Anda di halaman 1dari 7

Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 7, No.

2, November 2018 44

PERSEPSI SANTRI TENTANG PENYELENGGARAAN MAKAN DI


PONDOK PESANTREN HUSNUL KHOTIMAH KABUPATEN KUNINGAN

Luthfy Noorhafizh Firdaus, Tati Setiawati, Ai Nurhayati


luthfynoorhafizh@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya santri yang tidak mengikuti proses
penyelenggaraan makan di pondok pesantren dan melakukan katering diluar pondok. Tujuan
penelitian untuk memperoleh data mengenai persepsi santri tentang proses penyajian makanan, menu,
bumbu, dan porsi makanan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan sampel sebanyak
82 santri. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi santri tentang penyelenggaraan makan ditinjau
dari proses penyajian makanan, menu dan porsi makanan termasuk dalam kategori kurang baik,
sedangkan bumbu makanan termasuk dalam kategori cukup baik. Secara umum mengenai persepsi
santri tentang penyelenggaraan makan di Pondok Pesantren Husnul Khotimah termasuk dalam
kategori kurang baik. Saran ditujukan kepada petugas dapur agar dapat meningkatkan kualitas
makanan.

Kata kunci : Persepsi, Santri, Penyelenggaraan makan

PENDAHULUAN pendistribusian makanan kepada


Pondok Pesantren merupakan konsumen dalam rangka pencapaian
salah satu lembaga Pendidikan status yang optimal melalui pemberian
Nonformal yang melaksanakan makanan yang tepat dan termasuk
kegiatan Pendidikan. Pondok kegiatan pencatatan, pelaporan, dan
pesantren adalah tempat tinggal para evaluasi bertujuan untuk mencapai
santri sekaligus tempat santri status kesehatan yang optimal melalui
menuntut ilmu. Lembaga pendidikan pemberian makan yang tepat.
Pondok Pesantren diklasifikasikan Berdasarkan penjajagan yang
dalam 2 jenis yaitu Pondok Pesantren dilakukan oleh peneliti di Pondok
salaf (tradisional) dan Pondok Pesantren Husnul Khotimah, seluruh
Pesantren khalaf (modern). Pondok kegiatan penyelenggaraan makan dari
Pesantren Husnul Khotimah desa perencanaan menu hingga penyajian
Maniskidul kabupaten Kuningan Jawa makan semuanya dilakukan oleh pihak
Barat merupakan salah satu lembaga lembaga dan santri tidak ikut campur
pendidikan Pondok Pesantren modern sama sekali. Kegiatan makan
yang di dalamnya menyelenggarakan dilakukan terfokus di sebuah tempat
pendidikan secara terpadu dan khusus dimana tersedia banyak meja
penyediaan kebutuhan makan santri dan kursi untuk menampung seluruh
diselenggarakan oleh lembaga santri ketika makan. Cara penyajian
pesantren. makannya yaitu santri mengantri dan
Penyelenggaraan makanan menukarkan kupon dengan tray yang
adalah suatu proses menyediakan berisi lauk lalu mengambil nasi yang
makanan dalam jumlah besar dengan berada pada termos nasi sesuai
alasan tertentu (Moehyi, 2002, hlm. keinginan. Setiap harinya santri diberi
2). Sedangkan (Depkes, 2007, hlm. tiga buah kupon untuk ditukar dengan
12) menjelaskan bahwa menu makan pagi, siang, dan malam.
penyelenggaraan makanan adalah Menu penyelenggaraan makan
rangkaian kegiatan mulai dari ditentukan oleh pihak penyelenggara
perencanaan menu sampai dengan dimana dalam sekali makan Santri
45

