Anda di halaman 1dari 7

Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini, Afriyani, M.

Fitra Wardhana │ Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi

Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi


Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini , Afriyani, M. Fitra Wardhana
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Hipertensi merupakan faktor risiko utama dari kejadian penyakit kardiovaskular. Penyakit hipertensi juga memiliki istilah
lain yaitu “silent killer” yang dapat diartikan bahwa tidak jarang penderita hipertensi sulit untuk menyadari atau bahkan tidak
merasakan gejala peringatan dari penyakit yang diderita. Pengobatan untuk pasien hipertensi merupakan terapi pengobatan yang
perlu dilakukan dalam jangka panjang atau seumur hidup. Adapun masalah sering terjadi pada pengobatan penyakit kronis yang
membutuhkan pengobatan jangka panjang seperti hipertensi disebabkan karena masih banyak pasien yang tidak mematuhi
terapi pengobatan yang seharusnya dijalani. Salah satu penyebab ketidakpatuhan tersebut adanya pasien yang mengalami efek
samping dari pengobatan. Efek samping obat merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan dan merugikan pasien akibat dari
penggunaan obat. Efek samping yang sering terjadi pada terapi pengobatan amlodipin yaitu: palpitasi, kemerahan, edema
pergelangan kaki, hipotensi, sakit kepala dan mual. Captropil dapat menyebabkan hiperkalemia dan batuk kering. Efek samping
beta blocker yang dapat terjadi yaitu insomnia, halusinasi dan depresi. Klonidin dapat menyebabkan efek samping obat berupa
mulut kering dengan gejala bibir terasa kering dan pecah-pecah. Pengobatan dengan hidroklorotiazid umumnya menimbulkan
keluhan terkait efek samping obat diantaranya yaitu sering buang air kecil, tubuh terasa lemas dan ingin pingsan, serta adanya
denyut jantung yang abnormal. Penggunaan diuretik dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat atau hiperurisemia
sehingga terjadi pengendapan asam urat, radang sendi akut, nefroliatiasis.

Kata Kunci: Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI), calcium-channel blocker (CCB), efek samping obat, hipertensi

Literature Review: Side Effects of Using Hypertension Drugs


Abstrack
Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease. Hypertension also has another term, namely "silent killer"
which can be interpreted that it is not uncommon for people with hypertension to find it difficult to realize or even not to feel
the warning symptoms of their disease. Treatment for hypertensive patients is a treatment therapy that needs to be done in the
long term or for life. The problem often occurs in the treatment of chronic diseases that require long-term treatment such as
hypertension because there are still many patients who do not comply with the treatment therapy they should be undergoing.
One of the causes of non-compliance is the presence of patients who experience side effects from treatment. A drug side effect
is an unwanted event and is detrimental to the patient as a result of drug use. Side effects that often occur in amlodipine therapy
are: palpitations, flushing, ankle edema, hypotension, headache and nausea. Captropil can cause hyperkalemia and dry cough.
Side effects of beta blockers that can occur are insomnia, hallucinations and depression. Clonidine can cause side effects such as
dry mouth with symptoms of dry and cracked lips. Treatment with hydrochlorothiazide generally causes complaints related to
side effects of the drug including frequent urination, feeling weak and wanting to faint, and abnormal heart rate. The use of
diuretics can cause increased levels of uric acid or hyperuricemia resulting in deposition of uric acid, acute arthritis,
nephrolithiasis.

Keywords: Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI), calcium-channel blocker (CCB), drug side effects, hypertension

Korespondensi: Sekar Anastry Putri, alamat Jalan Budaya Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah, HP 085269426412,
Email: sekaranastryputri@gmail.com

Medula | Volume 13 | Nomor 4 | April 2023| 583


Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini, Afriyani, M. Fitra Wardhana │ Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi

Pendahuluan terapi pengobatan. Adapun kejadian ESO ini


Hipertensi merupakan faktor risiko utama masih sedikit jumlah pelaporanya dan hal ini
dari kejadian penyakit kardiovaskular 1. dapat dikaitkan terhadap ketidakpahaman dan
Seseorang dapat dikatakan menderita hipertensi ketidakpastian seseorang terhadap penyebab
jika memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg efek samping yang dirasakan. Dikarekan masih
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, sedikitnya laporan terkait kejadian efek samping
pada pemeriksaan yang berulang 2. Penyakit obat antihipertensi, penting untuk kita
hipertensi juga memiliki istilah lain yaitu “silent mengetahui apa saja efek samping yang dapat
killer” yang dapat diartikan bahwa tidak jarang terjadi dari penggunaan obat hipertensi 6.
penderita hipertensi sulit untuk menyadari atau
bahkan tidak merasakan gejala peringatan dari Isi
penyakit yang diderita. Hasil data World Health Terapi pengobatan pada penderita
Organization (WHO) tahun 2015 terhitung hipertensi sebagian besar harus menjalani
sebanyak 1,13 miliar orang di dunia menderita modifikasi gaya hidup dan terapi obat secara
hipertensi serta diperkirakan akan terus bersamaan setelah mendapat diagnosis yang
meningkat setiap tahun. Berdasarkan Riskesdas pasti. Golongan utama dari pengobatan
2018 angka prevalensi untuk penderita hipertensi secara farmakologi, yaitu terdapat
hipertensi pada penduduk dengan usia ≥18 lima kelas golongan terkait obat antihipertensi
tahun sebesar 34,11%. Terkait kepatuhan yaitu beta blocker, diuretik, angiotensin
minum obat hipertensi, sebanyak 13,33% yang converting enzyme inhibitor (ACEI), angiotensin II
tidak minum obat sama sekali serta 32,27% tidak receptor blocker (ARB), dan Calcium-channel
rutin. Adapun salah satu alasan tidak minum blocker (CCB) 7.
obat ialah terdapat efek samping obat 3. Calcium-channel blockers memiliki
Pengobatan untuk pasien hipertensi merupakan mekanisme aksi mencegah kalsium memasuki
terapi pengobatan yang perlu dilakukan dalam sel-sel jantung dan dinding pembuluh darah,
jangka panjang atau seumur hidup. Sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah. CCBs
untuk mencegah risiko penyebab morbiditas dan juga sering digunakan untuk mengubah detak
mortalitas serta mempertahankan efektivitas jantung, untuk mencegah vasospasme serebral,
terapi diperlukan kepatuhan pasien dalam untuk mengelola migrain, pada penyakit
pengobatan 2. Raynaud dan untuk mengurangi nyeri dada yang
Adapun masalah sering terjadi pada disebabkan oleh angina pektoris. Berbagai obat
pengobatan penyakit kronis yang membutuhkan golongan CCB termasuk diantaranya diltiazem,
pengobatan jangka panjang seperti hipertensi felodipin, amlodipin, isradipin, nifedipin,
disebabkan karena masih banyak pasien yang nikardipin, verapamil. Efek samping yang paling
tidak mematuhi terapi pengobatan yang umum dari golongan ini adalah sakit kepala,
seharusnya dijalani. Hal tersebut dikarenakan sembelit, ruam, mual, muka memerah, edema
adanya kesalahpahaman tentang kondisi atau (akumulasi cairan dalam jaringan), mengantuk,
pengobatan, penolakan penyakit karena tidak tekanan darah rendah dan pusing8.
merasakan gejala atau persepsi yang buruk Edema vasodilatasi merupakan efek
terhadap obat, kurangnya keterlibatan pasien samping yang sering tejadi antara pasien
dalam rencana perawatan atau terdapat pasien hipertensi yang menggunakan obat
yang mengalami efek samping dari pengobatan antihipertensi. Amlodipine dan nifedipine adalah
yang mereka terima sehingga mengganggu obat yang terkait dengan edema vasodilatasi.
aktivitas keseharian dari pasien 3,4 5. Ketika digunakan sebagai monoterapi, calcium-
Efek samping obat atau biasa disingkat channel blockers (CCBs) dikaitkan dengan risiko
ESO, suatu kejadian yang tidak diinginkan dan substansial edema perifer, termasuk edema
merugikan pasien akibat dari penggunaan obat. pedal. obat golongan ini memiliki efek samping
ESO sering dijumpai berdampingan terhadap yang berkaitan pada dosis obatnya, sehingga

