Anda di halaman 1dari 33

Buku Kerja

2021
BUKU KERJA
MANAJEMEN RISIKO SEKTOR PUBLIK

UNTUK DIKLAT MANAJEMEN RISIKO SEKTOR PUBLIK

PUSDIKLATWAS BPKP

TAHUN 2021

SUSUNAN TIM PENYUSUN

PENULIS : RINI SEPTOWATI, Ak., M.M., C.A., ERMCP., CRP

PEREVIEW : ISMET ELISKAL, SST, M.Sc

NARA SUMBER : DR. JOHN ELIM., Ak., CA.

EDITOR : YUNIAR ENDAH PALUPI, SE, MM.

A. KASUS KONSEP MR (Hari Pertama) 2


1. RISIKO VS MASALAH 3
2. STRUKTUR MR 4
B. KASUS PENETAPAN KONTEKS (HARI KEDUA) 5
B.1. KASUS PENETAPAN KONTEKS PEMDA 6
B.1.1. Kasus penetapan konteks 1 (Ruang lingkup dan penugasan MR) 6
B.1.2 Kasus penetapan konteks - lingkungan internal dan eksternal (Pemda) 9
B1.3. Kasus sumber risiko yang akan diprioritaskan pada Pemkab A. 10
B.2. KASUS PENETAPAN KONTEKS DINAS SDA 12
B.2.1. Kasus penetapan konteks (Dinas SDA) 12
B.2.2. Kasus Penetapan konteks kriteria penilaian 15
B.3. IDENTIFIKASI RISIKO 17
B.3.1.Kasus identifikasi risiko 17
B.4. ANALISIS RISIKO 18
B.4.1. Kasus analisis risiko 18
B..4.2. Menetapkan kemungkinan dan dampak dengan menggunakan expert 20
B.4.3. Menetapkan kemungkinan pompa rusak 21
B.4.4. Menetapkan Dampak hujan terhadap pompa yang rusak 22
B.5. Kasus evaluasi risiko 23
B.6. KASUS PENANGANAN RISIKO 24
B.6.1 Kasus penanganan risiko 24
B.6.2. Memilih alternatif membeli atau menyewa 25
B.7. KASUS PEMANTAUAN DAN REVIEW 27
B.7.1. Pemantauan Rencana Tindakan Penanganan Risiko 27
B.7.2. Kasus Review Penanganan Risiko 29

Buku Kerja Manajemen Risiko 1


A. KASUS KONSEP MR (Hari Pertama)


2 Buku Kerja Manajemen Risiko

1. RISIKO VS MASALAH

Anda sedang memiliki keinginan untuk pergi ke Bali bersama keluarga, dalam rangka bersenang-
senang. Anda sudah merencanakan akan pergi satu bulan yang akan datang, dan sudah membeli tiket
pesawat pulang pergi.

Anda adalah seorang auditor intern yang sibuk dan sering pergi keluar kota. Saat ini anda sedang
ditugaskan melaksanakan audit, dan penugasan akan berakhir pada 2 minggu yang akan datang.
Namun anda sudah mengambil cuti, dan telah disetujui.

Tugas:

1. Tetapkan tujuan Anda.

2. Diantara pernyataan berikut, yang manakah yang merupakan risiko yang anda rasakan saat ini.

Pernyataan Risiko /bukan

1. Tidak jadi pergi ke Bali

2. Sering ke luar kota

3. Ijin cuti dibatalkan

4. Tidak punya uang untuk ke bali

5. Anggota keluarga sakit

6. Kecelakaan pesawat

7. Tugas audit belum selesai

Buku Kerja Manajemen Risiko 3


2. STRUKTUR MR

Manajemen risiko sebaiknya dikelola dengan 3 lines model, yaitu: lini pertama diperankan oleh
pemilik risiko, lini ke 2 oleh unit MR (bisa dengan berbagai nomenklatur), dan lini ke 3 oleh APIP
atau auditor eksternal.

Tugas:

1. Gambarkan struktur MR di instansi Anda,

2. Jelaskan tugas setiap perannya

3. Apakah struktur ini telah sesuai dengan ISO 31000,

4. Apakah terdapat kelemahan dalam struktur yang ada? Apa saran anda?


4 Buku Kerja Manajemen Risiko

B. KASUS PENETAPAN KONTEKS (HARI KEDUA)

Buku Kerja Manajemen Risiko 5


B.1. KASUS PENETAPAN KONTEKS PEMDA

B.1.1. Kasus penetapan konteks 1 (Ruang lingkup dan penugasan MR)

Ilustrasi banjir. ANTARA/Iggoy el Fitra

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengingatkan potensi peningkatan hujan
karena anomali iklim La Nina yang terdeteksi telah berkembang di Samudera Pasifik Ekuator. Suhu
muka laut Samudera Pasifik dekat Indonesia itu dapat menyebabkan peningkatan akumulasi jumlah
curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normal.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, dalam keterangan tertulis, Sabtu 3 Oktober 20x0
menyatakan dampak peningkatan curah hujan bisa terjadi hingga Februari tahun depan. Curah hujan
yang tinggi ini akan mengakibatkan banjir bila terdapat beberapa kondisi yang tidak diantisipasi.