mendapatkan satu jenis lauk-pauk atau melalui pemberian makanan yang


sayuran misalnya pagi nasi dengan tepat dan termasuk kegiatan
telur orak arik, siang nasi dengan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
ayam goreng, malam nasi dengan bertujuan untuk mencapai status
sayur sop. Sedangkan idealnya menu kesehatan yang optimal melalui
makan itu terdiri dari karbohidrat, pemberian makan yang tepat.
protein hewani, protein nabati, vitamin Persepsi merupakan “suatu
dan mineral, misalnya nasi dengan proses pengorganisasian,
tempe goreng, ayam kecap, capcay, penginterpretasian terhadap stimulus
buah dan susu. yang diterima oleh organisme atau
Dari penjajagan yang individu sehingga menjadi sesuatu
dilakukan peneliti pada beberapa yang berarti, dan merupakan aktivitas
santri Pondok Pesantren Husnul yang integrated dalam diri individu.
Khotimah mengenai penyelenggaraan Respon sebagai akibat dari persepsi
makan, didapat santri yang kurang dapat diambil oleh individu dengan
menyukai menu yang disajikan berbagai macam bentuk” (Bimo
sehingga lebih memilih makan di Walgito, 2004, hlm. 70). Persepsi
tempat lain, seperti kantin dan warung merupakan suatu proses
makan bahkan terdapat santri yang menginterpretasikan atau menafsir
memilih mengikuti katering diluar informasi yang diperoleh melalui
pondok pesantren. Dari latar belakang sistem alat indera manusia (Suharman,
masalah di atas peneliti sebagai 2005, hlm 23). Menurut Suharman ada
mahasiswa prodi Pendidikan Tata tiga aspek di dalam persepsi yang
Boga konstentrasi Katering yang telah dianggap relevan dengan kognisi
mempelajari mata kuliah Katering manusia, yaitu pencatatan indera,
Lembaga ingin mengetahui sejauh pengenalan pola, dan perhatian. Dari
mana “Persepsi Santri tentang beberapa penjelasan tersebut dapat
Penyelenggaraan Makan di Pondok ditarik suatu kesamaan pendapat
Pesantren Husnul Khotimah bahwa persepsi merupakan suatu
Kabupaten Kuningan”. proses yang dimulai dari penglihatan
Secara garis besar, hingga terbentuk tanggapan yang
Penyelenggaraan makanan adalah terjadi dalam diri individu sehingga
suatu proses menyediakan makanan individu sadar akan segala sesuatu
dalam jumlah besar yang di dalamnya dalam lingkungannya melalui indera-
terdapat serangkaian kegiatan dari indera yang dimilikinya.
perencanaan anggaran biaya, Santri adalah peserta didik
perencanaan menu, pengadaan bahan yang berada di pondok pesantren
makanan, penyimpanan bahan dimana penyelenggaraan makan setiap
makanan, mengolah makanan, sampai harinya diberikan oleh pihak pengelola
dengan penyajian dan pendsistribusian pondok. Proses penyelenggaraan
makanan. Depkes (2007, hlm 10) makan meliputi perencanaan anggaran
menjelaskan bahwa penyelenggaraan hingga penyajian makan, karena di
makanan adalah rangkaian kegiatan pondok pesantren Husnul Khotimah
mulai dari perencanaan menu sampai santri tidak terlibat dalam proses
dengan pendistribusian makanan pengolahan makanan maka dari itu
kepada konsumen dalam rangka persepsi santri hanya seputar proses
pencapaian status yang optimal penyajian makan dan makanan itu
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 7, No. 2, November 2018 46

