No UKG : 201800111174
Prodi PPG : Bimbingan Konseling
Kategori : II
Tugas : Rencana Aksi 1 (Konseling Individual)
1. RPL
2. Bahan Ajar
3. Media
4. LKPD
5. Kisi - Kisi
I. RPL
MATERI
A. Pengertian Kontrol Diri (Self Control)
Kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri
merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses proses
dalam kehidupan, termasuk dalam mengahadapi kondisi yang terdapat dilingkungan sekitarnya.
Kontrol diri merupakan salah satu kompetensi pribadi yang perlu dimiliki oleh setiap individu.
Perilaku yang baik, konstruktif, serta keharmonisan dengan orang lain dipengaruhi oleh kemampuan
individu untuk mengendalikan dirinya.
Tingkah laku individu ditentukan oleh dua variabel yakni variabel internal dan variabel eksternal.
Sekuat apapun stimulus dan penguat eksternal, perilaku individu masih bisa dirubah melalui proses
kontrol diri. Artinya meskipun kondisi eksternal sangat mempengaruhi, dengan kemampuan kontrol
diri individu dapat memilih perilaku mana yang akan ditampilkan.
Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan dorongan
dari dalam dirinya. Ada dua kriteria yang menentukan, apakah kontrol emosi dapat diterima secara
sosial atau tidak. Kontrol diri dapat diterima bila reaksi masyarakat terhadap pengendalian emosi
adalah positif.
Namun, reaksi positif saja tidaklah cukup karenanya perlu diperhatikan kriteria lain, yaitu efek yang
muncul setelah mengontrol emosi terhadap kondisi fisik dan psikis.
Kontrol emosi seharusnya tidak membahayakan fisik dan psikis individu. Artinya, dengan mengontrol
emosi kondisi fisik dan psikis individu harus membaik. Kontrol diri individu sendiri yang menyusun
standar bagi kinerjanya dan menghargai atau menghukum dirinya bila berhasil atau tidak berhasil
mencapai standar tersebut.
Kontrol eksternal orang lainlah yang menyusun standar dan memberi ganjaran atau hukuman. Tidak
mengherankan bila kontrol diri dianggap sebagai suatu keterampilan berharga.
Aspek-aspek kontrol diri inilah yang kerap digunakan untuk mengukur kontrol diri seseorang. Averill
(1973, hlm. 287) menjelaskan, terdapat tiga aspek kontrol diri yakni behavioral control, cognitif
control, dan decisional control.
Behavioral control merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan diri pada suatu keadaan
yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini dirinci menjadi dua komponen yakni
kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi
perilaku (stimulus modifiability).
Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu dalam menentukan siapa yang
akan mengendalikan situasi atau keadaan, apakah dirinya sendiri atau aturan perilaku dengan
menggunakan sumber eksternal. Sedangkan kemampuan memodifikasi perilaku merupakan
kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki akan
dihadapi oleh individu.
Cognitif control diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengendalikan diri untuk mengolah
informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu
kejadian kedalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis untuk mengurangi tekanan yang
dihadapi. Aspek ini terdiri dari dua komponen, yakni memperoleh informasi (information gain) dan
melakukan penilaian (appraisal).
Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai keadaan yang tidak menyenangkan, individu
dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti
individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan
segi-segi positif secara subjektif.
Decisional control merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan diri untuk memilih suatu
tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujui. Kontrol diri akan sangat berfungsi
dalam menentukan pilihan, baik dengan adanya suatu kesempatan maupun kebebasan pada diri
individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
Batasi sendiri
Menurut sebuah penelitian di Chinese Academy of Science, ternyata kecanduan gadget dan
internet mampu merubah susunan otak seseorang. Hal ini sama seperti yang terjadi pada orang
yang kecanduan rokok dan narkoba. Oleh karena itu, ada baiknya kalau kamu batasi penggunaan
sosial media dan gadget. Sesekali bersosialisasilah dan pahami bahwa kamu masih punya
lingkungan sosial yang butuh perananamu.
Banyak sekali orang yang menggunakan smartphone-nya ketika berkendara. Ini sangat tidak aman
bagi keselamatan pengguna kendaraan di jalan. Selain itu, ketika berkumpul bersama kawan ada-
ada saja yang masih terfokus pada smartphone-nya. Sebagai pengguna smartphone yang smart,
seharusnya kamu tahu kapan harus menggunakan alat itu dan kapan harus meninggalkannya
sejenak untuk sesuatu yang lebih penting.
III. MEDIA
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Nama :
Kelas :
Petunjuk : Berilah tanda centang (✓) pada kolom 1(Tidak Pernah), 2 (Kadang-
Kadang), 3 (Sering) atau 4 (Selalu) sesuai dengan keadaan kamu sebenarnya.
NO PERNYATAAN 1 2 3 4
1. Setelah menerima konseling, Hal-hal baru apa sajakah yang kamu ketahui
tentang penggunaan HP saat belajar?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
2. Setelah menerima konseling, kemampuan seperti apa yang seharusnya
diterapkan ketika menggunakan HP saat belajar?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
3. Setelah menerima konseling, upaya seperti apa dapat kamu lakukan dalam
mewujudkan menjadi pribadi yang lebih bijaksana ketika menggunakan HP
saat belajar?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
4. Setelah menerima konseling, perasaan seperti apa yang kamu rasakan ketika
telah secara benar menggunakan HP saat belajar?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
5. Setelah menerima konseling, komitmen apakah yang akan kamu lakukan
dalam penggunaan HP saat belajar untuk kedepannya?
............................................................................................................................
............................................................................................................................