Anda di halaman 1dari 28

No.

Form :
Revisi :
Tgl. Eff :
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

PEDOMAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT


PEDOMAN KHUSUS

KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN, DAN


KEWASPADAAN BENCANA

Std. 1. FALSAFAH DAN TUJUAN.

Rumah Sakit di bangun, dilengkapi dengan peralatan, dijalankan dan dipelihara sedemikian rupa
untuk menjaga keamanan dan mencegah kebakaran serta persiapan menghadapi bencana. Hal ini
bertujuan untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai, dan pengunjung.
S1 (P1) Rumah Sakit menetapkan kebijakan tentang Keselamatan Kerja, Kebakaran dan
Kewaspadaan Bencana ( selanjutnya disingkat K-3 ).
Skor :
0 = Tidak ada kebijakan dan tidak ada kegiatan tentang K-3.

1 = Tidak ada kebijakan; Ada kegiatan tertentu tentang K-3 yang dibuat sendiri
oleh unit kerja.

2 = Ada kebijakan ditetapkan sendiri oleh unit kerja disertai kegiatannya..

3 = Ada kebijakan ditetapkan pimpinan rumah sakit akan tetapi belum ada
program dan kegiatannya.

4 = Ada kebijakan ditetapkan pimpinan rumah sakit disertai program dan


pelaksanaan kegiatan dalam program.

5 = Ada kebijakan ditetapkan pimpinan rumah sakit disertai program dan


pelaksanaan kegiatan dalam program. Terhadap program telah dilakukan
evaluasi, rekomendasi dan tindak lanjutnya.
DO : Falsafah dan Tujuan K-3 yang ditetapkan Standar 1 (satu) ini harus dijabarkan dalam
bentuk KEBIJAKAN dan harus ditetapkan tertulis oleh pimpinan rumah sakit.Kebijakan
K-3 ini harus menetapkan, antara lain, (1) Penyusunan organisasi pelaksana K-3
(Tim/Panitia) lengkap dengan susunan keanggotaan dan uraian tugasnya, (2) tentang
Fungsi Organisasi Pelaksana K-3, (3) Cakupan Program K-3. Penyusunan organisasi
pelaksanaan K-3 mengacu pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Tentang PK-3RS No. HK.00.06.6.4.0.1497 tanggal 27 Februari 1995 disertai dengan
uraian tugas personalia dan wewenangnya.

Kebijakan ini merupakan ketentuan umum mengacu pada peraturan perundang-


undangan dibawah ini :

Undang-Undang No. 1 th 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Undang-Undang No. 23 th 1992 tentang Kesehatan.


No. Form :
Revisi :
Tgl. Eff :
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

Keputusan Menkes No.876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis


Dampak Kesehatan Lingkungan

Keputusan Menkes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan


Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004


tentang Persyaratan Kesehatan lingkungan Rumah Sakit.

Unit kerja adalah satuan organisasi yang ditetapkan dalam bagan (struktur) organisasi
yang ditetapkan oleh pemiliknya.
CP : * D : SK tentang kebijakan , surat edaran, bukti pelaksanaan kegiatan, dokumen
evaluasi dan bukti tindak lanjut, himpunan peraturan perundang-undangan yang
disebut pada DO paramerter ini.

* O : --

* W : Pimpinan rumah sakit, Panitia/Tim K-3, staf rumah sakit


Skor :
Keterangan / Catatan :

Std. 2.ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN.

Ditetapkan seorang pejabat sebagai Pimpinan yang bertanggungjawab atas pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran dan bencana. Ada unit / tim dengan tugas menyusun dan
menetapkan program keselamatan kerja.
S2 (P1) Ditetapkan pedoman yang digunakan sebagai acuan melaksanakan program K-3.
Skor :
0 = Tidak ada pedoman.

1 = Ada pedoman tidak tertulis.

2 = Ada pedoman untuk sebagian kecil kegiatan program K-3.

3 = Ada pedoman untuk sebagian besar kegiatan program K-3.

4 = Ada pedoman untuk seluruh kegiatan program K-3.

5 = Ada pedoman untuk seluruh kegiatan program K-3, disertai evaluasi terhadap
pedoman, rekomendasi dan tindak lanjutnya
DO : Yang dimaksud dengan pedoman adalah ketetapan tertulis dari pimpinan
rumah sakit sebagai Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) kebijakan tentang
K-3 yang ditetapkan parameter S 1. P 1.

Sebagian kecil adalah jika pedoman mencakup 50 % dari semua kegiatan


No. Form :
Revisi :
Tgl. Eff :
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

dalam program K-3.

Sebagian besar adalah jika pedoman mencakup lebih dari 75 % dari semua
kegiatan dalam program K-3.
CP : D : SK Pedoman/Juklak, Standard Operating Procedure (SOP) Surat
Edaran, dokumen program dengan kerangka acuan

O : --

W : --
Skor :
Keterangan / Catatan :

S2 (P2) Ada ketentuan tertulis tentang pengadaan jasa dan barang berbahaya.

Skor :

0= Ada ketentuan tidak tertulis.

1= Ada ketentuan tertulis ditetapkan sendiri oleh bagian pengadaan jasa / barang dan belum
mengacu pada standar MSDS.

2= Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh bagian pengadaan jasa/barang dengan
pengguna jasa/barang (user) ; belum mengacu pada standar MSDS.

3= Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh bagian pengadaan jasa / barang dengan
pengguna jasa/barang (user) mengacu pada standar MSDS.

4 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh pengguna jasa / barang dengan

bagian pengadaan jasa / barang mengacu pada standar MSDS dan disahkan oleh pimpinan
rumah sakit.

