Masyarakat.


Kami membagi anggota kelompok menjadi beberapa kelompok kecil
untuk mencari informasi lebih dalam mengenai tindakan korupsi yang ada di
lingkungan masyarakat. Melalui sumber wawancara, media cetak, dan media
internet. Berikut hasil yang kami dapatkan.
A. Wawancara
1. Naswan Maulana Ardli Ardana (25)
Narasumber: Agus Kusnawan
• Menurut Anda, apa itu korupsi?

42 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada orang tersebut
demi mendapatkan keuntungan pribadi.
• Apa contoh tindakan korupsi di keluarga?
- Berkata bohong dengan cara mengambil sebagian uang
kembalian belanja yang diamanahkan oleh ibu.
- Meminta uang kepada orang tua untuk membeli buku pelajaran
melebihi dari harga buku sebenarnya.
• Apa contoh tindakan korupsi di sekolah?
- Guru yang memberi nilai kepada murid secara subjektif.
- Bolos sekolah.
• Apa contoh tindakan korupsi di masyarakat?
- Melakukan penyuapan atau penyogokan terhadap polisi.
- Tidak mengikuti kegiatan Siskamling yang telah ditentukan
masyarakat.
• Menurut Anda, bagaimana solusi untuk mengatasi korupsi?
- Meningkatkan kesadaran moral pada masyarakat dan lembaga
negara.
- Melakukan penyuluhan.
- Memberikan sanksi pada pihak yang terkait (pelaku).

2. Nursyafitri Cantika Dewi (27)


Narasumber : Prapto Mulyono
• Pendapat orang mengenai apa itu korupsi?
Mengambil sesuatu yang bukan haknya untuk kepentingan pribadi.
• Mengklasifikasikan mengapa hal tersebut bisa disebut tindak korupsi
atau bukan?
- Suatu tindakan bisa dikatakan tindakan korupsi apabila terdapat
pengurangan secara pihak yang merugikan orang lain.
- Korupsi bisa dalam bentuk korupsi waktu, korupsi materi, korupsi
kesempatan, korupsi tenaga, dan lain-lain.
- Intinya, tindakan korupsi itu adalah pengurangan sepihak atau
pengurangan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi dia
sendiri.
• Solusi dari masalah tersebut?
- Tanamkan dari dalam diri sendiri untuk menetapkan niat tidak
korupsi.
- Melatih diri sendiri untuk mengetahui kadar hak kita.
- Tahu batasan-batasan.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 43


3. Ronald Erica Fardani Erlangga (31)
Narasumber: M.A.
• Ronald: Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan korupsi?
Narasumber: Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi
maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan
itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.
• Ronald: Bagaimana pandangan Anda dengan perilaku korupsi yang
kian marak?
Narasumber: Sangat tidak baik, banyak janji yang dilontarkan
beberapa pihak bahwa mereka tidak akan korupsi, tetapi ternyata
pihak itu pun korupsi. Seharusnya, orang-orang yang mengorupsi
uang rakyat diberi hukuman yang berat. Bukan malah diberi
keringanan dengan membayar berapa pun yang mereka mau agar
diringankan hukumannya.
• Ronald: Apakah korupsi itu harus diberantas?
Narasumber: Korupsi harus diberantas karena korupsi bisa
berdampak kerugian di segala segi kehidupan, mulai dari kemiskinan
hingga hancurnya perekonomian negara.
• Ronald: Hukuman apa yang layak bagi pelaku korupsi?
Narasumber: Pasal 2 ayat (1) UU 31/1999 menyatakan, “Setiap orang
yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 tahun.
• Ronald: Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan pelaku korupsi jera?
Narasumber: Harus memiliki ketegasan dalam menangani
pelanggaran hukum.
• Ronald: Bagaimana cara menanggulangi korupsi sejak dini?
Narasumber:
- Penanaman kejujuran sejak dini.
- Kedisiplinan dan taat pada hukum yang berlaku.
- Kesadaran mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi.
- Penerapan pajak kekayaan yang tinggi.
- Hidup sederhana dan bersyukur.

44 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


• Ronald: Apa strategi Anda untuk menghapus kasus korupsi?
Narasumber: Memberikan hukuman yang sesuai dengan jumlah yang
dikorupsi dan harus tegas, jangan diberi keringanan.

4. Yohanes Thathit Putra Arditama


Narasumber : Antonius Jarot
• Menurut Anda apa itu korupsi?
Korupsi adalah perampasan hak orang lain yang menguntungkan
kepentingan pribadi.
• Apa saja contoh tindakan korupsi yang ada di lingkungan keluarga?
- Waktu belajar anak digunakan untuk bermain game.
- Menghabiskan lauk keluarga untuk mengenyangkan perut
sendiri.
• Apa saja contoh tindakan korupsi yang ada di lingkungan sekolah?
- Bendahara kelas mengambil sebagian uang kas kelas untuk
kepentingan pribadi.
- Dana dari pemerintah pusat untuk siswa tidak kunjung sampai
karena dikorupsi.
• Apa saja contoh tindakan korupsi yang ada di lingkungan masyarakat?
Dana bantuan sosial yang dikorupsi, seperti dalam berita yang baru
saja beredar.
• Mengapa hal tersebut dapat dikatakan sebagai tidakan korupsi?
Tindakan tersebut dilakukan untuk mencari keuntungan pribadi dan
sangat merugikan kepentingan bersama juga mengambil hak untuk
orang lain.
• Bagaimana pendapat Anda tentang tindakan korupsi tersebut?
Tindakan korupsi di Indonesia masih sering terjadi karena hukum
pidana yang sering tidak adil, masih ada sistem hukum yang tumpul
ke atas dan tajam ke bawah.
• Apa saja solusi dari permasalahan korupsi di Indonesia ini?

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 45


B. Sumber Media Cetak: Koran, Majalah, atau Tabloid
1. Nathania Kintan Maharani (26)

Sumber: Kupas Tuntas, Senin, 7 Desember 2020. Tanggal unduh: 12


September 2021

2. Rachel Mikhaela Santoso (29)

Sumber : Koran Perangi Korupsi, 15-25 Juni 2020. Tanggal unduh: 12


September 2021

46 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


3. Stefanie Natania (32)

Sumber: Koran Tempo. Tanggal unduh: 12 September 2021

4. Raphael.C.C.Marpaung (30)

Sumber: Koran Sindo. Tanggal unduh: 12 September 2021

D. Sumber Internet
1. Rachel Dina Anndita (28
GUNUNGKIDUL–Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan
Anak Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(DP3AKBPMD) terus memantau perkembangan kasus dugaan korupsi 
yang menjerat tiga lurah di Gunungkidul.
Lurah yang terjerat kasus korupsi, yakni Agus Setiyawan selaku
Lurah Baleharjo, Wonosari terkait korupsi pembangunan balai. Dua
lainnya, yakni Lurah Serut, Gedangsari, Suyono, terkait masalah proyek
saluran air bersih, dan Lurah Karangawen, Girisubo, Roji Suyanto.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa terbelit masalah tukar guling tanah
untuk pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan. Sesuai dengan aturan
dalam Perda tentang Lurah, ketiga lurah bisa diberhentikan sebelum

