Oleh:
dr. Maria Rinonce Dewantari
Pembimbing:
dr. Hesty Mustika Dewi
dr. Lampita Dyah Kartikaningsih
dr. Emika Ambar Pangesti
Pada Tanggal
Februari 2022
Oleh :
dr. Maria Rinonce Dewantari
Puskesmas Mentikan
Periode 23 Agustus 2022 – 22 Februari 2022
Pembimbing Puskesmas
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Mini Project sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Internship Dokter Indonesia dengan Judul “pengaruh
intervensi media video terhadap tingkat motivasi pegawai puskesmas mentikan terkait usaha
meningkatkan kepatuhan berobat pasien hipertensi”
Bersamaan dengan selesainya Laporan Kegiatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. dr. Hesty Mustika Dewi, dr. Lampita Dyah Kartikaningsih dan dr. Emika Ambar
Pangesti selaku pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu dan menjalani Program Internsip di Puskesmas Mentikan
2. Seluruh staf dan karyawan di Puskesmas Mentikan yang telah banyak membantu
sehingga kegiatan Mini Project ini berjalan lancar
3. Semua pihak yang mendukung terlaksananya Mini Project ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan
kematian. World Health Organization (WHO) mengategorikan penyakit ini sebagai the silent
disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksa
tekanan darahnya (Kemenkes, 2018). Salah satu syarat mutlak untuk dapat mencapai
efektivitas terapi dan meningkatkan kualitas hidup pasien adalah kepatuhan, sedangkan
ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat merupakan salah satu faktor utama
Kepatuhan minum obat adalah faktor terbesar yang mempengaruhi kontrol tekanan
Ketidakpatuhan dapat disebabkan juga oleh perawat dalam memberikan pendidikan kontrol
kurang detail, perawat hanya menjelaskan obat-obatan yang harus diminum, kontrol ulang
pasien, serta gejala yang menetapkan atau tidak kunjung hilang. Ketidakpatuhan juga dapat
terjadi ketika kondisi individu atau kelompok berkeinginan untuk patuh, namun ada sejumlah
faktor yang menghambat kepatuhan terhadap saran atau pendidikan tentang kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan, salah satunya perawat dalam menjalankan peran edukator
(Carpenito, 2019).
seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh
dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat
972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan
2018).
pada penduduk usia >18 tahun keatas sebesar 8,4%. Berdasarkan proporsi riwayat minum
obat dan alasan tidak minum obat pada penduduk hipertensi berdasarkan diagnosis dokter
atau minum obat pada tahun 2018 adalah sebesar 54,4% rutin minum obat, 32,3% tidak rutin
minum obat dan 13,3% yang tidak minum obat anti hipertensi (Riskesdas, 2018). Profil
kesehatan Jawa Timur tahun 2017 menyebutkan bahwa sebesar 20.43% atau sekitar
1.828.669 penduduk dengan proporsi laki-laki 20.83% (825.412 penduduk) dan perempuan
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes, 2018) Kota Malang menyatakan bahwa dari
43.885 orang yang dilakukan pengukuran tekanan darah di pelayanan kesehatan, didapat
35,92% atau 15.765 orang dikategorikan dalam hipertensi. Berdasarkan data puskesmas
Dinoyo peningkatan pasien dengan hipertensi pada tahun 2020 mencapai angka 3.611 pasien,
dengan data perbulan pasien yang berkunjung pada bulan desember 263 orang.
Kepatuhan minum obat pada pasien penderita hipertensi sangat penting karena dengan
minum obat antihipertensi secara teratur dapat mengontrol tekanan daarah pada penderita
hipertensi, sehingga dalam jangka panjang resiko kerusakan organ-organ seperti jantung,
ginjal, dan otak dapat dikurangi. Kepatuhan pengobatan pasien penderita hipertensi
merupakan hal penting kerena hipertensi merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan
tetapi harus selalu di kontrol agar tidak terjadi komplikasi yang berunjung pada kematian.
Obat antihipertensi yang tersedia saat ini terbukti dapat mengontrol tekanan darah pada
efek control tekanan darah jangka panjang apabila tidak di dukung dengan kepatuhan
mengkomsumsi obat antihipertensi (Saepuddin skk, 2011). Kepatuhan yang rendah terhadap
obat anti hipertensi juga telah diamati di antara pasien hipertensi, lebih dari setengan dari
mereka tidak mencapai tekanan darah yang terkontrol, sehingga menyerah pada penyakit dan
(PMK No. 74, 2016). Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas dapat
berjalan dengan baik jika dilakukan proses manajemen yang baik, proses manajemen yang
baik dapat tercipta salah satunya dengan menaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri yaitu
salah satunya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular diantaranya
Hipertensi.
Petugas kesehatan memiliki peran sebagai edukator atau pendidik. Sebagai seorang
pendidik, petugas kesehatan membantu klien mengenal kesehatanya. Adanya informasi yang
benar dapat meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi untuk melaksanakan pola hidup
sehat (Sustrani dalam Kurniaputri & Supatmi 2015). Peran edukator berperan membantu
tindakan medis yang di terima sehingga pasien atau keluarga dapat mengetahui pengetahuan
yang penting bagi pasien atau keluarga untuk meningkatakan kepatuhan obat terhadap
hipertensi (Kusnanto, 2014). Pemilihan video sebagai media penyuluhan kesehatan sangat
cocok karena dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Media ini menawarkan
penyuluhan yang lebih menarik dan tidak monoton. (Kapti et al, 2013). Menurut Maulana
(2009) data membuktikan bahwa tingkat pengetahuan dalam kategori baik tentang hipertensi
meningkat hingga 85% ketika menggunakan video. Video juga merupakan salah satu media
pembelajaran yang bagus, karena panca indra yang banyak menyalurkan pengetahuan ke otak
adalah mata (kurang lebih 75% sampai dengan 85% sedangkan 13% sampai dengan 25%
pengetahuan manusia diperoleh dan disalurkan melalui pancaindra yang lain sehingga
pemilihan media video dipilih sebagai media penyuluhan dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilihat bahwa kepatuhan pengobatan pasien
penderita hipertensi merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak
bisa disembuhkan tetapi harus selalu di kontrol agar tidak terjadi komplikasi yang berunjung
pada kematian. ketidak patuhan dapat di sebabkan oleh beberapa hal antara lain perawat
dalam memberikan pendidikan kontrol kurang detail, perawat hanya menjelaskan obat-obatan
yang harus diminum, kontrol ulang pasien, serta gejala yang menetap atau kunjung hilang,
tetapi tidak menjelaskan dampak yang kan timbul jika tidak patuh terhadap pengobatan.
Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tetang pengaruh peran petugas kesehatan
hipertensi ?
Puskesmas Mentikan.