5 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh pengguna jasa / barang dengan

bagian pengadaan jasa / barang mengacu pada standar MSDS dan disahkan oleh pimpinan
rumah sakit. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

D O : * Jasa adalah semua pekerjaan jasa yang menggunakan bahan berisiko,


seperti pestisida atau bahan kimia lainnya.

MSDS (Material Safety Data Sheet atau LDP atau Lembar Data Pengaman) adalah lembar
petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya, jenis
bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan dan
No. Form :
Revisi :
Tgl. Eff :
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan


bahan berbahaya. MSDS ini dikeluarkan oleh pabrik atau supplier.

Ketentuan tertulis harus memuat bahwa pada waktu dilakukan pemesanaan


barang berbahaya dicantumkan sebagai syarat dalam SPK/Kontrak bahwa
supplier melampirkan MSDS.

Jenis bahan berbahaya yang dimaksud disini dimuat di Lampiran Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 472/MENKES/PER/V/1996, tanggal 9 Mei 1996,
tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.

Pimpinan rumah sakit harus menetapkan tertulis jenis / bahan B-3 yang
digunakan di rumah sakit.

CP : D : Ketentuan tertulis tentang prosedur pengadaan, rencana dan syarat


pengadaan, kontrak pengadaan, lembar MSDS barang/bahan
berbahaya.

O : Periksa jasa / barang hasil pengadaan sesuai spesifikasi dan syarat

W : Staf pengadaan , pengguna jasa / barang


Skor :
Keterangan / Catatan :

S 2 (P3) Ditetapkan ketentuan tentang Kesehatan Kerja, Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat
Kerja.

Skor :

0= Tidak ada ketentuan tertulis

1= Ada ketentuan tidak tertulis

2= Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan terbatas

3= Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan pada sebagian besar pegawai

4= Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan pada semua pegawai

5= Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan pada semua pegawai yang bekerja di rumah sakit

DO : Dalam ketentuan ini diatur tentang pemeriksaan kesehatan pra-pekerjaan,


pemeriksaankesehatan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai ketentuan, (1) Permenaker No.Per-
02/MEN/1980, tgl. 13 Maret 1980 Tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja, (2) Permenaker No. Per-
No. Form :
Revisi :
Tgl. Eff :
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS
01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja, (3) ketentuan
lain yang terkait.

C P : D : Ketentuan tertulis, bukti pemeriksaan, pelaporan kecelakaan kerja dan penyakit


akibat kerja.

O : --

W : --

Skor :

Keterangan / Catatan :

Std. 3.STAF DAN PIMPINAN.

Pimpinan dan staf dari unit/panitia harus memiliki pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dalam
menanggulangi K3, upaya menjamin keselamatan kerja serta mencegah dan menanggulangi bahaya
kebakaran dan bencana serta mampu melaksanakan pertolongan hidup dasar (basic life support).
S3 (P1) Panitia / Tim K-3 RS dipimpin seorang dokter yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang K- 3.
Skor :
0 = Pimpinan bukan dokter dan tidak memiliki pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang K- 3.

1 = Pimpinan bukan dokter dan memiliki pengetahuan dan


pengalaman terbatas dalam bidang K – 3.

2 = Pimpinan seorang dokter dan memiliki pengetahuan dan


pengalaman terbatas dalam bidang K 3.

3 = Pimpinan seorang dokter, memiliki sertifikat K-3.

4 = Pimpinan seorang dokter, memiliki sertifikat K-3 dengan


masa kerja mengelola K-3 di rumah sakit paling sedikit 3
tahun.

5 = Pimpinan seorang dokter, memiliki kualifikasi keahlian K-


3 dengan masa kerja mengelola K 3 di rumah sakit paling
sedikit 3 tahun.
DO : Pengetahuan, ketrampilan, pengalaman :

Terbatas : pernah mengikuti pertemuan ilmiah


No. Form :
Revisi :
Tgl. Eff :
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

terbatas/workshop/seminar

Sertifikat : pendidikan/pelatihan formal jangka pendek

Keahlian : pendidikan formal pasca sarjana (S2)


bidang K-3
CP : * D : Ijazah/Sertifikat pendidikan/pelatihan K-3, SK
pengangkatan, bukti masa kerja

* O : --

* W : Pimpinan dan staf unit


Skor :
Keterangan / Catatan :

S3 (P2) Tersedia tenaga staf dan tenaga pendukung yang memadai dan
terlatih.
Skor :
0 = Tidak ada tenaga staf dan tenaga pendukung.

1 = Tenaga staf dan tenaga pendukung terbatas jumlahnya dan


tidak terlatih.

2 = Tenaga staf dan tenaga pendukung terbatas jumlahnya dan


kurang terlatih.

3 = Tenaga staf dan tenaga pendukung cukup jumlahnya akan


tetapi kurang terlatih.

4 = Tenaga staf dan tenaga pendukung cukup jumlahnya dan


beberapa tenaga sudah terlatih.

5 = Tenaga staf dan tenaga pendukung cukup jumlahnya dan


semua tenaga sudah terlatih.
DO : Tenaga pendukung ialah pegawai yang melaksanakan fungsi
K3. Staf adalah tenaga yang menjadi anggota
Panitia/Unit/Tim K 3.

Terlatih : mengikuti pelatihan terus menerus/rutin min. 2 x


setahun.

Kurang terlatih : mengikuti pelatihan jarang dan tidak


teratur.

