Anda di halaman 1dari 26

KATA

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat

rahmat dan ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan kegiatan penyusunan Rencana

Tindak Pengendalian Intern Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Aceh Tengah periode Tahun 2021. Rencana Tindak Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), berisi rumusan deskripsi dan target pelaksanaan kegiatan atau

pembangunan infrastrutur pengendalian.

Rencana Tindak Pengendalian Intern merupakan uraian tentang upaya

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah untu mencapai

berbagai tujuan dan sasaran dengan menggunakan kebiajkan dan prosedur untuk

meminimalkan risiko, yang meliputi upaya penguatan lingkungan pengendalian dan

penguatan strutur, kebijakan dan prosedur organisasi untuk mengendalikan risiko.

Dengan adanya dokumen RTP, diharapkan seluruh pegawai dan para

penanggungjawab kegiatan memiliki kesamaan persepsi untuk membangun

manajemen risiko dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Inspektorat Kabupaten

Aceh Tengah.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pegawai atas kerjasama

yang baik telah membantu dan mendukung penyusunan Rencana Tindak

Pengendalian Intern ini.

Takengon, September 2021


Kepala Pelaksana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Aceh Tengah

Drs. ISHAK
Pembina Utama Muda
NIP.19650403 199103 1 005

BPBD Kabupaten Aceh Tengah i


DAFTAR

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL........................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................ I – 1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................... I – 1

1.2. Dasar Hukum.............................................................................................................. I – 2

1.3. Tujuan.............................................................................................................................. I – 2

1.4. Manfaat........................................................................................................................... I – 2

1.5. Ruang Lingkup............................................................................................................ I – 3

BAB II SEKILAS TENTANG SPIP....................................................................................................... II – 1

2.1. Pengertian SPIP.......................................................................................................... II – 1

2.2. Tujuan.............................................................................................................................. II – 1

2.3. Unsur – Unsur SPIP................................................................................................. II – 2

BAB III LINGKUNGAN PENGENDALIAN BPBD KABUPATEN ACEH TENGAH............ III – 1

3.1. Struktur Organisasi ................................................................................................ III – 1

3.2. Tugas dan Fungsi .................................................................................................. III – 2

3.3. Program Kerja ........................................................................................................... III – 2

BAB IV URAIAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN ......................................................... IV – 1

4.1. Penerapan SPIP ........................................................................................................ IV – 1

4.2. Lingkungan Pengendalian .................................................................................. IV – 2

4.3. Penilaian Risiko ........................................................................................................ IV – 4

BPBD Kabupaten Aceh Tengah ii


DAFTAR
Tabel 4.1 Kondisi Lingkungan Pengendalian Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah................................................. IV – 3

Tabel 4.2 Identifikasi Risiko Badan Penanggulan Bencana Daerah

Kabupaten Aceh Tengah ...................................................................................... IV – 6

Tabel 4.3 Skala Dampak Terjadinya Risiko ..................................................................... IV – 7

Tabel 4.4 Hasil Analisis Risiko Pada Sub Bagian Program dan Pelaporan. . IV – 9

Tabel 4.5 Hasil Analisis Risiko Pada Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan

Dan Pemadam Kebakaran ................................................................................... IV – 9

Tabel 4.6 Hasil Analisis Risiko Pada Bidang Kedaruratan dan Logistik ....... IV – 9

Tabel 4.7 Hasil Analisis Risiko Pada Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi IV –10

Tabel 4.8 Rencana Tindak Pengendalian .......................................................................... IV –11

BPBD Kabupaten Aceh Tengah iii


BAB 1

Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan

keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan

pengendalian atas penyelengaraan kegiatan pemerintahan.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) diartikan sebagai proses yang

integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh

pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui empat pilar, yaitu ;

1. Efektivitas dan efesiensi pencapaian tujuan;

2. Keandalan pelaporan keuangan;

3. Pengamanan aset negara; dan

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Konsep pengendalian intern tersebut menjadi panduan minimal bagi instansi

pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam merancang pengendalian intern di

sektor pemerintahan.