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 47


masa jabatannya habis. Akan tetapi, pemberhentian masih menunggu
putusan hukum secara inkrah.
Kepala Seksi Pidana Khusus, Kejari Gunungkidul, Andy Nugraha
Triwantoro mengatakan akan menyelesaikan kasus dugaan korupsi yang
dilakukan oknum lurah sampai tuntas.
Sumber:
https://m.harianjogja.com/jogjapolitan/read/2021/08/05/513/1079228/
tiga-lurah-di-gunungkidul-tersandung-kasus-korupsi, tanggal unduh : 12
September 2021

2. Theresia Anggun Ardana Putri (33)


Perilaku korupsi bisa saja terjadi di tingkatan birokrasi paling bawah,
seperti Rukun Tetangga (RT) maupun Rukun Warga (RW), mengingat
Indeks Pemberantasan Korupsi di Makassar berada di urutan 11 di
Indonesia.
“Kita ubah judul bukan pemberantasan korupsi, tetapi pemusnahan
korupsi, mulai dari RT-RW karena sekarang mereka digaji dari APBD,
termasuk SKPD,” ungkap Andry usai mengikuti Uji Kelayakan dan
Kepatutan dilaksanakan Partai Demokrat Sulsel, di Makassar, Minggu.
Menurut dia, perilaku korupsi bisa saja terjadi pada tingkatan itu, dan
bila dilakukan dengan pengawasan mulai di tingkatan RT dan RW hingga
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pemerintahan bersih akan tercipta
sehingga peringkat indeks pemberantasan korupsi bisa naik.
Posisi Makassar sendiri untuk pencapaian indeks pemberantasan
korupsi, kata dia, tidak berada di atas maupun di bawah sehingga
keinginannya, Makassar ke depan dapat bertengger di tiga besar
pencapainnya kinerja pemerintah bersih dari korupsi.
“Posisi tiga besar menjadi target, saat ini apa yang mau dibanggakan
di Makassar, urutan kita pada posisi 11. Untuk itu, seluruh pemangku
kepentingan harus ikut andil mewujudkan itu,” papar mantan Wakil Ketua
DPRD Sulsel ini.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Makassar melalui Wali Kotanya,
Moh. Ramdhan Pomanto memberikan insentif kepada Ketua RT maupun
RW dengan honor yang bervariasi yang diberlakukan tahun ini.
Berdasarkan data jumlah Ketua RT sebanyak 4.981 orang dan RW 988
orang tersebar di 153 kelurahan dan 15 Kecamatan se-Kota Makassar.
Penerima insentif ada yang menerima Rp1 juta per bulan, sedangkan
lainnya antara Rp750 ribu sampai Rp250 ribu per bulan.

48 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Alokasi untuk dana insentif tersebut mencapai Rp14,6 Miliar diambil
dari dana APBD Pokok. Anggaran tersebut dicairkan setiap triwulan dan
disebar ke beberapa kecamatan.
Uji Kelayakan dan Kepatutan tersebut melibatkan 21 pakar, seperti
akademisi, LSM, media, dan lainnya yang berlangsung 19-28 Agustus
2017 di hotel Swiss Belin, dan diikuti 87 bakal calon, baik itu Wali Kota,
Wakil Wali Kota maupun Bupati dan Wakil Bupati dari 12 kabupaten kota
se-Sulsel yang akan menggelar Pilkada serentak.
Sebelumnya, tes di hari pertama, Sabtu (19/8) dibagi menjadi dua sesi,
sesi pertama diikuti sejumlah bakal calon, di antaranya, Syamsul Rizal
untuk Kota Makassar, Iksan Iskandar dan Muh. Kasim dari Kabupaten
Jeneponto, Muh. Nasyit Umar dari Kabupaten Sinjai, dan Natsir Tjene
dari Kabupaten Pinrang.
Sedangkan pada sesi kedua diikuti oleh Khaerul Saad dari Kota
Palopo, sedangkan tiga masing-masing dari Kabupaten Bantaeng,
seperti Sugiarti Mangun Karim, Sirajuddin, dan Ilhamsyah Azikin dengan
jumlah peserta sebanyak sembilan orang.
Sumber:
https://makassar.antaranews.com/berita/84926/perilaku-korupsi-
bisa-terjadi-di-tingkat-rtrw. Tanggal unduh: 12 September 2021

3. Valentinus Galen Gumolo (34)


Misalnya saja, pemberian uang atau barang jaminan kepada keluarga
atau rekan agar seseorang diterima menjadi pegawai negeri atau
swasta. Contoh lain, memberi uang pelicin untuk mempercepat urusan
administrasi, seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk atau Kartu
Keluarga, dan lain sebagainya.
Bahkan, hanya 62,28 persen masyarakat yang menilai pemberian
uang pelicin untuk urusan administrasi tersebut merupakan hal tidak
wajar. Hal tersebut berarti ada hampir 40 persen masyarakat menilainya
sebagai perilaku yang wajar untuk dilakukan.
Adapun perilaku koruptif lainnya yang juga biasa dilakukan di lingkup
publik di antaranya pemberian uang damai kepada polisi saat melanggar
lalu lintas.
Contoh lain, petugas KUA yang meminta uang tambahan untuk
transport, pemberian uang jaminan kepada guru agar anaknya diterima
masuk ke sekolah yang diajarnya, hingga pembagian uang dan barang
pada pelaksanaan pemilu.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 49


“77,61 persen masyarakat menilai tidak wajar perilaku membagikan
atau mengharapkan uang atau barang pada pelaksanaan Pilkada atau
Pemilu,” ucap Suryamin.
Survei Perilaku Antikorupsi dilakukan BPS setiap tahunnya sejak
2012. Untuk 2015, survei dilaksanakan pada bulan November dan
mencakup 33 provinsi, 170 kabupaten/kota (49 kota dan 122 kabupaten)
dengan jumlah sampel 10.000 rumah tangga. Data yang dikumpulkan
mencakup pendapat terhadap kebiasaan di masyarakat dan pengalaman
berhubungan dengan layanan publik dalam hal perilaku penyuapan,
pemerasan, dan nepotisme.
Sumber: :
https://nasional.kompas.com/read/2016/02/22/15204551/Ini.Perilaku.
Koruptif.yang.Biasa.Terjadi.di.Lingkungan.Masyarakat
Tanggal unduh: 12 September 2021

4. Zahra Nisa Candra Purnomo (36)


Masyarakat cenderung menyuap saat berhadapan dengan polisi. Hal
ini misalnya terjadi ketika warga ditilang oleh polisi karena melakukan
pelanggaran lalu lintas.
Hasil survei Transparency International Indonesia (TII) mencatat
sebanyak 47 persen responden punya pengalaman dengan suap ketika
berusaha menghindari sanksi tilang. Menghindari sanksi tilang dengan
membayar uang dalam jumlah tertentu masih dianggap sebagai jalan
pintas.
Hasil tersebut didukung pula oleh aspek survei selanjutnya
yang menanyakan kepada responden mengenai integritas berbagai
institusi. Hasilnya, institusi keamanan (polisi dan lainnya) mendapatkan
persentase paling rendah, yakni sebesar 34%.
Di urutan kedua, masyarakat cenderung melakukan perbuatan
koruptif saat ingin berhubungan dengan proses perizinan tertentu
dengan persentase 20%. Sisanya, responden cenderung melakukan
korupsi saat ingin lulus dalam suatu ujian (11%), mendapatkan pelayanan
kesehatan (8%), mendapatkan pekerjaan (4%), dan mendapatkan akses
bisnis (4%).
Sumber:
https://amp.kompas.com/nasional/read/2013/09/25/2107370/
masyarakat-cenderung-korupsi-saat-ditilang-polisi
Tanggal unduh: 12 September 2021