sendiri. Kabupaten Kuningan, mengolah data


Ruang lingkup dari dan menafsirkan data. Setelah data
penelitian ini akan sebatas proses terkumpul proses selanjutnya yaitu
penyajian dan makanannya, karena pengolahan data melalui proses
santri mengkonsumsi tanpa terlibat perhitungan data terlebih dahulu
kegiatan penyelenggaraan makan sebelum akhirnya dilakukan
lainnya. Persespi santri pun hanya penafsiran data. Rumus perhitungan
seputar persepsi makanan yang di data yang digunakan adalah dengan
dalamnya ada persepsi penyajian, menurut Ridwan (2012, hlm. 14) dan
menu, persepsi bumbu, dan persepsi disesuaikan dengan permasalahan
porsi makanan. dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut
METODE
Metode penelitian yang Skor ideal = dimana n adalah
digunakan dalam penelitian ini adalah (skor tertinggi) jumlah responden
penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu = 82 x 4 = 328
metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat potivisme, digunakan Skor aktual
untuk meneliti pada sampel tertentu, =
teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian. pengunaan
Keterangan :
metode deskriptif kuantitatif dipilih
fsl : frekuensi responden yang menjawab
karena penelitian ini bertujuan selalu
memperoleh pemaparan yang objektif fsr : frekuensi responden yang menjawab
khususnya mengenai persepsi dan sering
harapan santri tentang fjr : frekuensi responden yang menjawab
penyelenggaraan makan di pondok jarang
Pesantren Husnul Khotimah ftp : frekuensi responden yang menjawab
kabupaten Kuningan. Populasi pada tidak pernah.
penelitian ini adalah para santri di
Pondok Pesantren Husnul Khotimah Penafsiran data yaitu mengolah
Kabupaten Kuningan. Sampel yang data setelah diperhitungkan, kemudian
digunakan pada penelitian ini adalah dianalisis dengan menggunakan
santri MTs yang ada di pondok kriteria berdasarkan batasan-batasan
pesantren Husnul Khotimah kabupaten menurut para ahli. Penafsiran data
Kuningan dengan minimal sebanyak pada penelitian ini dibagi data yang
82 santri.. Jenis instrumen yang telah diperhitungkan kemudian
digunakan pada penelitian ini adalah dianalisis dengan menggunakan
angket atau kuesioner yang harus kriteria, antara lain Tidak Pernah (82-
dijawab oleh responden. 142), Jarang (143-204), Sering (205 -
Analisis data dilakukan dengan 296), dan Selalu (297-328).
mengumpulkan data angket mengenai
persepsi santri tentang HASIL DAN PEMBAHASAN
penyelenggaraan makan di Pondok
Pesantren Husnul Khotimah
47

A. Proses Penyelenggaraan Makan Berdasarkan data pada grafik


Di Pondok Pesantren Husnul diatas, menyatakan bahwa hasil
Khotimah rata-rata skor terkait proses
Pondok pesantren Husnul penyajian makanan di Pondok
Khotimah merupakan pondok Pesantren Husnul Khotimah
pesantren khalaf atau modern yang Kabupaten Kuningan adalah 182,
menyelenggarakan tipe sekolah umum yang termasuk dalam kategori
yang terbagi menjadi empat kategori kurang baik. Hal ini dikarenakan
yaitu MTs ikhwan (laki-laki), MTs kebersihan makanan yang
akhwat (perempuan), MA ikhwan dan disajikan masih terdapat berbagai
MA akhwat. Pondok pesantren Husnul pencemaran pada makanan seperti
Khotimah menggunakan sistem kerikil pada nasi ataupun ulat pada
swakelola dalam penyelenggaraan sayur, tempat penyajian makanan
makannya, yang dimana seluruh santri masih kurang bersih seperti
proses dari mulai perencanaan makan lantai yang kotor dan meja tidak
hingga penyajian dilakukan oleh pihak ditutupi dengan taplak meja, kain
pondok. putih, ataupun plastik, kurang
Proses penyelenggaraan makan baiknya penataan makanan yang
di pondok pesantren Husnul Khotimah dihidangkan, serta petugas penyaji
adalah sebagai berikut : yang masih kurang baik dalam
1. Perencanaan anggaran belanja kebersihan berpenampilan dan tata
makanan cara berperilaku. Meskipun seperti
2. Perencanaan menu itu, kabaersihan peralatan ketika
3. Pengadaan bahan makanan makanan disajikan dan peralatan
4. Penyimpanan bahan makanan makan yang digunakan sudah
5. Penyiapan bahan makanan untuk cukup baik. Maka dari itu, perlu
dimasak adanya perbaikan dalam menjaga
6. Mengolah dan Memasak Makanan makanan yang disajikan, tempat
7. Penyajian Makanan menyajikan makanan, dan petugas
penyaji makanan agar tetap rapi,
B. Pengolahan Data Hasil bersih, dan higienis.
Penelitian dan Pembahasan
1. Persepsi Santri Tentang Proses 2. Persepsi Santri Tentang Menu
Penyajian Makanan di Pondok Makanan di Pondok Pesantren
Pesantren Husnul Khotimah Husnul Khotimah
Keterangan:
1 = Makanan terhindar dari pencemaran Proses Penyajian Makanan
2 = Peralatan makanan senantiasa bersih
3 = Kebersihan tempat penyajian makanan 400 236
4 = Meja ditutup dengan taplak meja, kain 189 235 194 171 191 156
200 82
putih, atau plastik
5 = Peralatan makanan telah dicuci bersih 0
6 = Petugas senantiasa sopan dan 1 2 3 4 5 6 7 8
berperilaku baik
7 = Petugas berpenampilan baik dan bersih Indikator
8 = Penataan makanan yang dihidangkan
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 7, No. 2, November 2018 48