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan penerapan pengendalian

intern, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah menyusun

Rencana Tindak Pengendalian Intern, sebagai acuan bagi para penyelengara tugas

dan fungsi organisasi, sehingga diharapkan dapat memberikan keyakinan memadai

atas pencapian tujuan yang telah ditetapkan. Rencana Tindak Pengendalian Intern

periode tahun 2020 ini diprioritaskan untuk mencapai kualitas penyelenggaraan

pengendalian intern pada proses manajemen penyelenggatan pemerintahan,

BPBD Kabupaten Aceh Tengah I-1


khususnya yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan keuangan dan

pembangunan.

1.2. DASAR HUKUM

Dasara hukum dalam penyusunan RencanaTindak Pengendalian Intern

adalah:

a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah;

c. Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor 40 Tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah;

d. Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 3 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Tengah;

e. Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor 103 Tahun 2017 tentang Pedoman

Penilaian Risiko pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah;

f. Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor: 100 Tahun 2020 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah.

1.3. TUJUAN

Maksud dan Tujuan penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Intern

adalah merumuskan deskripsi dan target penyelesaian kebijakan dan prosedur

pengendalian intern yang perlu dibangun dalam rangka meningkatkan kapasitas

pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.

1.4. MANFAAT

Keberadaan Rencana Tindaka Pengendalian Intern ini diarahkan untuk

menjadi landasan/dasar dalam hal:

a. Pengembangan SPIP secara menyeluruh;

BPBD Kabupaten Aceh Tengah I-2


b. Perencanaan dan penganggaran penyelengaraan SPIP;

c. Pendokumentasian, pemantauan, dan pengukuran perkembangan/ program.

1.5. RUANG LINGKUP

a. Lingkungan Pengendalian.

Lingkungan pengendalian adalah lingkungan dimana pengendalian tersebut

berada, yaitu meliputi antara lain: seluruh personil baik atasan

maupun bawahan, integritas, nilai etika dan kompetensi personil, manajerial,

struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan, pengawasan

oleh aparat pengawasan internal, dan hubungan antar instansi.

b. Penilaian Risiko.

Berbagai risiko organisasi dapat menghambat dan bahkan menggagalkan

dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan Inspektorat

Kabupaten Aceh Tengah Oleh karena itu, risiko perlu diidentifikasi dan

dianalisis seberapa besar pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan

organisasi.

c. Kegiatan Pengendalian.

Kegiatan pengendalian mempunyai makna luas, yaitu segala upaya dan

ujud yang dilakukan organisasi dalam rangka mengendalikan segala

aktivitasnya agar tujuan dalam arti sempit dan luas (demensi waktu

dan operasional) dapat terwujud secara efektif dan efisien. Segala upaya

dan ujud sebagai manifestasi dari pengendalian intern tersebut

didesain/dibangun berdasarkan penilain risiko yang dapat mempengaruhi

pencapaian tujuan organisasi.

d. Informasi dan Komunikasi.

Informasi dan komunikasi antar personil baik atasan dengan bawahan,

maupun dengan instansi lain serta stakeholders merupakan urat nadi

dalam organisasi. Efektivitas pengendalian intern sangat dipengaruhi oleh

kualitas informasi dan komunikasi.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah I-3


e. Pemantauan.

Pemantauan dilakukan bukan hanya dilakukan terhadap aspek operasional

dan keuangan saja, namun pemantauan juga dilakukan terhadap

efektivitas dan kualitas pengendalian internnya. Pemantauan harus

dilakukan secara berkelanjutan oleh atasan dan para personil organisasi.

efektivitas pengendalian intern perlu juga dievaluasi oleh Aparat Pengawas

Internal Pemerintah (APIP) maupun pihak eksternal.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah I-4


BAB 2

2.1. PENGERTIAN SPIP

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah Pasal 1 ayat (1) mendefinisikan “Sistem

Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk

memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan

aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan”.

Sistem Pengendalian Intern dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 dilandasi

pada pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan,

dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang

memadai, bukan keyakinan mutlak. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang

integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus ( never

ending process) oleh pimpinan dan seluruh pegawai.