Setiap rumah sakit harus membuat sendiri pola ketenagaan


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

untuk menentukan jumlah tenaga pendukung yang


dibutuhkan. Kriteria kecukupan jumlah dalam parameter di
lihat dari pola ketenagaan ini.
CP : * D : Pola ketenagaan, daftar pegawai, daftar pegawai
yang mengikuti pelatihan, sertifikat pelatihan, struktur
organisasi Panitia/Tim K-3 RS dengan personalianya

* O : --

* W : Ketua Panitia / Tim K-3 RS.


Skor :
Keterangan / Catatan :

Std. 4.FASILITAS DAN PERALATAN.

Tersedia fasilitas dan peralatan yang cukup serta siap pakai terus menerus untuk menunjang program
keselamatan kerja, menanggulangi bahaya kebakaran dan bencana.
S4 (P1) Ditetapkan sistem komunikasi untuk memenuhi berbagai
kebutuhan.
Skor :
0 = Sarana komunikasi sangat minim, tidak ada prosedur
tertulis.

1 = Sarana komunikasi terbatas , tidak ada prosedur tertulis.

2 = Sarana komunikasi memadai, tidak ada prosedur tertulis.

3 = Sarana komunikasi memadai, ada prosedur tertulis

4 = Sarana komunikasi baik, ada prosedur tertulis.

5 = Sarana komunikasi baik disemua unit kerja, ada prosedur


tertulis dan ada jadwal pengujian berkala.
DO : Sarana kom.minim : tidak ada sistem komunikasi internal
maupun eksternal (keluar rumah sakit) untuk keperluan K
3

Sarana kom.terbatas : hanya ada sistem komunikasi


internal

Sar. kom. memadai : ada sistem komunikasi internal.


Komunikasi keluar rumah sakit
melalui telepon sentral

Sarana kom. baik : ada komunikasi internal dan


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

komunikasi keluar rumah sakit


langsung tanpa lewat telepon sentral

Prosedur tertulis harus memuat tata cara penggunaan


sarana komunikasi (telepon, radio, intenet,dll.), daftar
nomor telepon internal/keluar yang terkait dengan K 3,
kewenangan penggunaan sarana komunikasi.

Sistem komunikasi harus mencakup seluruh komunikasi


yang ada, baik internal maupun eksternal, lengkap dengan
berbagai jenis sarana, prasarana dan media yang
dipergunakan.
CP : D : Penetapan tentang sistem komunikasi,
prosedurtertulis.

O : --

* W : Pimpinan rumah sakit, Ketua K-3, petugas dan


staf.
Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P2) Ada sertifikasi dan program pemeliharaan/perbaikan peralatan.


Skor :
0 = Tidak ada sertifikasi dan program pemeliharaan.

1 = Tidak ada sertifikasi. Pemeliharaan, tanpa program,


dilakukan bila ada permintaan.

2 = Tidak ada sertifikasi. Program pemeliharaan ada,


pelaksanaan program tidak teratur.

3 = Ada sertifikasi sebagian. Program pemeliharaan ada,


pelaksanaan program teratur.

4 = Ada sertifikasi mayor. Program pemeliharaan ada,


pelaksanaan program teratur.

5 = Ada sertifikasi semua peralatan. Program pemeliharaan


ada, pelaksanaan program teratur.
DO : Sertifikasi kelaikan adalah pemberian sertifikat kelaikan
peralatan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan, yaitu lift, instalasi listrik, genset, penangkal
petir, instalasi alarm kebakaran, bejana tekan, bejana uap,
instalasi radiologi, laboratorium, pengolah limbah,
peralatan
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

laboratorium tertentu. Sertifikasi mayor (major


compliance) adalah sertifikasi mutlak harus ada untuk
penangkal petir, instalasi radiologi dan lain-lain sesuai
daftar yang dimuat dalam peraturan perundang-
undangan Departemen Tenaga Kerja, Departemen
Kesehatan, BAPETEN.

Sertifikasi yang ditetapkan oleh peraturan perundang-


undangan , antara lain, lift, listrik, genset, penangkal
petir, radiologi, peralatan laboratorium tertentu.

Program pemeliharaan teratur bila pemeliharaan


dilakukan menurut jadwal tertentu mencakup semua
peralatan yang ada di RS.

Sertifikasi dianggap ada apabila sertifikat yang ada


masih berlaku.
CP : * D : Program pemeliharaan, bukti pelaksanaan
program, prosedur pemeliharaan, daftar peralatan
yang perlu sertifikasi, bukti sertifikat

* O : Periksa peralatan

* W : Pimpinan rumah sakit, Ketua K 3, staf


pemeliharaan peralatan
Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P3) Tersedia peralatan pelindung diri yang digunakan secara benar


disertai prosedur tertulis cara penggunaannya serta dipelihara dalam
kondisi layak pakai.
Skor :
0 = Tidak ada peralatan pelindung diri ; tidak ada prosedur tertulis.

1 = Ada peralatan pelindung diri, tidak lengkap, tidak digunakan


secara benar; tidak ada prosedur tertulis.

2 = Ada peralatan pelindung diri, tidak lengkap, digunakan secara


benar; tidak ada prosedur tertulis.

3 = Ada peralatan pelindung diri, lengkap, digunakan secara benar;


tidak ada prosedur tertulis.

4 = Ada peralatan pelindung diri, lengkap, digunakan secara benar;


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

Ada prosedur tertulis.

5 = Ada peralatan pelindung diri, lengkap, terpelihara baik, dan


digunakan secara benar; Ada prosedur tertulis lengkap.
DO Peralatan pelindung diri yaitu Masker, topi, kacamata, sarung
: tangan, apron, tali, dsb sesuai dengan sesuai UU Depnaker
No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Prosedur tertulis lengkap adalah prosedur yang memuat


keharusan semua pegawai di daerah kerja tertentu memakai
pelindung diri, dilengkapi dengan cara-cara menggunakan
pelindung diri secara benar dan pemeriksaan serta
pemeliharaan peralatannya secara berkala.

