Anda di halaman 1dari 9

DEKOMPOSISI LIMBAH ORGANIK

Oleh : Dr.Ir.Yuli Astuti Hidayati,MP

A. PENDAHULUAN
Limbah organic merupakan limbah yang berasal dari mahluk hidup, misalnya berasal dari tanaman
(rumput, daun-daunan) atau hewan (feses ternak, urin, darah, bulu, dll). Limbah organic tersusun
dari bahan organic berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Limbah organic yang akan dibahas di
sini adalah limbah dari industri peternakan berupa feses, urin, dan sisa pakan, yang dapat terurai
melalui aktivitas mikroorganisme (biodegradable

Dekomposisi limbah artinya senyawa organic kompleks yang terkandung dalam limbah akan
diubah menjadi senyawa sederhana.
Dekomposisi limbah artinya komposisi di dalam limbah tersebut akan dirubah.
Bagaimana perubahan tersebut terjadi ?
Perubahan komposisi limbah tersebut bisa terjadi melalui beberapa proses yaitu proses fisik, kimia
dan biologi. Proses fisik, dengan cara pemanasan yaitu dengan memanaskan limbah maka
komposisinya akan berubah, lalu dg cara mencacah limbah dapat memperkecil ukuran partikel dan
dapat memperluas permukaan dari limbah tersebut, kemudian dilanjutkan dengan proses yang lain.
Proses kimia, dengan menambahkan zat kimia tertentu misalnya asam atau basa kuat (HCl, HNO3,
NaOH) maka komposisi limbah akan berubah. Proses biologi, yaitu dengan cara memanfaatkan
enzim dari mikroorganisme dengan proses aerob maupun anaerob.
Bakteri akan memecah senyawa organic komplek seperti karbohidrat, protein dan lemak
menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam organik, asam amino, asam lemak). Pada kondisi
aerob, bakteri melakukan respirasi untuk mereduksi senyawa organic menjadi CO2 dan air. Proses
ini akan berlangsung sangat cepat bila terdapat banyak molekul oksigen. Pada kondisi anaerob,
bakteri memecah senyawa organic menjadi asam-asam sederhana yang diikuti dengan fermentasi
asam-asam tersebut menjadi CH4, H2S, NH3 dan CO2.
Modul tentang dekomposisi limbah ini akan mengantarkan mahasiswa pada pengertian
dekomposisi limbah, proses dekomposisi dan hasil dekomposisi. Pemahaman tentang dekomposisi
limbah dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan pemahaman yang memadai hakekat
perubahan komposisi bahan organik limbah.
B. CPMK.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dekomposisi bahan organic limbah
2. Mahasiswa mampu menguraikan tentang proses dekomposisi bahan organic limbah
3. Mahasiswa mampu menguraikan tentang produk yang dihasilkan dari proses
dekomposisi bahan organic limbah

C. SUB CPMK
Mampu menjelaskan, proses dan produk yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organic
limbah

D. KEGIATAN BELAJAR .

PENGERTIAN DEKOMPOSISI
Dekomposisi dapat didefinisikan oleh beberapa sumber sebagai berikut:
1. Merupakan proses perubahan secara fisik maupun secara kimiawi yang sederhana oleh
mikroorganisme tanah, dan terkadang disebut mineralisasi
2. Menurut KBBI Dekomposisi adalah : proses perubahan menjadi bentuk yang lebih sederhana;
penguraian
3. Dekomposisi bahan organik merupakan proses perombakan bahan organik yang dilakukan
oleh sejumlah mikroorganisme dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana yang terjadi di dalam tanah.
4. Misra, Roy, dan Hirauka (2003), menyatakan bahwa dekomposisi bahan organik adalah
proses perombakan bahan organik oleh mikrobia dalam kondisi yang terkontrol.
Proses perombakan bahan organik juga menyebabkan penyusutan volume bahan organik.
Penyusutan volume terjadi akibat perubahan ukuran partikel bahan organik yang semakin kecil,
semakin besar penyusutan volume bahan organik maka akan menghasilkan bahan organik yang
lebih sedikit (Sitepu, 2013).
Proses penguraian bahan organic oleh mikroorganisme dapat dalam kondisi AEROB dan
ANAEROB, jika dalam kondisi aerob, maka hasil yang diperoleh adalah CO2 dan H2O,serta
garam nitrat, phosphate, sulfat, pada proses aerobic tidak menimbulkan bau.
Organic matter + O2 + Nutrients Biomass + CO2 + H2O
Jika dalam kondisi anaerob, bahan organic komplek diubah menjadi asam organic dan kemudian
dihasilkan CH4 , H2S, NH3 dan CO2 (Gambar 1).