Membangun SPIP secara terus menerus atau berkesinambungan diperlukan

komitmen pimpinan dan seluruh pegawai yang diintegrasikan dan

diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari sehingga tercapainya tujuan

organisasi dengan efektif dan efisien, laporan keuangan yang andal, aset daerah

yang aman, taat kepada peraturan perundang-undangan dan terhindar dari

penyimpangan dan kecurangan.

2.2. TUJUAN

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 3 disebutkan bahwa

Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan,

dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib

melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah II - 1


Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dilaksanakan dengan

berpedoman pada SPIP.

Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang

memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan yang memadai

diukur melalui indikator kegiatan dilaksanakan secara efektif dan efisien, laporan

keuangan yang andal, pengamanan aset daerah dan taat terhadap peraturan

perundang-undangan.

2.3. UNSUR – UNSUR SPIP

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah meliputi 5 (lima) unsur yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Taengah wajib

menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan

perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern

dalam lingkungan kerjanya, melalui:

a. Penegakan integritas dan nilai etika;

b. Komitmen terhadap kompetensi;

c. Kepemimpinan yang kondusif;

d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang

pembinaan sumber daya manusia;

g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;

dan;

h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

2. Penilaian Risiko

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Taengah wajib

melakukan penilaian risiko yang mencakup identifikasi risiko dan analisis

risiko, baik risiko yang menghambat pencapaian tujuan instansi

maupun risiko yang menghambat pelaksanaan kegiatan.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah II - 2


3. Kegiatan Pengendalian

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah wajib

menyelenggarakan kegiatan pengendalian atau pengendalaian intern

sekurang-kurangnya terhadap kegiatan pokok/tupoksi dan kewenangan

instansi. Pengendalian intern harus terkait dengan proses penilaian risiko

dan dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa

pengendalian intern tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang

diharapkan.

4. Informasi dan Komunikasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Taengah wajib

mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam

bentuk dan waktu yang tepat. Informasi dan komunuikasi bukan hanya

dalam lingkup internal, namun juga dengan para stakeholders.

5. Pemantauan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Taengah wajib

melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern. Pemantauan Sistem

Pengendalian Intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan,

evaluasi terpisah, dan berupa tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan

reviu lainnya oleh pihak eksternal.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah II - 3


BAB 3

3.1. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Aceh Tengah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor: 100

Tahun 2020 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta

Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah.

SUSUNAN ORGANISASI

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KEPALA BPBD

UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA

KETUA ANGGOTA KEPALA PELAKSANA


SUB BAGIAN UMUM
DAN KEPEGAWAIAN

SEKRETARIAT SUB BAGIAN PROGRAM


DAN PELAPORAN

SUB BAGIAN
KEUANGAN

BIDANG PENCEGAHAN, BIDANG KEDARURATAN BIDANG REHABILITASI


KESIAPSIAGAAN DAN DAN LOGISTIK DAN REKONTRUKSI
PEMADAM KEBAKARAN

SEKSI PENCEGAHAN SEKSI SEKSI REHABILITASI


DAN KESIAPSIAGAAN KEDARURATAN

SEKSI PEMADAM SEKSI LOGISTIK SEKSI REKONTRUKSI


KEBAKARAN

UPT

BPBD Kabupaten Aceh Tengah III - 1


3.2. TUGAS DAN FUNGSI

Dari kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang terkait dari tugas

pokok dan fungsi BPBD.

1. Persentase masyarakat siaga bencana,

2. Persentase tim penanggulangan bencana yang terdidik,

3. Persentase tersedianya sarpras penanggulangan bencana.


Prioritas yang dikembangkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

dalam upaya penanggulangan bencana adalah :

1. Strategi perencanaan penanggulangan bencana terarah,

terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh serta akuntabel ;

2. Strategi peningkatan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan

dalam menghadapi bencanamelalui pembentukan satuan reaksi

cepat penanggulangan bencana;

3. Strategi penanganan kedaruratan korban bencana di wilayah

pascabencana secara cepat, tepat dan efektif ,terkoordinir dan

/terpadu;

4. Strategi pemulihan sarana dan prasarana fisik dan non fisik di

wilayah pasca bencana secara terpadu dan menyeluruh.

