Anda di halaman 1dari 13

Keterampilan Hidup (Life Skill) adalah berbagai keterampilan atau kemampuan

untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan


memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan
dalam hidupnya sehari-hari secara efektif (DEPDIKNAS, 2002). 

Keterampilan Hidup (Life Skill) terdiri dari Keterampilan Fisik, Keterampilan


mental, Keterampilan Emosional, Keterampilan Sosial, Keterampilan Kejujuran
dan Keterampilan Menghadapi Kesulitas.

PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER


4/7/2017PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDEROleh: Ir. Suyatno, M.KesOffice :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas DiponegoroJl. Prof Sudarto, SH, Tembalang –
Semarang SelatanContact : Hp ,Blog :

2  Konsekuensinya dg sex sbg Perempuan


Manusia dilahirkanLaki-lakikodratPerempuanKonsekuensi dg sex sbg Laki-
lakiSosialKonsekuensinya dg sex sbg Perempuan2

3  Apa Pengertian Gender?melihat perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi karakteristik,
sikap dan perilaku masing-masing dalam konteks sosial budaya, berbeda dengan seks yang
hanya melihat perbedaan tersebut dari sudut jenis kelamin saja.konstruksi sosial yang
membedakan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam suatu masyarakat yang
dilatarbelakangi kondisi sosial budaya.konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggung
jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial
budaya masyarakat.

4  Apa perbedaan Gender & Sex?


Karena SosialTidak universal/tidak sama dimana sajaDapat
dipertukarkanDinamisBergantungBukan kodratSex :Karena beda BiologisUniversal/Sama
dimana sajaTidak dpt dipertukarkanStatisTidak Tergantung masaKodrat

5  Apa itu Stereotipe Gender?


Pelabelan laki-laki dan perempuan berdasarkan karakteristik tertentu pada suatu
masyarakatPerempuan:- feminim- emosional- lemah lembut- teliti- pencemburu-
setia………..Laki-laki:- maskulin- rasional- tegas- ceroboh- tdk pencemburu - tidak setia………

6  Pembagian Peran Perempuan/laki-laki:


Peran seks: Perempuan Laki-laki-hamil menghamili-melahirkan-menyusuiPeran
Jender:Reproduksi/keg RT: vvMencari nafkah : v vvKegiatan Sosial : v vvBagaimana
perbandingan antara L dan P ?6

7  Kebutuhan Gender: Kebutuhan Spesifik/seks : sesuai ciri biologis


Pembalut, bH dllKebutuhan air lebih banyak dllBangku tempat duduk, tangga, toilet dllPeran
jender:Siswa perempuan sekolah malam butuh transport,Lingkungan belajar yang
amanPeralatan belajarBaju/pakaian dll
8  Kebutuhan Gender: Taktis : jangka pendek kebutuhan spesifik/gender
meliputi kebt spesifik dan kebth utk peran jenderStrategis : jangka panjangkebutuhan menuju
kesetaraancontoh: regulasi/undang2, pendidikan dll8

9  Kapan Gender tidak jadi masalah?


Jika :dilakukan secara adilmenguntungkan kedua belah pihak

10  Contoh Gender yang tidak jadi masalah:


Terjadi kesepakatan kedua belah pihak (lk+pr) di dalam pembagian tugasPerempuan masih
memiliki kesempatan utk kegiatan lain di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan bermasyarakat
dan mengembangkan diriLaki-laki membantu perempuan dengan pekerjaan di rumah apabila
tugas perempuan yg lain juga cukup berat…………………………

11  Kapan Gender jadi masalah ?


Jika:terjadi ketimpangansatu pihak dirugikansatu jenis kelamin dibedakan derajatnyasatu jenis
kelamin dianggap tidak mampusatu jenis kelamin diperlakukan lebih rendahsatu jenis kelamin
mengalami ketidakadilan gender

12  Contoh Gender yang jadi masalah:


Perempuan tdk berkembang krn harus di rumah sajaAnka-anak perempuan tidak mendapat
pendidikan seperti anak laki kerena dianggap tdk perluPerempuan tergantung pada nafkah
suami shg kalau suami meninggal perempuan sulit utk menghidupi anak-anaknya krn tdk ada
ketrampilan & pengalamanLaki-laki tidak mau tahu dengan pekerjaan di rumah karena marasa
tdk pantas melakukan ‘pekerjaan perempuan’, meskipun istri sangat repot………………………….