50 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Analisis Tindakan Korupsi dan Antikorupsi
di Lingkungan Masyarakat

D i zaman yang sudah sangat modern ini, sangat mudah bagi kita untuk
menemukan tindak kecurangan di dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan
kecurangan inilah yang telah menjadi suatu kebiasaan bagi orang-orang yang
tidak memiliki rasa tanggung jawab. Tindakan tersebut biasa kita sebut dengan
korupsi.
Perilaku korupsi sendiri ditengarai oleh Suwitri (2007:23-41) sebagai perilaku
yang menyimpang atau abnormal behavior. Meski begitu, dengan banyaknya
kejadian korupsi di Indonesia, masyarakat seolah menganggap hal tersebut
adalah fenomena yang biasa saja yang terjadi di negara ini. Permasalahan ini
seolah tidak mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat sendiri. Namun,
perlahan tetapi pasti, sebagian masyarakat telah memulai langkah baru untuk
menanamkan nilai antikorupsi yang dapat kita mulai dari diri kita sendiri.
Perilaku korupsi dapat muncul dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga,
kemudian masyarakat,dan sekolah. Hal ini tentu menentukan sikap jati diri
seseorang ke depannya. Apabila kita hidup di lingkungan yang marak akan
korupsi, suatu tindakan korupsi kecil tersebut dianggap biasa, padahal ini bisa
menjadi langkah awal seorang koruptor untuk berani melakukan korupsi yang
lebih besar lagi.
Sebagai masyarakat yang baik, tentunya kita perlu menanamkan sikap
antikorupsi pada diri kita. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya pribadi
yang mengganggap remeh tindakan korupsi. Menjadi masyarakat yang jujur
dalam bertindak merupakan langkah awal untuk mencegah korupsi sejak
dini. Salah satu contoh kecil korupsi di lingkungan masyarakat, yaitu pungli
atau pungutan liar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pungli di struktur
pemerintahan desa marak terjadi. Hal ini sering dilakukan sebagai jalan pintas
untuk masyarakat agar kepentingannya segera diselesaikan.
Tentunya, bila berkelanjutan hal tersebut akan sangat merugikan
masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu memerangi korupsi dimulai dari

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 51


lingkungan masyarakat. Perlunya penyuluhan berkala mengenai apa itu korupsi
dan tindakan antikorupsi perlu digalakkan, serta menanamkan jiwa antikorupsi
kepada seluruh lapisan masyarakat.

Identifikasi Kasus
1. Wawancara yang dilakukan Naswan, benar kasus korupsi.
Ia telah menanyakan apa itu korupsi, contoh korupsi, dan solusinya. Namun,
yang kurang dari wawancaranya tidak ada pertanyaan dan pernyataan
mengenai hukuman untuk para koruptor.
2. Wawancara yang dilakukan Afi, benar tentang pernyataan korupsi.
Ia menanyakan apa itu korupsi dan solusinya, tetapi dalam wawancaranya
tidak ada contoh korupsi dan hukuman untuk para koruptor.
3. Wawancara yang dilakukan Ronald, benar kasus korupsi.
Dia telah menanyakan pertanyaan yang cukup lengkap mulai dari apa itu
korupsi hingga hukuman yang harus diberikan untuk koruptor. Akan tetapi,
tidak ada contoh dari korupsi. Narasumber dari Ronald menekankan bahwa
yang melakukan korupsi adalah pejabat publik. Hal ini bukan pernyataan
yang salah, nyatanya tidak hanya pejabat publik yang melakukan korupsi,
hampir semua orang pasti pernah korupsi. Contoh yang paling sederhana,
yaitu berkata bohong.
4. Berdasarkan hasil wawancara Yohanes Thathit Putra Arditama kepada
narasumber Antonius Jarot, merupakan kasus korupsi.
Terpapar penjelasan mengenai pengertian korupsi,contoh nyata tindakan
korupsi di beberapa lingkungan, alasan suatu tindakan dapat dikatakan
sebagai kegiatan korupsi, pendapat pribadi narasumber mengenai korupsi,
dan sikap antikorupsi.
5. Berdasarkan pemaparan dari media Koran Kupas Tuntas, berita tersebut
merupakan salah satu kasus korupsi di lingkungan pemerintahan yang
sedang dihadapi Indonesia.
Dana bantuan sosial yang seharusnya diberikan secara utuh kepada
masyarakat yang berhak, telah dikorupsi oleh pihak penyalur, yaitu menteri
sosial. Hal ini dapat dikatakan tindakan korupsi karena menteri sosial
menggunakan dana yang seharusnya disalurkan kepada masyarakat untuk
kepentingan pribadinya, bahkan jumlahnya sampai 17 Miliar.
6. Dari Koran Perangi Korupsi, merupakan kasus korupsi.
Terdapat berita suatu tindakan yang diduga korupsi, yaitu korupsi Jiwasraya.

52 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Terdapat tindak lanjut dari pemerintah terkait dugaan korupsi, yaitu
pemeriksaan tersangka oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Diduga
tersangka melakukan tindak pidana pencucian uang terhadap dana asuransi
Jiwasraya. Kasus ditindaklanjuti oleh KPK dan akan dituntaskan secara
hukum apabila terbukti melakukan tindakan korupsi.
7. Media cetak punya Stefie termasuk perilaku anti korupsi.
Presiden Joko Widodo mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum
memberikan tanda khusus pada para calon legislator yang merupakan
mantan terpidana kasus korupsi. “KPU bisa saja mungkin membuat aturan,
misalnya, boleh ikut tetapi diberi tanda ‘mantan koruptor’,” kata Jokowi-
sapaan Joko Widodo-setelah menutup acara Pengajian Ramadhan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah di kampus Universitas Hamka, Jakarta, kemarin.
8. Media cetak punya Raphael termasuk perilaku korupsi.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Mojokerto akhirnya menahan Kepala Desa
Balongwono, Kecamatan Trowulan, Muhammad Muchlis, dan Kepala
Urusan Umum, Machmud, kemarin. Penahanan dilakukan setelah penyidik
kejari merasa cukup bukti atas dugaan kasus korupsi tanah kas desa (TKD)
yang membelit kedua tersangka. Sebelum dilakukan penahanan, kedua
tersangka diperiksa secara maraton di Kantor Kejari Mojokerto, Jalan R.
A. Basuni, selama kurang lebih 2,5 jam. Usai menjalani pemeriksaan, kedua
tersangka digiring ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B, Kota
Mojokerto. Dengan mengenakan rompi oranye, keduanya digiring ke lapas
menggunakan mobil petugas sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka bungkam
saat sejumlah wartawan menanyakan kasus ini.
9. Teks “Tiga Lurah di Gunungkidul Tersandung Kasus Korupsi” adalah perilaku
korupsi.
Ketiga lurah yang terjerat kasus korupsi memiliki kasus yang berbeda-beda.
Lurah Baleharjo berkaitan dengan pembangunan balai kalurahan. Lurah
Serut menyangkut masalah proyek salurah air bersih, dan Lurah Karangawen
terbelit masalah tukar guling tanah untuk pembangunan Jalur Jalan Lintas
Selatan. Menurut dia, Lurah Baleharjo dan Serut sudah mendapatkan vonis
dari pengadilan tindak pidana korupsi. Meski demikian, hingga sekarang
belum ada kekuatan hukum tetap terkait dengan kasus ini.
10. Teks “Perilaku Korupsi Bisa Terjadi di Tingkat RT/RW” merupakan perilaku
antikorupsi.
Perilaku korupsi bisa saja terjadi pada tingkatan itu, dan bila dilakukan
dengan pengawasan mulai di tingkatan RT dan RW hingga Satuan Kerja

