Anda di halaman 1dari 2

Judul Khotbah : Dosa Nadab dan Abihu

Teks : Im 10 : 1-2 “Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing


mengambil perbaraannya, membubuhkan api ke dalamnya serta menaruh ukupan di
atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan Tuhan api
yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari
hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan Tuhan.”

Pembukaan : Didalam kitab imamat ini sebenarnya lebih banyak menjelaskan mengenai aturan-
aturan ritual-ritual para imam, didalam pasal ini mencatat suatu kejadian yang
melibatkan dua putra harun yaitu nadab dan abihu. Apa yang terjadi dengan mereka
dan apa pelajaran yang kita ambil dari mereka berdua supaya menjadi awasan bagi
kehidupan kita saat ini.

Kalimat proposisi : Kekudusan Allah adalah sesuatu yang absolut dan tidak bisa dipermainkan.

Kalimat tanya : Pelajaran apa yang dapat kita ambil mengenai kekudusan Allah?

Kalimat peralihan : Apa yang menyebabkan Nadab dan Abihu kena murka nya Allah?

Isi khotbah : 1. Mereka mempersembahkan api yang tidak diperintahkan oleh Tuhan - Im 10:1

• Ini disebut api "aneh" (lih. KJV, NASB) NIV menerjemahkannya sebagai api
yang "tidak sah".
• Penting untuk diperhatikan adalah bahwa itu adalah sesuatu yang tidak
diperintahkan oleh Tuhan!

2. Mereka memasukkan bara panas ke dalam pedupaan mereka yang bukan berasal
dari mezbah korban bakaran - lih. Im 16:12; Kel 30:9

• Mereka mempersembahkan sesuatu yang tidak diperintahkan Allah Kel 30:9


• Mereka merendahkan kekudusan Allah Kel 10:8-11

3. Upaya mereka untuk memasuki Tempat Kudus pada waktu yang tidak tepat
Imamat 16:1-2

• Mereka yang mendekati Tuhan harus menganggap Dia sebagai "kudus" - Im


10:3a "Kudus" berarti "memisahkan, menguduskan"; yaitu, untuk
memperlakukan sebagai khusus
• Ternyata tindakan Nadab dan Abihu tidak menghormati Tuhan. Tuhan harus
"dimuliakan" sebelum semuanya - Im 10:3b Kata ini berarti "menghormati"
Oleh karena itu, tindakan Nadab dan Abihu tidak memuliakan Tuhan

Kesimpulan : Sangat mudah bagi kita untuk “berpuas diri” dalam pelayanan kita kepada Tuhan
dan itu terlihat dalam ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan.

kita mulai mempersembahkan dalam ibadah BAGAIMANA kita mau dan KAPAN
kita mau (mulai menggampangkan, asal-asalan dan meremehkan). Daripada
menganggap Dia sebagai yang Kudus dan memuliakan Dia sebagaimana Dia layak
dengan melakukan persis seperti yang Dia perintahkan.

Jadi ibadah kita adalah salah satu kenyamanan bukan keyakinan! Kita perlu
diingatkan kejadian seperti yang menimpa Nadab dan Abihu.

Untuk selalu merendahkan diri kita di hadirat Tuhan dan Untuk mengingatkan kita
akan keseriusan melayani Tuhan

Apakah kita menganggap Tuhan itu kudus, dan memuliakan Dia dengan benar dalam
pelayanan kita kepada-Nya? Apakah kita melayani Dia terlebih dahulu? Bahkan di
atas orang-orang terdekat kita?

Semoga dengan mempelajari kejadian yang menimpa kedua putra harun ini Nadab dan Abihu dapat
menjadi awasan kita bahwa Kekudusan Allah bukan lah sesuatu yang dapat dipermainkan dan
diremehkan

Anda mungkin juga menyukai