Medula | Volume 13 | Nomor 4 | April 2023| 584


Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini, Afriyani, M. Fitra Wardhana │ Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi

terapi kombinasi dosis rendah akan menjadi lambung, serta pembengkakan pada
pilihan yang lebih disarankan daripada pergelangan kaki 13.
monoterapi dengan dosis tinggi 9. Golongan ACEI seperti Captropil dapat
Sebagian besar pasien menunjukan bahwa menyebabkan hiperkalemia karena Captropil
terjadi peningkatan durasi penggunaan calcium- bekerja menghambat perubahan angiotensin I
channel blocker (CCB) terjadi pada bulan ke-6 menjadi angiotensin II sehingga menyebabkan
peningkatan insiden edema pada penggunaan penurunan produksi aldosteron dan akan
amlodipine 9,10. Adapun efek samping yang menyebabkan peningkatan konsentrasi kalium,
sering terjadi pada terapi pengobatan amlodipin sehingga suplementasi kalium dan penggunaan
yaitu: palpitasi, kemerahan, edema pergelangan diuretik hemat kalium harus dihindari jika pasien
kaki, hipotensi, sakit kepala dan mual 11. mendapat terapi ACE inhibitor. Klonidin dapat
ACEIs adalah vasodilator kuat, yang menyebabkan efek samping obat berupa mulut
menargetkan zinc metalloproteinase plupirotein kering dengan gejala bibir terasa kering dan
dengan mengkatalisis konversi angiotensin I pecah-pecah. Ini dapat disebabkan karena
menjadi angiotensin II, yang disebut angiotensin penurunan produksi saliva atau air liur karena
converting enzyme (ACE). ACE inhibitor memblok kelenjar saliva tidak bekerja sebagaimana
degradasi bradykinin dan merangsang sintesa mestinya 14 .
zat-zat yang menyebabkan vasodilatasi, Kemungkinan terjadinya batuk dan
termasuk prostaglandin E2 dan prostasiklin. angioedema harus dipertimbangkan. Adapun ciri
Peningkatan bradikinin meningkatkan efek batuk yang diinduksi ACEI adalah batuk kering,
penurunan tekanan darah dari ACE inhibitor, mengiritasi, dan tidak produktif. Obat golongan
tetapi juga bertanggung jawab terhadap efek ACEI dikontraindikasikan pada kehamilan, pada
samping batuk kering yang sering dijumpai pada pasien dengan edema angioneurotik atau
penggunaan ACEI 12. hiperkalemia, dan pada pasien dengan stenosis
Obat golongan ACEI yang pertama tersedia arteri ginjal bilateral. ACEI dan ARB memiliki
untuk pengobatan hipertensi biasanya adalah kesamaan yaitu dapat melindungi organ target
captropil kemudian untuk obat lain enalapril, pada pasien hipertensi. Pemberian ACEI juga
perindopril, lisinopril, ramipril, quinapril, dikaitkan dengan konsentrasi bradikinin yang
benazepril, cilazapril, trandolapril, fosinopril, lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan risiko
moexipril, imidapril dan zofenopril. ARB yang dari angioedema 12.
tersedia untuk pengobatan pertama hipertensi Pengobatan hipertensi dengan captopril
adalah losartan, kemudian candesartan, dapat menimbulkan efek samping dalam jangka
eprosartan, irbesartan, valsartan, telmisartan, panjang, seperti mengeluhkan batuk, mengalami
dan olmesartan. Berbeda dengan ACEI, batuk demam, dehidrasi atau dehidrasi, mengalami
dan angioedema jauh lebih jarang dengan ARB peningkatan keasaman lambung, mengalami
karena mereka tidak memiliki efek pada kininase anemia atau dehidrasi. mengalami ruam,
II atau enzim lain yang terlibat dalam mengalami kelelahan, mengeluh sakit perut,
metabolisme peptide 12. mual muntah dan sakit kepala 14 .
Sebuah penelitian di Surabaya Efek samping yang muncul setelah
menunjukkan presentase kejadian efek samping menggunakan antihipertensi captopril
akibat penggunaan obat pada disebabkan oleh beberapa faktor seperti batuk
hidroklorotiazid (HCT) sebesar 0%, pada captopril bekerja dengan memblok
captopril sebesar 36% dan pada Amlodipin pembentukan Angiotensin II dari Angiotensin I,
sebesar 45%. Captropil memiliki efek samping dimana Angiotensin II dapat menghancurkan
batuk kering. Sedangkan pada pasien yang bradikinin (salah satu substansi yang diproduksi
menggunakan amlodipin, didapati efek samping tubuh secara alami). Bradikinin adalah yang
berupa pusing, mual dan lemas, gangguan pada menstimulasi batuk kering. Jadi kalau
Angiotensin II dihambat pembentukannya maka

Medula | Volume 13 | Nomor 4 | April 2023| 585


Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini, Afriyani, M. Fitra Wardhana │ Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi

kadar bradikinin dalam tubuh meningkat dan bronkodilatasi adrenergik membutuhkan


terakumulasi di saluran pernafasan sehingga reseptor beta-2 yang utuh. Efek samping Beta
menyebabkan batuk kering 6. Blocker yang dapat terjadi yaitu insomnia,
Naiknya asam lambung setelah halusinasi dan depresi 12.
mengonsumsi obat hipertensi captopril secara Penggunaan diuretik dapat menyebabkan
berlebihan serta dengan jangka waktu panjang peningkatan kadar asam urat atau hiperurisemia
akan menyebabkan iritasi dinding lambung dan sehingga terjadi pengendapan asam urat, radang
mengalami pembengkakan dan ini juga yang sendi akut, nefroliatiasis. Peningkatan asam urat
memicu perut terasa mual-mual dan melilit14 . ini dapat terjadi pada pasien yang telah
Adapun kondisi pasien yang mengonsumsi menderita asam urat sebelumnya ataupun
captopril secara berlebihan dapat menyebabkan pasien yang tidak menderita asam urat
tubuh menjadi lemas dan lebih cepat lelah sebelumnya. Peningkatan asam urat ini hanya
padahal tidak melakukan kegiatan yang berat. bersifat sementara saja dan nilai asam urat akan
Hal ini dimungkinkan terjadi akibat captopril kembali normal jika penggunaan furosemid ini
cenderung menyerap air dan mengikatnya dihentikan atau dapat juga digunakan
sehingga menyebabkan kurangnya cairan pada allopurinol untuk mengatasi peningkatan asam
tubuh hingga dehidrasi, tubuh merasa lemas dan urat yang signifikan 15.
mulut kering dan pahit 6. Salah satu antihipertensi yang paling
Mengkonsumsi captopril secara banyak digunakan yaitu hidroklorotiazid (HCT),
berlebihan juga dapat menyebabkan seseorang serta diuretik thiazid lainnya memiliki sifat
menderita darah rendah, jika kondisi ini terus fotosensitisasi yang diyakini terkait dengan
berlanjut maka seseorang akan terserang peningkatan risiko kanker kulit, termasuk
anemia. Kandungan captopril yang terlalu karsinoma sel skuamosa dan melanoma.
banyak di dalam tubuh dapat mengganggu dan Meskipun risiko ini tidak terlihat pada kelas
merusak sel darah merah dalam tubuh. diuretik pada umumnya, diuretik seperti
Mengkonsumsi Captopril secara sembarangan sulfonamida dan tiazid, terutama
dapat menyebabkan gatal-gatal pada hidroklorotiazid dan indapamid, menunjukkan
permukaan kulit. Alergi rentan terjadi pada hubungan yang paling kuat dengan melanoma 16.
orang-orang yang tubuhnya menolak zat dari Sebuah studi menunjukkan bahwa diuretik
obat golongan ACE Inhibitor. Dan efek nyeri pada menempati urutan kedua dalam kerusakan ginjal
kepala timbul saat mengkonsumsi captopril akibat obat. Diuretik dapat mengalami resistensi
karena kerja langsung pada sistem saraf pusat 14 yang umumnya mengacu pada manifestasi klinis
. bahwa efek diuretik melemah atau menghilang
angiotensin II receptor blocker (ARB) sebelum tujuan terapeutik untuk mengurangi
mempunyai efek samping paling rendah edema tercapai. Tubulus ginjal dan saluran
dibandingkan dengan obat antihipertensi pengumpul adalah organ target diuretik, dan
lainnya. ARB tidak menghambat pemecahan resistensi diuretik akan diperparah setelah
bradikinin sehingga tidak menyebabkan batuk diuretik atau faktor lain merusak ginjal.
kering persisten yang mengganggu terapi Resistensi diuretik diantaranya disebabkan
sehingga obat antihipertensi golongan ARB karena salahnya diagnosis, ketidakpatuhan
merupakan alternatif yang berguna untuk terhadap pembatasan natrium dan/atau cairan
pasien yang harus menghentikan ACE inhibitor yang direkomendasikan, obat tidak mencapai
akibat batuk yang persisten 6. ginjal, dosis terlalu rendah, penyerapan yang
Penurunan tekanan darah oleh beta buruk (edema usus), (perubahan farmakokinetik
blocker selektif (atenolol, bisoprolol) bertindak dan farmakodinamik diuretik), dan
langsung pada reseptor beta adrenergic. Beta hipoalbuminemia 15.
blocker tidak boleh diberikan pada pasien Diuretik yang diminum secara oral harus
dengan asma sedang sampai berat karena terlebih dahulu diserap di usus sebelum dapat