3.3. PROGRAM KERJA

Berkaitan dengan pencapian Visi dan Misi Kabupaten Aceh Tengah, pada

dasarnya kegiatan BPBD Kabupaten Aceh Tengah adalah sebagai SKPK

pendukung dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Sejalan dengan Misi Keempat dan ketujuh Kabupaten Aceh Tengah, maka

program dan kegiatan yang dirancang BPBD Kabupaten Aceh Tengah

Tahun 2021 terdiri dari :

1. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Aceh Tengah.

2. Program Penanggulangan Bencana.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah III - 2


3. Program Pencegahan, Penanggulangan, Penyelamatan Kebakaran dan

Penyelamatan Non Kebakaran.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah III - 3


BAB 4
4.1. PENERAPAN SPIP

Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan

keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,

menteri/pimpinan lembaga, Gubernur, dan Bupati/walikota wajib melakukan

pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

Dalam kaitan dengan pengendalian intern tersebut, Bupati Kabupaten Aceh

Tengah telah menerbitkan Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor 40 Tahun 2011

tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, yang memuat acuan pelaksanaan

pengendalian intern pada seluruh kegiatan pemerintahan di Kabupaten Aceh

Tengah.

Untuk memperlancar penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di

Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, telah di terbitkan Surat

Keputusan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh

Tengah yang memiliki Tugas :

1. Menyusun Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah pada Badan Penanggulngan Bencana Daerah Kabupaten Aceh

Tengah;

2. Melakukan Sosialisasi Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah pada Pejabat Struktural/pegawai Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah;

3. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Perangkat

Daerah pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh

Tengah

4. Menyusun Rencana Tindak Pengendalian Pemerintah pada Badan

Penggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 1


5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Pelaksana Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah;

Sebagai langkah penerapan SPIP di Inspektorat Kabupaten Aceh

Tengah dan dalam upaya pengembangan pengendalian intern, maka RTP

2020 yang telah disusun, Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP kembali

melakukan langkah-langkah Rencana Tindak Pengendalian tahun 2021.

Proses penerapan SPIP dalam upaya penyusunan RTP Tahun 2021

dilakukan dengan:

a. Metodologi penilaian kondisi lingkungan pengendalian dan teknis

penyusunan rencana penguatan lingkungan pengendalian.

b. Proses penilaian risiko yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran

tentang peta risiko dan aktivitas yang diperlukan untuk mengendalikan

risiko pada program utama yang menunjang tercapainya tujuan pemerintah

daerah.

Kegiatan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan awal untuk

melakukan upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern. Rencana

Tindak Pengendalian Intern ini merupakan action plan untuk menindaklanjuti

hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang terdiri atas dua paket

rencana aksi, yaitu:

a. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian.

b. Rencana kegiatan penanganan risiko yang relevan dengan program utama

organisasi.

4.2. LINGKUNGAN PENGENDALIAN

1. Lingkungan Pengendalian Yang Diharapkan

Lingkungan Pengendalian akan efektif bila suatu lingkungan dengan orang-

orang yang berkompeten memahami tanggung jaab dan batasan

kewenangannya, memiliki pengetahuan yang memadai, memiliki kesadaran

yang penuh dan komitmen untuk melakukan apa yang benar dan apa yang

seharusnya dengan mematuhi kebijakan dan prosedur oraganisasi berikut

standard etika dan perilaku.

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 2


2. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini

Peranan pimpinan dalam mewujudkan suau lingkungan pengendalian yang

baik sangat penting karena pimpinan berperan sebagai tone at the top

(penentu “irama” organisasi).