penggunaan bumbu yang


menghasilkan rasa yang enak dan
aroma yang sedap, selalu dihidangkan
bumbu instan seperti kecap dan saos,
serta makanan yang dihidangkan
menggunakan bumbu merah, bumbu
putih, ataupun bumbu kuning yang
cukup baik agar makanan lebih
menarik dan variatif. Akan tetapi,
aroma dari bumbu yang dihasilkan
masih kurang sedap dan penggunaan
Keterangan: bumbu pada makanan yang masih
1 = Warna makanan 5 = Kreasi pada belum bervariasi sehingga rasa dan
menarik potongan makanan aroma makanan kurang variatif. Maka
2 = Tekstur nasi 6 = Ukuran potongan
dari itu, perlu adanya perbaikan dalam
pada hidangan
3 = Ketepatan tekstur 7 = Suhu makanan
menjaga dan meningkatkan rasa dan
lauk aroma makanan yang disajikan agar
4 = Ketepatan tekstur 8 = Penyajian mampu menggugah selera dan nafsu
sayur makanan menarik makan para santri meningkat.
Berdasarkan data pada grafik
diatas, menyatakan bahwa hasil rata-
rata skor terkait menu makanan di
Pondok Pesantren Husnul Khotimah
adalah 189, yang termasuk dalam
kategori kurang baik. Hal ini
dikarenakan tekstur lauk yang
dihidangkan kurang renyah, kurang
empuk, terlalu kering, atau terlalu
empuk, tidak pernah adanya kreasi
pada potongan makanan, serta tidak
pernah diberi hiasan atau garnish pada Keterangan:
makanan. Meskipun seperti itu, 1 = Rasa enak dari 5 = Penggunaan
kombinasi warna makanan, tekstur bumbu makanan bumbu dasar
nasi, tekstur sayur, potongan pada merah dalam 1
hidangan, serta suhu makanan yang minggu
dihidangkan masuk dalam kategori 2 = Aroma sedap 6 = Penggunaan
cukup baik. Maka dari itu, perlu dari bumbu bumbu dasar putih
makanan dalam 1 minggu
adanya perbaikan dalam menjaga dan 3 = Variasi 7 = Penggunaan
meningkatkan kualitas makanan yang penggunaan bumbu bumbu dasar kuning
disajikan agar nafsu makan para santri dalam 1 minggu
meningkat. 4 = Dihidangkan
bumbu instan
1. Persepsi Santri Tentang Bumbu (kecap/saos)
Makan di Pondok Pesantren Husnul
Khotimah
Berdasarkan data pada grafik diatas, 2. Persepsi Santri Tentang Porsi
menyatakan bahwa hasil rata-rata skor Makan di Pondok Pesantren Husnul
terkait bumbu makanan di Pondok Khotimah
Pesantren Husnul Khotimah adalah Berdasarkan data pada grafik diatas
213, yang termasuk dalam kategori menyatakan bahwa hasil rata-rata skor
cukup baik. Hal ini dikarenakan terkait porsi makanan di Pondok
49

