Anda di halaman 1dari 15

PERJANJIAN

PENGANGKATAN BENGKEL RESMI YAMAHA


ANTARA
PT LAUTAN TEDUH INTERNIAGA
DENGAN
CERIA MOTOR GISTING
No : 923124/23/LTI/ID/III/2021

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari Jumat tanggal 09 bulan Maret tahun 2021, oleh dan
antara :

I. PT LAUTAN TEDUH INTERNIAGA, suatu perseroan terbatas yang secara sah berdiri berdasarkan
hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Bandar Lampung dan beralamat di Jalan Ikan
Tenggiri No. 24 Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung, dalam hal ini diwakili oleh BRYAN
GUAN selaku Direktur Perseroan, selanjutnya disebut sebagai “PT LTI”;
II. PT/CV* CERIA MOTOR GISTING, suatu perseroan terbatas/perseroan komanditer* *)Pilih salah
satu yang secara sah berdiri berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Raya
Gisting No. 795 Purwodadi, Gisting, Tanggamus, dalam hal ini diwakili oleh selaku Direktur
Perseroan untuk mewakili Bengkel Resmi YAMAHA CERIA MOTOR GISTING yang beralamat
Kebon Kelapa RT/RW 001/004 Purwodadi Gisting, Tanggamus dengan YSS/Kelas 923124
selanjutnya disebut sebagai “Bengkel”;
atau
Supriyanti, pemegang KTP No 1806206405640001, yang beralamat di Kebon Kelapa RT/RW
001/004 Purwodadi Gisting, Tanggamus, dalam hal ini mewakili Bengkel Resmi YAMAHA CERIA
MOTOR GISTING yang beralamat Jalan Raya Gisting No. 795 Purwodadi, Gisting, Tanggamus
dengan YSS/Kelas 923124 , selanjutnya disebut sebagai “Bengkel”;

Selanjutnya dalam Perjanjian ini PT. LTI dan Bengkel secara bersama-sama disebut “Para Pihak” dan
secara terpisah disebut “Pihak, masing-masing bertindak sebagaimana tersebut di atas, dengan ini
menerangkan hal-hal sebagai berikut :

I. Bahwa sebelumnya Para Pihak telah menandatangani Perjanjian Pengangkatan Bengkel Resmi
Yamaha (“Perjanjian Induk”).
II. Bahwa Para Pihak bermaksud untuk mengubah seluruh ketentuan dalam Perjanjian Induk yang
akan dituangkan dalam Perjanjian Pengangkatan Bengkel Resmi Yamaha ini.
III. Sehingga dengan di tandatanganinya Perjanjian ini, maka Perjanjian Induk beserta seluruh isinya
serta perjanjian dan kesepakatan lain terkait pengangkatan bengkel yang telah ditandatangani
oleh para pihak menjadi batal dan tidak berlaku.

Selanjutnya berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas/sehingga Para Pihak sepakat untuk


menandatangani dan melaksanakan Perjanjian ini dengan tunduk pada syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

- Bahwa PT. LTI adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif penjualan sepeda motor
dengan merek YAMAHA;
- Bahwa Bengkel adalah tempat usaha yang diterima oleh PT. LTI untuk menjadi salah satu jaringan
resmi untuk menerima jasa servis dan penjualan Sparepart;
- Bahwa untuk menunjang pelayanan purna jual kepada konsumen, maka PT. LTI bermaksud untuk
melakukan pengangkatan Bengkel sebagai Bengkel Resmi YAMAHA;
- Bahwa Bengkel menerima pengangkatan sebagai Bengkel Resmi YAMAHA tersebut.

Selanjutnya berdasarkan hal-hal tersebut di atas Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam
“Perjanjian Pengangkatan Bengkel Resmi YAMAHA antara PT LAUTAN TEDUH INTERNIAGA dengan
CERIA MOTOR GISTING ( selanjutnya disebut “ Perjanjian ” ) dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI

1. Bengkel Resmi YAMAHA adalah Dealer YAMAHA dalam bentuk 3S (Sales, Service, Spareparts) dan 2S
(Service dan Sparepart) yang diberi kewenangan, ditunjuk dan diangkat oleh PT. LTI untuk melakukan
perawatan dan / atau perbaikan sepeda motor sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan
berkendara sepeda motor serta melayani keluhan/ claim konsumen.
2. Bengkel Resmi YAMAHA Authorized Claim Shop (Bengkel Resmi YAMAHA ACS) adalah Bengkel Resmi
YAMAHA yang menjalankan fungsi – fungsi sebagai bengkel yang menerima dan melayani claim dari
konsumen dengan kewenangan melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan pengecekan
kerusakan awal (inital judgement process), sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan
berkendara sepeda motor.
3. Dealer Resmi YAMAHA adalah tempat usaha yang secara resmi telah ditunjuk oleh PT. LTI untuk
menjual produk-produk sepeda motor merek YAMAHA dan berkoordinasi dengan YIMM berdasarkan
Perjanjian Distribusi yang ditandatangani oleh PT. LTI dengan Dealer tersebut.
4. Corporate Identity (CI) adalah suatu identitas standar YAMAHA yang diberlakukan di seluruh
Indonesia yang terdiri dari eksterior dan interior yang berpedoman kepada panduan Visual Indentity
Standar (VIS) yang ditentukan oleh YIMM, termasuk tapi tidak terbatas pada :
a. Shop sign, Lambang / Logo Standar YAMAHA;
b. Bentuk, bahan, warna dan ukuran standar untuk suatu alat promosi;
c. Tata cara penempatan dan pemakaiannya.
5. Spare Part adalah suku cadang asli YAMAHA (YAMAHA Genuine Parts), YAMAHA Technology
Economical Quality (Y-TEQ), Oli Yamalube, Aksesoris dan Spare Part lain dengan spesifikasi yang
direkomendasikan oleh YIMM.

