Kiki Lestari
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi Medan,
Sumatera Utara, Indonesia
Abstrak
Peningkatan estetika (dibeberapa tulisan disebut juga keindahan) secara umum muncul di dalam karya-karya
seni, seperti seni rupa, seni gerak/seni tari, termasuk di dalamnya Arsitektur. Estetika (keindahan) dapat dikenal
melalui 2 (dua) ciri, yaitu emosional dan intelektual. Di dalam tulisan singkat ini, pertama dibahas dulu
pengertian tentang estetika, kemudian pengertian tentang arsitektur modern. Karena arsitektur modern tidak
terlepas dari masalah fungsi, bentuk dan struktur dan konstruksi, maka secara ringkas hal inipun terpaksa
dibahas.
Kata-Kata Kunci : Estetika, Keindahan, Seni, Desain Dan Arsitektur, Arsitektur Modern
I. PENDAHULUAN
Tentu saja diperlukan beberapa syarat serta
Di dalam penulisan ini kita dihadapkan pada petunjuk yang akan memandu kita apakah sesuatu
2 pengertian, yaitu “estetika” dan “arsitektur itu dapat diterima secara estetis. Dan di sini
modern”. Pengertian estetika : Banyak didapati perbedaan pendapat mulai muncul. Apabila mereka
defenisi tentang estetika, namun kelihatannya sependapat bahwa sesuatu itu indah, reaksi mereka
antara satu dengan yang lainnya hampir sama atau sepertinya datang dari intensitas yang berbeda.
sekurang-kurangnya tidak berbeda secara mendasar Sehingga bagi insinyur, desainer atau seniman,
(prinsipil). Beakley dan Chilton, mendefenisikan masalah dalam estetika dan keindahan benar-benar
estetika sebagai : pola terhadap seni, tidak sama dengan masalah dalam matematika yang
memperlihatkan rasa yang bagus, indah, menjadi hanya mempunyai satu jawaban yang tidak dapat
estetika, jadi terikat dengan kegiatan atau apresiasi dibantah. (Perhatikan pula foto 3 dan 4) (Lestari &
tentang keindahan (Laurens, 2004). Alamsyah, 2019).
Berbagai ahli filsafat menghubungkan Keindahan mempunyai 2 (dua) arti yang
estetika sebagai keindahan dari nilai-nilai yang dapat dikenal : emosional dan intelektual. Yang
dikaitkan dengan keindahan. Estetika sebenarnya pertama, berhubungan dengan kepribadian si
memang harus dihubungkan dengan konsep atau pengamat ataupun si pencipta, dengan zaman
pemikiran tentang keindahan. Akan bermanfaat dimana dia hidup dan dengan lingkungannya.
bagi orang banyak sepanjang kehidupan dan Kualitas ini menghubungkan keindahan dengan
terutama untuk para desainer dan ahli teknik, bila emosi dan perasaan seseorang. Pengaruhnya
seseorang dapat menemukan formula yang ilmiah dipertimbangkan terutama melalui proses intuitif.
ataupun matematis yang menyebarkan tentang Dan merupakan kualitas yang subjektif, yang
keindahan dan penerapannya di dalam industri sangat kuat dipengaruhi oleh latar belakang sosial
(Aryza, n.d.). dan kebudayaan seseorang. Untuk alasan ini maka
Nilai-nilai akhir dapat diterapkan pada pengertian keindahan menolak analisis saintifik.
desain-desain baru, dan semua pengamat pada Kualitas kedua tentang keindahan, yaitu
umumnya setuju bahwa desain yang baru juga akan kecerdasan (intelektual), agak kurang subjektif,
indah (coba perhatikan foto-foto 1 dan 2). karena melibatkan kemampuan mental seseorang
untuk memahami secara jelas dan lengkap daripada
desain. Aspek keindahan ini memberi orang
kemampuan untuk mengapresiasi sesuatu secara
rasional. (Lihat kembali foto 3 dan 4) (Ruiz-
Ballesteros, 2011).
mana Louis Sullivan mencetuskan diktumnya Namun harus selalu diingat bahwa keduanya
bahwa “bentuk haruslah mengikuti fungsi”. Dari mempunyai tujuan yang berbeda, karena keinginan
sudut pandang estetika, ini berarti bahwa keindahan untuk membuat lebih menarik bisa saja
arsitektur modern hendaklah dirasakan sebagai membatasinya dari prinsip-prinsip fungsional.
pembungaan dari manfaat (kegunaan), sebagaimana Untuk menjadikannya berhasil, pemakaian
cara radikalnya keindahan dari setiap perkakas bentuk haruslah tegas, bukan hanya tujuan praktis
rumah tangga, katakanlah misalnya sebuah dari bangunan, tetapi juga harus termasuk kualitas
mangkuk atau sendok. warna, tekstur dan kedinamisan manusiawi dari
Bagaimana dalam kemanfaatan umum bahan. Dengan perkataan lain bahwa bentuk
mungkin merupakan dasar dari estetika, telah pula haruslah mengikuti kualitas tadi, sebagaimana juga
kita ketahui. Dan bila orang berpikir tentang fungsi.
