Disusun oleh:
KELOMPOK 3
1. KONSEP INTEGRASI
“cara orang-orang di berbagai daerah di suatu negara dan dari latar belakang etnis,
sosial budaya dan ekonomi yang berbeda merasa sendiribersatu dan berfungsi sebagai
satu bangsa dan satu identitas.”
Dari berbagai pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa integrasi nasional
adalah proses penggabungan atau penyatuan masyarakat yang berbeda secara
historis,kelompok, sosial-budaya, dan sebagainya menjadi satu kesatuan utuh menjadi
suatu bangsa.
2. DISINTEGRASI NASIONAL
1. INTERNASIONAL
Teacher Perceptions
Despite increasing access to technology in schools, teachers are usually portrayed as
hesitant users. They are accustomed to the old standard which can create frustration
when trying to shift to a new paradigm leading them to stray away from the use of
21st-century technological
devices. Teachers who are not digitally literate, able to understand and use
information from a variety of digital sources, will be the ones who integrate
technology. They perceive the effort needed to learn the new technology and
practicality or value of it as a significant consideration in
whether they use it or not (Mac Callum, Jeffrey, & Kinshuk, 2014). This is consistent
with other research that found teacher’s readiness, or lack thereof, had the highest
total effect on whether teachers integrated technology in their classrooms (Inan &
Lowther, 2009). Teachers also perceive technology integration negatively due to the
amount of time it takesto integrate into the curriculum through additional training and
planning. Technology integration requires preparation, classroom management
practices, and demands attention that is not normally spent in those areas. It is easier
to just remain with the “status quo.”
Summary
The integration of technology in the classroom is a multifarious process. One of the
greatest
challenges for teachers is the link between educational technology innovations,
promising
practices for teaching and learning and integrating technology with increases.
Translate :
Persepsi Guru
Meskipun akses teknologi di sekolah meningkat, guru biasanya digambarkan sebagai
pengguna yang ragu-ragu. Mereka terbiasa dengan standar lama yang dapat membuat
frustrasi ketika mencoba untuk beralih ke paradigma baru yang membuat mereka
menyimpang dari penggunaan teknologi abad ke-21. perangkat. Guru yang tidak
melek digital, mampu memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber
digital, akan menjadi orang yang mengintegrasikan teknologi. Mereka menganggap
upaya yang diperlukan untuk mempelajari teknologi baru dan kepraktisan atau
nilainya sebagai pertimbangan yang signifikan dalam apakah mereka
menggunakannya atau tidak (Mac Callum, Jeffrey, & Kinshuk, 2014). Hal ini
konsisten dengan penelitian lain yang menemukan kesiapan guru, atau
kekurangannya, memiliki efek total tertinggi pada apakah guru mengintegrasikan
teknologi di kelas mereka (Inan & Lowther, 2009). Guru juga memandang integrasi
teknologi secara negatif karena jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
mengintegrasikan ke dalam kurikulum melalui pelatihan dan perencanaan tambahan.
Integrasi teknologi membutuhkan persiapan, praktik manajemen kelas, dan menuntut
perhatian yang biasanya tidak dihabiskan di area tersebut. Lebih mudah untuk tetap
dengan "status quo."
Ringkasan
Integrasi teknologi di dalam kelas adalah proses yang beraneka ragam. Salah satu dari
yang terbaik
tantangan bagi guru adalah keterkaitan antara inovasi teknologi pendidikan,
menjanjikan
praktik untuk mengajar dan belajar dan mengintegrasikan teknologi dengan
peningkatan.
2. NASIONAL
faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu proses atau
tindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok. Dalam
mewujudkan integrasi nasional, terdapat beberapa faktor yang mendorong
terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut
diantaranya:
A. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
sejarah Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu, terutama zaman
dimana Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap
elemen masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya
main-main. Rasa senasib seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan
masa sekarang menjadi salah satu faktor pendorong untuk mewujudkan integrasi
nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan digunakan untuk memujudkan
kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib seperjuangan digunakan
untuk memperkuat stabilitas nasional demi terwujudnya persatuan Indonesia dalam
integrasi nasional.
b. Adanya ideologi nasional
deologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai ideologi nasional,
Pancasila tidak dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri
dari banyak kepercayaan, arti penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pemaknaan
ideologi nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional di Indonesia.
Melalui
pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, integrasi
nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.
C. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu
Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk dijadikan
faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru perbedaan
inilah yang membuat masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam
masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di
dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan
berbangsa
C. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila
Pancasila adalah landasan idiil bangsa yang kedudukannya sangat berpengaruh bagi
jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi seseorang yang di dalam jiwanya
terdapat sifat patriotisme yang tinggi, maka Ia akan selalu menerapkan butir-butir
Pancasila di setiap aspek kehidupannya.
Disebabkan oleh faktor luar seperti aksi dari suatu kelompok yang
menyebabkan ketidakpuasan seperti akses terhadap ekonomi yang derajat
kesenjangannya terlalu jauh dapat menyebabkan kecemburuan sosial, memicu konflik
dan disintegrasi.
Tetapi faktor eksternal seperti intervensi asing pun perlu diwaspadai sebagai
penyebab disintegrasi. Intervensi asing terjadi ketika perselisihan domestik mengacam
kepentingan ekonomi negara-negara asing tertentu.
https://www.researchgate.net/publication/
337683986_MEWUJUDKAN_INTEGRASI_NASIONAL_MELALUI_KEARIFAN
_LOKAL_PERJANJIAN_PERSAHABATAN_RAJA-RAJA_MASSENREMPULU/
Build the 21st century classroom infrastructure. (2018). T H E Journal, 45(2), 11-12.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-mataram/perdagangan-
internasional/makalah-disintegrasi-bangsa/7573292
Betts, Richard K. (ed.). 1994. Conflict After The Cold War. New York:
Macmillan
Syifaul Arifin, et. al. 2000. Melawan Kekerasan Tanpa Kekerasan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.