Gambar 1. Proses Penguraian Manure dalam kondisi Anaerob.

Kandungan bahan organik limbah ternak pada dasarnya tergantung pada jenis pakan,
pengelolaan feses dan umur feses. Setelah ekskresi, feses terurai secara alami; padatan tersuspensi
yang terkandung dalam feses dihidrolisis menjadi unsur-unsur terlarut dan biodegradasi oleh
mikroorganisme terjadi. Penguraian feses ini dipengaruhi oleh jumlah oksigen, pH dan suhu.
TAHAPAN DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK LIMBAH :
Tahap I
Ditandai dengan menghilangnya kandungan oksigen, kemudian urea, ammonia dan hasil
dekomposisi lainnya sebagian teroksidasi, akibatnya limbah tersebut menjadi ANAEROB.
Tahap II
Berlangsung dalam kondisi anaerob. Protein dipecah menjadi urea, ammonia, merkaptan,
hydrogen sulfide, asam alifatik dan aromatic, amina dan amida ; dan lemak dipecah menjadi
asam-asam lemak, air, CO2, hydrogen, NH4 dan senyawa lain, sedangkan karbohidrat akan
diubah menjadi alkohol, aldehid dan berbagai jenis asam ditambah dengan CO2, hydrogen, NH4
dan senyawa lain.
Tahap III
Oksidasi atau nitrifikasi dari hasil dekomposisi menjadi nitrat dan nitrit yang bersifat stabil dan
dapat digunakan oleh tumbuhan.
Degradasi asam amino, asam lemak dan alkohol secara biologis menghasilkan merkaptan, amino
dan amida, karbonil dan ester.
Bagan penguraian limbah organik asal feses ternak ditampilkan pada Gambar 2.

DEKOMPOSISI KARBOHIDRAT ( C, H, O)
Seluruh senyawa karbon, hydrogen dan oksigen dimana hydrogen dan oksigen terdapat
dalam ratio 2:1, Karbohidrat dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar tergantung pada
kompleksitas strukturnya, yaitu :
1. Gula sederhana,
2. Gula komplek atau disakarida,
3. Polisakarida
Diantara monosakarida, gula sangat menarik dalam pengolahan limbah. Gula
mengandung gugus karbonil dalam bentuk aldehida dan biasanya merupakan satu-satunya produk
ketika disakarida atau polisakarida dihidrolisis. Gula dioksidasi oleh bakteri aerob dan
difermentasi dalam kondisi anaerob akan membentuk asam organic.
Gugus polisakarida yang diminati dalam pengolahan limbah ternak adalah pati dan
selulosa. Starch (pati) memiliki rumus umum (C6H12O6)x dan terdapat dalam berbagai macam
produk yang ditanam untuk keperluan makanan, seperti jagung, gandum, kentang. selulosa
memiliki rumus umum yang sama dengan pati tetapi berbeda dalam strukturnya. Selulosa
membentuk struktur serat dalam jumlah banyak dan dengan demikian terkandung dalam sebagian
besar produk limbah ternak. Sebagai langkah pertama Pati dan Selulosa akan hidrolisis oleh
mikroorganesme menjadi glukosa. Molekul glukosa selanjutnya direduksi oleh aktivitas bakteri
menjadi alkohol, aldehida dan keton, asam organik, dan akhirnya menjadi karbon dioksida,
metane dan air.