13  Dalam Masyarakat perlu adanya: Kesetaraan dan keadilan gender


Kesetaraan gender adalah:kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam
menikmati hasil pembangunan tersebut.Keadilan gender adalah :suatu proses untuk menjadi adil
terhadap laki-laki dan perempuan

14  Dikatakan adil/setara Gender:


Jika:> Terdapat pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan sesuai dengan harkat dan
martabatnya dalam hal:akses (peluang)partisipasikontrol - keputusan atas diri sendirimengambil
manfaat

15  Kapan ada Ketidakadilan gender ?


Jika ada berbagai tindak ketidakadilan atau diskriminasi yang bersumber pada keyakinan
genderDiskriminasi, yaitu:adanya pembedaan, pengucilan, atau pembatasan yang dibuat atas
dasar jenis kelamin, yang mempunyai tujuan mengurangi atau menghapus pengakuan,
penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di
bidang politik, ekonomi, dll oleh perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar
persamaan antara perempuan dan laki-laki

16  Apa Penyebab Kesenjangan Gender?


Budaya (kawin muda, pencari nafkah dll)Rendahnya komitmenSensitifitas gender pada
pengambil kebijakanlemahnya civil societykebijakanekonomi-kemiskinaninterpretasi
agamakeyakinan gender (kepantasan dll)sarana dan prasaranageografisbeban gandapendidikan
tidak menjanjikan

17  Ketidakadilan Gender dapat terjadi di mana saja?


NegaraMasyarakatBudaya/keyakinanTempat kerjaRumahtanggaKeyakinan pribadi
18  Contoh kaitan keyakinan gender dg ketidakadilan gender
Bentuk Ketidakadilan GenderPerempuan: lembut dan bersifat emosionalTidak boleh menjadi
manajer atau pemimpin sebuah institusiPerempuan: pekerjaan utamanya di rumah dan kalau
bekerja hanya membantu suami (tambahan)Dibayar lebih rendah dan tidak perlu kedudukan
yang tinggi/pentingLelaki: berwatak tegas dan rasionalCocok menjadi pemimpin dan tidak pantas
kerja di rumah dan memasak

19  Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender

20  Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender

21  1. Marjinalisasi (Pemiskinan)


Suatu proses penyisihan yang mengakibatkan kemiskinan bagi perempuan atau laki-
lakiBentuknya macam-macam:Terpinggirkannya karier perempuan untuk menjadi pimpinan,
promosi atau pendidikan lanjut krn dianggap tdk sesuai jadi pimpinanPerempuan tidak perlu
pendidikan tinggi karena akhirnya nanti juga ke dapurPada laki-laki, adanya anggapan bahwa
mereka sebagai penyangga ekonomi keluarga, akibatnya banyak yang drop-out krn harus
bekerja

22  2. Subordinasi (penomorduaan)


Sikap atau tindakan masyarakat yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah
dibanding laki-lakidibangun atas dasar keyakinan satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau
lebih utama dibanding yang lainBentuknya macam-macam:Perempuan sebagai konco
wingkingPerempuan lebih dikalahkan dari laki-laki dalam pendidikan oleh
keluarganyaPerempuan dianggap tidak cocok untuk berbagai pekerjaanMengurus rumahtangga
dianggap sebagai kodrat perempuan, dll

23  Contoh KasusSeorang Ibu di India dengan dua anak kembarnya. Anak laki-laki disusui oleh
ibunya (diberi ASI), sedangkan anak berjenis kelamin perempuan diberi susu botol.Mengapa
demikian?

24  Contoh Kasus: Kitab Wulangreh Ajaran khusus untuk perempuan dalam Serat
Centhini
Rancangkapti (Kias Lima Jari Tangan)Jempol (ibu jari) berarti “Pol ing tyas”, sebagai istri harus
berserah diri sepenuhnya kepada suamiPenuduh (telunjuk), berarti jangan sekali-kali berani
mematahkan “tudung kakung”Panunggul (jari tengah), berarti selalu “meluhurkan”
(mengunggulkan) suami dan menjaga martabat suamiJari manis, berarti tetap manis mukanya
dalam malayani suami dan bila suami menghendaki sesuatuJejentik (kelingking), berarti istri
harus selalu “athak-ithikan” (terampil dan banyak akal) dalam semua pekerjaan melayani suami

25  3. Stereotype atau Pelabelan Negatif


Suatu sikap negatif masyarakat terhadap perempuan yang membuat posisi perempuan selalu
pada pihak yang dirugikanBentuknya macam-macam:Prempuan bersolek dianggap memancing
perhatian lawan jenis, shg jk terjadi pelecehan seksual maka perempuan yang disalahkanBayi
perempuan diberi warna pink (feminim) dan laki-laki warna biru (maskulin) dllPerempuan perayu,
mudah selingkuh

26  Contoh: Teks Lagu SABDA ALAM Diciptakan alam pria dan wanita
Dua makhluk dalam asuhan dewataDitakdirkan bahwa pria berkuasaAdapun wanita lemah
Lembut manjaWanita dijajah pria sejak duluDijadikan perhiasan sangkar maduNamun ada kala
pria tak berdayaTekuk lutut di sudut kerling wanita

27  4. Violence atau Kekerasan terhadap perempuan


Segala bentuk kekerasan yang akibatnya berupa kerusakan atau penderitaan fisik, seksual,
psikologis pada perempuan termasuk ancaman-ancaman dari perbuatan semacam itu, seprti
paksaan atau perampasan yang semena-mena atas kemerdekaan, baik yang terjadi di tempat
umum atau di dalam kehidupan pribadi seseorang

