Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salsa Syifa Nabilla

NPM : 066118151
Kelas : D

TUGAS KOMUNIKASI DAN SISTEM INFORMASI OBAT (KSIO)

1. Apa obat antihipertensi yang paling efektif dan aman untuk pasien hipertensi dengan gagal
ginjal kronik stage 3? Tampilkan Referensi beserta jawaban!
2. Apa obat antidiabetik yang paling efektif dan aman untuk pasien DM- tipe 2 dengan sirosis
hati dan obesitas?
Jawaban :
1.
Hipertentsi yang tidak diterapi dan juga tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan
organ. Salah satu komplikasinya yaitu gagal ginjal. Gagal ginjal kronik dapat menyebabkan
hipertensi dan hipertensi juga dapat memperparah gagal ginjal kronik.
Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan kerusakan pada jaringan parenkim atau arteri
renal. Pada pasien-pasien pada penyakit ginjal kronis, tujuan terapeutiknya adalah untuk
memperlambat deterioriasi fungsi ginjal dan mencegah penyakit kadiovaskular (Yelena et
al,2013).
Spironolakton diindikasikan untuk pasien dengan hipokalemia. Furosemid dari kelas
loop diuretic adalah obat yang paling umum digunakan pada gagal ginjal, tetapi furosemid
tidak seefektif thiazide dalam pengobatan gagal ginjal stage 1-3 (National Kidney Foundation
2002)
Obat yang digunakan adalah captropil (ACEI). Catropil masuk dalam golongan ACE
inhibitor yang merupakan first line dalam pengobatan gagal ginjal kronik bersama obat-obat
golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB). Hal ini disebebkan oleh kemampuannya untuk
menurunkan tekanan intraglomerular dan menurunkan proteinuria. Catpropil menhambat
konversi angiotensin II (AT II). AT II berperan dalam sejumlah respon yang dapat
meninggikan tekanan arterial dan fungsi renal. AT II berperan terhadap patogenesis hipertensi
dan penyakit renal diabetic. (Lim, 2013). Pemakaian captopril lebih banyak dibanding ACEI
lain seperti lisinopril, ramipril dan imidapril. Captopril lebih banyak digunakan karena selain
murah, juga lebih populer di Indonesia di antara obat lain. Penggunaan di bawah captopril
adalah valsartan dan telmisartan. Keduanya adalah obat antihipertensi dari golongan ARB.
Mekanisme golongan ARB adalah dengan menduduki reseptor AT I di pembuluh darah, hal
ini mengurangi efek fisiologik angiotensin (Harvey & Pamela 2013).
Digunakan β- bloker kardioselektif seperti bisoplorol pada pasien gagal ginjal untuk
mengontroll tekanan darah yaitu untuk mengurangi terjadinya resiko infark, jantung koroner,
mengurangi kebutuhan O2 dari jantung serta untuk menstabilkan kontraktilitas
miokard.(Supadmi,2009)
Terapi antihipertensi dapat digunakan pada pasien gagal ginjal kronik yaitu untuk
menurunkan tekanan darah dan bisa untuk memperlambat progresifitas penyakit pada pasien
dengan atau tanpa penyakit hipertensi (Widyariningsih, 2010)
90% pasien hipertensi dengan CKD mengalami anemia, dan 20% pasien menderita
penyakit penyerta seperti Diabetes Melitus tipe dan 16,66% dipsnea. Anemia pada CKD
biasanya dimulai pada CKD stage 3 dimana nilai GFR <60 mL/min/1,73 m2 (Henry Ford
Health System, 2011)

Referensi :
Harvey AR, Pamela CC. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar. Ed ke-4. Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran.
Henry Ford Health System, 2011, Chronic Kidney Disease (CKD). Clinical Practice
Recommendations for Primary Care Physicians and Healthcare Providers 6 th Edition,
Division Of Nephrology & Hypertension and General Medicine
Lim H. 2013. Farmakologi Kardiovaskular, Mekanisme & Aplikasi Klinis. Ed ke-3. Medan :
PT.Softmedia.
National Kidney Foundation, 2002. Guidelines on Hypertension and Antihypertensive Agents
in Chronic Kidney Disease
Supadmi, woro. 2011. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol.1 No1.2011:67-
80.
2.
Insulin diperlukan dalam pengobatan pada pasien sirosis hati dengan diabetes mellitus
type 2. Insulin sering digunakan pada pasien penyakit hati dengan diabetes mellitus type 2
karena dianggap sebagai antihiperglikemik paling aman dan efektif dengan memperhatikan
penyeusaian dosis dan resiko hipoglikemia pada pasien. Terapi insulin biasanya dimulai
dengan penambahan insulin basal dengan antihiperglikemik oral yang merupakan
kontraindikasi sehingga penggunaan insulin sendiri biasanya dua kali sehari dengan campuran
regimen atau regimen basal-bolus. (Khan et al., 2012)
Tiazolidindion dan pioglitazone mampu menurunkan resistensi insulin perifer, yang
menyebabkan penurunan kadar glukosa dalam darah. Obat ini digunakan tunggal atau
kombinasi dengan metformin atau dengan sulfonylurea (jika metformin tidak sesuai),
kombinasi antara tiazolidindion dan metformin lebih baik daripada kombinasi tiazolidindion
dan sulfonylurea terutama pada pasien dengan berat badan yang berlebih.

Anda mungkin juga menyukai