Dekomposisi karbohidrat :
Karbohidrat gula sederhana asam organik CO2
Gambar 2. Alur Dekomposisi Pada Limbah Ternak

DEKOMPOSISI PROTEIN ( C,H,O,N,S,P)


Protein merupakam suatu struktur yang mengandung karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen
dan beberapa diantaranya mengandung fosfor dan sulfur. Seperti hal nya polisakarida, yang
tersusun dari unit glukosa, protein juga dibentuk dari asam amino. Asam amino, penyusun protein,
semuanya memiliki gugus amino (-NH2) yang terikat pada atom alfa-karbon serta radikal asam (-
COOH), dan dengan demikian dinamakan asam amino. Degradasi biologis materi protein terjadi
melalui hidrolisis, berlangsung secara bertahap sampai protein dipecah menjadi asam amino.
Protein merupakan penyebab utama terjadinya bau karena adanya proses pembusukan dan
penguraian
Dekomposisi protein :
Protein peptida asam amino senyawa amonium
Ammonia (NH4)
Amonia akan mengalami nitrifiksi menjadi nitrat
NH4+ + 2 O2 NO3- + 2 H+ + H2O
Sebagian dari amonia yang dihasilkan akan digunakan oleh bakteri untuk sintesis bahan selnya.
Sintesis amonia menjadi protoplasma sel bakteri dengan reaksi berikut :
NH4+ + 4 CO2 + HCO3 + H2O NO2 + C5H7O2 + 5 O2

Mikroba yang ada di dalam air limbah akan menggunakan oksigen untuk mengoksidasi bahan
organik menjadi energi, bahan buangan serta gas.
Bila tidak ada oksigen dan nitrat yang terlarut, sulfat akan berperan sebagai sumber oksigen bagi
reaksi oksidasi secara biologis yang terjadi dalam kondisi anaerob.
Pada kondisi aerob, ion sulfat direduksi menjadi ion sulfide yang kemudian bereaksi dengan ion
hydrogen membentuk senyawa sulfida.
Bahan organik + O2 CO2 + NH3 + energi + bahan buangan dan bakteri baru
Bila bahan organic yang belum diolah dan dibuang ke badan air, maka bakteri akan menggunakan
oksigen untuk proses pembusukannya.
Oksigen diambil dari yang terlarut di dalam air dan apabila suplai oksigen tidak seimbang dengan
kebutuhannya maka oksigen yang terlarut akan turun mencapai titik nol, dampaknya kehidupan
dalam air akan mati.

DEKOMPOSISI LEMAK ( C, H, O) :
Lemak, seperti hal nya karbohidrat, tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen dan merupakan
ester dari trihidroksi alkohol, gliserol. Bakteri menggunakan lemak sebagai sumber zat makanan
dan menghidrolisisnya menjadi asam lemak dan alkohol. asam lemak bebas ini dan yang
dihasilkan dalam deaminisasi asam amino mengalami pemecahan lebih lanjut menurut teori
oksidasi beta knoops di mana asam asetat dipecah dari asam aslinya. Asam asetat dioksidasi
menjadi karbon dioksida dan metana.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEKOMPOSISI


Faktor-faktor yang memengaruhi proses dekomposisi, antara lain :
1. Aerasi : aerasi sangat diperlukan untuk mengurangi kadar air yang tinggi pada bahan
organik dalam proses dekomposisi sehingga kondisi anaerob dapat dihindari. Ketersediaan
oksigen yang ideal pada proses dekomposisi adalah 10-18%;
2. Kelembaban : kelembaban juga diperlukan untuk mendukung aktivitas metabolisme
mikrob. Kadar air yang ideal adalah 40-65%;
3. C/N rasio : nilai C/N juga memengaruhi proses dekomposisi yang menunjukkan umur dan
kematangan bahan baku. Nilai C/N bahan baku yang optimal antara 25:1 dan 30:1;
4. pH : Selama proses dekomposisi terjadi mineralisasi nitrogen organik menjadi nitrogen
amonia yang menyebabkan nilai pH meningkat, sedangkan penurunan pH disebabkan oleh
suhu dan produksi asam-asam organik yang meningkat. pH ideal dalam proses
dekomposisi adalah antara 6-8;
5. Tinggi timbunan bahan, metabolisme mikrobia dalam tumpukan juga menimbulkan energi
dalam bentuk panas (Misra et al., 2003)

MINERALISASI BAHAN ORGANIK.