28  Kekerasan dalam rumahtangga


Meliputi:Kekerasan fisikKekerasan psikologisKekerasan ekonomiKekerasan seksualUU No 23
tahun 2004 tentang perlindungan terhadap KDRT

29  Data Kekerasan berbasis Gender


Data Perempuan Korban Kekerasan:Tahun 2004  kasusTahun 2005  kasusTahun 2006 
kasusTahun 2007  kasusTahun 2008  kasus(KOMNAS Perempuan)

30  TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MENURUT TEMPAT KEJADIAN (%)


TEMPAT TERJADINYA KEKERASAN YANG TERBANYAK ADALAH DI RUMAH(PERDESAAN
64,1% DAN PERKOTAAN 71,2%)Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas
200630 30 30

31  TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MENURUT PELAKU (%)


65,1% PELAKU KEKERASAN ADALAH ”SUAMI”(PERDESAAN 50,4%, PERKOTAAN
58,8%)Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 200631 31

32  TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MENURUT JENIS KEKERASAN (%)


JENIS KEKERASAN YANG TERBANYAK DIALAMI PEREMPUAN ADALAH ”PENGHINAAN”
(65,8%) DAN PENGANIAYAAN (25,3%)Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas
200632 32 32

33  Korban dan Pelaku KDRT Korban: - istri 75 % - anak-anak 23,1 %


Pelaku laki-laki :- suami- ayah- anak laki-laki- paman- mertua- majikan, dll

34  09/04/ :30 WIB 1 Dari 5 ABG Putri Alami Kekerasan Seksual Saat Pacaran Nadhifa Putri –
detikcomJakarta - Kekerasan seksual di kalangan remaja atau ABG sangat memprihatinkan. 1
Dari 5 remaja putri mengalami kekerasan seksual saat berpacaran atau dating violence. "Harus
diwaspadai adanya kekerasan di masa pacaran atau dating violence. Satu dari 5 remaja putri di
Indonesia pernah mengalami kekerasan dalam masa berpacaran," kata Meutia Hatta saat
konferensi pers Rencana Aksi Nasional Mewujudkan Keluarga Bersih dari Pornografi di Kantor
Menneg PP, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2008) Kata Meutia, dating
violence banyak terjadi karena remaja yang kecanduan pornografi. Kecanduan itu,
menyebabkan pemaksaan pada remaja perempuan agar mau berhubungan intim. "Pelaku akan
melakukan pemaksaan dan pelecehan secara verbal ataupun fisik dengan memperlihatkan
gambar porno," tambahnya. Dia juga mengatakan, berdasarkan toptenreveiw.com Indonesia
masuk nomor 7 dari 10 peringkat dunia negara pengakses pornografi. Dari survey itu, di tahun
2006 berkembang 100 ribu situs bermaterikan pornogrofi anak yakni usia 18 tahun ke bawah.
Data itu menyebutkan 89 persen chating anak muda berkonotasi seksual. Rata-rata
pengaksesnya berusia 11 tahun. Sedangkan 80 persennya berusia tahun telah biasa
mengakses pornografi hardcore atau adegan hubungan intim yang memperlihatkan alat vital.
"Yang lebih parah lagi data tersebut menyebutkan 90 persen akses pornografi dilakukan saat
belajar dan melakukan tugas bersama," jelas Meutia. ( mar / nvt )

35  Teks Lagu: HATI YANG LUKA


Berulang kali aku mencoba selalu untuk mengalahDemi keutuhan kita berdua walau kadang
sakitLihatlah tanda merah di pipi bekas tapak tanganmuSering kau lakukan bila kau marah
menutupi salahmuSamakah aku, bagai burung disangkar yang dijual orangHingga sesukamu
kau lakukan itu, kau sakiti hatikuDulu segenggam emas kau pinang akuDulu bersumpah janji di
depan saksiTapi semua hilanglah sudah ditelan dukaTapi semua hilanglah sudah hati yang
lukaKalaulah memang kita berpisah, itu bukan suratanMungkin itu lebih baik, agar kau puas
mengikuti salahmuPulang saja aku pada ibuku atau ayahku

angtua kerap merasakan kesulitan dalam berkomunikasi dengan remaja mereka. 


Orangtua merasa anak-anak mereka yang telah remaja sekarang bukanlah lagi anak
kecil mereka yang dulunya patuh dan menurut apa yang mereka katakan. Seorang
pemberontak dan tidak mematuhi aturan adalah hal yang kerap muncul dan
membuat orangtua menjadi susah hati. Apakah memang sesulit itu menghadapi
para remaja?
Para ahli membuat banyak batasan usia yang berbeda dalam melihat remaja,
akhirnya WHO mengambil batasan dengan menjadikan usia 10 hingga 20 tahun
sebagai usia remaja. Remaja sesungguhnya telah memiliki kemampuan berpikir
yang luar biasa, setara dengan orang dewasa. Strauch (2003) mendapatkan adanya
hubungan antara neuron-neuron dalam otak remaja yang aktif akibat adanya
perkembangan yang cepat sehingga mempengaruhi sisi emosi dan kemampuan
mentalnya. Perkembangan fisik remaja yang masih terus berjalan pun
mempengaruhi perilaku mereka sehingga mereka kerap tampil ceroboh (clumsy).