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 53


Perangkat Daerah (SKPD), pemerintahan bersih akan tercipta sehingga
peringkat indeks pemberantasan korupsi bisa naik peringkat. “Kita ubah
judul bukan pemberantasan korupsi, tetapi pemusnahan korupsi mulai dari
RT-RW karena sekarang mereka digaji dari APBD termasuk SKPD,” ungkap
Andry usai mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan dilaksanakan Partai
Demokrat Sulsel, di Makassar.
11. Teks “Ini Perilaku Koruptif yang Biasa Terjadi di Lingkungan Masyarakat”
merupakan perilaku korupsi.
Terdapat beberapa indikator kebiasaan atau perilaku di masyarakat yang
menjurus kepada perilaku koruptif. Indikator tersebut dibagi menjadi tiga
lingkup, yaitu lingkup keluarga, lingkup komunitas, dan lingkup publik.
Seperti memberi uang pelicin untuk mempercepat urusan administrasi,
seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Keluarga dan lain
sebagainya.
12. Teks “Masyarakat Cenderung Korupsi Saat Ditilang Polisi” merupakan
perilaku korupsi.
Masyarakat cenderung menyuap saat berhadapan dengan polisi. Hal
ini misalnya terjadi ketika warga ditilang oleh polisi karena melakukan
pelanggaran lalu lintas. Selain itu, masyarakat cenderung melakukan
perbuatan koruptif saat ingin berhubungan dengan proses perizinan
tertentu.

Dasar Hukum
Tindak pidana korupsi merupakan segala tindakan yang dapat merugikan
keuangan maupun perekonomian negara. Menurut perspektif hukum, definisi
korupsi dijelaskan dengan 13 buah pasal dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 jo
UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pengertian sudah mencakup pada setiap pasal dari pasal 1 sampai pasal 13.
Sedangkan pasal 21 sampai 24 dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menjelaskan
tentang tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar
1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

54 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Sementara, menurut KPK (2006), menyimpulkan bahwa yang termasuk
tindak pidana korupsi yaitu sebagai berikut.
1. Korupsi yang terkait dengan kerugian keuangan negara adalah sebagai
berikut.
• Melawan hukum untuk memperkaya diri dan dapat merugikan keuangan
negara.
• Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri dan
dapat merugikan keuangan negara.
• Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap, adalah sebagai berikut.
• Menyuap pegawai negeri.
• Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya.
• Pegawai negeri menerima suap.
• Pegawai negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya.
• Menyuap hakim.
• Menyuap advokat.
• Hakim dan advokat menerima suap.
• Hakim menerima suap.
• Advokat menerima suap.
2. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan.
• Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan.
• Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi.
• Pegawai negeri merusakkan bukti.
• Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
• Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti.
3. Korupsi yang terkait dengan perbuatan pemerasan.
• Pegawai negeri memeras.
• Pegawai negeri memeras pegawai-pegawai negeri lainnya.
4. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang.
• Pemborong berbuat curang.
• Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang.
• Rekanan TNI/Polri berbuat curang.
• Pengawas rekanan TNI/Polri membiarkan perbuatan curang.
• Penerimaan barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang.
• Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang
lain.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 55


5. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan.
Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang dia urus.
6. Korupsi yang terkait dengan Gratifikasi : Pegawai negeri menerima gratifikasi
dan tidak lapor KPK.
Menurut KPK (2006), menyimpulkan bahwa yang termasuk tindak pidana
lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yaitu sebagai berikut.
1. Merintangi proses pemeriksaan perkara.
2. Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai kekayaannya.
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka.
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan
palsu.
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
memberi keterangan palsu.
6. Saksi yang membuka identitas pelapor.

Pengelolaan Keuangan Desa


Desa merupakan pemerintahan terkecil dalam wilayah, pemerintah desa
sekarang sudah berada di bawah naungan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Sejak adanya UU Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa, sekarang desa menjadi prioritas dalam pembangunan nasional.
Dalam hal ini sudah terbukti dengan telah dikucurkannya dana ke setiap desa
yang tersebar di seluruh Nusantara. Tercatat dalam APBN-P telah dialokasikan
dana desa sebesar ± Rp. 20,776 Triliun kepada seluruh desa yang tersebar di
Indonesia. Jumlah desa yang ada saat ini sesuai Permendagri 39 Tahun 2015
sebanyak 74.093 desa (BPKP, 2015).
Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (UU Nomor 60
tahun 2014).
Sedangkan pengelolaan keuangan desa menurut Permendagri Nomor
113 tahun 2014, yaitu keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan
desa. Kepala desa sebagai pemegang kekuasaan pengelola keuangan desa
mewakili pemerintah desa sehingga setiap kepala desa berhak untuk mengelola

56 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


dan menggunakan dana desa dalam program maupun kegiatan yang bertujuan
membangun dan mengembangkan desanya masing-masing.
Sumber: https://www.iaijawatimur.or.id/course/interest/detail/20
Tanggal unduh: 15 September 2021

Identifikasi Lebih Lanjut terhadap Kasus yang Dipilih


Kasus ini bermula dari adanya
program pengadaan bansos
penanganan Covid-19 berupa
paket sembako di Kemensos
tahun 2020 dengan nilai sekitar
Rp5,9 Triliun dengan total
272 kontrak dan dilaksanakan
dengan 2 periode. Juliari sebagai
menteri sosial saat itu menunjuk
Matheus dan Adi sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dalam
pelaksanaan proyek tersebut
dengan cara penunjukkan
langsung para rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya fee dari tiap-
tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kemensos
melalui Matheus.
Untuk setiap paket bansos, fee yang disepakati oleh Matheus dan Adi
sebesar Rp10.000 per paket sembako dari nilai Rp300.000 per paket bansos.
Pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama diduga diterima fee
Rp12 Miliar yang pembagiannya diberikan secara tunai oleh Matheus kepada
Juliari melalui Adi.
Dari jumlah itu, diduga total suap yang diterima oleh Juliari sebesar Rp8,2
Miliar. Uang tersebut selanjutnya dikelola Eko dan Shelvy N. selaku orang
kepercayaan Juliari untuk digunakan membayar berbagai keperluan pribadi
Juliari.
Kemudian, pada periode kedua pelaksanaan paket bansos sembako,
terkumpul uang fee dari Oktober sampai Desember 2020 sekitar Rp8,8 Miliar
sehingga total uang suap yang diterima oleh Juliari menurut KPK adalah
sebesar Rp17 Miliar. Seluruh uang tersebut diduga digunakan oleh Juliari untuk
keperluan pribadi.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 57


Kebijakan Pemerintah
Kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah korupsi di lingkungan
masyarakat.
A. Pencegahan (Preventif)
1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan
pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal,
informal, dan agama.
2. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan
teknis.
3. Para pejabat diimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan
memiliki tanggung jawab yang tinggi.
4. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada
jaminan masa tua.
5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang
tinggi.
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung
jawab etis tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
8. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi
pemerintahan melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta
jawatan di bawahnya.