Pimpinan RS harus menetapkan secara tertulis jenis dan


jumlah alat pelindung diri yang harus ada dirumah sakit,
dimana dan pada saat apa dipergunakan serta siapa yang
mempergunakan alat pelindung diri tersebut.
CP : * D : SK pimpinan RS, prosedur tertulis, daftar peralatan
pelindung diri.

* O : Lapangan.

* W : Petugas / staf.
Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P4) Semua peralatan harus dilengkapi dengan manual.


Skor :
0 = Tidak ada manual.

1 = Ada manual untuk sebagian kecil peralatan dan tidak jelas.

2 = Ada manual untuk sebagian kecil peralatan; manual jelas.

3 = Ada manual untuk sebagian besar peralatan; manual tidak


jelas.

4 = Ada manual untuk sebagian besar peralatan; manual jelas.

5 = Ada manual untuk semua peralatan; manual jelas.


DO : Manual adalah informasi atau keterangan dari
pabrik/supplier peralatan yang menjelaskan cara-cara
menghidupkan/menjalankan peralatan. Manual harus
disajikan dalam Bahasa Indonesia, singkat dan jelas
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

urutan prosedur dan maksudnya.

Manual ini harus selalu tersedia pada peralatan dan


dapat dibaca oleh setiap orang.

Yang dimaksud dengan sebagian kecil adalah jika


manual hanya tersedia untuk 25 % dari jumlah
peralatan yang harus disediakan manualnya. Sebagian
besar adalah jika manual tersedia untuk lebih dari 75
% dari jumlah peralatan yang harus disediakan
manualnya.

Manual jelas adalah jika kalimat manual dapat


dimengerti maksudnya oleh setiap orang yang
membacanya.
CP : * D : Daftar peralatan, manual

* O : Manual disetiap peralatan atau tempat-tempat yang


dapat dilihat.

* W : Petugas dan staf, disertai praktek menghidupkan


mesin.
Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P5) Tersedia tempat menyimpan bahan berbahaya dan prosedur


tertulis cara memperlakukannya.
Skor :
0 = Tidak ada tempat dan prosedur.

1 = Ada tempat, tidak aman ; tidak ada prosedur.

2 = Ada tempat, cukup aman; tidak ada prosedur.

3 = Ada tempat, aman ; tidak ada prosedur.

4 = Ada tempat, aman ; ada prosedur.

5 = Ada tempat, aman ; ada prosedur disertai rambu/tanda


khusus.
DO : Lokasi dan tempat penyimpanan berdasarkan peraturan /
prosedur untuk mengamankan bahan berbahaya dari Ditjen
POM (Pengawasan Obat dan Makanan).

Prosedur adalah ketentuan tertulis tentang cara


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

memperlakukan (handling), cara menyimpannya, cara


menanggulangi jika terjadi kontaminasi bahan berbahaya
dan jenis alat pelindung diri yang harus dipakai, sesuai
dengan MSDS.

Lokasi dan tempat penyimpanan bahan berbahaya ini harus


digambarkan dengan tanda khusus di denah rumah sakit.

Rambu/tanda khusus adalah peringatan dengan tanda


gambar khusus yang menjelaskan bahwa tempat dengan
gambar tersebut termasuk daerah/tempat berbahaya.
CP : * D : Ketentuan tertulis/prosedur tentang
penyimpanan/pengamanan bahan

berbahaya, denah RS,

* O : Lokasi yang sesuai dengan prosedur, rambu/tanda


khusus

* W : --
Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P6) Tersedia alat perlengkapan keamanan pasien.


Skor :
0 = Tidak tersedia alat perlengkapan keamanan pasien.

1 = Tersedia hanya 1 - 2 jenis dengan jumlah terbatas pada tempat-


tempat tertentu saja.

2 = Tersedia jenis dan jumlah terbatas pada tempat-tempat tertentu


saja.

3 = Tersedia jenis dan jumlah cukup pada tempat-tempat tertentu


saja.

4 = Tersedia jenis dan jumlah lengkap pada tempat-tempat tertentu


saja.

5 = Tersedia jenis dan jumlah lengkap pada semua tempat sesuai


ketentuan.
DO : Alat perlengkapan keamanan pasien antara lain :

a.Pegangan sepanjang tangga.


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

b.Toilet dilengkapi dengan pegangan tangan dan bel


panggil.

c.Pintu dapat dibuka dari luar.

d.Tempat tidur dilengkapi penahan pada tepinya dengan


jarak terali lebih kecil dari kepala anak.

e.Sumber listrik mempunyai penutup / pengaman.

f.Pemasokan oksigen yang cukup pada tempat-tempat


penting.

g.Tersedia alat penghisap dalam keadaan gawat darurat


(emergency suction).

h.Ada tenaga listrik pengganti bagi ruangan dan peralatan


medis yang vital.

Jumlah terbatas :Kurang dari 4 alat perlengkapan yang


disebutkan diatas.

Jumlah cukup :Tersedia 4 - 7 alat perlengkapan yang


disebutkan diatas.

Jumlah lengkap :Tersedia semua perlengkapan yang


disebutkan diatas.
CP : D : Ketentuan tentang perlengkapan keamanan pasien

O : Lapangan.

W : --
Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P7) Ditetapkan sistem alarm kebakaran, sistem mendeteksi api /


kebakaran dan penyediaan alat pemadam api / kebakaran.
Skor :
0 = Tidak ada sistem alarm/mendeteksi kebakaran; tidak ada
alat pemadam api/kebakaran.

