Anda di halaman 1dari 2

TUGAS FARMASI PERAPOTIKAN KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN

IZIN APOTEK

Dosen Pengampu : Apt .Oktaviana Zunnita M.Farm

Nama Mahasiswa : Salsa Syifa Nabilla

Npm : 066118151

1. Menurut Anda, apakah ada apotek online? Ditinjau dari tata cara perizinan apotek serta
tinjauan lain. Jelaskan pendapat anda!

Jawab : Apotek online adalah satu inovasi yang sangat baru dalam dunia kefarmasian dengan
mempermudah pasien dalam membeli obat yang diinginkan sesuai dengan resep dokter yang
telah diberikan. Apotek online saat ini sudah mulai berkembang pesat di pasaran, Pelayanan
Kesehatan khususnya Pelayanan kefarmasian secara elektronik berdampak positif kepada
peningkatan kualitas dan kenyamanan pelayanan akan tetapi disisi lain berpotensi negatif bagi
kesehatan dan keselamatan masyarakat. Salah satu contoh dari dampak positif ada nya apotek
online ini adalah mempermudah konsumen dalam pembelian obat dan lebih efisien sehingga
tidak perlu datang ke apotek nya dan disini pun ada dampak negative dari apotek online yaitu
penyalahgunaan obat karena apoteker tidak bisa memonitor atau mengetahui secara langsung
kondisi pasien sesungguhnya. Dari segi negative atau positif bahkan segi pro dan kontra, ada
hal yang paling merugikan bagi para konsumen nya yang merupakan salah satu syarat dari
tatacara perizinan apotek yaitu belum ada izin khusus tentang apotek online sehingga ada
banyak kemungkinan apotek online tidak memiliki apoteker berSIPA/STRA yang dimana itu
merupakan salah syarat untuk mendirikan apotek. Lalu tidak adanya jaminan Apotek online
memiliki bangunan atau fasilitas fisik yang memenuhi persyaratan (pelayanan/penyimpanan
obat/arsip-administrasi/pengiriman dan tidak ada jaminan bagi pembeli obat di Apotek online
untuk mendapatkan obat dari distributor resmi atau legal. Berdasarkan PP 51/2009 & Pasal 8
UU No 35 Tahun 2014 : Praktik apotek online belum/kurang/tidak sesuai dengan standar
pelayanan kefarmasian di apotek seperti yang diatur dalam UU tersebut. UU Perlindungan
Konsumen yaitu UU no 8 tahun 1999 Pasal 4 berbunyi Kenyamanan, keamanan dan
keselamatan dalam konsumsi tidak terjamin karena tidak ada pelayanan dan tanggungjawab
apoteker secara langsung. Hak konsumen untuk memperoleh informasi yang benar, jelas, dan
jujur tidak dilaksanakan dalam praktik apotek online, karena tidak dilakukan pelayanan
kefarmasian secara langsung, padahal obat adalah barang yang seharusnya didapatkan dengan
informasi yang lengkap dari apoteker, atau tenaga kesehatan lain yang berkompeten.

2. Surat Izin Apotek diberikan kepada apoteker, apakah pendapat anda bila apotek tidak
dikelola oleh apoteker?

Jawab : Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang
terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang
telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Dalam Surat
Izin Apotek diberitahukan bahwa syarat apotek akan bisa di dirikan bila dalam apotek itu
memiliki tenaga kefarmasian yaitu apoteker yang sudah memiliki APA atau Apoteker
Pengelola Apotek. Apabila apotek tidak di kelola oleh seorang apoteker maka apotek tersebut
tidak termasuk kedalam apotek yang tidak memiliki surat izin atau dapat dikatakan illegal.
Pentingnya ada peranan seorang apoteker dalam apotek yaitu apoteker dapat memberikan
edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit, tindakan yang dilakukan saat terjadi
keluhan kesehatan, bagaimana menggunakan obat secara bijak. Apoteker pengelola apotek
dapat didampingi oleh apoteker pendamping yang juga dapat menggantikan apoteker pengelola
apotek dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian. Apoteker pengelola apotek (APA) yang
berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek harus menunjuk apoteker pendamping.
Apabila apoteker pengelola apotek dan apoeker pendamping berhalangan melakukan tugasnya
karena hal-hal tertentu maka apoteker pengelola apotek harus menunjuk apoteker pengganti.
Apabila apoteker pengelola apotek berhalangan hadir melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun
secara terus menerus surat izin apoteker atas nama apoteker bersangkutan dicabut
(KEPMENKES, 2002).

Anda mungkin juga menyukai