Sejarah menunjukkan bahwa pengalaman terjadinya bencana banjir besar di kabupaten A, pada
tahun 1973, 1988, 1993 dan tahun 1990, 1997, 2003, 2008, 2013 dan 2020., dimana Sungai Manis
meluap sehingga daerah di sekitarnya disapu banjir bandang yang begitu dahsyat. Dampak terbesar
yang pernah terjadi adalah ratusan rumah di sekitar sungai tenggelam oleh tingginya banjir yang
mencapai 2 meter, menewaskan 47 orang, merobohkan 25 rumah, dan mengakibatkan 126 rumah

6 Buku Kerja Manajemen Risiko

dan 15 bangunan fasilitas umum rusak. Sungai manis merupakan titik pertemuan dari tiga aliran
sungai yaitu sungai Asam, Sungai Kecut dan Sungai Tawar sehingga bila musim hujan ekstrim, aliran
dari hulu tersebut mengalir menuju sungai manis yang tidak mampu menampung debit air dari tiga
sungai tersebut sehingga menyebabkan air meluap dan banjir. Bupati Kabupaten A menyadari
kondisi ini, beliau tidak ingin masyarakat menjadi korban karena adanya banjir, sehingga
menetapkan bahwa tahun 20x1 tingkat banjir dapat menurun 20% dari tahun lalu (th 20x0). Bila
tahun lalu kejadian banjir adalah 6 kali dengan wilayah banjir pada 5 titik wilayah, dengan rata rata
surut selama 4 hari, serta jumlah kerugian material sebesar Rp 25 milyar rupiah, dan tidak terdapat
korban jiwa. Maka tahun ini diharapkan banjir tidak lebih dari 5 kali, dengan wilayah banjir tidak
lebih dari 4 titik, rata-rata surut tidak lebih dari 3 hari, dan kerugian material tidak lebih dari Rp 5
milyar, serta tidak ada korban jiwa.

Pejabat terkait pengendalian banjir pesimis dengan target ini mengingat adanya ancaman La Nina.
Namun bupati merasa telah melakukan langkah-langkah pengendalian banjir, sehingga beliau
optimis target yang ditetapkan akan tercapai. Namun untuk memberikan keyakinan yang lebih
memadai, terutama terkait dengan kelayakan infrastruktur yang ada, beliau ingin pengelolaan risiko
banjir dilakukan secara terstruktur dan sistematis, oleh karena itu beliau minta kepada komite MR
untuk melakukan proses manajemen risiko untuk periode tahun 20x1. Harapan beliau dengan
kegiatan yang dilakukan oleh komite MR, dapat diambil keputusan agar sasaran pengendalian banjir
dapat tercapai. Bupati berharap, komite MR dapat memberikan usulan kegiatan pengendalian banjir
dalam waktu 5 hari, yaitu sejak 10 Desember hingga 15 Desember 20x0.

Komite MR melakukan langkah pertama yaitu persiapan, yaitu mengajak pihak internal yang sangat
terkait dengan pengendalian banjir yaitu Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) yang bertanggung
jawab atas kelancaran air sungai, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab atas
infrastruktur, kepala dinas Perumahan dan Pemukiman, Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan
Pertanahan, beserta jajarannya untuk menyusun risk register. Sebagai koordinator dalam proses
MR ini adalah Kepala Dinas SDA, yang dibantu oleh seorang sekretaris yaitu salah satu pejabat eselon
3 di lingkungannya. Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan metode focus group discussion,
analisis data, dan pertimbangan manajemen. Mekanisme komunikasi adalah sekretaris akan
mengumpulkan informasi, kemudian dilaporkan kepada koordinator, untuk disetujui. Berdasarkan
informasi tersebut dilakukan pembahasan bersama pihak-pihak terkait untuk ditetapkan suatu
usulan keputusan, untuk ditetapkan oleh Bupati. Komite MR tidak mengeksekusi kegiatan, tugasnya
adalah memfasilitasi dan menjamin mutu, sehingga informasi yang ada harus diketahui oleh komite
MR, untuk diberikan saran perbaikan bila diperlukan. Media komunikasi yang digunakan adalah
rapat, email, telepon atau whatsapp.

Buku Kerja Manajemen Risiko 7


Tugas:

Berdasarkan informasi yang ada, anda sebagai komite MR diminta untuk menetapkan konteks terkait
ruang lingkup dan penugasan MR.


8 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.1.2 Kasus penetapan konteks - lingkungan internal dan eksternal (Pemda)

Dalam rangka memahami konteks yang ada, unit MR beserta para wakil dari dinas dinas terkait
mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang terkait dengan banjir. Diperoleh informasi
sebagai berikut.

Pegawai yang terlibat dalam penanganan banjir kompeten menangani banjir, integritas cukup dan
jumlahnya pun juga cukup. Dana untuk mengendalikan banjir juga didukung oleh pemerintah pusat,
namun jumlah ini harus betul betul dibelanjakan dengan efisien dan efektif, karena dana untuk
pengendalian banjir ini cukup besar.

Pemkab A sudah menetapkan tata ruang yang mempertimbangkan pengendalian banjir, namun
dalam pelaksanaannya terkadang dilanggar oleh oknum, atau direvisi oleh pemkab A karena
terpaksa membuat peraturan tidak ramah lingkungan, misalnya penghilangan wilayah hijau untuk
kepentingan komersial dalam rangka PAD atau mengakomodir jumlah penduduk yang meningkat
dan perlu pemukiman.