Remaja sesungguhnya dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka lewat kemampuan


logika berpikir yang berkembang baik, akan tetapi karena masih belum banyaknya
pengalaman yang mereka miliki serta emosi yang belum stabil membuat seorang
remaja  tampak memiliki karakteristik perilaku yang ’sulit’ dan mengambil
keputusan yang kurang tepat.

Orangtua harus memiliki pengetahuan dan menyadari kondisi remaja mereka


memang bukanlah lagi anak kecil. Hal ini akan dapat meminimalisir komunikasi
yang buruk antara orangtua dengan remaja. Remaja memasuki masa dimana
mereka perlu merasakan menjadi seorang individu yang lebih independen dari
sebelumnya, terlibat banyak aktifitas yang berhubungan dengan orang lain,
melatih kemampuan logika mereka dengan diskusi-diskusi dan memiliki kedekatan
dengan teman-temannya. Apabila orangtua menyadari dan dapat memberikan hal
ini dengan tetap melakukan pembimbingannya tanpa menggurui maka remaja
bukanlah sosok yang sulit untuk didekati dan diajak bicara.

Beberapa tips yang bisa dilakukan pada remaja kita :

1.   Jangan membandingkan remaja kita dengan remaja lain bahkan saudaranya
sendiri

2.   Beri kesempatan mereka terlibat dalam aktifitas-aktifitas fisik yang


melibatkan banyak orang

3.   Memahami adanya kebutuhan akan ruang pribadi (privasi) pada remaja

4.  Pahami akan adanya kebiasaan baru remaja yg berkaitan dengan perubahan
tubuhnya (khawatir akan kulit yang berjerawat, gemuk,dll)
5.   Berikan pengetahuan tentang sex (sex education), berupa kesehatan organ
reproduksi dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada organ
kelamin dalam kaitan dengan norma-norma sosial

6. Beri apresiasi kepada remaja atas usahanya untuk terlibat dan bagaimana
mereka menampilkan komitmen terhadap aktifitas-aktifitasnya

7.  Tetap memonitor siapa saja teman-teman remaja kita tersebut dan
mengetahui apa saja aktifitas mereka

8.  Bentuk bersama dengan remaja kita ketetapan  perilaku yang dapat
diterima dalam keluarga, lengkap dengan konsekuensinya

9.    Ajak mereka untuk berinteraksi layaknya orang dewasa. (MK+)

Orang tua tentu harus mendampingi anaknya dalam jenjang kondisi apapun hingga mampu menjadi sosok

yang mandiri ya sobat, tugas orang tua tentu sangat beragam dan membutuhkan ilmu sebab dengan ilmu

dapat mengajarkan kebaikan pada remaja sehingga menjadikan remaja tumbuh menjadi sosok terbaik yang

ia bisa capai semaksimal mungkin.

Salah satu masa yang memerlukan pembinaan orang tua tentu di masa remaja ya sobat, dimana masa

remaja ini adalah salah satu moment penentuan untuk masa depan remaja tersebut, yakni menjadi seperti

apakah di hari hari dewasanya kelak, nah sobat, apa saja 10 Peran Orang Tua dalam Pembinaan Anak
Remaja? yuk simak selengkapnya dalam ulasan berikut.

1. Peran Sebagai Pendorong

Menghadapi masa peralihan menuju dewasa, remaja tentu membutuhkan dorongan dari orang tua. Terlebih

saat mengalami kegagalan yang mampu menyurutkan kekuatan mereka. Pada saat itu, orang tua perlu

menanamkan kekuatan dan rasa percaya diri remaja dalam menghadapi masalah, serta tidak gampang

menyerah dari hambatan. (Baca juga mengenai peran etika dalam pergaulan remaja).

2. Peran Sebagai Panutan

Remaja memerlukan model panutan di keluarga. Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan, baik

dalam menjalankan aturan agama maupun norma yang berlaku umum di masyarakat. Peran orang tua yang

baik akan mempengaruhi karakter remaja. (Baca juga mengenai peran remaja dalam pembangunan

masyarakat).

3. Peran Sebagai Pengawas


Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk selalu melihat dan mengawasi sikap dan perilaku remaja agar

tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang membawanya ke dalam kenakalan remaja dan tindakan

bodoh yang merugikan diri sendiri. (Baca juga mengenai peran orang tua dalam perkembangan remaja).

Namun demikian hendaknya dilakukan dengan cara yang bersahabat dan lemah lembut. Sikap penuh

curiga , Justru akan mudah menciptakan jarak antara remaja dan orang tua, serta kehilangan kesempatan

untuk melakukan dialog terbuka dan cerita dengan remaja. (Baca juga mengenai peran remaja dalam

meningkatkan jati diri).