Berdasarkan hasil penilaian terhadap lingkungan pengendalian di Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah, diperoleh

gambaran sebagai berikut :

Tabel 4.1
Kondisi Lingkungan Pengendalian
Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Aceh Tengah

No Sub Unsur Kondisi


1 Penegakan Intergritas dan Nilai Etika Cukup Memadai
2 Komitmen terhadap Kompetensi Cukup Memadai
3 Kepemimpinan yang kondusif Cukup Memadai
4 Struktur Organisasi yang Sesuai dengan kebutuhan Cukup Memadai
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
5 Cukup Memadai
yang Tepat
6 Kebiajakan Pengembangan SDM Cukup Memadai
7 Pengawasan Internal yang Efektif Cukup Memadai
Hubungan Kerja yang Baik dengan InstansI
8 Memadai
Pemerintah

3. Rencana Penguatan Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian yang kondusif merupakan unsur paling penting

dalam penerapan pengendalian intern. Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabuapten Aceh Tengah menginginkan terciptanya Lingkungan

Pengendalian yang kondusif, sehingga mampu mendorong terciptanya

perilaku dan tindakan yang lebih efisien dan efektif dari seluruh pegawai

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Peningkatan kualitas perilaku

tersebut diharapkan menjadi modal utama untuk menghasilkan aktivitas

pengendalian yang handal guna mencapai tujuan organisasi.

SDM yang tersedia kurang memadai untuk melaksanakan strategi dan

perencanaan organisasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Aceh Tengah merencanakan melakukan penambahan pegawai. Penambahan

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 3


pegawai diperlukan karena kekurangan pegawai menyebabkan beberapa

pegawai memegang berbagai tugas yang tumpang tindih. Ketika pegawai

melakukan banyak tugas tambahan maka hasil yang di berikan pun kurang

maksimal. Dengan penambahan pegawai maka setiap pegawai memiliki

tupoksi yang jelas yang telah disesuaikan dengan perencanaan yang

disusun. Strategi bisa dijalankan lebih maksimal karena masing – masing

pegawai fokus untuk menjalankan tugas sesuai strategi dan perencanaan

yang telah disusun.

Penyususnan dan penerapab kebijakan yang sehat tentang Sumber Daya

Manusis kurang memadai semua pagawai harus memiliki kompetensi untuk

menjalankan tupoksinya. Pegawai yang memiliki kompetensi dimulai dengan

mempelajari dasar – dasar ilmu yang sesuai tupoksinya. Mengikutsertakan

pegawai pada diklat – diklat teksnis merupakan salah satu cara yang bisa

di tempuh. Organisasi diharapkan bisa mengakomodir kebutuhan untuk

mengikuti pelatihan para pegawai. Kebijakan untuk meningkatkan

kompetensi pagawai akan mempermudah organisasi untuk mengatur

pengelolaan SDM. Ketika para pegawai sudah memilki kompetensi maka

pencapaian visi dan misi dapat terwujud.

4.3. PENILAIAN RISIKO

Penilaian Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang

mengancam tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Kegiatan penilaian Risiko

dilaksanakan melalui proses identifikasi tujuan strategis dan tujuan kegiatan,

identifikasi risiko dan analisi risiko guna menghasilkan output yang bermanfaat

untuk pengambilan keputusan manajemen.

1. Pernyataan Tujuan

Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan memadai

atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut dicapai

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan. Pada Tahun 2020, Rencana tindak Pengendalian yang disusun

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 4


oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Tengah

untuk pembangunan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan Strategis

yaitu “Meningkatnya ketersediaan infrastruktur dasar yang menunjang

aktivitas ekonomi dan sosial kemasyarakatan”. Untuk mewujudkan misi

tersebut maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh

Tengah dituntut untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi

potensi bencana serta kemampuan untuk menanggulangi bencana pada

saat maupun setelahnya, dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana.

b. Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.

c. Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih

dalam penanggulangan bencana.

d. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam

mengantisipasi bencana.

e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam

pelaksanaan saat tidak terjadi bencana maupun saat bencana, yang

disusun sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD serta berpedoman

kepada RPJM Daerah.

f. Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Renja BPBD

Kabupaten Aceh TengahTahun 2022, seperti yang tertuang dalam

Rencana Strategis BPBD Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2017-2022

untuk program dan kegiatan di tahun 2022 adalah sebagai berikut:

- Berkurangnya potensi kerugian dan korban akibat bencana.

- Tersedianya daya dukung yang memungkinkan pelaksanaan

penanggulangan berjalan dengan efektif.

- Efektifnya setiap penanggulangan bencana dengan berbasis

masyarakat pada daerah rawan bencana.

- Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengurangan Risiko dan

mitigasi bencana.

- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam

pelaksanaan saat tidak terjadi bencana maupun saat bencana,

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 5


yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD serta

berpedoman kepada RPJM Daerah

2. Indentifikasi Risiko

Risiko – Risiko yang teridentifikasi melalui Forum Focus Group


Discussion (FGD) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Identifikasi Risiko
Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Aceh Tengah
No. Kegiatan Risiko
Penyusunan dan analis
1 Kurangnya data perencanaan dan SDM
data/informasi perencanaan
Penyusunan Rencana Kurangnya keterlibatan pakar/tenaga
2
Kontigensi ahli/profesional dibidangnya
Penyususnan Dokumen
Kurangnya keterlibatan pakar/tenaga
3 Rencana Penanggulangan
ahli/profesional dibidangnya
Bencana
Pelatihan Jitu Pasna (Mengkaji
4 SDM peserta elatihan tidak kompeten
Kebutuhan Pasca Bencana)
Kegiatan Pendidikan dan
5 Pelatihan Pertolongan dan Kurangnya anggaran untuk kegiatan
Pencegahan Kebakaran
Penagadaan Logistik dan
Obat-obatan Bagi Penduduk Stok logistik dan obat-obatan tidak
6
di tempat penampungan sesuai dan berkualitas baik
sementara
Lemahnya sistem informasi pada
7 Operasi tanggap darurat
daerah-daerah/kecamatan-kecamatan
Pengembangan sistem
Sistem peringatan dini kebencanaan
8 peringatan dini kebencanaan
berbasis masyarakat
berbasis masyarakat
Pengadaan saran dan
prasarana evakuasi penduduk Saran dan prasarana evakuasi masih
9
dari ancaman/korban kurang
bencana alam
Fasilitasi pusat pengendali Kurang terfasilitasinya pusat
10 operasi penanggulangan pengendali operasi penanggulangan
bencana bencana
Pelatihan kesiapsiagaan
Tidak terlaksananya pelatihan
11 bencana bagi siswa dan guru
kesiapsiagaan bencana bagi siswa
di daerah rawan bencana
Pemberdayaan masyarakat Kapasitas pelaku penanggulangan
12 terhadapa kesiapsiagaan bencana dari kalangan masayarakat
bencana setempat cenderung stagnan
Kapasitas pelaku penanggulangan
Penguatan dan
13 bencana dari kalangan masyarakat
pengembangan desa siaga
setempat cenderung stagnan

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 6


4.4. ANALISIS RISIKO

Untuk mendukung terselenggaranya proses analisa Risiko, pada saat

pelaksanaan Forum Focus Group Discussion (FGD) telah ditetapkan besaran skala

Risiko dan pengendalian Risiko sebagai berikut :

Tabel 4.3
Skala Dampak Terjadinya Risiko

Kriteria Skala
No. Definisi Kriteria Kemungkinan
Kemungkinan Nilai
1. Sangat Rendah Cukup mengganggu jalannya pelayanan

Menimbulkan kerusakan kecil

Kerugian diatas Rp. 25.000.000,- sampai


dengan Rp. 100.000.000,-
Terjadi penambahan anggaran yang
tidak diprogramkan namun tidak lebih
dari Rp. 100.000.000,- 1
Mengganggu pencapaian tujuan
organisasi meskipun tidak signifikan
Berdampak pada pandangan negative
terhadap institusi dalam skala lokal
(telah masuk dalam pemberitaan media
lokal)
Adanya kerusakan kecil terhadap
lingkungan
2. Rendah Mengganggu kegiatan pelayanan secara
signifikan
Adanya kekerasan, ancaman, dan
menimbulkan kerusakan yang serius
Kerugian yang terjadi diatas Rp. 2
100.000.000,- sampai dengan Rp.
500.000.000,-
Terjadinya penambahan anggaran yang
tidak diprogramkam namun tidak lebih
dari Rp. 500.000.000,-
Mengganggu pencapaian tujuan
organisasi secara signifikan
Berdampak pada pandangan negative
terhadap institusi dalam skala nasional
(telah termasuk dalam pemberitaan
media lokal dan nasional)
Adanya kerusakan cukup besar
terhadap lingkungan

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 7


3. Tinggi Terganggunya pelayanan lebih dari 2
(dua) hari tetapi kurang dari 1 (satu)
minggu
Adanya kekerasan, ancaman dan
menimbulkan kerusakan yang serius
dan membutuhkan perbaikan yang
cukup lama
Kerugian yang terjadi diatas Rp.
500.000.000,- sampai dengan Rp.
1.000.000.000,-
Terjadi penambahan anggaran yang 3
tidak diprogramkan namun tidak lebih
dari Rp. 1.000.000.000,-
Sebagian tujuan organisasi gagal
dilaksanakan
Merusak citra institusi dalam skala
nasionaln (telah termasuk dalam
pemberitaan media lokal dan nasional)
Adanya kerusakan besar terhadap
lingkungan
4. Tinggi Sekali Terganggunya pelayanan lebih dari 1
(satu) minggu
Kerusakan fatal

Kerugian yang terjadi diatas Rp.


1.000.000.000,-
Terjadi penambahan anggaran yang 4
tidak diprogramkan namun tidak lebih
dari Rp. 2.000.000.000,-
Sebagian besar tujuan organisasi gagal
dilaksanakan
Merusak citra institusi dalam skala
nasional penggantian pucuk pimpinan
instansi secara mendadak
Terjadinya KKN dan diproses secara
hukum

Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut

dicapai melalui kegiatan yang terhadap peraturan perundang‐undangan.

Hasil analisa risiko pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Aceh Tengah adalah sebagai berikut:

A. Sub Bagian Program dan Perencanaan

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 8


Hasil analisa risiko pada Sub Bagian Program dan Perencanaan

digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 4.4
Hasil Analisis Risiko Pada
Sub Bagian Program dan Perencanaan

No Uraian Warna Jumlah


1 Sangat Tinggi Merah 0
2 Tinggi Kuning Tua 1
3 Sedang Kuning Muda 0
4 Rendah Hijau 0

B. Bidang Pencegahan , Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran

Hasil analisa risiko pada Bidang Pencegahan , Kesiapsiagaan dan Pemadam

Kebakaran digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 4.5
Hasil Analisis Risiko Pada
Bidang Pencegahan , Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran
No Uraian Warna Jumlah
1 Sangat Tinggi Merah 0
2 Tinggi Kuning Tua 1
3 Sedang Kuning Muda 4
4 Rendah Hijau 1

C. Bidang Kedaruratan dan Logistik

Hasil analisa risiko pada Bidang Kedaruratan dan Logistik digambarkan

dalam tabel berikut :

Tabel 4.6
Hasil Analisis Risiko pada
Bidang Kedaruratan dan Logistik
No Uraian Warna Jumlah
1 Sangat Tinggi Merah 0
2 Tinggi Kuning Tua 0
3 Sedang Kuning Muda 4
4 Rendah Hijau 0

D. Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 9


Hasil analisa risiko pada Bidang Kedaruratan dan Logistik digambarkan

dalam tabel berikut :

Tabel 4.7
Hasil Analisis Risiko pada
Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi
No Uraian Warna Jumlah
1 Sangat Tinggi Merah 0
2 Tinggi Kuning Tua 0
3 Sedang Kuning Muda 2
4 Rendah Hijau 0

Dari hasil penilaian risiko pada Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Aceh Tengah tahun 2021 disimpulkan bahwa:

1. Terdapat Risiko dengan kategori "tinggi"   berjumlah 2 (dua risiko, dengan

rincian 1 (satu) risiko pada Sub Bagian Program dan Perencanaan dan 1

(satu) risiko pada Bidang Pencegahan , Kesiapsiagaan dan Pemadam

Kebakaran.