Kondisi lingkungan kabupaten A memiliki letak geografis di dataran rendah dengan kondisi 40%
wilayah memiliki ketinggian di bawah permukaan air laut, sehingga sering terkena banjir, oleh
karena itu kab A sudah memiliki SOP, peralatan, maupun embung untuk mengendalikan banjir,
bahkan sudah mengetahui perilaku hujan dan banjir.

Kab. A bersebelahan dengan Kab B dan Kab C, yang merupakan hulu dari sungai yang ada di kab A.
Kab B hutannya banyak dialihfungsikan, sehingga sering terjadi longsor, dan sungainya membawa
lumpur. Kab C merupakan daerah industri baru, banyak pabrik dan kaum urban, sehingga banyak
daerah resapan yang berubah menjadi pemukiman. Sementara belum terwujud koordinasi yang baik
dengan Pemerintah Daerah disekitar Pemkab A dalam hal pengendalian banjir, termasuk juga terkait
pembangunan perumahan dan industri

Masyarakat Kab A mendukung atas program banjir, namun disisi lain masyarakat masih membuang
sampah sembarangan.

Saat ini kab A seperti wilayah lain di Indonesia sedang mengalami pandemi covid 19, dan ancaman
cuaca ekstrem karena La Nina.

Tugas:

Tuangkan informasi yang ada ke dalam data kekuatan dan kelemahan , peluang dan ancaman.

Buku Kerja Manajemen Risiko 9


B1.3. Kasus sumber risiko yang akan diprioritaskan pada Pemkab A.

Berdasarkan analisis lingkungan atas risiko banjir, maka diambil kesimpulan bahwa sumber risiko
banjir di kab A, adalah sebagai berikut.

KRITERIA SUB KRITERIA

geografis letak geografis di dataran rendah dengan kondisi 1. dataran tinggi


40% wilayah memiliki ketinggian di bawah
permukaan air laut. 2. . dataran rendah

kondisi sungai merupakan pertemuan 3 sungai besar, 1. potensi membawa lumpur


mengakibatkan limpasan air dari hulu masuk
kab A 2. konstruksi sungai

3. besaran sungai

sumber limbah budaya masyarakat membuang sampah 1. pemukiman


sembarang, serta limbah industri berpengaruh
menjadikan saluran air tidak lancar 2. wil industri

3. wil pertanian

kebijakan kebijakan pemerintah dalam menyusun tata


pemerintah ruang, pemberian ijin, koordinasi


10 Buku Kerja Manajemen Risiko

Atas sumber banjir di atas dilakukan survey, dengan hasil sebagai berikut.

Nilai responden
Yang
dibandingkan 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 pembanding

geografis v kondisi sungai

geografis v jumlah limbah

geografis v kebijakan

kondisi sungai v jumlah limbah

kondisi sungai v kebijakan

jumlah limbah v kebijakan

TUGAS

Berdasarkan data sampling yang ada, tetapkan sumber risiko mana yang perlu mendapat prioritas
bagi Pemkab A, dengan menggunakan metodologi AHP.

Buku Kerja Manajemen Risiko 11


B.2. KASUS PENETAPAN KONTEKS DINAS SDA

B.2.1. Kasus penetapan konteks (Dinas SDA)

Berdasarkan prioritas pengendalian risiko banjir pada Pemkab A, Kepala Dinas SDA ditugaskan
untuk mengendalikan kondisi sungai di Kab A, yaitu dengan melakukan normalisasi Sungai Manis.

Unit MR pada Dinas SDA menetapkan ruang lingkup MR nya sebagai berikut.

a. Penetapan ruang lingkup

TUJUAN Mengendalikan banjir tahun 20x1

TARGET SASARAN Tingkat banjir dapat menurun 20% dari tahun


lalu (th 20x0).

TARGET WAKTU Periode 20x1


SASARAN

NAMA UPR Dinas SDA

NAMA PEMILIK RISIKO Kepala Dinas SDA

RUANG LINGKUP Pengendalian Banjir yang disebabkan karena


KEGIATAN kondisi sungai

LOKASI Kabupaten A



12 Buku Kerja Manajemen Risiko

b. Informasi Penugasan

TUJUAN PENUGASAN MR Keputusan tindakan agar sasaran pengendalian banjir


dapat tercapai.

OUTPUT PENUGASAN MR Risk register

HORISON/RENTANG WAKTU Periode tahun 20x1

JADWAL PELAKSANAAN 10-15 Desember tahun 20x0

PROSES PENGAMBILAN focus group discussion, analisis data, dan pertimbangan


KEPUTUSAN manajemen

MEKANISME KOMUNIKASI

R Bidang Pengendalian Banjir dan


Drainase

A Koordinator (Unit MR), Kadis SDA

C Es 3 pada Kadis SDA

I APIP, komite MR

SALURAN KOMUNIKASI rapat, email, telepon atau whatsapp.

Buku Kerja Manajemen Risiko 13


Pengendalian banjir karena meluapnya arus sungai Manis, merupakan tanggung jawab Dinas SDA.
Kadis SDA meyakinkan bahwa pegawai yang menangani normalisasi sungai adalah orang orang yang
memiliki integritas dan kompetensi yang memadai, jumlahnya juga mencukupi, bila dalam kondisi
banjir, SDM biasanya juga ditambah dari dinas penanggulangan bencana. SOP terkait tata kerja dalam
mencegah, dan mengatasi pasca banjir juga sudah dipahami dan dilaksanakan oleh pegawai yang
terlibat. Sumber daya keuangan juga memadai, yaitu sesuai dengan kegiatan yang telah diajukan
pada saat pengusulan anggaran.

