Anda di halaman 1dari 5

Sekilas Tentang Waralaba / Franchise

Merunut arti kata, waralaba adalah kerjasama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan mengenai hak kelola dan pemasaran. Jika diartikan lebih jauh, menurut OJK, waralaba
adalah hak istimewa yang diberikan oleh suatu perusahaan atau pemilik usaha kepada perusahaan lain
atau perseorangan untuk menjual produk yang sama di tempat tertentu

pemberi waralaba yang ingin mendaftarkan bisnisnya jadi bisnis berbentuk waralaba harus melakukan
pendaftaran Prospektus Waralaba sebelum membuat perjanjian waralaba dengan penerima waralaba.
Kemudian diikuti pula dengan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Setelah pemberi waralaba
menerima STPW, mereka dapat membuat perjanjian waralaba dengan penerima waralaba. Selanjutnya
penerima waralaba akan mendaftarkan Surat Perjanjian Waralaba yang diikuti dengan penerbitan STPW

Setelah pemberi waralaba menerima STPW, mereka dapat membuat perjanjian waralaba dengan
penerima waralaba. Selanjutnya penerima waralaba akan mendaftarkan Surat Perjanjian Waralaba yang
diikuti dengan penerbitan STPW.

Pendaftaran Prospektus Waralaba oleh pemberi waralaba Berdasar Pasal 7 (2) PP 42/07 Prospektus
Waralaba yang didaftarkan oleh pemberi waralaba harus memuat poin-poin berikut:

1. Data identitas pemberi waralaba


2. Legalitas usaha pemberi waralaba seperti SIUP atau Izin Tetap Usaha Pariwisata
3. Sejarah kegiatan usaha
4. Struktur organisasi pemberi waralaba
5. Laporan keuangan dua tahun terakhir
6. Jumlah tempat usaha
7. Daftar penerima waralaba
8. Hak dan kewajiban antara pemberi dan penerima waralaba

Prospektus Waralaba ini wajib disampaikan kepada calon penerima waralaba pada saat penawaran atau
paling lambat dua minggu sebelum pendaftaran waralaba.

Prosedur pendaftaran Propektus Waralaba untuk memperoleh STPW ini cukup mudah. Ajukan
pendaftaran kepada kantor Dinas Perdagangan tingkat kota atau kabupaten. Setiap pemohon wajib wajib
menyampaikan permohonon STPW yang ditandatangani oleh pemilik, pengurus atau penanggungjawab
perusahaan, atau surat kuasa jika diwakilkan. Dokumen yang harus dilampirkan adalah sebagai berikut:

1. Fotokopi izin teknis


2. Fotokopi Propektus Waralaba.
3. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
4. Fotokopi akta pendirian perusahaan
5. Fotokopi tanda bukti HAKI
6. Fotokopi KTP pemilik atau penanggungjawab perusahaan

Pendaftaran perjanjian waralaba oleh penerima waralaba Perjanjian waralaba yang dibuat oleh
penerima waralaba setidaknya memuat poin-poin berikut ini:
1. Nama dan alamat kedua pihak
2. Jenis Hak Kekayaan Intelektual.
3. Kegiatan usaha
4. Hak dan kewajiban para pihak
5. Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, juga pelatihan dan pemasaran yang diberikan pemberi
waralaba ke penerima waralaba.
6. Wilayah usaha
7. Jangka waktu perjanjian
8. Tata cara pembayaran imbalan
9. Kepemilikan, perubahan kepemilikan dan ahli waris
10. Penyelesaian sengketa
11. Tatacara perpanjangan, pengakhiran atau pemutusan perjanjian

Perjanjian waralaba ini juga harus didaftaran untuk menerima STPW. Dokumen yang diperlukan tak jauh
berbeda dengan dokumen yang diajukan oleh pemberi waralaba. Berdasar Pasal 19 Permendag 31/08,
pengurusan permohonan STPW baik oleh pemberi waralaba maupun penerima waralaba ini tidak
dikenakan biaya administrasi.
Syarat-Syarat Mendirikan Usaha Franchise

Untuk mendirikan bisnis franchise atau waralaba, berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

Mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar operasional prosedur (SOP) dibuat untuk menertibkan dan merapikan pekerjaan. Bentuk SOP
biasanya berupa dokumen tertulis berisi prosedur yang harus dilaksanakan supaya bisa mendapatkan
hasil kerja secara efektif dan efisien.

Karena itu, setiap waralaba yang didirikan wajib memiliki SOP supaya pola bisnisnya bisa dijalankan
dengan baik. Untuk memudahkan bisnis, SOP sebaiknya dijadikan manual book sehingga efektivitasnya
dapat diuji.