B. Upaya Penindakan (Kuratif)


Upaya penindakan dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar
dengan diberikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat, dan
dihukum pidana. Beberapa contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK.
1. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov
Rusia milik Pemda NAD (2004).
2. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga
melakukan pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
3. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda
DKI Jakarta (2004).
4. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan
keuangan negara Rp10 Miliar lebih (2004).
5. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan
placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI
(2004).

58 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


6. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
7. Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
8. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
9. Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka
dalam kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan
negara sebesar Rp15,9 Miliar (2004).
10. Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

C. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa


1. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol
sosial terkait dengan kepentingan publik.
2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan
desa hingga ke tingkat pusat/nasional.
4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-
garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
5. Mampu memosisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan
aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan
masyarakat luas.

D. Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)


1. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-pemerintah
yang mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai korupsi di
Indonesia dan terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen
untuk memberantas korupsi melalui usaha pemberdayaan rakyat untuk
terlibat melawan praktik korupsi. ICW lahir di Jakarta pd tgl 21 Juni 1998
di tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki pemerintahan
pasca-Soeharto yang bebas korupsi.
2. Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang
bertujuan memerangi korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai
organisasi nirlaba, sekarang menjadi organisasi non-pemerintah yang
bergerak menuju organisasi yang demokratik. Publikasi tahunan oleh TI
yang terkenal adalah Laporan Korupsi Global. Survei TI Indonesia yang
membentuk Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia 2004 menyatakan
bahwa Jakarta sebagai kota terkorup di Indonesia, disusul Surabaya,
Medan, Semarang, dan Batam. Sedangkan survei TI pada 2005, Indonesia
berada di posisi keenam negara terkorup di dunia. IPK Indonesia adalah 2,2

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 59


sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya, dan Uzbekistan,
serta hanya lebih baik dari Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia,
Sudan, Angola, Nigeria, Haiti, dan Myanmar. Sementara, Islandia adalah
negara yang terbebas dari korupsi.
Sumber:https://www.iaijawatimur.or.id/course/interest/detail/20
https://jdih.komisiyudisial.go.id/frontend/detail/4/9
Tanggal unduh: Rabu, 15 September 2021.

E. Usulan Kelompok
1. Penegakan hukum yang efektif sangat penting untuk memastikan para
koruptor dihukum dan memutus siklus impunitas, atau kebebasan dari
hukuman atau kerugian.
2. Akhiri impunitas.
3. Mereformasi administrasi publik dan manajemen keuangan.
4. Reformasi yang berfokus pada peningkatan manajemen keuangan dan
memperkuat peran lembaga audit di banyak negara telah mencapai
dampak yang lebih besar daripada hanya melakukan di  sektor publik dalam
mengendalikan korupsi.
5. Memaksimalkan kekuatan masyarakat.
6. Kontribusi masyarakat di setiap aspek bagian negara yang masih relevan
dapat membantu pemerintahan. Untuk itu, dalam hal ini, sangat perlu
untuk melakukan identifikasi prioritas, masalah, dan menemukan solusi.
7. Menggunakan jalur komunikasi alternatif.
8. Saat membacanya mungkin Anda merasa kebingungan, tetapi dalam hal ini
kita sedang berbicara tentang bagaimana menyatukan proses formal dan
informal, yang berarti Anda dapat melakukan kerja sama dengan pemerintah
dan kelompok non-pemerintah atau organisasi untuk mengubah perilaku
dan memantau kemajuan.
9. Memanfaatkan teknologi.
10. Bersyukur saat ini sudah ada teknologi yang menunjang segala aktivitas
masyarakat, menjalin komunikasi serta untuk membangun pertukaran
yang dinamis hingga berkelanjutan antara pemangku kepentingan utama,
baik pemerintah, warga negara, kelompok bisnis, kelompok masyarakat
sipil, media, akademisi, dan lain-lain.
11. Memberikan kontribusi. 
12. Sebagai masyarakat, berinvestasilah dalam institusi dan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah. Meskipun sifatnya sangat terbatas dan tentunya

60 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


disertai dengan berbagi aturan yang sudah ada sebelumnya. 
13. Menyinkronkan dan meninjau ulang data setiap penerima dana bansos.
Juga termasuk para pejabat yang memegang tanggung jawab dalam
menyalurkan dana tersebut. Memperbaiki mekanismenya. Dalam
penyaluran bantuan sosial yang eksisting, yakni Program Keluarga
Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)/Kartu Sembako, dan
Bantuan Sosial Tunai (BST)
14. Melakukan pemeriksaan terbuka dan transparan terhadap dana-dana
yang diturunkan agar masyarakat tahu penggunaan dana bansos
tersebut. Termasuk mencantumkan apa saja sembako yang didapat
beserta nilai dan beratnya.
15. Bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mendapat uang tunai
dan bantuan lainnya sehingga secara berkala bisa dilihat dan data
terpampang secara nyata.
16. Memperbaiki birokrasi sampai pada tingkat kecamatan dan kelurahan
agar lebih mudah menerima dana tersebut.
17. Membuat peraturan berkaitan dengan dana bansos. Karena Covid
menjadi pandemi yang berkala, perlu aturan khusus mengenai
pemberian dana yang juga diawasi langsung oleh KPK dan BPK sebagai
dewan pengawas.
18. Dibuatnya layanan konsumen yang disediakan pemerintah dan bisa
dihubungi masyarakat agar bisa melaporkan keanehan sekecil apa pun
kepada pihak pengawas menindaklanjuti kecurangan pada pejabat.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 61


Lampiran 4: Portofolio Tayangan

P ortofolio tayangan adalah pembuatan media untuk unjuk kerja di show


case. Dalam Portofolio tayangan ini, kami kirimkan tautannya dari hasil kerja
pesera didik.