1 = Tidak ada sistem alarm kebakaran/sistem mendeteksi


api/kebakaran; tersedia alat pemadam api/kebakaran tidak
cukup jumlahnya.
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

2 = Ada sistem alarm kebakaran, tidak ada sistem deteksi


api/kebakaran; tersedia alat pemadam api/kebakaran api
hampir cukup jumlahnya.

3 = Ada sistem alarm kebakaran, ada sistem mendeteksi


api/kebakaran; tersedia peralatan pemadam api/kebakaran
hampir cukup jumlahnya.

4 = Ada sistem alarm kebakaran, tidak ada sistem mendeteksi


api/kebakaran; tersedia peralatan pemadam api cukup
jumlahnya.

5 = Ada sistem alarm kebakaran, ada sistem mendeteksi


api/kebakaran; tersedia alat pemadam api/kebakaran
cukup jumlahnya.
DO : Yang dimaksud dengan cukup jumlahnya adalah
jumlah pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan
dalam Permenaker nomor 04/Men/1980 tgl. 14 April
tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

Ketentuan tentang sistem deteksi diatur, antara lain,


dalam Permenaker No. 02/Men/1983, tgl. 10 Agustus
1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.

Sistem alarm kebakaran ini harus ditetapkan tertulis


oleh pimpinan RS dan harus diketahui oleh semua
petugas serta diadakan pelatihan/simulasi bagaimana
sistem ini dapat berjalan dengan baik.
CP : * D : Ketetapan tentang sistem alarm/ dan sistem
deteksi kebakaran, program pelatihan menanggulangi
kebakaran.

* O : Lapangan.

* W : Ketua Panitia/Tim K-3, Satpam.


Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P8) Tersedia rambu-rambu atau tanda-tanda khusus untuk jalan


keluar bagi evakuasi pasien apabila terjadi bencana.
Skor :
0 = Tidak ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus.

1 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus tidak jelas.


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

2 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas, akan tetapi


hanya tersedia di beberapa tempat.

3 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas dan tersedia


disemua tempat;

4 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas dan tersedia di


semua tempat; dilengkapi dengan denah dan sistem
kewaspadaan bencana.

5 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas dan tersedia di


semua tempat; dilengkapi dengan sistem kewaspadaan
bencana, denah serta dilengkapi alat-alat penyelamatan jiwa
khusus.
DO : Pimpinan RS harus menetapkan denah rumah sakit dan
mencantumkan dalam denah tersebut tanda untuk dipakai
khusus sebagai jalan keluar bagi pasien jika terjadi
bencana. Denah ini harus disebarluaskan keseluruh
ruangan di RS agar semua orang, termasuk pasien dan
pengunjang RS, dapat melihat dan membacanya.

Sistem kewaspadaan bencana yang dimaksud disini


adalah, antara lain, sistem alarm kebakaran, sistem
deteksi api/kebakaran, tempat-tempat tersedianya alat
pemadam kebakaran, tanda-tanda larangan, sistem
komunikasi yang handal, pelatihan secara teratur
menanggulangi kebakaran atau bencana lain.

Alat atau fasilitas penyelamatan jiwa khusus adalah,


antara lain, lampu darurat yang menyala otomatis jika
saluran PLN padam, pintu-pintu dapat dibuka dari luar,
ram (jalan miring) / pintu darurat cukup lebar untuk
brankar, setiap ruangan untuk menampung lebih dari 60
orang dilengkapi dengan paling sedikit 2 pintu keluar ,
tanda-tanda khusus K-3 di tempat-tempat berbahaya
CP : D : Denah RS, program pelatihan kewaspadaan bencana
(disaster program).

O : Tempat-tempat berbahaya, ruang rawat inap.

W : Ketua Panitia/Tim K-3 RS.


Skor :
Keterangan / Catatan :

S4 (P9) Tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan.


Skor :
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

0 = Tidak tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi


persyaratan.

1 = Ada fasilitas sanitasi , tidak memenuhi persyaratan.

2 = Ada fasilitas sanitasi sederhana, tidak memenuhi


persyaratan.

3 = Ada fasilitas sanitasi sederhana , memenuhi persyaratan.

4 = Ada fasilitas sanitasi lengkap, sebagian memenuhi


persyaratan.

5 = Ada fasilitas sanitasi lengkap, memenuhi persyaratan.


DO : -Yang dimaksud dengan fasilitas sanitasi sederhana
adalah jika tersedia fasilitas penyediaan air, toilet,
kamar mandi dan pembuangan sampah.

-Fasilitas sanitasi lengkap adalah fasilitas penyediaan


air, toilet, kamar mandi, pembuangan sampah,
pengendalian tikus dan serangga, pembuangan
limbah.

-Fasilitas sanitasi memenuhi persyaratan jika sesuai


dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan
Keputusan Menkes Nomor :
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri.
CP : * D : Program sanitasi RS, Juklak dan prosedur

* O : Lapangan

* W : Wadir RS, Ketua Panitia/Tim K-3.


Skor :
Keterangan / Catatan :

S4. (P Tersedia fasilitas untuk menangani limbah padat, cair dan gas.
10)
Skor :
0 = Tidak ada fasilitas.
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

1 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat.

2 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat dan cair.

3 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat, cair dan gas.

4 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat, cair dan gas


disertai program pemeliharaannya dan evaluasi berkala

5 = Ada fasilitas untuk limbah padat, cair dan gas disertai


program pemeliharaannya disertai evaluasi berkala dengan
hasil pengolahan masih dalam standar/nilai normal/fasilitas
masih berfungsi dengan baik
DO : Limbah padat adalah bahan atau barang buangan baik
medis maupun non medis akibat kegiatan pelayanan
rumah sakit.