Merek Telah Memiliki Hak Kekayaan Intelektual Terdaftar

Hak kekayaan intelektual (HKI) merupakan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum sesuai
peraturan undang-undang atas kekayaan intelektual yang dimiliki. Untuk memperoleh HKI, Anda harus
mendaftarkan merek ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

Keuntungan merek yang terdaftar HKI, yakni mencegah dari pelanggaran hak atas karya orang lain dan
meningkatkan kompetisi. Anda juga bisa memperluas pangsa pasar, terutama dalam hal komersialisasi
kekayaan intelektual. Selain itu, Anda memiliki kesempatan untuk memperoleh apresiasi atas karya atau
inovasi yang diciptakan.

Memiliki Ciri Khas Menarik

Ciri khas bisnis waralaba penting untuk membedakan antara milik Anda dengan pesaing. Dengan ciri
khas, merek bisnis tersebut pun lebih cepat dikenal oleh masyarakat. Selain itu, karakteristik merek
menentukan kualitas produk yang dihasilkan dan kelayakannya untuk dikonsumsi.

Memiliki Surat Pendaftaran Waralaba

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007, setiap bisnis franchise wajib mengantongi surat
tanda persyaratan waralaba (STPW). Dokumen ini berisi prospektus waralaba, informasi franchisor, dan
data franchise. Selain itu, STPW juga berfungsi sebagai akta pendirian waralaba.
Adanya Dukungan yang Berkelanjutan

Syarat berikutnya yang harus dipenuhi pemilik franchise adalah memberikan dukungan
berkesinambungan kepada mitra. Bentuk dukungan tersebut bisa berupa pelatihan dan penyediaan
fasilitas untuk mitra. Contoh fasilitas yang diberikan, misalnya peralatan produksi, bahan baku, outlet,
dan seragam karyawan.

Terbukti Profitable

Bisnis franchise yang akan didirikan harus terbukti memberikan keuntungan kepada pelakunya secara
berkelanjutan. Artinya, bisnis tersebut minimal berjalan lima tahun dan sudah memiliki trik-trik khusus
untuk mengatasi berbagai masalah usaha. Selain itu, bisnis tidak hanya terbukti bertahan, tetapi juga
mampu berkembang.

Mudah Diterapkan

Syarat terakhir untuk mendirikan bisnis franchise adalah mudah dilaksanakan oleh siapa pun. Dengan
demikian, pelaku franchise yang memiliki pengalaman maupun belum pernah berbisnis, mampu
menjalankan sesuai prosedur.

Dokumen yang Harus Dipenuhi untuk Mendirikan Franchise

Dalam bisnis apa pun, administrasi selalu menjadi bagian paling penting. Dengan administrasi yang rapi,
Anda dapat menyusun, memantau, mengevaluasi, dan mengembangkan suatu bisnis.

Untuk menyempurnakan administrasi bisnis franchise, Anda perlu menyiapkan beberapa dokumen
persyaratan. Dokumen tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
31/M-DAG/PER/8/2008. Berikut daftar dokumen yang wajib dipenuhi.

Prakontrak

Identitas pemilik bisnis

Dokumen perizinan

Struktur organisasi

Riwayat usaha

Neraca usaha selama 2 tahun terakhir

Jumlah bisnis franchise

Daftar franchise
Administratif

Surat tanda pendaftaran waralaba

Salinan identitas pemilik usaha

Salinan dokumen perjanjian waralaba

Salinan izin usaha waralaba

Salinan prospektus penawaran

Detail tenaga kerja

Salinan tanda bukti pendaftaran HKI

Salinan akta pendirian perusahaan untuk badan hukum

Salinan NPWP Pribadi dan perusahaan

Komposisi bahan baku atau barang produksi yang diwaralabakan

Tanda bukti keanggotaan Jamsostek dan BPJS Kesehatan

Surat kuasa (bermaterai) jika diurus pihak ketiga

Surat kuasa pengurusan (bermaterai) jika menggunakan perantara

Teknis

Surat rekomendasi dari dinas perdagangan

Sekitar 80% dari peralatan dan barang dagangan diproduksi dalam negeri

Pemilik franchise wajib bekerja sama dengan perusahaan skala kecil dan menengah

Selain dokumen persyaratan, Anda juga harus menyiapkan biaya awal untuk mendirikan franchise.
Beberapa komponen biaya awal yang biasanya dikeluarkan oleh pendiri franchise, yaitu sewa tempat
usaha, pembelian perlengkapan dan peralatan, kendaraan, stok awal, dan ongkos HKI.

Sementara itu, biaya lainnya yang harus disiapkan, yaitu royalti untuk pemegang franchise. Besaran biaya
royalti disesuaikan dengan kesepakatan antara pemilik dan pemegang franchise.

Anda mungkin juga menyukai