4. Peran Sebagai Teman

Menghadapi remaja yang telah memasuki masa menjelang dewasa, orang tua perlu lebih sabar dan harus

mau mengerti tentang perubahan pada remaja. Perlu menciptakan dialog yang hangat dan akrab, jauh dari

ketegangan atau ucapan yang disertai cercaan dan makian.

Hanya bila remaja merasa aman dan terlindung, orang tua dapat menjadi sumber informasi terpercaya,

serta teman yang dapat diajak bicara atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau masalah mereka. (Baca

juga mengenai cara meningkatkan daya ingat anak).

5. Peran Sebagai Penasehat

Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi remaja, ketika menghadapi masa-masa sulit dalam

mengambil keputusan bagi dirinya. Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai yang

positif dan negatif , sehingga mereka mampu belajar mengambil keputusan terbaik.

Selain itu orang tua juga perlu memiliki kesabaran tinggi serta kesiapan mental yang kuat menghadapi
segala tingkah laku mereka, terlebih lagi seandainya remaja sudah melakukan hal yang tidak diinginkan .

Sebagai penasehat, orang tua dituntut untuk tidak menghakimi, tetapi dengan jiwa besar justru harus

merangkul remaja yang bermasalah tersebut.

6. Peran Sebagai Komunikator

Suasana harmonis dan saling memahami antara orang tua dan remaja, dapat menciptakan komunikasi yang

baik. Orang tua perlu membicarakan segala topik secara terbuka tetapi arif. Menciptakan rasa aman dan

terlindung untuk memberanikan remaja dalam menerima uluran tangan orang tua secara terbuka dan

membicarakan masalahnya. Artinya tidak menghardik remaja.

7. Peran Kasih Keluarga


Orang tua perlu menanamkan kepada remaja bahwa remaja adalah seseorang yang mereka kasihi, yang

bukan saja mereka sambut tapi sangat mereka kasihi. Dengan kata lain, mereka ini adalah  remaja yang

berharga di mata orang tua. Remaja perlu mengetahui bahwa mereka itu penting dan berharga.

Orang tua juga perlu mengarahkan remaja ke mana dia harus pergi, dengan siapa dia harus bergaul,

bagaimana dia harus bertindak, hidup seperti apa yang baik. Kita perlu mengkomunikasikan pada remaja,

engkau ini sebetulnya siapa dan engkau seharusnya menjadi seperti apa.

Yang menarik untuk diperhatikan adalah, ada remaja yang pada waktu memasuki usia remaja mempunyai

2 sisi yang berbeda. Di rumah dia kelihatan manis sehingga menyukakan hati orang tua, tapi kemudian

orang tua mendapat laporan yang bertolak belakang dari gurunya atau teman mereka.

8.Peran Penanaman Percaya Diri

Orang tua perlu memberitahukan pada remaja bahwa mereka mempunyai kemampuan atau keunikan

tertentu. Di sinilah orang tua berfungsi sebagai pemberitahu, sebagai pemberi tanggapan, atau sebagai

cermin yang bisa memberitahukan remaja: “Inilah yang seharusnya kamu miliki dan inilah keadaanmu

sekarang.” Remaja perlu mengetahui apa kesanggupan, kebiasaan, keunikan, dan kekhususan yang

dimilikinya.

9. Peran Konsep Diri

Supaya remaja remaja memiliki konsep diri yang jelas, diperlukan masukan yang terlebih dari pihak orang

tua sendiri atau dari keluarga. Ini tidak bisa otomatis terjadi sewaktu remaja sudah menginjak usia remaja,
melainkan harus terjadi mulai dari usia yang paling dini.

Contoh, sewaktu remaja pada masa anak digendong oleh orang tua, orang tua berkata aduh senyummu

bagus, atau aduh ketawanya kok lucu. Nah ini adalah masukan, si anak belum tahu apa yang dikatakan

oleh orang tuanya tapi ia bisa merasakan bahwa yang dikatakan orang tuanya itu sesuatu yang baik dan

menyenangkan.

Karena meskipun anak itu belum bisa memahami perkataan, dia sudah bisa merasakan ungkapan perasaan,

jadi perasaan yang baik yang disalurkan kepada si anak membuat si anak juga merasa tenang. Sejak anak

dia harus mulai mendapatkan suatu perasaan bahwa orang tua menerimanya.

10. Peran Bimbingan Agama


Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membina

agama remaja. Nilai agama baik yang bersumberkan ajaran agama harus diberikan, ditanamkan dan

dikembangkan oleh orang tua terhadap para remaja dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman agama

tersebut penting karena inti dari kebaikan seseorang akan termanifestasikan dalam agama baik.

Agama baik yang perlu ditanamkan orang tua seperti ketaatan beribadah, berperilaku baik, hormat kepada

orang tua, memiliki sifat ikhlas dan secara perlahan  akan terinternalisasi pada diri setiap remaja sehingga

akhirnya berdampak positif bagi kehidupan mental dan spiritualnya, sehingga dapat memberikan kekuatan

yang positif bagi remaja dalam menjalani proses hidup dan dapat menyikapi dampak negatif yang

diakibatkan oleh jaman globalisasi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, Terima kasih. Salam.