Limbah gas adalah bahan buangan sebagai hasil


proses kimiawi.

Limbah cair adalah cairan yang mengandung bahan


kimia, bahan infeksius dan radio aktif.

Yang diartikan dengan fasilitas adalah bangunan atau


peralatan untuk menangani limbah.dilengkapi dengan
prosedur dan jadual pemantauan
CP : * D : Program pemeliharaan fasilitas pengolahan
limbah

* O : Fasilitas di lapangan

* W: Petugas lapangan
Skor :
Keterangan / Catatan :

Std. 5.KEBIJAKAN DAN PROSEDUR.


Kebijakan, prosedur, peraturan, dan pedoman tertulis harus diterapkan di tiap unit kerja dan
berlaku bagi setiap orang dalam upaya mencapai keselamatan kerja serta mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bencana.
S5 (P1) Di lingkungan rumah sakit ditetapkan dengan jelas tempat-
tempat yang dianggap berisiko.
Skor :
0 = Tidak ada ketentuan.
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

1 = Ada ketentuan tidak tertulis.

2 = Ada ketentuan tertulis oleh unit kerja.

3 = Ada ketentuan tertulis tidak lengkap oleh pimpinan rumah


sakit disertai denah.

4 = Ada ketentuan tertulis lengkap oleh pimpinan rumah sakit


disertai denah.

5 = Ada ketentuan tertulis lengkap oleh pimpinan rumah sakit


disertai denah dan diketahui oleh semua pegawai.
DO : Yang dimaksud dengan ketentuan tertulis adalah penetapan secara
resmi oleh

pimpinan RS tentang daerah atau tempat yang dianggap berisiko


dan diberi

tanda dan peringatan khusus.

Yang diartikan dengan lengkap adalah jika penetapan melipuiti


semua daerah/

tempat yang dianggap berisiko.

Tempat berisiko, adalah daerah atau tempat :

- dengan curahan kaustik / bahan kimia yang banyak.

- penyimpanan bahan mudah menguap dan mudah terbakar.

- penyimpanan, penggunaan bahan-bahan radioaktif.

- tegangan tinggi.

- bahan infeksius atau adanya paparan tinggi penularan penyakit.

Unit kerja yang dianggap berisiko adalah, antara lain,


laboratorium., radiologi, farmasi, sterilisasi sentral, kamar operasi,
gentset, kamar isolasi penyakit menular.

Yang dimaksud dengan “diketahui oleh semua pegawai” adalah adanya


tempat berisiko ini disosialisasikan kepada semua pegawai, dibuat
edaran dengan dilampiri denah RS, serta denah ditempatkan diberbagai
tempat di rumah sakit sehingga semua
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

orang dapat mudah melihat/membaca.

Contoh tanda khusus pada lokasi adalah : Awas, Bahan


Berbahaya, Di larang merokok, mudah terbakar, tegangan tinggi,
dll.
CP : * D : Penetapan Pimpinan rumah sakit, Denah rumah
sakit, Edaran

* O : Lahan rumah sakit, tempat penyimpanan alkohol,


farmasi

* W : Petugas.
Skor
:
Keterangan / Catatan :

S5 (P2) Ada ketentuan tertulis tentang cara menanggulangi apabila


terjadi kontaminasi bahan beracun dan berbahaya (B3) .
Skor :
0 = Tidak ada ketentuan .

1 = Ada ketentuan tidak tertulis.

2 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan sendiri oleh unit kerja.

3 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan pimpinan rumah sakit,


belum ada pelatihan.

4 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan pimpinan rumah sakit,


sudah ada pelatihan.

5 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan pimpinan rumah sakit,


sudah ada pelatihan; sudah dilakukan evaluasi,
rekomendasi dan tindak lanjut terhadap ketentuan tertulis.
DO : Yang dimaksud dengan ketentuan tertulis adalah
kebijakan dan prosedur menangani, menentukan
tempat menyimpan, cara menyimpan B3, langkah-
langkah jika terjadi kontaminasi, alur pelaporan dan
tindak lanjutnya.

Kontaminasi adalah, misalnya terkena tumpahan


bahan kimia, radioaktif, dll.
CP : * D : Kebijakan, prosedur, program pelatihan dan
pelaksanaan pelatihan; dokumen evaluasi
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

dan tindak lanjutnya.

* O : Tempat menyimpan B3.

* W : Kepala unit kerja tempat menyimpan B3.


Skor :
Keterangan / Catatan :

S5 (P3) Sarana dan Prasarana yang ada harus mengikuti ketentuan


perijinan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Skor :
0 = Sarana dan prasarana belum mengikuti ketentuan peraturan
perundang- undangan .

1 = Sarana dan prasarana hanya sebagian kecil mengikuti ketentuan


peraturan perundangan-undangan.

2 = Sarana dan prasarana hanya setengahnya mengikuti peraturan


perundang- undangan .

3 = Sarana dan prasarana sebagian besar telah mengikuti ketentuan


peraturan-undangan

4 = Sarana dan prasarana semuanya telah mengikuti ketentuan


peraturan perundang-undangan.

5 = Sarana dan Prasarana semuanya telah mengikuti ketentuan


peraturan perundang-undangan disertai evaluasi berkala.
DO : 1 . Persetujuan / perijinan yang dimaksud disini adalah
:

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Penggunaan Bangunan khusus untuk DKI


Jakarta Raya

Izin berdasarkan Undang-undang Gangguan.

Rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran.

Deepwell khusus unrtuk DKI Jakarta Raya

Izin Operasional Rumah Sakit untuk RS


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

Swasta dan BUMN

Izin Pemakaian Lift.