Mineralisasi yaitu proses pelepasan unsur hara yang berasal dari proses biokimia yang
mengkonversi bahan organik menjadi anorganik.
Peran bahan organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas dengan proses
mineralisasi yang merupakan tahap akhir dari proses perombakan bahan organik. Dalam proses
mineralisasi akan dilepas mineral-mineral hara tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg,dan S,
serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil.
Mineralisasi Nitrogen
Bahan organik sumber nitrogen (protein) pertama-tama akan mengalami peruraian menjadi asam-
asam amino yang dikenal dengan proses aminisasi, yang selanjutnya oleh sejumlah besar mikrobia
heterotrofik mengurai menjadi amonium yang dikenal sebagai proses amonifikasi. Amonifikasi ini
dapat berlangsung hampir pada setiap keadaan, sehingga amonium dapat merupakan bentuk
nitrogen anorganik (mineral) yang utama dalam tanah (Nelson, W.L., Tisdale, S.L., Nelson, W.L.,
1975).
Tahap Mineralisasi senyawa Nitrogen organic :
1. Aminasi : Protein R –NH2+ CO2 + senyawa lain dan energy
2. Amonifikasi : R –NH2 + H2O NH3 + ROH + energy
Ammonia yang dihasilkan akan berubah menjadi :
a. NH3 diubah menjadi nitrit atau nitrat. Proses ini terkenal dengan proses nitrifikasi.
b. Bergabung dengan air menjadi ammonium, kemudian diserap oleh akar tanaman.
c. Digunakan oleh mikroba lagi sehingga ammonium tak tersedia oleh tanaman, proses ini
adalah immobilisasi.
d. Kadang-kadang difikasi
3. Nitrifikasi : NH4 yang dibebaskan oleh mikroba diubah menjadi nitrat.
Oksidasi ammonium menjadi nitrit yang dilakukan oleh bakteri eutrotof obligat
nitrosomonas. dan dalam waktu cepat nitrit yang terbentuk dari nitritasi diikuti dengan
tingkat berikutnya, yakni nitratasi yang dilakukan oleh bakteri nitrobakter.

Mineralisasi Carbon
Tanaman berklorofil mengambil unsur karbon berupa CO2 dari udara bebas (atmosfir). Klorofil
mampu menyerap energi cahaya (terutama sinar matahari) dan mengunahnya menjadi energi
kimia. Energi tersebut digunakan untuk mengubah CO2 menjadi senyawa organik termasuk
karbohidrat
6 CO2 + 6 H2 C6H12O6 + 6 H2O
Dengan adanya daur (siklus) yang menghasilkan CO2, maka kadar gas tersebut relatif stabil

Mineralisasi Phosfor
Phosfor bersama-sama dengan nitogen dan kalium, digolongkan sebagai unsur-unsur utama
walaupun diabsorpsi dalam jumlah yang lebih kecil dari kedua unsur tersebut. Tanaman biasanya
mengabsorpsi P dalam bentuk H2PO4- dan sebagian kecil dalam bentuk sekunder HPO42-.
Hasil akhir mineralisasi bahan organik menghasil C (CO2), N dan P dengan perbandingan C : N :
P adalah 100 : 10 : 1

Mineralisasi Kalium.
Kalium berasal dari pelapukan bahan organic yang mengandung mineral K. Beberapa
mikroorganisme yang mampu memanfaatkan komponen bahan organik diantaranya adalah
bakteri, fungi, dan aktinomicetes. Bakteri heterotrof meliputi sebagian besar organisme dalam
tanah. Pertumbuhannya tergantung dari bahan- bahan organik sebagai sumber energinya dan
terutama berhubungan dengan dekomposisi selulosa, hemiselulosa, zat tepung, protein dan bahan
nitrogen lainnya serta lemak sebagai bahan makanannya
E. Latihan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dekomposisi bahan organic limbah!
2. Jelaskan Dekomposisi Karbohidrat!
3. Jelaskan apa yang dimaksud Mineralisasi Bahan Organik!

Daftar Pustaka

Matthieu Girard, Joahnn H. Palacios, Martin Belzile, Stéphane Godbout and Frédéric Pelletier.
2013. Biodegradation in Animal Manure Management. Chapter 10. Engineering and
Technology. http://dx.doi.org/10.5772/56151

Robert D Nielson. 1992. Role of Soils in Waste Management. Chapter 5. Agricultural Waste
Management Field Handbook.

Anda mungkin juga menyukai