1. Portofolio tayangan kelompok 1 : Korupsi di lingkungan keluarga


menggunakan media Powtoon.
https://drive.google.com/file/d/1gMGuUIitGptNgoWMrZ1p-vGASo-w9Ixi/
view?usp=drivesdk
2. Portofolio tayangan kelompok 2: Korupsi di lingkungan sekolah
menggunakan media Power Point (PPT)
https://docs.google.com/presentation/d/
1wr3ua98n44yaUGzIIyE52YaElDMCpKkJ/
edit?usp=sharing&ouid=110584360775218489841&rtpof=true&sd=true
3. Portofolio tayangan kelompok 3: Korupsi di lingkungan masyarakat
menggunakan media video.
https://drive.google.com/file/d/1IrEqtHMBGsbh77n2BLZq7egzz7xpXXsU/
view?usp=sharing

62 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Lampiran 5 : Show Case/Gelar Kasus

P ada tahap gelar kasus, semula akan dilakukan melalui Zoom atau G- Meet,
tetapi pada tanggal 28 september 2021 di sekolah ada uji coba Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) terbatas 50% peserta didik. Oleh karena itu, gelar kasus
dilakukan secara tatap muka terbatas dengan media yang sudah dibuat dalam
portofolio tayangan, berikut ini hasil show case portofolio masing-masing
kelompok. (karena berbentuk video kami kirimkan tautannya)

Show Case/Gelar Kasus


1. Pembukaan
https://drive.google.com/file/d/18K7rkJ_WI8JMIihvVjGnRy7bEdeR7aRs/
view?usp=sharing
2. Show Case/Gelar Kasus Korupsi di Lingkungan Keluarga.
https://drive.google.com/file/d/1j4MdRNkteKbyBhLBITLydMu4-k7mDD18/
view?usp=sharing
3. Show Case/Gelar Kasus Korupsi di Lingkungan Sekolah.
https://drive.google.com/file/d/18ADl5T5-f07QgCzD7rmAS31Q0fepX7sO/
view?usp=sharing
4. Show Case/Gelar Kasus Korupsi di Lingkungan Masyarakat.
https://drive.google.com/file/d/18_NZ1lF_HPjPTYVAB9ZX6Zwgox7MDEo-/
view?usp=sharing
5. Penutup
https://drive.google.com/file/d/1JGf7U73vtO4z3yDI6JpyW5z0JGDqmWdA/
view?usp=sharing

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 63


64 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


BAB 4
SMAN 1
RANGKASBITUNG
PROVINSI BANTEN
66 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi
Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 67
BAB 5
SMAN 8 LUWU UTARA
PROVINSI SULAWESI
SELATAN
Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN1)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Luwu Utara


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : X/1
Tema : Peran pelaku ekonomi
Sub Tema : Rumah tangga keluarga dan rumah tangga produsen
Alokasi Waktu : 3 @ 45 menit (1 kali pertemuan)
Kompetensi Dasar : 4.3. Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi
dalam kegiatan ekonomi

Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan peran rumah tangga keluarga sebagai pelaku kegiatan ekonomi.
2. Menjelaskan peran rumah tangga produsen sebagai pelaku kegiatan ekonomi.
3. Menyusun hasil laporan peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi yang
menunjukkan nilai kejujuran dalam berinteraksi.

Materi esensial
Rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, dan pelaku ekonomi.

Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik.
2. Melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
1. Guru hadir di kelas dan memulai pembelajaran tepat waktu (keteladanan,
kedisiplinan, dan tanggung jawab).
2. Mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik,

1 Mengacu Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP.

70 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran (sikap
spiritual dan disiplin/tertib).
3. Guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan pokok ekonomi.
4. Siswa dibagi atas lima kelompok (tanggung jawab).
5. Guru menjelaskan langkah-langkah siswa melakukan observasi pada
pelaku ekonomi rumah tangga produsen di sekitar lingkungannya dalam
hal ini adalah para penjual buah-buahan di Masamba. Menyampaikan
bahwa di sekitar kita ada pelaku ekonomi yang berusaha bangkit mencari
rezeki pascamusibah banjir bandang (menggugah sikap peduli dan empati
pada anak), setiap anggota kelompok (kemandirian) menggali informasi
tentang peran penjual sebagai pelaku ekonomi dan menyisihkan
uang jajan untuk membeli buah langsat/rambutan (kepedulian) untuk
selanjutnya diidentifikasi: timbangannya, kualitas buahnya, dan lain-lain
(kejujuran) sebagai bahan analisis dan diskusi untuk laporan observasi
tentang peran pelaku ekonomi (kerja keras dan tanggung jawab).
C. Penutup
Refleksi, salam, dan doa.

Penilaian Pembelajaran
1. Kognitif (pengetahuan) : Tanya-jawab, soal terlampir.
2. Afektif (sikap) : Instrumen penilaian sikap.
3. Psikomotor (keterampilan) : Laporan hasil observasi.

Masamba, 5 Oktober 2021


Mengetahui,
Kepala SMAN 8 Luwu Utara Guru Mata Pelajaran

_____________________ ________________________
NIP. NIP.

*) Divalidasi oleh pengawas satuan pendidikan (paraf) _____________________

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 71


LAMPIRAN

Penilaian Kognitif (Tanya-Jawab)


1. Jelaskan peran rumah tangga keluarga sebagai pelaku kegiatan ekonomi!
2. Jelaskan peran rumah tangga produsen sebagai pelaku kegiatan ekonomi!

Penilaian Afektif (Instrumen Penilaian Sikap)


Perilaku/Sikap yang Diamati
Rata-2
No Siswa Tanggung Perilaku*)
Jujur Disiplin Peduli Skor
Jawab

Keterangan Perilaku
• 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang

Penilaian Psikomotor (Lembar Penilaian Laporan)


Aspek laporan yang dinilai

No Kelompok Jangkauan Jumlah


Kesesuaian
Informasi/ Orisinilitas Skor Nilai
dengan Tujuan
Gagasan

1. Kelompok 1
2. Kelompok 2
3. Kelompok 3
4. Kelompok 4
5. Kelompok 5
Keterangan
Skor: 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang
Nilai: (Jumlah skor perolehan : skor maksimal)

72 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Narasi/Artikel

Kolaborasi dalam Insersi Nilai-Nilai Anti Korupsi pada Materi


Kegiatan Pokok Ekonomi Kelas X SMA

Dalam Workshop Pengembangan Kapasitas Lanjutan Jejaring Pendidikan


Antikorupsi bagi Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru tanggal 20
s.d. 21 September 2021, narasumber Bapak Zulfikri Anas (Kemendikbudristek)
memberikan beberapa contoh insersi nilai-nilai antikorupsi melalui pembelajaran.
Menindaklanjuti hal tersebut, direncanakan menerapkan pada mata pelajaran
ekonomi, mata pelajaran yang diampu sebelum menjadi pengawas sekolah.
Meskipun saat itu tidak ada contoh untuk mata pelajaran ekonomi, prinsipnya
apa pun mata pelajaran yang diampu, semua dapat berperan dalam penguatan
nilai-nilai antikorupsi pada diri peserta didik.
Sehari setelah kegiatan workshop, saya melakukan kunjungan ke sekolah
dengan maksud berkolaborasi dalam program insersi nilai-nilai antikorupsi.
Setelah memberikan penjelasan, warga sekolah (guru dan kepala sekolah)
menyambut baik program tersebut.

Gbr1.
Kunjungan ke sekolah, diskusi
tentang KD yang sarat nilai-nilai
antikorupsi (22/9/2021)

Atas saran kepala sekolah dan melihat program pembelajaran guru


ekonomi, insersi dilakukan pada mata pelajaran ekonomi kelas X dengan kd
4.3. Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi,
pada indikator menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan
ekonomi melalui media lisan dan tulisan.
Selama sepekan, guru ekonomi menyusun lesson plan atau perencanaan
pembelajaran dengan melakukan insersi nilai-nilai antikorupsi pada kegiatan

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 73


pembelajaran seperti sikap jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, berani, dan sikap adil. Penyusunan RPP dilakukan bersama
atas sepengetahuan kepala sekolah dan divalidasi oleh pengawas sekolah
dengan tahapan:
1. memahami kompetensi,
2. menentukan indikator,
3. menentukan materi,
4. merancang proses pembelajaran, dan
5. melakukan dokumentasi kegiatan.