Izin Instalasi Listrik

Izin Pemakaian Diesel

Izin Instalasi Petir

Izin Pemakaian Boiler

Penggunaan Radiasi

2 . Sebagian kecil jika 25 % atau kurang dari sarana


dan prasarana mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan.

3 . Sebagian besar jika 75 % atau lebih dari sarana dan


prasarana mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan.
CP : D : Bukti ijin yang masih berlaku

O : Lapangan

W : Pimpinan RS
Skor
:
Keterangan / Catatan :

S5 (P4) Ditetapkan program penyehatan lingkungan rumah sakit.


Skor :
0 = Tidak ada ketentuan.

1 = Ada ketentuan tidak tertulis.

2 = Ada ketentuan tertulis tidak lengkap ditetapkan sendiri-


sendiri oleh unit kerja.

3 = Ada ketentuan tertulis lengkap ditetapkan sendiri-sendiri


oleh unit kerja.

4 = Ada ketentuan tertulis tidak lengkap ditetapkan pimpinan


No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

rumah sakit

5 = Ada ketentuan tertulis lengkap ditetapkan pimpinan rumah


sakit disertai evaluasi dan tindak lanjut.
DO : Program Penyehatan Lingkungan rumah sakit meliputi :

1.Penyehatan lingkungan kerja.

2.Penyehatan makanan & minuman.

3.Penyehatan air.

4.Penyehatan tempat pencucian.

5.Penanganan sampah dan limbah.

6.Pengendalian serangga dan tikus.

7.Sterilisasi / Desinfeksi.

8.Perlindungan Radiasi.

9.Upaya Penyuluhan kesehatan lingkungan.

Yang dimaksud dengan “ketentuan tertulis” adalah


ditetapkan program kegiatan secara tertulis, dilengkapi
dengan kerangka acuan program, jadwal kegiatan dan
laporan pelaksanaan kegiatan.

Evaluasi yang diharapkan adalah peninjauan terhadap


pelaksanaan program.

Yang dimaksud dengan lengkap adalah jika ketentuan


meliputi 9 cakupan program kegiatan yang tersebut di D O
parameter ini.

Rujukan yang digunakan membuat program ini adalah


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
lingkungan Rumah Sakit, Kep.Menkes No. :
907/Menkes/SK/V/2002 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum, Kep.Menkes No. :
1335/Menkes/SK/X/2002 tentang Standar Operasional
Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara
Ruangan Rumah Sakit.
CP : * D : Program kerja, pelaksanaan kegiatan, laporan
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

pelaksanaan kegiatan, hasil evaluasi .

* O : Dapur, CSSD/Sterilisasi, penampungan sampah,


laundry, dll.

* W : Petugas lapangan
Skor
:
Keterangan / Catatan :
S5 (P5) Ada ketentuan tertulis tentang larangan merokok dalam
lingkungan rumah sakit.
Skor :
0 = Tidak ada ketentuan.

1 = Ada ketentuan, tidak tertulis.

2 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh unit kerja sendiri-


sendiri.

3 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh pimpinan rumah


sakit, disebarluaskan.

4 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh pimpinan rumah


sakit, disebarluaskan dan dilaksanakan oleh semua staf.

5 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh pimpinan rumah


sakit, disebarluaskan dan dilaksanakan oleh semua staf,
dilakukan evaluasi dan tindak lanjut.
DO : Pimpinan rumah sakit harus menetapkan dengan jelas
larangan merokok bagi semua orang yang berada di
lahan/lingkungan rumah sakit. Larangan merokok ini
harus disebarluaskan agar diketahui dan dipatuhi
semua pegawai rumah sakit. Di berbagai tempat-
tempat strategik di lingkungan rumah sakit harus
dibuat/ditampilkan dalam tulisan jelas adanya
larangan merokok.
CP : * D : SK, Surat Edaran

* O : Tanda - tanda dilarang merokok di berbagai


tempat.

* W : --
Skor :
Keterangan / Catatan :
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

S5 (P6) Ditetapkan Program dan Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK)


Pencegahan dan Penanggulangan Bencana ( Disaster
Program ).
Skor :
0 = Tidak ada program dan tidak ada Juklak.

1 = Ada Program tidak jelas dan tidak disertai Juklak,


ditetapkan sendiri oleh unit kerja

2 = Ada Program tidak jelas disertai dengan Juklak, ditetapkan


sendiri oleh unit kerja.

3 = Ada Program jelas tidak disertai dengan Juklak ,


ditetapkan pimpinan rumah sakit.

4 = Ada Program jelas disertai dengan Juklak, ditetapkan


pimpinan rumah sakit.

5 = Ada Program jelas disertai Juklak, ditetapkan pimpinan


rumah sakit, disertai adanya pelatihan secara teratur
melaksanakan disaster program.
DO : Disaster program ini harus mencakup dua kejadian
bencana :

1. Bencana yang terjadi didalam rumah sakit


2. Bencana yang terjadi diluar rumah sakit dan
rumah sakit harus menampung dan atau ikut
menanggulanginya.

Program jelas jika dilengkapi dengan kerangka acuan,


jenis kegiatan dalam program, pelaksanaan kegiatan
progran dan laporan pelaksanaannya.

Juklak adalah petunjuk untuk melaksanaan disaster


program disertai dengan uraian tugas, fungsi dan
wewenang berbagai unit kerja terkait dengan disaster
program. Contohnya adalah uraian tugas, fungsi dan
wewenang Kepala Unit Gawat Darurat dalam
menghadapi dan menanggulangi bencana yang timbul
di rumah sakit atau diluar rumah sakit.

Rumah sakit harus mengadakan simulasi atau


pelatihan secara teratur dengan tujuan agar petugas
rumah sakit memahami tugas dan fungsinya masing-
masing jika terjadi bencana.
CP : * D : SK tentang program dilengkapi dengan kerangka acuan,
organisasi di rumah sakit pada waktu
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

menanggulangi bencana, program pelatihan, sistem


pencatatan dan pelaporan.

* O : Petunjuk tertulis di lokasi strategis yang mudah


terbaca oleh umum.

* W : Direksi, Panitia/Tim K-3 Rumah Sakit.


Skor
:
Keterangan / Catatan :

Std. 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN.

Adanya program tertulis tentang pendidikan dan pelatihan bagi staf untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan bencana
S6 (P1) Ditetapkan program dan jadwal pelatihan dan atau simulasi untuk
semua pegawai rumah sakit di bidang Keselamatan Kerja,
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana dan Kesehatan
Lingkungan.
Skor :
0 = Tidak ada program dan jadwal pelatihan.

1 = Ada program , tidak ada pelatihan.

2 = Ada program , ada pelatihan oleh masing-masing unit kerja, tidak


terjadwal teratur.

3 = Ada program, ada pelatihan oleh masing-masing unit kerja,


terjadwal teratur.

4 = Ada program, ada pelatihan untuk sebagian besar pegawai rumah


sakit.

5 = Ada program, pelaksanaan lengkap, ada jadwal untuk semua


pegawai rumah sakit, dievaluasi dan ditindak lanjuti.
DO : Yang dimaksud dengan program adalah kegiatan
menambah pengetahuan/pengalaman dan
ketrampilan melalui seminar, workshop, pertemuan
ilmiah, pendidikan lanjutan.

Yang dimaksud dengan pelatihan adalah latihan praktek


dalam bidang K-3 didalam maupun diluar rumah sakit.
CP : * D : Kerangka acuan program, rencana dan pelaksanaan
kegiatan program, daftar peserta, laporan
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

pelaksanaan, evaluasi program.

* O : --

* W : Tim K-3, Pegawai rumah sakit, unit kerja Diklat.


Skor :
Keterangan / Catatan :

Std. 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU.

Adanya prosedur tertulis tentang pelaksanaan evaluasi dari program keselamatan kerja, kebakaran,
dan bencana. Tersedia sarana konsultasi antara unit dengan unit lain dalam rumah sakit untuk
mengembangkan teknik cara-cara baru yang tepat guna.
S7 (P1) Ada evaluasi dari program dan pelaksanaannya yang berkaitan
dengan K 3.
Skor :
0 = Tidak ada program K 3.

1 = Ada program, tidak lengkap, belum dilaksanakan.

2 = Ada program, lengkap, belum dilaksanakan.

3 = Ada program, lengkap, belum semua dilaksanakan.

4 = Ada program, lengkap, semua dilaksanakan.

5 = Ada program, lengkap, semua dilaksanakan disertai adanya


evaluasi program dan tindak lanjutnya.
DO : Program lengkap adalah program yang memuat semua
aspek K 3 dilengkapi dengan kerangka acuan program,
organisasi pelaksanaannya, Juklak/prosedur, penjadwalan.
Program harus ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.

Aspek K-3 yang dimaksud meliputi, (1) disaster program,


(2) pencegahan dan pengendalian kebakaran, (3) keamanan
pasien, pengunjung dan petugas, (4) keselamatan dan
kesehatan pegawai, (5) pengelolaan bahan dan barang
berbahaya, (6) kesehatan lingkungan kerja, (7) sanitasi
rumah sakit, (8) sertifikasi/kaliberasi sarana, prasarana dan
peralatan, (9) pengelolaan limbah padat, cair dan gas, (10)
diklat K-3, (11) pengumpulan, pengolahan dan pelaporan
data.
CP : *D : Program, kerangka acuan, Juklak/prosedur, dokumen
evaluasi, rekomendasi dan tindak lanjutnya.
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

* O : --

* W : Panitia/Tim K-3 RS, pimpinan RS.


Skor :
Keterangan / Catatan :

S7 (P2) Ada pencatatan/pelaporan tentang semua kejadian serta


penanggulangan kasus akibat kecelakaan penyakit akibat kerja,
kebakaran dan bencana.
Skor :
0 = Tidak ada pencatatan/pelaporan

1 = Ada pencatatan/pelaporan, tidak lengkap, tidak ada tindak


lanjut penanggulangan kasus.

2 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, tidak ada tindak lanjut


penanggulangan kasus .

3 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, ada tindak lanjut


penanggulangan kasus.

4 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, ada tindak lanjut


penanggulangan kasus dan disebarluaskan ke semua unit
dilingkungan rumah sakit.

5 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, ada tindak lanjut


penanggulangan kasus dan disebar luaskan ke rumah sakit
lain dan institusi terkait diluar rumah sakit.
DO : Pencatatan/pelaporan lengkap adalah kegiatan yang
ditetapkan tertulis pimpinan rumah sakit tentang sistem
pencatatan/pelaporan K 3.

Yang dimaksud dengan institusi terkait adalah


Departemen Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja.
CP : * D : Ketetapan pimpinan rumah sakit tentang sistem
pencatatan / pelaporan K 3, edaran dan publikasi.

* O : --

* W : Tim, Staf yang pernah mengalami, Unit-unit kerja


lain.
Skor :

Keterangan / Catatan :
No. Form : FM-TR-IH-06
Revisi :0
Tgl. Eff : 1 April 2015
SELF ASSESMENT K3 AKREDITASI RS

Anda mungkin juga menyukai