Pesantren Husnul Khotimah adalah Persepsi Penyelenggaraan Makan


182, yang termasuk dalam kategori di Pondok Pesantren Husnul Khotimah
kurang baik. Hal ini dikarenakan meliputi persepsi tentang penyajian
kurangnya porsi protein hewani makanan, persepsi tentang menu
(daging/ ikan), sayuran saat makanan, persepsi tentang bumbu
penyelenggaraan makan, serta porsi makanan, dan persepsi tentang porsi
buah dan susu yang jarang sekali makanan secara umum didapatkan skor
dihidangkan saat penyelenggaraan didapatkan skor 191 yang berada pada
makan. meskipun seperti itu, porsi nasi kriteria kurang baik. Seperti yang
dan pro tein nabati sudah cukup baik disajikan pada diagram persepsi santri
memenuhi asupan gizi para santri. tentang penyelenggaraan makan diatas
Maka dari itu, perlu adanya perbaikan mengemukakan bahwa persepsi tentang
dalam menjaga porsi makanan yang penyelenggaraan makan berkaitan dengan
disajikan agar asupan makan para persepsi bumbu berada pada kriteria
santri tercukupi. cukup baik. Sedangkan yang berada pada
kriteria kurang baik meliputi persepsi
penyajian, persepsi menu dan perspsi
porsi. Hal ini mengakibatkan banyak
santri yang merasa kurang puas terhadap
penyelenggaraan makan yang dilakukan
oleh pihak pondok pesantren sehingga
hasil yang didapat masih masih kurang
optimal, padahal asupan makanan sangat
mendukung dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan santri. untuk mencapai
penyelenggaraan makan yang baik maka
harus didukung oleh adanya tenaga ahli di
Keterangan:
1 = Porsi nasi 5 = Porsi susu bidang Tata Boga untuk membantu
2 = Porsi protein 6 = Pemberian susu menghitung kecukupan pemenuhan
hewani standar gizi dan keamanan makanan dan
3 = Porsi protein pihak pondok pesantren memiliki tenaga
nabati khusus untuk mengawasi secara langsung
4 = Porsi sayuran proses menyelenggaraan makan.

Diagram Persepsi Santri Tentang KESIMPULAN


Penyelenggaraan Makan di Pondok Berdasarkan hasil olah data
Pesantren Husnul Khotimah penelitian Persepsi Santri tentang
Kabupaten Kuningan
Penyelenggaraan Makan di Pondok
Pesantren Husnul Khotimah Kabupaten
Kuningan, meliputi persepsi tentang
penyajian makanan, persepsi tentang
182 182
menu makanan, persepsi tentang bumbu
makanan, dan persepsi tentang porsi
213 189 makanan secara umum berada pada
kriteria kurang baik sehingga perlu
adanya perbaikan agar meningkatkan
kualitas penyelenggaraan makan
Penyajian Makanan Menu Makanan tersebut.
Bumbu Makanan Porsi Makanan
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 7, No. 2, November 2018 50

REFERENSI Penyakit dan Penyehatan


Lingkungan
Bimo, Walgito. (2004). Pengatantar Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan
Psikologi Umum. Yogyakarta: Makanan Institusi Dan Jasa boga.
370 WAL p Jakarta: Bhratara
Depkes RI. (2007). Pedoman Ridwan. (2012). Metoda dan Teknik
Pengelelolaan Higiene Sanitasi Menyusun Tesis. Bandung:
Makanan di Rumah Tangga. Alfabeta
Jakarta: Direktorat Penyehatan Suharman. (2005). Psikologi Kognitif.
Lingkungan Ditjen Pengendalian Surabaya: Srikandi

Anda mungkin juga menyukai