PASAL 2
JENIS-JENIS BENGKEL RESMI YAMAHA

1. Jenis-jenis Bengkel Resmi YAMAHA terdiri dari beberapa klasifikasi:


a. Bengkel Resmi YAMAHA non ACS;
b. Bengkel Resmi YAMAHA ACS;
2. Berdasarkan hasil evaluasi PT. LTI, PT. LTI berhak meningkatkan dan/atau melakukan penurunan
status kelas Bengkel hingga melakukan pencabutan atas status Bengkel apabila tidak memenuhi
syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh PT. LTI berdasarkan Perjanjian ini.

PASAL 3
PERSYARATAN SEBAGAI BENGKEL RESMI YAMAHA

I. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Bengkel Resmi YAMAHA adalah sebagai berikut :
1. Memiliki standar Corporate Identity (CI) YAMAHA sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat 4.
Perjanjian.
2. Bersedia memberikan layanan jasa purna jual yang terbaik kepada setiap/seluruh pemakai sepeda
motor YAMAHA, termasuk tapi tidak terbatas kepada melakukan berbagai kegiatan/aktivitas
sebagai berikut:
- memberikan perawatan, perbaikan dan menerima keluhan pengguna sepeda motor;
- memberikan layanan kartu service gratis;
- memberikan layanan claim pada masa garansi terhadap sepeda motor YAMAHA; dan
- bersedia ditunjuk oleh YIMM sebagai Bengkel Resmi YAMAHA ACS, bengkel uji emisi dan/atau
bengkel khusus lainnya.
3. Menyediakan ruang atau tempat dengan ketentuan luas mínimum sesuai yang diisyaratkan dalam
kriteria Kelas Bengkel Resmi YAMAHA , yaitu sebagai berikut :
- ruang atau tempat servis / perbaikan sepeda motor termasuk over houl (bongkar) mesin;
- tempat parkir untuk sepeda motor bagi seluruh konsumen; dan
- ruangan pendaftaran dan tempat tunggu konsumen lengkap dengan berbagai fasilitas termasuk
tapi tidak terbatas kepada penyediaan fasilitas toilet.
4. Menyediakan seluruh peralatan kerja dan perlengkapan sesuai dengan kriteria Bengkel Resmi
YAMAHA.
5. Memiliki struktur organisasi dan tugas yang jelas bagi tiap karyawan.
6. Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, terampil dan keahlian dalam menjalankan
operasional Bengkel Resmi YAMAHA serta wajib mengikuti dan lulus atas seluruh pelatihan/training
yang diadakan oleh YIMM.
7. Menyediakan Spare Part dan aksesoris resmi YAMAHA yang direkomendasikan oleh YIMM.
8. Memiliki seluruh fasilitas yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk tapi
tidak terbatas pada :
- ventilasi udara di ruang Bengkel Resmi YAMAHA;
- alat pemadam kebakaran;
- P3K;
- sarana pengendalian limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dll.
Serta wajib mematuhi ketentuan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dengan
menyediakan dan menggunakan alat pelindung diri (Safety Tools) dan atau benda lainnya yang
sesuai dengan jenis atau pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan oleh Pekerja Bengkel yang
diwajibkan oleh ketentuan hukum yang berlaku.

9. Memasang sertifikat dan/atau material promosi di Bengkel Resmi YAMAHA, yaitu :


- sertifikat pengangkatan Bengkel Resmi YAMAHA;
- sertifikat pendidikan Teknisi YAMAHA terakhir;
- poster-poster service YAMAHA;
- material promosi lainnya yang ditentukan kemudian oleh YIMM termasuk tapi tidak terbatas
kepada spanduk, umbul-umbul, selebaran, dan material lainnya.
10. Kinerja dari Bengkel Resmi YAMAHA akan dievaluasi setiap tahunnya secara rutin yang akan
dilakukan oleh PT. LTI
11. Bengkel Resmi YAMAHA menjamin PT. LTI bahwa Bengkel tidak akan terlibat dalam suatu perkara,
sengketa, dan/atau sedang terlibat dalam suatu kasus hukum baik secara perdata maupun pidana
dengan pihak siapapun juga.
12. Mempunyai peralatan komunikasi setidak-tidaknya 1 (satu) line telepon dan 1 (satu) line faksimili.