Medula | Volume 13 | Nomor 4 | April 2023| 586


Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini, Afriyani, M. Fitra Wardhana │ Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi

memasuki sirkulasi sistemik. Meskipun Berdasarkan NICE guideline, salah satu


demikian, sindrom nefrotik, glomerulonefritis, efek samping obat ini yang seringkali kurang
dan penyakit lainnya dapat menyebabkan mendapatkan perhatian adalah peningkatkan
edema mukosa usus dan berkurangnya serum kreatinin pada penggunaan jangka
penyerapan obat; hipoalbuminemia panjang. Pada saat pasien mengalami
menyebabkan lebih sedikit albumin serum untuk peningkatan serum kreatinin, obat tersebut
mengantarkan diuretik ke ginjal. Selain itu, dapat langsung dihentikan atau diturunkan
diuretik bebas pengikat albumin dan dosisnya sehingga kondisi ginjal pasien akan
pengasaman glikolaldehida di tubulus ginjal juga berangsur membaik secara perlahan. Setelah
dapat merusak efek diuretik. Dalam praktik kondisi ginjal pasien stabil, maka obat ini dapat
klinis, penggunaan diuretik jangka panjang atau digunakan kembali. Oleh karena itu, pasien yang
jangka pendek tidak dapat dihindari untuk menggunakan obat golongan ACEI maupun ARB
pasien dengan edema ginjal, tetapi resistensi harus melakukan pemeriksaan ginjal secara rutin
diuretik lazim pada pasien dengan penyakit sehingga peningkatan serum kreatinin dapat
ginjal. Akibatnya, untuk mendapatkan tindakan dicegah sejak awal. Obat yang memiliki potensi
intervensi yang lebih baik untuk mengobati menimbulkan reaksi obat yang merugikan (ROM)
edema ginjal, kita perlu terus mengeksplorasi adalah valsartan dan lisinopril. Menurut
mekanisme resintensi diuretik dan tindakan beberapa penelitian penggunaan valsartan,
terapi untuk pasien dengan penyakit ginjal 15. captopril, lisinopril dapat meningkatkan sCr 20–
Penggunaan hidroklorotiazid umumnya 30%. Hasil analisis Naranjo Scale menunjukan
menimbulkan keluhan terkait efek samping obat bahwa penggunaan valsartan kemungkinan
diantaranya yaitu sering buang air kecil, tubuh (possible) menyebabkan ROM sedangkan
terasa lemas dan ingin pingsan, serta adanya lisinopril kemungkinan besar (probable)
denyut jantung yang abnormal 13. menyebabkan ROM. Berdasarkan assessment
Diuretik seperti loop diuretic dan thiazide WHO scale kedua obat tersebut possible ROM.
diuretic sering menghasilkan gangguan Tekanan darah pasien dan kadar sCR perlu
elektrolitik misalnya hipokalemia dan dimonitor untuk mengetahui efikasi obat
hipomagnesemia yang mana hal ini dapat antihipertensi yang hanya menggunakan satu
mengakibatkan perpanjangan interval QT. Selain agen serta untuk memonitoring penurunan sCr
itu, obat golongan 5–HT 2 reseptor seperti setelah dihentikannya lisinopril 17.
ketanserin sering disebutkan berdampak Efek samping lain dari penggunaan obat
terhadap perpanjangan interval QT. Ketanserin antihipertensi yakni perpanjangan interval QT
yang mempunyai aktivitas 𝛼 –blocking ini dapat yang memiliki mekanisme penghambatan
menjadi penentu utama dalam perpanjangan komponen cepat dari arus potassium rectifier
interval QT. Namun, perlu dipastikan kembali tertunda (IKr) akibat induksi obat. IKr yang
mekanisme ketanserin yang berpotensi terblokir ini mengarah pada perpanjangan durasi
terhadap perpanjangan interval QT. Pada pasien potensial aksi ventrikel yang menyebabkan
hipertensi yang menggunakan ketanserin akan masuknya natrium yang berlebihan atau kalium
terjadi perpanjangan QT yang dapat memulai yang mengalami penurunan. Kelebihan ion
dan memperburuk aritmia ventrikel. bermuatan positif ini menyebabkan fase
Penggunaan ketanserin ini menghasilkan repolarisasi yang diperpanjang sehingga
perpanjangan substansial dari interval QT yang menghasilkan interval QT yang berkepanjangan.
menjadi perhatian utama dalam pemilihan Perpanjangan intenval QT ini dapat berdampak
ketanserin sebagai pengobatan seumur hidup. buruk yakni memicu terjadinya Long QT
Ketanserin tidak akan digunakan sebagai obat syndrome yang dapat menyebabkan kematian
antihipertensi lini pertama atau kedua karena mendadak. Hasil penelitian Sarkar et al., pada
efek merugikan yang ditimbulkannya 1 . pasien hipertensi yang menggunakan amlodipin
untuk pengobatan cenderung menghasilkan efek

Medula | Volume 13 | Nomor 4 | April 2023| 587


Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini, Afriyani, M. Fitra Wardhana │ Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi

terhadap perpanjangan interval QT yang Global Hypertension Practice Guidelines.


signifikan terhadap pasien hipertensi diabetik Hypertension. 2020;75(6):1334-1357.
dan pasien hipertensi non diabetik 1 . 4. Wahyuni AS, Mukhtar Z, Pakpahan DJR, et
Golongan obat blocker-receptor- al. Adherence to consuming medication for
adrenergic memiliki efek terapi pada pasien hypertension patients at primary health
gagal jantung kongestif dan penyakit jantung care in medan city. Open Access Maced J
koroner. Namun, obat golongan ini tidak Med Sci. 2019;7(20):3483-3487.
mengurangi morbiditas dan mortalitas pada
pasien hipertensi lansia. Hal tersebut 5. Brilleman SL, Metcalfe C, Peters TJ,
menandakan bahwa implikasi prognostik dari Hollingworth W. The Reporting of
repolarisasi yang berkepanjangan oleh obat Treatment Nonadherence and Its
golongan blocker-receptor-adrenergic pada Associated Impact on Economic
pasien hipertensi ini masih perlu penyelidikan Evaluations Conducted Alongside
lebih lanjut. salah satu obat golongan blocker- Randomized Trials : A Systematic Review.
receptor-adrenergic (atenolol) memperlihatkan Value in Health. 2016;19(1):99-108.
adanya efek peningkatan QT maksimum 1 . 6. Dwi PS, Chrisandyani D. Gambaran Efek
Samping Obat Antihipertensi Pada Pasien
Simpulan Hipertensidi Instalasi Rawat Inap Rs Pku
Angka kejadian efek samping pada Muhammadiyah Yogyakartaperiode
penggunaan obat hipertensi masih cukup Oktober-November 2009. Majalah
banyak terjadi dan dapat disebabkan oleh efek Farmaseutik. 2010;6(2):19-25.
pemakaian jangka panjang serta peningkatan 7. Dipiro JT, Talbert GC, Yee GR, Matzke BG,
dosis pada obat yang digunakan. Adapun Wells LMP. Pharmacotherapy: A
kejadian efek samping terapi pengobatan Pathophysiologic Approach. 10th ed.
hipertensi ini dapat diminimalisir dengan McGraw-Hill Education Companies; 2016.
menggunakan strategi pengobatan lain, seperti
8. Sangam K, Devireddy P, Konuru V. Calcium
kombinasi dengan golongan berbeda contohnya
Channel Blockers Induced Peripheral
golongan ACEI + CCB (captopril + amlodipin).
Edema. International Journal of Pharma
Kombinasi golongan ACEI dapat menurunkan
Sciences and Research . 2016;7(6):290-293.
edema perifer yang di induce oleh CCB, karena
https://www.researchgate.net/publicatio
ACEI menyebabkan dilatasi pada pembuluh
n/311985821
arteri maupun vena sehingga tekanan
transkapiler menjadi normal. 9. Khadka S, Joshi R, Shrestha DB, et al.
Amlodipine-Induced Pedal Edema and Its
Daftar Pustaka Relation to Other Variables in Patients at a
1. Fadhilla Sandy F, Pramita Destiani D. Tertiary Level Hospital of Kathmandu,
Review : Efek Merugikan Obat Nepal. Journal of Pharmacy Technology.
Antihipertensi Terhadap Perpanjangan 2019;35(2):51-55.
Interval Qt.; 2019. 10. Nugraheni TP, Hidayat L. Resiko Efek
2. Asgedom SW, Atey TM, Desse TA. Samping Edema terhadap Penggunaan
Antihypertensive medication adherence Amlodipin (CCBs) sebagai Antihipertensi:
and associated factors among adult Kajian Literatur. Jurnal Pendidikan
hypertensive patients at Jimma University Tambusai . 2021;5(3).
Specialized Hospital , southwest Ethiopia. 11. Sanghavi K, Someshwari M, Rajanandh MG,
BMC Res Notes. Published online 2018:1-8. Seenivasan P. Amlodipine Induced Severe
3. Unger T, Borghi C, Charchar F, et al. 2020 Pedal Edema: A Case Report from a
International Society of Hypertension

Medula | Volume 13 | Nomor 4 | April 2023| 588


Sekar Anastry Putri, Dwi Aulia Ramdini, Afriyani, M. Fitra Wardhana │ Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi

Tertiary Care Hospital. J Pharmacovigil.


2017;5(5).
12. Laurent S. Antihypertensive drugs.
Pharmacol Res. Published online 2017.
13. Kristanti P. Efektifitas Dan Efek Samping
Penggunaan Obat Antihipertensi Pada
Pasien Hipertensi Di Puskesmas
Kalirungkut Surabaya. Calyptra : Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
2015;4(2).
14. Rizki YR, Farm S, Si M. Gambaran Efek
Samping Obat Antihipertensi Pada Pasien
Hipertensi di Instalasi Rawat Inap di Rumah
Sakit X Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Farmasi.
2018;2(1).
15. Guo L, Fu B, Liu Y, Hao N, Ji Y, Yang H.
Diuretic resistance in patient with kidney
disease : Challenges and opportunities.
Biomedicine & Pharmacotherapy.
2023;157.
16. Zinkovsky D. Side effects, ADRs & ADEs of
diuretics. In: ; 2021:259-265.
17. Irawan A. Serum Creatinine Escalates as
the Outcome of ACEi or ARB Usage.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy.
2014;3(3):82-87.

Medula | Volume 13 | Nomor 4 | April 2023| 589

Anda mungkin juga menyukai