Kabupaten A berada di daerah pesisir yang merupakan tempat hulu sungai, dan sungai yang terbesar
Sungai manis merupakan titik pertemuan dari tiga aliran sungai yaitu sungai Asam, Sungai Kecut
dan Sungai Tawar . Sungai Asam dan sungai Kecut berasal dari kabupaten B, sedangkan sungai
sungai Tawar berasal dari kabupaten C. Kabupaten B yang banyak memiliki daerah pegunungan yang
telah banyak dialihfungsikan, sehingga ketika curah hujan yang tinggi, sungai Asam dan Kecut tidak
sekedar membawa air, namun juga sering membawa lumpur. Hal ini akan menjadikan sungai
menjadi dangkal, dan mengganggu aliran air sungai.

Pemkab memiliki 50 unit pompa pengendali banjir. Meski rata-rata sudah berusia di atas 10 tahun,
hanya 3- sampai 5 persen pompa yang rusak. Sisanya bisa berfungsi baik.

Telah direncanakan kegiatan membuat 3 ribu sumur resapan yang dibangun tahun ini. Sedangkan
jumlah keseluruhan dari total tahun sebelumnya sudah mencapai sekitar tiga sampai empat ribu
titik.

Terdapat satu embung dan saluran air untuk antisipasi banjir saat musim hujan nanti. Embung atau
penampungan air skala besar telah dibangun di lokasi yang selama ini rawan banjir.

Bupati telah meminta kepada aparat di Desa, kecamatan, RW dan RT untuk selalu membersihkan
saluran air di wilayahnya. Beberapa Rw dan RT yang sering terkena banjir bahkan selalu siaga
dengan banjir, dan telah memiliki posko korban banjir.

Selain ancaman la nina, saat ini Indonesia juga sedang dilanda pandemi covid, dan diperkirakan
tahun 20x1, pandemi belum berakhir.

Tugas

Tuangkan informasi ini kedalam informasi konteks lingkungan internal dan eksternal.


14 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.2.2. Kasus Penetapan konteks kriteria penilaian

Kabupaten A, telah memiliki kebijakan kriteria penilaian risiko, yaitu sebagai berikut.

Kriteria nilai kemungkinan

Nilai Tingkat kemungkinan Frekuensi Tingkat kejadian

1 Sangat kecil <10% Nyaris tidak pernah terjadi

2 kecil ≥ 10% &. (. < 20% Kadang kadang

3 sedang ≥ 20% &. (. < 35% Cukup sering

4 besar ≥ 35% &. (. < 50% sering

5 Sangat besar ≥50% Sangat sering

Kriteria nilai Dampak

Area konsekuensi

Tingkat Gangguan
konsekuensi Kerugian Penurunan terhadap
Penurunan reputasi Tuntutan hukum
negara kinerja layanan or
anisasi

Tidak Jumlah Keluhan pemangku Pencapaian


kerugian kepentingan secara target kinerja Jumlah tuntutan
Signifikan negara <10 langsung lisan/tertulis ke >95% Pelayanan hukum 0
juta organisasi jumlahnya tertunda s.d 1
dalam satu
3kali dalam satu eriode hari
periode

Jumlah Keluhan pemangku Pencapaian


kerugian Pelayanan Jumlah tuntutan
kepentingan secara target kinerja tertunda
Minor negara dari langsung lisan/tertulis ke hukum 1 x
>90% s.d.
RP10jt
organisasi jumlahnya lebih 95% 2 hari
(2) dalam satu
s.d. <Rp 50 dari 3x dalam satu eriode periode
s.d. 4 hari
jt

Buku Kerja Manajemen Risiko 15


Area konsekuensi

Tingkat Gangguan
konsekuensi Kerugian Penurunan terhadap
Penurunan reputasi Tuntutan hukum
negara kinerja layanan or
anisasi

Jumlah Pencapaian Pelayanan Jumlah tuntutan


kerugian target kinerja teftunda 5 hukum 2 s.d. 3 x
Moderat negara dari hari
Pemberitaan negatif di >85% s.d.
RP50jt s.d. dalam satu eriode
<Rp100 media massa lokal 90% s.d. 8 hari
(3)

Jumfah Pencapaian Jumlah tuntutan


kerugian target kinerja hukum 4 s.d. 5 x
negara febih di Pelayanan
Signifikan dari tertunda 9 dalam satu eriode
Pemberitaan negatif di hari
>80% s.d. 85%
(4) RP100jt s.d. media massa nasional
<Rp500 s.d. 12hari

Jumlah tuntutan
Sangat Jumlah hukum lebih dari 5
Pencapaian Pelayanan kali dalam satu
kerugian Pemberitaan negatif di
Signifikan target kinerja tertunda lebih periode
negara lebih media massa internasional
≤80% dari hari 12
(5) dari RP500jt

Sedangkan level risiko dinilai berdasarkan matriks peta risiko, yaitu sbb

Tugas;

Terkait dengan pengelolaan banjir. Anda ditugaskan membuat kriteria penilaian kemungkinan dan
dampak, untuk memudahkan implementasi kebijakan tersebut.