Pada tanggal 8 Oktober 2021, pembelajaran dilakukan oleh guru mata


pelajaran dengan pendampingan dilakukan oleh pengawas sekolah. Adapun
langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran, sebagai berikut.
1. Guru hadir di kelas dan memulai pembelajaran tepat waktu (insersi
keteladanan, kedisiplinan, dan tanggung jawab).
2. Mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik,
melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran (insersi
sikap spriritual dan disiplin/tertib).
3. Guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan pokok ekonomi.
4. Siswa dibagi atas lima kelompok (insersi tanggung jawab).
5. Guru menjelaskan langkah-langkah siswa melakukan observasi pada
pelaku ekonomi rumah tangga produsen di sekitar lingkungannya dalam
hal ini adalah para penjual buah-buahan di Masamba. Menyampaikan
bahwa di sekitar kita ada pelaku ekonomi yang berusaha bangkit
mencari rezeki pascamusibah banjir bandang (menggugah sikap peduli
dan empati pada anak), setiap anggota kelompok (insersi kemandirian)
menggali informasi tentang peran penjual sebagai pelaku ekonomi dan
menyisihkan uang jajan untuk membeli buah langsat/rambutan (insersi
kepedulian) untuk selanjutnya diidentifikasi: timbangannya, kualitas
buahnya, dan lain-lain (insersi kejujuran) sebagai bahan analisis dan
diskusi untuk laporan observasi tentang peran pelaku ekonomi (insersi
kerja keras dan tanggung jawab).
6. Guru dan siswa melakukan refleksi, doa, dan salam penutup (insersi
sikap spiritual).

74 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


Gbr2. Gbr3.
Insersi Nilai-Nilai Anti Korupsi pada Materi Observasi pembelajaran tentang peran
Kegiatan Pokok Ekonomi Kelas X SMA pelaku ekonomi pada penjual buah
(8/10/2021) Masamba (8/10/2021)

Agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar yang dibatasi oleh empat
dinding dan memperhatikan kecenderungan gaya belajar siswa usia SMA yang
lebih senang “bertualang”, pada materi ini digunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL), yaitu konsep belajar yang mengaitkan antara
materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan teori ekonomi yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kegiatan ekonomi (jual-beli) sehari-hari.
Hasil observasi siswa menyimpulkan bahwa antara konsumen dan produsen
memiliki keterkaitan dan peran yang saling berhubungan (mutualisme). Siswa
adalah konsumen karena menggunakan/mengonsumsi hasil produksi buah-
buahan dari produsen/penjual buah. Keduanya sebagai pelaku ekonomi,
interaksinya akan berjalan baik jika menjaga sikap sosial, antara lain kejujuran
dalam kegiatan ekonomi.
Berkaitan dengan nilai kejujuran dan ketelitian, kelompok 1, 3, dan 5
melaporkan bahwa timbangan dan kualitas buah relatif jujur dan baik. Buah yang
dibeli kelompok 2 timbangannya kurang 127 gram, setelah dilakukan timbang
ulang. Sementara, pada kelompok 4 terdapat bebarapa buah rambutan yang
busuk. Harusnya, penjual dalam melakukan transaksi bersikap jujur dan siswa
sebagai konsumen (pembeli/pengguna) teliti dalam melakukan transaksi.
Ketidakjujuran dalam menakar/menimbang jualan membuat pembeli akan
menjauh dan merugikan penjual itu sendiri. Sebaliknya, pembeli akan senang,
kembali membeli, dan menjadi pelanggan bagi penjual yang jujur dengan
kualitas barang dan timbangannya. Observasi pembelajaran siswa ini akan
menjadi kesan mendalam sehingga kelak bila menjadi pelaku ekonomi di bidang
produksi akan memegang sifat kejujuran.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 75


Selama proses belajar mengajar berlangsung, guru mengimplementasikan
sekaligus mengamati perilaku nilai-nilai antikorupsi seperti kejujuran, disiplin,
tanggung jawab, dan sikap peduli peserta didik. Kompetensi sikap yang
diamati terekam dalam instrument penilaian sikap, yang menjadi dasar dalam
memberikan pembinaan lanjutan terutama bagi siswa yang belum berperilaku
baik.
Sekecil apa pun best practice yang dilakukan, sangat penting untuk
melakukan diseminasi agar ide, gagasan, atau praktik baik itu dapat menyebar
ke teman sejawat. Diseminasi praktik baik dilakukan langsung pada pertemuan/
rapat dengan warga sekolah serta melalui media sosial dan media massa berupa
artikel.

Gbr4.
Desiminasi praktik baik insersi
pendidikan antikorupsi pada
guru lain (teman sejawat)
(14/10/2021)

Saatnya kita perkuat kembali nilai-nilai antikorupsi mulai dari sekolah karena
sekolah adalah lokomotif penguatan budaya antikorupsi untuk jangka panjang.
Kepada pendidik dan tenaga kependidikan, mari bersama menjadi contoh
dan model bagi anak didik dengan terlebih dahulu mengamalkan nilai-nilai
antikorupsi. Semoga dapat menginspirasi. (Muhajir_Pengawas Sekolah, Alumni
Workshop Pendidikan Antikorupsi, 2021)

76 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


BAB 6
SMK NEGERI 3
PANDEGLANG
PROVINSI BANTEN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Pandeglang


Mata Pelajaran : Teknik Pendederan Komoditas Perikanan Air Tawar
Kelas/Semester : XI APAT/1
Materi : Persiapan wadah pendederan ikan
Kompetensi Dasar : Menerapkan prosedur persiapan wadah komoditas
perikanan
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan mampu
dalam hal-hal berikut.
1. Mampu memahami prosedur persiapan wadah pendederan ikan dengan
percaya diri.
2. Mampu menerapkan prosedur persiapan wadah pendederan ikan dengan
teliti.

Kegiatan Belajar Mengajar


Pertemuan 1
A. Pendahuluan (±10 menit)
1. Guru memberi salam dengan ramah dan mengecek kehadiran peserta
didik.
2. Mengecek kelengkapan atribut dan kerapian pakaian.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan apersepsi dalam kegiatan pendederan ikan. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah persiapan wadah. Oleh karena itu,
pada hari ini kita akan belajar prosedur persiapan wadah pendederan ikan.

78 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


B. Kegiatan Inti (±70 menit)
1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
berjumlah 3–4 orang dengan adil.
2. Peserta didik mengamati video mengenai persiapan wadah pendederan
ikan melalui link https://www.youtube.com/watch?v=N9ch8YJaMQs
dengan cermat.
3. Peserta didik berdiskusi tentang tahapan prosedur persiapan wadah
pendederan ikan beserta fungsi masing-masing tahapan dengan penuh
tanggung jawab.
4. Peserta didik, selama berdiskusi, diberikan kesempatan untuk mencari
referensi lain melalui buku teks pendederan maupun internet dengan
mandiri.
5. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
mengenai tahapan prosedur persiapan wadah pendederan ikan dengan
percaya diri.
6. Peserta didik dari kelompok lain menanggapi jika ada hal-hal lain yang
tidak disetujui atau menambahkan dengan bahasa santun.
7. Guru dengan peduli membimbing dan memfasilitasi kegiatan presentasi
kelompok.
C. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pada pertemuan ini.
2. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran pada pertemuan ini.
3. Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung
dengan baik dan lancar.