Pubertas memberikan perubahan besar pada anak usia pra-remaja, terutama dari
segi fisiknya. Biasanya, perubahan fisik dan hormonal terjadi pada rentang usia 8-13
tahun untuk anak perempuan, dan 9-15 tahun untuk anak laki-laki. Perubahan
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya hal-hal seperti kulit yang berminyak hingga
keringat berlebih. Karena itu, sebagai orang tua, Anda jelas perlu
mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan pribadi kepada anak.
Berbeda dengan ketika anak masih lebih muda, anak usia pra-remaja sudah perlu
diajari untuk tahu dan paham pentingnya kebersihan diri sendiri. Sebab, kalau Anda
dulu masih harus membantu anak mandi, cuci tangan, dan sikat gigi, tentu anak
sudah harus bisa melakukan hal-hal tersebut dengan benar tanpa bantuan Anda
lagi, kan?
Mengapa Kebersihan Diri Penting bagi Anak Usia Pra-Remaja?
Tentu Anda ingat pepatah “bersih pangkal sehat”, kan? Nah, pada dasarnya,
kebersihan sangat berkaitan dengan kesehatan tubuh, baik itu pada anak-anak
maupun orang dewasa. Artinya, kebersihan diri juga penting bagi anak Anda yang
sudah menginjak usia pra-remaja.
Selain hubungan antara kebersihan dan kesehatan, pentingnya membiasakan anak
untuk menjaga kebersihan diri juga dikarenakan kondisi khusus yang dialami anak
begitu ia menginjak usia pra-remaja, seperti:
1. Membantu menjaga kebersihan dan menghindari risiko terpapar penyakit dan
infeksi. Contohnya, kebersihan diri selama menstruasi membantu anak
perempuan Anda mencegah terjadinya infeksi yang berpotensi terjadi.
2. Membantu anak tetap merasa nyaman selama berada di sekitar orang lain.
Hal ini juga berarti rasa percaya diri anak yang meningkat sehingga ia
termotivasi untuk menerapkan gaya hidup sehat. Dan dengan membiasakan
anak untuk menjaga kebersihan diri, hal tersebut pun akan membantu anak
menyesuaikan diri dengan norma sosial di masa dewasanya nanti, di mana
kebersihan jadi kepribadian yang penting.
3. Masa pra-remaja merupakan masa ketika anak melihat perubahan pada
tubuh seperti munculnya rambut pada bagian-bagian tertentu dan bau badan
yang meningkat. Dan dengan cara melatih anak menjaga kebersihan, Anda
pun dapat membiasakan mereka melakukan kebiasaan yang dapat menjaga
kebersihan area pribadi dan mencegah bau badan.
4. Membantu anak mengembangkan sikap disiplin dan fokus pada tujuan yang
telah mereka tetapkan bagi diri sendiri.
Jenis dan Cara Menjaga Kebersihan Diri bagi Anak Pra-Remaja
Secara umum, kebersihan diri merupakan sebuah istilah yang dinamis dan terdiri
atas berbagai jenis praktik kebiasaan hidup bersih seperti mandi, cuci tangan, sikat
gigi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa simak beragam jenis
kebiasaan bersih yang baik berikut ini, beserta beberapa tips menjaga kebersihan
tubuh yang dapat Anda terapkan pada buah hati .
1. Perawatan Kulit

Biasanya, kulit anak yang memasuki usia pra-remaja hingga remaja akan berubah
jadi cenderung lebih berminyak karena faktor pubertas. Padahal, kulit berminyak
dapat menangkap debu dan kotoran dengan lebih mudah sehingga bisa menjadi
“rumah” bagi bakteri. Kondisi ini mengakibatkan berbagai masalah kulit seperti
jerawat dan komedo. Karena itu, Anda perlu ajarkan anak cara merawat kulit,
terutama kulit wajah, secara teratur lewat rutinitas seperti cuci muka secara rutin
dengan air dan pembersih khusus wajah. Anda juga dapat mengajak anak
berkonsultasi dengan dermatologis apabila terdapat masalah kulit yang relatif parah
agar dokter dapat meresepkan produk perawatan kulit yang tepat. Contohnya krim
dan pembersih wajah lembut untuk kulit berjerawat.
2. Perawatan Rambut
Dibandingkan anak-anak, anak pra-remaja dan remaja cenderung lebih sering keluar
rumah. Efeknya, bukan hanya kulit mereka saja yang lebih cepat kotor, tapi rambut
juga. Di samping itu, faktor perubahan hormon pun bisa jadi membuat rambut jadi
berminyak dan bau. Apalagi, jika rambut anak lebih tebal, masalahnya pun jadi relatif
lebih parah. Karena itu, dorong anak untuk keramas sebanyak 2-3 kali per minggu.
Dan jika kondisinya dianggap perlu, Anda juga bisa ajak anak untuk membiasakan
diri menggunakan produk perawatan rambut buatan sendiri (homemade) yang
terbuat dari buah atau bahan-bahan alami lainnya.
3. Perawatan Kuku
Biasanya, usia pra-remaja adalah usia di mana anak akan ingin memanjangkan
kukunya, kemudian mengecatnya atau merawatnya agar kuku terlihat cantik. Hanya
saja, ingat bahwa kuku secara alami merupakan rumah yang ideal untuk bakteri, dan
bakteri tersebut dapat berpindah ke mulut, mata, atau hidung dengan mudah hanya
lewat sentuhan. Karena itu, di samping cara mengajarkan kebersihan badan,
pastikan pula bahwa Anda tidak lupa untuk mengajarkan anak cara menjaga
kebersihan kukunya. Contohnya menggunakan sikat kuku untuk menyingkirkan
kotoran dan kebiasaan memotong kuku seminggu sekali, yang bisa membantu
menghilangkan kotoran dan menurunkan risiko kuku cantengan.
4. Perawatan Gigi dan Mulut (Oral)