16 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.3. IDENTIFIKASI RISIKO


B.3.1.Kasus identifikasi risiko

Berdasarkan penetapan konteks yang telah dilakukan, komite MR mengidentifikasi risiko yang
dihadapi pemkab dalam menghadapi ancaman la nina. Dalam mengidentifikasi risiko, komite MR
menggunakan metodologi FGD dengan melibatkan pejabat dan pegawai kunci dari satker terkait.
Notulen FGD tersebut adalah sebagai berikut.

Curah hujan yang tinggi, dan alih fungsi hutan di kabupaten B, sering menjadikan wilayah hulu sungai
Asam dan Kecut mengalami longsor. Hal ini mengakibatkan debit air yang dikirim ke sungai manis
semakin meningkat, dan umumnya juga meningkatkan jumlah lumpur yang dibawa, hal ini akan
mengakibatkan pendangkalan sungai dan menjadikan kemungkinan banjir meningkat.

Meskipun telah dihimbau, namun karena tidak terdapat aturan yang mewajibkan, maka tidak semua
aparat Desa, kecamatan, RW dan RT melaksanakan pembersihan saluran air di wilayahnya, sehingga
saluran air menjadi tersumbat dan mengakibatkan banjir.

Karena mesin pompa air berusia lebih dari 10 tahun dan penggunaan yang terus menerus ketika
curah hujan yang tinggi, maka jumlah mesin pompa air yang rusak akan bertambah.

Karena adanya pandemi covid, mungkin saja anggaran yang digunakan untuk membiayai pembuatan
sumur resapan, dan kegiatan lainnya yang terkait pengendalian banjir akan dikurangi, hingga jumlah
kegiatan akan dikurangi juga, hal ini akan menjadikan pengendalian banjir menjadi tidak optimal.

Apabila banjir terjadi, kerumunan warga yang menjadi korban banjir di posko banjir, akan rentan
tertular covid, dan dapat berdampak munculnya cluster covid bahkan adanya yang meninggal di
posko banjir.

Tugas:

Berdasarkan notulen hasil FGD, identifikasi risiko pada notulen tersebut, dan tuangkan dalam risk
register.

Buku Kerja Manajemen Risiko 17


B.4. ANALISIS RISIKO

B.4.1. Kasus analisis risiko

Dari pengalaman di tahun tahun sebelumnya, apa bila curah hujan sangat tinggi, kemungkinan
besar terdapat longsor di kabupaten B, sehingga arus air selalu membawa lumpur, dan bila ini
terjadi, maka akan menjadikan waktu surut menjadi lebih lama, bahkan mencapai 5 hari. Terhadap
penumpukan lumpur di sungai seharusnya dilakukan pengerukan dengan escavator, namun jumlah
escavator yang dimiliki masih jauh dari cukup.

Meskipun tidak terdapat aturan yang mewajibkan keterlibatan aparat Desa, kecamatan, RW dan RT
melaksanakan pembersihan saluran air di wilayahnya, namun umumnya himbauan ini dilaksanakan,
hanya sekitar kurang dari 10% dari RW dan RT yang ada yang tidak terlalu taat pada himbauan ini.
Ketidaktaatan pembersihan saluran tidak terlalu berdampak pada luasan wilayah banjir dan waktu
surut.

Saat ini jumlah penggunaan pompa air yang ada adalah 75%, dengan penggunaan yang bergilir dan
pemeliharaan yang memadai. Namun bila tingkat hujan meningkat sampai 40% maka pompa air yang
ada akan digunakan terus menerus, bahkan kurang. Dengan penggunaan terus menerus, saat curah
hujan tinggi, kemungkinan pompa air rusak diperkirakan 40%, dan tidak memadainya pompa
air, akan mengakibatkan waktu surut bisa mencapai 5 hari.

Bupati menyadari bahwa banjir tidak hanya berdampak buruk pada masyarakat, namun juga
terhadap perekonomian, sehingga bila banjir tidak dikelola dengan baik, maka dampaknya tidak
hanya dirasakan oleh masyarakat korban banjir, namun juga masyarakat secara umum. Diantaranya
banjir akan mengakibatkan gagal panen, atau kelangkaan barang, hal ini mengakibatkan inflasi dan
menurunnya daya beli masyarakat secara umum. Oleh karena itu, bupati telah memerintahkan untuk
tidak memotong anggaran terkait dengan penanggulangan banjir, jika terpaksa, meskipun
kemungkinannya kecil, maka pengurangan maksimal adalah 5%, dan hal ini tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap dampak banjir.

Kondisi posko banjir yang bersifat darurat, memang menjadikan kemungkinan timbulnya cluster
covid menjadi sangat tinggi, dan bahkan adanya yang meninggal di posko banjir. Banjir mungkin
tidak mengambil korban jiwa, namun kondisi pandemi, dapat saja menjadikan warga korban banjir


18 Buku Kerja Manajemen Risiko

tertular dan meninggal dunia. Meski protokol kesehatan tetap dijalankan, namun ruang posko yang
terbatas tidak memungkinkan dilakukannya jaga jarak.

Tugas:

Berdasarkan informasi di atas, anda ditugaskan untuk menetapkan

a. nilai risiko inheren pada atas risiko yang teridentifikasi. (mengacu pada kriteria yang telah
ditetapkan)

b. Efektivitas pengendalian yang ada

c. Nilai risiko residual, dengan ketentuan: bila pengendalian efektif maka nilai risiko berkurang
sampai di level kemungkinan rendah dan dampak rendah; namun bila tidak efektif, maka nilai
kemungkinan hanya berkurang satu level, namun tidak mengurangi dampak.