Pertemuan 2
A. Pendahuluan (±10 menit)
1. Guru memberi salam dengan ramah dan mengecek kehadiran peserta
didik.
2. Mengecek kelengkapan atribut dan kerapian pakaian.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan apersepsi dalam kegiatan pembelajaran, sebelumnya
sudah dipelajari tentang tahapan prosedur persiapan wadah pendederan
ikan. Selanjutnya, pada pertemuan hari ini, peserta didik akan menerapkan
prosedur persiapan wadah pendederan ikan.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 79


B. Kegiatan Inti (±70 menit)
1. Peserta didik dengan jujur bergabung bersama kelompoknya masing-
masing sesuai dengan pembagian pada pertemuan sebelumnya.
2. Peserta didik menerima LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dengan jujur
mengenai penerapan prosedur persiapan wadah pendederan.
3. Peserta didik menerima arahan guru dengan cermat dalam melakukan
kegiatan praktik persiapan wadah pendederan sesuai prosedur.
4. Peserta didik dengan teliti, kerja keras, dan kerja sama melakukan
kegiatan praktik persiapan wadah pendederan sesuai dengan prosedur
persiapan wadah pendederan.
5. Peserta didik dibimbing oleh guru selama proses kegiatan praktik.
6. Peserta didik dengan peduli dan tanggung jawab menyimpan kembali
peralatan yang telah digunakan selama kegiatan praktik persiapan
wadah pendederan ke tempat semula.
C. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pada pertemuan ini.
2. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran pada pertemuan ini.
3. Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung
dengan baik dan lancar.

Penilaian
Penilaian meliputi: penilaian sikap serta pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam memahami dan menerapkan prosedur persiapan wadah
pendederan ikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan nilai-nilai
karakter pendidikan antikorupsi. (terlampir)

Rencana Tindak Lanjut


A. Tindak Lanjut 1 dari Tujuan Pembelajaran 1
Bagi peserta didik yang belum memahami prosedur persiapan wadah
pendederan ikan, dilakukan remedial melalui pemaparan ulang sampai
peserta didik dapat memahami prosedur persiapan wadah pendederan ikan
dengan benar.

80 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


B. Tindak Lanjut 2 dari Tujuan Pembelajaran 2
Bagi peserta didik yang belum mampu menerapkan persiapan wadah
pendederan ikan sesuai prosedur, dilakukan remedial melalui praktik ulang,
sampai peserta didik mampu melakukan persiapan wadah pendederan ikan
dengan menerapkan prosedur yang benar.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 81


Lampiran 1: Instrumen Penilaian
Indikator yang Diamati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mencari Memahami Memahami Menjelaskan Berani Berani Menerapkan Mampu Menyimpan Peduli dalam
informasi tahapan fungsi dari tahapan menyampaikan memberikan prosedur bekerja kembali menjaga
tentang persiapan tiap tahapan persiapan pertanyaan sanggahan persiapan sama dalam peralatan yang kebersihan
No. Nama tahapan wadah prosedur wadah dalam diskusi dalam wadah kelompok telah digunakan lingkungan
persiapan pendederan persiapan pendederan kelompok diskusi pendederan untuk selama praktik sekitar area
wadah ikan dengan wadah ikan dengan dengan bahasa kelompok ikan dengan menerapkan ke tempat kegiatan praktik
pendederan sistematis pendederan percaya diri santun dengan teliti prosedur semula dengan menerapkan
ikan dengan ikan dengan bahasa persiapan tanggung jawab prosedur
mandiri baik santun wadah persiapan wadah
pendederan pendederan ikan
ikan
1. Siswa 1

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi


2. Siswa 2
3. Siswa 3
4. Siswa 4
5. Siswa 5
6. Siswa 6
7. Siswa 7
8. Siswa 8
9. Siswa 9
10. Siswa 10
11. Siswa 11
12. Siswa 12
13. Siswa 13
14. Siswa 14
15. Siswa 15
16. Siswa 16
17. Siswa 17

82
18. Siswa 18
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Pandeglang


Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Menerapkan prosedur persiapan wadah pendederan ikan
Materi : Persiapan Wadah Pendederan Ikan
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota Kel. : 1. …………………………………………
2. …………………………………………
3. …………………………………………
4. …………………………………………
Dasar Teori
Pendederan merupakan kegiatan pembesaran benih hasil pembenihan sampai
dengan ukuran yang aman untuk dibudidayakan di media pembesaran.
Persiapan wadah dalam kegiatan pendederan merupakan langkah penting
dalam rentetan kegiatan pendederan ikan. Persiapan wadah bertujuan untuk
mengondisikan wadah agar dapat digunakan secara efsien dan memenuhi
persyaratan lingkungan yang optimal sehingga ikan dapat hidup dengan laju
pertumbuhan yang optimum.

Tujuan
Menerapkan prosedur persiapan wadah pendederan ikan dengan benar.

Alat dan Bahan


Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan:
1. sikat
2. spons
3. baskom
4. gayung
5. timbangan
6. mistar/penggaris/meteran
7. pH meter
8. thermometer
9. detergen/ sabun
10. garam
11. pupuk kendang.

Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi 83


Cara Kerja
1. Sanitasi wadah pembesaran dengan menyikat seluruh bak menggunakan
detergen/sabun, kemudian bilas menggunakan spons, bersihkan dengan air
sampai bersih dan tidak terdapat lagi busa.
2. Ukur tinggi dan lebar kolam, catat hasilnya.
3. Beri tanda untuk batas pengisian air, yaitu 25-30 cm dari bibir kolam/bak.
4. Isi bak dengan air, lalu campurkan garam.
5. Sambil menunggu pengisian air dalam bak, siapkan pupuk kendang yang
akan diinokulasi.
6. Timbang pupuk kandang dengan dosis 0,3 kg x luas kolam.
7. Keringkan pupuk kandang yang telah ditimbang.
8. Setelah pupuk kandang kering, masukkan ke dalam kantong plastik, ikat
bagian atasnya dengan tali rapia.
9. Lubangi bagian bawah plastik dengan paku.
10. Masukkan pupuk kandang ke dalam bak dengan cara digantung
menggunakan tali rapia pada tali penyangga, diamkan selama satu minggu.
11. Ukur kualitas air seperti pH dan suhu.

Hasil
1. Panjang kolam : ………………………… m
2. Lebar kolam : ………………………… m
3. Luas kolam : ………………………… m2
4. Jumlah pupuk kandang yang ditimbang : ………………………… kg
5. Hasil pengamatan kualitas air :
- pH = …………………
- Suhu = ………………… oC
Kesimpulan:

Selamat Belajar dan Berlatih Nilai

“Jaga selalu sikap jujur, disiplin, peduli, mandiri, tanggungjawab,


kerjakeras, berani, sederhana dan adil”
………………..

84 Kumpulan RPP Insersi Antikorupsi

Anda mungkin juga menyukai