Gigi dan mulut yang tidak dirawat dengan baik dapat menimbulkan masalah seperti
bau mulut dan gigi berlubang. Oleh karenanya, mengajari anak untuk rajin
membersihkan gigi saja tidak cukup karena anak juga harus melakukannya dengan
benar. Nah, mumpung anak sudah lebih besar dan lebih mandiri, Anda bisa
lanjutkan kebiasaan sikat giginya agar jadi lebih baik. Di samping itu, anda juga
sangat dianjurkan untuk mengajarkan anak mencuci mulut dengan cara berkumur
setelah makan untuk membantu mengurangi jumlah tumpukan sisa makanan di gigi,
misalnya dengan air keran atau dengan cairan pencuci mulut (mouthwash).
5. Cuci Tangan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bakteri dapat berpindah dengan mudah
dari kuku ke mulut, mata, dan hidung. Dan bakteri yang menempel pada tangan
dapat berpindah tempat ke bagian tubuh lainnya, bahkan ke orang lain, hanya
dengan sentuhan. Karena itu, ajari anak untuk rajin mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, setelah beraktivitas di luar ruangan, setelah memberi makan atau
bermain dengan hewan peliharaan, setelah menggunakan toilet, atau dalam situasi
apapun di mana anak berpotensi menyentuh permukaan benda yang bisa jadi
terkontaminasi bakteri, bahkan virus.
6. Mandi
Kalau kebiasaan yang satu ini, pasti Anda sudah tahu kan apa manfaatnya? Di
samping membersihkan badan secara menyeluruh, dalam kasus anak pra-remaja,
mandi sangat penting karena satu isu lainnya: bau badan. Timbulnya bau badan ini
terjadi karena perkembangan kelenjar keringat baru pada ketiak dan area kelamin.
Bakteri yang secara alami terdapat pada kulit akan mendapatkan makanan dari
keringat pada area tersebut dan menyebabkan bau badan. Dan oleh karena itulah
Anda perlu menjelaskan kepada anak bahwa mandi, terutama setelah anak
melakukan aktivitas fisik, dapat membantu menghilangkan keringat serta bakteri
penyebab bau badan.
7. Kebersihan Toilet Setelah Buang Air