Buku Kerja Manajemen Risiko 19


B..4.2. Menetapkan kemungkinan dan dampak dengan menggunakan expert

Kepala dinas PU merasa bahwa embung yang ada kurang memadai untuk menampung air, bila curah
hujan sampai 40 % diatas normal, sehingga banjir pasti akan terjadi. Sementara kepala dinas
pemukiman dan sumber daya air merasa tidak masalah, karena embung yang ada saat ini cukup
besar dan masih dapat menampung air, sehingga kemungkinan banjir menjadi kecil. Kepala dinas
lain memiliki kesan kepala dinas PU hanya ingin memanfaatkan kondisi la nina untuk menciptakan
proyek di dinasnya.

Komite MR, menengahi dengan mengusulkan untuk melibatkan expert untuk menilai tingkat
kemungkinan banjir terkait dengan kondisi embung. Untuk menjadikan netral maka komite MR,
meminta 1 ahli dari dinas PU, 1 ahli dari dinas SDA, dan 1 ahli independen.

Hasil dari para ahli tersebut adalah:

Ketiga ahli sepakat, tanpa embung, kemungkinan banjir diatas 80% dengan wilayah banjir sebanyak
5 titik . Sedang dengan kondisi embung saat ini dapat menurunkan tingkat kemungkinan banjir.
Sehingga kemungkinan banjir dengan kondisi embung saat ini adalah:

Ahli dinas PU Ahli Dinas SDA Ahli independen

Tingkat kemungkinan 50% 30% 40%

Tingkat dampak 5 titik wilayah 2 titik wilayah 5 titik wilayah

Tugas:

Berdasarkan hasil para ahli tersebut, dengan kondisi embung saat ini, Anda diminta menghitung:

- Nilai kemungkinan dan dampak

- Nilai tingkat risiko.


20 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.4.3. Menetapkan kemungkinan pompa rusak

Pada FGD kepala dinas terkait pengendalian banjir, kesulitan untuk menetapkan apakah jumlah
pompa air yang dimiliki telah memadai untuk mengatasi banjir atau tidak. Pemkab A telah memiliki
50 pompa air, dan berikut adalah data atas penggunaan pompa selama tahun yang lalu.

jumlah pompa yang dimiliki 50

jumlah rusak jumlah digunakan

banjir 1 5 45

banjir 2 6 44

banjir 3 10 40

banjir 4 4 46

banjir 5 5 45

Berdasarkan pengalaman, jika 47 pompa air digunakan masih dapat menangani kondisi hujan lebat,
atau dengan kata lain jumlah pompa rusak yang dapat ditoleransi adalah 3 unit.

Tugas

Berdasarkan data tersebut, hitunglah tingkat kemungkinan jumlah pompa yang rusak lebih dari 3.
Dengan metode yang paling tepat, apakah distribusi normal/tabel Z, atau distribusi poison, atau
distribusi binomial. (catatan: data statistik umumnya digunakan dengan minimal 30 data historis,
namun untuk mempermudah, latihan ini hanya menggunakan 5 data historis)

Buku Kerja Manajemen Risiko 21


B.4.4. Menetapkan Dampak hujan terhadap pompa yang rusak

Setelah diketahui tingkat kemungkinan pompa air rusak pada saat hujan lebat ternyata cukup tinggi,
maka perlu dihitung berapa jumlah pompa yang rusak akibat hujan lebat, hal ini dilakukan untuk
memperkirakan berapa jumlah pompa yang harus disediakan.

Pemkab A telah memiiki data jumlah pompa yang rusak, seperti pada kasus sebelumnya, dan ingin
mengetahui dampak hujan lebat terhadap kerusakan pompa air.

Anda diminta untuk menghitung jumlah maksimal pompa air yang mungkin rusak pada saat hujan
lebat, dengan tingkat keyakinan 95%.

Gunakan dengan metode value at risk (VaR) (catatan metode VaR dapat digunakan untuk menghitung
dampak)


22 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.5. Kasus evaluasi risiko

Berdasarkan nilai risiko yang telah diidentifikasi pada kasus sebelumnya, anda ditugaskan untuk:

a. Menggambarkan nilai tersebut pada peta risiko,

b. Tetapkan level risiko atas risiko risiko yang ada

c. Tetapkan prioritas atas risiko risiko tersebut

d. Tetapkan perlakuan terhadap risiko risiko yang ada.

Buku Kerja Manajemen Risiko 23


B.6. KASUS PENANGANAN RISIKO

B.6.1 Kasus penanganan risiko

Atas risiko yang yang telah diprioritaskan, komite mengusulkan penanganan sebagai berikut.

- Untuk risiko yang disebabkan kekurangan excavator dan pompa air, akan dilakukan
penambahan jumlah excavator dan pompa air.

Dengan penanganan ini diharapkan tingkat kemungkinan dan dampak menurun hingga tingkat
level risk tolerance, yaitu tingkat kemungkinan 1 dan dampak 2.