II. Persyaratan tambahan Bengkel Resmi YAMAHA ACS adalah sebagai berikut :
1. Telah beroperasional sebagai Bengkel Resmi YAMAHA sekurang - kurangnya dalam waktu 1 ( satu )
tahun.
2. Melaksanakan fungsi-fungsi sebagai Bengkel Resmi YAMAHA ACS sebagai berikut :
a. melayani keluhan dari konsumen yang datang ke Bengkel;
b. melayani claim dari konsumen sesuai dengan buku pedoman warranty claim YAMAHA;
c. melayani claim dari dealer dan/atau bengkel resmi YAMAHA di sekitarnya yang belum diangkat
sebagai ACS oleh pihak YIMM;
d. berkewajiban untuk membuat market information dan mengirimkannya kepada bagian service
YAMAHA.
e. Wajib memahami dan mengaplikasi service informasi yang diberikan oleh Bagian Service
YAMAHA.
3. Chief teknisi Bengkel Resmi YAMAHA sekurang-kurangnya telah mengikuti dan lulus Training
YAMAHA Technical Academy (YTA) Bronze dan mampu memutuskan claim dari konsumen.
4. Memiliki stok Spare Part yang cukup dan dapat memenuhi kebutuhan atas claim.
5. Menjalankan dual system warranty claim.
6. Bengkel Resmi YAMAHA ACS wajib membuat dan melakukan pelaporan berkala setiap bulannya
kepada YIMM dan/atau Main Dealer lain yang berkaitan dengan garansi dan claim sepeda motor
YAMAHA.
7. Service Advisor, staff admin, dan pemilik Bengkel Resmi YAMAHA wajib mengikuti ACS Training
YAMAHA yang diadakan oleh YIMM.
8. Wajib mentaati dan melaksanakan seluruh ketentuan yang berlaku sebagaimana tercantum dalam
buku pedoman garansi dan claim yang dikeluarkan oleh YIMM.
9. Pemilik dan seluruh karyawan Bengkel Resmi YAMAHA wajib memahami peraturan terkait dengan
garansi dan claim YAMAHA sebagaimana dimaksud dalam buku pedoman warranty claim
YAMAHA.
10. Menjamin bahwa Spare Part yang diclaim adalah Spare Part asli / original YAMAHA.
PASAL 4
JANGKA WAKTU

1. Untuk Bengkel Resmi YAMAHA yang merupakan Dealer YAMAHA dalam bentuk 3S, Jangka Waktu
Pengangkatan sebagai Bengkel Resmi YAMAHA (selanjutnya disebut “Jangka Waktu”) adalah
berdasarkan Perjanjian Distribusi yang telah ditandatangani antara Bengkel sebagai Dealer Resmi
YAMAHA dengan PT. LTI, sehingga apabila Perjanjian Distribusi berakhir maka secara otomatis
Perjanjian ini akan menjadi berakhir.
2. Untuk Bengkel Resmi YAMAHA yang merupakan Dealer YAMAHA dalam bentuk 2S, Jangka Waktu
adalah selama 1 (satu) tahun lamanya terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini
dengan ketentuan bahwa jangka waktu Perjanjian ini akan diperpanjang secara otomatis terus
menerus untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya, kecuali apabila salah satu pihak menyatakan
kepada pihak lain secara tertulis sedikitnya 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya jangka waktu
Perjanjian ini bahwa ia bermaksud untuk tidak memperpanjang Perjanjian ini.
3. Dengan adanya pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 1 dan ayat 2 Pasal ini tidak
menghapuskan kewajiban-kewajiban Para Pihak yang wajib dilaksanakan sebelum perjanjian tersebut
berakhir.

PASAL 5
KEWAJIBAN BENGKEL

I. Pemeliharaan Bengkel :
1. Menjaga kebersihan, keindahan dan kerapihan Bengkel Resmi YAMAHA, termasuk di dalamnya :
a. menjaga kelestarian lingkungan sekitar dari Bengkel Resmi YAMAHA; dan
b. mengendalikan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang diakibatkan dari operasional
Bengkel Resmi YAMAHA sesuai dengan ketentuan pemerintah mengenai pengendalian limbah
B3.
2. Menjaga dan merawat peralatan dan perlengkapan kerja Bengkel Resmi YAMAHA, serta merawat
gedung / bangunan baik interior maupun eksterior selalu dalam keadaan baik, bersih, terawat,
terjaga, dan aman.
3. Mengikuti setiap aktivitas pelatihan, seminar, meeting, dan diskusi lainnya yang diselenggarakan
oleh PT. LTI.
4. Melakukan pemasangan / set up gudang spare part pada Bengkel Resmi YAMAHA.
5. Menyediakan dan menjual Spare Part asli YAMAHA.
6. Bengkel wajib membayar pajak reklame (Shop sign) untuk tahun kedua dan untuk tahun
berikutnya.
II. Pelayanan Customer:
1. Menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan Dealer dan Bengkel Resmi YAMAHA dan Bengkel
Resmi YAMAHA ACS, yang seluruhnya merupakan keluarga besar YAMAHA.
2. Bengkel wajib mengikuti kebijakan PT. LTI dan membantu setiap aktivitas YAMAHA dari bagian
penjualan, service, Spare Part, promosi, serta kegiatan Motor Sport yang diadakan oleh YIMM.
3. Melakukan tindakan pencegahan akan terjadinya pemalsuan terhadap produk-produk YAMAHA.
4. Menjaga nama baik YAMAHA serta menjaga kualitas sepeda motor YAMAHA.
III. Sistem Pelayanan Customer
1. Bengkel wajib menjalankan Standar Operational Procedure (SOP) dari YIMM.
2. Bengkel bersedia melakukan instalasi dan menggunakan semua IT System yang disiapkan oleh
YIMM.
3. Bengkel akan menyediakan infrastruktur yang berhubungan dengan IT System.
4. Bengkel membuat dan menyerahkan laporan rutin kegiatan Bengkel Resmi YAMAHA setiap bulan
dan/atau setiap saat dibutuhkan oleh YIMM antara lain laporan aktivitas, kesulitan teknis,
informasi teknis dan hal–hal lainnya.

PASAL 6
FASILITAS YIMM KEPADA BENGKEL

1. Fasilitas yang diberikan PT. LTI kepada Bengkel dalam rangka peningkatan kualitas Bengkel Resmi
YAMAHA, yaitu sebagai berikut :
a. Pelatihan dan/atau Training untuk pimpinan Bengkel, staff dan teknisi Bengkel yang di
selenggarakan oleh YIMM, melalui :
- YTA (YAMAHA Technical Academy) Bronze, Silver dan Gold;
- Training model baru;
- Training YAMAHA lainnya.
b. Pengadaan Buku Servis Manual, Buku Katalog Suku Cadang dan poster – poster.
c. Mendapatkan Service Informasi (SI) dari YIMM.
d. Bengkel dapat meminta penjelasan langsung secara lisan dan atau tertulis kepada PT. LTI, jika
menemui kesulitan teknis dan tidak dapat mengatasi permasalahan yang terjadi.
e. YIMM akan mencantumkan nama Bengkel dalam buku daftar jaringan sebagai Bengkel Resmi
YAMAHA.
f. Pemasangan / set up baik shop sign maupun interior sesuai dengan standar Corporate Identity (CI)
YAMAHA dan menanggung biaya pajak reklame untuk tahun pertama atas shop sign tersebut,
sedangkan untuk tahun kedua dan seterusnya pajak reklame akan ditanggung sepenuhnya oleh
Bengkel.
g. PT. LTI akan memberikan dan mengajarkan sistem operasional / prosedur pelaksanaan kerja
Bengkel Resmi YAMAHA.
h. PT. LTI akan memberikan sertifikat atas pengangkatan Bengkel sebagai Bengkel Resmi YAMAHA
yang akan diterbitkan oleh YIMM dan/atau sesuai dengan kebijakan pihak YIMM.
- Masa berlaku sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak PT. LTI mengacu kepada surat pengangkatan
Bengkel Resmi YAMAHA.
- Apabila terjadi pengakhiran kerjasama dengan pihak Bengkel, maka secara otomatis sertifikat
tidak berlaku.
- Apabila terjadi perubahan kepemilikan Bengkel, maka sertifikat Bengkel Resmi YAMAHA akan
diperbaharui.
i. Dalam hal PT. LTI melakukan peningkatan status Bengkel Resmi YAMAHA sesuai dengan, maka PT.
LTI akan mengeluarkan sertifikat terkait dengan peningkatan status Bengkel Resmi YAMAHA
tersebut.

j. YIMM akan mencantumkan nama Bengkel dalam Buku Panduan Pemilik sepeda motor YAMAHA
sebagai Bengkel Resmi YAMAHA.

2. Fasilitas tambahan yang diberikan PT. LTI kepada Bengkel Resmi YAMAHA ACS yaitu sebagai berikut:
a. PT. LTI akan melakukan edukasi dan pelatihan mengenai tata cara pelayanan klaim kepada pemilik
dan karyawan Bengkel Resmi YAMAHA ACS.
b. PT. LTI akan melakukan evaluasi atas kinerja Bengkel Resmi YAMAHA ACS secara rutin setiap
tahunnya.

PASAL 7
LARANGAN DALAM USAHA

1. Bengkel berjanji dan menjamin PT. LTI, bahwa tidak akan menurunkan Papan Identitas Toko (Shop
Sign) dan YAMAHA Corporate Identity tanpa ijin dari YIMM, dan jika hal tersebut dilakukan, maka
Bengkel Resmi YAMAHA dianggap telah melakukan pengakhiran atas Perjanjian, dan terhadap hal
tersebut Bengkel Resmi YAMAHA wajib segera menyelesaikan segala kewajibannya kepada PT. LTI
tanpa harus menunggu tanggal jatuh tempo.
2. Bengkel tidak diperkenankan menginformasikan dan/atau menyebarluaskan kebijakan YAMAHA,
rahasia perusahaan YAMAHA, aktivitas dan hal lainnya kepada pihak lain / kompetitor.
3. Bengkel tidak diperkenankan dengan sengaja/tidak sengaja menjual produk Spare Part imitasi yang
dikemas dengan menggunakan merek YAMAHA Genuine Parts atau menyerupai / sama / serupa /
mirip dengan YAMAHA Genuine Parts (Dead Copy) di dalam pengoperasian Bengkel Resmi YAMAHA
dengan alasan apapun.
4. Bengkel tidak diperkenankan menggunakan Perjanjian ini sebagai agunan/jaminan pinjaman kepada
Pihak lain.
5. Bengkel tidak diperkenankan melakukan dan/atau ikut serta dalam tindak pidana sebagaimana telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga dapat mencoreng reputasi
(brand image) YAMAHA.
6. Bengkel akan menjaga kondisi dan keadaan Bengkel Resmi YAMAHA dalam keadaan yang aman, baik,
kondusif, serta mencegah, menghindari dan/atau tidak mengijinkan perbuatan-perbuatan yang dapat
merugikan YAMAHA baik secara sebagian maupun keseluruhan, materil maupun imateril.
7. Bengkel tidak diperbolehkan untuk tidak menerima dan/atau menolak klaim terhadap sepeda motor
yang masih memiliki garansi resmi YAMAHA (mengacu kepada peraturan yang tercantum pada buku
garansi dan claim) yang diajukan konsumen yang datang ke Bengkel Resmi YAMAHA.
8. Bengkel tidak berwenang untuk bertindak sebagai perwakilan resmi PT. LTI, karenanya Bengkel tidak
mempunyai hak atau wewenang bertindak, baik secara tertulis maupun dengan cara lain
melaksanakan kewajiban yang baik secara langsung maupun tidak langsung, seolah-olah bertindak
atas nama dan untuk kepentingan PT. LTI.
9. Bengkel berjanji dan mengikatkan diri bahwa untuk menjamin kelancaran kegiatannya, tidak boleh
menggunakan modal tetap atau modal kerja usaha untuk kegiatan usaha lain yang dapat berakibat
konflik kepentingan.
10. Bengkel tidak diperbolehkan / diijinkan untuk menggunakan produk untuk mengembangkan,
mengkonstruksi, atau menggunakan untuk membuat senjata yang berbahaya yang dapat
menyebabkan kerusakan masal dan tidak terbatas untuk segala bentuk komponen / senjata nuklir,
kimia, biologis dan juga termasuk senjata balistik (roket) yang telah didesign / dirangkai atau
difungsikan untuk mengirim, memindahkan (transfer), menyebarkan atau membawa komponen /
senjata yang dimaksud diatas (Weapon of Mass Destruction disingkat "WMD").
11. Bengkel tidak diperbolehkan/diijinkan untuk menjual, mendistribusikan, menyuplai, menyewakan,
mengkreditkan/mengontrakkan, meminjamkan, memberikan ke/kepada (mengatasnamakan) atau
dengan maksud lain memberikan produk untuk digunakan, secara langsung maupun tidak langsung ke
pihak yang Bengkel ketahui atau ada alasan/dugaan untuk mengetahui bahwa pihak tersebut
menggunakan Spare Part untuk mengembangkan, mengkonstruksi atau menggunakan WMD (pihak
tersebut selanjutnya di sebut "Pengguna WMD").
12. Bengkel tidak diperbolehkan/diijinkan untuk menjual, mendistribusikan, menyuplai, menyewakan,
mengkreditkan, memberikan ke/kepada (mengatasnamakan), atau dengan maksud lain memberikan
Spare Part untuk digunakan oleh pelanggan yang diduga/dipercaya atau mempunyai alasan untuk
diduga/dipercaya oleh Bengkel Resmi YAMAHA untuk melakukan kegiatan tidak resmi (illegal)
dan/atau kegiatan kriminal.
13. Bengkel dilarang untuk memindahkan dan/atau mengalihkan haknya berdasarkan Perjanjian ini
kepada pihak lain, baik sebagian maupun seluruhnya, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
pihak PT. LTI.

PASAL 8
BERAKHIRNYA PERJANJIAN & SANKSI

1. Perjanjian berakhir mengakibatkan putusnya hubungan kerja antara Bengkel dengan PT. LTI, dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Berakhirnya jangka waktu Perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Perjanjian;
b. Bengkel melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian
ini;
c. Bilamana Bengkel meminta penundaan pembayaran, reorganisasi perusahaan, dinyatakan pailit,
mengajukan atau akan mengajukan suatu permohonan kepailitan, atau bangkrut, dibubarkan,
dilikwidasi, melakukan konsolidasi dengan atau untuk kepentingan para kreditur lain, atau telah
menunjuk pengawas, penerima hak, kuasa dan kegiatan lain yang serupa untuk mengurus atau
mengawasi kegiatan usaha atau harta kekayaan perusahaannya, atau mencari perlindungan
hukum atau penjamin lain atau membagi baik sebagian maupun seluruh harta kekayaan
perseroan karena tindakan tindakan pemerintah dan yang sejenis itu;
d. Kebijakan lain dari PT. LTI.

- maka pihak lainnya berhak untuk memutuskan perjanjian ini secara sepihak dengan pemberitahuan
tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelumnya

2. Mengenai pengakhiran Perjanjian ini kedua belah pihak seberapa perlu telah melepaskan segala
ketentuan yang tercantum dalam pasal 1266 dan 1267 dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata
yang berlaku di Indonesia.
3. Pengakhiran perjanjian ini tidak menghapuskan kewajiban-kewajiban Para Pihak yang tidak/belum
dilaksanakan pada saat berakhirnya Perjanjian ini, dan oleh karenanya pihak yang masih mempunyai
kewajiban termasuk dalam hal ini kewajiban Bengkel yang tidak/belum dilaksanakan terhadap pihak
lainnya, tetap terikat atas pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang diperjanjikan dalam Perjanjian ini.
4. Dalam hal berakhirnya Perjanjian, maka YIMM akan menghapus nama Bengkel dari buku daftar
jaringan sebagai Bengkel Resmi YAMAHA dan Bengkel tersebut berkewajiban untuk :
a. Menurunkan, mengembalikan/menghancurkan shop sign Bengkel dengan biaya ditanggung
seluruhnya oleh Bengkel;
b. Mengembalikan Buku Service Manual, Buku Katalog Spare Part;
c. Mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh YIMM untuk set up / re-standarisasi
antara lain biaya shop sign, biaya interior, equipment dan biaya Tools sesuai dengan MOU yang
disepakati, apabila jangka waktu operasional Bengkel belum mencapai 5 (Lima) tahun.
d. Nilai pengembalian yang tersebut di point c, akan disesuaikan dengan penyusutan pertahunnya
(total penyusutan 5 tahun).
e. Menyelesaikan dan/atau membayar kewajiban – kewajiban lainnya;
f. Semua order penjualan untuk Spare Part yang telah diajukan oleh Bengkel kepada PT. LTI dan
telah disetujui oleh PT. LTI akan tetapi belum dilaksanakan, dengan sendirinya menjadi batal
g. Tidak menerima Kartu Service gratis dan Klaim dan apabila masih ada tunggakan penagihan yang
belum terproses, PT. LTI akan memberikan tenggang waktu selama 3 bulan dari waktu
berakhirnya surat pengangkatan.
h. Cara penyelesaian Klausul diatas akan diatur kemudian.
5. Dalam hal Bengkel melakukan pelanggaran atas satu dan/atau lebih klausul sebagaimana diatur
dalam Perjanjian ini, maka PT. LTI akan memberikan sanksi dan/atau ganti rugi atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Bengkel tersebut dalam bentuk dan nilai yang akan ditentukan kemudian oleh PT. LTI
6. Dalam hal Bengkel melakukan kelalaian dalam dalam melaksanakan kegiatannya, Bengkel sepakat
untuk melepaskan PT. LTI dari segala tuntutan / gugatan dan / atau tanggung jawab atas kerugian
yang ditimbulkan dari kelalaian tersebut dari pihak lain manapun
7. Bengkel bersedia menerima seluruh keputusan PT. LTI terkait dengan kelalaian sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 8 ayat 4 di atas, termasuk tapi tidak terbatas pada pemberian sanksi materil
dan/atau immateril serta pengakhiran kerjasama Bengkel dengan PT. LTI.

PASAL 9
INFORMASI RAHASIA DAN LARANGAN PENGUNGKAPAN

1. Informasi Rahasia berarti data-data atau informasi - informasi sebagai berikut ( selanjutnya disebut
“Informasi Rahasia” ) :
a. data dan/atau informasi masing-masing Pihak yang berkaitan dengan finansial maupun non
finansial;
b. data dan/atau informasi yang diberikan oleh PT. LTI kepada Bengkel dan sebaliknya, sehubungan
dengan pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini;
c. data dan/atau informasi mengenai salah satu Pihak yang dapat memberikan manfaat komersial
atau keuntungan dalam kompetisi bisnis bagi Pihak tersebut atau kesempatan untuk memperoleh
manfaat atau keuntungan atau pengungkapan mana dapat merugikan kepentingan Pihak yang
memberikannya tersebut;
d. data dan/atau informasi yang diberitahukan secara tertulis oleh salah satu Pihak kepada Pihak
lainnya sebagai Informasi Rahasia.
2. Informasi Rahasia tidak termasuk informasi yang:
a. diterima oleh PT. LTI dari pihak ketiga, tanpa adanya kewajiban untuk merahasiakan;
b. menjadi tersedia bagi umum tanpa adanya pelanggaran dari Perjanjian ini.
3. Masing-masing Pihak sepakat untuk tidak mengungkapkan, menggunakan, membuat salinan atau
mengalihkan Informasi Rahasia apapun kepada pihak lain atau badan manapun selain daripada yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya yang diatur dalam Perjanjian ini, tanpa
terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Pihak lainnya serta dengan ketentuan bahwa Pihak
yang menerima dan/atau menguasai Informasi Rahasia Pihak lainnya, akan melakukan semua
tindakan pencegahan yang wajar, yaitu tindakan pencegahan yang dilakukan untuk melindungi
Informasi Rahasia miliknya sendiri, untuk mencegah terjadinya kelalaian dalam mengungkapkan
Informasi Rahasia, atau dalam penggunaan, pembuatan salinan atau pengalihan Informasi Rahasia
tersebut.
4. Larangan untuk mengungkapkan Informasi Rahasia sebagaimana tersebut dalam ayat 3. Pasal ini
tetap berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun setelah Jangka Waktu Perjanjian ini berakhir
atau diakhiri sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
PASAL 10
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Bengkel dilarang menyalahgunakan merek dagang YIMM (Hak atas Kekayaan Intelektual) untuk
keperluan apapun.
2. Bengkel juga tidak akan membuka dan atau mengganti setiap merk dagang, tanda perbaikan, simbol,
cap atau logo yang melekat pada Sparepart atau melakukan perubahan bentuk, gaya atau tempat
penempelan merk-merk dagang tersebut ataupun melakukan penambahan nama atau tanda tanda
berupa apapun.
3. Bengkel tidak akan memakai merk dagang, yang baik sebagian maupun seluruhnya mirip dengan
merek dagang YIMM untuk kegiatan usaha Bengkel sendiri, selain untuk melaksanakan penjualan
Sparepart berdasarkan akta ini.
4. Penggunaan merk dagang YIMM untuk melakukan kegiatan usaha Bengkel dalam memasarkan
Produk baru dapat dilakukan oleh Bengkel setelah Perjanjian ini ditanda tangani oleh Para Pihak, dan
dengan tata cara sebagaimana yang telah disetujui secara tertulis sebelumnya oleh YIMM.
5. Kecuali dalam hal Bengkel mempergunakan merk dagang YIMM sebagaimana ditentukan dalam
Perjanjian ini, maka selama Perjanjian ini berlangsung maupun setelah berakhir/dihentikannya
Perjanjian ini, Bengkel tidak akan memakai atau menyuruh pakai nama "YAMAHA MOTOR" dan/atau
"YAMAHA" secara bersama-sama maupun masing-masing, (selanjutnya akan disebut “Nama
Dagang”), baik secara perorangan bersama-sama dengan nama perseroan, perusahaan atau badan-
badan hukum lain dengan cara bagaimanapun juga, atas penggunaan Nama Dagang yang ada
maupun tidak ada hubungannya dengan Spare Part.
6. Bengkel mengakui, bahwa hak paten, logo/design merk, nama dagang dan lain-lain hak cipta atas
“YAMAHA” yang dipakai atau berkenaan dengan Sparepart adalah hak dan miliknya Yamaha Motor
Co., Ltd, Jepang dan YIMM selaku pemegang Lisensi di Indonesia atas hak paten, logo/design merk,
nama dagang dan lain-lain hak cipta “YAMAHA” tersebut. Oleh karenanya YIMM dan/atau anak
perusahaannya berhak untuk menggunakan hak paten, logo/design merk, nama dagang dan lain-lain
hak cipta “YAMAHA” dalam rangka memproduksi dan menjual Sparepart untuk seluruh Negara di
dunia, dan Bengkel dilarang untuk melakukan ekspor atas Sparepart tanpa persetujuan tertulis lebih
dahulu dari Yamaha Motor Co., Ltd., Jepang.
7. Bengkel dengan ini mengakui, bahwa YIMM dan/atau anak perusahaannya sebagai pemegang lisensi
dari Yamaha Motor Co., Ltd, Jepang atas hak paten, logo/design, merek nama dagang dan lain-lain
hak cipta yang dipakai atau yang melekat pada Sparepart karenanya dengan ini berjanji dan mengikat
diri untuk tidak mencoba mempergunakan dalam bentuk apapun juga yang menyerupai atau
menyaingi hak-hak cipta atau hak paten tersebut.
8. Bengkel juga berjanji tidak akan mendaftarkan atau mengajukan permohonan pendaftaran hak
paten, logo/design, merek, nama dagang atau lain --lain jenis barang industri yang sama dengan hak
paten, logo/design, merk, nama dagang dan lain- lain hak paten milik YIMM, tanpa persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari YIMM.
9. Bengkel tidak akan mengadakan penelitian mengenai hak paten, penggunaan bentuk, merek,
logo/design dan atau copy right atau nama dagang milik YIMM dan karenanya tidak bertanggung
jawab atas adanya suatu pelanggaran atau biaya pengadilan atas dipergunakannya hak-hak paten
tersebut oleh Bengkel dalam melaksanakan penjualan Spare Part.
10.Dalam hal terjadi suatu sengketa, tuntutan atau pelanggaran yang berhubungan dengan paten,
logo/design, merek, nama dagang atau hak-hak paten yang telah maupun akan didaftarkan oleh
YIMM, maka Bengkel wajib segera memberitahukan kepada YIMM mengenai hal tersebut.
11. Selanjutnya Bengkel juga wajib mengambil tindakan hukum yang diperlukan untuk melindungi
kepentingan YIMM atas hal-hal tersebut, kecuali YIMM secara tegas dan tertulis, memberikan
perintah lain sehubungan dengan hal tersebut
12. Penggunaan hak paten yang dilakukan oleh Bengkel dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini bukan
merupakan suatu pengoperan hak paten, design, logo/design, merek, nama dagang atau lain-lain hak
cipta dan paten yang dimiliki YIMM.
13.Bengkel tidak akan mengajukan atau menyuruh pihak lain mengajukan suatu permohonan
pendaftaran hak paten, design/logo, merek, nama dagang yang dimiliki YIMM, kecuali diminta secara
tegas dan tertulis oleh YIMM.

PASAL 11
FORCE MAJEURE
1. Tidak ada pihak yang harus bertanggung jawab terhadap pihak lainnya atas suatu kelalaian atau
kelambatan yang terjadi sehubungan dengan tidak dilakukannya pemenuhan kewajiban oleh salah
satu pihak berdasarkan Perjanjian ini, bilamana hal itu disebabkan karena adanya suatu keadaan
diluar kekuasaannya, termasuk akan tetapi tidak terbatas, sebagai akibat adanya peraturan atau
larangan pemerintah yang berwenang atau petunjuk-petunjuknya, keadaan darurat, bencana alam,
peperangan, kekacauan, akibat perang saudara, kerusuhan, epidemi, kebakaran, pemogokan buruh,
larangan bekerja atau kejadian kejadian lain yang serupa (selanjutnya disebut juga “Force
Majeure”).
2. Pihak yang terkena keadaan Force Majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pihak
yang lain paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah terjadinya keadaan Force Majeure
tersebut. Apabila pihak yang terkena keadaan Force Majeure tidak atau lalai memberitahukan
keadaan Force Majeure tersebut kepada pihak yang lain sesuai batas waktu yang ditentukan dalam
Perjanjian ini, maka kondisi Force Majeure tersebut tidak dapat menghilangkan sanksi yang timbul
atas tertundanya kewajiban para pihak akibat Force Majeure tersebut.
3. Dengan tidak mengurangi ketentuan diatas, bukti terjadinya Force Majeure tidak membebaskan
Bengkel dari kewajiban untuk melakukan pembayaran atas Spare Part yang telah diserahkan
kepadanya.
4. Bilamana terjadi Force Majeure sehingga salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian ini, dimana keadaan Force Majeure tersebut terjadi secara berkepanjangan
selama jangka waktu 2 (dua) bulan atau lebih, maka pihak yang lain berhak untuk membatalkan
Perjanjian ini dengan mengirimkan surat pemberitahuan secara tertulis 30 (tiga puluh) hari
sebelumnya kepada pihak yang tidak memenuhi kewajiban yang dikarenakan adanya Force Majeure
tersebut.
PASAL 12
PERUBAHAN TERHADAP KEGIATAN USAHA BENGKEL

1. Bengkel wajib memberitahukan kepada PT. LTI, atas setiap perubahan terhadap kegiatan usaha
Bengkel termasuk tetapi tidak terbatas pada perubahan susunan pemegang saham, susunan Direksi,
perubahan atas modal maupun perubahan-perubahan lain sehubungan dengan Anggaran Dasar
berikut perizinan-perizinan yang dikeluarkan oleh instansi terkait yang dapat mengakibatkan
berubahnya status hukum kepemilikan maupun kewenangan dan tanggung jawab, dalam waktu
selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sebelum rencana perubahan dimaksud.
2. Dalam hal PT. LTI tidak menyetujui salah satu atau lebih perubahan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 Pasal ini, maka PT. LTI berhak untuk membatalkan Perjanjian ini secara sepihak dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Bengkel dalam 30 (tigapuluh) hari sebelumnya.

PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI HUKUM

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan diantara Para Pihak sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya terlebih dahulu secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Dalam hal musyawarah tidak berhasil mencapai mufakat, maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan melalui Pengadilan.
3. Para Pihak sepakat, atas Perjanjian ini dan segala akibatnya, memilih domisili hukum yang umum dan
tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

PASAL 14
PEMBERITAHUAN

1. Setiap surat menyurat dan atau komunikasi sehubungan dengan perjanjian ini wajib dilakukan
dengan memakai bahasa Indonesia dan dikirim dengan surat tercatat pada alamat sebagai berikut :
PTLTI : PT LAUTAN TEDUH INTERNIAGA;
Alamat : Jalan Ikan Tenggiri No. 24 Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung.
Telepon nomor: 0721 482181
BENGKEL: PT/CV. CERIA MOTOR GISTING;
Alamat : Jalan Raya Gisting No. 795 Purwodadi, Gisting, Tanggamus
Email: ceria.motorgstg@gmail.com
2. Surat menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan tersebut dianggap telah diterima dalam waktu
10 (sepuluh) hari kerja setelah dimasukan ke dalam pos tercatat” atau sejak diserahkan kepada
perusahaan ekspedisi (kurir)/kurir intern dari masing-masing pihak dan cukup bila ditandatangani
oleh pihak-pihak yang berhak mewakili masing-masing Pihak dalam Perjanjian ini (dilengkapi dengan
bukti tanda terima).
3. Pemberitahuan dengan faksimili dan e-mail juga dapat dilakukan oleh para pihak, kecuali jika dalam
Perjanjian ini secara tegas harus dilakukan dengan cara mengirim surat tertulis.

PASAL 15
PEMINDAHAN HAK

Para Pihak dilarang untuk memindahkan dan atau mengalihkan haknya berdasarkan Perjanjian ini
kepada pihak lain, baik sebagian maupun seluruhnya, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
pihak lainnya.

PASAL 16
LARANGAN PEMBERIAN

1. Para Pihak dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa pada tanggal dibuatnya Perjanjian ini, para
pimpinan serta karyawan dari masing-masing pihak tidak akan memberikan, menawarkan untuk
memberikan atau menjanjikan untuk memberikan kepada pihak lainnya dan/atau menerima dalam
bentuk uang, komisi, hadiah maupun barang dalam bentuk dan/atau fasilitas apapun, secara langsung
atau tidak langsung, kepada salah satu Pihak dalam Perjanjian ini dan perubahannya maupun
pelaksanaannya.

2. Apabila diantara Para Pihak terbukti melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal
ini, maka Pihak lainnya dapat mengajukan pengakhiran Perjanjian ini dengan melakukan
pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada pihak lainnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal berakhirnya Perjanjian. Dengan adanya pengakhiran Perjanjian tersebut tidak
menghapuskan kewajiban-kewajiban dari Para Pihak yang diatur dalam Perjanjian selama Perjanjian
ini berlangsung.

PASAL 17
PENGECUALIAN

Dalam hal ada salah satu atau lebih ketentuan atau kewajiban yang ditetapkan dalam Perjanjian ini yang
dianggap bertentangan dengan peraturan/undang–undang yang berlaku, maka keabsahan Perjanjian ini
tidak akan terpengaruh atau menjadi tidak berlaku karena adanya ketentuan atau kewajiban yang
bertentangan itu, ketentuan–ketentuan lainnya yang tidak bertentangan tetap sah dan mengikat kedua
belah pihak.

PASAL 18
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Perjanjian ini dibuat, ditafsirkan dan diberlakukan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia.
2. Perjanjian ini tidak dapat diubah, kecuali dibuat secara tertulis berdasarkan kesepakatan Para Pihak
dan ditandatangani oleh wakil yang sah dari masing-masing Pihak.
3. Bengkel menjamin bahwa seluruh karyawan dan/atau pekerjanya telah ikut serta dan didaftarkan
dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Bengkel wajib menyerahkan kepada YIMM:
- fotokopi dari Perjanjian Kerja dengan Karyawan,
- fotokopi bukti pembayaran Iuran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
- fotokopi slip pembayaran upah salah satu karyawan (termasuk upah lembur) dari Pekerjanya
4. Dengan berlakunya Perjanjian ini, maka seluruh Perjanjian lain yang telah berjalan dan mengikat Para
Pihak menjadi tidak berlaku.
5. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian berdasarkan
kesepakatan Para Pihak yang dituangkan ke dalam Perubahan terhadap Perjanjian ini serta menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Perjanjian.
6. Segala ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat dalam Perjanjian ini berlaku serta mengikat Para Pihak
yang menandatangani, pengganti-penggantinya dan mereka yang memperoleh keuntungan dari
padanya.
7. Lampiran yang terdapat dalam Perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh Para Pihak.

PT LAUTAN TEDUH INTERNIAGA CERIA MOTOR GISTING


“LTI” “Bengkel”

BRYAN GUAN Supriyanti


Direktur Direktur/Owner

Anda mungkin juga menyukai