Oleh:
PUTRI ARRMADANIATI
NIM.P27835120028
JURUSAN GIZI
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Pondok pesantren adalah tempat dimana santri – santri menuntut ilmu agar
menjadi orang memilik akhlak mulia dan kecerdasan yang tinggi. Santri –
santri yang berada di Pondok pesantren pada dasarnya sama saja dengan anak
terutama dalam hal kesehatan dan pertumbuhannya, adapun salah satu aspek
yang dapat mendukung kesehatan dan pertumbuhan santri adalah dalam hal
pondok pesantren selama belajar, sehingga hal ini berarti bahwa para santri
gizi yang dibutuhkan para santri tercukupi dan proses belajar mengajar dapat
selain itu bermanfaat juga sebagai perbaikan status gizi santri dan keaktifan
santri dalam semua kegiatan yang ada di pondok pesantren. Penyelenggaraan
mencapai status gizi yang optimal dengan pemberian makanan yang tepat dan
perencanaan menu tetapi tidak terdapat catatan tertulis dan makanan yang
disajikan sering diulang, selain itu penerimaan bahan makanan tidak dilakukan
memiliki persiapan bahan yang baik, tetapi tidak terdapat standar resep dan
makanan pada pagi hari yang didistribusikan kepada santri dalam tiga kali
pesantren An Nuur.
Pondok pesantren An Nuur menjadi tempat penelitian ini dikarenakan
hari untuk 85 santri putri, 105 santri putra, serta 4 orang pemilik pondok
pesantren.
Kabupaten Ponorogo.
Ponorogo.
Kabupaten Ponorogo.
penyelenggaraan makanan.
Pesantren.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arab yang memiliki arti asrama atau tempat tinggal para santri. Pondok
pesantren secara etimologis berasal dari kata “santri” yang berawalan kata
pe dan berakhiran kata an yang memiliki arti tempat tinggal para santri
(Komariyah 2016).
formal yang biasa dikelola oleh ulama ataupun seorang kiai sebagai
Hal ini seperti halnya yang diungkapkan oleh Abd. Halim Soebahar bahwa
dalam skala nasional, hal ini dikarenakan pendiri dari pondok pesantren ini
merupakan usaha mandiri seorang kiai yang biasanya dibantu santri dan
tergantung kiai maupun keadaan sosial budaya dan sosial geografis yang
Gontor Ponorogo);
Kediri);
a) Metode sorogan
Berdasarkan pendapat arifin : metode pengajaran sorogan
membuat catatan.
c) Metode Muhawaroh
d) Metode Mudzakaroh
umumnya.
c) Sistem pelatihan
integratif.
dikonsumsi berkualitas baik dari segi proses dan hasil dari pengolahan
yang dilakukan oleh pihak institusi itu sendiri yang dikenal sebagai
dilakukan oleh pihak lain yang memanfaatkan jasa boga atau catering
RI, 2007).
b. Perencanaan Menu
baik, aspek komposisi, warna, rasa, rupa, dan kombinasi masakan yang
supervisor.
yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga yang benar.
1) Blind receiving atau cara buta, adalah suatu cara dimana petugas
bahan makanan adalah tepat tempat, tepat waktu, tepat mutu, tepat
persyaratan.
makanan.
jumlah yang sesuai dengan menu yang berlaku, standar porsi dan
jumlah konsumen.
(Mukrie, 1990).
4) Bebas dari bahan potensial dan zat yang berbahaya bagi tubuh
(BTP).
aturan penilaian.
i. Pendistribusian Makanan
makanan adalah:
1. Adanya bon permintaan bahan makanan
makanan