gaya/corak terdahulu, dimana keindahan fungsional Prinsip ini menjanjikan, isi estetis yang lebih
biasanya muncul, seperti dalam seni Gothik, detail kaya daripada yang akan diberikan oleh interpretasi
bentuk dan kesan keseluruhan tidaklah lebih utama yang kaku dari fungsionalitas dan merupakan suatu
dikaitkan dengan fungsi, tetapi secara luas dengan yang sesuai dengan kenyataan artistik yang
garis dan ruang. Orang menghayati bagaimana mendasar dan keekspresifan bahan.
secara tepat prinsip ini terjadi, bila dimanfaatkan Satu-satunya alasan untuk menyatakannya,
secara literer, dan bagaimana uniknya tawaran yang tanpa diragukan, adalah mengimbangi gejala
diberikan untuk kehidupan artistik dari sebuah menolak untuk tidak memakai bahan-bahan modern
gedung. yang dirasa tidak mampu mengekspresifkan diri.
Di pihak lain, haruslah tetap dikatakan Prinsip ketiga, bahwa tatanan ruang dalam
bahwa secara otomatis prinsip fungsional mungkin (interior) haruslah ditekankan agar selaras dengan
saja menghasilkan keindahan yang tidak sempurna. dinding. Dapat juga diinterpretasikan sebagai
Orang akan selalu membedakan antara ekspresi kesimpulan permintaan fungsionalitas yang utama,
estetis adalah keekspresifan dari media. untuk dipenuhinya tujuan perancangan rumah
Dalam arsitektur dan seni idnustrial lainnya, secara umum. Kita tinggal di dalam rumah dan
hal ini telah dicapai sebagian melalui ornamen dan bukan di luarnya.
sebagian lagi melalui tatanan yang baik dari bentuk Lebih-lebih lagi kita tahu bahwa sudut
ruang, yang keduanya realtif bebas dari manfaat, pandang estetika yang paling murni, volume dalam
dan hanya penting untuk keindahan. mungkin seekspresif dinding, walaupun jenis
Mereka haruslah senada dengan fungsi, keekspresifan ini berbeda. Namun dari segi
seperti sajak dan arti dalam sastra, namun tidak praktisnya mungkin saja harmonis. (Lihat foto 10
membutuhkan mereka sama sekali merupakan hal dan 11).
yang berlawanan bagi semangat seni. Dalam menilai pentingnya prinsip ini,
Prinsip kedua, pemakaian secara ekspresif haruslah ditinjau dari sudut pemakainya: bila
dari bahan-bahan baru, dalam suatu ukuran pemakaiannya menyebabkan kegagalan dalam
pemakaian sederhana. Ini berarti bahwa beton dan penampilan eksterior, maka penyusutan dalam
baja dan sebagainya, tidak akan membantu hanya estetika keseluruhan dan kejelekan bangunan akan
sebagai sekedar “penyangga”, yang untuk beberapa menyusul.
bentuk tradisional menyembunyikan fungsi mereka, Prinsip keempat, yang belakangan ini selalu
tetapi haruslah dibawa secara jelas ke tempat dikumandangkan dengan kesadaran, bahwa rumah
terbuka untuk memperlihatkan dan menjelmakan atau bangunan haruslah disatukan secara serasi ke
tujuan yang lebih estetis. (Lihat foto 8 dan 9). dalam lansekap datau pekarangannya. Masih
banyak ditemukan rancangan-rancangan yang
diselesaikan “tanpa taman” dan bukan “dengan
taman yang asri”.
Sebenarnya prinsip ini tidak baru, dan telah
dilaksanakan secara luas diwaktu-waktu yang lalu.
Sebuah “chalet” Swiss tidak akan terpikirkan
tanpa taman atau pekarangan, sebagaimana sebuah
rumah Amerika yang dirancang secara mutakhir.
Protes atau kelalaian terhadap prisnip ini
sebenarnya tidak mempunyai alasan yang nyata.
Sering dianggap bahwa prinsip ini adalah ciri dari
arsitektur tradisional, sehingga kurang layak
diangkat ke tahap modern.
Foto 9. Struktur atap Alasan lain yang lebih diterima adalah
Gambar 5. Struktur
“palma” yang estetis terbatasnya bahan. Atau karena kemungkinan baru
atap “lamela” yang
di Oriente Lisabon, dalam penggunaan bahan kaca. Kaca selalu
estetis
Spanyol dianggap sebagai satu-satunya bahan yang mampu
membawa suasana luar rumah ke dalam rumah.
SEMNASTEK UISU 2020 113
ISBN : 978-623-7297-16-1
DAFTAR PUSTAKA