2. Risiko dengan  kategori "Sedang"  berjumlah  10 (sepuluh) risiko, dengan

rincian 4 (empat) risiko pada Bidang Pencegahan , Kesiapsiagaan dan

Pemadam, 4 (empat) risiko pada Bidang Kedaruratan dan Logistik, dan 2

(dua) risiko pada Bidang Kedaruratan dan Logistik.

3. Risiko dengan kategori "Rendah" berjumlah 1 (satu) risiko pada Pencegahan ,

Kesiapsiagaan dan Pemadam.

4.5. TINDAK PENGENDALIAN

Untuk mengatasi resiko pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Aceh Tengah diambil langkah-Iangkah melalui Rencana Tindak

Pengendalian sebagai berikut:

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 10


Tabel. 4.8 
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP)
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN ACEH TENGAH
TAHUN 2021
Waktu
Risiko RTP Penanggung
No Trw Trw Trw Trw
Jawab
I II III IV
Kurangnya data perencanaan Penambahan SDM dan pelatihan penggunaan aplikasi Sub Bidang Program
1 - - - √
dan SDM pendukung penyusun data dan Perencanaan
Kurangnya keterlibatan
Bidang Rehabilitasi
2 pakar/tenaga ahli/profesional Tenaga Analis mitigasi bencana - - - √
dan Rekontruksi
dibidangnya
SDM peserta pelatihan tidak Praktek pelatihan jitupasna dan berbagai kegiatan Bidang Rehabilitasi
3 - - - √
kompeten guna peningkatan kapasitas dan Rekontruksi

Kurangnya anggaran untuk Bidang Pencegahan,


4 Dukungan anggaran untuk kegiatan-kegiatan Kesiapsiagaan dan - - - √
kegiatan
pemadam Kebakaran
Stok logistik dan obat-obatan
Pengadaan logistik dan obat-obatan sesuai Bidang Kedaruratan
5 tidak sesuai dan berkualitas - - - √
kebutuhan untuk menjaga kualitas dan Logistik
baik
Lemahnya sistem informasi
pada Tersedianya Jaringan Radio pada daerah – daerah/ Bidang Kedaruratan
6 - - - √
daerah-daerah/kecamatan- Kecamatan – Kecamatan dan Logistik
kecamatan
Sistem peringatan dini Bidang Pencegahan,
Penerapan sistem peringatan dini dengan melibatkan
7 kebencanaan berbasis Kesiapsiagaan dan - - - √
masyarakat di daerah rawan bencana
masyarakat pemadam Kebakaran

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 1


Waktu
Risiko RTP Penanggung
No Trw Trw Trw Trw
Jawab
I II III IV
Sarana dan prasarana Dukungan anggaran dalam pengadaan dan Bidang Kedaruratan
8 - - - √
evakuasi masih kurang pemeliharaan dan Logistik
Kurang terfasilitasinya pusat
Penambahan personil pusdalops dengan dukungan Bidang Kedaruratan
9 pengendali operasi - - - √
sarana dan prasaran yang semakin memadai dan Logistik
penanggulangan bencana
Tidak terlaksananya pelatihan Bidang Pencegahan,
Pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi siswa dan guru
10 kesiapsiagaan bencana bagi Kesiapsiagaan dan - - - √
secara intensif/berkala
siswa pemadam Kebakaran
Kapasitas pelaku
penanggulangan bencana Bidang Pencegahan,
Pelatihan tingkat lanjut bagi desa tangguh bencana,
11 Kesiapsiagaan dan - - - √
dari kalangan masayarakat yang disertai dengan pelatihan dan praktek/simulasi
pemadam Kebakaran
setempat cenderung stagnan

BPBD Kabupaten Aceh Tengah IV - 2

Anda mungkin juga menyukai