- Untuk risiko terkait pandemi covid, maka akan dilakukan penambahan posko banjir sebanyak 2
kali lipat, dan dilakukannya rapid test pada awal pengungsian, serta tes suhu dan kadar oksigen
dalam darah setiap harinya. Selain itu, dilakukan pembatasan kontak para pengungsi dengan
masyarakat umum non pengungsi.

Penanganan ini diharapkan akan menjadikan tingkat kemungkinan 2 dan dampak 3. Meski masih
pada level di atas risk appetite, namun nilai ini terpaksa ditoleransi. Karena untuk menurunkan ke
level yang lebih rendah lagi diperlukan biaya yang lebih banyak yang sulit dipenuhi karena adanya
prioritas pembiayaan yang lainnya.

Tugas

Berdasarkan informasi ini, lengkapi risk register yang ada pada kolom penanganan risiko, dan
gambarkan dalam matriks peta risiko.

'


24 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.6.2. Memilih alternatif membeli atau menyewa

Terhadap risiko banjir yang disebabkan karena kekurangan excavator dan kurangnya jumlah pompa
air akan dilakukan penambahan excavator dan pompa air. Terdapat beberapa alternatif apakah akan
menambah atau menyewa pada saat curah hujan turun atau menyewa dalam kurun waktu satu
tahun.

Informasi yang dikumpulkan dari alternatif tersebut, adalah sebagai berikut.

Jumlah excavator yang diperlukan adalah adalah 5 buah, dan jumlah pompa air adalah sebanyak 8
buah.

Alternatif 1 adalah membeli, dengan harga beli 1 unit excavator adalah Rp500 juta, harga beli 1 unit
pompa air adalah Rp20 juta.

Alternatif 2 adalah menyewa. Excavator akan digunakan rutin untuk mengeruk sungai sehingga akan
disewa dengan periode tahunan, sedang pompa air disewak hanya bila diperlukan.

Harga sewa pertahun untuk 1 unit excavator adalah Rp150juta, sedang sewa harian untuk 1 unit
pompa air Rp200rb, diperkirakan sesuai prediksi tingkat curah hujan, penggunaan excavator dan
pompa air untuk adalah 100 hari dalam tahun 20x1.

Excavator dan pompa air diperkirakan dapat digunakan selama 10 tahun, dengan biaya
pemeliharaan per bulan Rp250rb untuk excavator, dan Rp100rb untuk pompa air. Masa garansi
service dan sparepart atas excavator adalah 3 tahun, sedang pompa air hanya satu tahun. Bila
menyewa biaya pemeliharaan dan service ditanggung oleh pihak yang menyewakan, namun biaya
sparepart ditanggung penyewa bila rusak.

Dengan membeli keuntungan yang diperoleh adalah, dapat digunakan sewaktu waktu, dan bahkan
dapat dimanfaatkan secara rutin untuk operasional. Bahkan untuk peralatan yang dibeli, dapat
dimanfaatkan untuk jangka panjang. Bila menyewa, dan mengalami kerusakan berat sehingga tidak
bisa digunakan lagi, maka harus mengganti sebesar harga pasar aset yang disewa. Kemungkinan ini
rendah (1 dari skala 5) dan dampaknya sedang.

Baik excavator maupun pompa air yang disewa, umumnya sudah berusia lebih dari 3 tahun dengan
kondisi beragam, ada yang baik maupun tidak baik. Selain itu spek yang dimiliki lebih rendah dari
spek bila membeli baru. Atas spek yang lebih dari 3 tahun, terkadang sparepart sulit ditemui, hal ini
akan sangat mengganggu bila sedang diperlukan namun rusak, maka akan berdampak besar, yaitu

Buku Kerja Manajemen Risiko 25


meningkatkan risiko banjir. Dengan kondisi peralatan yang disewa dan curah hujan 40% diatas
normal, maka tingkat kemungkinan rusak adalah sedang (3 dari skala 5)

Risiko atas pengadaan baik beli atau sewa, juga ada, besar risiko ini berbanding lurus dengan jumlah
nilai pengadaannya; meski tingkat kemungkinannya sama yaitu tinggi, namun dampaknya antara
sedang sampai besar.

Dalam masa pandemi, terdapat pengetatan anggaran, meski terdapat komitmen dari bupati, namun
program pembiayaan untuk pandemi tetap diprioritaskan, dan kondisi berkurangnya pendapatan
pajak juga mendorong, bagian keuangan selektif untuk menyetujui revisi dari anggaran yang telah
diajukan. Permintaan dengan jumlah yang material sangat mungkin ditolak, permintaan dengan
jumlah sedang , kemungkinan ditolaknya rendah. Namun bila ditolak, maka risikonya menjadi sangat
tinggi.

Tugas:

Berdasarkan cost benefit analysis, tetapkan penanganan apa yang sebaiknya diambil.


26 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.7. KASUS PEMANTAUAN DAN REVIEW

B.7.1. Pemantauan Rencana Tindakan Penanganan Risiko

Pada akhir bulan Maret 20x1, dilakukan review atas penerapan penanganan risiko banjir yang
dikelola oleh Dinas SDA.

Pelaksanaan yang telah dilaksanakan atas 3 risiko tertinggi adalah

1. PPK dan ULP telah melakukan kegiatan pengadaan barang dan jasa, yaitu:

a. Menyewa excavator yang direncanakan senilai Rp 750 juta, terealisasi dengan nilai RP 700
juta

b. Membeli mesin pompa air yang sebesar yang direncanakan senilai Rp 169.6 juta.

Excavator dan pompa air telah diserahkan ke unit terkait, sesuai dengan perencanaan baik
jumlah dan waktunya, yaitu pada tg 25 Februari 20x1. Excavator telah digunakan rutin
untuk mengeruk sungai sehingga lumpur di dasar sungai terangkat, sehingga tingkat
kedalaman sungai cukup untuk menampung air dari sungai Asam, Kecut dan Tawar.

Pompa air juga sangat bermanfaat ketika hujan sangat lebat pada tanggal 10 maret 20x1,
sehingga dapat mengurangi waktu surut banjir yang ada.

2. Menambah posko banjir, hingga 2x normal, dianggarkan Rp 300 juta, dan telah direalisasikan
senilai Rp 100 juta. Pada 3 kali banjir, telah ditambah tempat posko sebanyak 2 kali dari normal
yang dilaksanakan oleh camat tempat terjadinya banjir. Penanggung Jawab atas kegiatan
bencana banjir adalah dinas BNPB. dan pada saat itu, jaga jarak telah dapat dilaksanakan
sebagaimana protokol kesehatan, dan tidak terdapat cluster covid atau korban banjir yang
meninggal karena covid.

Tugas tuangkan informasi di atas pada tabel pemantauan penanganan risiko berikut.

Buku Kerja Manajemen Risiko 27


LAPORAN PEMANTAUAN RENCANA TINDAKAN PENANGANAN RISIKO per 31 MARET 20x1

NO. KODE DESKRIPSI PENANGAN JADWAL KETERANG BIAYA PENANGANAN VARIANS STATUS DIPERIKSA OLEH PEMILIK PELAKSAN PENANGGU REKOMEN
RISIKO KEJADIAN AN RISIKO DAN AN RISIKO (RP) BIAYA PENGENDA RISIKO A NG JAWAB DASI /
RISIKO PELAKSAN LIAN PENANGAN PENANGAN TINDAKAN
AAN AN RISIKO AN RISIKO LEBIH
LANJUT

SESUAI / RENCANA REALISASI (%) SPI URM


TIDAK
SESUAI

[√] [√]

1 PI-001 -

2 PI-003 -

3 PI-005


28 Buku Kerja Manajemen Risiko

B.7.2. Kasus Review Penanganan Risiko

Sesuai prediksi akhir tahun 20x0, pada triwulan 1 thn 20 x 1, Kab A telah mengalami hujan sangat
lebat di atas normal sebanyak 3 kali, dan ketiganya mengakibatkan banjir. Hal ini karena curah hujan
yang sangat tinggi, memicu jumlah lumpur dari sungai Asam dan sungai Kecut, serta embung yang
meluap, serta saluran air yang buntu. Pengendalian yang telah dilakukan selama ini adalah
memompa air pada sungai yang meluap, yang menggunakan excavator, dan kerja bakti oleh
masyarakat yang dikoordinir aparat RT/RW , kecamatan dan desa.

Peristiwa banjir tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tanggal 5 januari 20x1, banjir di wilayah kecamatan Kuning, Merah, Ungu, Orange dan hijau, air
surut setelah 60 jam. Jumlah kerugian material sebesar Rp 500 jt dan tidak ada korban jiwa.

2. Tanggal 20 Februari 20x1, banjir di wilayah kecamatan Kuning, Merah, Ungu, Orange dan hijau,
air surut setelah 50 jam. Jumlah kerugian material sebesar Rp 500 jt dan tidak ada korban jiwa

3. Tanggal 10 Maret 20x1 banjir di wilayah kecamatan Merah, Ungu, dan hijau, air surut setelah 25
jam. Jumlah kerugian material sebesar Rp 100 jt dan tidak ada korban jiwa.

Penanganan banjir yang telah direncanakan, yaitu menyewa excavator dan membeli pompa air
terealisasi pada tanggal 25 Februari, dan segera dioperasionalkan. Hal ini dapat menjadikan
kemungkinan sungai mendangkal karena lumpur, dan kemungkinan pompa air rusak ketika ingin
diperlukan menjadi sangat kecil.

Pada banjir terakhir, Jumlah lumpur dan jumlah air di sungai sudah dapat dikelola dengan baik,
namun embung yang ada masih belum dapat menampung jumlah air, sehingga masih terjadi banjir
pada kecamatan merah, ungu dan hijau. Selain embung, saluran air pada kecamatan tersebut masih
banyak yang buntu, karena secara fisik infrastruktur tersebut sudah rusak dan bahkan ada yang
tertutup karena digunakan ketika pelebaran jalan. sehingga meski telah dilakukan gotong royong
oleh masyarakat, namun masih belum mampu memperlancar arus air.

Atas risiko korban banjir akan menjadi cluster covid atau bahkan ada yang meninggal, telah ditangani
sejak awal tahun, dengan protokol covid, dan jaga jarak. Bersyukur, hingga akhir Maret tidak ada
informasi korban banjir terkena covid.

Buku Kerja Manajemen Risiko 29


Tugas

1. Tuangkan informasi ini kedalam tabel pemantauan rencana tindak pengamanan, dan tabel
review.

2. Simpulkan hasil review

3. Buat keputusan atas hasil review yang ada


30 Buku Kerja Manajemen Risiko

Buku Kerja Manajemen Risiko 31

Anda mungkin juga menyukai