Kebiasaan yang satu ini tentunya sudah tak lagi jadi hal yang baru bagi anak yang
sudah menginjak usa pra-remaja. Hanya saja, Anda perlu menambahkan informasi
baru, mengingat anak yang telah memasuki masa pubertas, yaitu anak perlu
mengelap organ kelamin mereka setelah buang air kecil serta membersihkannya
pada saat mandi. Pasalnya, bukan hal yang asing bahwa anak yang berada di usia
remaja akan memproduksi cairan secara alami dari organ pribadi mereka.
8. Kebersihan Saat Menstruasi
Bagi Anda yang memiliki anak perempuan, penting sekali untuk mengajarkan anak
agar ia dapat memahami perubahan yang satu ini, yang biasanya juga menandai
perubahan fisik serta hormonal yang paling signifikan dalam usia pra-remaja dan
remaja.
Bahkan, mengajarkan kebersihan diri saat menstruasi tak hanya sebatas bagaimana
cara menggunakan pembalut dan cara membuang pembalut yang benar, tapi juga
memandunya soal perhitungan periode menstruasi serta manfaatnya. Meskipun
kesuburan jelas bukan alasan utama mengapa anak perempuan remaja perlu
menghitung siklus menstruasinya, hal ini sebenarnya penting dilakukan karena
beragam alasan kesehatan lainnya, lho! Contohnya untuk mengetahui apakah siklus
menstruasi anak teratur atau tidak. Dan jika tidak, Anda pun bisa memutuskan
langkah tepat dengan berkonsultasi pada dokter.
Di samping itu, hal penting lain terkait dengan edukasi anak terkait menstruasi
lainnya adalah memberikan informasi yang benar dan ilmiah terkait menstruasi, dan
bukannya mitos-mitos yang tidak logis dan meragukan kebenarannya. Oleh karena
itu, sebagai orang tua, Anda jelas juga perlu membekali diri dengan ilmu yang
cukup.
9. Cara Bercukur yang Aman
Salah satu perubahan fisik yang terlihat pada anak laki-laki usia pra-remaja adalah
pertumbuhan kumis atau janggut pada wajah, bergantung pada pertumbuhan
rambut anak. Karena biasanya sekolah tidak mengizinkan anak untuk memelihara
rambut wajah alias facial hair, tentu anak perlu bercukur, kan? Dan karena
kebiasaan ini jelas perlu dilakukan anak terus-menerus sampai ia dewasa nanti,
Anda tentu perlu mengajari anak bukan hanya sekadar cara bercukur, tapi cara
bercukur yang benar dan aman.
Sebagai langkah awal, Anda bisa memulai dengan membeli krim cukur dan pisau
cukur khusus remaja untuk mengajari anak cara bercukur tanpa takut kulit terluka.
Pada awalnya, Anda bisa awasi anak saat bercukur sambil perlahan-lahan
“melepaskan” anak ketika Anda merasa ia sudah bisa bercukur dengan baik.
Akan tetapi, apakah bercukur adalah urusan anak laki-laki saja? Tentu saja tidak,
karena anak perempuan pun perlu diajari cara bercukur yang benar dan aman.
Untuk anak perempuan pra-remaja, mereka perlu diajari dan dipandu cara mencukur
rambut di area kelamin dan di ketiak.
Bukan hanya teknik bercukurnya saja, Anda pun perlu mengedukasi anak soal
pentingnya menggunakan alat cukur yang steril dan kehati-hatian saat mencukur
rambut di area pribadinya, mengingat area tersebut memang sangat sensitif.
Kemudian, ajarkan juga soal perawatan kulit setelah bercukur dan pentingnya hanya
menggunakan alat cukur pribadi, alias tidak menggunakannya secara bergantian
dengan orang lain.
10. Kebersihan Baju dan Sepatu

Tak diragukan lagi, berganti pakaian setiap hari sangat penting dan berkaitan
dengan kebersihan diri, terutama kaos kaki dan pakaian dalam. Pasalnya, pada baju
yang dikenakan, terdapat sel-sel kulit mati, keringat, dan cairan tubuh lainnya yang
menempel pada permukaan kain dan dapat menjadi rumah bagi bakteri. Kalau anak
pra-remaja Anda punya masalah dengan bau badan dan kaki yang bau, Anda bisa
mengatasinya dengan memastikan anak selalu memakai baju dan sepatu yang
bersih di samping mandi yang teratur.
Nah, itulah 10 jenis dan cara mengajarkan kebersihan diri kepada anak Anda yang
sudah menginjak usia pra-remaja. Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca Juga : 11 Cara Mendidik Anak Perempuan dengan Baik
Mengapa Kebersihan Diri Penting bagi Anak Usia Pra-Remaja?

Tentu Anda ingat pepatah “bersih pangkal sehat”, kan? Nah, pada dasarnya, kebersihan
sangat berkaitan dengan kesehatan tubuh, baik itu pada anak-anak maupun orang dewasa.
Artinya, kebersihan diri juga penting bagi anak Anda yang sudah menginjak usia pra-remaja.
Selain hubungan antara kebersihan dan kesehatan, pentingnya membiasakan anak untuk
menjaga kebersihan diri juga dikarenakan kondisi khusus yang dialami anak begitu ia
menginjak usia pra-remaja
Sebutkan tips menjaga kebersihan tubuh yang dapat Anda terapkan pada buah hati!

Perawatan kulit, Perawatan rambut, Perawatan kuku, Perawatan gigi dan mulut (oral), Cuci
tangan, Mandi, Kebersihan toilet setelah buang air, Kebersihan saat menstruasi, Cara
bercukur yang aman, Kebersihan baju dan sepatu.
Bagaimana cara mengajarkan remaja perempuan buah hati kita perihal kebersihan
mentruasi?

mengajarkan kebersihan diri saat menstruasi tak hanya sebatas bagaimana cara menggunakan
pembalut dan cara membuang pembalut yang benar, tapi juga memandunya soal perhitungan
periode menstruasi serta manfaatnya. Meskipun kesuburan jelas bukan alasan utama mengapa
anak perempuan remaja perlu menghitung siklus menstruasinya, hal ini sebenarnya penting
dilakukan karena beragam alasan kesehatan lainnya, lho! Contohnya untuk mengetahui
apakah siklus menstruasi anak teratur atau tidak. Dan jika tidak, Anda pun bisa memutuskan
langkah tepat dengan berkonsultasi pada dokter. Di samping itu, hal penting lain terkait
dengan edukasi anak terkait menstruasi lainnya adalah memberikan informasi yang benar dan
ilmiah terkait menstruasi, dan bukannya mitos-mitos yang tidak logis dan meragukan
kebenarannya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, Anda jelas juga perlu membekali diri
dengan ilmu yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai